Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………..1

1.2 Tujuan Praktikum…………………………………………..……1

1.3 Manfaat praktikum………………………………………………1

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Hama………………………………………………………….. 2

2.1 Penyakit ……………………………………………………….. 3

BAB III : METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Peaksanaan…………………………………5

3.2 Alat dan Bahan……………………………………………………5

3.3 Langka Kerja……………………………………………………..5

BAB VI : HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ……………………….…………………………………..6

4.2 Pembahasan……………………………………………………..6

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………..8

1
5.2 Saran……………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..………. 9

Lampiran …………………………………………………………………………………………………………10

2
LAPORAN PRAKTIK LAPANG

“ PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI”

DISUSUN OLEH :

KIFLI HARUN

NIM. P2119017

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO

KAMPUS III GORONTALO UTARA

3
KATA PENGANTAR

Puji sukur atas kehadirat dan karunia Allah SWT, tuhan yang maha esa
yang melimpahkan rahmat, hidayah, curahan hati, sayang dan restu kepada saya
sehingga saya dapat melakukan survey pengamatan hama dan penyakit tanaman
padi di Desa Leyao Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara.

Adapun dalam penulisan laporan ini merasa masih banyak kekurangan


baik dalam teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua sangat saya harapkan demi
penyempurnaan laporan.

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Padi ( oryza sativa L.) merupakan komoditi utama sebagai bahan
makan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Sampai saat ini beras
masih merupakan bahan pangan pokok yang dikonsumsi oleh sekitar 90%
penduduk Indonesia. Kendala yang berhubungan erat dengan peningkatan
produksi padi salah satunya yaitu serangan organisme pengganggu
tanaman.
Masalah kerusan tanaman akibat serangan hama telah merupakan
bagian budidaya pertanian sejak manusia mengusahakan pertanian ribuan
tahun lalu. manusia (petani) dengan sengaja menanam tanaman untuk
dipungut hasilnya bagi pemenuhan keperluan sandang dan pangan.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengetahui berbagai macam hama dan penyakit
yang menyerang tanaman padi.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi gejala,akibat yang ditimbulkan.
3. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana cara pengendalian hama
pada tanaman padi.
1.3 Manfaat Pratikum
Agar mahasiswa dapat mengenali OPT dan serangan pada tanaman

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 HAMA
1.1.1 Definisi Hama
Hama ialah hewan yang mengganggu atau merusak tanaman
sehingga pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
terganggu . hama bias merusak tanaman secara langsung sehingga
hasil yang diharapkan tidak maksimum. Gangguan atau serangan
hama bias terjadi sejak benih, pembibitan, pemanenan, hingga di
gudang penyimpanan. Hama yang menyerang tanaman ada
beraneka ragam, misalnya yaitu bereng, tikus, ulat tanah, lalat
buah, walang sangit dan kutu. Selain itu, tanaman juga bias
terserang berbagai macam penyakit. Penyakit tanaman bisa
disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur.
1.1.2 Jenis-jenis hama
Jenis-jenis hama pada tumbuhan sebagai berikut.
1.
a. Keong mas (Golden Apple Snail )
Keong mas merasak tanaman dengan cara memarut
jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan
adanya bibit yang hilang dipertanaman. Bekas
potongan daun dan batang yang diserangnya
terlihat mengambang.
b. Burung ( Bird )
Burung menyerang tanaman padi yang sudah dalam
fase matang susu sampai pemasakan biji (sebelum
panen). Serangga mengakibatkan biji hampa,
adanya gejala seperti beluk, dan biji banyak yang
hilang.
c. Tikus (Rat)
Tikus merusak tanaman padi pada semua stadium
pertumbuhan dari semai hingga panen, bahakan di
gudang penyimpanan. Kerusakan parah terjadi jika
tikus menyerang padi pada stadium generatif
Karena tanaman sudah tidak membentuk anakan
baru. Tikus merusak tanaman padi mulai dari
tegang ketat kemudian meluas ke arah pinggir.

6
1.1.3 Pengendalian Hama
Dalam penerapan teknologi pengendalian ada beberapa
kecenderungan yang terjadi, yaitu :
1. Teknologi yang digunakan oleh petani seragam atau hanya
menggunakan satu atau dua jenis teknologi, misalnya testisida
atau varietas tahan hama.
2. Teknologi tersebut diterapkan pada daerah yang luas dan
dalam waktu yang lama atau secara terus menerus
3. Waktu penggunaan teknologi tidak didasari pada sifat biologi
dan ekologi hama serta dinamika ekosistem.
2.1 Penyakit
2.1.1 Definisi penyakit tanaman
Penyakit pada tanaman budidaya biasanya di sebabkan oleh
cendawan, bakteri dan virus.
 Cendawan adalah suatu kelompok jasad hidup yang
menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena mempunya
dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan
spora, tetapi tidak mempunyai klorofil, cendawan tidak
mempunya batang, daun, akar dan system pembuluh
seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.
 Bakteri adalah salah satu jenis makhluk kecil
(organisme) yang sebagian besar termasuk saprofit
( numpang hidup dalam tubuh makhluk lain, tidak
merugikan dan menguntungkan mahkluk tersebut.
 Virus adalah pathogen obligat ( hanya hidup dan
berkembang biak dalam organisme hidup ). Ukuran
virus amat kecil ( submikroskopik) dan terdiri atas
komposisi kimia, yaitu protein dan nucleic acid.

7
2.1.2 Jenis jenis penyakit tanaman
Berdasarkan penyakitnya, penyakit dibedakan menjadi dua
golongan yakni biotis ( parasit ) dan abiotis (non parasite) yang
setiap golongan dapat dirinci sebagai berikut :
a. Biotis : jamur, bakteri, virus, nematoda, tanaman tingkat
tinggi, mycoplasma, ricketsia, lain-lain agnesia.
b. Abiotis : dipesiensi unsur hara, keracunan mineral,
kelembapan, suhu, sinar yang tidak sesuai,
kekurangan oksige, polusi, reaksi tanah.
2.1.3 Gejala penyakit tanaman
Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang
disebabkan oleh mikro organisme.
Penyebab penyakit tanaman bisa karena lingkungan biotik
maupun abiotik, penyakit tanaman yang disebabkan karena
faktor biotik adalah penyakit yang diakibatkan oleh organisme
pengganggu misalnya cendawan, bakteri, sedangkan penyakit
yang disebabkan oleh faktor abiotik misalnya difesiensi hara,
kerusakan yang timbul akibat terlalu lembab, terlalu kering dan
sebagainya.
Berdasarkan bentuknya, gejala penyakit tumbuhan dibagi
menjadi gejala morfologi dan gejala histologi. Gejala
morfologi merupakan jegala luar yang dapat dilihat dan dapat
diketahui melalui bau, rasa dan raba. Gelaja histologi
merupakan gejala yang hanya dapat diketahui lewat
pemeriksaan mikroskopis dari jaringan yang sakit

8
BAB III

METODE PRATIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum dilaksanakan pada hari selasa tanggal 14 april 2020 yang
bertempat di desa leyao.
3.2 Alat dan bahan
Lahan praktikum, meteran, alat tulis, suip net, OPT, Plastik dan kamera Hp
3.3 Langka kerja
1. Mengamati tanaman yang menunjukan adanya hama dan gejala
penyakit
2. Mengambil gambar hama tanaman padi yang terserang oleh penyakit
3. Mengidentifikasi jenis hama dan penyakit yang telah ditemukan
berdasarkan gejala yang ditimbulkan

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Tabel pengamatan Praktikum

No Nama Spesies OPT Gambar Spesies OPT


1 Tikus

4.2 Pembahasan
Pada hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah jenis
hama yang mengganggu budidaya tanaman yang nantinya akan merusak hasil
tanaman tersebut, praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 14 april 2020.
Praktikum ini bertujuan supaya bisa mengenal jenis/ serangan hama pada
tanaman. Disini saya mengamati dan mengidentifikasi jenis hama, 1 macam
jenis hama yang saya temukan pada tanaman padi diantaranya tikus.
Tikus merusak tanaman padi pada semua stadium pertumbuhan dari semai
hingga panen. Tikus menyerang padi pada stadium generatif, membentuk
anakan baru.
Adapun jenis hama yang ditemukan pada saaat pratikum

10
1. Tikus
a. Klasifikasi tikus
Kingdom : animalia
Filum : chordate
Kelas : mamalia
Ordo : rodentia
Famili : muridae
Subfamili : murinae
Genus : rattus
b. Forfologi tikus
Tubuh bagaian atas punggung tikus sawah berwarna coklat muda,
bercak hitam, perut dan dada berwarna putih, panajang kepala dengan
badan 130 – 210 mm, panajang ekor 12-200 mm dan tungkai 34-43
mm.

c. Siklus hidup tikus


Tikus sawah menjadi dewasa dan siap kawin setelah berumur 5-9
minggu. Tikus betina bunting selama 21 hari, seekor tikus sawah
betina rata-rata menghasilkan 10 ekor anak tikus dengan perbandingan
jenis jantan dan betina adalah 1:1 ( 5 betina 5 jantan ), menyusui
selama 21 hari tikus sawah berkembang biak selama sepanajang tahun
dan selama musim tanam padi dapat beranak 3x.
d. Gejala serangan
Tikus menyerang padi pada malam hari. Pada siang harinya tikus
bersembunyi dalam lubang pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah,
pematang dan daerah perkampungan dekat sawa

11
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hama dan penyakit yang menyerang padi ternyata sangat banyak dan
beragam. Diantanya yaitu pengerek batang padi, wereng coklat, keong mas,
kepinding tanah, walang sangit, tikus.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi dapat dilakukan dengan
cara hayati, biologis, kimiawi, mekanis dan lain sebagainya guna
meningkatkan produksi tanaman .
5.2 Saran
Dimohon kepada mahasiswa harap serius dalam menjalani praktikum, harap
memperhatikan dosen yang sedang menjelaskan, dan fokus dalam
mengidentifikasi hama dan penyakit tanaman guna bekal ilmu yang
bermanfaat dalam mengabdi kepada masyarakat

12
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, D.R.I. 2017. Pengaruh konsentrasi plant growth promoting rhizobacteria


(PGPR) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada keriting
(Lactuca sativa L. var. crispa). Skripsi. Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi, Tasikmalaya.
Arianti, Putu. E.P. 2017. Produksi beberapa tanaman sayuran dengan sistem
vertikultur di lahan pekarangan. Agrimeta 7(13) : 76-86
Cahrial, Eri., Djoni dan Suprianto. 2016. Kajian alih fungsi lahan pertanian
pangan di kota Tasikmalaya. 1(3) : 233-244
Edi, S. dan J. Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian. Jambi.
Effendi, T. 2011. Bercocok Tanam dalam Pot. CV. Dua Remaja, Bandung.
El-kabumaini, Nasin. dan T.S. Ranuatmaja. 2008. Bertanam di Lahan Sempit. PT.
Puri Delco, Bandung.
Gomez, K.A. dan A.A. Gomez. 2015. Prosedur Statistik Untuk Penelitian
Pertanian. UI-Press, Jakarta.
Isroi. 2009. Buku Petunjuk Praktis Membuat Pupuk Organik Granul.
https://isroi.com/2009/04/12/buku-petunjuk-praktis-membuat-pupuk-
organik-granul/ Diakses tanggal : 30 Maret 2019
Kartika, J.G., dan Pracaya. 2016. Bertanam 8 Sayuran Organik. Penebar Swadaya,
Jakarta Timur.
Kesuma, Ardik. 2018. Respon tiga varietas selada (Lactuca sativa L.) terhadap
pemberian konsentrasi pupuk kascing cair. Skripsi. Jurusan
Agroteknologi Fakultas Pertanian Peternakan Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang.
Kosasi, F.S. 2015. Pengaruh kombinasi media tanam dan pupuk nitrogen terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman selada daun (Lactuca sativa L.)
varietas grand rapids. Skripsi. Jurusan Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Siliwangi, Tasikmalaya.
Linda, Riza., Mukarlina dan W.S. Rahayu. 2018. Pertumbuhan tanaman selada
(Lactuca sativa L. var. New Grand Rapids) menggunakan teknologi
hidroponik sistem terapung (THST) tanpa sirkulasi dengan
penambahan giberelin (GA3). Protobiont 7(3) : 62-67
Lukman, Liferdi. 2011. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara
Vertikultur. Bandung : Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

13
LAMPIRAN

1.

Tikus pada tanaman padi

14

Anda mungkin juga menyukai