Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis atau alamiah dan bukan

proses patologis tetapi berpotensi untuk menjadi patologi. Maka

kehamilan tidak memerlukan intervensi apapun, kecuali ada

indikasi/menjadi patologi [ CITATION Ind11 \l 1033 ].

Preeklamsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan

yang ditandai dengan terjadinya hipertensi, edema dan proteinurin tetapi

tidak menunjukan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi

sebelumnya, sedangkan gejalanya timbul setelah umur kehamilan 20

minggu (Kusuma & Huda, 2015).

Angka kematian ibu menurut target Sustainable Development

Goals (SDGs) pada goal ke 3 tahun 2030 yaitu mengurangi angka

kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup [CITATION

Kem15 \l 1033 ]. World Health Organization (WHO) tahun 2015 setiap hari

sekitar 830 perempuan meninggal karena komplikasi kehamilan dan

kelahiran anak. Penyebab utama kematian adalah perdarahan, hipertensi,

infeksi, dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena interaksi

antara kondisi medis yang sudah ada sebelumnya dan saat kehamilan. Dari

830 kasus kematian ibu setiap hari, 550 terjadi di sub-Sahara Afrika dan

180 di Asia Selatan, dibandingkan dengan di negara-negara maju

[ CITATION WHO15 \l 1033 ].

1
2

Angka kematian ibu di Indonesia berdasarkan survei demografi

kesehatan Indonesia tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang

signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.

Angka kematian ibu kembali menujukkan penurunan menjadi 305

kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei

Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Penyebab kematian ibu di

Indonesia masih didominasi oleh perdarahan (32%) dan hipertensi dalam

kehamilan (25%), diikuti oleh infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus

(1%). Selain penyebab obstetrik, kematian ibu juga disebabkan oleh

penyebab lain-lain (non obstetrik) sebesar 32% [CITATION kem15 \l 1033 ].

Angka kematian ibu di provinsi Jawa Timur tahun 2015 mencapai

89,6 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 93,52 per 100.000 kelahiran

hidup. Penyebab kematian ibu adalah preeklamsi dan eklamsia sebesar

31%, perdarahan sebesar 25%, infeksi sebesar 6%, jantung sebesar 12%

dan lain-lain sebesar 26%. Dari proporsi tahun 2015, faktor preeklamsia

dan eklamsia masih menjadi faktor dominan (31%) penyebab kematian ibu

di Jawa Timur [CITATION Din141 \l 1033 ].

Berdasarkan kasus kematian ibu terkait dengan masa kehamilan,

persalinan dan nifas yang dilaporkan di kabupaten Banyuwangi pada tahun

2015 terdapat 23 kasus dari 23.908 kelahiran hidup. Secara ideal angka

kematian ibu dihitung per 100.000 kelahiran hidup mencakup seluruh

pelayanan kesehatan. Berdasarkan data yang dilaporkan penyebab

kematian ibu terbanyak adalah ibu dengan kasus perdarahan yaitu


3

sebanyak 39,1% kemudian preeklampsia sebanyak 34,7% kasus (Dinkes

Banyuwangi, 2016).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Genteng

Banyuwangi di dapatkan data angka kejadian preeklamsia pada tahun

2015 sebesar 70 orang sedangkan pada tahun 2016 sebesar 86 orang. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian preeklamsia yaitu usia ibu

lebih dari 35 tahun, kehamilan anak pertama, dan jumlah anak lebih dari 2.

Penyebab preeklamsia sampai sekarang belum diketahui jelasnya.

Tetapi preeklamsia hampir secara ekslusif merupakan penyakit pada

kehamilan pertama. Beberapa faktor risiko terjadinya preeklamsia yaitu

usia ekstrim ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, paritas,

riwayat hipertensi atau preeklamsia sebelumnya, wanita dengan gangguan

fungsi organ (diabetes melitus, penyakit ginjal), dan kehamilan ganda

(Kusuma & Huda, 2015).

Faktor resiko preeklamsia lebih banyak terjadi pada primigravida,

nullipara, distensi rahim yang berlebihan seperti kehamilan ganda,

hidramnion, mola hidatidosa, riwayat penyakit yang menyertai kehamilan

seperti diabetes mellitus (DM), obesitas. Kejadian makin meningkat

dengan makin tuanya umur kehamilan. Preeklampsia merupakan salah

satu faktor yang menyebabkan perdarahan postpartum dimana wanita

dengan preeklampsia menghadapi risiko perdarahan yang meningkat.

Sehingga beresiko terhadap kematian ibu dan janin [ CITATION Lil09 \l

1033 ]. Pada kehamilan preeklamsia menimbulkan dampak komplikasi

pada ibu seperti terjadinya eklamsia, kelainan pembekuan darah (DIC),


4

sindrom HELLP (Hemolisis Elevated Liver Enzyme Low Platelet) dan

pada janin dapat terjadi hipoksia hingga IUFD [ CITATION Mit11 \l 1033 ].

Deteksi dini untuk hipertensi pada ibu hamil diperlukan agar tidak

menimbulkan kelainan serius dan mengganggu kehidupan serta kesehatan

janin di dalam rahim, sehingga salah satu upaya menurunkan tingkat

kematian ibu adalah meningkatkan status kesehatan ibu hamil sampai

bersalin melalui pelayanan ibu hamil sampai masa nifas. Pemeriksaan

kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu hamil untuk

mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Dengan frekuensi

antenatal care 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada trimester pertama,

minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester 3)

sebesar 70,4%. Upaya peningkatan kesehatan ibu dan penurunan angka

kematian ibu tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah, terlebih

dengan berbagai keterbatasan sumber daya yang dimiliki seperti tenaga,

sarana prasarana, dan anggaran. Sehingga diperlukan kerja sama lintas

program dan lintas sektor terkait, yaitu pemerintah daerah, sektor swasta,

organisasi profesi kesehatan, kalangan akademisi, serta lembaga dan

organisasi kemasyarakatan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Maka dari itu, upaya pemerintah dibuat sehingga bidan sebagai tenaga

kesehatan dapat melakukan antenatal care secara intensif dan

komprehensif [ CITATION Ris13 \l 1033 ].

Sampai dengan tahun 2013 Kabupaten Banyuwangi masih tetap

berkomitmen untuk menerapkan dua program inovasi unggulan di bidang

kesehatan ibu dan anak yaitu HarGa PAS (Harapan keluarGA Peduli Anak
5

Sejak Dini) dan Anak TOKCer (Anak Tumbuh Optimal dan Cerdas).

Melalui inovasi promosi kesehatan, peningkatan akses layanan dan mutu

pelayanan kesehatan menjadi strategi untuk mewujudkan tujuan program.

Selain itu diharapkan program ini dapat menjadi tolak ukur dalam

peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang nantinya berdampak

pada peningkatan kesejahteraan keluarga [ CITATION Din142 \l 1033 ]

Berdasarkan data – data di atas diketahui masalah utama terjadinya

kematian ibu salah satunya adalah preeklampsia, dimana kejadian tersebut

dapat terjadi pada masa kehamilan karena itu untuk mengurangi resiko

kematian ibu dan bayi maka diperlukan asuhan kebidanan yang intensif,

serta untuk pembangunan kesehatan pada ibu hamil peneliti tertarik untuk

melakukan asuhan pada kehamilan (antenatal care) pada ibu hamil dengan

preeklamsia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui

asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan preeklamsia yang tertuang dalam

rumusan masalah sebagai berikut :

“Bagaimana asuhan kebidanan pada kehamilan dengan preeklamsia

di Poli Kehamilan RSUD Genteng tahun 2017 ?”


6

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan

preeklamsia di Poli Kehamilan RSUD Genteng tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan preeklamsia di

Poli Kehamilan RSUD Genteng tahun 2017.

2. Menginterpretasikan data dasar pada ibu hamil dengan

preeklamsia di Poli Kehamilan RSUD Genteng tahun 2017.

3. Menentukan antisipasi diagnosa potensial pada ibu hamil

dengan preeklamsia di Poli Kehamilan RSUD Genteng tahun

2017.

4. Menentukan kebutuhan segera pada ibu hamil dengan

preeklamsia di Poli Kehamilan RSUD Genteng tahun 2017.

5. Menyusun intervensi pada ibu hamil dengan preeklamsia di

Poli Kehamilan RSUD Genteng tahun 2017.

6. Melakukan implementasi pada ibu hamil dengan preeklamsia

di Poli Kehamilan RSUD Genteng tahun 2017.

7. Melakukan evaluasi pada ibu hamil dengan preeklamsia di Poli

Kehamilan RSUD Genteng tahun 2017.


7

1.4 Ruang Lingkup

1. Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan di tujukan pada ibu hamil usia

kehamilan > 20 minggu dengan preeklamsia di Poli Kehamilan RSUD

Genteng.

2. Tempat

Laporan tugas akhir ini di susun dengan mengambil tempat di

Poli Kehamilan RSUD Genteng.

3. Waktu

Waktu yang diperlukan dalam penyusunan proposal mulai

tanggal 24 Januari 2017 sampai 24 Februari 2017.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk

mengembangkan dan menambah pengetahuan / teori yang sudah

ada tentang preeklamsia serta dapat sebagai dasar penelitian

selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan dan menambah pengalamam

peneliti dalam menerapkan ilmu asuhan kebidanan dalam batas


8

antenatal care pada ibu hamil dengan preeklamsia yang telah

diperoleh selama di kampus ke dalam lingkungan penelitian.

2. Bagi Responden

1. Memberikan tambahan wawasan dan informasi kepada

responden dan masyarakat tentang pentingnya mengetahui

tanda bahaya dalam kehamilan (preeklamsia yang di tandai

dengan : kaki bengkak, tekanan darah tinggi, serta protein

urin).

2. Dapat membantu masyarakat dalam hal menghindari faktor

resiko terjadinya preeklamsia.

3. Bagi Institusi

Dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas

mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan secara

intensif pada ibu hamil dengan preeklamsia dan dijadikan

bahan perbandingan untuk laporan studi kasus selanjutnya

serta sebagai syarat kelulusan mahasiswa.

4. Bagi Tempat Studi Kasus

Dapat di jadikan sebagai bahan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan

menurunkan Angka Kematian Ibu ( AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB)..

Anda mungkin juga menyukai