Interaksi Obat Pada Fase Ekskresi PDF
Interaksi Obat Pada Fase Ekskresi PDF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya suatu penyakit dapat diobati oleh satu obat. Obat tersebut
ditetapkan dosis dan frekuensi pemakaiannya dalam sehari karena pada umumnya
obat digunakan untuk pemakaian ganda (berulang). Frekuensi pemakaian
ditetapkan berdasarkan parameter farmakokinetiknya seperti tetapan kecepatan
eliminasi. Semakin kecil tetapan kecepatan eliminasi, maka semakin berkurang
frekuensi pemakaiannya dibandingkan dengan obat yang mempunyai tetapan
kecepatan eliminasi yang lebih besar. Oleh karenanya, jika seseorang
mendapatkan dua jenis obat atau lebih yang mempunyai waktu paruh biologis
berbeda maka frekuensi pemakaiannya seharusnya berlainan. Aspek-aspek
tersebut di atas dipelajari di dalam ilmu farmakokinetik.
Dewasa ini, banyak obat yang dibuat oleh industri farmasi berupa obat
kombinasi tetap dalam satu bentuk sediaan farmasi (misalnya tablet atau kapsul)
yang mengandung dua zat berkhasiat atau lebih yang diberikan dengan frekuensi
pemakaian yang sama. Tampaknya pertimbangan utama yang dipakai oleh
industri farmasi tersebut lebih didasarkan pada pertimbangan logic
pharmacodynamic, dan masih kurang memperhatikan aspek farmakokinetik dari
obat-obat tersebut. Oleh karena itu dapat terjadi dalam suatu kombinasi obat
terdapat komponen-komponen zat aktif yang berlainan parameter
farmakokinetiknya, khususnya waktu paruh eliminasi, sehingga apabila
dikonsumsi secara bersamaan dan dengan pemberian berulang yang sama, dapat
mengakibatkan terjadinya akumulasi pada salah satu obat atau keduanya.
Kombinasi obat semacam ini banyak terdapat dalam obat flu atau obat batuk, obat
hipertensi, obat diabetes, dan obat jantung yang sering diresepkan oleh dokter
dokter diapotek maupun dirumah sakit, sehingga terjadi interaksi beberapa
interaksi obat.
Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat
(drug-related problem) yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien. Menurut
Harttshorn interaksi obat adalah peristiwa dimana efek obat dipengaruhi, baik
secara langsung maupun tidak langsung, oleh obat lain yang diberikan bersamaan
atau sebelumnya. Interaksi obat yang terjadi di dalam tubuh, diantaranya meliputi
interaksi farmakodinamik dan farmakokinetika. Interaksi farmakokinetika terjadi
bila salah satu obat dapat mempengaruhi absorpsi, distribusi dan eliminasi
(metabolism dan ekskresi obat lain, sehingga kadar obat yang terpengaruh itu
akan meningkat atau menurun. Interaksi farmakodinamika adalah interaksi obat
yang terjadi pada ikatan obat dan rerseptor sehingga akan mempengaruhi efek
kerja obat yang ditimbulkannya. Pentingnya pengetahuan mengenai interaksi obat
akan membantu dokter dan farmasis untuk mengidentifikasi dan mencegah
terjadinya interaksi obat pada pasien. Pengetahuan mengenai interaksi obat dapat
mencegah morbiditas dan mortalitas serta meningkatkan keamanan dari pasien.
Farmasis mempunyai peran penting dalam melakukan kontrol untuk mencegah
potensi efek samping merugikan dari interaksi obat yang tidak diharapkan. Oleh
karena itu penulis tertarik meniliti interaksi obat pada fase farmakokinetiknya
khususnya dibagian fase ekskresi
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi, penyebab dan faktor-faktor yang menyebabkan
interaksi obat
2. Mengetahui jenis-jenis interaksi obat pada fase farmakokinetik
3. Mengetahui dampak klinis interaksi obat pada fase ekskresi
4. Mengetahui mekanisme penanganan interaksi obat pada fase ekskresi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN
Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai modifikasi efek suatu obat akibat
obat lain yang diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan sehingga
keefektifan atau toksisitas satu obat meningkat atau berubah. Selain interaksi obat
dengan obat, interaksi obat dengan makanan, asap rokok, etanol, bahan-bahan
kimia lingkungan dan produk herbal juga dapat terjadi dan mempengaruhi efek
dari obat. Ketika kombinasi terapeutik mengakibatkan perubahan yang tidak
diinginkan atau komplikasi terhadap kondisi pasien, maka interaksi tersebut
digambarkan sebagai interaksi yang bermakna klinis.
Interaksi obat kini menjadi perhatian di dunia klinis karena banyak kasus
yang terjadi, ADR yang tinggi, dan untuk menjaga keamanan pasien dalam
pengobatan maka banyak sekali penelitian mengenai interaksi obat. Dari beberapa
penelitian yang dilakukan di beberapa negara diketahui banyak kombinasi obat
yang digunakan menyebabkan interaksi obat pada fase farmakokinetika
khususnya pada fase ekskresi. Proses ekskresi sangat penting, karena proses ini
bertangung jawab atas durasi atau lama kerja obat berefek dengan cara
mengusahakan agar obat dapat segera dikeluarkan dari tubuh, termasuk kedalam
alat ekskresi seperti ginjal, hati, dan paru. Obat dikeluarkan dari tubuh melalui
berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam
bentuk asalnya. Obata tau metabolit yang polar diekskresikan lebih cepat daripada
obat yang larut baik dalam lemak. Tabel di bawah ini mengambil contoh 10
(sepuluh) kombinasi obat yang secara klinis menyebabkan interaksi yang
membahayakan bagi pasien yang menggunakan kombinasi obat tersebut.
N Obat Objek Obat Mekanisme Efek yan
o. Presipitan Interaksi ditimbulkan
1 Metformin Ranitidin Ranitidine Mengurangi Pasien bisa pingsa
. pembersihan ginjal, menghambat karena meningkatka
sekresi metformin ditubular efek hipoglikem
ginjal, sehingga kadar plasma sehingga tubuh pasie
metformin meningkat mengalami shock akut
2 Metformin Cefadroxil Peningkatan efek metformin
. yang disebabkan sekresi
metformin berkurang oleh
adanya cefadroxil
3 Salbutamol Aminophyll Peningkatan ekskresi theop
. in
4
.
5
.
6 Digoxin Spironolakt Spironolakton menghambat Toksisitas digoxi
. on ekskresi digoksin di ginjal (nausea, munta
sehingga spironolakton aritmia jantung)
meningkatkan kadar digoxin
sebesar 25 %
7
.
8
.
9 Lamotrigin Asam Asam valproat menurunkan Ruam dan reak
. valproat glukuronidaasi lamotrigin kulit serius termasu
dengan inhibisi kompetitif sindrom
sehingga menurunkan klirens Stevens-Johnson.
lamotrigin.
Interaksi farmakodinamik Tremor
menyebabkan tremor
1
0.