Chapter II PDF
Chapter II PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2.1 Logam
Bahan logam yang digunakan pada basis gigitiruan pada umumnya berupa
aluminium kobalt, logam emas, aluminium dan stainless steel.17 Bahan logam yang
pertama kali digunakan sebagai basis gigitiruan adalah emas yang diperkenalkan oleh
John Greenwood pada tahun 1794, kemudian disusul aluminium, yang diperkenalkan
oleh Dr.Bean pada tahun 1867.6 Pada tahun 1907 E.Haynes memperkenalkan bahan
stainless steel dan alloy.6 Bahan logam memiliki kekuatan yang baik, tahan terhadap
fraktur dan abrasi, dan juga tidak mudah terjadi korosi serta tidak larut dalam cairan
mulut, tetapi bahan logam memiliki kelemahan yaitu biaya yang mahal dalam
pembuatannya, kurang estetik dan juga tidak mungkin dicekatkan kembali apabila
terjadi fraktur.6,17
mulut. Kinerja ini berhubungan dengan karakteristik biologis, fisik, estetik dan
penanganan.1,4,10,19,21
Beberapa sifat resin akrilik secara umum adalah :22
a. Penyusutan
Ketika monomer metil metakrilat berpolimerisasi akan terjadi perubahan kepadatan.
Perubahan kepadatan menyebakan penyusutan polimerisasi sebesar 21 %. Umumnya
perbandingan bubuk-cairan adalah sebesar 3–3,5 :1 (satuan volume ) atau 2,5 :1
(satuan berat). Pada proporsi adonan akrilik ini akan terjadi penyusutan sebesar 7%.
Hal ini disebabkan karena resin akrilik selama ini menunjukkan penyusutan yang
terdistribusi merata disetiap permukaan basis sehingga tidak begitu mempengaruhi
adaptasi basis mukosa.22
b. Strength (Kekuatan )
Kekuatan resin akrilik tergantung dari komposisi resin, teknik prosesing, dan
lingkungan gigi tiruan itu sendiri. Resin akrilik mempunyai modulus elastisitas yang
relatif rendah yaitu 2400 Mpa, oleh karena itu basis tidak boleh kurang dari 1 mm.22
c. Porositas
Porositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam massa akrilik yang telah
mengalami polimerisasi. Timbulnya porositas menyebabkan efek negatif terhadap
kekuatan dari resin akrilik.22
Ada 2 jenis porositas yang dapat kita temukan pada basis gigitiruan yaitu
shrinkage porosity dan gaseous porosity. Shrinkage porosity kelihatan sebagai
gelembung yang tidak beraturan bentuk di seluruh permukaan gigitiruan sedangkan
gaseous porosity terlihat berupa gelembung kecil halus yang uniform, biasanya
terjadi terutama pada basis gigitiruan yang tebal dan di bagian yang lebih jauh dari
sumber panas.22
d. Stabilitas dimensi
Stabilitas dimensi dapat dipengaruhi oleh proses molding, pendinginan, polimerisasi,
absorbsi air dan temperatur tinggi.22
e. Crazing
Retakan yang terjadi pada permukaan basis resin, hal ini disebabkan karena adanya
tensile stress, sehingga terjadi pemisahan berat molekul.22
f. Fraktur
Gigitiruan yang tidak sesuai karena desain yang tidak baik dapat menyebabkan daya
fleksural yang berkelanjutan sehingga terjadi fatique dan akhirnya menyebabkan
gigitiruan fraktur.22
g. Radiologi
Akrilik tidak dapat dideteksi dalam foto karena sifat radiolusensinya. Ini disebabkan
karena atom C,H,O yang terdapat dalam akrilik melemahkan, menyerap sinar x- ray,
hal ini akan meyulitkan jika terjadi kecelakaan dimana ada bagian akrilik yang
tertelan atau tertanam di dalam jaringan lunak.22
h. Reaksi alergi
Sangat jarang pasien yang mengalami reaksi alergi akibat kontak dengan resin akrilik
yang berasal dari gigitiruan. Kebanyakan kasus yang dilaporkan adalah akibat dari
gigitiruan yang tidak bersih dan gigitiruan yang tidak sesuai kedudukanya dalam
rongga mulut sehingga mengakibatkan trauma pada jaringan lunak mulut, tetapi
banyaknya residual monomer yang terdapat pada basis resin akrilik yang tidak
mengalami polimerisasi secara sempurna akan mengakibatkan iritasi pada jaringan
mulut pasien.22
i. Penyerapan air
Resin menyerap air secara perlahan dengan nilai equilibrium absorpsi 2 – 2,5 %
akan terjadi setelah 6 bulan atau lebih tergantung dari ketebalan basis. Peyerapan air
ini akan menyebabkan perubahan dimensional, tetapi hal ini adalah tidak signifikan
dan biasanya bukan merupakan penyebab utama ketidak sesuaian gigitiruan.22 Resin
akrilik akan menjadi jenuh setelah dilakukan perendaman selama 17 hari dan tidak
akan menyerap air lagi.22
j. Berat molekul
Resin akrilik polimerisasi panas memiliki berat molekul polimer yang tinggi yaitu
500.000 – 1.000.000 dan berat molekul monomernya yaitu 100. Berat molekul
polimer ini akan bertambah hingga mencapai angka 1.200.000 setelah berpolimerisasi
dengan benar. Rantai polimer dihubungkan antara satu dengan lainnya oleh gaya Van
der Waals dan ikatan antar rantai molekul. Bahan yang memiliki berat molekul tinggi
mempunyai ikatan rantai molekul yang lebih banyak dan mempunyai kekakuan yang
besar dibandingkan polimer yang memiliki berat molekul yang lebih rendah.22
k. Resisten terhadap asam, basa, dan pelarut organik
Resistensi resin akrilik terhadap larutan yang mengandung asam atau basa lemah
adalah baik. Penggunaan alkohol dapat menyebabkan retaknya gigitiruan. Ethanol
dapat mengurangi temperatur transisi kaca. Oleh karena itu, larutan yang
mengandung alkohol sebaiknya tidak digunakan untuk membersihkan gigitiruan.22
Oleh karena itu resin akrilik harus memenuhi syarat penggunaan resin
dalam kedokteran gigi:15
a. Pertimbangan biologis yaitu tidak berbau, tidak berasa, tidak toksik dan tidak
mengiritasi jaringan mulut.
b. Sifat fisik memiliki kekuatan terhadap tekanan gigit atau pengunyahan, tekanan
benturan, keausan, kestabilan dimensi.
c. Sifat estetis menunjukkan translusensi dan tidak berubah warna.
d. Tahan abrasi, mudah direparasi dan dibersihkan
e. Biokompabilitas dengan jaringan lunak mulut
f. Biaya ekonomis dan mudah dalam manipulasi
Resin akrilik yang dapat dijadikan sebagai bahan basis gigitiruan dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu:2,6,14
1. Resin akrilik swapolimerisasi yaitu sering disebut juga resin cold-curing, self-
curing, atau swapolimerisasi. Proses polimerisasi resin ini menggunakan
aktivator kimia sehingga tidak memerlukan energi termal dan dapat dilakukan
pada temperatur ruangan. Komposisinya sama dengan resin akrilik polimerisasi
2.2.2 Manipulasi
Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses manipulasi resin akrilik
adalah:2
a. Perbandingan Polimer dan Monomer
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa resin akrilik terdiri dari dari dua
komponen yaitu bubuk dan cairan. Bubuk terdiri dari poli(metil metakrilat) disebut
dengan polimer. Cairan mengandung metil metakrilat tidak terpolimerisasi disebut
monomer.2 Bila komponen bubuk dan cairan diaduk dalam perbandingan yang sesuai
maka akan menghasilkan massa menyerupai adonan.2
Perbandingan polimer : monomer yang dapat diterima adalah 3-3,5:1 (satuan
volume) dan 2,5:1 (satuan berat). Ini memberikan monomer yang cukup untuk
membasahi keseluruhan partikel polimer, tetapi tidak memberikan kelebihan
monomer yang dapat menyebabkan peningkatan pengerutan polimerisasi.2
b. Pencampuran
Polimer dan monomer dengan perbandingan yang benar dicampur dalam
tempat yang tertutup lalu dibiarkan hingga mencapai fase dough.17 Pada saat
pencampuran ada empat tahap yang terjadi yaitu :2
1. Sandy stage adalah terbentuknya campuran yang meyerupai pasir basah.
2. Sticky stage adalah saat bahan melekat ketika bubuk mulai larut dalam cairan dan
berserat ketika ditarik.
3. Dough stage adalah tahap dengan konsistensi adonan mudah diangkat dan tidak
melekat lagi, serta merupakan waktu yang tepat memasukkan adonan ke dalam
mold dan kebanyakan dicapai dalam waktu 10 menit.
4. Rubber hard stage adalah berwujud seperti karet dan tidak dapat dibentuk
dengan tekanan konvensional.
c. Pengisian
Sebelum pengisian, dinding cetakan model (mold) diberi bahan separator
untuk mencegah kontak langsung antara plat basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi
panas dengan permukaan rongga dalam kuvet yaitu stone.2 Separator diberikan ke
seluruh permukaan secara rata dan dibiarkan kering selama 10 menit untuk mencegah
merembesnya cairan ke bahan mold, karena apabila air melewati permukaan mold ke
dalam plat basis maka akan mempengaruhi kecepatan polimerisasi serta sifat fisik dan
optik dari resin yang diproses.2,17 Pada saat pengisian adonan ke dalam mold haruslah
penuh agar saat dipres menimbulkan tekanan yang cukup. Setelah pengisian adonan
ke dalam mold penuh kemudian kuvet ditutup dan ditekan dengan press hidrolik
sebesar 1000 psi selama 5 menit agar mold terisi padat. Kuvet dibuka dan kelebihan
resin dibuang kemudian lakukan lagi pengepresan kedua dengan press hidrolik
sebesar 2200 psi selama 5 menit.2,17
d. Kuring
Pada proses kuring, kuvet dipasang mur dan dibiarkan
selama 30 menit.2
2.2.4 Sifat-Sifat
2.2.4.1 Sifat Fisis
Sifat fisis merupakan sifat suatu bahan yang diukur tanpa diberikan tekanan
atau gaya dan tidak mengubah sifat kimia dari bahan tersebut.17 Sifat fisik resin basis
gigitiruan penting untuk ketepatan dan fungsi gigitiruan lepasan. Sifat yang perlu
diperhatikan tersebut adalah polimerisasi, porositas, penyerapan air, kelarutan,
tekanan selama proses, dan retakan ataupun goresan.2
Keterangan :
S : Kekuatan transversal (kg/cm2)
I : Jarak antara kedua penyangga (cm)
P : Beban (kg)
b : Lebar batang uji (cm)
d : Ketebalan batang uji (cm)
biasanya terjadi di dalam rongga mulut karena tekanan yang besar ketika sedang
digunakan.12,15
Beberapa penelitian mengatakan bahwasanya penyebab utama dari fraktur
basis gigitiruan yang terbuat dari resin akrilik polimerisasi panas adalah karena sifat
mekanis dari bahan tersebut yang rendah, yang paling sering terjadi adalah flexural
fatique dan tekanan impak pada saat pengunyahan.1,4,5,8
Oleh karena itu, reparasi basis gigitiruan dilakukan untuk memperbaiki bagian
yang fraktur tersebut dengan melekatkan kembali dua bagian yang patah dengan
berbagai metoda. Tujuan utama dari reparasi adalah memperbaiki basis gigitiruan
resin akrilik polimerisasi panas dengan mengembalikan kekuatan dan estetis seperti
semula.16,18,19
penulis telah menganjurkan cara mereparasi dengan permukaan halus dan kasar,
dalam hal ini ada empat bentuk reparasi permukaan yang biasa digunakan, yaitu:1
1. Butt Joint
2. Bevel Joint
3. Rabbet Joint
4. Round Joint
Selain dengan bentuk tersebut, dapat juga dilakukan reparasi dengan cara
konvensional, cara mereparasinya secara umum adalah:5,25
1. Dua bagian spesimen akrilik yang akan direparasi dikembalikan ke posisi
semula kemudian dipisahkan dan ditempatkan pada kedua sisi indeks perbaikan
dengan jarak 5 mm antara kedua spesimen.
2.Kedua permukaan dibuat kasar dengan menggunakan bur.
3. Resin akrilik polimerisasi panas diaduk dalam wadah yang bersih dan pada
tahap dough, resin akrilik dimasukkan diantara kedua jarak specimen tersebut.
4.Spesimen yang telah diperbaiki, dikuring pada suhu 70⁰C selama 90 menit
dan pada 100⁰C selama 30 menit5,25
lurus.4
Teknik reparasinya pada ujung kedua specimen basis gigitiruan yang terpisah
direparasi dengan jarak pengurangan dikedua ujungnya sehingga nantinya sebagai
65 mm
32mm 32mm
Gambar 1. Butt Joint
Teknik reparasi untuk preparasi dari desain permukaan bentuk bevel dibuat jarak
2mm pada bagian tengah spesimen,kemudian buat garis parallel 2mm dari tepi
preparasi. Buat garis patokan bentuk sudut bevel 45⁰ , Pada masing-masing kedua
bagian dibuat miring 45⁰ menggunakan bur carbide. 25
65 mm
31.5 mm 31.5 mm
32.5 mm 32.5 mm
2.5.2 Komposisi
Komponen utama dari serat kaca adalah silica oksida (SiO2) karena silica
oksida memiliki sifat kaku sehingga memiliki fungsi sebagai penguat.26 Beberapa
komposisi lainnya dari serat kaca adalah : 26,28
- SiO2 (52-56%)
- Alumina (12-15%)
- CaO (21-23%)
- Magnesia (0,4%)
- Boron oksida (7,3%)
- Titanium (0.4-0.6%)
- Na2O (0.3%)
- K2O (0.2%)
2.5.3 Bentuk
2.5.3.1 Batang
Serat kaca bentuk batang terbuat dari kumpulan serat kaca yang terdiri dari
100-200000 serat kaca menjadi satu untaian panjang yang sukar menjadi stabil dan
dibungkus silinder.26,28 Diameternya berkisar 3-24 µm, dan kekurangannya adalah
serat kaca bentuk batang penanganannya lebih sulit dan tidak dapat melekat dengan
baik pada resin akrilik.17,28
2.5.3.2 Anyaman
Serat kaca bentuk anyaman diproduksi dari serat kaca bentuk batang kebentuk
anyaman.26 Serat kaca bentuk anyaman ini dipakai untuk mereparasi basis gigitiruan.
Serat kaca bentuk anyaman ini sangat baik melekat dengan matriks polimer dan
mudah dibasahi cairan monomer.17,28 Kekurangan serat kaca bentuk ini adalah
sulitnya penempatan pada mold.17
ditambahkan serat kaca lebih tinggi dibandingkan yang tidak ditambahkan serat
kaca.30
Bahan adhesif akan menambah sifat mekanis dan fisik resin akrilik
polimerisasi panas, dan menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini
akan berkurang ketika resin menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Dengan
mencampurkan senyawa silane coupling agent maka akan terjadi adhesif optimal
antara serat kaca dan matriks polimer resin akrilik polimerisasi panas.17,31
Adhesi yang terjadiantara serat kaca dengan matriks polimer menyebabkan
penyatuan densitas diantara keduanya. Densitas merupakan fungsi dari kerapatan
komposisi sehingga dengan menambahkan serat kaca yang nilai densitasnya 2,79
gr/cm3 dapat mengisi rongga kosong pada RAPP yang densitasnya berkisar 1,15-1,25
gr/cm3 yang relatif lebih rendah sehingga dapat meningkatkan kekuatan transversal
RAPP.17,31
Resin Akrilik
Reparasi Sambungan Bahan Penguat
Kelebihan Kekurangan Komposisi Manipulasi Sifat - sifat Kaca Aramid Karbon Polietilen
Bevel Joint
Mudah
E - glass Potongan
direpasa
kecil
Kekuatan Transversal
Methode perbaikan yang Perendaman dalam silane coupling agent (organosilanes) yang secara kimia
meningkatkan kekuatan akan mengikat serat kaca matriks jauh lebih kuat daripada monomer
transversal
Terjadi adhesif optimal antara serat kaca dan matrik polimer RAPP
Menambah kekuatan