Trauma Abdomen
NIM : 052019027
1. Regio
Regio digunakan untuk pemeriksaan yang lebih rinci atau lebih spesifik, yaitu
dengan menarik dua garis sejajar dengan garis median dan garis transversal yang
menghubungkan dua titik paling bawah dari arkus kosta dan satu lagi yang
menghubungkan kedua spina iliaka anterior superior (SIAS).
Bedasarkan pembagian yang lebih rinci tersebut permukaan depan abdomen
terbagi menjadi 9 regio:
1. Regio hypocondriaca dextra : lobus kanan hati, kantung empedu, sebagian
duodenum fleksura hepatik kolon, sebagian ginjal kanan dan kelenjar
suprarenal kanan.
2. Regio epigastrica : pilorus gaster, duodenum, pankreas dan sebagian dari
hepar.
3. Regio hypocondriaca sinistra : gaster, limpa, bagian kaudal pankreas,
fleksura lienalis kolon, bagian proksimal ginjal kiri dan kelenjar suprarenal
kiri
4. Regio abdominal lateralis dextra : kolon ascenden, bagian distal ginjal
kanan, sebagian duodenum dan jejenum.
5. Regio umbilicalis: Omentum, mesenterium, bagian bawah duodenum,
jejenum dan ileum.
6. Regio abdominal lateralis sinistra: kolon ascenden, bagian distal ginjal kiri,
sebagian jejenum dan ileum.
7. Regio inguinalis dextra: sekum, apendiks, bagian distal ileum dan ureter
kanan
8. Regio pubica (hypogastrium) : ileum, vesica urinaria dan uterus (pada
kehamilan
9. Regio inguinalis sinistra : kolon sigmoid, ureter kiri dan ovarium kiri.
2. Kuadran
Dalam bentuk kuadran merupakan bentuk garis besar dan sederhana. Penentuan
kuadran ini dengan menarik garis (horizontal dan vertikal) melalui umbilikus.
Dengan cara ini dinding abdomen terbagi atas 4 daerah yang sering disebut :
1. Kuadran Kanan Atas Teridi dari : Hati, kantung empedu, paru, esofagus
2. Kuadran Kiri Atas Terdiri Dari : Hati, jantung, esofagus, paru, pankreas,
limfa, lambung
3. Kuadran Kanan Bawah : Usus 12 jari (duo denum), usus besar, usus kecil,
kandung kemih, rektum, testis, anus
4. Kuadran Kiri Bawah : Anus, rektum, testis, ginjal, usus kecil, usus besar
Konsep Medis
1. Defenisi
Abdomen (rongga perut) adalah rongga tubuh antara dada dan panggul.
Abdomen merupakan tempat bagi semua organ pencernaan, seperti
lambung, usus halus, usus besar, pankreas, hati, dan kantung empedu.
Di dalam abdomen juga terdapat ginjal dan limpa.
Abdomen dapat mengalami cedera/trauma dengan berbagai tingkat
keparahan. Kondisi ini disebut sebagai trauma abdomen atau trauma
perut. Sifat dan beratnya trauma abdomen sangat bervariasi, tergantung
pada mekanisme dan kekuatan benda yang terlibat.
2. Etiologi
Kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari
ketinggian.
Menurut sjamsuhidayat 2013, penyebab trauma abdomen adalah, sebagai
berikut :
1. Penyebab trauma penetrasi
· Luka akibat terkena tembakan
· Luka akibat tikaman benda tajam
· Luka akibat tusukan
2. Penyebab trauma non-penetrasi
· Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
· Hancur (tertabrak mobil)
· Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
· Cidera akselerasi / deserasi karena kecelakaan olah raga
3. Pathway
4. Manifestasi klinis
5. Klasifikasi
6. Komplikasi
Segera : hemoragi, syok, dan cedera.
Lambat : infeksi (Smeltzer, 2001).
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto thoraks
Untuk melihat adanya trauma pada thorak.
2. Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan
terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit.
Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi
menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak kemungkinan ruptura
lienalis. Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya
trauma pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase
menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.
3. Plain abdomen foto tegak
Memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas
retroperineal dekat duodenum, corpus alineum dan perubahan gambaran
usus.
4. Pemeriksaan urine rutin
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai
hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma
pada saluran urogenital.
5. VP (Intravenous Pyelogram)
Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan
trauma pada ginjal.
6. Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam
rongga perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat
diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).
1) Indikasi untuk melakukan DPL adalah sebagai berikut :
Hamil
Penatalaksanaan Medis :
1) Abdominal paracentesis : Menentukan adanya perdarahan dalam rongga
peritonium, merupakan indikasi untuk laparotomi.
2) Pemeriksaan laparoskopi: Mengetahui secara langsung penyebab abdomen
akut.
3) Pemasangan NGT : Memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada trauma
abdomen.
4) Pemberian antibiotik : Mencegah infeksi.
5) Laparotomi
Penatalaksanaan keperawatan:
1) Mulai prosedur resusitasi (memperbaiki jalan napas, pernapasan, sirkulasi)
sesuai indikasi.
2) Pertahankan pasien pada brankar atau tandu papan ; gerakkan dapat
menyebabkan fragmentasi bekuan pada pada pembuluh darah besar dan
menimbulkan hemoragi masif.
a) Pastikan kepatenan jalan napas dan kestabilan pernapasan serta sistem
saraf.
b) Jika pasien koma, bebat leher sampai setelah sinar x leher didapatkan.
c) Gunting baju dari luka.
Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 2014). Pengkajian pasien trauma abdomen (Smeltzer,
2001) adalah meliputi :
Penatalaksanaan Kedaruratan
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan secara
aktif
2. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi
abdomen.
3. Intervensi
1. Kekurangan Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan
Tujuan : Terjadi keseimbangan volume cairan.
K.H : Kebutuhan cairan terpenuhi
Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Pantau cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin
3. Kaji tetesan infus
4. Kolaborasi : Berikan cairan parenteral sesuai indikasi.
5. Transfusi darah
4. Evaluasi
Sumber :