Anda di halaman 1dari 9

JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 3, NO.

1, APRIL 2019

Pengaruh Pendapatan Perkapita Terhadap Konsumsi


Di Provinsi Aceh

Nurlaila Hanum1, Sari Sarlia2


Fakultas Ekonomi Universitas Samudra
1
e-mail: nurlailahanum@unsam.ac.id
2
e-mail: sarisarlia@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan perkapita
terhadap konsumsi di Provinsi Aceh. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data jumlah pendapatan perkapita dan konsumsi di Provinsi Aceh selama
tahun 2008-2017. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linear sederhana, uji t dan koefisien determinasi.
Hasil persamaan regresi linear sederhana diperoleh Y = 2,203 + 0,319X. Nilai
konstanta adalah sebesar 2,203 merupakan nilai konsumsi di Provinsi Aceh
sebelum dipengaruhi oleh pendapatan perkapita. Artinya jika pendapatan
perkapita di asumsikan bernilai nol (0) atau tetap, maka tingkat konsumsi di
Provinsi Aceh adalah sebesar 2,203 satuan. Koefisien regresi pendapatan
perkapita adalah sebesar 0,319. Hal ini menunjukkan pendapatan perkapita
perpengaruh positif terhadap konsumsi masyarakat di Provinsi Aceh, artinya
apabila pendapatan perkapita meningkat sebesar 1% maka jumlah konsumsi di
Provinsi Aceh akan meningkat sebesar 0,319%. Nilai koefisien determinasi (R2)
yaitu 0,592 atau apabila dipersentasekan sebesar 59,20%. Hal ini menunjukkan
pendapatan perkapita mempengaruhi konsumsi di Provinsi Aceh sebesar
59,20%, dan sisanya 40,80% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Hasil uji t menunjukkan pendapatan perkapita perpengaruh
positif dan signifikan terhadap konsumsi masyarakat di Provinsi Aceh dengan
Nilai thitung > t-tabel (3,410 > 1,859) dan nilai t-sig yaitu 0,009 < 0,05. Oleh
karena itu hipotesis dapat diterima. Artinya semakin tinggi pendapatan perkapita
di Provinsi Aceh, maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi di Provinsi Aceh.

Kata Kunci: Pendapatan Perkapita, Konsumsi

1. PENDAHULUAN kapita merupakan suatu pencerminan dari


Pertumbuhan ekonomi suatu daerah timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan
merupakan salah satu ukuran kinerja ekonomi masyarakat. Sedangkan pertumbuhan
pembangunan daerah khususnya di bidang ekonomi adalah kenaikan pendapatan per kapita
perekonomian. Pertumbuhan ekonomi ini dapat masyarakat tanpa memandang apakah terjadi
dilihat dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar perubahan dalam struktur ekonomi atau tidak.
harga konstan, yaitu dengan menghilangkan Pembangunan atau pertumbuhan
faktor perubahan harga (inflasi) dan ekonomi dapat diukur melalui kenaikan
menggunakan faktor pengali harga konstan (at pendapatan per kapita masyarakat. Namun
constant price inflation factor) sehingga dalam pembangunan ekonomi tidak menjadikan
diperoleh gambaran peningkatan produksi pendapatan per kapita sebagai indikator tunggal
secara makro. dan memusatka perhatian pada kualitas proses
Pembangunan ekonomi diartikan sebagai pembangunan. Pertumbuhan ekonomi
suatu proses yang menyebabkan pendapatan merupakan gambaran yang nyata dari dampak
perkapita penduduk suatu masyarakat kebijakan pembangunan ekonomi.
meningkat. Dimana kenaikan pendapatan per Pertumbuhan tersebut dapat dicapai dan

Nurlaila Hanum, Sari Sarlia : Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap Konsumsi di Provinsi Aceh 84
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 3, NO. 1, APRIL 2019

terbentuk dari berbagai macam sektor ekonomi, berdampak terhadap tingginya akan permintaan
dimana laju pertumbuhan suatu daerah dapat suatu barang.
dicerminkan dari perubahan PDRB (Produk Provinsi Aceh merupakan sebuah
Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun. provinsi dengan tingkat pendapatan perkapita
Peningkatan PDRB (Produk Domestik yang tinggi dan pengeluaran konsumsi
Regional Bruto) dari tahun ke tahun dapat masyarakat yang meningkat setiap tahunnya.
berdampak langsung terhadap pendapatan Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
perkapita yang diperoleh oleh masyarakat di masyarakat di provinsi Aceh dipastikan
suatu wilayah. Meningkatnya pendapatan menggunakan sebagian pendapatannya untuk
perkapita masyarakat mendorong pengeluaran konsumsi. Perilaku masyarakat
meningkatnya daya beli masyarakat terhadap dalam membelanjakan pendapatannya dapat
barang dan jasa. Namun umumnya, pendapatan meningkatkan permintaan akan suatu barang
perkapita diutamakan untuk memenuhi dan jasa dan berdampak terhadap pertumbuhan
kebutuhan primer atau pokok, dan sisanya ekonomi.
biasanya dapat digunakan untuk aktivitas Berdasarkan data yang diperoleh
lainnya seperti tabungan, investasi dan melalui Badan Pusat Statitik, dikatakan bahwa
konsumsi barang dan jasa lainnya. Konsumsi konsumsi rumah tangga di Provinsi Aceh
atau disebut konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 2,69% di triwulan
merupakan komponen yang sangat penting II tahun 2018 dan memberikan kontribusi yang
dalam pembelanjaan secara agregat. Konsumsi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi di
tersebut meliputi pengeluaran rumah tangga Provinsi Aceh. Peningkatan konsumsi
untuk membeli kebutuhan hidupnya seperti masyarakat di Provinsi Aceh didorong oleh
makanan dan minuman, pakaian, kendaraan, adanya peningkatan daya beli masyarakat
sewa rumah, pendidikan dan lain sebagainya. akibat peningkatan pendapatan sebagai efek
Setiap rumah tangga tidak terlepas dari dari peningkatan Upah Minimum Provinsi
perilaku konsumsi dimana setiap rumah tangga sebesar 8%. Selain itu, data Bank Indonesia
akan menghabiskan sebagian pendapatannya menyatakan kredit yang paling banyak
untuk konsumsi. Oleh karena itu, pengeluaran disalurkan adalah kredit konsumsi yang
konsumsi masyarakat sangat ditentukan dari mencapai 60% dari total kredit yang disalurkan.
besarnya jumlah pendapatan perkapita dari Pendapatan perkapita dan pengeluaran
masyarakat di suatu daerah. Meningkatnya konsumsi di Provinsi Aceh dapat dilihat pada
pendapatan perkapita secara langsung Tabel I-1 sebagai berikut:
meningkatkan daya beli masyarakat dan

Tabel 1. Perkembangan PDRB Perkapita dan Pengeluaran Konsumsi di Provinsi Aceh


Tahun 2013-2017
No Tahun PDRB Perkapita Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Perkembangan
(Rupiah) (%) (Rupiah) (%)

1 2013 25.218.826,8 - 7.528.572 -


2 2014 26.065.084,7 3,36 8.973.768 19,20
3 2015 25.808.451,0 -0,98 9.737.424 8,51
4 2016 26.941.914,3 4,39 11.056.992 13,55
5 2017 28.227.057,1 4,77 11.833.644 7,02
Sumber: Badan Pusat Statistik Aceh, 2018 (diolah)

Berdasarkan Tabel 1. diketahui demikian, terjadi penurunan pendapatan


pendapatan perkapita Provinsi Aceh pada perkapita sebesar 0,98% di tahun 2015 atau
tahun 2013 sebesar Rp. 25.218.826,8. Rp. 25.808.451,0. Hal ini disebabkan pada
Selanjutnya pendapatan perkapita tahun 2015 pendapatan dari sektor industri
mengalami peningkatan pada tahun 2014 pengolahan dan perdagangan mengalami
sebesar 3,36% atau Rp. 26.065.084,7. Namun

Nurlaila Hanum, Sari Sarlia : Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap Konsumsi di Provinsi Aceh 85
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 3, NO. 1, APRIL 2019

penurunan masing-masing sebesar 2,3% dan (2007:46), Pendapatan perkapita adalah hasil
3,1%. bagi antara pendapatan regional atas dasar
Pendapatan perkapita kembali harga konstan (ADHK) dengan jumlah
meningkat di tahun 2016 sebesar 4,39% atau penduduk pertengahan tahun. PDRB
Rp. 26.941.914,3. Kemudian pada tahun perkapita dapat dilihat atas dasar harga
2017 pendapatan perkapita kembali berlaku maupun atas dasar harga konstan.
meningkat sebesar Rp. 28.227.057,1 dengan Pendapatan perkapita menurut Sukirno
tingkat perkembangan sebesar 4,77%. (2006:122) adalah besarnya pendapatan rata-
Peningkatan pendapatan perkapita juga rata penduduk di suatu negara. Pendapatan
diikuti oleh meningkatnya konsumsi di perkapita didapatkan dari hasil pembagian
Provinsi Aceh. Pada tahun 2013, konsumsi di pendapatan nasional suatu negara pada satu
Provinsi Aceh rata-rata sebesar tahun tertentu dengan jumlah penduduk
Rp. 7.528.572 per tahun. Kemudian pada negara pada tahun tersebut.
tahun 2014, konsumsi masyarakat di Sukirno (2006:138) mengemukakan
Provinsi Aceh mengalami peningkatan pendapatan perkapita terdiri atas 2 jenis
sebesar 19,20% atau Rp. 8.973.768. diantaranya sebagai berikut:
Pada tahun 2015 dan 2016 konsumsi 1. Pendapatan Pribadi
masyarakat di Provinsi Aceh terus Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai
mengalami peningkatan namun dengan semua jenis pendapatan termasuk
tingkat perkembangan yang turun sebesar pendapatan yang diperoleh tanpa
8,51% pada tahun 2015 dan kembali memberikan sesuatu kegiatan apapun,
meningkat sebesar 13,55% di tahun 2016. yang diterima oleh penduduk suatu negara.
Pada tahun 2017 perkembangan konsumsi di Dari arti istilah pendapatan pribadi ini
Provinsi Aceh kembali mengalami penurunan dapatkanlah disimpulkan bahwa dalam
sebesar 7,02% atau Rp. 11.833.644 per pendapatan pribadi telah termasuk juga
tahunnya. Fluktuasi ini terjadi karena adanya pembayaran pindahan. Pembayaran
perubahan konsumsi dari sisi makanan dan tersebut merupakan pemberian -
non makanan yang diakibatkan karena pemberian yang dilakukan oleh
terjadinya inflasi di Provinsi Aceh pada tahun pemerintah kepada berbagai golongan
2015 dan tahun 2017 (BPS Aceh, 2017). masyarakat dimana para penerimanya
Dari uraian latar belakang, maka tidak perlu memberikan suatu balas jasa
tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu sebagai imbalan.
untuk mengetahui pengaruh pendapatan 2. Pendapatan Disposebel
perkapita terhadap konsumsi di Provinsi Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh
Aceh pajak yang harus dibayar oleh para
penerima pendapatan, nilai yang tersisa
2. KAJIAN KEPUSTAKAAN dinamakan pendapatan disposebel. Dengan
Pendapatan Perkapita demikian pada hakikatnya pendapatan
Menurut Tarigan (2007:21) disposebel adalah pendapatan yang dapat
pendapatan perkapita adalah total pendapatan digunakan oleh para penerimanya, yaitu
suatu daerah dibagi jumlah penduduk di semua rumah tangga yang ada dalam
daerah tersebut untuk tahun yang sama. perekonomian, untuk membeli barang-
Angka yang digunakan semestinya adalah barang dan jasa-jasa yang mereka ingin.
total pendapatan regional dibagi jumlah Manfaat perhitungan pendapatan
penduduk. Tetapi angka ini sering kali tidak perkapita sebagai indikator ekonomi yang
diperoleh sehingga diganti dengan total mengukur tingkat kemakmuran penduduk
PDRB atas dasar harga pasar dibagi dengan suatu wilayah, pendapatan per kapita dihitung
jumlah penduduk. Angka pendapatan per secara berkala, biasanya 1 tahun. Manfaat
kapita dapat dinyatakan dalam harga berlaku dari perhitungan pendapatan per kapita antara
maupun dalam harga konstan tergantung pada lain sebagai berikut (Alam, 2007:50) :
kebutuhan. Sedangkan Menurut Jhingan
Nurlaila Hanum, Sari Sarlia : Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap Konsumsi di Provinsi Aceh 86
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 3, NO. 1, APRIL 2019

1. Untuk melihat tingkat perbandingan Menurut Wiliam (2007:311),


kesejahteraan masyarakat suatu negara mengatakan bahwa konsumsi secara umum
dari tahun ke tahun. adalah sebagai penggunaan barang-barang
2. Sebagai data perbandingan tingkat dan jasa yang secara langsung akan
kesehjateraan suatu negara dengan negara memenuhi kebutuhan manusia. Konsumsi
lain. sebagai pembelanjaan yang dilakukan oleh
3. Sebagai perbandingan tingkat standar seseoarang atas barang dan jasa dengan
hidup suatu negara dengan negara lainnya. tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang
4. Sebagai data untuk mengambil kebijakan yang melakukan pekerjaan tersebut.
di bidang ekonomi. Pendapatan per kapita Menurut Murni (2006:54), konsumsi
dapat digunakan sebagai bahan merupakan pengeluaran masyarakat untuk
pertimbangan untuk mengambil lahan membel barang-barang keperluan konsumsi.
pertimbangan untuk mengambil langkah di Sedangkan Mankiw (2013:11),
bidang ekonomi. mendefinisikan konsumsi (consumption)
Menurut Rasyidi (2010:166), Faktor - adalah pembelanjaan rumah tangga untuk
faktor yang mempengaruhi pendapatan barang, dan jasa. “Barang” meliputi
perkapita adalah sebagai berikut : pembelanjaan rumah tangga untuk barang
1. Permintaan agrerat dan penawaran agregat awet, seperti mobil dan alat-alat rumah
Permintaan agregat menunjukan hubungan tangga, dan barang tidak awet, seperti
antara keseluruhan permintaan terhadap makanan dan pakaian , “jasa” meliputi
barang-barang dan jasa sesuai dengan barang-barang tidak kasat mata , seperti
tingkat harga. Permintaan agregat adalah potong rambut, dan layanan kesehatan.
seluruh barang dan jasa yang akan dibeli Sedangkan Halim (2008:47) mengemukakan
oleh sektor-sektor ekonomi pada tingkat pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu
harga, sedangkan penawaran agregat pengeluaran yang dilakukan oleh rumah
menunjukan hubungan antara keseluruhan tangga untuk membeli barang-barang dan
penawaran barang-barang dan jasa yang jasa-jasa untuk kebutuhan hidup sehari-hari
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu periode tertentu.
dalam tingkat harga. Fungsi konsumsi adalah suatu
2. Konsumsi dan tabungan persamaan matematik yang menunjukkan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk hubungan antara tingkat konsumsi seseorang
memperoleh barang-barang dan jasa dalam atau rumahtangga dengan pendapatan
suatu perekonomian dalam satu tahun. disposibel atau pendapatan nasional. Jika
Sedangkan tabungan bagian dari fungsi konsumsi merupakan fungsi yang
pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk dipengaruhi oleh pendapatan disposibel maka
konsumsi. Tabungan, konsumsi, dan dapat digambarkan dengan persamaan
pendapatan sangat erat hubungannya. Hal sebagai berikut (Sukirno, 2005:112):
ini dapat kita lihat dari pendapat keynes C = a + bYd
yang dikenal dengan psyclogical Dimana:
consumtion yang membahas tingkah laku a : konsumsi autonomus,
masyarakat dalam konsumsi jika b : kecenderungan mengkonsumsi marginal,
dihubungkan dengan pendapatan, dimana Yd: pendapatan disposibel
semakin besar konsumsi dan tabungan Konsumsi aotunomus adalah tingkat
maka akan semakin tinggi pula pendapatan konsumsi rumahtangga yang tidak
yang diperoleh oleh seseorang. dipengaruhi oleh pendapatan nasional atau
3. Investasi dapat diartikan sebagai tingkat konsumsi
Pengeluaran untuk investasi merupakan dimana rumah tangga tidak mempunyai
salah satu komponen penting pengeluaran pendapatan. Pengeluaran untuk konsumsi ini
agrerat. dapat dibiayai oleh tabungan yang dibuat
dimasa lalu atau dengan cara berhutang
Konsumsi
Nurlaila Hanum, Sari Sarlia : Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap Konsumsi di Provinsi Aceh 87
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 3, NO. 1, APRIL 2019

(dissaving). Selain dipengaruhi oleh jumlah mempengaruhi konsumsi selain dari


tabungan dimasa lalu, konsumsi autonomus pendapatan, meliputi:
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain 1. Selera
seperti pajak yang dipungut oleh pemerintah, Konsumsi masing-masing individu
ekspektasi keadaan ekonomi, tingkat harga berbeda meskipun individu tersebut
dan suku bunga. mempunyai umur dan pendapatan yang
Pendapatan disposibel adalah sama, hal ini disebabkan karena adanya
pendapatan rumah tangga yang siap perbedaan selera pada tiap individu.
digunakan untuk kegiatan konsumsi. 2. Faktor Sosial Ekonomi
Pendapatan disposibel berasal dari Faktor sosial ekonomi misalnya umur,
pendapatan yang diperoleh rumah tangga pendidikan, dan keadaan keluarga juga
sebagai balas jasa faktor produksi dikurangi mempunyai pengaruh terhadap
dengan pajak yang harus dibayarkan kepada pengeluaran konsumsi. Pendapatan akan
pemerintah Pendapatan disposibel dapat tinggi pada kelompok umur muda dan
digambarkan melalui persamaan: mencapai puncaknya pada umur
Yd = Y – T pertengahan dan akhirnya turun pada umur
Dimana : tua.
T : pajak yang harus dibayarkan oleh rumah 3. Kekayaan
tangga kepada pemerintah. Kekayaan secara eksplisit maupun implisit
Yd: pendapatan disposibel sering dimasukan dalam fungsi agregat
Kecenderungan mengkonsumsi sebagai faktor yang menentukan konsumsi.
marginal atau marginal propensity to Seperti dalam pendapatan permanen yang
consume (MPC) menggambarkan hubungan dikemukakan oleh Friedman, Albert Ando
antara pertambahan pendapatan dengan dan Franco Modigliani menyatakan bahwa
pertambahan konsumsi. Dengan kata lain hasil bersih dari suatu kekayaan
MPC menunjukkan persentase tambahan merupakan faktor penting dalam
pendapatan yang akan digunakan oleh rumah menetukan konsumsi. Beberapa ahli
tangga untuk konsumsi. MPC dapat ekonomi yang lain memasukan aktiva
digambarkan dengan persamaan sebagai lancar sebagai komponen kekayaan
berikut: sehingga aktiva lancar memainkan peranan
MPC = ΔC/ ΔYd yang penting pula dalam menentukan
Dimana : konsumsi.
ΔC : pertambahan konsumsi 4. Keuntungan atau Kerugian Capital
ΔYd : pertambahan pendapatan disposibel Keuntungan capital yaitu naiknya hasil
yang dapat menyebabkan bersih kapital akan mendorong konsumsi,
pertambahan konsumsi tersebut. dengan adanya kerugian kapital akan
Kecenderungan mengkonsumsi rata- mengurangi konsumsi.
rata atau avarage propensity to consume 5. Tingkat bunga
(APC) yaitu perbandingan antara tingkat Ahli-ahli ekonomi klasik menganggap
pengeluaran konsumsi (C) dengan pendapatan bahwa konsumsi merupakan fungsi dari
disposibel (Yd) yang diperoleh pada waktu tingkat bunga. Khususnya mereka percaya
konsumsi tersebut dilakukan dengan bahwa tingkat bunga mendorong
persamaan sebagai berikut: tabungan dan
APC = C/Yd mengurangi konsumsi.
Dimana : 6. Tingat Harga
C : tingkat konsumsi Sejauh ini dianggap konsumsi riil
Yd : pendapatan disposibel merupakan fungsi dari pendapatan riil.
Faktor yang mempengaruhi Tingkat Oleh karena itu naiknya pendapatan
Konsumsi Menurut Suparmoko (2007:78) nominal yang disertai dengan naiknya
terdapat beberapa variabel yang tingkat harga dengan proposi yang sama
tidak akan merubah konsumsi riil.
Nurlaila Hanum, Sari Sarlia : Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap Konsumsi di Provinsi Aceh 88
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 3, NO. 1, APRIL 2019

Hubungan Pendapatan Per kapita dengan Jenis data yang digunakan dalam
Konsumsi penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
Teori konsumsi Keynes menjelaskan kuantitatif merupakan data yang dilakukan
adanya hubungan antara pendapatan yang dengan mengumpulkan data yang berupa
diterima saat ini (pendapatan disposable) angka (Martono, 2010:19). Data kuantitatif
dengan konsumsi yang dilakukan saat ini dalam penelitian ini adalah data pendapatan
juga. Dengan kata lain pendapatan yang perkapita dan konsumsi di Provinsi Aceh
dimiliki dalam suatu waktu tertentu akan yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
mempengaruhi konsumsi yang dilakukan oleh Aceh.
manusia dalam waktu itu juga. Apabila Sumber data yang digunakan dalam
pendapatan meningkat maka konsumsi yang penelitian ini adalah data sekunder. Data
dilakukan juga akan meningkat, begitu pula sekunder yaitu sumber yang tidak langsung
sebaliknya. memberikan data kepada pengumpul data,
Menurut Keynes hubungan pendapatan misalnya lewat orang lain atau dokumen
disposabel dan konsumsi berpengaruh sangat (Sugiyono, 2014:137). Data sekunder dari
signifikan dan searah. Keynes menjelaskan penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat
bahwa konsumsi saat ini (current Statistik Aceh.
consumption) sangat dipengaruhi oleh
pendapatan disposabel saat ini (current Metode Pengumpulan Data
disposable income). Keynes juga mengatakan Teknik pengumpulan data dalam
bahwa, ada batasan konsumsi minimal yang penelitian ini dilakukan dengan langkah-
tidak tergantung tingkat pendapatan. Artinya, langkah sebagai berikut:
tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, 1. Dokumentasi yaitu catatan peristiwa yang
walaupun tingkat pendapatan sama dengan sudah berlalu dan berbentuk tulisan,
nol. Itulah yang disebut konsumsi otonomus gambar, atau karya-karya monumental
(autonomous consumtion). Jika pendapatan dari seseorang (Sugiyono, 2014:240).
disposabel meningkat, maka konsumsi juga Data yang digunakan dalam teknik
akan meningkat. Hanya saja peningkatan dokumentasi ini berupa gambaran umum
tersebut tidak sebesar peningkatan Provinsi Aceh, data pendapatan perkapita
pendapatan disposabel (Rahardja dan dan konsumsi di Provinsi Aceh tahun
Manurung, 2004:37). 2008-2017 yang diperoleh dari BPS
Menurut Sukirno (2005:139) Aceh.
menyatakan hubungan antara pendapatan 2. Tinjauan pustaka (survei literatur) adalah
dengan konsumsi adalah hubungan yang identifikasi, lokasi, dan analisis dari
searah (proposional), maksudnya pada dokumen yang berisi informasi yang
pendapatan yang lebih tinggi dapat berhubungan dengan permasalahan
menyebabkan pengeluaran konsumsi lebih penelitian secara sistematis (Kuncoro,
besar dan demikian juga sebaliknya yaitu bila 2009:34). Tinjauan pustaka dalam
tingkat pendapatan rendah maka pengeluaran penelitian ini berupa buku-buku, jurnal
konsumsi juga rendah. dan skripsi yang ada kaitannya dengan
penelitian ini.
Hipotesis
Berdasakan uraian latar belakang Metode Analisis Data
maka hipotesis dalam penelitian ini di duga Untuk mengetahui seberapa besar
pendapatan perkapita positif dan signifikan pengaruh dari variabel bebas (pendapatan
berpengaruh terhadap konsumsi di Provinsi perkapita) terhadap variabel terikat
Aceh. (konsumsi) maka digunakan analisis
regresi linear sederhana (Sugiyono, 2009:277)
3. METODE PENELITIAN yaitu :
Jenis dan Sumber Data Y = a+ bX
Dimana :
Nurlaila Hanum, Sari Sarlia : Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap Konsumsi di Provinsi Aceh 89
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 3, NO. 1, APRIL 2019

Y : Konsumsi terikat dapat dijelaskan oleh variasi


X : Pendapatan Perkapita variabel bebas. Nilai R2 mendekati 0
a : Konstanta (nol), maka variasi dari variabel terikat
b : Koefisien regresi tidak dapat dijelaskan oleh variabel
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas. Sebaliknya jika nilai yang
bebas terhadap variabel terikat, maka mendekati 1 (satu) berarti variabel
dilakukan uji hipotesis dengan langkah- bebas memberikan hampir semua
langkah sebagai berikut : informasi yang dibutuhkan untuk
1. Uji secara parsial/individual (Uji t) memprediksi variabel terikat (Lungan,
Kuncoro (2009:238) menyatakan uji 2010:141).
statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel 4. HASIL PENELITIAN DAN
penjelas secara individual dalam PEMBAHASAN
menerangkan variasi variabel terikat. Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap
Bentuk pengujiannya adalah sebagai Konsumsi di Provinsi Aceh
berikut: Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Ho : b = 0, artinya secara parsial pendapatan perkapita terhadap konsumsi di
terdapat pengaruh tidak Provinsi Aceh dapat dilihat dari hasil analisis
signifikan variabel pendapatan regresi linear sederhana yang pengolahannya
perkapita terhadap konsumsi. dibantu dengan menggunakan aplikasi SPSS
Ha : b ≠ 0, artinya secara parsial versi 20.0 dengan hasil sebagai berikut:
terdapat pengaruh yang Berdasarkan hasil data tersebut
signifikan dari variabel persamaan regresi diperoleh yaitu :
pendapatan perkapita terhadap Y = 2,203 + 0,319X
konsumsi. Dari persamaan regresi tersebut dapat
Kriteria pengambilan keputusan dijelaskan bahwa nilai konstanta adalah
adalah sebagai berikut: sebesar 2,203 merupakan nilai konsumsi di
a. Ho diterima jika thitung < ttabel dan tsig Provinsi Aceh sebelum dipengaruhi oleh
> 0,05 pendapatan perkapita. Artinya jika
b. Ha diterima jika thitung > ttabel dan tsig pendapatan perkapita di asumsikan bernilai
< 0,05 nol (0) atau tetap, maka tingkat konsumsi di
2. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Provinsi Aceh adalah sebesar 2,203 satuan.
Koefisien determinasi digunakan untuk Koefisien regresi pendapatan perkapita
menghitung besarnya peranan atau adalah sebesar 0,319. Hal ini menunjukkan
pengaruh variabel bebas (X) terhadap pendapatan perkapita perpengaruh positif
variabel terikat (Y). Koefisien terhadap konsumsi di Provinsi Aceh, artinya
determinasi dapat dihitung dengan cara apabila pendapatan perkapita meningkat
mengkuadratkan hasil korelasi sebesar 1% maka jumlah konsumsi
kemudian dikalikan dengan 100%. Nilai masyarakat di Provinsi Aceh akan meningkat
R2 menunjukkan bahwa variasi variabel sebesar 0,319%.

Tabel 2. Hasil Analisis Statistik


Variabel B T Sig. t
Konstanta 2.203E6 1.259 .244
Pendapatan Perkapita .319 3.410 .009
R Square = 0,592
Sumber: Data diolah, 2019

Koefisien Determinasi (R2) sebesar 59,2%. Hal ini menunjukkan


Nilai koefisien determinasi (R Square) pendapatan perkapita mempengaruhi
yaitu 0,592 atau apabila dipersentasekan konsumsi di Provinsi Aceh sebesar 59,2%,

Nurlaila Hanum, Sari Sarlia : Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap Konsumsi di Provinsi Aceh 90
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 3, NO. 1, APRIL 2019

dan sisanya 40,8% dipengaruhi oleh variabel diteliti dalam penelitian ini seperti
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini pertumbuhan ekonomi.
seperti pertumbuhan ekonomi.
6. REFERENSI
Pembuktian Hipotesis
Pembuktian hipotesis dilakukan Afhdal, Muhammad, Sofyan Syahnur dan
dengan menggunakan hasil analisis data Muhammad Nasir. 2014. Konsumsi
dengan uji-t atau uji secara parsial. Uji-t di Provinsi Aceh. Jurnal Ilmu
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ekonomi. Vol.2, No.3, Hal: 11-20.
secara signifikan dari variabel bebas Ariani, Dian. 2014. Analisis Faktor-faktor
terhadap variabel terikat. Hasil uji-t dapat yang Mempengaruhi Konsumsi di
diketahui bahwa nilai t-hitung adalah Kabupaten Nagan Raya. Jurnal
sebesar 3,410 dan nilai t-tabel pada Ekonomi dan Kebijakan Publik
probabilitas 0,05 adalah sebesar 1,859. Indonesia. Vol.1, No.1, Hal:1-7
Oleh karena t-hitung > t-tabel (3,410 > Arsyad, Lincolin. 2008.
1,859) dan nilai t-sig yaitu 0,009 < 0,05. Ekonomi Pembangunan.
Dengan demikian dapat dinyatakan Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
pendapatan perkapita perpengaruh positif Badan Pusat Statistik. 2015.
dan signifikan terhadap konsumsi di Perkembangan Indikator Sosial
Provinsi Aceh. Oleh karena itu hipotesis Ekonomi Provinsi Aceh. Banda
dapat diterima. Artinya semakin tinggi Aceh: BPS Provinsi Aceh.
pendapatan perkapita di Provinsi Aceh, Badan Pusat Statistik Aceh.
maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi http://aceh.bps.go.id
di Provinsi Aceh. Guritno, Ivan dan Algifari. 2003.
Pengantar Ekonomi Makro.
5. PENUTUP Jakarta: PT. Salemba Empat.
Berdasarkan hasil penelitian yang Halim, Abdul. 2008. Analisis Investasi.
diperoleh, maka dapat dirumuskan beberapa Jakarta: Salemba Empat.
kesimpulan sebagai berikut: Jhinghan, ML. 2007. Ekonomi
1. Hasil persamaan regresi linear sederhana Pembangunan. Teori dan
diperoleh Y = 2,203 + 0,319X. Nilai Kebijakan. Yogyakarta: UPP AMP
konstanta adalah sebesar 2,203 merupakan YKPN.
nilai konsumsi di Provinsi Aceh sebelum Kuncoro, Mudrajad. 2004. Ekonomi
dipengaruhi oleh pendapatan perkapita. Pembangunan : Teori, Masalah dan
Artinya jika pendapatan perkapita di Kebijakan. Yogyakarta: UPP STIM
asumsikan bernilai nol (0) atau tetap, maka YKPN.
tingkat konsumsi di Provinsi Aceh adalah _____. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis
2,203 satuan. Koefisien regresi pendapatan dan Ekonomi. Jakarta, Erlangga.
perkapita adalah sebesar 0,319. Hal ini Lungan, Richard. 2010. Aplikasi Statistika
menunjukkan pendapatan perkapita dan Hitung Peluang. Yogyakarta:
perpengaruh positif terhadap konsumsi di Graha Ilmu.
Provinsi Aceh, artinya apabila pendapatan Mankiw. 2007. Teori Makro Ekonomi.
perkapita meningkat sebesar 1% maka Jakarta. Erlangga
jumlah konsumsi di Provinsi Aceh akan _____. 2013. Pengantar Ekonomi Makro.
meningkat sebesar 0,319%. Jakarta. Erlangga
2. Nilai koefisien determinasi (R2) yaitu 0,592 Mantra, Ida bagus. 2009. Demografi Umum.
atau apabila dipersentasekan sebesar 59,2%. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Hal ini menunjukkan pendapatan perkapita Martono Nanang, 2010, Metode Penelitian
mempengaruhi konsumsi di Provinsi Aceh Kuantitatif, Jakarta: Grafindo
sebesar 59,2%, dan sisanya 40,8% Persada.
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
Nurlaila Hanum, Sari Sarlia : Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap Konsumsi di Provinsi Aceh 91
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 3, NO. 1, APRIL 2019

Murni, Asifa. 2006. Ekonomika Makro.


Jakarta: Salemba Empat.
Nanga,Muana. 2006. Teori Ekonomi Mikro
Suatu Pengantar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Rasyidi, Suherman. 2010. Pengantar
Teori Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Rinawati, Yantu, M.R dan Rustan
Abd. Raul. 2014. Pengaruh
pendapatan terhadap Konsumsi
Masyarakat Tani Padi Sawah di
Desa Karawana Kecamatan Dolo
Kapbupaten Sigli. Arotekbis. Vol. 2,
No.1, Hal:652-659.
Rusli, Ghalib. 2001. Ekonomi Regional.
Bandung: Pustaka Ramadhan.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sadono. 2006. Mikro Ekonomi
Teori Pengantar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi
Regional-Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara
Todaro, M.P. 2006. Pembangunan
Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
William. J. 2007. Pengantar Ekonomi
Mikro. Jakarta: PT. Salemba Empat.
Yusuf, Muhammad, Haedar dan Estik. 2015.
Pengaruh Pendapatan Perkapita
terhadap Permintaan Kebutuhan
Pokok Masyarakat di Kecamatan
Wara Selatan Kota Palopo. Jurnal
Ekonomi pembangunan.. Vo. 2, No.
1, Hal: 25-31

Nurlaila Hanum, Sari Sarlia : Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap Konsumsi di Provinsi Aceh 92

Anda mungkin juga menyukai