Strategi Pembelajaran Fisika SADIL
Strategi Pembelajaran Fisika SADIL
NIM : 1805124208
1. Discovery Learning
Sani (2014: 97) berpendapat bahwa discovery learning adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang menuntut siswanya untuk menemukan konsep melalui serangkaian
data atau informasi.Dimana data tersebut diperoleh peserta didik secara langsung
melalui pengamatan ataupun melalui percobaan.
5) Verification (pembuktian).
Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk melakukan pemeriksaan
secara cermat terhadap informasi yang mereka peroleh.Tujuan dari
tahapan ini adalah untuk membuktikan kebenaran dari informasi yang
diperoleh dalam menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru pada awal
kegiatan pembelajaran.Pada tahap ini, tugas guru adalah sebagai
fasilitator bila sewaktu-waktu ada peserta didik yang bertanya.Akan
tetapi sebaiknya, ketika peserta didik bertanya, berikan clue yang
mengarahkan peserta didik ke arah jawaban yang benar.
6) Generalization (menarik kesimpulan).
Tahapan ini merupakan proses menarik sebuah kesimpulan dari berbagai
macam informasi yang telah dinyatakan valid saat tahap verification.
Nantinya, kesimpulan yang diperoleh ini merupakan sebuah bangunan
konsep yang akan dijadikan dasar oleh peserta didik untuk melanjutkan
materi berikutnya.
Tambahan saran untuk pengajaran yang berdasar strategi reception learning, yaitu:
Teori Ausubel dalam aplikasinya menuntut siswa belajar secara deduktif (dari
umum ke khusus). Hal lain yang membedakan, Burner lebih mementingkan struktur
disiplin ilmu. Ausubel lebih menekankan pada aspek struktur kognitif siswa.Satu
konsep penting dalam teori Ausubel adalah “Advance Organizer” (AO). AO adalah
suatu gambaran singkat (bersifat visual atau verbal) yang mencakup isi pelajaran barau
yang akan dipelajari siswa. AO berfungsi sebagai (1) kerangka konseptual yang menjadi
titik tolak proses belajar yang akan berlangsung; (2) penghubung antara ilmu
pengetahuan yang saat ini dikuasai siswa dengan ilmu baru yang akan dipelajari; (3)
fasilitator yang membantu mempermudah proses belajar siswa. Secara umum, teori
Ausubel dalam praktik adalah sebagai berikut :
Kelebihan
Informasi yang dipelajari secara bermakna dapat lebih lama untuk diingat.
Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar
berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip
Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal
yang mirip walaupun telah terjadi lupa.
Kelemahan
Informasi yang dipelajari secara hafalan tidak lama diingat.
Jika peserta didik berkeinginan untuk mempelajari sesuatu tanpa mengaitkan
hal yang satu dengan hal yang lain yang sudah diketahuinya maka baik
proses maupun hasil pembelajarannya dapat dinyatakan sebagai hafalan dan
tidak akan bermakna sama sekali baginya.
3. Assisted Learning
Jerome Bruner menyebut bantuan orang dewasa dalam proses belajar anak dengan
istilah scaffolding, yaitu sebuah dukungan untuk belajar dan memecahkan problem.
Dukungan ini dapat berupa isyarat-isyarat, peringatan-peringatan, dorongan,
memecahkan problem dalam beberapa tahap, memberikan contoh, atau segala sesuatu
yang mendorong seorang siswa untuk tumbuh dan menjadi pelajar yang mandiri dan
memecahkan problem yang dihadapinya. Guru dapat membantu belajar siswa dengan
menunjukkan keterampilan-keterampilan, mengajak siswa melalui tahap-tahap untuk
menyelesaikan masalah, atau memberikan feedback terhadap hasil kerja siswa, sehingga
siswa mendapatkan masukan dari hasil kerjanya, dan selanjutnya dapat digunakan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah dukuasainya.
Menurut Vygotsky, interaksi sosial dan bantuan belajar lebih dari sekedar metode
mengajar, keduanya merupakan sumber terjadinya proses-proses mental yang lebih
tinggi seperti misalnya memecahkan problem, mengalahkan memori dan perhatian,
berpikir dengan simbol-simbol. Dia mengasumsikan bahwa pandangan tentang fungsi
mental sepatutnya dapat diaplikasikan dalam kelompok seperti bentuk-bentuk aktivitas
individual.
Kelebihan
Memotivasi dan mengaitkan minat siswa dengan tugas belajar.
Menyederhanakan tugas belajar sehingga bisa lebih terkelola dan bisa
dicapai oleh anak.
Memberi petunjuk untuk membantu anak berfokus pada pencapaian tujuan.
Secara jelas menunjukkan perbedaan antara pekerjaan anak dan solusi
standar atau yang diharapkan.
Mengurangi frustasi atau resiko.
Memberi model dan mendefenisikan dengan jelas harapan mengenai
aktivitas yang akan dilakukan.
4. Active Learning
Menurut Silberman, cara belajar dengan cara mendengarkan akan lupa, dengan cara
mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara mendengarkan, melihat dan
mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar, melihat,
diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dan cara
untuk menguasai pelajaran yang terbagus adalah dengan mengerjakan.
Salah satu karakteristik dari model pembelajaran ini yaitu adanya keaktifan siswa
dan guru sehingga tercipta suasana belajar aktif. Untuk menciptakan suasana belajar
aktif tidak lepas dari beberapa komponen yang mendukungnya, antara lain:
1) Pengalaman
2) Interaksi
Belajar akan terjadi dan meningkat kualitasnya bila berlangsung dalam suasana diskusi
dengan orang lain, saling bertanya dan mempertanyakan, dan atau saling menjelaskan.
Pada saat orang lain mempertanyakan pendapat kita maka kita terpacu untuk berpikir
menguraikan lebih jelas lagi sehingga secara tidak langsung terjadi interaksi yang
melibatkan kemampuan kognitif.
3) Komunikasi
Komunikasi dalam proses belajar mengajar secara aktif sangat penting, baik secara lisan
maupun tulisan. Pengungkapan pikiran baik dalam rangka mengemukakan gagasan
sendiri maupun gagasan orang lain, maka akan memantapkan pemahaman seseorang
tentang apa yang sedang dipikirkan.
4) Refleksi
Bila seseorang mengungkapkan gagasannya kepada orang lain dan mendapat tanggapan,
maka orang itu akan merenungkan kembali (merefleksi) gagasannya, kemudian
melakukan perbaikan sehingga memiliki gagasan yang lebih mantap. Refleksi dapat
terjadi akibat adanya interaksi dan komunikasi.
Kelebihan
Southern dan Jones (1911 dalam Hawadi, 2004) menyebutkan beberapa keuntungan
dari dijalankan accelerated learning :
1) Meningkatkan efisiensi.
Siswa yang telah siap dengan bahan pengajaran dan menguasai kurikulum pada tingkat
sebelumnya akan belajar lebih baik dan giat.
2) Meningkatkan efektivitas
Siswa yang terikat belajar pada kelas yang dipersiapkan dan menguasai keterampilan
sebelumnya akan meningkatkan efektivitas daam proses belajar.
Dengan accelerated learning siswaa akan bergabung dengan kelompok kelompok lain
untuk meningkatkan hasil belajar dan menambah penguasaan materi.
5) Ekonomis
Keuntungan bagi sekolah adalah tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk
mendidik guru khusus.
Kekurangan
Southern dan Jones (1991) menyebutkan empat hal yang berpotensi negatif dalam
accelerated learning, antara lain :
Pembelajaran pada quantum learning menuntut siswa untuk bisa membaca secara
cepat dan membuat ringkasan berupa catatan sesuai dengan kenyamanan dan
kemampuan mereka dalam meringkas pelajaran. Dalam quantum learning, guru sebagai
pengajar tidak hanya memberikan bahan ajar, tetapi juga memberikan motivasi kepada
siswanya, sehingga siswa merasa bersemangat dan timbul kepercayaan dirinya untuk
belajar lebih giat dan dapat melakukan hal-hal positif sesuai dengan tipe kecerdasan
yang dimilikinya. Cara belajar yang diberikan kepada siswa harus menarik dan
bervariasi, sehingga siswa tidak merasa jenuh untuk menerima materi pelajaran.Selain
itu, lingkungan belajar yang nyaman juga dapat membuat suasana kelas menjadi
kondusif.
1) Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, kertas yang guru bagikan
dan rancangan pelajaran guru, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2) Segalanya bertujuan
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang akan
menggerakkan rasa ingin tahu kita. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi
ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama-nama untuk
apa yang mereka pelajari.
4) Akui setiap usaha
Pada saat siswa belajar maka mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan
kepercayaan diri mereka.
Perayaan adalah umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi
positif dengan belajar.
Unsur-unsur dalam quantul learning terdapat dalam dua kategori, yaitu konteks dan isi.
Guru sebagai konduktor dari siswa yang sedang belajar harus mengubah banyak bagian.
Bagian konteks meliputi pengubahan suasana, landasan, lingkungan dan rancangan
belajar.Sedangkan bagian isi meliputi pengubahan penyajian informasi atau materi,
fasilitas, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup.
1) Konstruktivisme
2) Bertanya (question)
Yakni kegiatan belajar yang mendorong sikap keingintahuan siswa melalui bertanya
tentang topik atau permasalahan yang akan dipelajari.
Yaitu kegiatan belajar yang bisa menciptakan suasana belajar bersama atau
berkelompok sehingga siswa bisa berdiskusi, bekerjasama dan saling curah pendapat.
5) Permodelan (modeling)
Merupakan kegiatan belajar yang bisa menunjukkan model yang bisa dipakai rujukan
atau panutan siswa dalam bentuk penampilan tokoh, demonstrasi kegiatan, dan
penampilan hasil karya.
6) Refleksi (reflection)
Yaitu kegiatan belajar yang memberikan refleksi atau umpan balik dalam bentuk
bertanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang dihadapi dan pemecahannya dan
merekonstruksi kegiatan yang telah dilakukan.