Disusun oleh :
KELOMPOK 5
S 1 MANAJEMEN
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
karuniaNya yang diberikan kepada kita semua sebagai umatnya. Kami kelompok 5 dapat
menyusun makalah dengan judul “Peranan Dan Perkembangan APBN (Anggara
Pendapatan dan Belanja Negara) di Indonesia” untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perekonomian Indonesia yang memiliki suatu muatan soft skill yang membuat kita
menjadi diri yang mandiri.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dan memberikan manfaat dalam hidup kita nantinya .Dari
lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa, makalah yang kami buat masih jauh
dari sempurna . Oleh sebab itulah tidak ada salahnya saya mengharapkan berbagai kritik dan
saran yang membangun untuk lebih baik kedepannya.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Pengertian APBN.............................................................................................................5
2.1.2 Peran APBN di Indonesia..............................................................................................6
2.1.3 Fungsi dan Tujuan APBN.............................................................................................7
2.1.4 Proses dan Pelaksanaan APBN.....................................................................................8
2.1.5 Struktur APBN..............................................................................................................9
2.1.6 Dampak APBN Dalam Kegiatan Perekonomian.........................................................11
2.2 Perkembangan APBN di Indonesia...........................................................................12
2.3 Kebijakan Maupun Hasilnya Mulai ORLA Hingga KIB (Orde Baru)......................24
BAB III.....................................................................................................................................27
KASUS.....................................................................................................................................27
3.1 Kasus e-KTP Jadi Bukti APBN Masih Jadi Bancakan DPR.................................................27
Daftar Panjang Penerima Uang Korupsi e-KTP hingga Jutaan USD..............................28
BAB IV....................................................................................................................................31
PENUTUP................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................32
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat APBN, adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat. APBN adalah wujud dari pengelolaan keuangannegara yang merupakan instrumen
bagi pemerintah untuk mengatur pengeluarandan penerimaan negara dalam rangka
membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan danpembangunan, mencapai pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional,mencapai stabilitas perekonomian, dan
menentukan arah serta prioritas pembangunan secaraumum. APBN memuat Rencana
Penerimaan dan Rencana Belanja Negara dalam satu tahun anggaran. Penerimaan perpajakan
merupakan salah satu dari unsur peneriman negara dan Hibah dalam APBN.
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia.
2. Untuk mengetahui peranan APBN bagi perekonomian Indonesia.
3. Untuk mengetahui perkembangan APBN di Indonesia.
4. Untuk mengetahui kebijakan maupun hasilnya mulai ORLA hingga KIB.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian APBN
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) merupakan rencana keuangan tahunan
pemerintah Negara Indonesia. Perencanaan tersebut dibuat oleh pemerintah yang berisi
tentang perencanaan penerimaan dan pengeluaran yang akan dipergunakan negara selama
satu tahun (terhitung 1 Januari-31 Desember). Tetapi setelah perencanaan tersebut telah
dibuat, harus disetujui oleh DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat untuk dilaksanakan.
Setiap tahun pemerintah menyusun APBN. Landasan hukum serta tata cara penyusunan
APBN terdapat di dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 1, 2 dan 3. Pada pasal 23 ayat 1 UUD 1945
disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan Negara ditetapkan setiap tahun dengan undang - undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besanya kemakmuran
rakyat. Pada pasal 23 ayat 2 disebutkan bahwa Rancangan undang-undang anggaran
pendapatan dan belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. Pada pasal 23 ayat 3 disebutkan
apabila DPR tidak menyetujui RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan Negara) yang
diusulkan Presiden, pemerintah menjalankan APBN tahun lalu.
Pendapatan yang diterima oleh suatu negara akan dirinci dan selanjutnya akan dibuat
pengalokasian pada keperluan belanja negara. Hal tersebut diharapkan dapat memaksimalkan
penggunaan dana untuk keperluan-keperluan dalam hal pembangunan dan kemajuan negara.
Pengelolaan APBN yang baik akan menjadi kunci keberhasilan pencapaian kesejahteraan
masyarakat negara tersebut. Untuk itu diperlukan komitmen, konsisten, dan tanggung jawab
dari semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan APBN tersebut.
5
2.1.2 Peran APBN di Indonesia
Selain itu APBN juga berperan sebagai alat Stabilisasi Ekonomi, yakni :
6
2.1.3 Fungsi dan Tujuan APBN
Tujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan negara
agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan
kenegaraan demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja,
menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum, pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi serta pada akhirnya ditujukan untuk tercapainya masyarakat adil dan makmur
material maupun spiritual berdasarkan sila ke 5 dari Pancasila dan UUD 1945.
7
Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan
efektivitas perekonomian.
Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan
Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Dalam pelaksanaannya belum tentu berjalan sempurna sehingga akan diadakan revisi atas
APBN yang dilakukan dalam Peraturan Presiden. Proses tersebut dimulai dari pemerintah
yang akan mengajukan RUU Revisi APBN, kemudian harus diserahkan kepada DPR dan
disetuji oleh DPR baru bisa digunakan lagi. Untuk revisi APBN harus diajukan dengan batas
waktu paling lambat akhir maret. Untuk pengeluaran diluar anggaran atau yang belum
tersedia anggarannya dapat diberlakukan apabila dalam keadaan darurat contohnya Bencana
Alam.
Setelah masa penggunaan APBN ini habis atau setelah 31 Desember Presiden harus
menyampaikan RUU mengenai pertanggung jawaban pelaksanaan APBN. Pertanggung
8
jawaban ini dibuat dalam bentuk Laporan Keuangan, Jadi bukan Cuma perusahaan yang
punya laporan keuangan tapi Negara juga punya. Laporan keuangan yang dibuat Presiden ini
harus diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Harus diserahkan selambat-lambatnya 6
bulan setelah masa anggaran berakhir.
1. Pendapatan Negara
Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh
masyarakat di suatu negara selama satu tahun, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan
warga negara asing yang ada di wilayah negara tersebut.
Produk Nasional Bruto adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
suatu negara selama satu tahun, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
negara tersebut yang berada di Negara lain.
Produk Nasional Neto adalah jumlah nilai barang dan jasa yang diperoleh dengan cara
mengurangi GNP dengan penyusutan (depresiasi).
Pendapatan Nasional Neto adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima masyarakat
sebagai balas jasa faktor produksi selama satu tahun setelah dikurangi pajak tidak
langsung (indirect tax).
Pendapatan Perseorangan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang
dalam masyarakat.
Pendapatan Bebas adalah pendapatan yang sudah menjadi hak mutlak bagi penerimanya.
Jadi, pendapatan bebas adalah pendapatan yang sudah siap untuk dibelanjakan.
Selain yang diatas, pendapatan Negara yang rutin didapat dalam pertahun adalah dari sisa
anggaran pendapatan tahun lalu, kontribusi-kontibusi yang meliputi; dana Subsidi,
pembayaran PBB, dan pajak daerah. Pajak daerah yaitu pajak yang didapat dari daerah-
daerah, didapat dari pembayaran Pajak Hotel dan Restoran, Pajak Pemotongan Hewan, Pajak
Reklame ( barang maupun jasa), Pajak Penerangan Jalan ( lampu-lampu jalan kota dan
daerah), Pajak Pendaftaran Perusahaan.
9
Pendapatan Negara juga masuk dari Restribusi daerah seperti retribusi Bus dan Taksi,
Retribusi Parkir, Retribusi Parkir, Retribusi Pasar dan Sewa Kios, tempat rekreasi dan lain
lain.
2. Pengeluaran Negara
Pengeluaran yang rutin dilakukan Negara adalah Pembayaran gaji pegawai dan pensiun,
belanja barang, subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak), subsidi non BBM, belanja hibah,
pembelian Mesin dan Peralatan, perbaikan dan pemeliharaan barang, perjalanan dinas dan
transportasi.
Dana yang digunakan untuk pembangunan dan Alokasi membutuhkan biaya yang besar,
pembangunan yang sering dilakukan pemerintahan biasanya diutamakan untuk kepentingan
masyarakat dan kebutuhan negara. Dana untuk membangun sekolah negeri, membantu dana
untuk pembangunan ruang kelas, perlengkapan kelas, dan bahkan laboratorium yang tercatat
dalam APBN.
Dalam pembangunan jalan, jembatan untuk memudahkan urusan negara dan transportasi
masyarakat merupakan tanggunng jawab pemerintahan yang membutuhkan biaya besar.
10
2.1.6 Dampak APBN Dalam Kegiatan Perekonomian
Peningkatan sumber daya manusia yang dapat menerapkan teknologi tinggi dalam proses
produksi, sehingga hasil-hasil produksi semakin meningkat. Peningkatan produksi yang tidak
dikonsumsi akan meningkatkan tabungan masyarakat. Akhirnya, peningkatan tabungan akan
meningkatkan investasi sehingga semakin banyak barang dan jasa yang tersedia bagi
masyarakat
APBN disusun pengalokasian dana pembangunan dapat berjalan seimbang. Namun dalam
penerapannya tidak jarang anggaran pembangunan melebihi anggaran penerimaan sehingga
belum menutupi secara biaya kebutuhan negara secara keseluruhan. Lalu dari mana mendapat
dana untuk menutupi kekeurangan? Biasanya mengandalkan pinjaman dari luar Negeri. Jadi
hutang terus bertambah, Namun saat ini pemerintah sedang memperbesar tabungan
pemerintah. Sampai saat ini tabungan pemerintah telah lebih besar dari jumlah pinjaman luar
negeri sehingga Negara tidak memiliki ketergantungan terhadap sumber daya lain. Sejauh ini
upaya pemerintah dalam mencegah terjadinya defisit adalah dengan menguatkan sektor migas
dan Mempertinggi Tarif Pajak selain itu Indonesia juga memperkuat relasi dengan Organisasi
internasional agar dapat memperoleh pinjaman dana dari luar negeri.
11
2.2 Perkembangan APBN di Indonesia
12
Asumsi dasar makro adalah indicator utama ekonomi makro yang digunakan
sebagai acuan dalam menyusun postur APBN. Asumsi dasar makroekonomi sangat
berpengarus terhadap besaran komponen dalam struktur APBN. Asumsi dasar
makroekonomi terdiri atas 7 indikator utama yaitu: (1) Pertumbuhan Ekonomi, (2)
Inflasi, (3) Nilai Tukar Rupiah terhadap dollar US, (4) Suku Bunga SPN 3 Bulan, (5)
Harga Minyak Mentah Indonesia, (6) Lifting Minyak Indonesia dan (7) Lifting Gas.
Besaran angka setiap jenis pendapatan negara, belanja negara, dan pembiayaan
anggaran dihitung berdasarkan indicator asumsi dasar makroekonomi yang terkait
serta parameter pendukung lainnya.
13
14
PENDAPATAN NEGARA
Target pendapatan negara di tahun 2020 merupakan target yang optimal namun tetap
realistis untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan namun tetap mampu adaptif
menghadapi risiko perekonomian.
15
BELANJA PEMERINTAH PUSAT
(triliun rupiah)
Belanja Pemerintah Pusat naik Rp13,5 T dari RAPBN 2020. Terdiri dari kenaikan belanja
Kementerian/Lembaga (K/L) Rp25 T dan penurunan belanja Non-K/L Rp11,5 T.
16
17
18
19
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
(triliun rupiah)
Pada APBN 2020 dialokasikan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) mencapai
Rp856,9 triliun. TKDD tersebut terdiri dari Transfer ke Daerah sebesar Rp784,9 triliun dan
Dana Desa sebesar Rp72 triliun.
20
Dana Insentif Daerah (15 T)
Memperkuat DID sebagai instrument insentif yang lebih focus untuk meningkatkan
daya saing dan perbaikan kinerja daerah
Penguatan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan DID di daerah
Memperbaiki tata kelola dana otonomi khusus dan dana tambahan infrastuktur Prov.
Papua dan Papua Barat dengan memperkuat peran APIP dalam mengawasi dan
memberikan rekomendasi penyaluran
Meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi Dana
Keistimewaan DIY
21
DEFISIT APBN2020
(triliun rupiah)
1. APBN tahun 2020 diproyeksikan mengalami defisit sebesar Rp307,2 triliun atau
sebesar 1,76 persen terhadap PDB (sama dengan defisit RAPBN tahun 2020).
2. Upaya menjaga keberlanjutan fiskal juga terlihat dari defisit keseimbangan primer
yang mendekati nol sebesar minus Rp12 triliun. Tren penurunan menuju positif ini
memberikan bukti kuat, sekaligus sinyal positif bahwa pengelolaan APBN selama ini
telah berada pada jalur positif.
3. Rasio defisit APBN dan defisit keseimbangan primer ini merupakan yang terendah
dalam enam tahun terakhir.
22
Penurunan Pembiayaan Utang sebagai Upaya menjaga kesinambungan fiskal
PEMBIAYAAN ANGGARAN
(triliun rupiah)
Untuk menutup defisit APBN tahun 2020, pembiayaan anggaran sebesar Rp307,2 triliun atau
turun 1,15 persen dari outlook APBN tahun 2019. Pembiayaan anggaran berasal dari
pembiayaan utang baik berupa Surat Berharga Negara (SBN) Konvensional dan Surat
23
Berharga Syariah Negara (SBSN), pembiayaan utang tersebut tumbuh negatif sebesar minus
5,88 persen dari outlook APBN tahun 2019. Selain itu pembiayaan anggaran juga untuk
kegiatan investasi. Pembiayaan investasi tahun 2020 ditujukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, percepatan pembangunan infrastruktur, juga mendorong ekspor nasional dan
meningkatkan daya saing bangsa.
24
2.3 Kebijakan Maupun Hasilnya Mulai ORLA Hingga KIB (Orde Baru)
Secara sederhana kebijakan moneter adalah peraturan ataupun keputusan yang diambil
pemerintah demi mempengaruhi perkembangan faktor – faktor moneter agar sesuai dengan
target yang ingin dicapai. Faktor – faktor moneter yang dipengaruhi di sini adalah
Secara bahasa, kebijakan moneter terdiri dari kata kebijakan dan moneter. Kebijakan di sini
bisa memiliki sebuah arti pemikiran, keahlian dan kepandaian yang dirangkai untuk membuat
rencana dalam menjalankan suatu pekerjaan. Kata moneter sendiri juga bisa diartikan uang
atau hal yang berkaitan dengan uang. Nah, jika disatukan kebijakan moneter berarti sesuatu
yang didesain dengan pemikiran untuk mengatur masalah uang.
Dalam penggunaan kebijakan ini, pemerintah berusaha mengatasi masalah ekonomi seperti
inflasi, pengangguran dan kelancaran perdagangan internasional. Nah, keputusan penggunaan
kebijakan moneter berbeda tergantung negaranya. Di Indonesia, kebijakan moneter ada
ditangan Bank Indonesia. Pemerintah hanya perlu menyetujui ataupun menolak ajuan
kebijakan dari BI.
Kebijakan pada saat orde lama dinamakan Kebijakan Moneter karena, keadaan ekonomi
keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh :
25
a. Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang
secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI
menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche
Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.
Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for
Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di
daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga
mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai
pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang
beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga
b. Adanya blockade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup
pintu perdagangan luar negeri RI.
c. Kas Negara kosong.
d. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan
Kebijakan-kebijakan ekonomi pada masa itu dituangkan pada Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (RAPBN), yang pada akhirnya selalu disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) untuk disahkan menjadi APBN. Format APBN pada masa Orde baru
dibedakan dalam penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan terdiri dari penerimaan rutin dan
penerimaan pembangunan serta pengeluaran terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan. Sirkulasi anggaran dimulai pada 1 April dan berakhir pada 31 Maret tahun
berikutnya. Kebijakan yang disebut tahun fiskal ini diterapkan seseuai dengan masa panen
petani, sehingga menimbulkan kesan bahwa kebijakan ekonomi nasional memperhatikan
petani.
APBN pada masa itu diberlakukan atas dasar kebijakan prinsip berimbang, yaitu anggaran
penerimaan yang disesuaikan dengan anggaran pengeluaran sehingga terdapat jumlah yang
sama antara penerimaan dan pengeluaran. Hal perimbangan tersebut sebetulnya sangat tidak
mungkin, karena pada masa itu pinjaman luar negeri selalu mengalir. Pinjaman-pinjaman luar
negeri inilah yang digunakan pemerintah untuk menutup anggaran yang defisit.
Ini artinya pinjaman-pinjaman luar negeri tersebut ditempatkan pada anggaran penerimaan.
Padahal seharusnya pinjaman-pinjaman tersebut adalah utang yang harus dikembalikan, dan
26
merupakan beban pengeluaran di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pada dasarnya
APBN pada masa itu selalu mengalami defisit anggaran.
Penerapan kebijakan tersebut menimbulkan banyak kritik, karena anggaran defisit negara
ditutup dengan pinjaman luar negeri. Padahal, konsep yang benar adalah pengeluaran
pemerintah dapat ditutup dengan penerimaan pajak dalam negeri. Sehingga antara
penerimaan dan pengeluaran dapat berimbang. Permasalahannya, pada masa itu penerimaan
pajak sangat minim sehingga tidak dapat menutup defisit anggaran.
Namun prinsip berimbang ini merupakan kunci sukses pemerintah pada masa itu untuk
mempertahankan stabilitas, khususnya di bidang ekonomi. Karena pemerintah dapat
menghindari terjadinya inflasi, yang sumber pokoknya karena terjadi anggaran yang defisit.
27
BAB III
KASUS
3.1 Kasus e-KTP Jadi Bukti APBN Masih Jadi Bancakan DPR
Kasus e-KTP melibatkan banyak nama besar di Indonesia. Dalam dakwaan jaksa Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), tercatat ada 70 nama terlibat dalam proyek senilai Rp 5,9 triliun
tersebut. Dana yang dikorupsi hampir setengahnya, yakni Rp 2,3 triliun.
"Memang sampai sekarang pun masih ada celah di APBN," ungkap Direktur Institute for
Development of Economic and Finance (Indef), Enny Sri Hartati kepada detikFinance, Jumat
(10/3/2017).
Enny menilai penyalahgunaan anggaran terjadi karena pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) tidak menjalankan peran dengan benar. Pemerintah adalah pihak yang mengajukan dan
pelaksana anggaran. Sementara DPR menyetujui serta mengawasi anggaran.
"Kalau pemerintah mengajukan anggaran, yang harus diteliti DPR adalah outcome-nya. Apakah
anggaran itu akan berdampak ke masyarakat atau tidak," jelasnya.
Dalam proses pembahasan anggaran, memang ada perdebatan yang terjadi. Akan tetapi itu sifatnya
politik anggaran. Perang DPR paling signifikan harus ada ketika pengawasan ketika APBN itu
berjalan.
"Pengawasan anggaran berjalan itu tidak pernah benar-benar terjadi," tegas Enny.
Area paling rawan dalam APBN adalah ketika adanya proyek yang bersifat kontrak tahun jamak. Ada
28
kecenderungan anggaran membengkak dari yang diproyeksi saat awal diajukan. Kesalahan
pemerintah menurut Enny karena tidak adanya standar yang jelas dalam penganggaran.
"Karena nggak pernah ada standar biaya minimum dan outcome yang jelas. Misalnya bendungan, ada
biaya standar minimum sehingga tidak membengkak. Kemudian output yang penting itu enggak
pernah terdefinisi," paparnya.
"Makanya ada ruang dan peluang untuk melakukan transaksional. Jadi seolah-olah DPR memegang
hal persetujuan anggaran, sehingga untuk bisa dipersetujui itu, harus menerima haknya,"
tandasnya. (mkj/ang)
Dalam surat dakwaan yang dibacakan jaksa KPK di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (PN
Tipikor) Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (9/3/2017), 2 terdakwa, yaitu Irman
dan Sugiharto, juga menerima uang. Irman mengantongi Rp 2.371.250.000 dan USD 877.700 serta
SGD 6 ribu, sedangkan Sugiharto mendapatkan USD 3.473.830.
"Selain memperkaya diri sendiri, perbuatan para terdakwa juga memperkaya orang lain dan
korporasi," ucap jaksa KPK.
Berikut ini para pihak yang disebut jaksa KPK menerima aliran dana proyek e-KTP dalam surat
dakwaan:
29
1. Gamawan Fauzi USD 4,5 juta dan Rp 50 24. M Jafar Hapsah USD 100 ribu
juta 25. Ade Komarudin USD 100 ribu
2. Diah Anggraini USD 2,7 juta dan Rp 22,5 26. Abraham Mose, Agus Iswanto, Andra
juta Agusalam, dan Darma Mapangara selaku
3. Drajat Wisnu Setyaan USD 615 ribu dan Rp direksi PT LEN Industri masing-masing Rp 1
25 juta miliar
4. 6 orang anggota panitia lelang masing- 27. Wahyudin Bagenda selaku Direktur Utama
masing USD 50 ribu PT LEN Industri Rp 2 miliar
5. Husni Fahmi USD 150 ribu dan Rp 30 juta 28. Marzuki Ali Rp 20 miliar
6. Anas Urbaningrum USD 5,5 juta 29. Johanes Marliem USD 14,880 juta dan Rp
7. Melcias Marchus Mekeng USD 1,4 juta 25.242.546.892
8. Olly Dondokambey USD 1,2 juta 30. 37 anggota Komisi II lain seluruhnya
9. Tamsil Lindrung USD 700 ribu berjumlah USD 556 ribu, masing-masing
10. Mirwan Amir USD 1,2 juta mendapatkan uang USD 13-18 ribu
11. Arief Wibowo USD 108 ribu 31. Beberapa anggota tim Fatmawati yaitu
12. Chaeruman Harahap USD 584 ribu dan Rp Jimmy Iskandar Tedjasusila alias Bobby, Eko
26 miliar Purwoko, Andi Noor, Wahyu Setyo, Benny
13. Ganjar Pranowo USD 520 ribu Akhir, Dudi, dan Kurniawan masing-masing
14. Agun Gunandjar Sudarsa selaku anggota Rp 60 juta
Komisi II dan Banggar DPR USD 1,047 juta 32. Manajemen bersama konsorsium PNRI Rp
15. Mustoko Weni USD 408 ribu 137.989.835.260
16. Ignatius Mulyono USD 258 ribu 33. Perum PNRI Rp 107.710.849.102
17. Taufik Effendi USD 103 ribu 34. PT Sandipala Artha Putra Rp
18. Teguh Djuwarno USD 167 ribu 145.851.156.022
19. Miryam S Haryani USD 23 ribu 35. PT Mega Lestari Unggul yang
20. Rindoko, Nu'man Abdul Hakim, Abdul merupakan holding company PT Sandipala
Malik Haramaen, Jamal Aziz, dan Jazuli Artha Putra Rp 148.863.947.122
Juwaini selaku Kapoksi pada Komisi II DPR 36. PT LEN Industri Rp 20.925.163.862
masing-masing USD 37 ribu 37. PT Sucofindo Rp 8.231.289.362
21. Markus Nari Rp 4 miliar dan USD 13 ribu 38. PT Quadra Solution Rp
22. Yasonna Laoly USD 84 ribu 127.320.213.798,36
23. Khatibul Umam Wiranu USD 400 ribu
30
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) merupakan rencana keuangan tahunan
pemerintah Negara Indonesia. Perencanaan tersebut dibuat oleh pemerintah yang berisi
tentang perencanaan penerimaan dan pengeluaran yang akan dipergunakan negara selama
satu tahun (terhitung 1 Januari-31 Desember). Tetapi setelah perencanaan tersebut telah
dibuat, harus disetujui oleh DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat untuk dilaksanakan.
APBN berperan sebagai alat mobilisasi dana investasi, APBN di negara-negara yang
sedang berkembang adalah sebagai alat untuk memobilisasi dana investasi dan bukannya
sebagai alat untuk mencapai sasaran stabilisasi jangka pendek.
Dalam perkembangan APBN, terdapat Kebijakan fiskal. Itu akan diarahkan untuk
mendukung akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas sumber daya
manusia. Berbagai kebijakan di bidang pendidikan dan kesehatan akan dilakukan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar siap berkompetisi dan beradaptasi dengan
kemajuan industri dan teknologi. Acuan dalam menyusun postur APBN yaitu dengan asumsi
dasar makro yang merupakan indikator utama ekonomi makro.
Selain itu, perkembangan APBN pada orde lama pemerintah berusaha mengatasi masalah
ekonomi seperti inflasi, pengangguran dan kelancaran perdagangan internasional. Sedangkan,
pada orde baru APBN diberlakukan atas dasar kebijakan prinsip berimbang, yaitu anggaran
penerimaan yang disesuaikan dengan anggaran pengeluaran sehingga terdapat jumlah yang
sama antara penerimaan dan pengeluaran
32
DAFTAR PUSTAKA
www. Google.com
www.staffsite.gunadarma.ac.id
www. Wikipedia.com
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3443496/kasus-e-ktp-jadi-bukti-apbn-masih-jadi-
bancakan-dpr
33