Anda di halaman 1dari 13

Teori Lempeng Tektonik

Apa itu lempeng tektonik? Lempeng-lempeng tektonik adalah bagian kerak bumi yang
di bawahnya disokong oleh magma. Lempeng ini berada di wilayah dasar gunung api. Ketika
lempeng ini bergerak naik, turun dan bergeser, gerakannya akan mengakibatkan perubahan
pada bentuk kulit bumi. Perubahan bentuk serta pergerakan yang terjadi ini disebut gempa
bumi.

Lantas, kenapa lempeng ini dapat bergerak? Sebab ada yang menggerakannya, yakni
tenaga lempeng. Tenaga ini mendorong lempeng-lempeng untuk berbgerak bebas sehingga
terjadi tumbukan, gesekan atau pemisahan lempeng. Kita bisa memahami deskripsi
pergerakan melalui teori lempeng tektonik.

Bagaimana kemunculan teori lempeng tektonik? Teori lempeng tektonik disampaikan


oleh seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman, bernama Alfred Lothar Wagener. Ia
menyampaikannya lewat bukunya berjudul “The Origin of Continents an Oceans”  (1915).

Dalam buku tersebut, disampaikan bahwa benua yang padat ini sesungguhnya
terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek, yang disebut continental drift.
Teori ini disebut sebagai teori pengapungan kontinen. Dalam teori ini dinyatakan bahwa
kerak bumi tidaklah bersifat permanen, melainkan bergerak secara mengapung.

Hasil pengamatannya juga menunjukkan bahwa beberapa bagian benua di bumi ini
memiliki kesamaan bentuk pantai, di antara satu benua dengan benua lain. Selain itu, ada
juga kesamaan geologi serta kesamaan makhluk yang hidup di pantai seberang.

Teori ini mulai dipopulerkan sekitaran awal abad ke 20. Pada awalnya, teori ini tidak
langsung diterima oleh para ahli. Muncul berbagai perdebatan sengit dalam beberapa tahun.
Sebagian besar ahli ilmu bumi menolak ide atau teori ini.

Selama periode tahun 1950-an hingga 1960-an, muncul berbagai bukti yang
ditemukan mendukung teori tersebut. Perkembangan teknologi pesat memungkinkan
dilakukannya pemetaan pada lantai samudera. Ditambah lagi, muncul data-data mengenai
aktivitas seismik serta medan magnit bumi.

Bukti-bukti ini membuat teori pengapungan kontinen kembali disinggung dan


dianalisis. Butuh waktu hampir setengah abad bagi para pakar geologi untuk membuktikan
dan menerima teori ini. Tahun 1968 teori tentang kontinen yang mengapung ini pun berhasil
diterima oleh para ahli secara luas, dan selanjutnya disebut sebagai “Teori Tektonik
Lempeng” (Plate Tectonics).
Apa isi dari teori tektonik lempeng? Teori ini menyampaikan bahwa pada bagian luar
bumi (litosfer), terdapat sekitar 20 segmen padat yang disebut lempeng. Lempeng yang
paling besar di antara semua lempeng tersebut adalah lempeng Pasifik. Lempeng Pasifik
menempati sebagian besar lautan, kecuali hanya pada sebagian kecil di Amerika Utara
(meliputi Kalifornia bagian Baratdaya dan Semenanjung Baja).

Litosfer berada di atas zona atau material yang lebih lemah dan lebih panas, atau
yang dinamakan sebagai astenosfer. Jadi, lempeng-lempeng litosfer yang bersifat padat ini
dilapisbawahi material yang bersifat lebih “plastis”. Ketebalan lempeng-lempeng litosfer ini
berhubungan dengan sifat material kerak bumi yang menutupinya.

Lempeng-lempeng samudera yang bersifat lebih tipis memiliki variasi ketebalan


antara 80 sampai 100 km, sedangkan lempeng atau blok kontinen memiliki ketebalan antara
100 km atau lebih. Di beberapa daerah, ketebalan blok kontinen bisa mencapai 400 km.
Jadi, inti teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi sejatinya terdiri dari lempengan-
lempengan besar yang seolah-olah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih
cair.

Hingga kini, teori lempeng tektonik dianggap relevan dalam menjelaskan berbagai
peristiwa geologis yang terjadi, seperti peristiwa gempa bumi, tsunami, serta meletusnya
gunung berapi, dan juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Teori
ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu bergeser. Ini adalah salah satu prinsip
utama teori tektonik lempeng, yakni tiap-tiap lempeng dapat bergerak-gerak sebagai satu
unit terhadap unit lempeng lain.

Batas – Batas Lempeng


Batas-batas lempeng pada dasarnya ada tiga tipe. Masing-masing bisa dikelompokkan
berdasarkan jenis pergerakannya. Ada oun batas-batas lempeng tersebut, meliputi :
 Batas-batas divergen, yakni tempat lempeng-lempeng bergerak saling menjauh,
sehingga mengakibatkan naiknya material dari mantel bumi dan membentuk lantai
samudera yang luas.
 Batas-batas konvergen, yakni tempat lempeng-lempeng yang bergerak saling
mendekati, sehingga mengakibatkan salah satu lempengnya masuk ke dalam mantel
bumi dan berada di bawah lempeng lainnya.
 Batas-batas patahan transform, yakni tempat lempeng-lempeng yang bergerak saling
bergesekan tanpa mengakibatkan penghancuran pada lapisan litosfer.

Jenis – Jenis Lempeng


Lempeng bumi dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu lempeng samudra dan
lempeng benua. Pembagian kedua lempeng ini berdasarkan pada ciri- ciri masing-masing
lempang. Selain itu, bumi yang terdiri dari dua bagian (daratan dan lautan) juga menjadi
penanda bahwa masing-masing lempeng sebetulnya mewakili karakteristik bumi itu sendiri.
Lempeng samudra juga disebut sebagai kerak samudra atau sima. Lempeng samudra
ini berada di bawah laut, terdiri dari silikon dan megnesium dengan ketebalan antara 5
hingga 10 km. Lempeng samudra sifatnya lebih padat karena memiliki jumlah silikon yang
banyak. Kepadatan kerak samudra ini terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan silikon

Lempeng benua juga disebut sebagai kerak benua atau sial. Lempeng benua terdiri
dari silikon dan aluminium dan memiliki ketebalan sekitar 30 sampai 50 km. Kerak benua
memiliki jumlah silikon yang lebih sedikit. Bagian ini lebih banyak mempunyai materi berat.
Sifatnya yang padat membuat lempeng benua bisa digunakan sebagai tempat tinggal
manusia, apalagi, tempatnya berada di atas permukaan laut.

Beberapa daerah juga ada yang memiliki dua jenis lempeng ini sekaligus. Wilayah
yang memiliki lempeng samudra dan lempeng benua bersamaan adalah lempeng Afrika. Pada
lempeng afrika, terdapat bagian benua afrika dan Samudra Antartika hingga Samudra
Hindia, yang masih merupakan satu lempeng

Mekanisme Pergerakan
Pergerakan lempang dipercaya dapat terjadi karena adanya panas bumi yang tidak
merata. Ketika panas bumi berbeda- beda, maka akan terjadi tingkat konveksi yang besar.
Pengaruh lain juga disebabkan oleh usia lempeng. Lempeng samudra dapat mengalami
penuaan sehingga lempeng tersebut mengalami pendinginan. Ketika lempeng mengalami
pendinginan, lempeng akan semakin padat. Pada kondisi ini, lempeng akan menghujam dan
masuk ke dalam selimut bumi.

Kondisi ini mengakibatkan bagian belakang lithosfer mengalami tarikan. Kemudian,


adanya tekanan di bawah mengakibatkan astenosfer akan bergerak naik. Gerakan pada
lempeng bumi dapat disebabkan oleh tiga hal, yakni :
 Gaya gesek dapat dibedakan menjadi dua, yakni “basal drag” dan “slab suction”.
Adapun yang dimaksud Basal drag merupakan adanya pergerakan yang dikarenakan
adanya gesekan antara astenosfer dan lithosfer. Slab suction sendiri adalah tarikan
yang terjadi pada lempeng ketika sebuah lempeng menghujam, dan masuk ke dalam
selimut bumi.

 Gaya gravitas merupakan gaya yang menarik ke dalam bumi. Gaya gravitas terjadi
karena adanya lempeng yang mempunyai kepadatan lebih berat. Karenanya, lempeng
tersebut tertarik ke dalam selimut bumi. Proses tertariknya lempeng ke dalam
selimut bumi disebut sebagai runtuhan. Kondisi ini juga bisa terjadi akibat
pembengkakan lempeng, sehingga membuat lempeng menjadi berat.

 Gaya dari luar merupakan gaya yang asalnya dari luar bumi, salah satunya adalah
gaya gravitasi bulan. Gaya gravitasi bulan teradi karena rotasi bumi di bawah bulan,
sehingga menarik permukaan bumi ke atas. Proses ini seupa dengan proses terjadinya
pasang. Hanya saja, pengaruh dari gravitasi bulan seperti in bisa dibilang sangat
kecil.

Pembagian Lempeng
Bumi memiliki tujuh lempeng besar dan banyak lempeng kecil. Lempeng-lempeng kecil
sendiri terjadi akibat adanya perpecahan dari lempeng-lempeng besar. Adapun lempeng-
lempeng besar meliputi :
 Lempeng Benua Afrika, meliputi Afrika
 Lempeng Benua Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan
 Lempeng Benua Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia
 Lempeng Benua Antartika, meliputi Antartika
 Lempeng Benua Australia, meliputi Australia hingga India
 Lempeng Benua Eurasia, meliputi Asia dan Eropa
 Lempeng Samudra Pasifik, meliputi samudra pasifik

Negara Indonesia sendiri termasuk dalam negara yang rawan bencana alam akibat
posisi geografisnya. Indonesia berada pada wilayah yang dikeliling banyak lempeng, meliputi
lempeng Indo- Australian dan Lempeng Eurasia.

Lempeng yang berada di Indonesia ini memiliki sifat konvergen. Akibatnya, lempeng
Indo- Australian masuk ke bawah Lempeng Eurasia. Pada Indonesia bagian timur, juga
terdapat tiga lempeng sekaligus, yakni lempeng Filipina, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-
Australia.

Karena keberadaannya yang dikelilingi oleh lempeng inilah, Indonesia rawan terhadap
bencana alam gempa bumi juga gunung meletus.

GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.
Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat
pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan
batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan
ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana
gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh
observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo.
Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih
sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan
kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.

Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun
tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar
adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang
terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala
Mercalli.

Jenis-Jenis Gempa Bumi


a. Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.
Contoh : gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.
2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit
bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki
kekuatan yang cukup dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.
3. Gempa runtuhan atau terban
Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor,
gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil
dan wilayahnya sempit.

b. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada
lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi
dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km
sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60
km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang
besar.

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat
ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa


Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung
berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi
(jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi
(contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain
Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat
membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas
terinduksi.

Akibat Gempa Bumi


Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi diantaranya adalah :
1. Dampak fisik :
 Bangunan banyak yang hancur atau roboh.
 Tanah longor akibat goncangan.
 Jatuhnya korban jiwa.
 Permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.
 Banjir karena rusaknya tanggul.
 Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami, dsb.
2. Dampak sosial :
 Menimbulkan kemiskinan.
 Kelaparan
 Menimbulkan penyakit.
 Bila pada sekala yang besar (dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa
melumpuhkan politik, sistem ekonomi, dsb.

Cara Menghadapi Gempa Bumi


Berikut ini adalah cara atau sikap kita saat menghadapi gempa bumi, yaitu :
1. Bila berada di dalam rumah :
 Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah meja atau
tempat tidur. Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda
lainnya.
 Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.
 Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang
tergantung di dinding dan sebagainya.
2. Bila berada di luar ruangan :
 Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik,
papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
 Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
Jauhi rak-rak dan kaca jendela.
3. Bila berada di dalam ruangan umum :
 Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela
dan sebagainya.
4. Bila sedang mengendarai kendaraan :
 Segera hentikan di tempat yang terbuka.
Jangan berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan
penyeberangan.
5. Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall :
 Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
6. Bila sedang berada di dalam lift :
 Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik
menggunakan tangga darurat.
 Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka
tekanlah semua tombol.
 Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan
interphone jika tersedia.
7. Bila sedang berada di dalam kereta api :
 Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh
seandainya kereta dihentikan secara mendadak
 Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan
mengakibatkan kepanikan
8. Bila sedang berada di gunung/pantai :
 Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke
tempat aman.
 Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan
getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran
yang tinggi.
9. Beri pertolongan :
 Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan
datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama
kepada orang-orang berada di sekitar Anda.
10. Evakuasi :
 Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah.
Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada
prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki di bawah kawalan petugas
polisi atau instansi pemerintah.
11. Dengarkan informasi :
 Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah
kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah
sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang
benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak
karena informasi yang tidak jelas.

Alat Pengukur Gempa Bumi


Seismograf adalah alat yang digunakan atau dipakai untuk mengukur kuat dan
lemahnya suatu gempa bumi. Berdasarkan arah getaran yang diukur, seismograf dibedakan
menjadi 2 (dua) macam yaitu :
 Seismograf horisontal yaitu suatu jenis seismograf yang mencatat kekuatan gempa
ataupun getaran bumi dengan arah secara horizontal (mendatar).
 Seismograf vertikal yaitu jenis dari seismograf yang mencatat getaran bumi dengan
arah secara vertikal.
Besaran gempa didasarkan pada amplitudo gelombang tektonik dan dicatat oleh alat
Seismograf dengan menggunakan Skala Richter.

GUNUNG API
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan
bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena
pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur.
Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan
gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer
sebagai Bledug Kuwu dan Lapindo Surabaya Jawa Timur.

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling
dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik ( Pacific
Ring of Fire ). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan
tektonik.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung
berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya
menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu
610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan
keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada
dalam keadaan istirahat atau telah mati.

Gunung berapi terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut :

Bagian-bagian gunung berapi


• Kawah utama
Merupakan lubang pelepasan tempat keluarnya magma dari dalam tubuh gunung

• Lava
Batuan cair dengan temperature 700 0c yang keluar dari tubuh gunung berapi dan mengalir
menuruni lereng gunung.

• Kamar magma
Merupakan kolam batuan cair yang berada di bawah permukaan bumi, kerapatan batuan di
dalam kamar magma lebih renggang daripada batuan mantel sekitarnya. Saat magma
mengalir keluar melalui celah mantel dan sampai di permukaan maka erupsi akan terjadi.

• Kawah sekunder
Merupakan kawah yang terbentuk di sekitar kawah utama pada gunung berapi besar.

•Crater
Merupakan depresi menyerupai lingkaran pada permukaan tanah akibat aktivitas vulkanis
yang terjadi di bawah kawah.

• Aliran piroklastik
Terdiri atas gas dan batuan panas yang meluncur yang meluncur dengan cepat menuruni
lereng gunung berapi. Suhu gas dapat mencapai 10000 c dengan kecepatan hingga
700km/jam.

• Awan abu
Terdiri atas batuan lumat dan kaca yang terbentuk pada saat erupsi. Berukuran kecil dan
bersuhu sangat panas, awan abu ini dapat terbawa oleh udara hingga radius beberapa
kilometer.

• Cone
Merupakan bagian gunung yang berbetuk seperti kerucut yang tercipta dari aliran lava pada
lereng yang keluar dari kawah dan mengalami pendinginan.

Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah
gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava,
kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
* Aliran lava.
* Letusan gunung berapi.
* Aliran lumpur.
* Abu.
* Kebakaran hutan.
* Gas beracun.
* Gelombang tsunami.
* Gempa bumi.

Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia :


a. Awas
 Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis
yang menimbulkan bencana
 Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
 Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
b. Siaga
 Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan
bencana
 Peningkatan intensif kegiatan seismic
 Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau
menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
 Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
c. Waspada
 Ada aktivitas apa pun bentuknya
 Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
 Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
 Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan
hidrotermal
d. Normal
 Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
 Level aktivitas dasar

Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya :


a. Stratovolcano

Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat
menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk
suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan
terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.

b. Perisai

Bentuk Perisai
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga
tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng
landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung
berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

c. Cinder Cone

Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di
sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang
yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.

d. Kaldera

Kaldera Gunung Bromo


Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar
ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

e. Maar

Maar
Gunung api maar terbentuk dari letusan berupa ledakan (eksplosif) yang dahsyat
yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata. Gunung maar biasanya
punya dapur magma yang dangkal dan magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas
yang padat. Contoh gunung maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate
(Meksiko), Gunung Monte Muovo (Italia)
HIDROSFER
Hidrosfer itu sendiri merupakan lapisan air yang ada di permukaan bumi.
Contohnya seperti laut, sungai, air tanah, dan uap air yang ada di udara. Nah, keberadaan
air di permukaan bumi ini sangat berkaitan dengan siklus air atau yang dinamakan dengan
siklus hidrologi.

Ada 4 tahapan pada siklus hidrologi yakni evaporasi, transpirasi, kondensasi, dan
presipitasi. Terasi dan imunisasi nggak termasuk siklus hidrologi ya.

Permulaan siklus hidrologi itu ditandai dengan menguapnya air di seluruh


permukaan bumi. Baik yang ada di laut, sungai, dan danau. Nah, inilah yang disebut
dengan evaporasi. Oh iya, proses penguapan ini dibantu oleh sinar matahari ya.

Nggak cuma air di permukaan bumi saja yang menguap, tumbuhan pun juga ikut
melakukan penguapan ke udara. Penguapan yang dilakukan oleh tumbuhan ini yang
dinamakan dengan transpirasi.

Setelah uap-uap air yang berada di angkasa, kemudian mengembun. Proses


pengembunan yang membentuk awan inilah yang disebut dengan kondensasi. Semakin
banyak uap air yang terkumpul, maka semakin banyak awan yang terbentuk. Awan-awan itu
bergerak sesuai dengan hembusan angin. Makanya jangan heran jika di daerah kamu turun
hujan, tapi di rumah saudara kamu yang berbeda provinsi tidak mengalami hujan.

Nah, awan yang sudah tidak bisa menampung uap air itulah yang menjadi rintik-rintik
hujan. Simpelnya begini deh, kalau kamu lihat awan mendung yang udah gelap banget
(pokoknya ngerasa tinggal numpahin air aja deh dari atas), itu tandanya si awan dah mulai
jenuh gara-gara nggak bisa nampung uap air lagi. Oleh karena itu, Uap air yang jatuh ke
permukaan bumi inilah yang disebut dengan presipitasi.

Siklus ini berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Dengan adanya siklus ini,
ketersediaan air di bumi akan tetap terjaga. Nggak hanya di laut dan sungai saja cadangan
air di permukaan bumi. Salju dan es yang berada di gunung-gunung pun juga turut
memberikan sumbangsih bagi ketersediaan air di bumi.

Anda mungkin juga menyukai