Apa itu lempeng tektonik? Lempeng-lempeng tektonik adalah bagian kerak bumi yang
di bawahnya disokong oleh magma. Lempeng ini berada di wilayah dasar gunung api. Ketika
lempeng ini bergerak naik, turun dan bergeser, gerakannya akan mengakibatkan perubahan
pada bentuk kulit bumi. Perubahan bentuk serta pergerakan yang terjadi ini disebut gempa
bumi.
Lantas, kenapa lempeng ini dapat bergerak? Sebab ada yang menggerakannya, yakni
tenaga lempeng. Tenaga ini mendorong lempeng-lempeng untuk berbgerak bebas sehingga
terjadi tumbukan, gesekan atau pemisahan lempeng. Kita bisa memahami deskripsi
pergerakan melalui teori lempeng tektonik.
Dalam buku tersebut, disampaikan bahwa benua yang padat ini sesungguhnya
terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek, yang disebut continental drift.
Teori ini disebut sebagai teori pengapungan kontinen. Dalam teori ini dinyatakan bahwa
kerak bumi tidaklah bersifat permanen, melainkan bergerak secara mengapung.
Hasil pengamatannya juga menunjukkan bahwa beberapa bagian benua di bumi ini
memiliki kesamaan bentuk pantai, di antara satu benua dengan benua lain. Selain itu, ada
juga kesamaan geologi serta kesamaan makhluk yang hidup di pantai seberang.
Teori ini mulai dipopulerkan sekitaran awal abad ke 20. Pada awalnya, teori ini tidak
langsung diterima oleh para ahli. Muncul berbagai perdebatan sengit dalam beberapa tahun.
Sebagian besar ahli ilmu bumi menolak ide atau teori ini.
Selama periode tahun 1950-an hingga 1960-an, muncul berbagai bukti yang
ditemukan mendukung teori tersebut. Perkembangan teknologi pesat memungkinkan
dilakukannya pemetaan pada lantai samudera. Ditambah lagi, muncul data-data mengenai
aktivitas seismik serta medan magnit bumi.
Litosfer berada di atas zona atau material yang lebih lemah dan lebih panas, atau
yang dinamakan sebagai astenosfer. Jadi, lempeng-lempeng litosfer yang bersifat padat ini
dilapisbawahi material yang bersifat lebih “plastis”. Ketebalan lempeng-lempeng litosfer ini
berhubungan dengan sifat material kerak bumi yang menutupinya.
Hingga kini, teori lempeng tektonik dianggap relevan dalam menjelaskan berbagai
peristiwa geologis yang terjadi, seperti peristiwa gempa bumi, tsunami, serta meletusnya
gunung berapi, dan juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Teori
ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu bergeser. Ini adalah salah satu prinsip
utama teori tektonik lempeng, yakni tiap-tiap lempeng dapat bergerak-gerak sebagai satu
unit terhadap unit lempeng lain.
Lempeng benua juga disebut sebagai kerak benua atau sial. Lempeng benua terdiri
dari silikon dan aluminium dan memiliki ketebalan sekitar 30 sampai 50 km. Kerak benua
memiliki jumlah silikon yang lebih sedikit. Bagian ini lebih banyak mempunyai materi berat.
Sifatnya yang padat membuat lempeng benua bisa digunakan sebagai tempat tinggal
manusia, apalagi, tempatnya berada di atas permukaan laut.
Beberapa daerah juga ada yang memiliki dua jenis lempeng ini sekaligus. Wilayah
yang memiliki lempeng samudra dan lempeng benua bersamaan adalah lempeng Afrika. Pada
lempeng afrika, terdapat bagian benua afrika dan Samudra Antartika hingga Samudra
Hindia, yang masih merupakan satu lempeng
Mekanisme Pergerakan
Pergerakan lempang dipercaya dapat terjadi karena adanya panas bumi yang tidak
merata. Ketika panas bumi berbeda- beda, maka akan terjadi tingkat konveksi yang besar.
Pengaruh lain juga disebabkan oleh usia lempeng. Lempeng samudra dapat mengalami
penuaan sehingga lempeng tersebut mengalami pendinginan. Ketika lempeng mengalami
pendinginan, lempeng akan semakin padat. Pada kondisi ini, lempeng akan menghujam dan
masuk ke dalam selimut bumi.
Gaya gravitas merupakan gaya yang menarik ke dalam bumi. Gaya gravitas terjadi
karena adanya lempeng yang mempunyai kepadatan lebih berat. Karenanya, lempeng
tersebut tertarik ke dalam selimut bumi. Proses tertariknya lempeng ke dalam
selimut bumi disebut sebagai runtuhan. Kondisi ini juga bisa terjadi akibat
pembengkakan lempeng, sehingga membuat lempeng menjadi berat.
Gaya dari luar merupakan gaya yang asalnya dari luar bumi, salah satunya adalah
gaya gravitasi bulan. Gaya gravitasi bulan teradi karena rotasi bumi di bawah bulan,
sehingga menarik permukaan bumi ke atas. Proses ini seupa dengan proses terjadinya
pasang. Hanya saja, pengaruh dari gravitasi bulan seperti in bisa dibilang sangat
kecil.
Pembagian Lempeng
Bumi memiliki tujuh lempeng besar dan banyak lempeng kecil. Lempeng-lempeng kecil
sendiri terjadi akibat adanya perpecahan dari lempeng-lempeng besar. Adapun lempeng-
lempeng besar meliputi :
Lempeng Benua Afrika, meliputi Afrika
Lempeng Benua Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan
Lempeng Benua Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia
Lempeng Benua Antartika, meliputi Antartika
Lempeng Benua Australia, meliputi Australia hingga India
Lempeng Benua Eurasia, meliputi Asia dan Eropa
Lempeng Samudra Pasifik, meliputi samudra pasifik
Negara Indonesia sendiri termasuk dalam negara yang rawan bencana alam akibat
posisi geografisnya. Indonesia berada pada wilayah yang dikeliling banyak lempeng, meliputi
lempeng Indo- Australian dan Lempeng Eurasia.
Lempeng yang berada di Indonesia ini memiliki sifat konvergen. Akibatnya, lempeng
Indo- Australian masuk ke bawah Lempeng Eurasia. Pada Indonesia bagian timur, juga
terdapat tiga lempeng sekaligus, yakni lempeng Filipina, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-
Australia.
Karena keberadaannya yang dikelilingi oleh lempeng inilah, Indonesia rawan terhadap
bencana alam gempa bumi juga gunung meletus.
GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.
Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.
Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat
pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan
batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan
ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana
gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh
observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo.
Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih
sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan
kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun
tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar
adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang
terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala
Mercalli.
b. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada
lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi
dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km
sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60
km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang
besar.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung
berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi
(jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi
(contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain
Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat
membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas
terinduksi.
GUNUNG API
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan
bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena
pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur.
Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan
gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer
sebagai Bledug Kuwu dan Lapindo Surabaya Jawa Timur.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling
dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik ( Pacific
Ring of Fire ). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan
tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung
berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya
menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu
610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan
keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada
dalam keadaan istirahat atau telah mati.
• Lava
Batuan cair dengan temperature 700 0c yang keluar dari tubuh gunung berapi dan mengalir
menuruni lereng gunung.
• Kamar magma
Merupakan kolam batuan cair yang berada di bawah permukaan bumi, kerapatan batuan di
dalam kamar magma lebih renggang daripada batuan mantel sekitarnya. Saat magma
mengalir keluar melalui celah mantel dan sampai di permukaan maka erupsi akan terjadi.
• Kawah sekunder
Merupakan kawah yang terbentuk di sekitar kawah utama pada gunung berapi besar.
•Crater
Merupakan depresi menyerupai lingkaran pada permukaan tanah akibat aktivitas vulkanis
yang terjadi di bawah kawah.
• Aliran piroklastik
Terdiri atas gas dan batuan panas yang meluncur yang meluncur dengan cepat menuruni
lereng gunung berapi. Suhu gas dapat mencapai 10000 c dengan kecepatan hingga
700km/jam.
• Awan abu
Terdiri atas batuan lumat dan kaca yang terbentuk pada saat erupsi. Berukuran kecil dan
bersuhu sangat panas, awan abu ini dapat terbawa oleh udara hingga radius beberapa
kilometer.
• Cone
Merupakan bagian gunung yang berbetuk seperti kerucut yang tercipta dari aliran lava pada
lereng yang keluar dari kawah dan mengalami pendinginan.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah
gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava,
kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
* Aliran lava.
* Letusan gunung berapi.
* Aliran lumpur.
* Abu.
* Kebakaran hutan.
* Gas beracun.
* Gelombang tsunami.
* Gempa bumi.
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat
menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk
suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan
terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
b. Perisai
Bentuk Perisai
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga
tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng
landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung
berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
c. Cinder Cone
Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di
sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang
yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
d. Kaldera
e. Maar
Maar
Gunung api maar terbentuk dari letusan berupa ledakan (eksplosif) yang dahsyat
yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata. Gunung maar biasanya
punya dapur magma yang dangkal dan magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas
yang padat. Contoh gunung maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate
(Meksiko), Gunung Monte Muovo (Italia)
HIDROSFER
Hidrosfer itu sendiri merupakan lapisan air yang ada di permukaan bumi.
Contohnya seperti laut, sungai, air tanah, dan uap air yang ada di udara. Nah, keberadaan
air di permukaan bumi ini sangat berkaitan dengan siklus air atau yang dinamakan dengan
siklus hidrologi.
Ada 4 tahapan pada siklus hidrologi yakni evaporasi, transpirasi, kondensasi, dan
presipitasi. Terasi dan imunisasi nggak termasuk siklus hidrologi ya.
Nggak cuma air di permukaan bumi saja yang menguap, tumbuhan pun juga ikut
melakukan penguapan ke udara. Penguapan yang dilakukan oleh tumbuhan ini yang
dinamakan dengan transpirasi.
Nah, awan yang sudah tidak bisa menampung uap air itulah yang menjadi rintik-rintik
hujan. Simpelnya begini deh, kalau kamu lihat awan mendung yang udah gelap banget
(pokoknya ngerasa tinggal numpahin air aja deh dari atas), itu tandanya si awan dah mulai
jenuh gara-gara nggak bisa nampung uap air lagi. Oleh karena itu, Uap air yang jatuh ke
permukaan bumi inilah yang disebut dengan presipitasi.
Siklus ini berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Dengan adanya siklus ini,
ketersediaan air di bumi akan tetap terjaga. Nggak hanya di laut dan sungai saja cadangan
air di permukaan bumi. Salju dan es yang berada di gunung-gunung pun juga turut
memberikan sumbangsih bagi ketersediaan air di bumi.