IMUNISASI
Disusun oleh
NIM 1710911120012
Dosen tutor
BANJARMASIN
2020
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
METODE.................................................................................................... 3
ISI ............................................................................................................... 5
A. Definisi Imunisasi............................................................................ 5
B. Tujuan Imunisasi.............................................................................. 6
C. Penyakit Yang Bisa Dicegah Dengan Imunisasi.............................. 6
D. Sasaran Pemberian Imunisasi........................................................... 9
E. Definisi, Klasifikasi Dan Cara Kerja Vaksin................................... 12
F. Program Imunisasi Berdasarkan Sifat Penyelenggaraannya Di
Indonesia.......................................................................................... 16
G. Imunisasi Dasar................................................................................ 22
H. Imunisasi Lanjutan........................................................................... 28
I. Manajemen Pelaksanaan Imunisasi Di Puskesmas.......................... 30
KESIMPULAN........................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 36
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti anak di
berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal terhadap suatu
penyakit tapi belum kebal terhadap penyakit yang lain.
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan pada antigen yang
serupa, tidak terjadi penyakit. Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk
mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan
prioritas Kementerian kesehatan untuk menurunkan angka kematian anak di
Indonesia.1
Kegiatan imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai
tahun 1977 kegiatan imunisasi diperluas menjadi program pengembangan
imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis,difteri, pertussis,
campak, polio, tetanus serta hepatitis B.1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi imunisasi dan perbadaannya dengan vaksinasi?
2. Apakah tujuan pemberian imunisasi?
3. Penyakit apa saja yang bisa dicegah dengan imunisasi?
4. Siapa saja yang menjadi sasaran pemberian imunisasi?
5. Apakah definisi dan klasifikasi vaksin serta bagaimana cara kerja vaksin?
6. Apa saja program imunisasi yang diselenggarakan di Indonesia?
7. Apakah yang dimaksud dengan imunisasi dasar?
8. Apakah yang dimaksud dengan imunisasi lanjutan?
9. Bagaimana manajemen pelaksanaan imunisasi di Puskesmas?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1
Universitas Lambung Mangkurat
2
yang lain sedangkan bibliografi diartikan sebagai suatu daftar sumber dari
suatu topik. Dari kedua definisi tersebut, anotasi bibliografi diartikan
sebagai suatu daftar sumber- sumber yang digunakan dalam suatu
penyusunan makalah / penelitian, dimana pada setiap sumbernya diberikan
simpulan terkait dengan apa yang tertulis di dalamnya. Terdapat tiga
hal yang harus diperhatikan dalam suatu analisis anotasi bibliografi.
Ketiga hal tersebut adalah identitas sumber yang dirujuk, kualifikasi dan
tujuan penulis, simpulan sederhana mengenai konten tulisan dan
kegunaan / pentingnya sumber yang dirujuk dalam menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan.
D. Penarikan Kesimpulan
ISI
A. Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.1
Imunisasi yaitu pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang
pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh. Melalui
program imunisasi dapat diupayakan mempertinggi kekebalan penjamu terhadap
penyakit tertentu sehingga dapat melawan mikroorganisme penyebab penyakit,
tanpa harus mengalami sakit terlebih dahulu.2
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme
yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau bagiannya,
atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein
rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila diberikan kepada
seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit
tertentu.
Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin melalui disuntikkan maupun
diteteskan ke dalam mulut untuk meningkatkan produksi antibodi guna
menangkal penyakit tertentu. Sedangkan, imunisasi merupakan proses dalam
tubuh agar seseorang memiliki kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit.
Imunisasi terbagi menjadi imunisasi aktif dan pasif. Vaksinasi termasuk dalam
imunisasi aktif sebagai upaya memicu tubuh mengeluarkan antibodi terhadap
penyakit tertentu. Berbeda dengan imunisasi pasif yang berarti tubuh diberikan
antibodi dan bukan dipancing untuk menghasilkan ketahanan tubuh, misalnya
suntikan imunoglobulin. Imunisasi aktif dapat bertahan lebih lama untuk jangka
panjang hingga seumur hidup, sedangkan imunisasi pasif hanya bertahan dalam
hitungan minggu hingga bulan.1
B. Tujuan Imunisasi
dan pneumokokus, bakteri yellow fever (demam kuning) dianjurkan bagi negara
endemis yellow fever.5
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang menjadi target
program pengembangan imunisasi dan vaksinnya yaitu bacillus tuberculosis
dengan vaksin BCG (Bacillus Calmete Guirine), Poliovirus dengan vaksin polio
oral (diteteskan) / OPV, vaksin polio in aktif (disuntikkan) / IPV,
Corynebacterium diphtheriae dengan Vaksin DT (difteri vaksin yang dikombinasi
dengan tetanus), Clostridium tetani (Tetanus) dengan Vaksin TT (Tetanus
toksoid), DT (kombinasi dg tetanus), DPT (difteri, pertusis dan tetanus), Pertussis
dengan vaksin pertusis ada dua macam wP dan aP (bebas dari sel), Campak
(measles virus) dengan vaksin campak, Hepatitis B virus dengan vaksin hepatitis
B, Rotavirus dengan vaksin rotavirus, Haemophilus influenzae type B (Hib)
dengan Vaksin Hib conjugate, Streptococcus Pneumoniae (infeksi oleh
pneumococcus) dengan Vaksin pneumokok, Yellow fever virus dengan Vaksin
Yellow Fever.5
Kecamatan :
Jml bayi lahir hidup kecamatan thn lalu x Jml bayi kab/kota tahun ini
Jml bayi lahir hidup kab/kota tahun lalu
Desa/Kel :
Jml bayi lahir hidup desa/kel tahun lalu x Jml bayi kecamatan tahun ini
Jml bayi lahir hidup kecamatan tahun lalu
Atau
Desa = Pendataan sasaran per Desa
2. Klasifikasi
a. Penggolongan Vaksin
2) Bakteri : BCG
-Bakteri : Pertusis
-Murni : Meningococal
a. Vaksin sensitif suhu beku (freeze sensitive = FS), yaitu golongan vaksin
yang akan rusak terhadap suhu dingin dibawah 0°C (beku) seperti Hepatitis B,
DPT , DPT-HB, DT dan TT
b. Vaksin sensitif panas (heat sensitive = HS) yaitu golongan vaksin yang
akan rusak terhadap paparan panas yang berlebihan yaitu BCG, Polio
dan Campak
b. Jenis Vaksin
Vaksin jerap DPT adalah vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus
yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi dan teradsorbsi ke
dalam 3 mg/ml alumunium fosfat. Vaksin DPT digunakan untuk memberikan
kekebalan secara simultan terhadap difteri, tetanus, dan batuk rejan. Vaksin
berrbentuk cairan dalam kemasan vial. Satu buah vial berisi 10 dosis.11
Vaksin jerap TT adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus ang telah
dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml alumunium fosfat. Vaksin TT
dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan
mengimunisasi WUS (Wanita Usia Subur) atau ibu hamil, juga untuk pencegahan
tetanus pada ibu bayi. Vaksin berbentuk cairan.11
Vaksin jerap DT adalah vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus
yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml alumunium fosfat.
Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari
suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3. Vaksin polio digunakan untuk
memberikan kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.11
6. Vaksin Campak
7. Vaksin Hepatitis B
8. Vaksin DPT-HB
Vaksin mengandung DPT-HB berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang
dimurnikan dan pertusis yang inaktif serta vaksin hepatitis B yang merupakan
subunit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non
infectious.Vaksin DPT-HB digunakan untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan Hepatitis B. Warna vaksin putih
keruh seperti vaksin DPT.11
3. Cara kerja
Kekebalan dari vaksinasi : vaksinasi dibuat dari bakteri atau virus yang sama
yang menyebabkan suatu penyakit, tapi telah diperlemah atau dibunuh agar aman.
Sistem kekebalan tubuh anak memberikan respon pada vaksinasi dengan cara
yang sama seandainya anak itu menderita penyakit tersebut. Artinya, anak itu
akan mengembangkan kekebalan tubuh tanpa harus jatuh sakit terlebih dahulu.4
1. Imunisasi Rutin
a. Imunisasi Dasar
b. Imunisasi Lanjutan
Hasil serologi yang didapat pada anak yang diberikan DPT- HB-Hib pada
usia 18-24 bulan berdasarkan penelitian di Jakarta dan Bandung (Rusmil et
al,2014) diketahui Anti D 99.7 %, Anti T 100 %, HbSAg 99.5%. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa Imunisasi DPT harus diberikan 3 kali dan
tambahan pada usia 15-18 bulan untuk meningkatkan titer anti bodi pada anak-
anak.1
Catatan:
- Baduta yang telah lengkap Imunisasi dasar dan mendapatkan Imunisasi lanjutan
DPT-HB-Hib dinyatakan mempunyai status Imunisasi T3.
Catatan
- Anak usia sekolah dasar yang telah lengkap Imunisasi dasar dan Imunisasi
lanjutan DPT-HB-Hib serta mendapatkan Imunisasi DT dan Td dinyatakan
mempunyai status Imunisasi T5.
Catatan:
2. Imunisasi Tambahan
a. Backlog fighting
b. Crash program
Crash program bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis Imunisasi,
misalnya campak, atau campak terpadu dengan polio.
polio, campak, atau Imunisasi lainnya). Imunisasi yang diberikan pada PIN
diberikan tanpa memandang status Imunisasi sebelumnya.1
e. Sub PIN
3. Imunisasi Khusus.1
c. Imunisasi Rabies
d. Imunisasi Polio
B. Imunisasi Pilihan
Imunisasi pilihan adalah imunisasi lain yang tidak termasuk dalam Imunisasi
program, namun dapat diberikan pada bayi, anak, dan dewasa sesuai dengan
kebutuhannya dan pelaksanaannya juga dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.1
G. Imunisasi dasar
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar
kekebalan di atas ambang pelindungan. Setiap bayi umur (0-11 bulan) wajib
mendapatkan imunisasi Hepatitis B ( 1 kali ). Polio (4 kali) DPT - HB - Hib (3
kali) dan Campak (1 kali).12
Vaksin BCG mengandung kuman BCG yang masih hidup namun telah
dilemahkan. Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan Tuberkulosis
(TBC) tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama
Mycobacterium tuberculosis complex.
d. Vaksin Campak
e. Vaksin Hepatitis B
Catatan :
- Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik Swasta, Imunisasi
BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan.
Berikut salah satu contoh tabel yang digunakan untuk memudahkan pencatatan
imunisasi dasar.
a. Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun
(Batita) terdiri atas Diphtheria Pertusis Tetanus Hepatitis B (DPT-HB) atau
Diphtheria Pertusis Tetanus Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-
Hib) dan Campak.
b. Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar diberikan pada bulan
imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada
anak usia sekolah dasar terdiri atas Diphtheria Tetanus (DT), Campak , Tetanus
diphteria (Td).
c. Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada wanita usia berupa Tetanus
Toxoid (TT). Imunisasi lanjutan pada WUS salah satunya dilaksanakan pada
waktu melakukan pelayanan antenatal.15
19 bulan DPT-HB-HiB
24 bulan Campak
Catatan:
hepatitis. Kesadaran orang dewasa, khususnya orangtua bayi terlebih lagi ibu dari
bayi, untuk membawa bayinya ke sarana pelayanan kesehatan terdekat, misalnya
posyandu, untuk memperoleh imunisasi yang lengkap. Penyuluhan yang diberikan
berupa manfaat imunisasi, efek samping dan cara penanggulangannya, serta kapan
dan di mana pelayanan imunisasi berikutnya dapat diperoleh.
Berbagai macam alat peraga untuk mendukung penyuluhan yang akan Anda
berikan terhadap sasaran, yaitu ibu yang memiliki bayi, salah satunya poster.
Poster bertujuan untuk memengaruhi seseorang atau kelompok agar tertarik pada
objek atau materi yang diinformasikan atau juga untuk memengaruhi seseorang
atau kelompok untuk mengambil suatu tindakan yang diharapkan. Poster dapat
diletakkan di ruang tunggu Puskesmas, digunakan sebagai alat bantu
peragaannsaat melakukan ceramah atau penyuluhan, bahan diskusi kelompok, dan
lainnya.
Berikut ini langkah-langkah dalam memberikan penyuluhan.
1. Pemberian Imunisasi kepada Bayi/Anak
a. Mengucapkan salam dan terima kasih kepada orangtua atas
kedatangannya dan kesabarannya menunggu.
b. Menjelaskan jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan
pemberianimunisasi.
c. Menjelaskan manfaat pemberian imunisasi.
d. Menjelaskan efek samping setelah pemberian imunisasi dan apa yang
harus dilakukan jika terjadi efek samping.
e. Menjelaskan kapan ibu perlu membawa bayinya ke pusat kesehatan
atau RS jika terjadi efek samping yang hebat.
f. Menjelaskan secara lengkap jika bayi harus mendapatkan imunisasi
lengkap secara berurutan.
g. Menuliskan tanggal untuk pemberian imunisasi berikutnya pada buku
KIA dan memberitahukan kepada orangtua kapan harus kembali untuk
mendapatkan imunisasi berikutnya.
h. Menjelaskan kepada orangtua tentang alternatif tanggal dan waktu jika
tidak bisa datang pada tanggal yang sudah dituliskan.
C. Konseling4
secara arif dan benar. Semua informasi harus diberikan dengan menggunakan
bahasa dan istilah yang mudah dimengerti oleh klien.
Lingkup Konseling:
DAFTAR PUSTAKA
35
Universitas Lambung Mangkurat
36