Andriana Jessicasari
Mahasiswa S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Surabaya, Andriana_jessica92@yahoo.com
Abstrak
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan
prestasi manusia melalui aktivitas fisik yang berkaitan dengan gerak, pembangunan, dan pemeliharan
kesehatan yang optimal serta untuk memperoleh pengetahuan dan sikap-sikap positif terhadap suatu
aktivitas. Melalui pendidikan jasmani, siswa dibentuk dengan memiliki landasan karakter yang kuat.
Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, sikap sportif, jujur, bertanggungjawab, mampu bekerjasama,
demokratis, dan hidup disiplin. Dengan hidup disiplin seseorang mampu bersikap tegas, dapat dipercaya,
menjadi teladan bagi orang lain, serta dapat bertanggungjawab. Untuk mewujudkan itu semua, selain
siswa itu sendiri, tetapi juga pola pengasuhan orang tua serta lingkungan sekolah harus terbina dengan
baik. Jenis penelitian yang digunakan adalah non-eksperimen dengan pendekatan deskriptif kuantitatif,
desain yang digunakan adalah korelasi (sebab-akibat). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI SMAN 3 Sidoarjo. Pengambilan sampel dengan menggunakan cluster random sampling dengan
jumlah sebanyak 79 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelas XI IPA 1 dan 39 siswa kelas XI IPA 2.
Instrumen penelitian menggunakan angket pola asuh orang tua, angket lingkungan sekolah dan angket
kedisiplinan siswa dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden. Hasil penghitungan
statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari pola asuh orang tua terhadap kedisiplinan siswa
dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas XI di SMAN 3 Sidoarjo dengan nilai signifikan 0,023
< 0,05 dan lingkungan sekolah ada pengaruh yang signifikan terhadap kedisiplinan siswa dalam
pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas XI di SMAN 3 Sidoarjo dengan nilai signifikan 0,0005 < 0,05
dengan koefisien determinasi 37,2%.
Kata Kunci: Pola asuh orang tua, lingkungan sekolah, kedisiplinan siswa.
Abstract
Physical education, sport and health is process with the purpose to increase human achievement by
physical activity and related to physical exercise, development and take care of optimal health to get
knowledge and positive attitude toward an activity. By physical education, student was formed with based
on a stronger character. Make the critical thinking grow, sportive, honesty, responsibility, cooperative,
democratic, and discipline in life. By being disciplined, someone is able to behave firmly, to be trusted
and become role model for other. The student is the one who is responsible to make it come true but there
are also parenting style, school environment’s roles to make it successful. The type of this research is
using phenomenological descriptive quantitative non-experiment, and the research design is correlation
(because-consequence). The research population is all students in 3rd State Senior High School of
Sidoarjo XI class. The sample choosing use cluster random sampling method on the amount of 79
students consist from 40 students XI science 1 class and 39 students XI science 2 class. The instrument of
this research are parenting style questionnaire, school environment questionnaire, and student’s discipline
questionnaire to purpose get information from respondent. The researcher took the conclution Based on
the Statistic calculation result that parenting style has signification toward the student’s discipline on
physical education, sport and health study program at 3rd State Senior High School of Sidoarjo XI class
with signification value 0,023 < 0,05. And than the school environment has signification effect toward the
student’s discipline on physical education, sport and health study program at 3rd State Senior High School
of Sidoarjo XI class with signification value 0,0005 < 0,05 and determination coefficient 37,2%.
Keywords: parenting style, school environment, student’s discipline.
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 661
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 661 - 666
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta proses pembelajaran akan terhambat. Begitu juga dengan
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, peran guru dalam proses pembelajaran yang digunakan
bangsa dan negara dalam rangka mencerdaskan dalam menyampaikan materi kepada siswa. Kelas yang
kehidupan bangsa (UU RI No. 20, Tahun 2003). bersih dan nyaman akan membuat suasana belajar yang
Berdasarkan pengertian pendidikan di atas maka, kita kondusif sehingga guru dalam menyampaikan materi
perlu mengetahui macam-macam pendidikan di dapat diterima oleh para siswa. Selain itu guru yang
Indonesia. Menurut UU No. 4 Tahun 1950 macam- mengajar pun tidak harus monoton atau harus
macam pendidikan ialah mulai dari pendidikan dan mempunyai ide dalam menjelaskan materi agar seluruh
pengajaran taman kanak-kanak, pendidikan dan siswa paham dengan materi yang diberikan dan tidak
pengajaran rendah, pendidikan dan pengajaran merasa bosan dalam proses belajar mengajar
menengah, pendidikan dan pengajaran tinggi, serta Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan
pendidikan dan pengajaran luar biasa yang diberikan oleh penulis selama PPL (Program Pengalaman
dengan khusus untuk mereka yang memerlukan. Lapangan) di SMAN 3 Sidoarjo selama kurun waktu 3
Untuk mewujudkan itu semua kita harus terlebih bulan yang dilaksanakan dari bulan Juli sampai
dahulu mengerti makna dari tujuan pendidikan itu September 2013, banyak siswa yang tidak disiplin dan
sendiri. Menurut Mudyahardjo (2012:125) bahwa “tujuan banyak yang terlambat datang apabila mengikuti
akhir pendidikan ialah individu yang berkarakter dan pembelajaran penjasorkes. Ada siswa yang menjadi
bermoral”. Individu yang berkarakter dan bermoral hanya penggerak diantara siswa yang lain sehingga banyak yang
dapat terwujud dengan cara mengembangkan individu ikut-ikutan terlambat. Berpakaianpun tidak rapi. Mereka
untuk memiliki minat yang luas sebagai suatu hasil dari terlalu meremehkan setiap pembelajaran penjas di
pengetahun yang luas. sekolah. Mereka menganggap penjas itu “bebas”
Dari macam-macam jenjang pendidikan mulai sehingga dapat berbuat semau mereka. Keadaan sekolah
dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, bahkan yang masih dalam pembangunan juga membuat siswa
pendidikan luar biasa sekalipun, pendidikan memiliki merasa kurang nyaman karena kendala sarana dan
peran yang sangat besar terutama menjadikan manusia prasarana tidak tertata dan kurang memadai.
seutuhnya yang berkarakter dan bermoral. Dan salah satu Dalam hal ini selain peran guru yang menjadi
jenis mata pelajaran yang dapat mewujudkan itu semua penutan siswa di sekolah, orang tua juga sangat
ialah dengan melalui pendidikan jasmani, olahraga dan menentukan keberhasilan siswa di sekolah. Bagaimana
kesehatan (penjasorkes). Karena dengan melalui orang tua mendidik anak di rumah sangat berpengaruh
penjasorkes dapat meningkatkan perkembangan terhadap kepribadian siswa di sekolah. Orang tua harus
kesehatan jasmani atau organ-organ tubuh, menjadi sosok panutan yang harus ditiru. Walaupun
perkembangan mental emosional, perkembangan syaraf semua kenakalan siswa di sekolah sepenuhnya tidak
otot, perkembangan sosial, dan perkembangan dikarenakan oleh kesalahan mendidik dari orang tua,
intelektual. Hasil akhir yang ingin dicapai melalui tetapi dengan harapan yang besar orang tua juga dapat
penjasorkes dapat terlihat melalui atribut sikap, memberi perubahan yang besar terhadap keberhasilan
pengetahuan, dan keterampilannya (Abdullah dan anaknya di sekolah.
Manadji, 1994: 34). Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan peneliti akan melakukan penelitian dengan judul
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Lingkungan
fisik untuk menghasilkan perubahan dalam kualitas Sekolah Terhadap Kedisiplinan Siswa Dalam
individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang Kesehatan (Studi Pada Kelas XI Di SMAN 3
sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan Sidoarjo).”
gerak manusia. Selain itu melalui pendidikan jasmani, Berdasarkan latarbelakang diatas dapat
siswa dibentuk dengan memiliki landasan karakter yang dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah pola asuh
kuat. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, sikap orang tua dan lingkungan sekolah mempengaruhi
sportif, jujur, bertanggungjawab, mampu bekerjasama, kedisiplinan siswa dalam pembelajaran penjasorkes pada
demokratis, dan hidup disiplin. siswa kelas XI di SMAN 3 Sidoarjo?
Untuk mendukung itu semua lingkungan Tujuan Penilitan ini adalah untuk mengetahui
sekolah juga sangat berperan penting dalam proses pengaruh pola asuh orang tua dan lingkungan sekolah
belajar siswa. Sarana dan prasarana yang terdapat di terhadap kedisiplinan siswa dalam pembelajaran
sekolah sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. penjasorkes pada siswa kelas XI di SMAN 3 Sidoarjo.
Sarana dan prasarana yang tidak lengkap akan membuat
Kedisiplinan berasal dari kata sifat yaitu disiplin, adalah suatu penelitian dimana peneliti sama sekali tidak
yang diberi imbuhan ke-an. Menurut Prijodarminto memiliki kesempatan untuk memberikan perlakuan atau
(1993:5) disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta manipulasi terhadap variabel yang berperan dalam
dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku munculnya suatu gejala.
yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan pada Tuhan, Desain penelitian yang digunakan pada penelitian
keteraturan, dan ketertiban dalam memperoleh ilmu. ini ialah menggunakan desain korelasi (sebab-akibat)
Kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang yang memiliki tujuan untuk menghubungkan dua variabel
menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan, atau lebih yang terjadi jika variabel yang satu menjadi
ketentuan, terhadap peraturan, tata tertib, norma-norma penyebab variabel lainnya.
yang berlaku, baik tertulis maupun yang tidak tertulis.
Disiplin dapat membuat seseorang mampu bersikap X1
tegas, dapat dipercaya, dapat menjadi teladan bagi orang Y
lain. Seorang yang hidup disiplin pasti merupakan orang
yang mampu bertanggungjawab. X2
Berdasarkan pengertian kedisiplinan di atas
dapat kita ketahui bahwa siswa melakukan kedisiplinan Keterangan:
itu karena dua hal, yaitu dorongan dari diri sendiri dan X1 : Pola asuh orang tua
adanya peraturan yang mengikat. Berbagai upaya sekolah X2 : Lingkungan Sekolah
dalam membuat dan menetapkan peraturan karena suatu Y :Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran pendidikan
tujuan, yaitu terwujudnya proses pembelajaran yang Jasmani, olahraga dan kesehatan.
nyaman, serta interaksi antar warga sekolah dengan (Maksum, 2012:105)
lingkungan sekolah itu sendiri dapat terjalin dengan baik.
Pola Asuh (Parenting Style) menurut Latipah Menurut Musfiqon (2012:89) populasi merupakan
(2012:237) adalah cara orang tua mendidik anak-anaknya kelompok besar yang menjadi obyek penelitian.
dalam hal ini dapat mempengaruhi kepribadian anaknya Sedangkan menurut Arikunto (2010:173) populasi ialah
secara signifikan. Menurut Santrock (2002:257) beberapa keseluruhan dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini
macam pola asuh antara lain: Pola asuh otoriter yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI di SMAN 3
(authoritarian parenting), Pola asuh otoritatif Sidoarjo yang terdiri dari 9 kelas dengan jumlah 292
(authoritative parenting), Pola asuh permissive siswa.
indifferent, Pola asuh permissive indulgent. Dalam penelitian ini menggunakan cluster random
Lingkungan sekolah merupakan sesuatu di luar sampling dalam pengambilan sampel, yaitu dengan
diri individu yang dapat mempengaruhi individu tersebut melakukan pengundian dengan memilih kelompok
yang berasal dari sebuah lembaga untuk memberikan sampel dari keseluruhan jumlah kelompok. Kelompok
pembelajaran bagi murid-murid yang dapat menjadikan yang dimaksud ialah siswa kelas XI yang terdiri dari 9
warga negara yang cerdas, terampil dan bertingkah laku kelas.
baik. Caranya ialah dengan melakukan pengundian
Asumsi dalam penelitian ini adalah semua siswa dengan mengumpulkan seluruh ketua kelas XI untuk
kelas XI memiliki karakteristik yang sama dan telah mengambil kertas undian yang berjumlah 9 kertas sesuai
mendapatkan pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dengan kelas masing-masing yang dipandu oleh guru
dan kesehatan yang sama, serta siswa menjawab angket pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang
dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang mengajar di kelas XI dan akan dipilih 2 kelas untuk
sebenarnya. dijadikan sampel. Ketua kelas yang mendapat kertas
Dalam penelitian ini hanya terbatas pada: pola undian bertuliskan sampel, maka kelas itu yang akan
asuh orang tua dengan menggunakan angket, kedisiplinan menjadi kelompok sampel. Kelas yang terpilih yaitu XI
siswa dengan menggunakan angket, lingkungan sekolah IPA 1 = 40 siswa dan XI IPA 2 = 39 siswa.
dengan menggunakan angket, siswa kelas XI di SMAN 3
Sidoarjo. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk
METODE mengumpulkan data dalam penelitian (Maksum,
Metode penelitian yang digunakan dalam 2012:111). Instrumen yang digunakan dalam penelitian
penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian non- ini adalah angket atau kuessioner. Menurut Maksum
eksperimen dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. (2012:130) angket adalah serangkaian pertanyaan yang
Menurut Maksum (2012:13) penelitian non-eksperimen
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 663
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 661 - 666
Tabel 2 Deskripsi Data Pola Asuh Orang Tua secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap
Variabel Otoriter Permisif Otoritatif Total kedisiplinan siswa sebesar 0,372 atau 37,2%.
Pola Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Asuh sumbangsih lingkungan sekolah lebih berperan besar
Orang 10 12,66 5 6,33 64 81,01 79 100%
dalam mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa daripada
Tua sumbangsih pola asuh orang tua. Hal ini karena
lingkungan sekolah sangat berpengaruh dalam
Pada penelitian ini berdasarkan hasil jawaban bertingkah-laku bagi seluruh siswa, sedangkan pola asuh
responden didapatkan nilai keseluruhan variabel pola orang tua tidak bersifat mengikat karena tiap kepala
asuh orang tua tipe otoriter 10 dan persentase 12,66%, rumah tangga menggunakan metode pengasuhan anak
nilai keseluruhan untuk tipe permisif 5 dengan persentase yang berbeda-beda.
6,33%, sedangkan nilai keseluruhan untuk tipe otoritatif Berdasarkan data yang telah diperoleh pada saat
64 dengan persentase 81,01%. mengisi angket, pola asuh yang diberikan tiap orang tua
Tabel 3 Tabel Uji Normalitas berbeda satu sama lain dengan perolehan 81,01% untuk
X2 X2 Keterang tipe pola asuh otoritatif, 12,66% untuk tipe pola asuh
Variabel N Hitung Tabel an otoriter, dan 6,33% untuk tipe pola asuh permisif.
Lingkungan
79 7,162 9,488 Normal Meskipun tipe pola asuh otoriter hanya memperoleh
Sekolah (X2)
12,66%, tetapi tipe pola asuh otoriter ternyata lebih
Kedisiplinan
79 8,579 9,488 Normal dibutuhkan bagi siswa SMAN 3 Sidoarjo agar
Siswa (Y)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji kedisiplinan siswa lebih meningkat.
normalitas data lingkungan sekolah lebih kecil dari pada Hasil penelitian ini, setidaknya dapat membantu
x2 tabel yaitu 7,162 < 9,488, maka distribusi data tersebut memberikan gambaran kepada kepala sekolah, guru dan
dikategorikan sebagai data normal dan harga x2 hitung karyawan serta seluruh warga sekolah, khususnya guru
pada distribusi data kedisiplinan siswa juga lebih kecil pengampu pelajaran penjasorkes SMAN 3 Sidoarjo
dari pada x2 tabel yaitu 8,579 < 9,488, maka distribusi bahwa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dapat meningkat
data tersebut dikategorikan sebagai data normal. kedisiplinannya apabila seluruh warga sekolah
menciptakan lingkungan sekolah yang harmonis dan
Tabel 4 Hasil Regresi Berganda kiranya memberikan tata tertib sebagai cara untuk
Koefisien Besar meningkatkan kedisiplinan siswa khususnya saat
Model t Sig pembelajaran penjasorkes berlangsung.
Regresi Pengaruh
(Konstanta) 98,887 11,904
0,000 PENUTUP
Pola Asuh 2,868 0,212 2,328
j 0,023 Simpulan
Lingkungan 0,000
0,747 0,552 6,070 Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
Sekolah
suatu kesimpulan sebagai berikut:
Dari tabel di atas maka diperoleh nilai persamaan
1. Terdapat pengaruh dari pola asuh orang tua terhadap
regresi yaitu, Y = 98,887 + 2,868 X1 + 0,747 X2. Dapat
kedisiplinan siswa dalam pembelajaran penjasorkes
disimpulkan bahwa lingkungan sekolah lebih
pada siswa kelas XI di SMAN 3 Sidoarjo dengan nilai
berpengaruh daripada pola asuh orang tua. Besarnya
signifikasi 0,023 < 0,05
pengaruh untuk variabel pola asuh orang tua (X1)
2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari lingkungan
terhadap kedisiplinan siswa (Y) ialah 0,212 atau 21,2%.
sekolah terhadap kedisiplinan siswa dalam
Sedangkan besarnya lingkungan sekolah (X2) terhadap
pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas XI di
kedisiplinan siswa (Y) ialah 0,552 atau 55,2%, karena
SMAN 3 Sidoarjo dengan nilai signifikasi 0,023 <
signifikan dari ketiga variabel < 0,05 maka dapat
0,05
dinyatakan ada pengaruh yang bermakna. 3. Besarnya pengaruh dari pola asuh orang tua dan
Untuk variabel bebas pola asuh orang tua (X1) dan lingkungan sekolah terhadap kedisiplinan siswa
lingkungan sekolah (X2) berpengaruh terhadap dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas XI
kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran di SMAN 3 Sidoarjo adalah 37,2%.
penjasorkes dengan nilai signifikan < 0,05 dengan besar Saran
pengaruh dari pola asuh orang tua 0,212 atau 21,2%, Berdasarkan hasil penelitian yang didapat maka dapat
sedangkan untuk lingkungan sekolah memiliki pengaruh dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
sebesar 0,552 atau 55,2%. Sehingga kedua variabel bebas 1. Sebaiknya seluruh warga sekolah ikut memperhatikan
dan merawat keadaan sekitar sekolah, kondisi gedung
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 665
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 661 - 666
sekolah, maupun fasilitas sarana dan prasarana agar Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : Fakultas Ilmu
seluruh siswa lebih bersemangat untuk bersekolah dan Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya.
mampu mengikuti pembelajaran yang diajarkan Prijodarminto, Soegeng. 1993. Disiplin Kiat Menuju
khususnya penjasorkes dengan baik. Sukses. Jakarta : PT. Pratnya Paramita.
2. Sebaiknya Bapak/Ibu guru pengampu mata pelajaran
penjasorkes membuat peraturan tambahan saat
pembelajaran berlangsung agar kedisiplinan siswa
dapat meningkat.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya lebih
mengoperasionalkan item kuessioner pada angket
yang digunakan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya dilakukan
penelitian lanjutan di lokasi yang sama, dengan
menggunakan variabel lain seperti motivasi siswa
serta kecerdasan emosional siswa, sehingga hasil
penelitian dapat berkembang dan dapat lebih
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994. Dasar-Dasar
Pendidikan Jasmani. Jakarta : Proyek pembinaan
dan peningkatan mutu tenaga kependidikan
direktorat jenderal pendidikan tinggi departemen
pendidikan dan kebudayaan.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/definisi
-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-
tentang-sisdiknas/ diakses pada 29 Maret 2014
Latipah, Eva. 2012. Pengantar Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta : Pedagogia
Mahuda. 2013. Perbedaan Tingkat Kedisiplinan Siswa
Antara Yang Mengikuti Dan Yang Tidak
Mengikuti Ekstrakurikuler Pencak Silat Studi
Pada Siswa Kelas VII-IX SMP Bahrul Ulum
Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya :
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Surabaya.
Maksum, Ali. 2012. Metodologi Penelitian Dalam
Olahraga. Surabaya : Unesa University Press
Murti, Dhewanti Indra. 2012. Pengaruh Lingkungan
Sekolah, Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Lokal Area Network Di SMK
Tamansiswa Jetis Yogyakarta. Skripsi tidak
diterbitkan. Yogyakarta : Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.
Musfiqon. 2012. Panduan Lengkap Metodologi
Penelitian. Pendidikan. Jakarta : Prestasi Pustaka
Noni, Adinda. 2014. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Kemampuan Gerak Dasar Siswa Studi
Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Probolinggo.