Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, pada akhirnya dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Materialitas dan Risiko Audit” ini dengan
baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Auditing.
kekurangan baik dari segi materi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun
Allah SWT memberikan kebaikan dan rakhmat bagi kita semua. Segala kesalahan,
keterbatasan dan kekurangan dalam bentuk apapun yang mungkin ada dalam
laporan tugas ini, penulis memohon maaf, kiranya dapat dimaklumi dengan
bijaksana.
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................. 2
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................... 3
A. Latar belakang............................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................ 5
A. Konsep Materialitas....................................................................... 5
E. Resiko Audit.................................................................................. 8
BAB III
PENUTUP................................................................................................. 12
A. KESIMPULAN............................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, jasa profesi auditor semakin dibutuhkan
seiring dengan semakin banyaknya pihak-pihak yang menggunakan informasi
yang terkandung dalam laporan keuangan sebagai salah satu pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Pihak-pihak tersebut menuntut penyajian laporan
keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku dan juga dapat dipercaya.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, digunakanlah jasa auditor sebagai pihak
yang secara independen memberikan penilaian terhadap laporan keuangan yang
akan dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Sebagai pihak yang dipercaya untuk memberikan penilaian secara
independen terhadap sebuah laporan keuangan perusahaan, auditor dituntut
melakukan pekerjaannya seprofesional mungkin dengan menghindari terjadinya
kesalahan dalam penilaian. Karena apabila terdapat kesalahan dalam penilaian,
maka akan berampak pada pihak-pihak yang menggunakan hasil penilaian auditor
sebagai dasar pengambilan keputusan.
Untuk meminimalisir tingkat kesalahan, auditor diharuskan
melakukan perencanaan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk dapat memahami
seluk beluk perusahaan yang akan diperiksa laporan keuangannya, sehingga
penilaian yang dihasilkan tepat guna dan terhindar dari kesalahan-kesalahan yang
dapat merugikan pihak-pihak terkait di kemudian hari.
Konsep-konsep dasar dalam auditing digunakan sebagai dasar
perencanaan audit. Diantara konsep-konsep yang ada, konsep materialitas dan
risiko termasuk konsep fundamental yang harus dipahami auditor dalam
merencanakan dan melakukan kegiatan audit. Konsep materialitas merupakan
dasar penerapan standar auditing terutama standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan. Dengan konsep ini, auditor menentukan standar hal-hal yang tergolong
material atau tidak material. Hal ini menjadi sangat penting karena pendapat yang
diberikan auditor merupakan pendapat terhadap hal-hal yang bersifat material
saja. Maka ruang lingkup pemeriksaan dan penentuan pendapat yang akan
diberikan, bergantung pada interprestasi dan pemahaman auditor terhadap nilai-
nilai yang termasuk dalam hal yang material ataupun tidak material.
Sedangkan konsep risiko merupakan risiko yang terjadi dalam hal
auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya,
atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Materialitas?
2. Mengapa konsep materialitas penting dalam audit atas laporan keuangan?
3. Apa saja pertimbangan awal tentang materialitas?
4. Bagaimana hubungan antara materialitas denga bukti audit?
5. Apakah yang dimaksud dengan resiko audit?
6. Apakah saja unsur-unsur resiko audit dan bagaimana hubungan antara
unsur risiko audit tersebut?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MATERIALITAS
Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Oleh karena itu, materialitas
mempunyai pengaruh yang mencakup semua aspek audit dalam audit atas laporan
keuangan. Dalam SA Seksi 319 Risiko Audit dan Materialitas Audit dalam
Pelaksanaan Audit mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan materialitas
dalam perencanaan audit, dan penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Pengertian Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau
salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya,
dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang
yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya
penghilangan atau salah saji itu.
5
auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya
berisi salah saji material.
6
Faktor-Faktor kualitatif juga mempengaruhi materialitas
Jenis-jenis kesalahan penyajian tertetntu seringkali lebih berpengaru
terhadap penggunaan laporan keuangan daripada lainnya, walaupun jumlah
rupiahnya sama. Sebagai contoh:
Kesalahan penyajian yang menyangkut kecurangan dipandang lebih serius
daripada kekeliruan tidak disengaja walaupun jumlah rupiahnya sama,
karena kecurangan mencerminkan ketidakjujuran dan keandalan
manajemen atau orang-orang lain yang terlibat.
Kesalahan penyajian yang jumlah rupiahnya kecil bisa menjadi material
apabila terkait dengan kewajiban kontraktual.
Kesalahan penyajian yang kelihatannya tidak material, bisa menjadi
material apabila kesalahan penyajian tersebut memengaruhi tren laba.
Penggunaan tolok ukur dalam menentukan menentukan materialitas
untuk laporan keuangan secara keseluruhan
Penentuan materialitas membutuhkan penggunaan pertimbangan
professional sebagai langkah awal dalam menentukan materialitas untuk laporan
keuangan secara keseluruhan, presentase tertentu seringkali diterapkan pada suatu
tolok ukur yang telah dipilih. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses
identifikasi suatu tolok ukur yang tepat mencakup:
Unsur-unsur laporan keuangan (aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan,
beban);
Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian khusus para
pengguna laporan keuangan suatu entitas tertentu.
Sifat entitas, posisi entitas dalam siklus hidupnya, dan industry serta
lingkungan ekonomi yang di dalamnya entitas tersebut beroperasi.
Struktur kepemilikan dan pendapatan entitas ; dan
Fluktuasi relatif tolak ukur tersebut.
7
E. RISIKO AUDIT
Risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu tingkat
ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit. Risiko audit yaitu risiko bahwa
auditor secara tidak sadar gagal untuk menyesuaikan pendapatnya atas laporan
keuangan yang salah saji secara material. Auditor menyadari bahwa risiko
tersebut ada karena adanya hal-hal sebagai berikut, misalnya ketidakpastian
mengenai kompetensi bukti, efektivitas struktur pengendalian intern klien, serta
ketidakpastian apakah laporan keuangan memang telah disajikan secara wajar
setelah audit selesai.
Standar auditing seksi 312 “Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan
Audit” mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan risiko audit dalam:
8
6. Berbagai perusahaan memilih tak menggunakan pedoman sistem &
prosedur (tertulis & kaku) untuk meningkatkan kreativitas dan layanan
pelanggan.
7. Moral, standar etika, misalnya uang tip boleh diterima, itu rezeki anda,
merupakan risiko budaya.
9
F. HUBUNGAN ANTAR UNSUR RISIKO
Seperti yang dijelaskan dalam SPAP PSA seksi 312 para. 28 bahwa risiko
bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Adapun risiko
bawaan dan risiko pengendalian tetap ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya
audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan
prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor itu sendiri. Risiko deteksi
mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan risiko
pengendalian.
Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh
auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin
besar adanya risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor,
maka semakin kecil tingkat risiko deteksi yang dapat diterima.
AR = IR X CR X DR
10
memiliki keyakinan dari sumber-sumber lain untuk mendukung penilaian risiko
bawaan dan risiko pengendalian.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/unsur-risiko-audit.html
https://ayaakatsuka.wordpress.com/2012/05/13/risiko-audit/
https://ccaccounting.wordpress.com/2013/11/01/pengertian-risiko-audit/
Yusup, A. H. (2014). Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
https://dokumen.tips/document/tugas-makalah-materialitas-dan-resiko-audit.html
13