Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

ISOLASI DENGAN DUGAAN EMERGING DISEASE

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUKESMAS BULANGAN HAJI
Jl. Sultan Mohamad Bulangan Haji Kec. Pegantenan
Email : puskesmas.bulanganhaji@gmail.com082330343171
PAMEKASAN
BAB I

A. PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu puskesmas
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan. Masyarakat yang menerima pelayanan
kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di puskesmas dihadapkan pada
risiko terjadinya infeksi yaitu infeksi yang diperoleh di puskesmas, baik
karena perawatan atau datang berkunjung ke puskesmas.
Infeksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen, dengan/ tanpa
desertai gejala klinis. Kejadian infeksi tidak hanya berasal dari puskesmas, tetapi juga dari fasilitas
pelayanan kesehatan yang lainnya. Tidak terbatas infeksi kepada pasien namun dapat juga kepada
petugas kesehatan dan pengunjung yang tertular pada saat berada di dalam lingkungan fasilitas
pelayanan kesehatan.
Memiliki infrastruktur pelayanan kesehatan masyarakat yang baik dapat mencegah
banyak infeksi. Keterbatasan atau kelemahan dalam sarana dan pelayanan kesehatan termasuk
pengamatan penyakit (surveilans) dan keterbatasan kemampuan diagnostik laboratorium dalam
mengidentifikasi kejadian penyakit memberikan kontribusi meningkatnya masalah emerging infectious
diseases. Pelayanan kesehatan yang efisien tidak hanya cepat mendeteksi dan tanggap terhadap
epidemik selama fase awal tetapi juga sensitif untuk menentukan titik infeksi baru atau infeksi patogen
yang tidak dikena
Sehingga perlu sistem pendekatan pencegahan infeksi kepada pasien dan petugas kesehatan,
yaitu dengan adanya ruang isolasi dengan emerging disease sebagai alternatif dari kewaspadaan
universal. Pendekatan ini difokuskan untuk melindungi pasien dan petugas kesehatan dari semua zat
atau cairan yang dapat menyebebkan terjadinya sumber penularan infeksi.

B. DEFINISI
Isolasi adalah segala usaha pencegahan penularan/ penyebaran kuman pathogen dari sumber
infeksi (petugas, pasien, karier, dan pengunjung) ke orang lain.
Emerging Disease adalah penyakit-penyakit baru yang disebabkan oleh mikroorganisme baru
yang sebelumnya tidak dikenal pada manusia/ mikroorganisme lain atau termasuk wabah penyakit
menular yang tidak diketahui sebelumnya yang isidennya signifikan dalam dua dekade terakhir.
Re-Emerging Disease adalah salah satu penyakit yang sebelumnya sudah terkontrol, namun
muncul kembali menjadi masalah kesehatan yang signifikan. Ini juga mengacu pada penyakit yang
awalnya terdapat pada satu area geografis yang sekarang menyebar ke daerah lain. Secara umum
Emerging Disease dapat dibagi dalam tiga kelompok penyakit, yaitu :

a. Penyakit menular baru (New Emerging Infectious Disease)


b. Penyakit yang cenderung meningkat (Emerging Infectious Disease )
c. Penyakit lama yang menimbulkan masalah baru (Re- Emerging Infectious Disease)
Emerging Infectious Disease dapat terjadi karena :
a. Mikroorganisme dapat terus berubah/ mutasi atau timbul yang baru
b. Kepadatan penduduk
c. Faktor sosial ekonomi
d. Faktor lingkungan
BAB II
RUANG LINGKUP

Penggunaan ruang isolasi dengan dugaan emerging disease di UPT Puskesmas Bulangan Haji
diterapkan kepada semua pasien rawat inap yang mengidap penyakit infeksi menular yang dianggap
mudah menular dan berbahaya. Sedang pelaksana panduan ini adalah semua elemen puskesmas beserta
pasien dan keluarga.
Prinsip – prinsip dalam penggunaan ruang isolasi itu sendiri adalah :
1. Setiap pasien dengan penyakit infeksi menular dan dianggap berbahaya dirawat di ruang
terpisah dari pasien yang lainnya yang mengidap penyakit bukan infeksi.
2. Penggunaan alat pelindung diri dideterapkan kepada setiap pengunjung dan petugas kesehatan
terhadap pasien yang dirawat di ruang isolasi.
3. Pasien yang rentan infeksi seperti pasien luka bakar, dirawat di ruang terpisah (isolasi)
puskesmas.
4. Pasien yang dirawat di ruang isolasi, dapat dipindahkan ke ruang rawat inap biasa apabila telah
dinyatakan bebas dari penyakit atau menurut petunjuk dokter penanggung jawab pasien.
Sedang kewajiban dan tanggung jawab seluruh petugas puskesmas adalah :
1. Melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien di ruang isolasi.
2. Menjaga terlaksananya peraturan ruang isolasi yang ditetapkan.
3. Mencegah terjadinya infeksi terhadap pengunjung ruang isolasi atau pasien yang dirawat di
ruang isolasi.
4. Dokter menetapkan diagnosa pasien dan menentukan apakah pasien memerlukan perawatan di
ruang isolasi.
5. Memastika pasien yang membutuhkan perawatan di ruang isolasi mendapatkan perawatan
secara benar.
6. Memastikan peraturan di Ruang Isolasi terlaksana dengan baik
7. Mengidentifikasi setiap kelalaian yang timbul dalam Ruang Isolasi dan memastikan
terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali insiden tersebut.
BAB III
TATA LAKSANA

A. BENTUK BANGUNAN
Ruang isolasi yang ada di UPT Puskesmas Bulangan Haji memiliki syarat-syarat tertentu guna
menjaga kenyaman pasien, yaitu :
1. Lingkungan harus tenang
2. Memiliki sirkulasi udara yang baik
3. Penerangan cukup baik
4. Bentuk ruangan sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk observasi pasien dan
pembersihannya
5. Kebersihan lingkungan harus dijaga
6. Tempat sampah harus tertutup
7. Bebas dari serangga
8. Tempat alat tenun kotor harus ditutup
9. Urinal dan pispot untuk pasien harus dicuci dengan memakai disinfektan.

B. KETENTUAN PETUGAS YANG BERTUGAS DI RUANG ISOLASI


Setiap petugas kesehatan yang bertugas di ruang isolasi harus mematuhi ketentuan yang sudah
ditetapkan guna menghindari sumber penularan yang akan terjadi, yaitu :
1. Cuci tangan sebelum meninggalkan ruang isolasi
2. Lepaskan barrier nursing/ apron sebelum keluar ruang isolasi
3. Berbicara seperlunya
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
5. Pergunakan barrier nursing seperti gaun/ apron, topi, masker, sarung tangan, dan sandal khusus
6. Cuci tangan sebelum masuk ruang isolasi
7. Kuku harus pendek
8. Tidak memakai perhiasan
9. Pakaian rapi dan bersih
10. Mengetahui prinsip aseptic/ antiseptic
11. Petugas harus dalam keadaan sehat

C. KETERSEDIAAN ALAT - ALAT YANG ADA DI RUANG ISOLASI


Ketersedian alat – alat di ruang isolasi yang ada di UPT Puskesmas Bulangan Haji harus
memenuhi syarat – syarat yang sudah ditentukan, yaitu :
1. Selalu dalam keadaan steril
2. Dari bahan yang mudah dibersihkan
3. Alat suntik bekas dibuang pada tempat tertutup dan dimusnahkan
4. Alat yang tidak habis pakai dicuci dan disterilkan kembali
5. Alat tenun bekas dimasukkan dalam tempat khusus dan tertutup

D. PROSEDUR DI RUANG ISOLASI


I. Pengunjung
Setiap pengunjung harus melapor kepada perawat jaga untuk mendapatkan penjelasan mengenai
peraturan yang berlaku untuk pasien di ruang isolasi .

II. Perawat Ruangan dan Pengunjung.


1. Cuci tangan harus dikerjakan sebelum dan sesudah masuk ruang isolasi, menyentuh bagian
tubuh pasien yang menular atau menyentuh pakaian/ alat yang ada diruang isolasi.
2. Cuci tangan harus menggunakan anti septik dengan air bersih yang mengalir, jika secara kasat
mata tangan kita kotor, apabila tangan tampak bersih cukup menggunakan handcrubs.
3. Sarung tangan harus digunakan ketika kontak langsung dengan pasien atau bahan yang
menular (bahan pemeriksaan laboratorium, pakaian atau sprei bekas pakai), melakukan
prosedur medis yang bersifat invasif, dan saat manangani bahan-bahan bekas pakai yang telah
terkontaminasi atau menyentuh permukaan yang tercemar.
4. Masker digunakan ketika kontak dengan pasien pada kondisi (penyakit menular lewat udara,
luka terinfeksi misalnya : MRSA).
5. Untuk pasien dengan penyakit menular melalui udara gunakan masker khusus seperti : N 95.
6. Gaun/ apron hanya dipakai bagi mereka yang kontak langsung dengan pasien atau bahan
menular.
7. Petugas kesehatan harus melepas gaun tersebut sebelum meninggalkan ruangan/ lingkungan
pasien dan sebelum cuci tangan.
8. Gunakan pelindung mata (gogles) apabila ada resiko kena percikan darah dan cairan tubuh
pasien.
9. Jika diperlukan gunakan pelindung kaki untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam
atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja diatas kaki, atau resiko terkena
cairan tubuh dan darah.
III. Petugas Ruangan.
1. Untuk mempermudah pengunjung/ petugas, maka dipintu ruang isolasi dipasang label
berwarna yang sesuai derajat penularan penyakit yaitu :
a. Merah untuk isolasi ketat yaitu pasien dengan penyakit sangat menular (difteri, variola,
kolorisasi MRSA).
b. Putih untuk isolasi proteksi yaitu pasien dengan daya tahan menurun (agranulositosis).
c. Kuning untuk isolasi pasien hepatitis virus.
2. Selain itu ada label biru yang dipasang ditempat penampungan bahan pemeriksaan
laboratorium pasien penyakit menular, disertai perkataan : AWAS BAHAN MENULAR
E. PROSEDUR KELUAR RUANG PERAWATAN ISOLASI

1. Tersedianya ruang ganti khusus untuk melepaskan Alat Perlindungan Diri (APD).
2. Pakaian khusus / masker masih tetap dipakai saat berada di ruang isolasi dan di lepas saat keluar
dari kamar isolasi, lalu memasukan dalam kantung plastik belebel infeksius.
3. Cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun.

F. KRITERIA PINDAH RAWAT DARI RUANG ISOLASI KE RUANG PERAWATAN


BIASA
1. Terbukti bukan kasus yang mengharuskan untuk dirawat di ruang isolasi.
2. Pasien telah dinyatakan tidak menular atau telah diperbolehkan untuk dirawat di ruang rawat
inap biasa oleh dokter.
3. Pertimbangan lain dari dokter.
BAB IV
DOKUMENTASI

Pencatatan kegiatan dilakukan dengan cara mendokumentasikan kegiatan dengan menggunakan


check list monitoring yang dibuat dan diukur keberhasilan kegiatan ini dari nilai check list yang diisi.
Pengisian check list monitoring merupakan kegiatan supervisi/ audit program yang terencana dalam
pelaksanaannya. Hasil monitoring dilakukan analisa penyebab dan dibuat strategi perbaikan. Hasil
kegiatan akan dievaluasi setiap trimester dan laporan kegiatan dibuat setiap 6 bulan dan 1 tahun.
Laporan diberikan kepada Ketua Tim Mutu untuk dibawa ke Rapat Tinjauan Mutu yang dilakukan 6
bulan sekali.
Untuk itu, Panduan isolasi dengan dugaan emerging disease diperlukan sebagai pegangan dalam
melaksanakan kegiatan di ruang isolasi di UPT Puskesmas Bulangan Haji dan diharapkan dengan
adanya Pedoman ini, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan tersebut dapat lebih
ditingkatkan hasilnya.
Bagi pihak-pihak yang terkait di ruang isolasi, diharapkan Pedoman ini dapat membantu mereka
dalam memahami segala kegiatan yang ada di UPT Puskesmas Bulangan Haji., serta dapat melakukan
upaya-upaya antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun, tentu saja Panduan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu diperlukan saran dari
berbagai pihak – pihak demi perbaikan ke arah yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai