Nama Kelompok:
Ahmad Ramadani
Fathoni Ahmad Kurniawan
Rafiqi
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
PANGEAN ANTASARI
1.1 Pangeran Antasari lahir pada tahun 1797 M di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, Kalimantan
Selatan dan meninggal pada tahun 11 Oktober 1862 di Bayan Begok, Kabupaten Barito,
Kalimantan Tengah. Dia merupakan putra dari Pangeran Mas’ud bin Pangeran Amir dengan
ibunya Khadijah binti Sultan Sulaiman.
Pangeran Antasari adalah cucu dari Pangeran Amir yang terkenal dalam Dinasti Banjarmasin.
Ketika masih muda, Pangeran Antasari memiliki nama Gusti Inu Kertapati. Adik perempuannya
dikenal dengan nama Ratu Sultan Abdul Rahman setelah menikah dengan Sultan Muda bin
Abdurahman bin Sultan Adam.
Setelah menikah dengan Ratu Antasari, dia dikaruniai 3 anak laki-laki dan 8 anak perempuan.
Pangeran Antasari dikenal juga sebagai pemimpin beberapa suku, yakni Suku Bakumpai,
Murung, Kutai, Ngaju, Siang, dan suku-suku lain di daerah pedalaman.
Dia kemudian diakui oleh masyarakat sebagai “Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin”
yang bermakna Pemimpin Tertinggi Umat Islam di wilayah Banjar pada masa-masa akhir
kehidupannya. Setelah dia meninggal, dia digantikan oleh anaknya yang bernama Muhammad
Seman.
H. Hasan Basry
3.1 Dr. KH. Idham Chalid merupakan pahlawan nasional yang lahir di Satui, Kalimantan Selatan,
27 Agustus 1921 beliau meninggal di Jakarta, 11 Juli 2010 pada umur 88 tahun, KH Idham
Cholid merupakan salah satu politisi Indonesia yang berpengaruh pada masanya.
Lulusan Pondok Pesantren Gontor ini pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri
Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Ia juga pernah menjabat
sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR. Selain sebagai politikus ia aktif dalam kegiatan keagamaan
dan ia pernah menjabat Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984.