PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran bagi peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan. Seperti dikatakan oleh Prof. Rupert. C. Lodge, yaitu “in this sence, life is education, and
education is life”. Artinya, seluruh kehidupan memiliki nilai pendidikan karena kehidupan
memberikan pengaruh kepada pendidikan bagi seseorang atau masyarakat.[1] Pendidikan tidak
terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan
suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu negara.
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum
yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang
diinginkan. Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa
disekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh Ijazah tertentu, sejumlah mata pelajaran yang
ditawarkan dalam suatu lembaga pendidikan atau jurusan.[2]
Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan
kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan
kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal. Perubahan kurikulum didasari pada
kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus
menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan
kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan
perubahan.
Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini menuntut
pemahaman berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai komponen sistem
pendidikan. Kebijakan pendidikan yang semula dilakukan secara sentralisasi telah berubah menjadi
desentralisasi, yang menekankan bahwa pengambilan kebijakan pendidikan berpindah dari
Pemerintah Pusat (top government) ke Pemerintahan daerah (district government), yang berpusat di
Pemerintahan kota dan Kabupaten.[3]
Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah karena ilmu
pengetahuan itu sendiri selalu dinamis. Selain itu, perubahan tersebut juga dinilainya dipengaruhi
oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar, dimana secara menyeluruh
kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh perubahan iklim ekonomi, politik, dan
kebudayaan. Sehingga dengan adanya perubahan kurikulum itu, pada gilirannya berdampak pada
kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus berubah tapi diiringi juga dengan
perubahan dari seluruh masyarakat di Indonesia yang harus mengikuti perubahan tersebut.[4]
Di Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenjang pendidikan tetapi
usaha tersebut masih banyak mengalami kendala, terutama dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan di sekolah. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah sangat terkait dengan upaya
perbaikan. Perbaikan tersebut dilakukan dalam bentuk pembaharuan kurikulum disesuaikan dengan
perkembangan dunia Global. Seperti pergantian dari kurikulum 1994 yang berbasis materi diganti
dengan kurikulum 2004 atau KBK(Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang berorientasi pada
pencapaian-pencapaian kompetensi kemudian berganti dengan KTSP pada tahun 2006 untuk
merespon keputusan pemerintah tentang otonomi pendidikan dan setelah itu dirubah lagi dengan
Kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan Kurikulum antara KBK, KTSP dan K-13 terkait dengan:
2. Bagaimana analisis kritis kebijakan Kurikulum antara KBK, KTSP dan K-13?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Muhaimin pengertian kurikulum dalam arti yang sempit merupakan seperangkat rencana
dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pengertian ini mengeris bawahi adanya 4
(empat) komponen pokok dalam kurikulum, yaitu tujuan, isi/ bahan, organisasi dan strategi.[5]
Sedangkan pengertian kurikulum secara luas, kurikulum merupakan segala kegiatan yang dirancang
oleh lembaga pendidikan untuk disajikan kepada peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan
(institusional, kurikuler, dan intruksional). Pengertian ini menggambarkan aktivitas sekolah yang
sekiranya mempunyai efek bagi pengembangan peserta didik, adalah termasuk kurikulum, dan dan
bukan terbatas pada kegiatan belajar mengajar.
Pengertian kurikulum sebagaimana tercantum dalam UUSPN No.20 Tahun 2003 adalah sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (UU No.20 Tahun 2003, Bab 1 ayat 19)
Kurikulum Berbasis Kompatansi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang
menekankan pada pengembangkan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan
standar performan tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan
pengatahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan
sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tangguang jawab.[6]
Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada : (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul
pada diri peserta didik melalui serangkaian penglaman belajar yang bermakna dan (2) keberagaman
yang dapat di infestasikan sesuai dengan kebutuhannya.
Rumusan kompetensi dalam kurikulum berbasis kompetensi merupakan pernyataan apa yang
diharapkan dapat diketahui, disikapi atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah
sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk
menjadi kompeten.
Menurut PP Nomor 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal (1) Ayat (15)
dikemukakan bahwa: “Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan”.[7]Penyusunan KTSP dilakukan
oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).[8]
Untuk meningkatkan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup
penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan peserta didik yang mampu mengembangkan dimensi
manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan,
ketrampilan, seni, olah raga, dan prilaku. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada
peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi
peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil dimasa depan. Dengan
demikian peserta didik memiliki ketanggapan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui
pembelajaran atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar isi ini mencakup lingkup materi
dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Termasuk dalam standar isi adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap
jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi
Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
[11]
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional,
beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan dan pencapaian
suatu kompetensi.
Kurikulum dan hasil belajar ini memuet kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator hasil belajar.
Kurikulum dan hasil belajar menuntut setiap siswa di sekolah untuk mengali, memahami,
menghargai, dan melakukan ajaran dan nilai-nilai agama Islam, sebagai hasil belajar yang
dilaksanakan di sekolah.
Suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan,
bukti-bukti autentik, akurat dan konsisten.
Merupakan salah satu pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumberdaya pendidikan lainnya
untk meningkatkan mutu hasil belajar.
Komponen isi kurikulum tingkat satuan pendidikan, dalam panduan penyusunan telah ditetapkan
sistematikanya, yaitu mencakup:
Komponen tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan dengan mengacu kepada
tujuan umum pendidikan, yaitu meletakkan dasar dan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
Komponen struktur dan muatan kurikulum memuat penjelasan-penjelasan yang rinci berkaitan
dengan mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar,
ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan kelulusan, penjurusan, pendidikan kecakapan hidup.
3) kalender pendidikan
disusun oleh masing-masing satuan pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik
sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan
sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi.
Struktur/komponen kurikulum 2013 terdiri atas:
· Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap
satuan atau jenjang pendidikan
· Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka
2) beban belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester.
3) kalender pendidikan.
Sesuai dengan asas-asas yang mendasarinya, proses pengembangan KBK harus dilakukan dengan
memperhatikan beberapa prinsip. Setiap prinsip pengembangan dan pelaksanaan KBK seperti yang
dirumuskan depdiknas dalam kerangka dasar kurikulum 2004 seperti berikut:
a. Prinsip Pengembangan
f. Pilar Pendidikan.
i. Diversifikasi kurikulum.
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Setiap kurikulum pastinya mempunyai prinsip. Karena prinsip merupakan landasan atau acuan untuk
mengembangkan kurikulum. Seperti halnya kurikulum 13 yang baru dirintis ini mempunyai
beberapa prinsip yaitu:[13]
a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran.
Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten
pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di
satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman
belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan
yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam
menerapkan perolehannya di masyarakat.
b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan
program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka
Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang
harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai
dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan
tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan
kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.
c. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap
peserta didik (mastery learning).
d. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta lingkungannya.
e. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan
seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,
dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan
kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil hasil ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
Alat Bantu § ABP sederhana dan murah Kegiatan pembelajaran Setiap mengajar ada
Pembelajaran buatan guru dan siswa lebih bervariasi, dua jenis buku yaitu
menyenangkan dan buku siswa dan
§ ABP dari
dinamis buku guru
pusat/pemerintah hanya
pelengkap
Persiapan Beragam bentuk tergantung Guru dituntut agar Alokasi waktu untuk
Mengajar keinginan dan kemampuan lebih kreatif persiapan silabus
guru dan review buku
ajar
5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang Semua mata pelajaran diikat oleh
lain, seperti sekumpulan mata pelajaran kompetensi inti (tiap kelas)
terpisah
Penulis berpendapat bahwa bidang studi keilmuan dan agama dapat dikembangkan berdasarkan
pengembangan KBK dengan berpegang pada dimensi kompetensi secara umum. Karena hasil
pendidikan keagamaan adalah kemampuan atau kompetensi yang bermanfaat bagi kehidupan.
Artinya hasil pendidikan keagamaan merupakan pemilikan pengetahuan dan konsep-konsep
keilmuan, nilai dan sikap serta ketrampilan, yang terintegrasi, yang dapat digunakan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan pada KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan yang diletakkan pada posisi yang
paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. KTSP merupakan wujud
dari reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan dan kebutuhan masing-masing.
Selanjutnya pada Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa,
mampu lebih baik melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pelajaran.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004. Alasan perubahan kurikulum dari
KTSP menjadi kurikulum 2013 adalah kurikulum harus lebih berbasis pada penguatan penalaran,
bukan lagi hafalan semata.
Menurut penulis Mengingat kurikulum ini hal baru, memang kesannya harus belajar lagi
padahal guru punya potensi awal untuk mengajar tematik. Kurikulum 2013 ini lebih menekankan
kepada sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Mudah-mudahan dengan penerapan kurikulum baru
ini, pendidikan kita lebih maju dan lebih bagus lagi.
Bab III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melihat beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ternyata diIndonesia telah banyak
mengalami perubahan kurikulum. Dan model kurikulum yang digunakan banyak sekali diantaranya :
3) K-13 (Kurikulum 2013)
Dan kesemuanya ini telah mengalami berbagai proses dan tentunya telah melaluiundang-undang
yang diberlakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) dan semuanya juga memiliki
kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Berbagai kebijakan kurikulum hendaknya kita sebagai calon guru tetap melaksanakan tugas kita
sebagai pendidik yang dapat mencerdaskan anak bangsa. Kurikulum mana pun yang akan kita
gunakan akan berdampak positif jika kita menanggapinya dengan positif.