Anda di halaman 1dari 9

halodoc-banner

Coronavirus

Diabetes

Jantung

Stroke

Kehamilan

Kolesterol

Hipertensi

Anemia

Kanker

Reproduksi

Selengkapnya

Coronavirus

Ditinjau oleh: dr. Rizal Fadli

05 April 2020

Coronavirus - Virus Corona NcoV 2019

Pengertian Coronavirus

Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran
pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya
satu kali dalam hidupnya.

Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius, seperti:

Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).


Pneumonia.

SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke beberapa negara lain. Mulai dari
Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Inggris, Italia, Swedia, Swiss, Rusia, hingga Amerika
Serikat. Epidemi SARS yang berakhir hingga pertengahan 2003 itu menjangkiti 8.098 orang di berbagai
negara. Setidaknya 774 orang mesti kehilangan nyawa akibat penyakit infeksi saluran pernapasan berat
tersebut.

Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu:

HCoV-229E.

HCoV-OC43.

HCoV-NL63.

HCoV-HKU1.

SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).

MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).

COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus (menyebabkan wabah pneumonia di kota
Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke negara lainnya hingga Januari 2020.

Baca juga: Cegah Corona dengan Cuci Tangan, Perlukah Pakai Sabun Khusus?

Faktor Risiko Infeksi Coronavirus

Siapa pun dapat terinfeksi virus corona. Akan tetapi, bayi dan anak kecil, serta orang dengan kekebalan
tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini. Selain itu, kondisi musim juga mungkin
berpengaruh. Contohnya, di Amerika Serikat, infeksi virus corona lebih umum terjadi pada musim gugur
dan musim dingin.
Di samping itu, seseorang yang tinggal atau berkunjung ke daerah atau negara yang rawan virus corona,
juga berisiko terserang penyakit ini. Misalnya, berkunjung ke Tiongkok, khususnya kota Wuhan, yang
pernah menjadi wabah COVID-19 yang bermulai pada Desember 2019.

Baca juga: WHO Ubah Social Distancing menjadi Physical Distancing, Apa Alasannya?

Penyebab Infeksi Coronavirus

Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona menyebar seperti
virus lain pada umumnya, seperti:

Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).

Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.

Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur pengidap
virus corona.

Tinja atau feses (jarang terjadi)

Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti. Namun, rata-rata gejala yang
timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di samping itu, metode transmisi
COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona jenis COVID-19 diduga bersumber
dari hewan. Virus corona COVID-19 merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk
unta, kucing, dan kelelawar.

Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan menyebar ke individu
lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa menyebar dari hewan ke
manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia ke manusia.

Baca juga: Ini yang Harus Diperhatikan saat Isolasi di Rumah Terkait Virus Corona
Gejala Infeksi Coronavirus

Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini bergantung
pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa
gejala virus corona yang terbilang ringan:

Hidung beringus.

Sakit kepala.

Batuk.

Sakit tenggorokan.

Demam.

Merasa tidak enak badan.

Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah. Infeksinya
dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh COVID-19), yang mengakibatkan
gejala seperti:

Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.

Batuk dengan lendir.

Sesak napas.

Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya, orang dengan
penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.

Baca juga: Terindikasi Corona, Berikut Panduan Aman untuk ke Rumah Sakit
Diagnosis Infeksi Coronavirus

Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan anamnesis atau wawancara
medis. Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala atau keluhan yang dialami pasien. Selain itu,
dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah untuk membantu menegakkan
diagnosis.

Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel dari tenggorokan, atau spesimen
pernapasan lainnya. Untuk kasus yang diduga infeksi novel coronavirus, dokter akan melakukan swab
tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.

Komplikasi Infeksi Coronavirus

Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi pneumonia, dan masalah
pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu, SARS juga bisa
menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian.

Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang serius. Infeksi
virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Pengobatan Infeksi Coronavirus

Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya pengidap akan pulih dengan
sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus
corona. Contohnya:

Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun, jangan berikan
aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.
Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit tenggorokan dan
batuk.

Perbanyak istirahat.

Perbanyak asupan cairan tubuh.

Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan kesehatan
terdekat.

Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau infeksi novel
coronavirus, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan kondisi pasien.

Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang telah ditunjuk
oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena beberapa alasan, dokter akan
melakukan:

Isolasi

Serial foto toraks sesuai indikasi.

Terapi simptomatik.

Terapi cairan.

Ventilator mekanik (bila gagal napas)

Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.

Baca juga: Ini Cara Hadapi Ancaman Virus Corona di Rumah

Pencegahan Infeksi Coronavirus

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun, setidaknya ada
beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus ini. Berikut upaya yang bisa
dilakukan:
Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.

Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci.

Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.

Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.

Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.

Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan
hingga bersih.

Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.

Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala penyakit saluran
napas.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika gejala-gejala infeksi virus corona tak kunjung membaik dalam hitungan hari, atau gejalanya semakin
berkembang, segeralah tanyakan pada dokter di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat, bisa meningkatkan peluang kesembuhan infeksi virus
tersebut.

Mengapa perlu bertanya dulu sebelum ke rumah sakit? Setiap dokter di aplikasi Halodoc bisa
memberikan diagnosis awal, kemudian bila memang diperlukan, bisa langsung melakukan rujukan ke
rumah sakit untuk Corona yang terdekat dengan tempat tinggalmu.

Referensi:

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. 2019 Novel Coronavirus (2019-
nCoV), Wuhan, China.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. Frequently Asked Questions
About SARS.
IDI - Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesia. Diakses pada 2020. Outbereak Pneumonia Virus Wuhan.

Medscape. Diakses pada 2020. What is the role of coronavirus in the etiology of viral pneumonia?

US National Library of Medicine National Institutes of Health - Medlineplus. Diakses pada 2020.
Coronavirus Infections

Web MD. Diakses pada 2020. Coronavirus.

WHO. Diakses pada 2020. Coronavirus.

ARTIKEL TERKAIT

Masker Kain Sebaiknya Tidak Dipakai Lebih dari 4 Jam, Ini Alasannya

Perhatikan Ini Jika Tinggal Serumah dengan Pasien Corona

Bukan Cuma Batuk, Virus Corona juga Bisa Menular Saat Bicara

Ini Aturan Berhubungan Intim Selama Pandemi Virus Corona

Cegah Iritasi Kulit saat Pakai Masker, Ini Caranya

Anjing dan Kucing Tidak Tularkan Corona, Ini Faktanya

Tips Ajari Anak Disiplin Belajar saat Corona

Update Virus Corona: 1790 Kasus Positif Hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar

Mengenal 3 Jenis Tes Corona yang Digunakan di Indonesia

Beres-Beres Rumah saat Istirahat WFH Dapat Redakan Stres

halodoc-banner

Gedung Halodoc

Jl. H. R. Rasuna Said No.Kav 32-33, RW.7, Kuningan, Karet Kuningan, Setia Budi, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta - 12920

+6285574677403

help@halodoc.com
FAQ

Blog

Syarat & Ketentuan

Promo

Karir

Security

Media

Are You a Doctor?

©HALODOC, 2020. ALL RIGHTS RESERVED

Ask Doctor

Anda mungkin juga menyukai