Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PREEKLAMPSI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


KEPERAWATAN MATERNITAS 1
yang dibina oleh Diyan Indriyani, M.Kep. Sp. Mat

oleh
1. Barka Febrianto Ramadhan (1911011091)
2. Dimas Surya Dharma (1711011054)
3. Tri Mukti Wulandari (1811011004)
4. Adinda Hibatul Khoir Khosazi (1811011007)
5. Novi Kurniawati (1811011010)
6. Septika Dwi Karunia (1811011014)
7. Biahgi Wildan Wardana (1811011017)
8. Nabilatulbalqis (1811011019)
9. Onky Yusuf Syahputra Wahid (1811011026)
10. Regita Kintan Dwi Cahyani (1811011031)
11. Bagus Febbryyansyah (1811011037)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Maret, 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kini kami panjatkan kehadirat Allah SWT.  yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN PREEKLAMPSI”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada


pihak-pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari


kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan tugas ini di kemudian hari.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber bacaan yang bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

Jember, Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................2

1.2.1 Tujuan Umum..............................................................................................2

1.2.2 Tujuan Khusus.............................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3

2.1 Pengertian Preeklampsia................................................................................3

2.2 Etiologi...........................................................................................................4

2.3 Manifestasi klinis...........................................................................................5

2.4 Klasifikasi Preeklampsia................................................................................6

2.4 Konsep Keperawatan......................................................................................7

B. Masalah Keperawatan......................................................................................9

C. Perencanaan.....................................................................................................9

2.5 Patofisiologi..................................................................................................13

BAB III..................................................................................................................14

PENUTUP..............................................................................................................14

3.1 Kesimpulan...................................................................................................14

3.2 Saran.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan yang aman merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Indonesia. AKI dan AKB sangat penting diperhatikan karena menjadi
indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan yang mengacu pada
jumlah kematian ibu terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan nifas, serta
untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu masyarakat (Depkes RI, 2008).

Upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi merupakan salah satu prioritas
dalam pembangunan kesehatan. Sejalan dengan tujuan Millenium Development
Goals (MDG’s), pemerintah mengharapkan Indonesia dapat mencapai target
MDGs, yaitu menurunkan angka kematian ibu dari 228 pada tahun 2007 menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Dep Kes, 2011).

Kematian ibu dapat disebabkan karena banyaknya kasus kegawat-daruratan


pada kehamilan, persalinan dan nifas. Setiap hari pada tahun 2008, ada 1000
perempuan di dunia yang meninggal akibat dari komplikasi kehamilan dan
persalinan. Penyebab langsung kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan (pre eklampsia dan eklampsia), infeksi dan
komplikasi dari aborsi (Unsafe abortion) (WHO, 2008). Hal ini juga sejalan
dengan laporan tahunan MDG’s di Indonesia tahun 2006, yang menjelaskan
bahwa penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan 28%, eklampsia
13%, aborsi yang tidak aman 11% serta sepsis 10%.

Melihat fenomena tersebut, maka perempuan di Indonesia memerlukan


perhatian dan tindakan khusus yang komprehensif. Perawat khususnya perawat
maternitas sebagai bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, mempunyai
peran dan kontribusi yang besar dalam upaya pemerintah untuk menurunkan AKI,

1
AKB dan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan perempuan di Indonesia.
Perawat maternitas adalah pemberi pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
professional yang ditujukan pada wanita usia subur yang berkaitan dengan system
reproduksi pada masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa
nifas sampai 6 minggu dan bayi yang dilahirkan sampai usia 28 hari beserta
keluarganya, yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan
adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan (Novita, 2011).

Perawat Spesialis Maternitas mempunyai peran yang sangat strategis dalam


membantu mengatasi berbagai permasalahan kesehatan reproduksi perempuan,
hal tersebut tentunya dapat membantu program pemerintah dalam upaya untuk
menurunkan AKI. Secara klinis Perawat Spesialis Maternitas dapat berperan
sebagai praktisi yang profesional, sebagai edukator, peneliti, konsultan, advocate,
dan agen pembaharu (Gorrie, 1998).

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan preeklamsi dan
mengetahui cara menerapkan asuhan keperawatan dengan
preeklampsi

1.2.2 Tujuan Khusus


Meningkatkan ketrampilan, kemampuan mengetahui, dan
menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan Asuhan
Keperawatan Preeeklampsia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Preeklampsia

Preeklampsia adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi,


proteinuria dan edema yang timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam
postpartum. Umumnya terjadi pada trimester III kehamilan tetapi dapat terjadi
sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa (Maryunani, 2016).. Pre-eklampsia
adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Bobak, 2005). Menurut
Chapman (2006) preeklampsia adalah merupakan kondisi khusus dalam
kehamilan ditandai dengan peningkatan tekanan darah (TD) dan proteinuria. Bisa
berhubungan dengan kejang (eklampsia) dan gagal organ ganda pada ibu,
sementara komplikasi pada janin meliputi restriksi pertumbuhan dan abrapsio
plasenta. Preeklampsia didefenisikan sebagai gangguan yang terjadi pada
trimester kedua kehamilan dan mengalami regresi setelah kelahiran, ditandai
dengan kemunculan sedikitnya dua dari tiga tanda utama, yaitu hipertensi, edema,
dan proteinuria (Mary dan Mandy, 2010).

Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain. Edema


ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan
biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari
tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan
biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnose pre-eklampsia.
Edema dapat terjadi di bagian berikut:

1) Bagian depan kaki (pra-tibia)


2) Tangan, jari-jari tangan
3) Wajah, kelopak mata
4) Dinding abdomen
5) Daerah sakrum

3
6) Vulva (Safe Motherhood:2000)

Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam urin yang melebihi 0.3 g/l
dalam urin 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1 atau 2+ atau 1 g/l
atau lebih dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang
diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul
lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan; karena itu harus
dianggap sebagai tanda yang cukup serius. Preeklampsia adalah sindroma khusus
kehamilan yang ditandai dengan derajat ketidakseimbangan plasenta dan respons
ibu yang mencakup inflamasi sistemik. Sebagian besar mempertimbangkan
hipertensi dan proteinuria sebagai ciri preeklampsia, namun manifestasi klinis
sindrom ini sangat heterogen (James et al, 2011).

2.2 Etiologi

Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat


banyak teori yang mencoba menerangkan sebab musabab penyakit tersebut, tetapi
tidak ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima
menerangkan sebagai berikut:

a. Sering terjadi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan


molahidatidos.
b. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
c. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan ibu dengan kematian janin
dalam uterus.
d. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilankehamilan berikutnya.
e. Sebab timbul hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.

Teori-teori pada saat ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia


ialah iskemia plasenta. Faktor resiko preeklampsia antara sebagai berikut :

a. Primigravida, terutama primigravida tua dan primigravida muda.


b. Kelompok sosial ekonomi rendah.

4
c. Hipertensi esensial.
d. Penyakit ginjal kronis (menahun/terus menerus)
e. DM (diabetes melitus)
f. Multipara
g. Pohidramnion
h. Obesitas
i. Riwayat preeklampsia pada kehamilan yang lalu dalam keluarga
(Mitayani, 2011).

2.3 Manifestasi klinis

2.3.1 Gejala preeklampsia

Tanda-tanda Pre-Eklampsi biasanya timbul dalam urutan pertambahan berat


badan yang berlebihan, di ikuti oedema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada
Pre-Eklampsi ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif, pada Pre-Eklampsi
ditemukan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diploma, penglihatan kabur,
nyeri di daerah epigastrium, mual dan muntah-muntah (Marmi, (2011)).

Dua gejala yang sangat penting pada pre-eklampsia yaitu hipertensi dan
proteinuria yang biasanya seperti :

a. Kenaikan berat badan dan edema :

1) Peningkatan berat badan yang tiba-tiba mendahului serangan pre-


eklampsia dan bahkan kenaikan berat badan yang berlebihan merupakan
tanda pertama preeklampsia pada sebagian wanita.
2) Peningkatan berat badan terutama disebabkan karena retensi cairan dan
selalu dapat ditemukan sebelum timbul gejala edema yang terlihat jelas,
seperti kelopak mata yang bengkak atau jaringan tangan yang membesar.

5
b. Hipertensi

1) Peningkatan tekanan darah merupakan tanda awal yang penting pada pre-
eklampsia.
2) Tekanan diastolic merupakan tanda prognostic yang lebih andal
dibandingkan dengan tekanan sistolik.
3) Tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih yang terjadi terus-menerus
menunjukan keadaan abnormal.

c. Proteinuria

1) Pada preeklampsia ringan, proteinuria hanya minimal dan positif satu,


positif dua tidak sama sekali.
2) Pada kasus berat, protenuria dapat ditemukan dan mencapai 10 g/dl.
3) Proteinuria hampir selalu timbul kemudian dibandingkan hipertensi dan
kenaikan berat badan.

2.3.2 Gejala-gejala subyektif

a. Nyeri kepala.
b. Nyeri epigastrium :

1. Merupakan keluhan yang paling sering ditemukan pada preeklampsian


berat.
2. Keluhan ini disebabkan karena tekanan pada kapsula hepar akibat edema
atau perdarahan.

c. Gangguan penglihatan.

2.4 Klasifikasi Preeklampsia

Preeklampsia dibagi dalam dua golongan, yaitu ringan dan berat.

a. Preeklampsia Ringan:

6
1. Pengantar :

a. Preeklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan


edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan.
b. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada
penyakit trofoblas.
c. Penyebab preeklampsia ringan belum diketahui secara jelas

2. Preeklampsia dikatakan ringan apabila ditemukan tanda-tanda dibawah ini :

a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, yaitu kenaikan diastolik 15


mmHg atau lebih, dan kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.
b. Edema umum, kaki, jari, tangan, dan wajah atau kenaikan BB 1 kg atau
lebih per minggu.
c. Proteinuria kuantitatif 0,3 gram atau lebih per liter, kualitatif 1+ atau 2+
pada urine kateter / midstream.

b. Preeklampsia Berat

Pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan


timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema
pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Preeklampsia dikatakan berat apabila
ditemukan satu atau lebih tanda-tanda di bawah ini :

a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.


b. Proteinuria 5 gram atau lebih per liter.
c. Oiguria jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.
d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
e. Ada edema paru dan sianosis (Maryunani, 2016)

7
2.4 Konsep Keperawatan

Pengkajian

Data yang dikaji pada ibu dengan preeklampsia adalah :

1. Data subyektif :

1) Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35
tahun
2) Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, edema, pusing,
nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
3) Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler
esensial, hipertensi kronik, DM
4) Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan preeklampsia atau eklampsia
sebelumnya
5) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok
maupun selingan
6) Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya

2. Data Obyektif :

1) Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam


2) Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
3) Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
4) Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM
( jika refleks + )

3. Pemeriksaan penunjang ;

1) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2
kali dengan interval 6 jam

8
2) Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream
( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala
kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum
kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
3) Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
4) Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan
pada otak
5) USG ; untuk mengetahui keadaan janin
6) NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

B. Masalah Keperawatan

a. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )

b. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan


perubahan pada plasenta

c. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan


pembukaan jalan lahir

d. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif


terhadap proses persalinan

C. Perencanaan

Diagnosa keperawatan I :

Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu

Kriteria Hasil :

1) Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )

9
2) Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah : 100-120/70-80 mmHg Suhu : 36-37 C

Nadi : 60-80 x/mnt RR : 16-20 x/mnt

Intervensi :

1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam


R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan
indikasi dari PIH
2. Catat tingkat kesadaran pasien
R/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak
3. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam,
penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )
R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak,
ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang
4. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi
uterus
R/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan
terjadinya persalinan
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM
R/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk
mencegah terjadinya kejang

Diagnosa keperawatan II :

Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan
pada plasenta Tujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal
distress pada janin

Kriteria Hasil :

1) DJJ ( + ) : 12-12-12
2) Hasil NST :

10
3) Hasil USG ;

Intervensi :

1. Monitor DJJ sesuai indikasi


R/. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan
solusio plasenta
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
R/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi
sehingga timbul IUGR
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan,
rahim tegang, aktifitas janin turun )
R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat
hipoxia bagi janin
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
R/. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung
serta aktifitas janin
5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST
R/. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin

Diagnosa keperawatan III :

Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan


pembukaan jalan lahir

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan
dapat mengantisipasi rasa nyerinya

Kriteria Hasil :

1) Ibu mengerti penyebab nyerinya


2) Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya

Intervensi :

1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien

11
R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat
menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien
terhadap nyerinya
2. Jelaskan penyebab nyerinya
R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi
pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada
jaringan terpenuhi
4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
R/. untuk mengalihkan perhatian pasien

Diagnosa keperawatan IV :

Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif


terhadap proses persalinan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau


hilang

Kriteria Hasil :

1) Ibu tampak tenang


2) Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan
3) Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang

Intervensi :

1. Kaji tingkat kecemasan ibu

R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian
pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa

3. Jelaskan mekanisme proses persalinan

12
R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi
emosional ibu yang maladaptif

2. gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif

R/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu
efektif

3. Beri support system pada ibu

R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang
secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati

2.5 Patofisiologi

Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi


garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme yang hebat pada arteriola
glomerulus. Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga
hanya dapat dilalui satu sel darah merah. Jadi, jika semua arteriola dalam tubuh
mengalami spesme, maka tekanan darah dengan sendirinya akan naik, sebagai
usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat
tercukupi.

Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan air
yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya, ada yang
mengatakan di sebabkan oleh retensi air dan garam. Proteinuria mungkin
disebabkan oleh spasme arteriola, sehingga terjadi perubahan pada glomerulus
belum diketahui sebabnya, ada yang mengatakan di sebabkan oleh retensi air dan
garam. Proteinuria mungkin disebabkan oleh spasme arteriola, sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus (Mitayani, 2011).

13
14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Chapman (2006) preeklampsia adalah merupakan kondisi khusus dalam


kehamilan ditandai dengan peningkatan tekanan darah (TD) dan proteinuria. Bisa
berhubungan dengan kejang (eklampsia) dan gagal organ ganda pada ibu,
sementara komplikasi pada janin meliputi restriksi pertumbuhan dan abrapsio
plasenta. Berhubungan dengan kejang (eklampsia) dan gagal organ ganda pada
ibu, sementara komplikasi pada janin meliputi restriksi pertumbuhan dan abrapsio
plasenta.

Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain. Edema


ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan
biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari
tangan, dan muka

3.2 Saran

Preklamsi adalah salah satu penyakit yang berbahaya pada ibu hamil, oleh
karaeana itu hendaknya upaya preventif dilakukan agar tidak terjadi masalah
tersebut. Ibu hamil yang hendak nya memeriksa kehamilannya secara teratur
untuk mengetahui jika ada tanda-tanda dini preeklamsia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ratih Saralangi. 2014. Asuhan Keperawatan pada Ny.P Kehamilan dengan


PEB(Preeklamsia Berat)Diruang Mawar I Rumah Sakit
Dr.Moewardi. Hal 2. Pada tanggal 27

Machmudah. 2015. Penerapan Model Konsep Need For Help dan Self Care pada
Asuhan Keperawatan Ibu Pre Eklampsia Berat dengan Terminasi
Kehamilan. Jurnal Keperawatan Maternitas. 3(1): 16-17

Ahmahd suhir.didit arifsandi. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan


Ganguan Sistem Reproduksi Preeklamsia: Makassaar.

16

Anda mungkin juga menyukai