MAKALAH
oleh
1. Barka Febrianto Ramadhan (1911011091)
2. Dimas Surya Dharma (1711011054)
3. Tri Mukti Wulandari (1811011004)
4. Adinda Hibatul Khoir Khosazi (1811011007)
5. Novi Kurniawati (1811011010)
6. Septika Dwi Karunia (1811011014)
7. Biahgi Wildan Wardana (1811011017)
8. Nabilatulbalqis (1811011019)
9. Onky Yusuf Syahputra Wahid (1811011026)
10. Regita Kintan Dwi Cahyani (1811011031)
11. Bagus Febbryyansyah (1811011037)
Puji syukur kini kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PREEKLAMPSI”.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber bacaan yang bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.2 Etiologi...........................................................................................................4
B. Masalah Keperawatan......................................................................................9
C. Perencanaan.....................................................................................................9
2.5 Patofisiologi..................................................................................................13
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan dan persalinan yang aman merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Indonesia. AKI dan AKB sangat penting diperhatikan karena menjadi
indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan yang mengacu pada
jumlah kematian ibu terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan nifas, serta
untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu masyarakat (Depkes RI, 2008).
Upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi merupakan salah satu prioritas
dalam pembangunan kesehatan. Sejalan dengan tujuan Millenium Development
Goals (MDG’s), pemerintah mengharapkan Indonesia dapat mencapai target
MDGs, yaitu menurunkan angka kematian ibu dari 228 pada tahun 2007 menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Dep Kes, 2011).
1
AKB dan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan perempuan di Indonesia.
Perawat maternitas adalah pemberi pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
professional yang ditujukan pada wanita usia subur yang berkaitan dengan system
reproduksi pada masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa
nifas sampai 6 minggu dan bayi yang dilahirkan sampai usia 28 hari beserta
keluarganya, yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan
adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan (Novita, 2011).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
6) Vulva (Safe Motherhood:2000)
Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam urin yang melebihi 0.3 g/l
dalam urin 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1 atau 2+ atau 1 g/l
atau lebih dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang
diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul
lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan; karena itu harus
dianggap sebagai tanda yang cukup serius. Preeklampsia adalah sindroma khusus
kehamilan yang ditandai dengan derajat ketidakseimbangan plasenta dan respons
ibu yang mencakup inflamasi sistemik. Sebagian besar mempertimbangkan
hipertensi dan proteinuria sebagai ciri preeklampsia, namun manifestasi klinis
sindrom ini sangat heterogen (James et al, 2011).
2.2 Etiologi
4
c. Hipertensi esensial.
d. Penyakit ginjal kronis (menahun/terus menerus)
e. DM (diabetes melitus)
f. Multipara
g. Pohidramnion
h. Obesitas
i. Riwayat preeklampsia pada kehamilan yang lalu dalam keluarga
(Mitayani, 2011).
Dua gejala yang sangat penting pada pre-eklampsia yaitu hipertensi dan
proteinuria yang biasanya seperti :
5
b. Hipertensi
1) Peningkatan tekanan darah merupakan tanda awal yang penting pada pre-
eklampsia.
2) Tekanan diastolic merupakan tanda prognostic yang lebih andal
dibandingkan dengan tekanan sistolik.
3) Tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih yang terjadi terus-menerus
menunjukan keadaan abnormal.
c. Proteinuria
a. Nyeri kepala.
b. Nyeri epigastrium :
c. Gangguan penglihatan.
a. Preeklampsia Ringan:
6
1. Pengantar :
b. Preeklampsia Berat
7
2.4 Konsep Keperawatan
Pengkajian
1. Data subyektif :
1) Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35
tahun
2) Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, edema, pusing,
nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
3) Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler
esensial, hipertensi kronik, DM
4) Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan preeklampsia atau eklampsia
sebelumnya
5) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok
maupun selingan
6) Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya
2. Data Obyektif :
3. Pemeriksaan penunjang ;
1) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2
kali dengan interval 6 jam
8
2) Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream
( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala
kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum
kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
3) Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
4) Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan
pada otak
5) USG ; untuk mengetahui keadaan janin
6) NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
B. Masalah Keperawatan
a. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )
C. Perencanaan
Diagnosa keperawatan I :
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria Hasil :
9
2) Tanda-tanda vital :
Intervensi :
Diagnosa keperawatan II :
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan
pada plasenta Tujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal
distress pada janin
Kriteria Hasil :
1) DJJ ( + ) : 12-12-12
2) Hasil NST :
10
3) Hasil USG ;
Intervensi :
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan
dapat mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
Intervensi :
11
R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat
menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien
terhadap nyerinya
2. Jelaskan penyebab nyerinya
R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi
pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada
jaringan terpenuhi
4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
R/. untuk mengalihkan perhatian pasien
Diagnosa keperawatan IV :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian
pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa
12
R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi
emosional ibu yang maladaptif
R/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu
efektif
R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang
secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati
2.5 Patofisiologi
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan air
yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya, ada yang
mengatakan di sebabkan oleh retensi air dan garam. Proteinuria mungkin
disebabkan oleh spasme arteriola, sehingga terjadi perubahan pada glomerulus
belum diketahui sebabnya, ada yang mengatakan di sebabkan oleh retensi air dan
garam. Proteinuria mungkin disebabkan oleh spasme arteriola, sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus (Mitayani, 2011).
13
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Preklamsi adalah salah satu penyakit yang berbahaya pada ibu hamil, oleh
karaeana itu hendaknya upaya preventif dilakukan agar tidak terjadi masalah
tersebut. Ibu hamil yang hendak nya memeriksa kehamilannya secara teratur
untuk mengetahui jika ada tanda-tanda dini preeklamsia.
15
DAFTAR PUSTAKA
Machmudah. 2015. Penerapan Model Konsep Need For Help dan Self Care pada
Asuhan Keperawatan Ibu Pre Eklampsia Berat dengan Terminasi
Kehamilan. Jurnal Keperawatan Maternitas. 3(1): 16-17
16