Anda di halaman 1dari 13

Peranan Mulsa Dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil

Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.)
Mulyadi Nurdin1, Khaidir1 dan Munazar1
1
Program StudiAgroekoteknologi, FakultasPertanian, UniversitasMalikussaleh
Jl. Cot TengkuNieReuleut, MuaraBatu, Aceh Utara
Email : mulyadinurdin02@gmail.com

ABSTRACT
Peanut is secondary crops that has the opportunity to develop agro-
industry to improve economy sector. In order to assure plants to grow optimally
and produce well, it is necessary to provide mulching and organic fertilizer. This
study aims to determine of peanut growth and yield using mulching and organic
fertilizers. The results showed that mulching giving a very significant effect on
plant height at the age of plants 2, 4, 6 and 8 week after planting (WAP) and had
a significant effect on the number of leaves at 4 MAP and on the number of plant
pods. While the administration of organic fertilizer has a very significant effect on
the observation of plant height 2 MAP and number of pods. The interaction
between the two factors had a significant effect on the observation of the number
of pods and plant height at the age of plants 2 and 8 WAP and had a very
significant effect on observing plant height at 6 WAP.

ABSTRAK
Kacang tanah merupakan tanaman palawija yang berpeluang dalam
pengembangan agroindustri dalam peningkatkan sector ekonomi. Agar tanaman
tumbuh secara optimal dan berproduksi dengan baik diperlukan pemberian mulsa
dan pupuk organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbunan dan
hasil tanaman kacang tanah dengan penggunaan mulsa dan pupuk organik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor pemberian mulsa berpengaruh sangat nyata
terhadap tinggi tanaman pada umur tanaman 2, 4, 6 dan 8 MST dan berpengaruh
nyata terhadap jumlah daun pada 4 MST dan terhadap jumlah polong pertanaman.
Sedangkan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata pada pengamatan
tinggi tanaman 2 MST dan jumlah polong. Interaksi antara kedua faktor
memberikan pengaruh nyata pada pengamatan jumlah polong dan tinggi tanaman
pada umur tanaman 2 dan 8 minggu setelah tanam (MST) dan berpengaruh sangat
nyata pada pengamatan tinggi tanaman pada 6 MST.

Kata kunci : kacang tanah, mulsa, pupuk organic

52
I. PENDAHULUAN agar pemakaian pupuk organik dapat
meningkatkan hasil produksi yaitu
Tanaman kacang tanah
dengan memadukan pupuk organik
(Arachis hypogaea, L) telah
kandang sapi dengan penggunaan
dilakukan penanaman di Indonesia
mulsa jerami.
pada awal abad ke-18 yaitu varietas
tipe menjalar (Wijaya, 2011).
Pemakaian mulsa jerami dapat
Kacang tanah sangat berperan
meningkatkan kelembaban tanah
sebagai sumber pendapatan bagi
sehingga aktivitas mikroorganisme
petani, karena memiliki peluang
dalam tanah dapat meningkat. Mulsa
pengembangan agroindustri dalam
merupakan material penutup
mendukung pembangunan
tanaman budidaya yang
perekonomian daerah yang efisien
dimaksudkan untuk menjaga
dan efektif, juga dapat menekan
kelembaban tanah serta menekan
kemiskinan bagi rumah tangga petani
pertumbuhan gulma dan penyakit
dan kelompok masyarakat
sehingga membuat tanaman tersebut
berpendapatan rendah.
tumbuh dengan baik dan optimal.
Teknologi pemulsaan dapat
Saat ini bahan pangan,
mencegah evaporasi, dalam hal ini
terutama sayuran yang
air yang menguap dari permukaan
dibudidayakan secara organik mulai
tanahakan ditahan oleh bahan mulsa
digandrungi masyarakat. Mereka
dan jatuh kembali ke tanah,
mimilih makanan ini karena lebih
akibatnya lahan yang ditanami tidak
sehat dan lebih aman dari residu
akan kekurangan air karena
pestisida yang mengandung bahan
penguapan air ke udara hanya
kimia berbahaya. Bahan organik
terjadi melalui proses transpirasi
dihasilkan dari budidaya yang
(Lesmana, 2010). Mulsa dapat
dilakukan secara organik, yaitu
berperan mengubah keadaan iklim
hanya dipupuk menggunakan
mikro yang dapat mempengaruhi
kompos dan pupuk organik lainnya.
sifat tanah, menguntungkan untuk
Kandungan hara kompos terbilang
pertumbuhan, perkembangan dan
lengkap karena mengandung unsur
peningkatan hasil tanaman
hara makro sekaligus unsur hara
(Soewardjo, 1981).
mikro. Namun, jumlahnya relatif
kecil sehingga untuk bisa memenuhi
Kotoran sapi memiliki nilai
kebutuhan tanaman diperlukan
ekonomis karena termasuk pupuk
kompos dalam jumlah banyak.
organik yang dibutuhkan oleh semua
jenis tumbuh-tumbuhan. Pupuk
Namun yang terjadi sekarang
kandang selain mengandung unsur-
ini pertanian secara organik masih
unsur zat hara serta mineral juga bisa
memiliki kendala dalam hal
memperbaiki struktur tanah seperti
peningkatan produksi tanaman
halnya pupuk kompos (Rahardi et
seperti kita ketahui pertanian secara
al., 1981). Keunggulan pupuk
organik membutuhkan jumlah pupuk
kandang sebenarnya tidak terletak
yang yang banyak untuk memenuhi
pada kandungan unsur hara karena
kebutuhan unsur hara bagi tanaman
sesungguhnya pupuk kandang
selain itu pupuk organik juga lama
memiliki kandungan hara yang
tersedia bagi tanaman, maka perlu
rendah. Kelebihannya ialah pupuk
dilakukan penelitian mengenai hal ini
53
kandang dapat meningkatkan humus, Kelompok (Rak) pola faktorial
memperbaiki struktur tanah, dan adalah :
meningkatkan kehidupan Yijk = µ + αi + βj + (MP)pk + ∑ijk
mikroorganisme pengurai
dimana :
(Zulkarnain, 2009).
Yijk = Hasil pengamatan
II. BAHAN DAN METODE faktor mulsa ke-i dan
pupuk organik ke-j dan
Penelitian ini dilaksanakan di
ulangan ke-k
desa Paya Puenteut Kecamatan
µ = Nilai Tengah
Muara Dua Kota Lhokseumawe.
αi = Pengaruh faktor mulsa
Penelitian ini dimulai dari bulan
(M)
September sampai dengan November
βj = Pengaruh faktor
2015.
pupuk (P)
MPpk = Interaksi dari faktor
Bahan yang digunakan dalam
mulsa dan faktor pupuk
penelitian ini adalah benih kacang
organik
tanah, pupuk organik (kotoran sapi),
∑ijk = Pengaruh acak
jerami padi dan sekam padi. Alat
yang digunakan yaitu : parang,
Data diuji dengan analisis
cangkul, meteran, leaf area meter,
ragam, apabila terjadi perbedaan
dan timbangan analitik.
dilakukan uji lanjut dengan
menggunakan Duncan’s Multiple
Penelitian ini menggunakan
Range Test (DMRT) pada taraf 5%
rancangan acak kelompok (RAK)
pola faktorial, ada dua faktor yang
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
diteliti yaitu : jenis mulsa (M) dan
tingkat pemberian mulsa dan pupuk
Rekapitulasi hasil analisis
organik (O).
ragam menunjukan bahwa faktor
1. Faktor mulsa (M) terdiri
pemberian mulsa berpengaruh sangat
dari 3 taraf yaitu :
nyata terhadap tinggi tanaman pada
M0 = tanpa mulsa
umur tanaman 2, 4, 6, dan 8 MST
M1 = mulsa jerami
dan berpengaruh nyata terhadap
M2 = mulsa sekam padi
jumlah daun pada 4 MST dan
2. Faktor pemberian pupuk
terhadap jumlah polong pertanaman.
organik (P) terdiri dari 4
Faktor pemberian pupuk
taraf yaitu :
berpengaruh sangat nyata pada
P0 = kontrol/ tanpa
pengamatan tinggi tanaman 2 MST
penggunaan pupuk organik
dan jumlah polong. Interaksi antara
P1 = penggunaan pupuk
kedua faktor memberikan pengaruh
kandang sapi 2 kg/bedeng
nyata pada pengamatan jumlah
P2 = penggunaan pupuk
polong dan tinggi tanaman umur
kandang sapi 3 kg/bedeng
tanaman 2 dan 8 MST dan
P3 = Penggunaan pupuk
berpengaruh sangat nyata pada
kandang sapi 4 kg/ bedeng
pengamatan tinggi tanaman 6 MST
(Tabel 1)
Model matematika yang
digunakan untuk Rancangan Acak

54
Tabel 1. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh pemberian mulsa (M) dan
pemberian pupuk organik (P) serta interaksinya terhadap pengamatan
tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, jumlah polong
dan berat 100 biji.
Pemberian mulsa Pemberian pupuk Interaksi KK
Tolok ukur (M) (P) (MXP) (%)
Tinggi tanaman **
2 MST ** ** * 8, 92
4 MST ** tn tn 13,61
6 MST ** tn ** 4,92
8 MST ** tn * 2,18
Jumlah daun
2 MST tn tn tn 11,12
4 MST * tn tn 7,71
6 MST tn tn tn 6,89
8 MST tn tn tn 7,91
Panjang daun
2 MST tn tn tn 12,19
4 MST tn tn tn 11,65
6 MST tn tn tn 11,1
8 MST tn tn tn 8,84
Lebar daun
2 MST tn tn tn 13,35
4 MST tn tn tn 6,77
6 MST tn tn tn 8,89
8 MST tn tn tn 10,1
Jumlah Polong * ** ** 14,65
Berat 100 Biji tn tn tn 12,86
Keterangan :
** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = tidak berbeda nyata, KK =
koefisien keragaman

3.1. Tinggi Tanaman pada umur tanaman 4 MST. Rata-


rata tinggi tanaman kacang tanah
Hasil analisis ragam
pada umur 2, 4, 6, dan 8 minggu
menunjukan bahwa perlakuan
setelah tanam akibat penggunaan
penggunaan mulsa dan pupuk
mulsa yang berbeda dan pupuk
kandang sapi berpengaruh terhadap
kandang disajikan pada Tabel 2.
tinggi tanaman pada umur 2, 4, 6 dan
8 MST dan tidak terjadi interaksi

55
Tabel 2. Rata-Rata Tinggi tanaman Kacang Tanah Akibat Penggunaan Mulsa
Yang Berbeda dan Dosis Pupuk Kandang Pada Umur 2, 4,6, dan 8
Minggu Setelah Tanam.
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)
2 MST 4 MST 6 MST 8 MST
MOP0 13,80 d 16,17 a 18,73 21,03
M0P1 16.83 b 18,40 a 20,50 23,00
M0P2 18,80 b 16,83 a 21,53 23,73
M0P3 19,87 b 21,20 a 21,93 23,93
M1P0 18,13 b 18,70 a 22,17 24,10
M1P1 15,30 c 20,70 a 20,40 22,60
M1P2 15,27 c 21,90 a 21,70 23,80
M1P3 20,43 a 23, 70 a 22,37 23,97
M2P0 19,17 ab 21,70 a 23,30 25,20
M2P1 20,70 a 23,37 a 24,90 26,37
M2P2 18,50 b 20,23 a 22,10 24,50
M2P3 20,13 a 22, 57 a 23,53 26,27
Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 0,05 %.

Tabel 2 menunjukan bahwa aktivitas mikroorganisme tanah telah


pada penggunaan mulsa dan aktif dalam mendekomposisi bahan
pemberian pupuk kandang organik untuk mensuplai kebutuhan
mempengaruhi pertumbuhan unsur hara yang dibutuhkan pada
terhadap tinggi tanaman pada umur pertumbuhan organ vegetatif
2, 4, 6, dan 8 MST. Umumnya tanaman (Noorhadi, 2003). Hal ini
tanaman tertinggi dijumpai pada dikarenakan penggunaan pupuk
perlakuan penggunaan mulsa sekam kandang sapi sudah efisien dan unsur
padi (M2) dan pemberian pupuk hara yang ada di dalam tanah cukup
kandang sapi 2 kg (P1) baik pada tersedia bagi tanaman unsur hara
umur 2, 4, 6 dan 8 MST, hal ini Nitrogen.
dikarenakan pemberian mulsa sekam
padi mampu meningkatkan dan
3.2. Jumlah Daun
mempertahankan kelembaban agar
suhu tanah tidak terlalu panas dan Hasil analisis ragam
tidak terlalu dingin. menunjukan bahwa perlakuan
penggunaan mulsa tidak berbeda
Nurhayati Hakim et al., (1986) nyata terhadap jumlah daun tanaman
menjelaskan bahwa salah satu tujuan pada umur 2 MST dan berbeda nyata
pemberian mulsa sekam padi adalah pada umur 4 MST serta kembali
menghambat penguapan yang cukup tidak berbeda nyata pada umur 2, 4,
tinggi khususnya pada daerah-daerah 6, dan 8 MST. Rata-rata jumlah daun
tropis. Mulsa yang berasal dari tanaman kacang tanah pada umur 2,
tanaman padi mampu mengurangi 4, 6, dan 8 MST akibat penggunaan
pertumbuhan gulma dan dapat mulsa yang berbeda dapat dilihat
menjaga kestabilan kelembaban pada Tabel 3.
dalam tanah sehingga mendorong

56
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Akibat Penggunaan Mulsa yang
Berbeda dan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Pada Umur 2, 4, 6, dan 8
MST.
Perlakuan Jumlah Daun (Helai)

Mulsa 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST


MO 33,33 a 46,58 c 61,67 a 89,17 a
M1 34,67 a 49,67 b 62,50 a 92,42 a
M2 35,92 a 51,50 a 62,25 a 93,83 a
Pupuk
P0 35,11 a 49,44 a 62,56 a 88,89 a
P1 34,00 a 48,44 a 63,33 a 92,78 a
P2 34,33 a 48,44 a 63,56 a 92,22 a
P3 35,11 a 50,22 a 63,11 a 93,33 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 0,05 %.

Tabel 3 menunjukan bahwa dapat dijadikan sebagai indikator


perlakuan penggunaan mulsa tidak untuk menentukan pertumbuhan
berbeda nyata terhadap jumlah daun kacang tanah . Pembentukan daun
tanaman pada umur 2 MST dan berawal dari pembelahan sek yang
berbeda nyata pada umur 4 MST terjadi didekat apeks tajuk yang
serta kembali tidak berbeda nyata kemudian diikuti primordiannya
pada umur 6 dan 8 MST. Namun (Salisbury, 1995).
jumlah daun terbanyak dijumpai
pada perlakuan penggunaan mulsa Peningkatan jumlah daun yang
sekam padi (M2) hal ini diduga disebkan oleh peranan dari unsur N
karena suhu tempat tumbuh tanaman yang terdapat dalam pupuk kandang
sudah ideal untuk pertumbuhan Hartatik (2006), menyatakan
kacang tanah sehingga fungsi mulsa nitrogen yang berasal dari pupuk
tidak lagi dimanfaatkan oleh kandang umumnya dirubah menjadi
tanaman. Selanjutnya pada Tabel 3 bentuk nitrat tersedia sehingga
juga menunjukan bahwa perlakuan mudah larut dan bergerak pada
penggunaan pupuk kandang sapi daerah perakaran tanaman.
tidak berbeda nyata terhadap jumlah
daun tanaman pada umur 2 dan 4 Dalam pembentukan daun
MST dan berbeda nyata pada umur 6 diperlukan adanya unsur hara yang
dan 8 MST. Jumlah daun terbanyak cukup agar jumlah daun yang
dijumpai pada perlakuan pupuk dihasilkan banyak. Dengan adanya
kandang sapi 4 kg/bedeng (P3) hal pemberian pupuk dapat
ini dikarenakan penggunaan pupuk meningkatkan jumlah daun . Selain
kandang sapi sudah efektif dan unsur N dan K pupuk kandang juga
mampu memenuhi kebutuhan unsur mengandung unsur hara Mg, adanya
hara pada saat dibutuhkan. kandungan unsur hara Mg dapat
lebih meningkatkan jumlah daun.
Pertumbuhan tanaman tidak
hanya ditentukan oleh tinggi tanaman Hasil penelitian Supriyadi
kacang tanah , tetapi jumlah daun (2001), menyatakan bahwa tanaman

57
yang diberi pupuk oraganik yang memberikan pengaruh terhadap
mengandung unsur hara Mg jumlah daun tanaman kacang tanah.
menghasilkan jumlah daun lebih Namun pemberian mulsa dan pupuk
banyak dibandingkan tanpa pupuk kandang dapat meningkatkan
Mg, ini dikarenakan unsur Mg panjang daun tanaman kacang tanah
merupakan penyusunan pigmen dari umur 2, 4, 6. dan 8 MST. Tidak
klorofil pada tanaman yang berperan terdapat interaksi antara perlakuan
mengambil dan mengubah energi pemberian mulsa dan pupuk kandang
cahaya menjadi bentuk yang dapat sapi terhadap panjang daun tanaman
digunakan dalam proses fotosintesis. kacang tanah pada umur 2,4, 6, dan 8
MST. Rata-rata panjang daun
tanaman kacang tanah pada umur 2,
3.3. Panjang Daun
4, 6 dan 8 MST akibat penggunaan
Hasil analisi ragam mulsa yang berbeda disajikan pada
menunjukan bahwa perlakuan mulsa Tabel 4.
dan pemberian pupuk kandang tidak

Tabel 4. Rata-rata Panjang Daun Tanaman Akibat Penggunaan Mulsa yang


Berbeda dan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Pada Umur 2, 4, 6, dan 8
Minggu Setelah Tanam.
Perlakuan Panjang Daun (cm)

Mulsa 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST


MO 1,89 a 2,55 a 3,45 a 4,06 a
M1 1,94 a 2,63 a 3,38 a 4,26 a
M2 2,00 a 2,86 a 3,57 a 4,76 a
Pupuk
P0 1,87 a 2,60 a 3,32 a 4,34 a
P1 1,97 a 2,59 a 3,46 a 4,22 a
P2 1,99 a 2,74 a 3,36 a 4,47 a
P3 1,96 a 2,78 a 3,44 a 4,40 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 0,05 %.

Tabel 4 menunjukkan bahwa Selain pemberian mulsa, pupuk


perlakuan pemberian mulsa dapat kandang juga dapat mempengaruhi
meningkatkan panjang daun pertumbuhan panjang daun tanaman
tanaman kacang tanah. Pemberian kacang tanah. Meningkatnya panjang
mulsa jerami maupun mulsa sekam daun disebabkan oleh peranan unsur
padi dapat meningkatkan panjang hara yang diperoleh dari pemberian
daun. Pemberian sekam mulsa sekam pupuk kandang. Pupuk kandang
padi maupun mulsa jerami memiliki unsur hara yang tergolong
mempunyai efek yang lebih lengkap , tetapi tidak semuanya
dibandingkan dengan tanpa dapat dimanfaatkan oleh tanaman,
pemberian mulsa. Mulsa akan sebagian besar hilang karena proses
terlihat pengaruhnya, apabila pencucian dari dekomposisi
kondisi lingkungan tumbuh anaerob, terutama unsur-unsur N-P-
mengalami cekaman kekeringan. dan K (Sitepu, 2004).

58
Unsur N merupakan unsur hara unsur mikro dapat menghambat
yang diperlukan untuk pemberian pertumbuhan kacang tanah.
bibit kelapa sawit khususnya dalam
pembentukan dan mempercepat 3.4. Lebar Daun
pertumbuhan panjang daun tanaman
Hasil analis ragam menunjukan
kacang tanah (Sutedjo, 1994).
bahwa perlakuan penggunaan mulsa
tidak berbeda nyata terhadap indeks
Komposisi pupuk kandang
luas daun tanaman. Rata-rata indeks
selain mengandung unsur ahra N-P-
luas daun tanaman kacang tanah
K juga tersedia unsur hara mikro
pada umur 2, 4, 6, dan 8 MST akibat
lengkap. Unsur hara mikro tersebut
penggunaan mulsa yang berbeda
sangat dibutuhkan oleh kacang tanah
disajikan pada Tabel 5.
dalam jumlah yang sedikit, meskipun
kebutuhan sedikit tetapi kekahatan

Tabel 5. Rata-rata Lebar Daun Tanaman Akibat Penggunaan Mulsa Yang Berbeda
dan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Pada Umur 2, 4, 6, dan 8 Minggu
Setelah Tanam.
Perlakuan Lebar Daun (cm)

Mulsa 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST


MO 1,31 1,57 1,84 2,18
M1 1,31 1,58 1,84 2,24
M2 1,40 1,60 1,90 2,28
Pupuk
P0 1,28 1,52 1,79 2,16
P1 1,30 1,36 1,82 2,26
P2 1,36 1,62 1,93 2,26
P3 1,42 1,61 1,90 2,26
Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 0,05 %.

Tabel 5 menunjukan bahwa Aplikasi mulsa sekam padi dan


perlakuan mulsa tidak berbeda nyata mulsa jerami mampu meningkatkan
pada lebar dau tanaman. Namun pertumbuhan lebar daun kacang
lebar daun terluas dijumpai pada tanah pada setiap umur dibanding
perlakuan mulsa sekam padi (M2) tanpa perlakuan mulsa. Pemberian
hal ini diduga bahwa suhu tanah di mulsa sekam padi mempunyai efek
lokasi penelitian cukup tinggi karena yang lebih dibandingkan dengan
tidak adanya hujan maka diawal tanpa pemberian mulsa.
pertumbuhan tanaman, pemberian Meningkatnya laju lebar daun
mulsa organik tidak efektif. Namun tanaman ini diduga salah satunya
di masa pertumbuhan tanaman disebabkan karena dengan
beradaptasi dengan suhu tanah menggunakan penggunaan mulsa
disekitar tanaman dan unsur hara sekam padi maupun mulsa jerami
yang diberikan fungsi mulsa efektif yang berpengaruh besar terhadap
di masa pertumbuhan tanaman. vegetasi tanaman, sehingga tanaman

59
dapat tumbuh dan berkembang menjadi asam amino, serta
dengan baik karena dapat menyerap penyusunan dan pembongkaran
kandungan unsur hara, air, serta karbohidrat (Solvia dan Sutater,
cahaya melalui proses fotosintesis. 1997). Kalium juga berperan dalam
proses fisilogi tanaman, pembukaan
Berpengaruhnya perlakuan stomata, mengaktifkan enzim dan
pemberian mulsa ini juga sangat mempengaruhi penyerapan unsur-
ditunjangpada keadaan lengas tanah unsur hara (Hardjowigeno, 2003).
sehingga dengan pemberian mulsa
diperoleh hasil lebih baik dibanding Panjang daun dan lebar
tanpa pemberian mulsa. Budidaya berhubungan dengan indeks luas
tanaman dengan mulsa akan daun, menurut Hidayat (1995), daun
menyebabkan rata-rata pori aerasi merupakan tempat terjadinya proses
tanah sedikit lebih sedikit fotosintesis dan proses metabolisme
dibandingkan tanpa mulsa. lainnya, jika indeks luas daun leboh
Pemakaian mulsa dapat besar maka kemampuan daun untuk
meningkatkan suhu minimum dan berfotosintesis semakin besar pula
menurunkan suhu maksimum tanah dan karbohidrat yang dihasilkan juga
karena bahan organik yang lebih banyak. Karbohidrat dari
mempunyai koefisien konduktivitas proses fotosintesis tersebut akan
panas relatif lebih kecil dibandingkan digunakan untuk meningkatkan
dengan tanah mineral (Sinakuban, panjang daun kacang tanah.
1986). Pemberian mulsa dapat
mencegah kehilangan air melalui Penggunaan mulsa oragnik
evaporasi, memperkecil proses tidak menghambat pertumbuhan
dispersi, merangsang agregasi tanah, tanaman ke permukaan, adanya
memperbaiki struktur tanah, peningkatan pertumbuhan tanaman
mempertahankan kapasitas pegang juga disebabkan persediann akan
air, dan memelihara kecepatan unsur hara terpenuhi bagi
infiltrasi. pertumbuhan tanaman (Nurhayati et
al.,1986).
Lebar daun kacang tanah dapat
ditentukan berdasarkan panjang dan Tabel 5 juga menunjukan
lebar dan pemberian pupuk kandang bahwa pemberian perlakuan
dengan kandungan unsur hara yang penggunaan pupuk kandang sapi
banyak dapat meningkatkan indeks tidak berbeda nyata terhadap lebar
luas daun kacang tanah, unsur hara daun tanaman, namun lebar daun
N-P-K yang terkadung dalam pupuk terluas dijumpai pada perlakuan
kandang berperan dalam penggunaan pupuk kandang sapi 3
pertumbuhan indeks luas daun kg/bedeng (P2) hal ini dikarenakan
sehingga dapat lebih cepat mencapai bahwa ada kecendrungan fotosntesis
titik kritikal pertumbuhan. yang meningkat, karena adanya
penambahan unsur hara di dalam
Komposisi pupuk kandang tanah.
mempunyai kandungan unsur hara
K. Unsur hara K mempunyai peranan Poerwowidodo (1992),
penting sebagai katalisator , menyatakan bahwa protein
terutama di dalam penguraian protein merupakan penyusun utama

60
protoplasma yang berfungsi sebagai Tabel 6 menunjukan bahwa
pusat proses metabolisme dalam terdapat interaksi antara perlakuan
tanah yang selanjutnya akan memacu penggunaan mulsa dengan pupuk
pembelahan dan pemanjangan sel. kandang sapi pada jumlah polong
Unsur hara Nitrogen dan unsur hara tanaman, namun jumlah polong
mikron tersebut berperan sebagai paling bnayak dijumpai pada
penyusun klorofil sehingga perlakuan penggunaan mulsa sekam
meningkatkan aktivitas fotosintesis padi dan pupuk kandang 4 kg/
tersebut akan perkebangan pada bedeng ( M2P3) hal ini berarti bahwa
jaringan meristematis daun. pada keadaan yang relatif tercekam
pengaruh penggunaan pupuk
3.5. Jumlah Polong kandang sapi baru nampak pada
pemupukan yang cukup tinggi,
Hasil analisis ragam
Kartasapoetra (2005) menyatakan
menunjukan bahwa penggunaan
bahwasannya kebutuhan tanaman
mulsa berbeda nyata terhadap jumlah
akan bermacam-macam unsur hara
polong tanaman. Rata-rata jumlah
selama pertumbuhan dan
polong kacang tanah akibat
perkembangan adalah tidak sama,
penggunaan mulsa yang berbeda
namun membutuhkan waktu yang
disajikan pada Tabel 6.
berbeda dan tidak sama banyknya.
Santoso dan Adisarwanto (1993),
Tabel 6. Rata-Rata Jumlah Polong
mengatakan bahwa pemberian mulsa
Akibat Penggunaan Mulsa
mampu meningkatkan hasil kacang
Yang Berbeda dan Dosis
tanah 30-40% lebih tinggi
Pupuk Kandang Sapi.
dibandingkan tanpa pemberian
mulsa. Dengan kata lain, tanaman
Perlakuan Jumlah Polong kacang tanah dapat berproduksi
M0P0 22,33 cd secara maksimal dari awal
M0P1 22,66 bcd pertumbuhan hingga fase generativ.
M0P2 28,33 bc
M0P3 28,00 bc Peningkatan jumlah polong
M1P0 24,00 bcd tanaman kacang tanah juga
dipengaruhi oleh penggunaan mulsa
M1P1 21,33 d sekam padi mampu mempertahankan
M1P2 25,66 bcd kelembaban untuk pertumbuhan
M1P3 27,00 bcd kacang tanah khususnya untuk
M2P0 27,66 bcd jumlah polong, dengan
M2P1 29,00 b meningkatkan jumlah pori makro,
M2P2 23,00 bcd aerasi , menjadi lebih lebih baik dan
M2P3 35,33 a merangsang pertumbuhan serta
perkembangan akar sehingga
Keterangan : Angka yang diikuti
tanaman dapat menyerap hara dan
oleh huruf yang sama
air dalam jumlah yang cukup.
pada kolom yang
sama tidak berbeda
Pengaruh mulsa organik
nyata pada uji DMRT
ditunjukan untuk kepentingan
taraf 0,05 %
agronomi, yaitu mempertahankan
tingkat kelembaban tanah, menjaga

61
suhu permukaan tanah, mengurangi penanaman sampai masa
erosi, memperlambat pemiskinan P pembungaan dan saat panen sehingga
dan Si, meningkatkan C-Organik, sangat berpengaruh pada
Mg dan KTK, meningkatkan serpan peningkatan jumlah polong
P dan K, meningkatkan stabilitas khususnya unruk berat 100 biji, serta
agregat tanah serta translokasi N dan terjadinya kompetisi pengambilan
P. unsur hara antara tanaman kacang
tanah dengan gulma yang tumbuh di
3.6. Berat 100 Biji areal pertanaman ataupun sedikitnya
gulma yang tumbuh pada areal
Hasil sidik ragam menunjukan
pertanaman kacang tanah sehingga
bahwa perlakuan penggunaan mulsa
tidak memberikan perbedaan nyata
todak berbeda nyata terhadap berat
pada berat 100 biji.
100 biji. Rata-rata berat 100 biji
akibat penggunaan mulsa yang
Tabel 7 menunjukan bahwa
berbeda disajikan pada Tabel 7.
perlakuan penggunaan pupuk
kandang sapi tidak berbeda nyata
Tabel 7. Rata-Rata Barat 100 Biji
pada berat 100 biji, namun berat 100
Akibat Penggunaan Mulsa
biji terberat dijimpai pada perlakuan
Yang Berbeda dan Dosis
penggunaan pupuk kandang sapi 3
Pupuk Kandang Sapi.
kg/bedeng ( P2). Berat 100 biji
terendah dijumpai pada pengunaan
Perlakuan Berat 100 biji (g) pupuk kandang sapi 6 ton/ha (P3),
Mulsa hal ini dikarenakan penggunaan
M0 50,1 pupuk kandang sapi yang cukup
M1 52,16 tinggi akan mengakibatkan
M2 51,29 kekosongan polong kacang tanah
sehingga menyebabkan kekeringan
Pupuk
pada polong.
p0 50,52
p1 51,37
p2 52,55 IV. KESIMPULAN DAN SARAN
p3 50,29 4.1. Kesimpulan
Keterangan : Angka yang diikuti
Berdasarkan hasil penelitian
oleh huruf yang sama
yang dilakukan, maka dapat
pada kolom yang
kesimpulan sebagai berikut :
sama tidak berbeda
1. Pemberian mulsa berpengaruh
nyata pada uji DMRT
sangat nyata terhadap tinggi
taraf 0,05%
tanaman pada umur tanaman 2, 4.
6 dan 8 MST dan terhadap jumlah
Tabel 7 menunjukan bahwa
polong pertanaman. Pemakaian
rata-rata berat 100 biji tertingi
mulsa organik (mulsa jerami dan
diperoleh pada perlakuan
mulsa sekam padi) dapat
penggunaan mulsa jerami (M1).
meningkatkan pertumbuhan
Berat 100 biji terendah diperoleh
tanaman kacang tanah
pada perlakuan tanpa mulsa, hal ini
dibandingkan dengan tanpa
disebabkan oleh bnayaknya iar yang
pemberian mulsa.
yang diserap oleh tanaman dari awal

62
2. Pemberian pupuk berpengaruh Nurhayati Hakim. M. Yusuf Nyakpa.
sangat nyata pada pengamatan A. M. Lubis Sutopo. M. Rusti
tinggi tanaman umur 2 MST dan Saul. M. Amin Diha. Go Bang
jumlah polong Hong dan H.H. Bailey. 1986.
3. Interaksi antara kedua faktor Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
memberikan pengarauh nyata Universitas Lampung.
pada pengamatan jumlah polong
dan tinggi tanaman umur tanaman Pitojo, S. 2005. Benih Kacang
2 dan 8 MST dan berpengaruh Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
sangat nyata pada pengamatan 75 hal.
tinggi tanaman 6 MST.
Purwowidodo. 1991. Ganesa Tanah.
4.2. Saran Rajawali. Jakarta.
Untuk meningkatkan hasil
produksi kacang tanah disarankan Purwowidodo. 1992. Teknologi
kepada petani budidaya kacang tanah Mulsa. Dewaruci Press.
untuk menggunakan mulsa organik Jakarta.
seperti mulsa jerami padi dan mulsa
sekam padi serta penggunaan dosis Rahardi , F., Sri, N, dan Eko M.
pupuk kandang yang tepat. 1995. Bercocok Tanam Dalam
Pot. Penebar Swadaya. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Safan. 2008. Produksi Enzim
Kasno, A., A. Winarto, dan Sunardi. Selulase oleh Aspergillusniger
1993. Kacang Tanah. dengan Substrat Jerami dalam
Departemen Pertanian. Badan Solid State Fermentation.
Penelitian dan Pengembangan Wordpress. Com. Diakses pada
Pertanian. Pusat Penelitian dan selasa, 02/05/15 pukul 22.50.
Pengembangan Tanaman
Pangan. Balai Penelitian Santoso Singgih, 2002. Statistik
Tanaman Pangan. Malang. 315 Parametrik, Cetakan Ketiga,
hal. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Marsono. 2001. Pupuk Akar.
Penebar Swadaya. Jakarta Suprapto, H.S. 2004. Bertanam
Kacang Tanah. Penebar
Noorhadi dan Sudadi. 2003. Kajian Swadaya. Jakarta. 32 hal.
Pemberian Air dan Mulsa
Terhadap Iklim Mikro Pada Wijaya, A. 2011. Pengaruh
Tanaman Cabai di Tanah Pemupukan dan Pemberian
Entisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Kapur terhadap pertumbuhan
Lingkungan, Vol 4 (1) (2003) dan daya hasil kacang tanah
pp 41-49. Fakultas Pertanian (Arachies hypogea L). Skripsi.
UNS, Surakarta. Fakultas Pertanian Institute
Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan Pertanian Bogor. Bogor.
yang Efektif. Agro Media
Pustaka. Jakarta

63
Zulkarnain. 2009. Dasar-Dasar Jakarta. 336 hlm.
Hortikultura. PT. Bumi Aksara.

64

Anda mungkin juga menyukai