Anda di halaman 1dari 20

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran membaca menjadi salah satu pembelajaran yang


tidak hanya mengasah kemampuan dalam memahami pesan tulisan, akan
tetapi melatih kemampuan berpikir siswa karena keterampilan ini
mengolah dan mengasah informasi dari bacaan yang sedang dibaca dan
menghubungkan bacaan dengan informasi terdahulu yang telah
diperolehnya, melalui kegiatan membaca, siswa dapat memahami ilmu
pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Melihat
hal tersebut, kemampuan membaca merupakan kemampuan yang
penting dan harus dimiliki oleh siswa untuk dapat bersaing dan mengikuti
perkembangan zaman.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan membaca
siswa Indonesia, pemerintah merancang program GLS (Gerakan Literasi
Sekolah) yang bertujuan untuk membangun budaya literasi sejak dini
melalui pembiasaan membaca di sekolah.
Keterampilan membaca kritis perlu mendapatkan perhatian, mengingat
sistem pendidikan Indonesia saat ini menggunakan kurikulum 2013 revisi
yang menitikberatkan pembelajaran bahasa Indonesia pada teks.
Keterampilan ini dapat membantu siswa untuk lebih memahami jenis
teks, tujuan penulis, dan pesan tersirat yang dikemukakan oleh penulis.
Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut: definisi membaca kritis, bagaimana langkah-langkah
membaca kritis, definisi esai, struktur penulisan esai. Dengan tujuan
sebagai berikut: Untuk mengetahui pengertian dari membaca kritis, untuk
mengetahui bagaimana langkah-langkah membaca kritis, untuk
mengetahui pengertian dari esai, dan untuk mengetahui struktur
penulisan esai.
2

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Membaca Kritis
2.1.1 Definisi Membaca Kritis
Membaca kritis adalah suatu ketrampilan dalam menemukan
sesuatu yang kita cari dalam bacaan. Dengan demikian, membaca kritis
merupakan teknik dan kemampuan membaca teks yang tidak hanya
bertujuan untuk mengetahui apa yang ditulis oleh penulisnya, tetapi juga
mempertanyakan dan mengevaluasi atau menilai terhadap apa yang
ditulis oleh penulisnya, kemudian membuat pendapat atau penilaian
sendiri tentang apa yang dituliskan oleh penulis itu. (Fakultas Hukum
Universitas Katolik Parahyangan, 2016).

Selain itu, dikemukakan pula bahwa membaca kritis merupakan


suatu strategi membaca yang bertujuan untuk mendalami isi bacaan
berdasarkan penilaian yang rasional melalui keterlibatan yang lebih
mendalam. Dengan membaca kritis, pembaca dapat pula mencamkan
lebih dalam apa yang dibacanya dan dia pun akan mempunyai
kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa
usaha berpikir secara kritis. Oleh karena itu, membaca kritis harus
menjadi ciri semua kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami
bacaan sebaik-baiknya.

2.1.2 Ciri-ciri Membaca Kritis


a. Saat membaca sepenuhnya melibatkan kemampuan berpikir
kritis.
b. Tidak begitu saja menerima apa yang dikatakan pengarang.
c. Membaca kritis adalah usaha mencari kebenaran yang hakiki.
d. Membaca kritis selalu terlibat dengan permasalah mengenai
gagasan dalam bacaan kritis.
e. Membaca kritis adalah mengolah bahan bacaan, bukan
mengingat atau menghafal.
f. Hasil membaca diingat dan diterapkan,bukan untuk dilupakan
(long term memory)
3

2.1.3 Ragam Membaca Kritis


Ada beberapa ragam membaca kritis bergantung pada jenis
informasi seperti apa yang kita inginkan.
a) Membaca cepat/ sekilas untuk membaca topik
Jenis membaca seperti ini bukan bertujuan untuk
mendapatkan informasi secara rinci, namun lebih memfokuskan
kepada bagian-bagian tertentu. Dari kegiatan membaca cepat ini
diperoleh ide tentang topik tulisan yang dibaca.
b) Membaca cepat untuk informasi khusus.
Dalam jenis membaca seperti ini, perhatian hanya tertuju
pada bagian-bagian yang diinginkan. Sehingga diperoleh
informasi-informasi yang diinginkan.
c) Membaca teliti untuk informasi rinci
Dalam hal ini, kegiatan membaca difokuskan pada bagian
yang mengandung informasi secara rinci. Ketika kita sampai pada
bagian tersebut, kita membacanya dengan teliti sampai benar-
benar memahami informasi yang didapatkan.

2.1.4 Langkah-langkah Membaca Kritis

Hal pertama yang harus Anda sadari adalah pengetahuan apa yang
sudah Anda miliki sebelum membaca tulisan. Langkah ini penting untuk
mengaitkan pengetahuan yang Anda miliki sebelum membaca dengan
pengetahuan yang Anda dapatkan melalui proses membaca kritis.

Langkah kedua ialah tetapkan sasaran. Analisislah apa sasaran


Anda sebelum membaca tulisan. Hal ini berguna untuk meningkatkan
konsentrasi serta membantu Anda untuk mencapai sasaran tersebut.
4

Langkah ketiga ialah mencari gambaran umum bacaan. Berikan


perhatian kita pada daftar isi, daftar indeks, kata pengantar, dan abstrak.
Langkah ini bukan membaca dalam pengertian yang sebenarnya,
melainkan membaca sekilas. Hal ini berguna agar Anda dapat mengetahui
struktur dan isi bacaan.

Tujuan awal adalah langkah membaca kritis yang keempat. Berilah


tanda dengan menggunakan pensil pada poin-poin penting sesuai dengan
sasaran. Peninjauan akan memelihara pemusatan perhatian kita.

Langkah kelima adalah pendalaman. Pahamilah materi bacaan


secara terperinci. Setelah menandai poin-poin penting dengan pensil,
bacalah dengan pemahaman yang mendalam. Terakhir adalah
pembahasan ulang. Pembahasan ulang berfungsi untuk meneliti apakah
semua sasaran sudah dicapai atau belum. Ringkaslah pemahaman Anda
dan kaitkan dengan pengetahuan Anda sebelumnya.

2.2 Penulisan Esai


2.2.1 Definisi Esai

Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara


sepintas lalu dari sudut pandang penulis (KBBI 2002). Dari segi panjang
tulisan, esai merupakan tulisan yang lebihpanjang dari hanya sebuah
paragraf (Oshima & Ann Hoque, 2006) yang membicarakan satu topik.
Dengan demikian, sebuah tulisan yang mengupas suatu topik secara
panjang lebar merupakan esai.

2.2.2 Struktur

Seperti halnya paragraf, yang memiliki unsur kalimat topik, kalimat


pendukung, dan kalimat simpulan (manasuka). Esai terdiri atas tiga
bagian, yaitu: paragraf pengantar/pendahuluan, paragraf
isi/tubuh/pendukung, dan paragraf penutup/simpulan.
Paragraf pendahuluan terdiri atas satu atau beberapa paragraf.
Paragraf isi/tubuh/pendukung terdiri atas satu atau beberapa paragraf
dan hanya satu gagasan pokok dalam setiap paragraf. Jumlah paragraf isi
5

dalam sebuah esai bergantung pada ketuntasan topik. Paragraf penutup


ditulis dalam satu paragraf atau lebih pendek daripada paragraf isi.

A. Paragraf Pengantar

Paragraf pengantar atau pendahuluan menjadi daya tarik pertama bagi


pembaca. Karena itu, paragraf ini perlu dibuka dengan semenarik
mungkin. Selain menarik, paragraf ini juga memberi latar belakang
informasi singkat mengenai topik yang akan dibicarakan dalam esai.
Parargraf ini terdiri atas dua bagian, yaitu beberapa
kalimat/pernyataan umum dan sebuah kalimat tesis, tempat ide pokok
esai berada.

a. Struktur Paragraf Pengantar

Paragraf pengantar dibuka dengan pernyataan-pernyataan atau diskusi


umum tentang kedudukan topik, kemudian secara perlahan-lahan
memfokus, menyempit pada topik yang akan dibicarakan, yaitu
pernyataan (kalimat) tesis. Dengan demikian, paragraf pengantar
mempunyai dua bagian penting, yaitu gambaran tentang topik secara
umum dan pernyataan tesis yang menyatakan topik secara khusus.

b. Pernyataan Umum

Pernyataan umum dalam paragraf pengantar merupakan kunci atau


pemancing daya tarik pembaca untuk membaca seluruh esai hingga
selesai. Bagaimana cara meciptakan daya tarik esai?
Ada beberapa teknik untuk menarik minat pembaca pada bagian
pengantar, yaitu:

1. Mengisahkan anekdot atau cerita singkat


2. Mengemukakan pendapat/opini
6

3. Mencantumkan kutipan (langsung, tidak langsung, peribahasa,


kata mutiara)
4. Memberikan pertanyaan
5. Menjabarkan suatu percakapan
6. Membeberkan fakta (berita hangat)
7. Mengutarakan definisi
8. Mencantumkan cuplikan sejarah atau riwayat hidup

c. Kalimat Tesis

Kalimat tesis identik dengan kalimat topik di awal paragraf. Kalimat


tesis berisi pendapat, sikap, gagasan penulis tentang suatu topik. Ibarat
“sebuah payung” kalimat tesis mengontrol semua gagasan di dalam esai
agar tetap berada pada jalur pembicaraan. Kedudukan kalimat tesis
berada di akhir kalimat dalam paragraf pendahuluan.

Ciri-ciri kalimat tesis:

a. Berbentuk pernyataan (kalimat) lengkap,


b. Terdiri atas satu gagasan,
c. Menyatakan pendapat, sikap, atau gagasan, menyebutkan subtopik-
subtopik, atau menunjukkan pola organisasi esai.
B. Paragraf Isi

Paragraf isi hanya terdiri atas satu paragraf seperti halnya paragraf
pendahuluan. Dapat pula lebih panjang daripada paragraf pendahuluan
karena di dalam paragraf penulis secara perinci membahas topik atau
subtopik-subtopik yang sudah dinyatakan di dalam kalimat tesis.

Beberapa teknik pengembangan paragraf isi:

a. Memberikan contoh atau ilustrasi tentang apa yang dibicarakan;


b. Menguraikan secara kronologis suatu kejadian;
c. Menceritakan anekdot yang berkaitan dengan apa yang
dibicarakan;
7

d. Mendefinisikan istilah yang berhubungan dengan apa yang


dibicarakan;
e. Membandingkan atau mengontraskan apa yang sedang
dibicarakan;
f. Menganalisis atau mencari sebab-musabab dari sesuatu yang
dibicarakan;
g. Menguraikan akibat-akibat atau konsekuensi-konsekuensi dari
sesuatu yang dibicarakan;
h. Menerangkan bagaimana cara kerja atau fungsi sesuatu yang
dibicarakan;
i. Kombinasi beberapa teknik diatas;

Seperti paragraf pengembang di dalam paragraf, setiap paragraf isi


hanya membahas satu pokok pembicaraan. Karena itu, kalimat topik
sangat tepat diletakkan menonjol di awal paragraf isi. Dengan meletakkan
kalimat topik di awal paragraf, pembaca akan lebih mudah memahami isi
setiap paragraf dan hubungan isi antar paragrafnya.
Tiap-tiap paragraf isi sebaiknya terdiri atas kalimat topik, kalimat
pendukung, peralihan (transisi) untuk menuju paragraf berikutnya atau
kalimat simpulan (jika perlu). Transisi dapat berbentuk paragraf pendek,
kalimat, frasa, atau satu kata yang menyatakan kesinambungan gagasan.
Transisi menciptakan gagasan mengalir dengan lancar sehingga isi
paragraf mudah diikuti dan mudah dipahami. Yang perlu diingat, jangan
sampai ada gagasan yang “keluar dari payung” gagasan pokok esai.

C. Paragraf Penutup

Paragraf penutup atau simpulan mengakhiri esai secara keseluruhan.


Paragraf ini diciptakan sedemikian rupa supaya pembaca memperoleh
pandangan atau kesan tersendiri tentang topik. Untuk menandai bahwa
8

pembaca sudah sampai pada akhir esai, diperlukan “pengait” berupa kata
transisi.

Transisi pendek penanda penutup dibawah ini dalam penulisannya


selalu diikuti oleh tanda baca koma:

a) Simpulannya,
b) Singkatnya,
c) Akhirnya,
d) Oleh karena itu,
e) Jadi,
f) Maka,

Transisi atau ungkapan yang tidak diikuti oleh tanda koma:

a) Dapatlah dikatakan bahwa...


b) Jelaslah bahwa...
c) Dari paparan itu...
d) Bukti-bukti sebelumnya menunjukkan bahwa...
e) Uraian tersebut menandakan bahwa...

Teknik penulisan paragraf penutup:

a) Menyinggung kembali pokok-pokok di dalam paragraf isi secara


singkat,
b) Memarafrasakan kalimat tesis,
c) Memprediksi suatu hal terkait topik,
d) Menyarankan/merekomendasikan/memecahkan masalah/topik,
e) Mengajukan pertanyaan retoris,
f) Mengutip kata-kata bijak, ungkapan, tuturan ahli/orang ternama.

2.2.3 Format
9

Esai memiliki tiga bagian yang saling berhubungan, yaitu paragraf


pengantar, paragraf isi, dan paragraf penutup (Laurie & Stephen R.
Mandell dalam Kalidjernih, 2010:44).

Pernyataan-pernyataan umum………..……………… .
….
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………..Pernyataan tesis

Paragraf pengantar

Kalimat topik (penjelasan pertama dari kalimat


tesis)
……………………………………………………………………………
………………………………………… kalimat-kalimat
pendukung ………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Kalimat topik (penjelasanm kedua dari kalimat
tesis)………………………………………………………………..
Paragraf isi
……………………………………………… kalimat-kalimat
pendukung…………………………………………………………
…………………………………………………………………………

Kalimat topik (penjelasan terakhir dari kalimat


tesis)………………………………………………………………..
……………………………………………… kalimat-kalimat
pendukung…………………………………………………………
…………………………………………………………………………

Pernyataan ulang kalimat tesis……………………………


………………………………………………………………………….. Paragraf
………………………………… kalimat-kalimat simpulan
penutup
……………………………………………………………………………
……………………………………………………… kalimat final
10

2.2.4 Kohesi dan Koherensi

Sejumlah kalimat dapat menjadi sebuah wacana yang utuh apabila


mempunyai hubungan makna diantara kalimat-kalimat tersebut. Belum
dapat dikatakan wacana apabila kalimat-kalimat itu bermakna lepas-
lepas, tidak saling berkaitan atau berhubungan maknanya. Keutuhan
wacana meliputi aspek kohesi dan koherensi (Junaiyah & Arifin, 2010)

a. Kohesi (Pertalian Bentuk)

Kohesi memegang peran penting dalam pemahaman makna suatu


kalimat atau tulisan utuh. Kohesi adalah kepaduan (perpautan) bentuk
unsur-unsur internal di dalam tulisan. Unsur-unsur itu saling bergantung
baik secara gramatikal maupun leksikal (Junaiyah & Zaenal Arifin, 2010)

1) Kohesi gramatikal

Kohesi gramatikal terdiri atas referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi


(Junaiyah & Zaenal Arifin, 2010).

I. Referensi (pengacuan)
Pengacuan meliputi pengacuan ke kiri dan pengacuan ke kanan
Contoh:
a) Mario dan Mariam sudah lulus kuliah. Mereka sekarang sudah
bekerja di sebuah bank. (pengacuan ke kiri karena mereka
mengacu pada Mario dan Mariam)
b) Dengan senyumnya Mariam membalas cinta ke Mario.
(pengacuan ke kanan karena –nya pada senyumnya mengacu
pada Mariam)
II. Substitusi (penggantian)
Substitusi adalah penggantian unsur bahasa dengan unsur lain.
Contoh:
11

a) Habis gelap terbitlah terang. Itulah yang dialami Mario di


kehidupannya saat ini
b) Bekasi kota yang bersih berwibawa. Slogan yang sama
diberlakukan untuk kota kami.

III. Elipsis (pelesapan)


Pelesapan adalah unsur yang tidak hadir di dalam kalimat.
Contoh:
a) Setiap anak berhak mendapat pendidikan dan kasih sayang. Tidak
terkecuali anak yatim
i. Selengkapnya:
ii. Setiap anak berhak mendapat pendidikan dan kasih
sayang. Tidak terkecuali anak yatim berhak pula
mendapatkannya.
b) Layaknya sepasang kekasih, Mario sangat menyayangi Mariam.
Begitu pula Mariam
i. Selengkapnya:
ii. Layaknya sepasang kekasih, Mario sangat menyayangi
Mariam. Begitu pula Mariam sangat menyayangi Mario
IV. Konjungsi (kata sambung)
Konjungsi adalah kata yang menghubungkan antar unsur di dalam
kalimat atau antara kalimat satu dengan kalimat yang lainnya.
Contoh:
Disewakan unit apartement beserta perabotnya. Sofa, televisi,
kulkas, bahkan pemanas air mandi sudah tersedia.
V. Meronimi
Meronimi adalah hubungan bagian-keseluruhan.
Contoh:
Kiranti dibelikan rumah mewah oleh calon suaminya. Ada halaman
luas di depan rumah, ada kolam renang di belakang rumah, dan ada
banyak tanaman bunga di sepanjang kolam renang.
12

b. Koherensi (Pertalian Makna)

Koherensi adalah kontinuitas makna di dalam teks. Kontinuitas baik


hubungan tersirat maupun tersurat, terdiri atas beberapa pertalian berikut
(Junaiyah & Arifin, 2010):

a) Hubungan waktu (sementara itu, setelah itu),


b) Hubungan ibarat (bagaikan),
c) Hubungan sebab-akibat (jadi, dengan demikian, karena itu),
d) Hubungan sarana-hasil (akhirnya),
e) Hubungan alasan-sebab (karena),
f) Hubungan cara (dengan, tanpa),
g) Hubungan perurutan (setelah itu, sebelumnya, kemudian),
h) Hubungan pertentangan (akan tetapi, padahal, lain halnya),
i) Hubungan penjumlahan (dan, selain itu, lagi pula, baik...maupun),
j) Hubungan pembandingan (sama dengan itu, begitu juga),
k) Hubungan syarat-hasil (untuk itu).

Contoh:

Banyak mahasiswa berminat untuk berwirausaha. Sayangnya,


mereka kurang ulet dalam berusaha (hubungan pertentangan).

2.2.5 Kerangka

Karena ditulis secara panjang-lebar, sebaiknya esai perlu direncanakan


dan diorganisasikan dengan baik sebelumnya. Mulailah dengan kerangka!
Dengan panduan kerangka, esai akan tertata secara runtut seperti yang
13

di kehendaki penulisnya. Kerangka esai sebaiknya dibuat sederhana


berbentuk kerangka topik.

Cara penyusunan kerangka esai tidak berbeda dengan kerangka


paragraf. Dibawah ini adalah contoh pengembangan paragraf menjadi
esai disertai kerangka masing-masing.

a. Kerangka Paragraf dan Paragraf


Gagasan pokok : jenis investasi yang menjanjikan untuk masa
depan.
Gagasan pendukung : 1. Menyimpan dolar
a. Membeli saat nilai rendah, menjual saat nilai
tinggi.
Selisih nilai dolar saat beli dan jual

2. Menyimpan emas

a. Memilih emas batangan

3. Membeli properti

a. Menyesuaikan dengan pembangunan


fasilitas

b. Kerangka Esai dan Esai


I. Pendahuluan
Tesis: ada tiga jenis investasi yang menjanjikan untuk masa
depan.
II. Isi
1. Membeli dolar
a. Keuntungan
14

i. Intervensi pihak luar


b. Cara berinvestasi
i. Selisih nilai jual dan beli
2. Menyimpan emas
a. Keuntungan
i. Emas batangan lebih menguntungkan
b. Cara berinvestasi
3. Membeli properti
a. Keuntungan
i. Perlu pertimbangan dan perkiraan
i. pengaruh fasilitas umum dan sosial
b. Cara berinvestasi
III. Penutup
2.2.6 Teknik pengembangan

Bagian esai yang panjang dapat dibagi dalam subtopik-subtopik,


masing-masing berdiri sendiri sebagai paragraf. Untuk mengembangkan
esai dapat digunakan pola atau teknik pengembangan paragraf yang
telah diuraikan pada unit 3.

2.2.7 Judul Esai

Judul merupakan daya tarik esaiu karena melalui judul, pembaca akan
memutuskan atau tidak memutuskan untuk membaca seluruh esai.
Kadang kala judul baru terinspirasi setelah seluruh esai selesai ditulis.
Karena itu jangan memaksakan harus menetapkan judul dahulu ketika
akan mulaimenulis. Judul yang baik memenuhi syarat berikut.

a. Berbentuk frasa
Judul dapat ditulis dalam huruf kapital seluruhnya atau hanya
awal kata (kecuali kata sambung dan kata depan) yang ditulis
dalam huruf kapital. Karena bukan kalimat, judul tidak perlu diakhiri
dengan tanda titik, kecuali judul yang menggunakan tanda tanya
atau tanda seru. Jika judul terlalu panjang, dapat digunakan
subjudul yang dinyatakan di dalam tanda kurung atau tanda baca
15

titik dua di antara judul dan subjudul. Selain itu jangan memenggal
imbuhan atau menyingkat kata (seperti ditemukan dalam judul
berita di surat kabar), kecuali singkatan itu sudah dikenal pembaca.
Contoh:
1) PT Mustika Ratu Melebarkan Sayapnya
2) Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Tujuan Akademis
3) Berwirausaha Itu Mudah (Petunjuk bagi Pemula)
b. Jangan terlalu panjang
Judul dinyatakan tidak dalam bentuk kalimat sehingga tidak
perlu ditulis panjang-panjang, maksimal 15 kata sudah memadai.
Penulisan judul mencerminkan topik yang akan dibicarakan di dalam
esai.
Contoh:
4) Taman Baca Masyarakat (umum)
5) Taman Baca Masyarakat di Desa Pantai Bahagia, Perlukah?
(spesifik)
6) Analisis Pengaruh Tingkat Pertumbuhan terhadap Kebijakan
Dividen Tunai Perusahaan Manufaktur di Jakarta (khusus)
c. Singkat, padat dan menarik
Judul yang singkat, padat, dan menarik lebih mudah diingat
pembaca daripada judul yang terlalu panjang dan tidak jelas lingkup
yang akan dibicarakan. Agar menarik, batasi dan padatkan
penggunaan kata. Tidak ada salahnya untuk menggunakan
metafora, perbandingan, kata-kata spesifik, atau permainan kata.
Untuk esai akademik, judul bernada ilmiah.
Contoh:
7) Melirik Batik Keris
8) Potret Infrastruktur Indonesia
9) Carut-Marut Persepakbolaan Indonesia
16

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Membaca kritis adalah suatu ketrampilan dalam menemukan sesuatu
yang kita cari dalam bacaan. Terdapat beberapa langkah-langkah untuk
membaca kritis, yakni: pengetahuan apa yang sudah anda miliki sebelum
membaca tulisan, menetapkan sasaran anda sebelum membaca tulisan,
mencari gambaran umum bacaan, mempunyai tujuan awal dalam
membaca tulisan, berilah tanda dengan menggunakan pensil untuk poin-
poin yang menurut anda penting, pendalaman atau pemahaman materi
secara terperinci, dan yang terakhir adalah pembahasan ulang yakni
berfungsi untuk meneliti apakah semua sasaran sudah dicapai. Esai
adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas
lalu dari sudut pandang penulis.
Jadi membaca kritis dan menulis esai itu sebenarnya saling memiliki
keterkaitan. Sebab membaca merupakan suatu tindakan yang sangat
menunjang kegiatan menulis. Kegiatan membaca dapat memberikan
gagasan yang berguna untuk tulisan kita.
17

BAB 4
EVALUASI
4.1 Soal Pilihan Ganda
1. Berikut yang bukan merupakan ciri-ciri kalimat tesis adalah...
a. berbentuk pernyataan (kalimat) lengkap
b. menyatukan pendapat, gagasan, atau sikap.
c. menggunakan huruf besar semua
d. terdiri atas satu gagasan

2. tujuan kita membaca kritis adalah untuk menemukan...


a. sesuatu yang belum bisa kita pahami
b. sensasi
c. jati diri
d. a,b,c benar

3. langkah-langkah membaca kritis adalah...


a. tetapkan sasaran
b. pengetahuan apa yang sudah anda miliki sebelum membaca
tulisan
c. mencari gambaran umum bacaan
d. a,b,c benar

4. pendalaman dalam membaca kritis merupakan langkah ke...


a. 1 b. 6 c. 5 d. 2

5. berikut penulisan transisi pendek penanda penutup dibawah ini


yang benar adalah...
a. simpulannya. b. simpulannya,
c. simpulannya; d. simpulannya:

6. Esai memiliki tiga bagian yang saling berhubungan yaitu,


kecuali…
a. Penutup b. Paragraf
18

c. Pengantar d. Paragraf isi

7. Berikut penulisan judul esai yang benar adalah…


a. MELIRIK BATIK KERIS
b. Melirik BATIK KERIS
C. melirik batik keris
d. Melirik batik keris

8. I. Isi
II. Pendahuluan
III. Penutup
Berikut urutan kerangka esai dan esai yang benar adalah…
a. I, II, III b. II, I, III
c. III, I, II d. I, III, II

9. Syarat- syarat penulisan judul esai yang baik adalah…


a. menggunakan kata-kata yang sulit dipahami
b. singkat, padat, tidak menarik
c. jangan terlalu panjang
d. semakin panjang, semakin bagus

10. Kohesi gramatikal terdiri atas apa saja….


a. Referensi b. Substitusi
c. Elipsis d. a, b, dan c benar

4.2 Soal Essai

1.
19

4.3 Jawaban Pilihan Ganda

1. C 6. A
2. A 7 D
3. D 8. B
4. C 9. C
1
D
5. B 0.
20

DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318127/pendidikan/Membaca+Kritis+
n+Kreatif.pdf

https://indrasuti.blogspot.com/2014/06/makalah-membaca-kritis.html?m=1

Junining, Esti. 2017. Membaca Kritis, Membaca Kreatif. Malang: UB Media.

Kuntarto, Ninik M. 2013. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir.


Jakarta: Mitra Wacana Media.

Wijayanti, Sri Hapsari. dkk. 2013. Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai