KELAS: XI MIPA D
Islam merupakan salah satu agama dengan jumlah penganut terbesar kedua di dunia. Islam
merupakan agama yang diturunkan kepada Nabi terakhir yakni Muhammad SAW. Tugas
Nabi adalah sebagai rahmatan lil 'alamin. Beliau menyebarkan nilai-nilai tauhid di seantro
jazirah Arab dan belahan dunia lainnya. Ketika menjalankan misi tersebut, di sisi lain Nabi
juga membangun peradaban Islam yang lambat laun semakin besar dan berkembang pesat.
Peradaban yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW adalah peradaban yang dibangun di
atas pijakan pandangan dunia agama bukan materi. Islam lebih mengedepankan nilai-nilai
ruhani dan kemanusiaan. Namun, seiring berkembangnya zaman, perkembangan dunia
Islam ini juga menjamah ke dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, pemerintahan,
perdagangan, politik, kebudayaan, dan bidang kehidupan lainnya.
Peradaban islam merupskan identitas umat islam yang terjadi sejak masa lampau.
Sedangkan sejarah peradaban islam didefinisikan sebagai perkembangan atau kemajuan
kebudayaan islam dalam perspektif sejarahnya. Menurut Harun Nasution, sejarah islam
terbagi ke dalam 3 periode, yaitu :
1. Masa Klasik
Tahun 650-1250
2. Masa Pertengahan
Tahun 1250-1800 M
3. Masa Modern
Masa Kejayaan Islam dimulai pada masa klasik, yaitu tahun 750 M - 1258 M. Pada kurun
waktu ini, terdapat dua kerajaan besar, yaitu kerajaan Umayyah (Daulah Umayyah) dan
kerajaan Abbasiyah (Daulah Abbasiyah). Kemajuan islam pada kDaulah Umayyah adalah di
bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, serta bidang militer.
Sedangkan kemajuan pada Daulah Abbasiyah ditandai dengan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan.
Masa ini adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan, dan insinyur di Dunia Islam menghasilkan
banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan
menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi
mereka sendiri. Sebelum Islam datang di Mekkah, Kota Mekah sendiri merupakan pusat
perdagangan di Jazirah Arab.
Sebelum diangkat menjadi Rosul, Nabi Muhammad SAW juga merupakan seorang
pedagang. Tradisi ziarah ke Mekah menjadi pusat pertukaran gagasan dan barang. Pengaruh
yang dipegang oleh para pedagang Muslim atas jalur perdagangan Afrika-Arab dan Arab-
Asia sangat besar sekali.
Akibatnya, peradaban Islam tumbuh, berkembang, dan meluas dengan berdasarkan pada
ekonomi dagangnya. Pada masa kepemimpina beliau, terjadi beberapa peperangan dalam
islam untuk mendapatkan suatu wilayah dan menyebarkan ajaran islam, selain itu juga
dilakukan pengembalian fungsi ka'bah dan diadakan berbagai pembangunan di Mekkah.
Setelah mengembangkan kota Mekkah, Nabi Muhammad dan para pengikutnya hijrah ke
Yatsrib (Madinah) untuk menyerukan ajaran islam. Dalam perkembangannya banyak
peristiwa yang terjadi dalam islam. Hingga pada saat Nabi melakukan ibadah yakni haji
wada', beliau mengehembuskan nafas terakhirnya.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, kepemimpinan islam dipegang oleh Khulafaur
Rasyidin. Khulafaur Rosyidin adalah empat khalifah besar yang memimpin umat Islam
memberi pengaruh yang berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan
peradaban Islam di dunia. Empat khalifah tersebut adalah Abu Bakar As Siddiq, Umar Bin
Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib. Pada masa ini, terjadi berbagai
perkembangan dalam islam, diantaranya adalah pembukuan mushaf Al-Qur'an.
Setelah masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin berakhir, maka kepemimpinan umat Islam
di Jazirah Arab dipegang oleh kekuasaan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Pada masa
kepemimpinan dua dinasti ini Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat dan mulai
menyebarkan ajarannya hingga ke Eropa.
Dinasti Bani Umayyah berlangsung selama 90 tahun lamanya dan kepemimpinan baiklah
berbentuk monarki hereditas yakni dalam sistem kerajaan yang pemimpinnya diturunkan
atas nasab atau keturunan para raja. Pusat pemerintahan dan ibukota Bani Umayyah ada di
Damaskus dan mereka menganut Islam aliran sunni. Pada masa Bani Umayyah Islam mulai
masuk ke Eropa melalui Spanyol atau daerah Andalusia.
Terjadi peperangan antara tentara Islam yang dipimpin oleh Thariq Bin Ziyad dengan
pasukan raja Visigoth dari Spanyol yang dikenal dengan perang Guadalitte. Setelah Setelah
mengalami perluasan wilayah dan beberapa kemunduran yang disebabkan oleh banyaknya
tokoh yang berkhianat dan pemerintahan tipu muslihat akhirnya kekuasaan Bani Umayyah
berakhir dan selanjutnya Diteruskan oleh daulat Bani Abbasiyah.
Daulat Bani Abbasiyah mulai berkuasa sejak berakhirnya kepemimpinan Bani Umayyah dan
pemerintahan Bani Abbasiyah berlangsung sekitar 508 Tahun lamanya. Pemerintahan Bani
Abbasiyah dipengaruhi oleh kerajaan Persia dan Turki serta mencapai puncak keemasannya
pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al Rasyid pada tahun 786 hingga 809 Masehi dan
putranya Al Ma'mun yang berkuasa dari tahun 813 hingga 833 Masehi.
Pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah berubah-ubah sesuai dengan raja yang berkuasa pada
saat itu dan pusat pemerintahannya berada di Kota . Dinasti Bani Abbasiyah menganut Islam
aliran Syiah dan pada masa kepemimpinan Bani Abbasiyah, Islam mengalami kemajuan yang
sangat pesat di bidang ilmu pengetahuan dan bahkan melebihi dunia barat saat itu.
Pada akhirnya kekuasaan bani Abbasiyah mengalami kehancuran akibat persaingan antar
bangsa konflik keagamaan dan ancaman kerajaan di Eropa serta gaya hidup mewah dari
para raja mereka itu sendiri.
Dalam perkembangannya, tidak hanya bidang keilmuan saja yang mengalami perkembangan
pesat, banyak hal-hal lain dan perkembangan yang dialami oleh masyarakat yang
membangun peradaban Islam namun akhirnya peradaban tersebut hancur. Hancurnya
peradaban islam tersebut disebabkan oleh berbagai factor, diantaranya adalah:
Adanya peperangan yang mengalahkan tentara muslim sehingga mereka harus Terusir dari
benua Eropa. Kerajaan-kerajaan barat bersatu dan mengusir umat Islam dari Eropa dengan
sangat kejam
Peradaban Islam di timur juga dihancurkan oleh bangsa Mongol yang terkenal kejam dan
tidak berperikemanusiaan.
Sejak saat itu peradaban Islam mengalami kemunduran dan bangsa barat mulai mengalami
kemajuan dikarenakan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh dari bangsa muslim
sebelumnya. Mereka menghancurkan semua ilmu pengetahuan dan menyalin kitab-kitab
dan ilmu yang telah dikembangkan oleh para ilmuwan muslim pada saat itu.
Kerajaan-kerajaan tersebut akhirnya melakukan ekspansi dan perluasan wilayah ke Asia dan
Amerika serta benua lainnya untuk menyebarkan agama mereka dan mencari kekayaan.
Meskipun peradaban Islam setelah abad pertengahan dan saat ini Islam adalah salah satu
agama yang banyak berkembang di berbagai belahan dunia.mengalami kemunduran akan
tetapi Islam tetap dapat tersebar ke seluruh penjuru dunia.
Kekuasaan Turki
Usmani
Diantara negara-negara penduduk mayoritas umat Islam, yang memerdekakan dirinya dari
penjajahan seperti:
• Irak merdeka secara formal dari penjajah Inggris 1932 M, tetapi sebenarnya baru
benar-benar merdeka 1958 M.
• Mesir secara formal memperoleh kemerdekaan dari Inggris tahun 1922 M. Namun
Mesir baru merasa benar - benar merdeka pada 23 Juli 1952. Yakni setelah Jamal
Abdul Nasir menjadi penguasa. Karena dapat menggulingkan Raja Faruq yang dalam
masa pemerintahannya mendapat pengaruh Inggris yang sangat besar.
• Libya tahun 1951 M, Sudan dan Maroko tahun 1956 M, dan Aljazair tahun 1962 M
merdeka dari Perancis.
• Malaysia tahun 1957 M, dan Brunei Darussalam tahun 1984 M merdeka dari
penjajah Inggris .
• Di Asia Tengah, negara - negara yang merdeka dari Uni Soviet tahun 1992 M adalah
Uzbekistan, Kirghstan, Kazakhtan, dan Azerbaijan. Bosnia merdeka dari penjajah
Yogoslavia juga tahun 1992 M.
Gerakan Wahabi
Kondisi politik dan budaya Arab Saudi masa sekarang merupakan hasil dari pergerakan
keagamaan yang berawal di pusat Arabia pada pertengahan abad kedelapan belas.
Kegerakan ini, secara luas dikenal sebagai gerakan Wahabi, merupakan hasil dari dakwah
Muhammad Bin Abdul Wahab, seorang ulama Islam yang belajar di Mesopotamia dan Hijaz
sebelum akhirnya kembali ke tempat asalnya, Najd untuk mendakwahkan ajarannya yang
dianggap reformasi Islam.
Muhammad Bin Abdul Wahab prihatin dengan cara ibadah penduduk Najd yang dianggap
seperti penyembahan berhala, contohnya berdoa kepada orang-orang suci, ziarah ke kubur
dan Masjid khusus, memuliakan pohon, goa dan batu.
Ia juga prihatin mengenai kurangnya pemahaman masyarakat saat itu terhadap hukum
Islam dan cara beragama yang benar. Tidak memerhatikan para janda dan anak yatim,
banyaknya perzinahan, meremehkan kewajiban Sholat, dan gagal melaksanakan pembagian
waris yang adil terhadap wanita.
Di saat Muhammad Bin Abdul Wahab mulai berdakwah guna melawan praktik-praktik yang
dianggapnya tidak Islami itu, dan dia menganggapnya sebagai praktik Jahiliyah---yang
merupakan atribut yang sama diberikan pada penduduk Arab di masa sebelum Nabi SAW.
Pada awal dakwahnya, Bin Abdul Wahab berhadapan dengan para penentangnya, namun
kemudian ia mendapat perlindungan dari seorang kepala Suku lokal bernama Muhammad
Bin Saud, dengannya ia bersekutu.
Hubungan antara Al Saud dan Bin Abdul Wahab, beserta keturunan dan para pengikutnya
secara efektif merubah kesepakatan (Kesetiaan) bersifat politik menjadi sebuah "kewajiban
dalam agama".
Menurut fatwa Muhammad Bin Abdul Wahab, setiap Muslim harus mem-bai'at, kepada
penguasa Muslim selama hidupnya. Sedangkan si penguasa, berhutang karena bentuk bai'at
itu dari rakyatnya dan dituntut untuk memimpin masyarakatnya sesuai hukum Allah.
Karena menurutnya tujuan inti dari masyarakat ialah menjadi pemegang dan pengamal yang
hidup terhadap hukum-hukum Allah Ta'ala, dan hal ini merupakan tanggung jawab sah
seorang penguasa untuk memastikan bahwa rakyatnya mengetahui hukum Allah Ta'ala dan
hidup dibawah naungannya.
Selanjutnya Muhammad Bin Saud merubah ibukota, Ad Diriyah, menjadi pusat studi Islam
dibawah bimbingan Muhammad Bin Abdul Wahab dan ia mengirimkan para pendakwah
untuk menyebarkan "Islam reformasi" ini ke semenanjung Arab, teluk dan hingga Siria dan
Mesopotamia.
Dibawah bendera agama dan dakwah Tauhid ala Muhammad Bin Abdul Wahab dan
kepatuhan total terhadap penguasa Muslim, maka Al Saud memperbesar dominasinya
hingga menyebrang semenanjung dari Mekah hingga Bahrain pada tahun 1803,
menempatkan para guru agama, membangun sekolah dan para aparat untuk berkuasa.
Pengaruh cara beragama Bin Abdul Wahab sudah tertancap kuat dimasyarakat ini sebagai
hasil keberhasilan kerja-sama antara Bin Abdul Wahab dan Al Saud, dapat dilihat meski
Sultan Otoman berhasil menghancurkan pengaruh politik Wahabi dan meluluh-lantahkan
ibukota Wahabi di Ad Diriyah pada tahun 1818, namun ajaran Wahabi sudah tertanam
secara paten di sejumlah distrik bagian Selatan Najd dan Jabal Shamar dibagian utara.
Pada akhirnya ajaran Wahabi menjadi ideologi utuh dan memperoleh legitimasi politik di
semenanjung Arab disaat trah Al-Saud kembali meraih kekuasaan seabad kemudian.
Ajaran utama Muhammad Bin Abdul Wahab ialah Tauhid. Pergerakan ini dikenal oleh para
pengikutnya sebagai ad dakwah lil Tawhid, dan mereka yang mengikutinya disebut
Muwahhidun. Panggilan Wahabi sudah menjadi trade mark dan digunakan oleh para ulama
Najd dimasa sekarang.
Penekanan Tauhid oleh Abdul Wahab merupakan upaya membedakan diri dari Sirik,
penyembahan berhala, dan mempersekutukan manusia maupun objek sebagai kekuataan
sebanding dengan Tuhan.
Bin Abdul Wahab juga mengutuk sejumlah praktik yang ia pandangan dapat membawa
kepada Syrik, seperti berdoa kepada orang-orang suci, kuburan dan menggunakan Wasilah.
Alhasil para Wahabi melarang diberikan nama, tanda dan identitas apapun pada batu nisan
dan pula membangun tempat ibadah yang dianggapnya berpotensi mendatangkan praktek
Syirik.
Selain itu juga praktek-praktek seperti peringatan kelahiran Nabi (Maulid), mistik Sufi dan
upacara duka ala Syiah di larang.
Fatwa pengutukan terhadap segala praktek yang dianggap Syirik, di hadirkan dengan agresi
militer pada tahun 1802, para Wahabi menjarah dan menghancurkan salah satu kuil Syiah,
makam Husain, putra dari Ali Bin Abi Thalib dan cucu Nabi di Karbala Irak.
Pada tahun 1804 para Wahabi menghancurkan sejumlah makam di komplek pemakaman
dari para orang suci di Madinah.
Wahabi mengikuti mazhab Ahmad Bin Hanbal, para ulamanya hanya menerima otoritas al-
Quran dan as-Sunnah. Para ulama Wahabi menolak pemahaman Takwil dikarenakan
dianggap Bid'ah.
Ajaran Wahabi amat menekankan penampilan luar dan tingkah laku yang tampak sebagai
ceminan iman seseorang. Cara seseorang berpakaian, beribadah, atau aktivitas lainnya
menjadi "pengesahan" oleh masyarakat apakah orang tersebut Muslim sejati atau bukan.
Karena bagi Wahabi, keimanan seseorang dapat terlihat dengan cara yang kasat mata.
Seorang Muslim dapat menjadi objek penilaian publik hanya dengan mengamati kelakuan
dan penampilannya.
Mutawin bertugas sebagai "misionaris", pengatur moral publik, dan sebagai hakim publik
untuk urusan agama yang berdakwah setiap Jum'at.
Para Mutawi ini bertugas untuk menceramahi bahkan menyeret bahu mereka untuk
memaksanya agar Sholat. Sebagai tambahan, mereka juga bertanggung jawab untuk
mengawasi penutupan toko pada waktu Sholat, kondisi moral publik seperti memainkan
musik, merokok, meminum alkohol, memiliki rambut panjang (Untuk pria) dan tidak
tertutup (Untuk wanita) dan berpakaian sesuai Syariat.
Pengertian Pan Islam secara klasik adalah penyatuan seluruh dunia Islam di bawah satu
kekuasaan politik dan agama yang di kepalai seorang kholifah. Secara modern dapat
diartikan bahwa kepemipinan khalifah tersebut hanya meliputi bidang agama. Pada masa
Usmani muda, Turki berusaha menggunakan Pan-Islam untuk menyatukan seluruh umat
Islam di bawah kesultanan Usmani. Usaha ini cepat menarik perhatian Asia Afrika yang pada
waktu itu hampir seluruhnya sedang di jajah oleh Barat. Ide Pan Islam ini akan
memanfaatkan kemajuan Barat dan meyesuaikanya dengan ajaran Islam. Dalam
perkembangan selanjutnya, Pan Islam sekedar berusaha untuk menyatukan seluruh umat
Islam dalam satu ikatan setia kawan, atau menghidupkan rasa ukhuwah islamiyah di
kalangan dunia Islam. Meskipun demikian, Pan Islam dalam pengertian ini tetap dianggap
berbahaya oleh negara-negara penjajah, karena bisa membangkitkan perlawanan bangsa-
bangsa Islam yang dikuasainya.[1]
Berkembangnya Pan Islamisme pada awalnya berasal dari gagasan Jamaluddin al-Afghani
(1839-1897). Jamaluddin al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam Islam
yang tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah dari satu negara Islam ke negara Islam yang
lain. Pengaruh terbesar ditinggalkannya di Mesir.[2] Jamluddin al-Afgahni lahir di Afganistan
pada tahun 1839 M. dan meninggal dunia pada tahun 1987 M. dalam sisilah keturunannya
al-Afgani adalah keturunan nabi dari Sayyidina Ali ra.
Pendidikannya sejak kecil sudah diajarkan mengkaji al-Qur’an dari ayahnya sendiri, setelah
itu belajar bahasa Arab dan Sejarah. Ayahnya mendatangkan guru ilmu Tafsir, ilmu Hadist
dan Ilmu Fiqih yang dilengkapi juga tentang Ilmu Ketuhanan dan ilmu Tassawuf, kemudian
dikirim ke india untuk mempelajari ilmu pengetahuan modern ( Eropa).
Pengabdiannya pertama di Afganistan ketiak ia berusia dua pulih dua tahun ia telah menjadi
pembantu pengeran Dost Muhammad Khan di Afganistan. Di tahun 1864 M. ia menjadi
penasihat Seher Ali Khan, beberapa tahun kemudian ia di angkat menjadi Perdana Mentri
oleh Muhammad A’zam Khan.[3] Karena kesuliatn-kesuliatn yang dialaminya sejak invasi
Inggris dai Afganistan tahun 1869 ia memulai pengembaraannya ke luar negri. India
merupakan tujuan pertamanya.
Tidak beberapa lama, lagi-lagi kerna masuknya tentara Inggris di India, ie malnjutakan
perjalanannya ke Mesir tahun 1971. Selama di Kiro, Mesir Ia memusatkan perhatiannya
kepada kajian-kajian ilmiah, dengan meberikan kuliah umum, ceramah dan diskusi. Murid-
muridnya kebayakan dari kalangan mahasiswa, dosen, pejabat hukumdan pejabat
pemerintahan. Diantara murid-muridnya yang muncul dan menjadi tokoh pembaharuan
Islam antara lain Muhammad Abduh an Sa’ad Zaghul. Di mesir inilah Jamaluddin al-Afgani
merumuskan pemikiran tentang teori-teoari pembaharuan yang kemudain di kenal sebagai
Pan Islamisme.
Isi gerakan Pan Islamisme dapat dilihat dari teori pembaharuan yang dikemukakan oleh
Sayid Jamaluddin Al-Afgani. Sayid Jamaluddin Al-Afgani mengungkapkan bahwa:
1. Islam adalah agama yang sesuai untuk semua bangsa maupun zaman. Kalau
kelihatan ada pertentangan antara ajaran-ajaran Islam dengan kondisi perubahan
zaman, maka penyesuaian dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi dan
pengertian baru tentang ajaran itu.
2. Kemunduran yang dialami oleh umat Islam tak lain karena telah meninggalkan ajaran
Islam yang sesungguhnya.
3. Pemahaman terhadap qadha dan qadar dirusak oleh sebagian ulama, menjadi
fatalisme yang membawa umat Islam kepada keadaan statis.
4. Pemahaman yang keliru terhadap hadits Nabi menyatakan bahwa umat Islam akan
mengalami kemunduran di akhir zaman membuat umat Islam tidak merubah
nasibnya.
5. Jalan keluarnya adalah melenyapkan pengertian yang salah itu dan kembali kepada
ajaran Islam yang sebenarnya (Sejarah dan Kebudayaan Indonesia Jilid III, 1982)
Lothhrop Stoddard menyatakan bahwa:” inti dari ajaran Jamluddin al-Afghani dapat
disimoulkan bawa dunia Barat menindas dunia Timur, jiwa Perang Salib tetap membakar di
dunia Barat. Kefanatiakan dunia Barat tetap menyala tersimpan di jiwa mereka. Mereka
selalu berusaha dengan segala cara untuk menumpas setiap gerakan yang di usahakan Islam
untuk memperbaiki diri dan membangkitakan umatnnya
Oleh karena itu marupakan kewajiban bagi dunia Islam supaya berastu menolak serangan
Barat agar dapat mempertahankan identitasnya. Untuk itu tidak ada jalan lain kecuali
mencari sebab-sebab kenajuan Barat dan memegang teguh cara-cara yang menyebabkan
orang barat itu maju dan kuat”
Goldziher berkata:” Sebenranya Jamaluddin sebagaimana dilihat oleh Brown adalah seorang
ahli filsafat, penulis, orator dan wartawan. Lebih dari itu ia adalah politikus, orang-orang
yang mencintai melihatnya sebagai nasionalis besar, musuh-musuhnya melihatnya sebagai
pemberontak yang membahayakan. Ia mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
gerakan deokrasi yang timbul pada sepuluh tahun teakhir di pemerintahan-pemerintahan
Islam. Ia berusaha membebaskan raja-raja Islam dari pengusaan Eropa dan menyelamatkan
mereka dari monopoli asing, berusaha untuk meningkatakan masalah-masalah dalam negeri
dunia Islam dengan administrasi pemerintahan yang bebas da teratur. Ia juga bermaksud
untuk mendirikan Pan Islamisme yang diadalamnya terhimpun pemerintahan-pemerintahan
Islam, diantaranya Iran yang Syiah, supaya dengan persatuan itu dapat mencegah infiltrasi
bangsa Eroa pada masalah-masalah umat Islam”
Oleh karena itu dapat kita simpulkan menjadi dua tentang pemikiran pembaharuan Sayid
Jamaluddin al-Afghani:
2. Melawan penduduk asing agar dunia timur kembali memperoleh kemerdekaan dan
mengadakan hubungan satu sama lainnya, untuk dapat bersama-sama melindungi drir
mereka dari bahaya yang mengancam mereka.[7]
Pan Islamisme bukan berarti leburnya kerajaan-kerjaan Islam menjadi satu, tetapi mereka
harus mempunyai satu pandangan dalam kerja sama. Persatuan kerja sama merupakan
sendi yang amat penting dalam Islam. Persatuan umat Islam hanya dapat tercapai bila
berada dalam kesatuan pandangan dan kembali kepada ajaran Islam yang murni yaitu al-
Qur’an dan Sunnah Rasul. Utuk mencapai usaha-usaha pembaharuan tersebut diantaranya:
2. Orang harus yakin bahwa bahwa ia dapat mencapai tingkatan/derjata budi luhur
3. Rukun iman harus betul-betul menjadi pandangan hidup dan kehidupan manusia bukan
sekedar ikut ikutan belaka
4. Setiap generasi ummat harus ada lapisan istimewa untuk memberikan pengajaran dan
pendidikan pada manusia yang bodoh dan juga memerangi hawa nafsu yang jahat dan juga
menerapkan kedisiplinan.[8]
Pengaruh Pan Islamisme ini meluas ke seluruh negara Islam di dunia. Terbentuknya Liga
Dunia Islam (Muslim Word League atau Rabitah al-Alam al-Islam) pada 1962 merupakan
bentuk nyata dari gerakan Pan Islamisme. Liga Dunia Islam yang didukung oleh 43 negara
kemudian menyelanggarakan konferensi Islam dan berbagai kegiatan lainnya. Raja Faisal
dan Shah Iran pada 1965 menyerukan pentingnya menyelenggrakan Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) Islam bagi para negara muslim di Makkah. Gagasan tersebut sesungguhnya
merupakan bagian dari usaha mewujudkan semangat Pan Islamisme.[9]
Sampai pada abad ke-20, perkembangan Islam di Indonesia semakin tampak. Kuatnya arus
perkembangan Islam ini adalah akibat dari proses menyebarnya gerakan Pan-Islamisme
(kebangkitan Islam) yang datang dari Timur Tengah. Melalui gerakan inilah, semangat
pembaruan Islam hadir dan mewarnai pemikiran orang Indonesia yang sebelunya telah
memeluk agama Islam. Bangkiynta kekuatan Islam di Timur Tengah, memberikan
sumbangsih cukup besar terbentuknya rasa kesatuan di kalangan bumiputera. Tidak
terlepas dari dasar utama Turki yang Islam, sebuah kesadaran akan terbentuknya “Islam
satu” menjadi bagian motivasi penting dalam membantu umat Islam di Indonesia. Pan-
Islamisme yang dimotori Turki dan juga perkembangan afiliasi politik internasional antara
Turki dan Jerman, memberikan perhatian terhadap umat Islam di Indonesia.
Semangat gerakan Pan-Islamisme yang ada di Timur Tengah, hadir ke Indonesia di bawah
oleh para haji yang datang setelah menunaikan ibadah haji di Mekkah. Keterkaitan antara
para haji sebagai penyebar warta Islam di Indonesia dengan perkembangan Pan-Islamisme
di Timur Tengah bukanlah semata-mata sebuah kebetulan. Keterkaitanya diantara keduanya
selain sebagai sebuah upaya para haji untuk mendapatkan ilmu agama Islam di Mekkah,
juga terkait sebuah proses politik panjang yang dialami oleh para haji di Mekkah menjelang
abad ke-20.[10]
Seiring dengan laju perkembangan Pan-Islamisme, Indonesia secara ketat telah dicengkeram
oleh kolonialisme Belanda. Pemerintah Hindia Belanda sangat ketat dalam memberlakukan
pencegahan terhadap laju perkembangan Islam itu. Dengan demikian, semangat
kebangkitan Islam yang datang dari Mekkah, akhirnya menjadi media untuk
memperjuangkan kepentingan umat Islam di Indonesia. Pada prosesnya, wacana Pan-
Islamisme semakin bersentuhan dalam ranah politik, sebagai uapaya untuk
memperjuangkan rakyat bumiputera yang tertindas oleh bentuk kolonialisme Belanda. Pada
tahap inilah, Pan-Islamisme telah melebur dalam semangat perjuangan pembebasan melalui
berbagai bentuk seperti pemberontakan, pergerakan melalui organisasi modern, dan lain-
lain.[11]
Islamisasi yang telah berjalan sangat lama di Indonesia melalui para agennya dan di
masanya masing-masing, menjadikan Islam menyebar di Indonesia. Islam menjadi bagian
yang tidak terpisahkan bagi bumiputera. Islam telah mendarah daging di dalam sanubari
bumiputera, dan haji menjadi penyambung warta yang sangat penting bagi tingkat keilmuan
serta nilai-nilai mistik (sebagai bentuk sinkretisme budaya) lainya yang telah bercampur
seiring menyebarnya Islam di Indonesia.
Keterhubungan antara Timur Tengah dengan Indonesia juga tampak pada proses
pembentukan organisasi Islam yaitu SI. Sejak pendirianya, para tokoh SI telah melakukan
kontak dengan Turki. Turki sangat mendukung bagi kebesaran SI dalam memperjuangkan
kepentingan Islam bumiputera untuk melawan kolonialisme Belanda. Pan-Islamisme tidak
sekedar mengilhami terbentuknya persatuan bumiputera dan umat Islam di Indonesia,
melainkan, menjadi penguat basis ideologis Islam dalam membentuk persatuan Islam
internasional di Indonesia. Pada tahap inilah, semangat gerakan Pan-Islamisme semakin
tampak dan cenderung menjadi bagian penting dalam proses perjuangan rakyat bumiputera
(terutama SI) dalam melawan penjajahan Belanda yang kafir.[12]
2. Pada periode ini BARAT MENDOMINASI DUNIA DI BIDANG POLITIK DAN PERADABAN.
Pembaharu Ternama Dunia Lainnya
Muhammad Ali Pasha lahir bulan Januari 1765 di Kavala Albania Yunani dekat pantai
Macedonia dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Dialah pendiri dinasti Mesir yang
keturunannya memerintah Mesir sampai tahun 1952. Sejak kecil ia memiliki keterampilan
dan kecerdasan luar biasa. Dalam perjalanan kariernya, banyak usaha yang dilakukan untuk
memperbaharukan atau memodenisir keadaan umat Islam yang telah jauh tertinggal dari
negaranegara Barat. Beberapa Ide Pembaharuan Muhammad Ali Pasha :
Terinspirasi oleh pelatihan militer bangsa Eropa, Muhammad Ali kemudian melatih bala
tentaranya berdasarkan “Nidzam al-Jadid“ atau bisa disebut dengan peraturan baru. Ia
mengatur tentara-tentara Mesir dan mulai memperkuatkannya dengan menjadikan para
petani luar daerah untuk mengikuti wajib militer. Upaya itu ternyata cukup berhasil untuk
menjadikan kekuatan militer Mesir semakin berkembang.
2. Bidang Ekonomi dan Sosial. Muhammad Ali Pasha sangat memahami bahwa di belakang
kekuatan militer mesti harus ada kekuatan ekonomi yang sanggup membelanjai
pembaharuan di bidang militer dan bidang-bidang yang bersangkutan dengan militer. Jadi
dua hal yang penting baginya, kemajuan ekonomi dan kekuatan militer, dan dua hal ini
menghendaki pengetahuan atau ilmu ilmu modern. Salah satu dampak perkembangan
ekonomi tersebut adalah ekspor kapas ke negara Eropa.
Hal itu sangat menguntungkan, karena adanyaangsuran terhadap para petugas administrasi
yang dijadikan sebagai salah satu titik poin keuntungan bagi Mesir. Selain itu wisatawan
asing juga turut menyumbangkan pendapatan bagi devisa negara. Pengambil alihan
pemilikan tanah oleh negara dan hasilnya dipergunakan untuk kepentingan pembangunan
negara. Harta kaum Mamluk yang telah dimusnahkannya dirampas, demikian pula dengan
harta-harta orang kaya di Mesir berada di bawah kekuasaannya. Untuk meningkatkan
perkembangan ekonomi Muhammad Ali Pasha juga membangun sistem irigasi, sehingga
hasil pertanian menjadi lebih baik.
Karena Mesir adalah negara pertanian, di samping memperbaiki irigasi lama ia juga
mengandalkan irigasi baru, memasukkan penanaman kapas dari India dan Sudan dan
mendatangkan ahli pertanian dari Eropa untuk memimpin pertanian. Dalam tatanan sosial
Muhammad Ali Pasha mengubah pengaturan administrasi bagi penduduk desa dan kota
dengan sistem yang lebih modern. Pembangunan prasarana masyarakat umum mulia
digalakkan, seperti pembangunan Rumah Sakit, sekaligus mendatangkan beberapa dokter
spesialis untuk menangani problematika penduduk setempat. Hal itu tidak lain adalah
sebagai bentuk kekhawatiran Ali Pasha terhadap kesejahteraan penduduk desa yang
mengikuti wajib militer. Terutama ketika virus cacar mulai melanda sebagian penduduk
Mesir ketika itu. Usaha terhebat lainnya adalah dengan terselesaikannya pembangunan
sebuah terusan kuno yang menghubungkan antara Alexandria dengan sungai nil. Menurut
beberapa laporan, upaya tersebut diawali dengan penggalian yang mengerahkan kurang
lebih 100.000 petani Mesir.
Dari hal tersebut meningkat pulalah pusat irigasi dari tahun 1813-1830 M hingga 18%, yang
sebelumnya proyek irigasi ini sangat lemah dan kurang menguntungkan terlebih ketika masa
awal kepemimpinannya. Anda belum mahir membaca Qur'an? Ingin Segera Bisa? Klik disini
Sekarang!
3. Dalam Bidang Pendidikan. Dalam bidang pendidikan walaupun ia buta huruf, namun ia
menaruh perhatian besar pada perkembangan ilmu. Hal ini terbukti dengan dibentuknya
kementrian pendidikan. Setelah itu didirikan Sekolah Militer tahun 1815 M, Sekolah Teknik
tahun 1816 M, Sekolah Kedokteran tahun 1827 M, Sekolah Pertanian dan Apoteker tahun
1829 M, Sekolah Pertambangan tahun 1834 M dan Sekolah Penerjemah tahun 1839 M.
Selain itu, ia juga banyak mengirim pelajar ke Perancis untuk belajar pengetahuan berupa
sains dan teknologi Barat di Perancis. Menurut catatan sejarah ia mengirim 311 pelajar
Mesir ke Italia, Perancis, Inggris dan Austria dengan mengambil disiplin keilmuan yang
beragam seperti kemiliteran, ilmu administrasi, arsitek, kedokteran dan obat-obatan.
Selain mendirikan beberapa sekolah dan mengirim pelajar ke luar ia juga melakukan
penerjemahan buku-buku terbitan Eropa dalam skala yang besar. Di samping
mendelegasikan pelajar Mesir ke Eropa ia juga mendatangkan guru-guru agung Eropa untuk
mengajar di sekolah-sekolah yang telah ia bangun. Muhammad Ali juga menerbitkan
majalah berbahasa Arab pertama kalinya yang diterbitkan tahun 1828 M, ia menamainya
dengan majalah “ al-Waqa’i al-Mishriyah” (Berita Mesir). Majalah ini digunakan rezim
Muhammad Ali sebagai organ resmi pemerintah. Inilah pembahasan singkat mengenai
Muhammad Ali pasha, begitu banyak peninggalan termegah Muhammad Ali yang bisa kita
lihat di perbukitan Jabal Muqatam, ia dengan mengerahkan desainer Yunani bernama Yusuf
Bushnak akhirnya berhasil membuat Masjid indah dengan corak menara Turki yang
berwarna putih perak. Jika kita amati, masjid ini terbuat dari bahan marmer yang menawan,
maka tidak heran jika mayoritas penduduk Mesir menamainnya sebagai masjid Alabaster. Di
dalam masjid inilah jasad Muhammad Ali dikuburkan, meskipun ia meninggal di Alexandria.
Jasa lain Muhammad Ali adalah melakukan renovasi benteng Sholahuddin yang dibangun
pertama kali oleh pahlawan Perang Salib muslim, Sholahuddin al-Ayyubi. Dalam hal ini, ia
banyak melakukan perbaikan tembok-tembok yang sudah runtuh baik yang berada didalam
maupun diluar. Kemudian, ia juga membangun sebuah istana keluarga yang dapat kita
nikmati jika kita melewati Babal-Qullah. Pada tahun 1949 istana ini dijadikan museum oleh
Raja Faruq. Dalam sejarahnya Mesir dibagi menjadi dua bagian; Kuno dan Modern. Dengan
2. At-tahtawi
• Pemikiran beliau menyerukan agar umat Islam dalam hidup di dunia ini tidak hanya
mementingkan urusan akhirat, tetapi juga harus mementingkan urusan dunia, agar
umat Islam tidak dijajah oleh bangsa lain.
3. Muhammad Abduh
2. Toha Husein
4. Muhammad Iqbal
Setelah kesultanan Turki dihapuskan pda tanggal 1 November 1923M, dan Turk
diproklamirkan sebagai Negara berbentuk repoblik dengan presden pertamanya Mustafa
kemal At-Turk, pendri Turk modern (1881-1938 M), maka kemajuan turk dbdang
pengetahuan dan teknolog terus mengembang. Di India ketika dijajah Inggris, telah
bermunculan para cendikawan muslim berpikran modern, yang melakukan usaha-usaha
agar umat Islam mapu menguasai Ilmu pengetahuan dan teknologi., sehngga dapat
melepasan diri dari belenggu penjajah. Parta cendkawan dimaksud deperti Syah Waliyullah
(1730-1762 M), Muhammad Iqbal (1873-1938M), Sayid Ahmad Khan (1817-1898M), Sayid
Amir Ali (1849-1928 M), Muhammad Ali Jannah (1876-1948M), dan Abdul Kalam Azad
(1888-1956 M).
Diantara cendekiawan tersebut yang besar jasanya tehadap umat Islam di India adalah Sayid
Ahmad Khan.
Setelah Inda dan Pakstan merdeka dari Inggris pada tahun 1947M, Umat Islam terbagi dua,
ada yang masuk ke Repoblik Islam Pakstan dan juga ada yang tetap di India sekitar 40 juta
jiwa. Umat Islam di dua Negara tersebut terus berusaha meningkatkan Ilmu pengetahuan
dan teknologi, agar kualitas hidup mereka menngkat kearah yang lebih maju.
Pada masa pembaharuan, terutama setelah ekspansi Napoleon ke Mesir (1798M) umat
Islam Mesir, Khususnya para penguassa dan kaum cendekiawannya menyadari akan
keterbelakangan mereka dalam urusan dunia jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa
Eropa. Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai usaha agar menguasa berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah dmiliki oleh bangsa-bangsa Eropa.
Muhammad Ali, penguasa Mesir tahun 1805-1849 M, mengirim para mahasiswa untuk
mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi ke Prancis. Setelah kembali ke Mesir, mereka
mengajar dberbagai perguruan tinggi, terutama di Universitas Al-Azhar. Karena yang belajar
di Universitas Al-Azhar ini bukan para mahasiswa Islam dari Mesir, tetapi maha siswa dari
berbaga Negara dan wilayahIslam. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dajarakan
Universitas Al-Azhar, in pun dengan cepat menyebar keseluruh dunia Islam. Selan Unverstas
Al-Azhar telah didirikan Unverstar-Universitas lain yang didalamnya terdapat berbaga
Fakultas seperti: Kedokteran, Farmasi, Teknik, pertania, Perdagangan, Hukum, dan Sastra.
Universitas yang dmaksud adalah Universitas Iskandariyah di kotaIskandariyah, Universitas
Ainusyams (1950 M), dan Universitas Amerka yang
bernama “The AmericanUniversity in Cairo (AUC), yng didrikan bagi orang Mesir dengan
tenaga pengajar dar Amerika.
Kebudayaan umat Islam pada masa pembaharuan berkembang kearah yang lebih maju. Hal
ini dapat dpelajari dari berbagai Negara Islam atau Negara yang berpenduduk mayoritas
umat Islam. Seperti Saudi Arabia, Mesir, Irak, Iran,Kuwait, Pakstan, Malaysia, Brunei,
dan Indonesia.
1. Arsitektur
Arsitektur ada yang berfungsi melayani keagamaan, seperti Msjid, makam, Madrasah, dan
ada pula yang berfungsi melayani kepentingan sekuler, seperti Istana, benteng, pasar,
caravan serai (sejenis hotel), jalan-jalan raya, rel-rel kereta api, dan banyak lagi lainnya.
Setelah ditemukannya lading minyak pada tahun 1933, Saudi Arabia tdak lagi sebagai
Negara miskn tetap temasuk salah satu Negara kaya. Dengan kekayaannya yang
melimpah, Saudi Arabia banyak membangun jalanraya antar kota, jalan kereta api
antar kota Riyad dengan kota Pelabuhan Ad-Dammam dip anta teuk Persia. Juga
membangun Maskapai penerbangan Internasional ( Saudi Arabia Air Lines) di Jeddah,
Zahran, dan Riyad. Dibidang perhotelan telah dbangun hotel-hotel mewah bertaraf
Internasional. Antara lain terdapat disekitar Masjidil Haram Mekah dan Masjidil
Nabawi Madinah.
Masjidil Haram artinya masjid yang dihormati atau dimuliakan. Masjid ini berbentuk empat
persegi terletak ditengah- tengah kota Mekah, serta merupakan masjid tertua di dunia.
Ditengah-tengah masjid itu terdapat Ka’bah, yang juga disebutBaitullah (Rumah Allah)
dan Baitul Atiq (Rumah Kemerdekaan), yagn telah diterapkan oleh Allah SWT sebagai kiblat
umat Islam dseluruh dunia dalam mengerjakan salat. Selain itu terdapat
pula HajarAswad ( batu hitam yang terletak didinding Ka’bah), makam Ibrahim, Hijr Ismail,
dan sumur Zamzam yang terletak tdak jauh dar Ka’bah.
Keadaan Masjdil Haram pada masa Nabi Muhammad SAW masih hdup, dengan keadaaan
Msjdil Haram sekarang jauh berbeda. Pada masa Nabi SAW masih hdup, keadaan Masjidil
Haram tdak begitu luas dan bersifat sederahan. Sekarang ini, keadaan Masjidil Haram sangat
luas dan merupakanbangunan yang begitu indah dan megah. masjdilHaram saat in berlantai
empat yang untuk naik dari lanta dasar kelanta atasnya sudah dsedakan escalator.
Masjid Nabawi adalah sebuah masjid yang megah dan indah juga sangat luas. Kalu pada
masa Nabi Muhammad SAW luas masjid Nabawi sekitar 2.500 m persegi, kini luasnya
menjadi sektar 165.000 m persegi (luas seluruh kota Madinah pada masa Rasulullah SAW).
Hal in mengakibatkan makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar r.a., dan Umar bin
KHaththab r.a yagndulu berada diluar masjid sekarang berada didalam amsjid. Demikan pula
tempat pemakamman umum (maqbarah) bagi yang dulu berada dpinggir kota Madinah,
sekarang berda di samping /dipnggr halaman masjd.
Masjid Nabawi semakn indah dan megah dengan adanya sepuluh buah menara yang
menjulung tnggi, 95 buah pintu Masjid yang lebar dan indah, juga kubah masjid yang dapat
terbuka dan tertutup.
Selain tu, pada atap masjd Nabawi bagan belakang yaitu diatas pintu Al-Majidi dari sebelah
barat memanjang kearah timur, telah dibangun tingkat dua yang dimanfaatkan untuk
perkotaaan, perpustakaan, gudang, peralatan, dan selabihnya digunakan sepagai tempat
salat. Apabila jamaah dlantai bawah terlalu padat. Perlu pula dketahui bahwa seluruh
ruangan dari lantai bawah (dasar) Masjid Nabawi sekarang n memakai pendngin ruangan
(AC).
Arstektur yang berfungsi untuk melayani kepentingan agama dan kepentngan sekuler, selain
terdapat di Saudi Araba, juga terdapat dinegara lain, terutama di Negara yang
berkependudukan mayoritas Islam. Misalnya di Turki, sekarang ini memiliki tidak kurang dari
62.000 masjid dan pembangunan mencapai 1.500 buah per tahun. Selan itu, telah dibangun
lebih dari 2.000 unit sekolah Al-Qur’an.
· Istana Niavarand, tempat kediaman Syah Muhammad Reza Pahlevi dan keluargannya.
Pada masa pembaharuan di Irak, selain terdapat arsitektur yang berfungsi melayani
keagamaan, seperti masjd, madrasah, dan makam ,juga arsitektur yang melayani
kepentingan sekuler misalnya bangunan-bangunan industri, jalan kereta api yang
menghubungkan Basrah dan Bagdad, jalan-jalan raya yang beraspal antarkota, dua bandara
Internasional di Basrah dan Bagdad, serta dua pelabuhan Internasional di Basrah dan Um Al-
Qasar.
2. Sastra
Pada masa pembaharuan telah muncul para sastrawan yang karya-karya sastrannya bersifat
Islami diberbagai Negara, misalnya:
· seorang sastrawan dan pemikir besar, menjelang abad ke-20 telah lahir
di Pakistan(1877-1938) yang bernama Muhammad Iqbal.Beliau telah mengungkapkan
filsafatnya dalam bentuk puisi dengan menggunakan bahsa Urdu dan persa. Dar karya
puisinya, yang penting adalah Asrari Khudi, disamping karya filsafatnya yang berjudul “The
Reconstruction of Religious Thoughs in Islam” (kedua buku ini sudah diterjemaahkan dan
diterbitkan dalam bahsa Indonesia). Beliau juga telah menulis beberapa prosanya dalam
bahasa Inggris dan arab.
· Jamil Siqdi Az-Zahawi (1863-1936) di Irak terkenal sebagai perintis sajak modern dan
seoran penyair tua yang bernada keras dan dikenal sebagai pembela hak-hak wanita
bersama-sama dengan Ma’ruf Ar-Rasafi (1877-1945).
· Abdus Salam Al- Ujaili (lahir 1918)adalah seorang satrawan di Suriah dan juga seorang
Dokter medis, aktif dalam penulisan novel dan cerita pendek.
· Peranan perempuan dalam perkembangan sastra modern ternyata tidak banyak. Dari
yang sedikit itu misalnya Binti Syati’ yang sebenarnya bernama Aisyah Abdurrahman. Beliau
meraih gelar dokter dalam sastra kelasik, terkenal sebagai sastrawati, wartawati dan editor
harian Al-Ahram Mesir. Selain itu, beliau banyak menekuni Al-Qur’an, lalu menulis tapsir Al-
Qur’an dari segi sastra. Sastra lain seperti Fatwa Tawqan dan Nazek Al-Malaikah (palestina),
serta Layla Ba’albaki (Lebanon).
3. Kaligrafi
Kata kaligrafi berasal dari bahasa Yunani : kaligrafia atau kaligrafhos. Kallos berarti indah dan
grapho berarti tulisan. Jadi, kaligrafi adalah tulisan (aksara) indah yang mempunya nilai
estetis. Dalam bahasa arab kalgrafi disebut khatt, yang dalam pengertian sehari-hari berarti
tulisan indah yang memliki nilai estetis.
Kaligrafi (khatt) merupakan satu-satunya seni Islam, yang murn dihasilkan oleh orang Islam,
berbeda dengan seni Islam lainnya seperti seni lukis, dan ragam hias yng terpengaruh
unsure non Islam.
9. President of the Forum for Promoting peace in Muslim Societies, Syeikh Abdullah bin
Bayyah
13. Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman
15. Putra Mahkota Abu Dhabi Syeikh Mohammad bin Zayed Al-Nahyan
16. Presiden Indonesia Joko Widodo
17. Mufti Besar Kerajaan Arab Saudi Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah Al Syeikh