Anda di halaman 1dari 7

Paper Hasil Diskusi dan Menjawab Tujuan Pembelajaran

Analisis Kasus Dengan Metode Seven Jump

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektif I: Interaksi Nutrien, Obat, dan
Substansi Lain
Dosen pembimbing: Ns. Dody Setyawan, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh:

Binta Afifatun Ni’am 22020117120001

Ifana Auliyya 22020117120033

Dinda Maulina Putri 22020117130078

Agustini Nur Wulan S 22020117130087

Nabila Marsa Dhiya 22020117140021

Anindita Ayuningtias 22020117140029

Hanifagita Yudhomiranti 22020117140031

Adinda Malinda K 22020117140033

Elda Imelia Wakhidah 22020117140037

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2018
Paper Hasil Diskusi dan Menjawab Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui DM Tipe 2
DM Tipe 2 adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas
mengalami gangguan sekresi hormone insulin yang ditandai dengan
kadar glukosa darah yang tinggi.

2. Gejala Penyakit DM Tipe 2


Gejala Diabetes Melitus dibedakan menjadi akut dan kronik.
Gejala akut diabetes mellitus yaitu :
- Poliphagia : Nafsu makan meningkat atau cepat merasa lapar
- Polidipsia : Sering merasa haus dan ingin minum sebanyak-
banyaknya
- Poliuria : Banyak atau sering buang air kecil terutama di
malam hari
Gejala kronik diabetes mellitus yaitu :
- Berat badan menurun dan menjadi kurus karena tubuh tidak bisa
mendapatkan energi yang cukup dari gula disebabkan kurangnya
insulin, tubuh akan bergegas mengolah lemak dan protein yang ada
didalam tubuh untuk diubah menjadi energi.
- Luka yang lambat sembuh atau sering mengalami infeksi.
- Gatal –gatal
- Kelelahan
- Berkurangnya massa otot
- Kesemutan
- Kulit terasa panas atau seperti tertusuk jarum
- Pandangan mulai kabur
- Mudah mengantuk
- Sulit berkonsentrasi disebabkan oleh menurunnya gula darah
- Gigi mudah goyah dan mudah lepas
- Kram
- Kemampuan seksual mengalami penurunan
- Rasa tebal di kulit
- Pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam
kandungan

3. Penyebab Penyakit DM Tipe 2


- Pola Makan
Makan secara berlebihan dapat melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus..
Konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan
sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan
kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan meyebabkan
diabetes mellitus.
- Faktor Genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen
penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang
tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisn gen ini dapat sampai
ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
- Bahan – bahan Kimia dan Obat – obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas, radang pada
pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga
tidak sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh
termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam
waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
- Obesitas
Kegemukan dapat menyebabkan diabetes mellitus karena lemak
yang menumpuk dalam tubuh dapat menyebabkan resistensi insulin,
yakni kondisi dimana insulin kurang sensitive sehingga tidak dapat
berfungsi dengan baik dalam mengatur kadar gula darah. Terutama
dengan timbunan lemak yang ada di perut yang ditandai dengan
lingkar pinggang melebihi batas normal, yaitu ≥80 cm untuk wanita
sedangkan untuk pria ≥90 cm.
- Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang, berat badannya akan cenderung
bertambah dan kebiasaan olahraga pun jadi berkurang. Faktor inilah
yang memicu lebih tingginya risiko penyakit diabetes mellitus tipe
2 seiring bertambahnya usia. Diabetes mellitus tipe 2 umumnya
dialami oleh orang berusia 40 tahun ke atas.
- Kurang Beraktivitas Fisik
Olahraga sangat penting untuk membantu menjaga berat badan,
menggunakan glukosa sebagai energi, dan meningkatkan sensivitas
insulin.
- Sering Stress
Saat stress dating tubuh akan meningkatkan produksi hormon
epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan
energy untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang
sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalua gula darah
terus terpicu tinggi karena stress berkepanjangan tanpa jalan keluar,
sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.
- Etnis Tertentu
Orang Asia memiliki risiko terkena diabetes tipe 2 yang lebih
tinggi. Hal ini diduga berkaitan dengan lebih tingginya kadar lemak
tubuh pada orang Asia. Ditambah lagi, orang Asia memiliki
kebiasaan selalu menyantap nasi putih. Penelitian menunjukkan
bahwa tingginya konsumsi nasi putih ternyata juga merupakan
faktor penyebab diabetes. Sebuah review penelitian yang
dipublikasikan pada British Medical Journal menunjukkan bahwa
peningkatan konsumsi nasi putih berkaitan dengan peningkatan
risiko diabetes. Sebagai alternatif lebih sehat, bijian utuh dapat
menjadi pilihan, misalnya nasi merah atau obat.

4. Peranan Nutrisi pada DM Tipe 2


Carbohydrate Counting adalah salah satu alternatif untuk perencanaan
makan para penderita Diabetes Mellitus ini.Carbohydarate counting
merupakan suatu cara alternatif untuk perencanaan makanan penderita
DM ini. Carbohydrate counting merupakan suatu cara perencanaan
makan penderita Diabetes Mellitus dengan terapi insulin agar
memperoleh jumlah asupan makan optimal sesuai kebutuhan. Ketika
seseorang terdiagnosis Diabetes Mellitus maka ia harus membuat
perencanaan pola makan untuk menjaga kadar gula dalam darahnya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Carbohydrate Counting
merupakan cara yang tepat karena dapat memenuhi perencanaan makan
penderita Diabetes Mellitus agar bisa memperoleh asupan sesuai
kebutuhan dengan memperhitungkan penggunaan insulin. Pengendalian
rasa takut pasien DM dalam mengkonsumsi makanan dapat
dikendalikan dengan meningkatkan pemahaman atau pengetahuan
tentang pola makan. Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk
mengatasai kebutuhan kelangsungan hidupnya.
Faktor pendukung dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada penderita
DM :
- Keinginan gula darah dapat terkontrol
Dalam hal ini termasuk kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi
farmakologi dan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin.
Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan untuk pasien dengan
DM diantaranya adalah tentang bagaimana cara untuk menghindari
dari komplikasi lebih lanjut apabila sudah menderita diabetes.
Modifikasi gaya hidup dan kontrol secara teratur atau minum obat
sangat diperlukan bagi pasien diabetes.
- Dukungan dari keluarga dan pelayanan kesehatan
Fungsi dasar keluarga antara lain adalah fungsi efektif, yaitu fungsi
internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling
mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan
mendukung. Kepatuhan juga sangat didukung oleh akses pelayanan
kesehatan, dalam hal ini komunikasi dengan pasien adalah
komponen penting dari perawatan, sehingga pemberi pelayanan
kesehatan harus mempunyai waktu yang cukup untuk berbagi
dengan pasien dalam diskusi tentang perilaku mereka dan motivasi
untuk perawatan diri.
Pengelolaan diet nutrisi pada pasien DM tersebut akan berhasil apabila
penderita memiliki kepatuhan yang baik dalam menjalankan diet, untuk
itu penderita DM membutuhkan motivasi yang baik. Motivasi akan
berkembang dengan baik apabila seorang penderita DM mendapatkan
dukungan keluarga dan akses pelayanan kesehatan yang baik.
Kepatuhan memegang peranan penting karena berisikan motivasi,
sedangkan motivasi sendiri memuat perilaku, artinya dalam konteks
perubahan pola makan bagi pasien DM didasarkan pada keinginan
pasien untuk sembuh dan mengurangi kecatatan akibat menderita DM
sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti program diet yang
dianjurkan oleh tim kesehatan.

5. Penyebab Kelelahan pada DM Tipe 2


Penyebab paling umum penderita diabetes cepat lelah adalah karena
kadar gula darah yang tinggi. Kadar gula darah yang tinggi ini
menyebabkan dehidrasi. Kondisi dehidrasi inilah yang membuat orang
dengan diabetes merasa lelah. Selain gula darah yang tinggi, dehidrasi
juga dapat terjadi akibat penyakit ginjal yang merupakan salah satu
komplikasi diabetes. Kelelahan merupakan akibat dari
ketidakseimbangan antara tingkat glukosa darah dengan insulin yang
beredar dalam tubuh. Padahal, insulin dibutuhkan untuk mengangkut
glukosa dari darah ke sel tubuh yang nantinya digunakan sebagai
energi. Jika kadar insulinnya tidak cukup (pada diabetes tipe 1) atau
tidak bekerja secara efektif (pada diabetes tipe 2), hal ini menyebabkan
terjadinya hiperglikemia, alias gula darah tinggi. Akibatnya, glukosa
dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga sel tubuh tidak
dapat menerima energi yang dibutuhkan. Semua proses inilah yang
membuat diabetesi menjadi lebih cepat lelah.

6. Penyebab Sering Haus dan Buang Air Kecil pada DM Tipe 2


Penyebab penderita DM tipe 2 sering haus
Haus yang berlebihan dikaitkan dengan kondisi komorbiditas, disebut
polidipsia. Ketika glukosa menjadi terkontsentrasi dalam aliran darah,
biasanya sekitar 200mg /Dl, ginjal mengalami kehilangan kemampuan
untuk reuptake (menarik kembali) glukosa dari air. Pada orang normal,
hampir semua glukosa dapat ditarik dari larutan dan keluar dari
ginjalkemudian kembali ke dalam tubuh. Oleh karena itu tubuh
penderita diabetes tidak bisa menarik kembali glukosa keluar dari
ginjal, maka terjadi perubahan tekanan osmotic yang berhujung pada
dehidrasi. Dehidrasi itulah yang mendasari hubungan diabetes dengan
polidipsia (rasa haus berlebihan).
Penyebab penderita DM tipe 2 sering buang air kecil
Dalam kasus diabetes mellitus dan osmosis, pelarutnya adalah air dan
zat terlarut adalah glukosa. Penderita diabetes memiliki kadar gula
darah tinggi akibat tidak diserap secara efektif oleh sel-sel tubuh,
akhirnya pergi ke ginjal. Air dan glukosa di ginjal akan berdifusi ke
dalam urine dan diekskresikan, yang menyebabkan rasa urine menjadi
manis dari penderita diabetes. Sejak itu aliran darah menjadi lebih pekat
dengan konsentrasi glukosa dan air dan untuk lebih ekuivalen ginjal
membuang glukosa dan air dan inilah yang menyebabkan diabetes lebih
sering buang air kecil dan menjadi dasar hubungan diabetes dengan
poliuria.
 Penderita DM Tipe 2 sering haus dan BAK karena kadar gula darah
dalam tubuh seseorang tinggi, maka glukosa yang tidak bisa
dimetabolisme akan ikut terbuang melalui urine. Hal ini menyebabkan
urine menjadi lebih kental, sehingga membutuhkan air untuk
mengencerkannya. Air yang digunakan ini diambil dari dalam tubuh.
Akibatnya tubuh akan mengalami dehidrasi sehingga membutuhkan
banyak minum. Jika seseorang banyak minum, maka buang air kecilnya
juga akan menjadi lebih sering.
Daftar Pustaka

Fatimah, R.N.,(2015). Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Majority, 4(5), 93 – 101.

Wahyuni, E.S., & Hermawati.(2017). Persepsi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Desa Sawah Kuwung Karang Anyar.
Jurnal Care, 3(2), 313 – 315.
Simatupang, R.,(2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Leaflet
Tentang Diet DM Terhadap Pengetahuan Pasien DM Di RSUD Pandan
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Kohesi, 2(1),
164-165.
Harding, Anne Helen et al.,(2003). Dietary Fat and Risk of Clinic Type Diabetes.
American Journal of Epidemology, 15(1), 150 – 9.

Anda mungkin juga menyukai