Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN THYPOID DENGAN HIPERTERMI

DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan Oleh :
CITRA LISTYANINGRUM, S.Kep
A31801113

PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2018/2019

i
STIKES Muhammadiyah Gombong
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN THYPOID DENGAN HIPERTERMI
DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh gelar Ners

Disusun Oleh :
CITRA LISTYANINGRUM, S.Kep
A31801113

PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2018/2019

ii
STIKES Muhammadiyah Gombong
iii
STIKES Muhammadiyah Gombong
iv
STIKES Muhammadiyah Gombong
v
STIKES Muhammadiyah Gombong
vi
STIKES Muhammadiyah Gombong
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
KIAN, Februari 2019

Citra Listyaningrum 1 Ning Iswati2

ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN THYPOID DENGAN
HIPERTERMI DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN
KEBUMEN

Latar Belakang: Thypoid adalah penyakit saluran pencernaan yang disebabkan


oleh bakteri salmonella typhi dan ditandai dengan kenaikan suhu tubuh. Dampak
yang ditimbulkan demam dapat berupa kekurangan cairan atau dehidrasi. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh dengan terapi
nonfarmakologis yaitu water tepid sponge.
Tujuan : Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien thypoid dengan
hipertermi di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Metode: Karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus deskriptif. Subjek
studi kasus adalah 3 pasien anak dengan demam thypoid, yang mengalami
masalah hipertermia. Pengumpulan data dengan teknk observasi, wawancara dan
studi dokumentasi.
Hasil: Dari ketiga pasiena anak yang mengalami hiperetemia terjadi penurunan
suhu tubuh setelah diberikan tepid water sponge.
Kesimpulan: Hasil evaluasi pada pasien typoid fever setelah dilakukan tepid
water sponge adalah suhu tubuh/ demam turun.

Kata Kunci : Asuhan keperawatan, Thypoid, Hipertermi


1)
Mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong
2)
Dosen Stikes Muhammadiyah Gombong
3)
Dosen Stikes Muhammadiyah Gombong

vii
STIKES Muhammadiyah Gombong
S1 NURSING STUDY PROGRAM
HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF MUHAMMADIYAH GOMBONG
KIAN, Februari 2019

Citra Listyaningrum 1 Ning Iswati2

ABSTRACT
NURSING CARE IN THYPOID PATIENTS WITH HYPERTHERMIA IN
MELATI ROOM OF THE DR. SOEDIRMAN
KEBUMEN HOSPITAL

Background: Thypoid is a gastrointestinal disease caused by the bacterium


Salmonella typhi and is characterized by increasing body temperature. The fever
effects can be caused the last of fluids or dehydration. This efforts that can be
done explaying to reducing body temperature with non-pharmacological therapy,
namely water tepid sponge.
Objective: To explain nursing care for typhoid patients with hyperthermia in the
Melati Room of Dr. Soedirman Kebumen Hospital..
Method: This scientific paper use a descriptive case study design. The subject of
studys subject was three pediatric patients whose typhoid fever, patiens case who
hyperthermia problems. The collection data used observation, interview and
documentation study.
Results: Based on three patients who have lowered in a decrease in bodyes
temperature after given tepid water sponge.
Conclusion: The results of evaluation on thypoid fever patients after given tepid
water sponge bodyes temperature / fever down.

Keywords: Nursing care, Thypoid, Hypertermia

1) Students of Stikes Muhammadiyah Gombong


2) The First Supervisor of Stikes Muhammadiyah Gombong
3) The Second Supervisor of Stikes Muhammadiyah Gombong

viii
STIKES Muhammadiyah Gombong
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allloh yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Analisis
Penerapan Kompres Air Hangat dan Kompres Air Biasa pada pasien Hipertermi di
Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen” Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga peneliti
mendapat kemudahan dalam menyelesaikan proposal ini.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Kedua Orang tua, suami dan keluarga tercinta atas dukungan dan
motivasinya selama ini.
2. Hj. Herniyatun, M.Kep. Sp. Mat , selaku Ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong.
3. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong.
4. Wuri Utami, M.Kep, selaku dewan penguji KTA yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan masukannya.
5. Ning Iswati, M.Kep, selaku pembimbing I yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Sahabat-sahabatku SI Keperawatan kelas Reguler B13 yang senantiasa
memberikan dukungan dan motivasi.
7. Semua teman-teman di ruang melati yang telah membantu dan
memberikan semangat, sehingga proposal ini dapat terwujud,
8. Seluruh Dosen dan Staff karyawan Program S1 Keperawatan Reguler B13
STIKES Muhammadiyah Gombong yang telah membantu dalam
penyusunan proposal penelitian ini.
9. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu,penulis ucapkan
terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

ix
STIKES Muhammadiyah Gombong
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat
balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada gading yang
tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang berifat membangun dari
pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
.

Gombong, Oktober 2018

Penulis

x
STIKES Muhammadiyah Gombong
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER…………………………………………………………… i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………... iii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………… iv
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI………………………………….. vi
ABSTRAK INDONESIA……………………………………………………… vii
ABSTRAK INGGRIS………………………………………………………… viii
KATA PENGANTAR. ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI. .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL. ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR. ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN. .........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Tujuan Penelitian ..........................................................................................4
C. Manfaat Penelitian ........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Thypoid. ...........................................................................................9
B. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori .....................................................11
C. Konsep Dasar Hipertermi.............................................................................26
D. Asuhan Keperawatan Hipertermi .................................................................28
E. Kerangka Konsep .........................................................................................31
F. Konsep Dasar TWS ......................................................................................32
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Desain Karya Tulis Ilmiah ...........................................................................36
B. Subjek Studi Kasus ......................................................................................36
C. Fokus Studi Kasus ........................................................................................36
D. Definisi Operasional.....................................................................................37
E. Instrumen Studi Kasus .................................................................................37
F. Metode Pengumpulan Data ..........................................................................38
G. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus ...................................................................39
H. Analisa Data Dan Penyajian Data ................................................................39
I. Etika Studi Kasus .........................................................................................39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Lahan Praktik…………………………………………………….. 41
B. Ringkasan proses Asuhan keperawatan………………………………… 44
C. Hasil Penerapan Tindakan keperawatan…………………………………56
D. Pembahasan ……………………………………………………………..57

xi
STIKES Muhammadiyah Gombong
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................71
B. Saran .............................................................................................................72

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
STIKES Muhammadiyah Gombong
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1………………………………………………………………….. 37

xiii
STIKES Muhammadiyah Gombong
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2…………………………………………………………………… 31

xiv
STIKES Muhammadiyah Gombong
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan Penelitian (Informed)


Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden (Consent)
Lampiran 3 Lembar Observasi Kompres TWS
Lampiran 4 SOP TWS
Lampiran 5 Lembar Bimbingan
Lampiran 6 Jurnal
Lampiran 7 Asuhan keperawatan Pasien

xv
STIKES Muhammadiyah Gombong
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam merupakan suatu proses alami tubuh dimana suhu tubuh di atas
normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamu karena
adanya infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit) yang masuk ke dalam tubuh.
(Sodikin, 2012; Surinah, 2009). Penyakit-penyakit yang ditandai dengan
adanya demam dapat menyerang sistem tubuh. Selain itu demam mungkin
berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan
nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi
(Sodikin, 2012).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam
di seluruh Dunia mencapai 16 – 33 juta dengan 500 – 600 ribu kematian tiap
tahunnya (Setyowati, 2013). Sedangkan di Indonesia penderita demam
sebanyak 465 (91.0%) dari 511 ibu yang memakai perabaan untuk menilai
demam pada anak mereka sedangkan sisanya 23,1 saja menggunakan
thermometer (Setyowati, 2013).
Demam bukanlah penyakit, melainkan tanda dari penyakit yang
disebabkan infeksi, baik karena bakteri maupun virus. Selain karena infeksi,
demam juga dapat disebabkan oleh inflamasi atau peradangan, penyakit
autoimun seperti kawasaki atau lupus. Penyebab lain dari demam yaitu
aktivitas fisik yang berlebihan, dan bila berada di lingkungan yang terlalu
panas dan lama (Sofwan, 2010). Menurut Asmadi, (2008) beberapa faktor
lain yang dapat memengaruhi peningkatan dan penurunan suhu tubuh yaitu
umur, emosi/ kecemasan, aktivitas fisik, dan lingkungan
Pada anak yang mengalami demam masalah keperawatan yang
muncul adalah hipertemia. Hipertermia meruapakan peningkatan suhu di atas
normal yang berkisar antara 36-37°C dengan batasan karakteristik antara lain
adanya konvulsi, kulit kemerahan, kejang, takikakrdia, takpnea, dan kulit

STIKES Muhammadiyah Gombong

1
2

terasa hanta (Nanda NIC-NOC, 2015). Suhu tubuh dapat diartikan sebagai
keseimbangan antara panas yang diproduksi dengan dengan panas yang
hilang dari tubuh (Asmadi, 2008).
Demam walaupun terlihat sepele namun harus ditangani dengan benar
karena terdapat beberapa dampak negatif yang ditimbulkannya
(Setiawati,2009). Dampak yang ditimbulkan demam dapat berupa penguapan
cairan tubuh yang berlebihan sehingga terjadi kekurangan cairan atau
dehidrasi dan kejang. Orang tua banyak yang menganggap demam berbahaya
bagi kesehatan anak karena dapat menyebabkan kejang dan kerusakan otak
(Avner, 2009).
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh
yaitu terapi farmakologis penggunaan obat antipiretik dan non farmakologis.
Upaya farmakologis yaitu memberikan obat penurun panas seperti
paracetamol, ibuprofen dll. Adapaun upaya non farmakologis yang dapat
dilakukan antara lain dengan mengenakan pakaian tipis pada anak, lebih
banyak minum air putih, banyak istirahat, mandi dengan air hangat, dan
memberi kompres (Aden, 2010). Kompres adalah salah satu metode fisik
untuk menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam. Ada beberapa
macam kompres yang bisa diberikan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu
kompres air hangat, kompres air biasa, tepid sponge bath, kompres dingin
basah dengan larutan obat anti septik, kompres dingin basah dengan air biasa,
kompres dingin kering dengan kirbat es (Asmadi, 2008).
Kompres air hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses
evaporasi. Dengan kompres air hangat menyebabkan suhu tubuh di luar akan
hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu di luar cukup
panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya
tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu di luar hangat akan
membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar dan mengalami vasodilatasi
sehingga pori pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran
panas, sehingga akan terjadi penurunan suhu tubuh. Pemberian kompres air

STIKES Muhammadiyah Gombong


3

hangat ini dilakukan di tempat-tempat tertentu di bagian tubuh (Hartini,


2014).
Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar
merupakan upaya memberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus
agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini
menuju hipotalamus akan merangsang area preoptik mengakibatkan
pengeluaran sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan menyebabkan
terjadinya pengeluarn panas tubuh yang lebih banyak melalui dua mekanisme
yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat (Potter & Perry, 2010).
Menurut penelitian Djuwariyah, (2010) kompres air hangat efektif
untuk menurunkan suhu tubuh sebesar 0,710C(p<0,0001). Sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Hartini, (2014) menunjukkan hasil dari
36 responden yang diberikan kompres air hangat, rata – rata penurunan suhu
tubuh sebesar 1,3°C. Hasil uji Paired T-test tmenunjukan nilai p= 0,000
(p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa kompres air hangat efektif
terhadap penurunan suhu tubuh pada anak demam usia 1-3 tahun di SMC RS
Telogorejo Semarang
Selain itu juga dapat dilakukan terapi kompres menggunakan air biasa
untuk menurunkan suhu tubuh. Kompres air suhu biasa adalah memberikan
suhu sejuk setempat dengan menggunakan lap/ kain kasa yang dicelupkan
dalam air suhu 18-26C (Kusyati, 2006). Permatasari, (2017) melakukan
teknik ini yang dilakukan di lokasi aksila dan dahi selama 20 meit dan
kompres diberikan pada 2 jam sebelum pemberian antipiretik (parasetamol).
Menurut Hartanto (2008), bahwa kompres dingin tidak effektif untuk
menurunkan suhu tubuh anak demam, dan menyebabkan suhu tubuh tidak
turun, anak bisa menggigil karena terjadi vasokontriksi pembuluh darah
penelitian ini melarang pemakaian alkohol.
Beberapa jurnal menyebutkan bahwa kompres air hangat lebih baik
dalam menurunkan panas atau demam. Dalan jurnal penelitian yang telah
dilakukan oleh Permatasari, (2017) berdasarkan analisis dari 17 responden

STIKES Muhammadiyah Gombong


4

yag diberikan kompres air hangat, rata-rata penuruan suhu tubuh sekitar 1,2°
C. Sedangkan 17 responden yang diberikan kompres air biasa mengalami
rata-rata peurunan suhu tubuh 0,86°C dan disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan efektivitas kompres air hangat daan kompres air biasa dengan nilai
p = 0,034 (p<0,05).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di ruang Melati
RSUD Dr. Soedirman Kebumen, didapatkan data bahwa anak yang
mengalami peningkatan suhu tubuh > 37, 5°C pada bulan Maret – Agustus
2018 sebanyak 285 anak, dengan rincian pada bulan Maret sebanyak 50 anak,
April sebanyak 40 anak, Mei sebanyak 50 anak, Juni sebanyak 30 anak, Juli
sebanyak 60 anaka dan Agustus sebanyak 55 anak. Dari jumlah tersebut
antara lain dengan diagnosa medis : Thypoid, Diare, DHF, Kejang demam,
Thalasemia, GEA, dan Pneumonia. Selain itu penulis juga melakukan
wawancara terhadap 5 orang tua yang anaknya sedang dirawat di Ruang
Melati anak menderita demam dari 5 anak yang sedang dirawat. terdapat 3
anak yang diberikan kompres air hangat dan 2 anak yang diberikan kompres
air biasa.
Dari jumlah tersebut yang mengalami demam/hipertermia di ruang
melati dengan berbagai penyakit, paling sering ditemukan oleh penulis adalah
demam karena Thypoid, kemudian dari hasil observasi dan wawancara
dengan keluarga pasien dan perawat di Ruang Melati tentang pelaksanaan
kompres air hangat dan kompres air biasa ternyata jarang dilakukan di ruang
melati, mereka lebih sering berkolaborasi dengan dokter untuk menurunkan
demam tersebut dengan pemberian antipiretik secara terprogram. Disamping
itu SPO untuk pemberian kompres air hangat dan air biasa belum ada di
Ruang melati, selain itu jumlah SDM (perawat) belum memadai untuk
melakukan kompres tersebut, sehingga perawat hanya melakukan edukasi
kepada keluarga pasien yang mengalami hipertermi untuk melakukan
kompres, sehingga yang melakukan kompres adalah keluarga pasien bykan
perawat, dan kompres menggunakan air biasa, yaitu air kran.

STIKES Muhammadiyah Gombong


5

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang


“Efektivitas Kompres Air Hangat dan Kompres Air Biasa pada Pasien
Hipertermi di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan penerapan efektifitas kompres air hangat dan kompres air
biasa pada pasien hipertermi di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman
Kebumen.
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien anak dengan masalah
hipertermi di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
b. Memaparkan hasil analisa data pada pasien anak dengan masalah
hipertermi di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
c. Memaparkan hasil inovasi penerapan kompres air hangat dan kompres
air biasa untuk mengatasi masalah hipertermi di Ruang Melati RSUD
Dr. Soedirman Kebumen.

C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Keilmuan
Menambah bahan referensi (dalam bidang ilmu kesehatan khususnya
keperawatan anak dalam mengatasi masalah hipertermia.
2. Manfaat Aplikatif
Menambah pengetahuan dan menjadi acuan (evidence based practice)
dalam bidang keperawatan untuk meminimalisir terjadinya dampak
negative akibat demam.
3. Manfaat Metodelogis
Memberikan gambaran bagaimana cara mengatasi masalah hipertermia
pada anak yang lebih efektif antara menggunakan kompres air hangat atau
menggunakan kompres air biasa.

STIKES Muhammadiyah Gombong


DAFTAR PUSTAKA

Aden. (2010). Seputar Penyakit dan Gangguan Lain pada Anak. SIKLUS: Yogyakarta.

Aditya. (2013). Data dan Metode Pengumpulan Data Penelitian, Surakarta : Poltekkes
Kemenkes Surakarta

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika

Ali, (2009) yang berjudul “Perbandingan Keefektifan Kompres Tepid Sponge dan
Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam
Tifoid dengan Hipertermi di RSUD Sukoharjo. Alves (2008)“Tepid Sponging
Plus Dipyrone Versus Dipyrone Alone in Reducing Body Temperature in
Febrile Children”.Volume 11, Number 6.
Alves, J. G. B., & Almedia, (2008), Tepid Sponging Plus Dipyrone Versus
Dipyrone Alone In Reducing Body Temperature In Febrile Children,
Brazil, diperoleh tanggal 19 Agustus 2017.

Ari Kusumo Dewi.(2016). Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh Antara pemberian Kompres
Air Hangat dengan Tepid Sponge Bath pada Anak demam.

Carpenito, Lynda Juall. (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.


Definisi Dan Klasifikasi. Jakarta : Egc.
Dharma. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta:CV. Trans Info Media.

Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2011. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2011.
Semarang : Dinas Provinsi Jawa Tengah.

Hamid, A.,M., (2011). Keefektifan kompres Tepid Sponge yang dilakukan ibu dalam
menurunkan demam pada anak di Puskesmas MUbulsari Kabupaten Jember.
Tesis Program Studi Magister Kedokteran, UNS.

Hartanto, S. (2008). Anak Demam Perlu Kompres. www. Bali Post. Co. id. Minggu
Umanis. 7 September 2018.

Hartini, Sri. (2014). Efektifitas Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh
Anak Demam Usia 1 - 3 Tahun Di SMC RS Telogorejo Semarang. Ilmu
Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.

Hartini.,S.,Putri.,P.,P.(2015).Efektifitas Kompres air Hangat terhadap penurunan suhu


tubuh anak demam usia 1-3 tahun di SMC RS Telogorejo Semarang

Kapoor, R.,&Barnes, K., (2013). Pediatrics (4 edition). ELSEVIER : London.

STIKES Muhammadiyah Gombong


Kusyati, Eni. (2006). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar.
Jakarta: EGC.

Keliobas. (2015). Perbandingan Keefektifan Kompres Tepid Sponge Dan


Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak
Demam Tifoid Dengan Hipertermi Di Rsud Sukoharjo
Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor
T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.

Nelson, (2012). Ilmu Keperawatan Anak ed. 15, alih bahasa Indonesia, A.Samik
Wahab.Jakarta: EGC.

Nurdiansyah, Nia. (2011). Buku Pintar Ibu dan Bayi. Jakarta: Bukuné.

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan.Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam, (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis,


Jakarta: Salemba Medika,

Permatasari, (2017). Efektivitas Kompres Air Hangat dan Kompres Air Biasa Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh pada Anak dengan Demam di RSUD Telogorejo
Semarang. Skripsi. Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.

Potter, P. A, Perry, A.G. (2008). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses,
dan praktik. Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk.
Jakarta: EGC

Potter & Perry. (2010). Fundamental Of Nursing edisi 7. Jakarta : Salemba medika.

Patricia de oliviera salgado dkk. (2016). Physical methods for the treatment of fever in
critically ill patients: a randomized controlled trial

Raymond C, dkk. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6 th. Ed.


Pharmaceutical Press

Rudholph, Abraham M, Julien I.E Hoffman, Colin D. Rudolph. 2014. Buku ajar
pediatric Rudolph volume 1. Jakarta: EGC.

Sofwan, Rudianto. (2010). Cara Cepat Atasi Demam pada Anak. Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer.

Soedarmo, S.,S.,S.,P., Garna, H & Hadinegoro, S,R., 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Anak : infeksi & Penyakit Tropis, Edisi II, Jakarta.

Sugiyono, (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta

STIKES Muhammadiyah Gombong


Surinah. (2009). Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 bulan. Jakarta: PT Pramedia Pustaka
Utama

Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing


Vol.2.Philadelphia:Linppincott William & Wilkins.

Wardiyah, A. dkk (2016). Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Dan


Tepidsponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami
demam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. KTI. Akademi
Keperawatan Malahayati Bandarlampung

Sugihartiningsih, (2014). Efektifitas Kompres Tepid Sponge Terhadap Penurunan


Suhu Tubuh Anak Dengan Demam Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta, , diperoleh tanggal 14 Agustus 2017 dari
http://eprints.ums.ac.id/32263/24/2.%20NASKAH%20PUBLIKASI%2
0FUL%20TEX.pdf

STIKES Muhammadiyah Gombong


LAMPIRAN

Lampiran 1

PENJELASAN PENELITIAN

1
(INFORMED)

Assalamu’alaikumWr. Wb

Saya yang bertandatangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Study Profesi
Ners STIKES Muhammadiyah Gombong :

Nama : Citra Listyaningrum


NIM : A31801113
Judul : “Asuhan Keperawatan Pasien Thypoid dengan Hipertermi di ruang
Melati RSUD Dr. Soedirman kebumen”

Untuk tujuan atau maksud tersebut saya akan mengumpulkan data dari anak saudara
dan dengan kerendahan hati saya meminta anda menjadi responden untuk mengisi kuisioner
yang akan saya bagikan.
Prosedur penelitian ini tidak akan merugikan atau menimbulkan resiko kepada
responden. Kerahasiaan semua tindakan yang telah dilakukanakan dijaga dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila ada pertanyaan atau kurang penjelasan, anda
dapat menghubungi saya di nomor 085729653548 atau email lilsningrum87@gmail.com atau
di tempat saya menempuh jenjang Profesi Ners di STIKES MUHAMMADIYAH
GOMBONG dengan alamat Jl. Yos Sudarso No 461 Telp (0287) 472433, 473750. Berikut ini
saya jelaskan beberapa hal terkait dengan penelitian yang akan dilakukan :
1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh tindakan
kompres air hangat dan kompres air biasa terhadap penurunan suhu pada pasien
hipertermi di ruang melati RSUD Dr. Soedirman kebumen.
2. Karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus deskriptif.
3. Manfaat penelitian ini secara umum dan garis besar adalah untuk menambah
pengetahuan dan wawasan, menambah pemahaman baru dan dapat memberikan
gambaran serta informasi tentang penerapan dan pengaruh pemberian kompres hangat
dan air biasa terhadap penurunan suhu pada pasien hipertermi..
4. Penelitian ini melibatkan pasien anak yang mengalami hipertermi yang sedang dirawat
di ruang melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen yang sesuai dengan kriterian inklusi
dan eksklusi. Penelitian ini akan dilakukan pada periode bulan oktober - november,
dengan pelaksanaan intervensi atau tindakan pemberian kompres air hangat dan air
biasa di bagian axilla, femoralis dan vena besar lainnya.

2
5. Sedangkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi :
a. Data kegiatan pemberian kompres air hangat dan air biasa, sebelum dilakukan
tindakan dan setelah dilakukan tindakan, adakah penurunan suhu, yang
sebelumnya diukur dahulu suhu badan pasien.
6. Berkaitan dengan hal tersebut yaitu penelitian ini, maka peneliti mengharapkan
partisipasi bapak/ibu/sudara/saudari dalam penelitian ini, agar berkenan menjadi
responden.
7. Peneliti menjamin, bahwa dalam penelitian ini tidak akan berdampak negative bagi
bapak/ibi/saudara/i. Bila dalam dan selama berpartsipasi dalam penelitin ini
bapak/ibu/saudara/i, mengalami ketidaknyamanan maka bapak/ibu/saudara/I,
mempunyai hak untuk berhenti sebagai responden. Kami berjanji akan menjunjung
tinggi hak-hak responden dengan cara menjaga kerahasiaan data yang diperoleh, baik
dalam proses pengumpulan, pengolahan maupun penyajian data. Peneliti juga
menghargai keinginan bapak/ibu/saudara/i untuk tidak berpartisipasi atau keluar kapan
saja dari penelitian ini.

8. Melalui penjelasan penelitian ini, saya mengharapkan partisipasi bapak/ibu/saudara/I,


agar berkenan menjadi responden. Demikian saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warohmatulloh wabarokatuh.

Kebumen, 2018

Peneliti ,

3
(Citra Listyaningrum)

Lampiran 2

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(CONSENT)

Setelah membaca dan memahami penjelasan penelitian serta informasi yang diberikan
oleh peneliti serta mengetahui tujuan dan manfaat penelitian, maka dengan ini saya secara
sukarela bersedia untuk ikut serta atau berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang
akan dilakukan oleh:

Nama : Citra Listyaningrum

NIM : A31801113

Judul : “Asuhan Keperawatan Pasien Thypoid dengan Hipertermi di


Ruang melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen”

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama (Initial) : ……………………………………………..

4
Alamat : …………………………………………….

Jenis kelamin : …………………………………………….

Usia : ……………………………………………

Pendidikan : …………………………………………….

Pekerjaan : ……………………………………………

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dengan penuh kesadaran
tanpa paksaan dari siapapun.

Kebumen, ………………2018

Saksi , Yang menyatakan,

(…………………………) (…………………………….)

5
Lampiran 2. Lembar Observasi Kompres TWS

Nama Sebelum dilakukan TWS (Tepid Setelah dilakukan TWS (tepid Water TWS
Pasien Water Sponge) Sponge)

Inisial Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 1 Hari 2 Hari 3


pasien Tgl/jam Tgl/jam Tgl/jam Tgl/jam Tgl/jam Tgl/jam

6
Lampiran : 3 Lembar Observasi Cek List TWS
No. Peralatan Ya Tidak Keterangan
(TWS) (TWS)
1. Sarung Tangan √

2. Perlak pengalas √

3. Pakaian bayi/anak √

4. Selimut Mandi √

5. Waslap/handuk kecil √

6. Handuk besar √

7. Baskom berisi air hangat √

8. Memberikan salam, memperkenalkan diri √

9. Menjelaskan tujuan √

10. Menanyakan kesediaan pasien lewat klg √

11. Mencuci tangan √

12. Meminta orang tua mendampingi anak √

13. Menutup sampiran √

14. Melepaskan pakain, memasang selimut √

15. Memakai sarung tangan √

16. Memasang perlak dan pengalas √

17. Mencelupkan waslap/handuk ke baskom √


air hangat
18. Mengkaji perubahan suhu setiap 15-20 √

7
menit

19. Menghentikan prosedur bila suhu tubuh √


mendekati normal

20. Mengeringkan tubuh dengan handuk √

21. Merapikan kembali alat-alat dan √


membuang sampah
22. Melepas sarung tangan √
23. Merapikan klien √

24. Menanyakan kenyamanan klien √

25. Melakukan evaluasi tindakan √

26. Berpamitan pada klien √

27. Merapikan alat dan mencuci tangan √

28. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan √


perawat

8
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TEPID WATER SPONGE PADA ANAK
No. Dokumen Nomor revisi: 01 Halaman : 1 dari 2
IK-UPT-KES-
ANAK/00/002/001
PENGERTIAN Tindakan penurunan suhu tubuh dengan cara menyeka pasien
dengan air hangat pada pasien yang mengalami peningkatan
suhu tubuh
TUJUAN Menurunkan suhu tubuh
KEBIJAKAN Hipertermi dengan suhu 38oC atau lebih
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Sarung tangan 1 pasang
2. Perlak pengalas
3. Pakaian bayi/anak
4. Selimut mandi
5. Waslap/handuk kecil
6. Handuk besar
7. Baskom berisi air hangat

9
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAAN 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Membawa alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Memeperkenalkan diri dan menanyakan nama, tempat
tanggal, bulan dan tahun lahir pasien (sambil melihat
gelang pasien)
3. Menjelaskan tujuan & prosedur tindakan pada
klien/keluarga
4. Menanyakan kesediaan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Memberikan privasi klien dengan menutup gorden
3. Mencuci tangan
4. Meminta orang tua untuk mendampingi anak
5. Berikan alat permainan bila anak tidak kondusif
6. Menutup sampiran/jendela
7. Memakai sarung tangan
8. Memasang perlak dan pengalas nya dibawah tubuh
klien
9. Melepaskan pakaian klien
10. Memasang selimut mandi
11. Mencelupkan waslap/handuk kecil ke baskom dan
mengusapkan ke seluruh tubuh
12. Melakukan tindakan diatas beberapa kali (setelah kulit

10
kering)
13. Mengkaji perubahan suhu tubuh setiap 15-20 menit
(komunikasi secara verbal)
14. Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati
normal (komunikasikan secara verbal)
15. Mengeringkan tubuh dengan handuk
16. Merapikan kembali alat-alat dan membuang sampah
17. Melepas sarung tangan
18. Merapikan klien
19. Menanyakan kenyamanan klien
D.Tahap terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat dan mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAIT S1 KEPERAWATAN
DIII KEPERAWATAN
DOKUMEN 1. AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. 2006. Standar
TERKAIT Operasional Prosedur Keperawatan Dasar. Surakarta
2. Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4.
Jakarta: EGC.
3. Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan
Pediatrik. Edisi 4. Jakarta: EGC.

11
77
78

Anda mungkin juga menyukai