Di susun oleh :
SURAKARTA
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
monitoring pasien, volume sampel yang digunakan sangat sedikit, alat lebih kecil
sehingga tidak perlu ruangan khusus.
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
bagaimana gambaran pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan metode sahli
dan POCT?
D. Batasan Masalah
3
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemeriksaan
hemoglobin metode sahli dan POCT.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini mengetahui gambaran dari
pemeriksaan hemoglobin, dengan pemeriksaan menggunakan metode yang
berbeda metode sahli dan metode POCT.
F. Manfaat Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hemoglobin
1. Pengertian Hemoglobin
Sel darah merah (eritrosit) merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti,
komponen utamanya adalah protein hemoglobin (Hb) yang berfungsi mengangkut
oksigen dan karbondioksida (Price, 1995).
Hemoglobin adalah suatu molekul yang terdiri dari gabungan molekul hem
dan globulin yang merupakan kandungan utama dalam eritrosit dengan berat
molekul 64.450 dalton. Hemoglobin terdiri dari bahan yang mengandung besi
yang di sebut hem (heme) dan protein globulin. Terdapat sekitar 300 molekul
hemoglobin dalam setiap sel darah (Corwin, 2000).
5
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di
dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-
paru ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).
2. Jenis-jenis Hemoglobin
6
Bentuk variasi dari hemoglobin yaitu :
3. Struktur Hemoglobin
Struktur hemoglobin terdiri dari suatu golongan heme dan globin yang terdiri
dari 4 rantai polipeptida. Polipeptida terdiri dari asam amino yang terikat menjadi
rantai dengan urutan tertentu. Sintesis hemoglobin di mulai dalam proeritroblas
dan kemudian dilanjutkan sedikit di dalam retikulosit, karena retikulosit
meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit
tetap membentuk sedikit hemoglobin selama beberapa hari berikutnya (Kosasih,
2008).
7
oleh ribosom membentuk suatu sub unit hemoglobin di sebut rantai hemoglobin
(Guyton, 1996).
4. Fungsi Hemoglobin
Fungsi utama hemoglobin adalah sebagai media transport oksigen dari paru-
paru menuju keseluruh jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
Mengikat dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil dari
metabolisme ke paru-paru untuk dibuang. Hemoglobin juga berperan
mempertahankan keseimbangan asam – basa dari tubuh. (Hafiz, 2004).
8
Menurut Wintrobe (2009) nilai-nilai normal kadar hemoglobin adalah :
9
peningkatan absen sekolah dan penurunan prestasi belajar (WHO dalam
Zarianis, 2006).
7. Bentuk Ikatan
1. Karboksihemoglobin
10
Penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya
kerja eritrosit dalam fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi
seperti ini dapat berakibat serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan
keracunan serta gangguan metabolisme otot dan fungsi enzim intra seluler.
2. Sulfhemoglobin
3. Methemoglobin
11
Penyebab anemia bermacam-macam sehingga jenis anemia beragam, ada
gejala umum yang sama yang menimbulkan dugaan seseorang menderita penyakit
ini. Gejala yang paling umum ialah pucat, yang mudah dilihat pada wajah
penderita. Gejala ini akan tampak jelas lagi pada selaput lendir, yang mudah
dilihat pada mulut dan bagian dalam kelopak mata (Sadikin, 2002).
Gejala umum anemia disebut juga sebagai syndrome anemia atau anemic
syndrome adalah gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar
hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa. Gejala ini timbul karena
anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh .terhadap penurunan
hemoglobin. Gejala-gejala tersebut antara lain yaitu lesu, cepat lelah, palpitasi,
sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunanag-kunang dan
kelemahan otot (Bakta, 2006).
3. Penyebab Anemia
12
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis. Lisis sel darah merah
terjadi dalam sel fagositik atau dalam sistem retikulo endotelial, terutama dalam
hati dan limpa. Sebagai hasil sampingan dari proses tersebut ,bilirubin yang
terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah.
Seluruh zat makanan diedarkan oleh suatu sistem transport keseluruh bagian
tubuh. Sari – sari makanan hasil proses pencernaan diangkut oleh darah dari usus
ke seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin (Hb) mengangkut oksigen ke sel – sel
jaringan dan sebaliknya mengangkat hasil oksigen dari jaringan sel – sel itu.
Darah merupakan alat pengangkut utama di dalam tubuh kita. Darah manusia
berwarna merah, tetapi warna itu tidak tetap.
Kadang – kadang warna itu merah tua atau merah muda, hal ini tergantung kadar
oksigen dan kadar karbondioksida. Sistem peredaran dalam tubuh terdiri dari
jantung, pembuluh darah dan saluran limfe (Pearce, 2000).
13
Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang memelihara peredaran
darah melalui saluran tubuh. Pembuluh darah arteri membawa darah dari jantung,
pembuluh darah vena membawa darah dari jantung dan kapiler menggabungkan
arteri dan dan vena, yang terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas
antara makanan dan bahan buangan. Cairan dalam tubuh akan di ambil oleh
pembuluh – pembuluh limfa dan seterusnya akan di masukan ke dalam pembuluh
darah kembali, maka cairan tubuh dapat di edarkan melalui pembuluh – pembuluh
darah. Tenaga atau energi untuk peredaran tersebut pada umumnya di timbulkan
oleh denyutan jantung dan pembuluh darah (Irianto, 2004).
2. Cara Sahli
Prinsip : Hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian
warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar
dalam alat. Cara sahli ini banyak dipakai di Indonesia, walaupun
cara ini tidak tepat 100%, akan tetapi masih dianggap cukup baik
untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah. Kesalahan
14
dalam melakukan pemeriksaan ini kira-kira 10% (Gandasoebrata,
1992).
Pemeriksaan hemoglobin metode sahli dapat menimbulkan
berbagai macam kesalahan seperti :
a. Alat atau reagen kurang sempurna. Seperti, volume pipet Hb
tidak selalu tepat 20 µl, warna standar sering pucat, kadar
larutan HCl sering tidak dikontrol, dan alat-alat hemometer
sahli tidak dapat dikalibrasi.
b. Darah dalam pipet tidak sempurna dikeluarkan kedalam HCl
karena tidak dibilas.
c. Tidak memperhatikan waktu dalam pembentukan asam
hematin.
d. Ada gelembung udara dipermukaan pada saat pembacaan hasil.
e. Membandingkan warna dengan standar pada cahaya yang
kurang terang.
Cara sahli bukanlah cara yang teliti, di Indonesia cara sahli masih
banyak dipakai di laboratorium-laboratorium kecil yang tidak
memiliki fotokolorimetri. Cara sahli masih dipakai karena lebih
praktis dan ekonomis (Gandasoebrata, 1992).
15
5. Menggunakan Hematology Analyzer
Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Hematologi Analyzer ini
menggunakan mesin/alat otomatis. Pemeriksaan Hematologi
Analyzer termasuk sebagai gold standar dalam membantu
menegakan diagnosis dalam berbagai pemeriksaan hematologi
termasuk penetapan kadar hemoglobin.
Prinsip :
Instumen ini menggunakan metode pengukuran sel yang disebut
“volumetrik independence”, pada metode ini larutan diluent
(elektrolit) yang telah dicampur dengan sel-sel darah dihisap
melalui operture. Pada klinik pengukuran terdapat 2 elektrolit yang
terdiri dari, internal elektrode dan eksternal elektode yang terletak
dengan operture, hambatan antara kedua elektrode tersebut akan
naik sesaat dengan terjadi perubahan tegangan yang sangat kecil
sesuai dengan tahapannya. Kemudian sinyal tegangan dikuatkan
atau diperbesar lalu dikirim ke rangkaian penghilang, yang
berfungsi untuk menghilangkan sinyal yang diakibatkan oleh
gangguan listrik, gelombang elektrolit, debu dan pertikel sisa.
E. Prosedur Kerja
1. Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli
Masukan larutan HCL 0,1 N dalam tabung hemometer sampai
batas skala 2.
Hisap sampel (darah vena + EDTA) dengan pipet sahli sampai
tepat pada tanda 20 µl.
Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan
tissue secara hati-hati (jangan sampai volume darah dalam pipet
berkurang).
16
Masukan darah ke dalam tabung hemometer yang berisi larutan
HCl 0,1 N tanpa menimbulkan gelembung, bilas beberapa kali dan
homogenkan.
Tunggu selama 5 menit untuk pembentukan asam hematin.
Asam hematin yang terbentuk diencerkan dengan aquadest setetes
demi setetes sambil di aduk dengan batang pengaduk sampai warna
yang terbentuk sama dengan warna standard.
Baca kadar hemoglobin pada garis miniskus bawah dan nyatakan
dalam g/dl.
17
BAB III
KESIMPULAN
Selain itu masih ada kelemahan metode sahli, yaitu kesalahan- kesalahan
pemipetan, inkubasi dan pembacaan hasil sehingga memungkinkan ketidaktelitian
dalam pemeriksaan, namun masih sering digunakan karena lebih mudah dan
hanya memerlukan biaya yang relatif murah (ekonomis).
18
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
Hemometer Sahli
20
Proses Pembacaan Hasil Pemeriksaan
21
22