Anda di halaman 1dari 11

SUMBER KONTAK SOSIAL PADA LANSIA

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Keperawatan Komunitas
Yang dibina oleh Ahmad Kusnaeni, M.Kep.

Kelompok 8 :

1. Siti Maesaroh (108117024)


2. Nanda Putri D (108117040)
3. Sri Sumyati (108117034)
4. Riska Nola Y (108117004)

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP


S1 KEPERAWATAN
2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan

Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-

Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk

menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Keperawatan

Gerontik dengan judul “Sumber Kontak Sosial”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis

mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini

nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat

banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Cilacap, 13 Maret 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH...............................................................................................................1

2
KATA PENGANTAR............................................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................................4

B. Tujuan.............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................6

A. Definisi Lanjut Usia.......................................................................................................6

B. Sumber Kontak Sosial pada Lansia...............................................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................................10

A. Kesimpulan..................................................................................................................10

B. Saran............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia jumlah lansia saat ini diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (satu dari
10 orang berusia lebih dari 60tahun), pada tahun 2025 diperkiraan jumlah lanjut usia
mencapai 1,2 miliyar. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk
berusia 60 tahun keatas berjumlah 17,8 juta/jiwa (8%) dari jumlah penduduk dan pada
tahun 2005 meningkat menjadi 20 juta jiwa (8,5%) dari jumlah penduduk dan pada
tahun 2010 meningkat menjadi 24 juta jiwa (9,8%) dari jumlah penduduk. Hal ini
membuktikan bahwa setiap tahunnya jumlah lansia meningkat.(Nugroho,20014)
Peningkatan jumlah lansia dapat menyebabkan munculnya permasalahan.
Permasalahan tersebut berkaitan dengan perkembangan kehidupan lansia salah satunya
adalah proses menua, baik secara fisik, mental maupun psikososial. Semakin lanjut
usianya maka kemampuan fisiknya akan menurun sehingga dapat mengakibatkan
kemunduran peran sosialnya. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya gangguan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantungan kepada
orang lain.
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-
tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi
tua. Hal ini normal dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan
yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis tertentu.(Lilik Ma’rifatul,2011)
Mengantisipasi kondisi masalah-masalah usia lanjut perlu ditingkatkan untuk
menjamin tercapainya usia lanjut yang bahagiadalam kehidupan keluarga dan
masyarakat Indonesia(Tamher&Noorkasiani,2009:148)salah satu gangguan yang
dapatmuncul pada lansia tersebut adalah gangguan fungsi kognitif dan afektif yang
dapat mempengaruhi fungsi sosial. Lansia yang mengalami kesulitan dalam mengingat
atauu kurangnya pengetahuan penting dilakukan pengkajian fungsi kognitif dengan
tujuan dapat memberikan informasi kognitif. Pengkajian fungsi kognitif dan afektif

4
dapat membantu mengidentifikasi lansia beresiko mengalami penurunan fungsi kognitif
dan afektif.(Gallo,Reichel & Anderson,2000)

B. Tujuan

a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan lansia untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan
kapasitas yang mereka miliki.
b. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan lansia yang dihadapi.
b. Mengidentifikasi sumber kontak sosial pada lansia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Lanjut Usia


Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia apabila
umurnya 65 tahun keatas (Efendi 2009). Lansia bukanlah suatu penyakit akan tetapi
merupakantahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang di tandai dengan penurunan
kemampuan tubuh untuk berdaptasi dengan stress lingkungan. Menurut Wordl
Health Organization, batasan umur lanjut usia terbagi dalam beberapa
tingkatan: Usia pertengahan (45-59) tahun, lanjut usia (60-74) tahun, lanjut usia
tua (75-90 )tahun, usia sangat tua ( > 90) tahun (Nurkasiani, 2009).
Menurut Undang Undang no 13 tahun 1998 yang berbunyi “ lanjut usia
adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Perubahan-perubahan yang
terjadi akibat proses penuaan lansia akan mengalami perubahan-perubahan yang
akan menuntut dirinya menyesuaiakan diri secara terus menerus. Apabila proses
menyesuaikan diri dengan lingkungan kurang berhasil makamunculah berbagai
masalah yang akan menyertai lansia di antaranya akan terjadi : Ketidakberdayaan
fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain, ketidakpastian ekonomi,
sehingga memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya, mencari teman baru
untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal atau pindah, mengembangkan
aktivitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyak, belajar
memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa (Iqbal; Chayatin; Santoso,
2009).
Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di
susunan saraf pusat (Darmojo & Hadi, 2000)T. erdapat dua jenis penuaan, antara lain
penuaan primer, merupakan proses kemunduran tubuh gradual tak terhindarkan yang
dimulai pada masa awal kehidupan dan terus berlangsung selama bertahun, terlepas
dari orang-orang lakukan untuk menundanya. Sedangkan penuaan sekunder
merupakan hasil penyakit, kesalahan dan penyalahgunaan factor-faktor yang

6
sebenarnya dapat dihindari dan berada dalam control seseorang (Papalia & Feldman,
2005).

B. Sumber Kontak Sosial pada Lansia


1. Persahabatan pribadi yang akrab
Persahabatan pribadi yang akrab dengan para anggota dari kelompok jenis
kelamin yang sama (pria dengan wanita atau wanita dengan wanita), yang
dibina ulang sejak masa dewasa atau pada awal tahun pernikahannya, sering
terhenti apabila salah satunya mati, atau pindah tempat tinggal sehingga
menjadi jauh, dalam hal seperti ini nampaknya seorang lansia tidak mampu lagi
untuk menetapkan jenis persahabatan lain yang semacam itu.
2. Kelompok persahabatan
Kelompok semacam ini terbentuk dari pasangan-pasangan yang bersatu,
yang dibentuk pada waktu mereka masih muda karena meraka mempunyai
minta dan kesenangan ini antara lain bisa berasal dari perkumpulan usaha para
suami atau karena para istri dengan keluarga mempunyai keinginan timbal
balik yang sama, atau dalam bentuk organisasi masyarakat. Pada saat para pria
mulai pensiun serta kegiatan para wanita dalam rumah tangga dan masyarakat
mulai berkurang, anggota kelompok persahabatan juga berkurang dan secara
bertahap mulai menghilang.
3. Kelompok atau perkumpulan
Apabila peranan kepemimpinan dalam kelompok atau perkumpulan formal
diambil oleh anggota yang lebih muda dan apabila perencanaan kegiatan
terutama berorientasi pada minat mereka yang lebih muda itu, orang usia lanjut
merasa tidak diperlukan lagi dalam organisasi semacam ini dan menghentikan
keanggotaan mereka dalam perkumpulan tersebut.

a) Kontak Sosial
Menurut Soeryono Soekanto (2002 dalam Bungin, 2008), kontak sosial
berasal dari bahasa latin con atau cum (bersama-sama) dan tango (menyentuh),
jadi artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisisk,
kontak sosial baru terjadi apabila adanaya hubungan fisikal, sebagai gejala

7
sosial hal itu bukan semata-mata hubungan dengan orang lain tanpa harus
menyentuhnya. Misalnya kontak sosial sudah terjadi ketika seseorang berbicara
dengan orang lain, bahkan kontak sosial juga dapat dilakukan dengan
menggunakan teknologi, seperti melalui telepon, telegrap, radio, surat, televisi,
internet dan sebagainya.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam lima bentuk, yaitu:
1. Dalam bewntuk proses sosialisasi yang berlangsung antara
pribadi orang perorangan. Proses sosialisasi ini memungkinkan
seseorang mempelajari norma- norma yang terjadi di masyarakatny.
Berger dan luckmann (bungin, 2001) mengatakan proses ini terjadi
melalui objektivasi, yaitu interaksi sosial yang terjadi dalam dunia
intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses
institusionalisasi
2. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok masyarakat atau
sebaliknya.
3. Antara kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya
dalam sebuah komunitas.
4. Antara orang perorangan dengan masyarakat global di dunia
international.
5. Antara orang perorangan, kelompok, masyarakat dan dunia global,
dimana kontak sosial terjadi secara simultan di antara mereka.

Kehidupan seseorang saat ini telah masuk pada dunia yang serba pilihan,
seseorang dapat memilih ia hidup dalam kelompok atau ia hidup dalam sebuah
masyarakat, bahkan ia boleh hidup dalam dunia yang serba gflobal.
Seseorang juga dapat memilih hidup dalam masyarakat, lokal atau memilih
hidup dalam masyarakat global, bahkan boleh hidup didalam kedua
kehidupan itu yaitu glokal (global-lokal), maka kontak-kontak sosial menjadi
sangat majemuk dan rumit. Kerumitan ini pula dipacu dengan perkembangan
tehnologi informasi, sehingga dimanapun ia berada, ia dapat melakukan kontak
sosial dengan siapa saja dan dimana saja yang ia inginkan. Kontak sosial bukan
saja menjadi kebutuhan, namun juga menjadi pilihan dengan siapa ia

8
melakukannya.
Secara konseptual kontak sosial dapat dibedakan antara kontak sosial primer
dan kontak sosial sekunder. Kontak sosial primer, yaitu kontak sosial yang
terjadi secara langsung antara seseorang dengan orang atau kelompok
masyarakat lainnya secara tatap muka. Sedangakn kontak sosial sekunder
terjadi melalui perantara yang sifatnya manusiawi maupun dengan teknologi.
Ketika masyarakat saat ini telah berkembang dengan tingkat kemajuan teknologi
informasi semacam ini, maka kontak-kontak sosial primer dan sekunder
semakin sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. Seperti kontak telepon yang
menggunakan teknologi dimana kontak terjadi antara orang perorangan (orang
dengan kelompok dan sebagainya), secara tatap muka dan saling dapat menyapa
namun dari tempat yang sangat jauh. Juga umpamanya kontak-kontak
pribadi yang terjadi dengan internet juga dapat langsung menyapa dan saling
tatap muka walaupun tempat mereka berjauhan. Semua ini menjadi fenomena
yang mengacaukan konsep- konsep lama tentang kontak sosial tersebut.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai sumber
kontak sosial pada lansia dapat disimpulkan bahwa adanya persahabatan pribadi yang
akrab, kelompok persahabatan, kelompok atau perkumpulan.

B. Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tau tentang sumber
kontak sosial pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran,
dimana fungsi tubuh sudah tidak optimal lagi sehingga lansia mudah mengalami stres
yang diakibatkan oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu lansia membutuhkan dukungan
dari keluarga untuk mengurangi stres dengan cara mengajak bercerita, jalan-jalan dan
mengajaknya berolahraga agar lansia sehat jiwa maupun raganya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Ruko Jambusari
No. 7A

Depkes RI. 1993. Buku Standar Keperawatan. Jakarta: Depkes RI

Gallo,J.J, Reichel, W & Anderson, L.M.2000.Buku Saku Gerontik.Jakarta:EGC.edisi ke-2

Nugroho, Wahjudi.2014.Keperawatan gerontikdan geriatrik.Jakarta:EGC.edisi ke-3

11

Anda mungkin juga menyukai