Termodinamika: Oleh
Termodinamika: Oleh
TERMODINAMIKA
OLEH :
NIP. 197011191997021001
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Udayana
2014
2
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, buku ajar Termodinamika ini, dapat
terselesaikan. Buku ajar ini disusun untuk membantu dan mempermudah mahasiswa
jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Udayana dalam mempelajari mata kuliah ini
dan dapat menggunakan berbagai kosep dan prinsip Termodinamika.
Penulis menyadari bahwa isi, pemilihan kata dan metode penulisan buku ajar ini,
masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran dari pembaca banyak penulis harapkan.
Denpasar, 2014
Penulis,
3
Mata kuliah Termodinamika, adalah mata kuliah yang diperuntukan untuk mahasiswa
Fisika semester III, Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Udayana. Mata Kuliah ini
berbobot 3 (tiga) SKS dan penyusunan materinya disesuaikan dengan SAP dan GBPP
yang dipergunakan dalam kurikulum Fisika, FMIPA Universitas Udayana.
Buku ajar Termodinamika ini, mencakup enam bab, yang terdiri dari:
Buku ajar ini juga dilengkapi dengan contoh soal dan soal latihan agar mahasiswa dapat
melatih diri, sehingga mahasiswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan. Agar
mempermudah mempelajari buku ajar ini, penulis menyarankan pembaca untuk lebih
meningkatkan pemahaman tentang materi Fisika Dasar dan Kalkulus terutama mengenai
konsep-konsep diferensial parsial yang telah diajarkan pada semester I dan II.
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
TINJAUAN MATA KULIAH
DAFTAR ISI
1. SISTEM TERMODINAMIKA 1
1.1 Kesetimbangan Termal dan Konsep Temperatur 1
1.2. Kesetimbangan Termodinamika 2
1.3. Persamaan Keadaan 3
1.4. Perubahan Keadaan 5
1.5. Proses Kuasi-statik 6
Soal-soal Latihan 7
3. GAS IDEAL 13
3.1. Persamaan Keadaan Gas 13
3.2. Gas Real 14
3.3. Energi Internal Gas 15
3.4. Gas Ideal 16
Soal-Soal Latihan 18
5. FUNGSI TERMODINAMIKA 28
5.1. Entalpi 28
5.2. Fungsi Helmholtz dan Gidds 29
5.2.1.Fungsi Helmholtz 29
5.2.2. Fungsi Gibbs 29
5
6. PERGANTIAN FASE 35
6.1. Perubahan Orde Pertama; Persamaan Clapeyron 35
6.2. Peleburan 36
6.3. Penguapan 40
6.4. Sublimasi; persamaan Kirchhoff 41
6.5. Efek Joule-Kelvin 43
6.6. Keadaan Kritis 46
6.7. Helium Cair dan Helium Padat 48
Soal-Soal Latihan 50
DAFTAR PUSTAKA 51
6
1 SISTEM TERMODINAMIKA
Misalkan: Di dalam suatu lemari pendingin ditempatkan tiga buah kaleng yaitu,
A(X,Y) ; B(X’,Y’) dan C(X”,Y”). A dan C dipisahkan oleh sebuah dinding penyekat
(dinding pemisah adiabat), biasanya yang digunakan adalah kayu yang tebal, asbes,
karet busa, dan lain-lain. Sedangkan antara A dengan B dan B dengan C dipasang
dinding diaterm (dinding penghantar), sehingga A dan C mempunyai kontak termal yang
baik dengan B sedangkan antara A dengan C tidak.
A C
luar, maka sistem dikatakan mengalami “Perubahan Keadaan” , sedangkan bila sistem
tersebut tidak dipengaruhi oleh sekelilingnya, maka sistem itu dikatakan “sistem
terisolasi”. Pada pembahasan selanjutnya, akan dititik beratkan pada suatu sistem yang
dipengaruhi oleh lingkungan. [dikatakan adanya antaraksi sistem dengan lingkungan]
karena dalam termodinamika sistem terisolasi tidak penting untuk dibahas.
Ada tiga jenis kesetimbangan akibat adanya antaraksi sistem dengan lingkungan
yang merupakan komponen dari Kesetimbangan Termodinamik, yaitu:
Kesetimbangan Mekanis: ini terjadi pada saat tidak ada gaya yang tak berimbang di
bagian sistem dan juga tidak antara sistem dengan lingkungan. Bila persyaratan itu
tidak dipenuhi, maka sistem itu sendiri, atau sistem dan lingkungan akan
mengalami perubahan keadaan dan baru berhenti jika kestimbangan mekanisnya
pulih.
Kesetimbangan Kimia: Bila sistem yang ada dalam kesetimbangan mekanis tidak
cenderung mengalami perubahan spontan dari struktur internalnya, sperti reaksi
kimia, atau perpindahan materi dari dari satu bagian sistem ke bagian lainnya.
Kesetimbangan Termal: terjadi bila tidak terjadi perubahan spontan dalam
koordinat sistem yang ada dalam kesetimbangan mekanis dan kimia bila sistem itu
dipisahkan dari lingkungannya oleh dinding diaterm.
Bila persyaratan untuk semua jenis kesetimbangan di atas tercapai , sistem dikatakan
dalam keadaan Kesetimbangan Termodinamik. Dalam kondisi ini , jelas tidak akan ada
kecenderungan terjadinya perubahan keadaan, baik untuk sistem, maupun untuk
lingkungannya. Keadaan setimbangn termodinamik dapat digambarkan dengan
menggunakan koordinat makroskopik yang tidak mengandung waktu, yaitu memakai
koordinat termodinamik.
Bila salah satu dari ketiga jenis kesetimbangan yang merupakan komponen dari
kesetimbangan termodinamik tidak dipenuhi, dikatan sistem dalam keadaan
taksetimbang.
maka kita tidak dapat mengubah tekanannya. Sekali V dan dipilih, harga P pada
kesetimbangan diperoleh secara alami. Demikian juga jika P dan dipilih sembarang,
maka harga V pada kesetimbangan sudah tertentu. Ini berarti bahwa diantara ketiga
koordinat termodinamik P, V, dan hanya ada dua yang merupakan perubah bebas. Hal
ini menunjukkan bawa harus ada satu persamaan kesetimbangan yang menghubungkan
koodrinat termodinamik yang mencabut kebebasan salah satu koordinat itu. Persamaan
seperti itu disebut dengan Persamaan Keadaan.
Persamaan keadaan bukan merupakan suatu deduksi teoritis dari termodinamika
tetapi merupakan hasil percobaan yang ditambahkan pada termodinamika. Persamaan
keadaan mengungkapkan keistimewaan setiap sistem dibandingkan dengan sistem
lainnya.
Tidaklah bisa untuk mengungkapkan kelakuan lengkap zat dalam seluruh jangka
pengukuran harga P, V, dan dengan memakai persamaan sederhana. Banyak sekali
telah diajukan persaman keadaan untuk menggambarkan prilaku cairan saja, uap saja dan
daerah cairan-uap, mulai dari persamaan keadaan gas ideal:
Pv R (1)
yang berlaku pada tekanan rendah dalam daerah uap dan gas yang mana gaya-gaya antar
molekulnya sangat lemah.
Persamaan di atas diperoleh dari hasil eksperimen yang dilakukan oleh Robert
Boyle yang menyatakan kelakuan gas. Dikatakan jika suhu suatu gas dengan massa
tertentu dibuat tetap sementara volumenya diubah-ubah pada range yang agak lebar,
maka tekanan yang ditimbulkan oleh gas tersebut juga berubah-ubah sedemikian rupa
sehingga hasik kali antara tekanan dan volumenya mendekati harga yang konstan.
P
PV= k
(PV)3= k3
R (1 ) A
P 2
(v B ) 2
v v
(2)
a b c
dengan : A A0 1 B B0 1
v v v 3
Persamaan keadaan teoritis yang didasarkan atas pengandaian mengenai kelakuan
molekuler yang sampai sekarang masih dipakai, ialah persamaan keadaan Van Der
Waals
a
P 2 (v b) R (3)
v
persamaan keadaan ini berlaku baik dalam cairan, daerah uap dan di dekat serta di atas
titik kritis. Pada ketiga persamaan diatas R adalah tetap disebut dengan tetapan gas
semesta dan v adalah volume molar (V/n) dan n menyatakan banyaknya mol gas.
pada dasarnya merupakan fungsi dari dan P, tetapi karena perubahan temperatur
dibuat pada kisaran kecil sehingga dapat dipandang tetap.
Efek perubahan tekanan pada volume sistem hidrostatik bila temperaturnya dibuat tetap
dinyatakan oleh kuantitas yang disebut dengan ketermampatan isoterm dan
dilambangkan dengan [dibaca kappa].
1 V
(6)
V P
dengan satuan Pa-1.
Catatan :
Dengan menggunakan cara yang sama dapat ditentukan perubahan infitisimal untuk dV
dan d
Soal-soal Latihan: