Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses pembelajaran perlu dilihat, dievaluasi, diperbaiki, bahkan ditingkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika yang telah dilakukan. Hal ini bertujuan
supaya kesulitan belajar yang terjadi dan dialami siswa pada materi bahasan tertentu dapat
dianalisis dan diberikan solusinya. Dengan begitu, harapannya akan terjadi perubahan
perilaku dan prestasi belajar matematika yang lebih baik dan tidak melakukan kesalahan lagi.
Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan hampir di semua jenjang
pendidikan mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi. Hal ini
disebabkan matematika merupakan ilmu yang sangat penting. Selain mempelajari tentang
hitung menghitung, matematika juga dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran ide dan
memecahkan masalah melalui cara berpikir yang logis dan terstruktur. Keterampilan
mengerjakan soal matematika yang sesuai sangat diperlukan dalam mempelajari bidang studi
lain.
Agar pembelajaran matematika dapat berjalan dengan sukses, maka peran guru
sangatlah penting. Pembelajaran yang dilakukan di kelas tidak lagi harus berpusat pada guru,
namun lebih diarahkan ke siswa. Siswa harus dapat mengkonstruksi pemahamannya sendiri
dan peran guru hanya sebagai fasilitator. Dimana menurut paham konstruktivisme terjadi
perubahan yakni dari paradigma mengajar ke paradigma belajar.
Berdasarkan hasil adaptasi dari Rosmaiyadi (2018: 63) jenis kesalahan
dikelompokkan dalam empat jenis yakni sebagai berikut ini: 1) Kesalahan konsep, yaitu
kesalahan siswa berkaitan dengan konsep dasar yang dimilikinya; 2) Kesalahan dalam
menghitung; 3) Kesalahan tanda, yang seharusnya negatif menjadi positif atau sebaliknya; 4)
Jawaban yang sembarang.
Sistem Persamaan Linear merupakan salah satu materi matematika yang diajarkan
pada mahasiswa semester 2 prodi Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan. Materi
ini masuk dalam mata kuliah Aljabar Linear dan Matriks dengan bobot 3 SKS. Dalam
meyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear terdapat suatu operasi yang dinamakan Operasi
Baris Elementer (OBE) yang mana dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan operasi
ini diperlukan ketelitian tingkat tinggi. Menurut hasil obesrvasi peneliti yang juga sebagai
pengampu mata kuliah ini diperoleh bahwa mahasiswa masih banyak yang melakukan
kesalahan dalam menggunakan operasi ini.
Berdasarkan uraian di atas, maka kami tertarik untuk menganalisis dan
mendeskripsikan jenis kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal sistem
persamaan linear menggunakan operasi baris elementer beserta faktorfaktor yang
mempengaruhi kesalahan tersebut.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari materi pada minni riset ini adalah :

1. Mengetahui sampai mana pemahaman siswa terhadap materi sistem persamaan


linear
2. Mengetahui penyebab siswa kurang memahami materi sistem persamaan linear
Mengetahui cara mengatasi siwa yang kurang memahami materi sistem
persamaan linear.
3. Mengatahui jenis kesalahan siswa dalam memahami materi sistem persamaan
linear

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari materi pada mini riset ini adalah :

1. Dapat membantu siswa untuk memahami materi sistem persamaan linear.


2. Dapat mengetahui jenis kesalahan siswa dalam memahami materi sistem
persamaan linear ral
3. Data hasil penelitian dapat di jadikan refrensi bagi guru untuk mengatasi siswa
yang kurang paham materi sistem persamaan linear

1.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kesulitan Dalam Belajar

Menurut (Manibuy, 2014: 933), dalam proses pembelajaran perlu dilihat, dievaluasi,
diperbaiki, bahkan ditingkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika yang
telah dilakukan. Hal ini bertujuan supaya kesulitan belajar matematika yang terjadi dan
dialami siswa pada materi dan topik bahasan tertentu dapat dianalisis dan diberikan solusi
pemecahannya. Dengan begitu, harapannya akan terjadi perubahan perilaku dan prestasi
belajar matematika yang lebih baik dan tidak melakukan kesalahan lagi.

Menurut Ischak dan Warji (1987: 19), terdapat dua faktor yang menyebabkan
kesalahan siswa dalam matematika, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri baik yang bersifat biologis
maupun yang bersifat psikologis misalnya kecerdasan, kelemahan fisik, sikap dan kebiasaan
yang salah dalam mempelajari bahan pelajaran tertentu. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor
yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri, berupa lingkungan, baik yang berupa lingkungan
alam misalnya tempat belajar, suasana, cuaca, penerangan, dan sebagainya, maupun yang
berupa lingkungan sosial yaitu yang berhubungan dengan pergaulan manusia.

Jenis-jenis kesalahan yang akan dicari dalam penelitian ini adalah berbagai macam
jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika materi sistem
persamaan linear dengan menggunakan operasi baris elementer. Berdasarkan hasil adaptasi
dari Rosmaiyadi (2018: 63) jenis kesalahan dikelompokkan dalam empat jenis yakni sebagai
berikut ini: 1) Kesalahan konsep, yaitu kesalahan siswa berkaitan dengan konsep dasar yang
dimilikinya; 2) Kesalahan dalam menghitung; 3) Kesalahan tanda, yang seharusnya negatif
menjadi positif atau sebaliknya; 4) Jawaban yang sembarang.

Menurut Lenner dalam Abdurrahman (2003) ada beberapa kesalahan yang dilakukan
dalam belajar matematika, yaitu :

Kekurangan pemahaman tentang symbol,

Kesalahan mengenai nilai tempat,

Penggunaan proses yang keliru,


Kesalahan dalam perhitungan dan

Kesalahan dalam penulisan.

Mahasiswa dikatakan membuat kesalahan apabila ia mengerjakan soal dengan tidak


benar. Ketidakbenaran tersebut dapat terjadi pada hasil maupun proses penyelesaian soal
(termasuk pada perhitungannya). Jenis-jenis kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-
soal dapat berupa kesalahan dalam menulis rumus dan kesalahan dalam melakukan
perhitungan. Mahasiswa dianggap melakukan kesalahan ini apabila tidak menuliskan
hubungan antara nilai-nilai variabel yang diketahui dan ditanyakan atau salah dalam
menyebutkan hubungan antara nilai-nilai variabel yang diketahui dan ditanyakan atau salah
dalam menyebabkan g=hubungan antara nilai-nilai variabel yang diketahui dan ditanyakan.
Mahasiswa dianggap melakukan kesalahan dalam melakukan perhitungan apabila mahasiswa
tidak melakukan perhitungan atau salah dalam menyelesaikan perhitungan.

Bentuk-bentuk solusi yang dapat diberikan setelah mengetahui hasil tes pada beberapa
mahasiswa yang salah menjawab yaitu dengan memberikan suatu proses penyelesaian dengan
langkah-langkah yang tepat dan benar dan memberikan motivasi dalam belajar agar
siswa/mahasiswa giat belajar.

2.2 Konsep Dasar Materi


1. Definisi Operasi Baris Elementer

Operasi Baris Elementer (OBE) merupakan suatu operasi yang diterapkan pada baris
suatu matriks. OBE bisa digunakan untuk menentukan invers suatu matriks dan
menyelesaikan suatu sistem persamaan linear (SPL).

Operasi Baris Elementer (OBE) adalah salah satu alternatif dalam menyelesaikan
suatu bentuk matriks seperti menentukan invers matriks dan penerapan matriks pada sistem
persamaan linear menggunakan dua cara yaitu "Eliminasi Gauss" dan "Eliminasi Gauss-
Jordan".

2. Pemakaian Operasi Baris Elemeter


a. Pertukaran Baris

Pertukaran Baris merupakan operasi dimana kita menukar suatu baris dengan baris
lainnya pada suatu matriks yang sama.

b. Perkalian Suatu Baris Dengan Konstanta Tidak Nol


Perkalian dengan bilangan real bukan nol, seperti yang di indikasikan oleh
namanya, operasi dilakukan dengan mengalikan suatu baris dalam matriks dengan
konstanta bilangan real bukan nol.

c. Penjumlahan Hasil Perkalian Suatu Baris Dengan Konstanta Tidak Nol Dengan
Baris Yang Lain

Penjumlahan suatu baris dengan baris yang lain, artinya kita mengoperasikan
suatu baris terhadap baris lainnya dalam suatu matriks.

3. Sifat Matriks Hasil OBE


a. Pada baris pertama tidak nol maka unsur tidak nol pertama adalah (dinamakan
utama)
b. Pada baris yang berurutan, baris yang lebih rendah memuat 1 utama yang lebih ke
kanan
c. Jika ada baris nol (baris yang semua unsurnya nol), maka ia diletakan pada baris
paling bawah
d. Pada kolom yang memuat unsur utama, maka entri yang berada diatas dan
dibawahnya sedemikian rupa diupayakan menjadi nol

4. Operasi Baris Elementer (OBE)

Proses penyelesaian SPL pada Contoh di atas, perbedaan SPL (1), SPL (2) hingga
SPL (5) terletak pada koefisiennya, sedangkan variabel dan tanda “=” tetap. Oleh karena itu,
untuk menyelesaikan suatu SPL dapat dilakukan dengan hanya mengoperasikan koefisen-
koefisien dari setiap persamaannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan operasi
matriks.

Sistem Persamaan Linier (SPL **1) dengan m persamaan dan n variable


dapat disajikan secara matriks Amxn Xnx1 = Bmx1 dengan

Untuk menyelesaikan SPL (1) digunakan matriks yang unsur-unsurnya


merupakan gabungan unsur-unsur dari A dan B. Matriks ini dinamakan
matriks lengkap dan notasinya [A|B], atau

Untuk proses pengerjaan pencarian HS, tidak menggunakan operasi persamaan linier
(OPL). Operasi-operasi yang digunakan untuk menyelesaikan SPL melalui [A|B] adalah
Operasi Baris Elementer (OBE). OBE adalah suatu operasi yang hanya melibatkan unsure
(bilangan) dalam suatu matriks. OBE terdiri dari 3 (tiga) jenis langkah dan dapat digunakan
satu atau semuanya.

Operasi Baris Elementer tidak merubah HS dari sistem persamaan linier. Artinya
SPL baru yang diperoleh dari SPL lama dengan menggunakan OBE, mempunyai selesaian
yang sama. Untuk mempertegas hal ini, didefinisikan pengertian matriks ekivalen baris

Definisi 2.3.2.1 Dua matriks disebut matriks ekivalen baris jika salah satu matriks
dapat diperoleh dengan melakukan OBE sebanyak hingga kali pada matriks yang lain.

Notasi : ~

Berdasarkan Definisi 2.3.2.1, dua sistem persamaan linier yang berkaitan dengan dua
matriks yang ekivalen baris mempunyai selesain yang sama. Hal ini dipertegas dalam teorem
berikut.

Teorema 2.3.2.2 Jika matriks lengkap dari dua SPL merupakan matriks ekivalen
baris maka kedua SPL mempunyai selesain yang sama.

Anda mungkin juga menyukai