Abstract. Brief Strategic Family Therapy (BSFT) is a family therapy that usually use for
children with problem behavior. Purpose of BSFT is helping the family to change the
maladaptive pattern, such as: lack of communication between parents and children so the
behaviors problem can be decreased and dissapear. BSFT is implemented to a family with
children that showing symptoms of Oppositional Defiant Disorder (ODD). BSFT was
performed in 2 month and able to change maladaptive pattern of communication in the
family so the children’s behavior problem decreased. Follow up after 8 month shows that
there were less fighting in the family and improvement of communication between parents
and their children.
Keywords: Brief Strategic Family Therapy (BSFT), communication pattern, children’s behavior
problem
Abstrak. Brief Strategic Family Therapy (BSFT) adalah terapi keluarga yang biasa dipakai
untuk menghadapi anak dengan permasalahan perilaku. Tujuan BSFT adalah untuk
membantu keluarga mengubah pola interaksi yang maladaptif, salah satunya adalah
kurangnya komunikasi antara orangtua–anak sehingga permasalahan perilaku yang
ditunjukkan oleh anak dapat menurun kemudian menghilang. BSFT diterapkan pada sebuah
keluarga dengan anak yang menunjukkan simptom Oppositional Defiant Disorder (ODD).
BSFT dilakukan selama dua bulan dan mampu mengubah pola komunikasi dalam keluarga
sehingga permasalahan perilaku anak menurun. Follow up setelah delapan bulan terapi
menunjukkan adanya penurunan frekuensi pertengkaran dan peningkatan frekuensi
komunikasi orangtua–anak.
Kata kunci: Brief Strategic Family Therapy(BSFT), pola komunikasi keluarga, perilaku anak
dan harus ditekankan, misalnya untuk jam dengan gangguan conduct disorder terus
pulang saat akan pergi pada malam hari. menerus melakukan hal-hal yang telah dise-
Keluarga harus memulai sistem baru yang butkan di atas. Delikuensi atau delinquency
lebih terorganisir (Minuchin & Fishman, yaitu anak-anak yang mengalami conduct
1981). disorder dan bermasalah dengan hukum,
Masalah perilaku pada masa remaja dan (3) Penyalahgunaan obat-obatan
dapat mengganggu kemampuan remaja (Substance abuse), yaitu anak-anak yang
berkaitan dengan keterampilan perkem- mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan
bangan normal dan keberfungsian secara sehingga mengganggu peran dan kewajiban
efektif di dalam lingkungan. Perilaku yang mereka di sekolah. Jika penggunaan obat
mengganggu, misalnya pembangkangan membuat anak menarik diri dan terus
otoritas, merusak barang-barang personal menggunakannya secara berulang, hal ini
atau orang lain dan penyalahgunaan obat- disebut dengan ketergantungan obat-
obatan merupakan hal yang menjadi obatan.
perhatian keluarga, pegawai sekolah, dan
masyarakat. Banyak faktor individu, keluar- Brief Strategic Family Therapy (BSFT)
ga dan sosial yang telah terlibat sebagai Brief Strategic Family Therapy (BSFT)
variabel penting dalam tahap perkem- merupakan terapi keluarga yang banyak
bangan baru dalam permasalahan perilaku dipakai untuk menghadapi remaja dengan
remaja. Walaupun begitu, tidak ada satu permasalahan perilaku. BSFT mentargetkan
variabel pun yang menerima banyak pola interaksi maladaptif yang terjadi
perhatian seperti faktor keluarga. Teori berulang-ulang dalam keluarga. Pola int-
klinis dan penelitian telah membantu untuk raksi yang berulang ini gagal dalam menc-
mengidentifikasi pola spesifik dalam inte- pai tujuan yang diharapkan dan menye-
raksi keluarga yang menyebabkan permasa- babkan masalah perilaku pada remaja.
lahan perilaku pada remaja dan untuk Dengan meningkatkan hubungan komu-
meningkatkan strategi intervensi keluarga nikasi antar anggota keluarga diharapkan
yang menargetkan pola spesifik tersebut permasalahan perilaku pada remaja akan
(Horigan, Suarez-Morales, Robbins, Zarate, menurun dengan sendirinya.
Mayorga, Mitrani, & Szapocznik, 2005).
Menurut Szapocznik dan Kurtines
American Psychiatric Association (1994) (1989), BSFT terbagi dalam tiga konstruk,
telah mengidentifikasi masalah perilaku yaitu: (1) Sistem. Sistem adalah suatu kese-
sebagai simptom terhadap beberapa gang- luruhan yang terorganisasi dan terdiri dari
guan, yaitu: (1) Oppositional Defiant Disorder bagian-bagian yang saling bergantung atau
(ODD), ciri-cirinya adalah ketidakpatuhan saling terkait. Keluarga adalah sebuah
terhadap figur otoritas, meningkatnya tan- sistem yang terdiri dari individu-individu
trum, agresivitas yang berlebihan kepada yang selalu memengaruhi perilaku anggota
orang dewasa, menyalahkan orang lain atas keluarga lainnya. Di samping itu, anggota
kesalahan sendiri, dan lain-lain. ODD biasa- keluarga akan menjadi terbiasa dengan
nya terjadi pada anak yang memasuki tahap perilaku anggota keluarga yang lain karena
pra sekolah ataupun menginjak remaja. (2) perilaku mereka terjadi berkali-kali sepan-
Conduct Disorder, ciri-ciri yang tampak jang hidup. Perilaku ini secara sinergis
adalah agresi kepada hewan ataupun ma- mengatur sistem keluarga. (2) Struktur atau
nusia, merusak properti, mencuri, ataupun Pola Interaksi. Pola berulang dalam interaksi
melanggar peraturan yang serius. Anak keluarga disebut sebagai struktur keluarga.
Tabel 1
Identitas Keluarga
Ayah Ibu Kakak Adik
Inisial HM NN IN AG
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki
Usia 47 tahun 42 tahun 19 tahun 15 tahun
Anak ke 1 dari 4 bersaudara 10 dari 11 bersaudara 1 dari 2 bersaudara 2 dari 2 bersaudara
Pendidikan SMA SMA Perguruan tinggi, Kelas 3 SMP
semester 3
Pekerjaan Pegawai Swasta Ibu rumah tangga Mahasiswa Pelajar
Agama Islam Islam Islam Islam
Status Menikah Menikah Belum Menikah Belum menikah
ditinggalkan, hal ini disebut shifting jalan keluar atas konflik tersebut. Adanya
boundaries. Misalnya aliansi antara anak perbedaan pendapat tentang pola asuh anak
perempuan dan ibu sehingga hubungan membuat ayah dan Ibu berselisih pendapat.
dengan ayah menjadi jauh, terapis dapat Ayah lebih menginginkan ibu untuk tidak
memberikan terapi dengan mendekatkan menuntut anak sedangkan ibu menolak
hubungan ayah dan anak perempuan- keinginan ayah. Ayah cenderung mengalah
nya, sehingga aliansi antara ibu dan anak untuk menghindari konflik.
perempuannya melemah. Aspek ketiga, yaitu komunikasi, keluar-
4) Tugas ga mengalami hambatan. Ayah mempunyai
latar belakang keluarga yang jarang berin-
Memberikan tugas dalam terapi keluarga
teraksi dengan sesama anggota keluarga
digunakan untuk membiasakan keluarga
lainnya memandang komunikasi dengan
terhadap apa yang telah dipelajari dalam
anggota keluarga lain tidak memegang
terapi. Dalam memberikan tugas, terapis
peranan penting. Ayah juga merasa bahwa
sebaiknya memberikan contoh kongkrit
menghindari konflik adalah jalan terbaik
pada keluarga agar keluarga dapat
sehingga cenderung diam atau mengalah
memahami yang dimaksud terapis.
mengikuti keinginan ibu ataupun meminta
tolong kepada ibu untuk mengingatkan
Hasil anak untuk mengubah perilaku yang ayah
tidak sukai.
Berdasarkan asesmen, identifikasi pola
interaksi yang bermasalah di dalam 2) Resonance
keluarga sesuai dengan langkah diagnostic Resonansi didefinisikan sebagai keter-
di dalam BSFT, sebagai berikut: hubungan salah satu anggota keluarga
dengan anggota keluarga lain ataupun
1) Organization
sebaliknya. Dari hasil observasi, terdapat
Di dalam organisasi, dilihat tiga aspek, jarak antara ayah, ibu dan anak. Saat perta-
yaitu kepemimpinan, organisasi subsistem ma kali orang tua datang, posisi duduk
dan komunikasi. Di dalam keluarga, kepe- mereka menunjukkan adanya jarak, ayah
mimpinan dipegang oleh ibu. Ibu sering lebih memilih duduk di depan ibu daripada
kali memutuskan apa yang harus dilakukan duduk di sebelahnya. Hal yang sama terjadi
anak dan sering memaksa anak untuk me- saat terapis datang ke rumah, anak dan
matuhi keinginannya. Ayah yang cende- ayah lebih memilih untuk duduk di kursi
rung pasif biasanya hanya diam membiar- untuk satu orang daripada di sofa panjang
kan ibu untuk mengatur urusan rumah dengan ibu.
tangga termasuk pendidikan anak. Jika
ayah dan ibu berbeda pendapat, ayah 3) Developmental stage
seringkali mengalah untuk menghindari Di dalam keluarga, anak sedang meng-
konflik dengan Ibu. hadapi satu tahap perkembangan yang
Aspek kedua, yaitu organisasi subsis- terpenting, yaitu transisi yang dialami anak
tem ditemukan adanya triangulasi di dalam dari tahap perkembangan anak-anak ke
keluarga. Triangulasi muncul saat figur tahap perkembangan remaja. Kesuksesan
orang tua mempunyai perbedaan pendapat keluarga beradaptasi pada transisi perkem-
dan salah satu dari mereka yang kurang bangan anak akan membuat keluarga lebih
mempunyai kekuasaan mulai menghindari kuat dan berfungsi secara baik dan begitu
konflik bukannya menghadapi dan mencari pula berlaku sebaliknya.
Tabel 2
Integrasi Data Assesmen dengan Teori BSFT
Interaksi Maladaptif sesuai
Kontak Hasil Assesmen Langkah Restructuring
Teori BSFT
Ibu AG sulit sekali diminta untuk Developmental Stage (Transisi Membuat kesepakatan anta-
belajar dan mengerjakan dari anak ke remaja), Identified ra orang tua dengan klien
tugas sekolah. AG pasti patienthood terkait proses belajar klien
marah-marah dan tidak dan perilaku marah ibu.
mengerjakan apa-apa.
Ibu AG sering marah-marah jika Developmental Stage (Transisi Membangun komunikasi
di singgung masalah sekolah dari anak ke remaja), Identified yang efektif antar anggota
patienthood keluarga.
Ibu Ayah tidak mendukung ibu Organization (Aspek arus ko- Membangun komunikasi
dengan cara tidak pernah munikasi), Resonance (Adanya yang efektif antar anggota
meminta AG untuk belajar jarak antar keluarga), Conflict keluarga.
ataupun menurut pada ibu. Resolution (Menghindar)
Tabel 3
Pelaksanaan BSFT dengan Keluarga
Sesi Aktivitas
1 Mengenali dan memahami pola interaksi dalam keluarga:
Meminta masing-masing anggota keluarga untuk terbuka dan melihat apa yang
menjadi keluhan utama ayah, ibu dan klien kemudian mencari fokus utama dalam
terapi.
Mencari solusi alternatif dengan memfasilitasi keinginan dari kedua belah pihak.
Target Sesi:
Membuat kesepakatan yang ditandatangani oleh orang tua
2 Mendiskusikan keinginan AG yang tidak disetujui oleh orang tua sehingga
menimbulkan perasaan tidak nyaman dan tidak adil.
Melihat hambatan apa saja yang terjadi dalam upaya memenuhi kesepakatan di antara
kedua belah pihak.
Mengkomunikasikan pikiran dan perasaan dari masing-masing pihak sehingga
menghasilkan win win solution.
Target Sesi:
Orang tua mendengar keinginan klien dan berusaha mencari jalan keluar atas hal
tersebut.
3 Melihat progres dalam keluarga:
Melihat hambatan yang masih dialami namun juga memuji anggota keluarga yang
berusaha untuk mematuhi kesepakatan yang telah dibuat.
Target Sesi:
Menguatkan anggota keluarga untuk tetap berkomitmen dalam menjalankan
kesepakatan.
interaksi alternatif. Dalam kasus ini adalah proses follow up untuk melihat perkem-
ibu yang belajar bahwa memarahi ataupun bangan AG dan membuktikan bahwa
membentak AG tidak akan membuat AG komunikasi yang lebih efektif antara orang
melakukan perintahnya, sehingga ibu harus tua dan anak menghasilkan penurunan
mencari bentuk komunikasi yang lebih permasalahan perilaku pada anak. Hal ini
efektif untuk berbicara dengan AG. (5) Ayah sejalan dengan pernyataan bahwa kurang-
mengerti pentingnya menjadi peran komu- nya komunikasi dan tingginya kritik atau
nikasi dalam menjalankan fungsinya seba- kekerasan dalam keluarga meningkatkan
gai kepala keluarga. Ayah lebih mencoba resiko pola perilaku yang disfungsi (Pettit,
untuk memegang kendali dalam keluarga, 2004), rendahnya harga diri (Kernis, Brown
dengan cara lebih banyak berkomunikasi & Brody, 2000), dan menghilangnya nilai
dengan ibu dan AG, dan (6) Hambatan diri (Kamins & Dweck, 1999).
komunikasi antara ayah, ibu dan anak Hasil dari intervensi ini sejalan dengan
berkurang. Adanya penurunan frekuensi penelitian Nickel dkk. (2006); Coatsworth
menentang perintah orangtua dan berbo- dkk. (2001); Santisteban dkk. (2003) bahwa
hong pada guru yang dilakukan oleh anak. BSFT mampu mengurangi perilaku berma-
salah seperti bullying, ketidakpatuhan terha-
Follow Up dap figur otoritas, membolos sekolah, atau-
Setelah delapan bulan keluarga menja- pun kemarahan yang berlebihan. Berhasil-
lani BSFT, AG mengalami beberapa peru- nya intervensi keluarga ini juga dikarena-
bahan seperti: (1) AG lebih bersemangat kan kepatuhan dan keaktifan keluarga
dalam belajar. Wali kelas AG bercerita dalam mengikuti seluruh rangkaian sesi
bahwa AG sering memanfaatkan waktu (Kazantzis, Deane, & Ronan, 2000; Fennel &
istirahatnya untuk bertanya mengenai mata Teasdale, 1987), hal tersebut menandakan
pelajaran yang tidak dimengertinya (teruta- kesiapan dan kemauan keluarga untuk
ma matematika). (2) Pertengkaran antara berubah (Fennel & Teasdale, 1987; Burns &
ibu dan AG di dalam rumah menjadi jarang Spangler, 2000).
terjadi. Ibu menyatakan bahwa AG meng- Komunikasi dalam keluarga menjadi
habiskan sebagian besar waktunya berada lebih baik saat masing-masing anggota ke-
di dalam kamar, mengerjakan soal-soal UN luarga dapat mengemukakan ketidaksuk-
online, dan (3) Frekuensi ayah dalam berko- aan dan keinginannya kepada anggota
munikasi dengan AG meningkat walaupun keluarga yang lain kemudian mencari solusi
durasinya kurang dari lima menit. bersama. Keterbukaan dalam keluarga sa-
ngat berperan dalam pengembangan sosial
Diskusi dan keterampilan koping pada remaja
(Noller & Callan, 1991). Keluarga yang
Terapi BSFT merupakan terapi keluarga berfungsi dengan baik memiliki tipe komu-
untuk mengurangi permasalahan perilaku nikasi yang terbuka (Barnes & Olson, 1985)
pada anak dan remaja dengan cara meng- sedangkan komunikasi yang tertutup diaso-
identifikasi pola interaksi maladaptif, salah siasikan dengan perilaku bermasalah pada
satunya pola komunikasi yang terhambat di remaja (Clark & Shields, 1997).
dalam keluarga. Setelah terapi berakhir, Mengikutsertakan anak dalam mem-
keluarga diminta untuk tetap melanjutkan buat kesepakatan ataupun peraturan dalam
kesepakatan yang telah disepakati sebelum- rumah beserta konsekuensinya membuat
nya. Delapan bulan setelahnya, diadakan anak merasa dilibatkan dan dianggap