Anda di halaman 1dari 3

Nama : Niswatun Nadra Lubis

NIM : 0705173088
Kelas : Fisika-2/V
Mata kuliah : Fisiaka Gelombang

Gerak Harmonik Teredam dan Terpaksa

1. Gerak Harmonik Teredam


Tidak semua gerak pereiodik mengalami osilasi sempurna. Suatu titik tertentu akan
mengalami pelemahan pada akhirnya menjadi nol. Gerakan seperti ini disebut sebagai
Gerak Harmonik Teredam. Salah satu dari jenis umum dari gaya perlambatan adalah gaya
gesek, dimana gayanya sebanding dengan kecepatan benda bergerak dan bertindak dalam
arah yang berlawanan arah. Karena gaya penghambat dapat dinyatakan sebagai R=−bv
dimana b : adalah koefisien redaman dan v : adalah kecepatan dan gaya pemulih sistem
adalah – kx maka Hukum II Newton dapat ditulis sebagai berikut :
Σ F p=Σ F
−kx −R=m a x
−kx −bv=m a x

dx d2 x
−kx −b =m 2
dt dt
Ketika gaya perlambatan kecil dibanding dengan gaya pemulih maksimal yaitu b kecil.
Sehingga dijabarkan menjadi
− (2bm )t
x= A e cos ( ωt +φ )
Dimana frekuensi sudut osilasi :
2
k b
ω=
√ −
m 2m( ) atau
2
b

ω= ω0 − ( )
2m
Dimana ω 0 merupakan frekuensi alami dari sistem.
Benda yang pada mulanya bergetar atau berosilasi bisa berhenti karena mengalami
redaman. Redaman bisa terjadi akibat adanya gaya hambat atau gaya gesekan. Osilasi
yang mengalami redaman bisa disebut gerak harmonik teredam.
Jika hambatan atau gesekan cukup kecil maka benda tersebut akan mengalami redaman.
Adanya redaman menyebabkan Amplitudo berkurang perlahan-lahan hingga menjadi nol.
Amplitudo berkaitan dengan energi. Berkurangnya amplitudo osilasi menunjukkan bahwa
energi benda yang berosilasi berkurang. Energi ini berubah menjadi kalor (kalor
ditimbulkan oleh adanya gesekan). Redaman yang dialami oleh benda cukup kecil
sehingga osilasi benda menyerupai gerak harmonik sederhana.
Terdapat 3 jenis redaman (damping) yang dialami oleh benda yang berosilasi, antara lain :
redaman terlalu rendah (underdamped), redaman kritis (critical damping), dan redaman
berlebihan (over damping).
a. redaman terlalu rendah (underdamped)
benda yang mengalami underdamped biasanya melakukan beberapa osilasi sebelum
berhenti. Benda masih melakukan beberapa getaran sebelum berhenti karena redaman
yang dialaminya tidak terlalu besar. Ketika besarnya gaya perlambatan adalah
sedemikian kecil Rmax =b v max <k A , sistem ini dikatakan underdamped.
b. redaman kritis (critical damping)
benda yang mengalami critical damping biasanya langsung berhenti berosilasi (benda
langsung kembali ke posisi setimbangnya). Benda langsung berhenti berosilasi karena
redaman yang dialaminya cukup besar. Ketika b mencapai b c nilai kritis b c /2 m=ω 0 ,
sistem tidak berosilasi dan dikatakan teredam kritis.
c. redaman berlebihan (over damping).
Over damping mirip seperti critical damping. Bedanya pada critical damping benda
tiba lebih cepat diposisi setimbangnya sedangkan pada over damping benda lama
sekali tiba diposisi setimbangnya. Hal ini disebabkan karena redaman yang dialami
oleh benda jika medianya begitu kental bahwa gaya perlambatan besar dibnadingkan
dengan gaya pemulih yaitu jika b /2 m>ω 0 merupakan sistem overdamped.
2. Gerak Harmonik Terpaksa
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika rangsangan
tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi natural sistem,
maka akan didapat keadaan risonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi.
Apabila ketika pegas berosilasi dengan frekuensi alaminya, pegas tersebut didorong lagi
maka sistem-pegas benda tersebut mengalami osilasi paksa. Disebut osilasi paksa karena
ketika sistem pegas-benda berosilasi dengan frekuensi alaminya, ada gaya luar yang
memaksa sistem pegas-benda untuk berosilasi.
Amplitudo pada gerak harmonik terpaksa adalah
F eks /m
A=
2

√ 2
( ω2−ω20 ) + ( )m
Keterangan :
A : Amplitudo (m)
F eks : Gaya Luar (N)
ω : frekuensi sudut pada gaya periode (rad/s)
ω 0 : frekuensi alami osilator teredam (rad/s) dimana b = 0
m : massa beban (kg)

Anda mungkin juga menyukai