Makalah Aik Kel. 8
Makalah Aik Kel. 8
Oleh :
Kelompok 8
SAMPUL ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi
manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari
dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
(Amar,2016:5) Ekonomi islam dibangun untuk tujuan suci dituntun oleh ajaran
islam dan dicapai dengan cara-cara yang dituntunkan pula oleh ajaran islam. Oleh
karena itu, ke semua hal tersebut saling terkait dan terstruktur secara hierarkis,
dalam arti bahwa spirit ekonomi islam tercermin dari tujuannya, dan di topang
oleh pilarnya. Tujuannya untuk mencapai falah dan pilar operasional, yang
tercermin dalam prinsip-prinsip ekonomi. Dari sinilah akan tampak suatu
bangunan ekonomi islam dalam suatu paradigma, baik paradigma dalam berpikir
dan berperilaku maupun bentuk perekonomiannya.
Salah satu aspek kehidupan manusia yaitu upaya manusia untuk
memenuhi kebutuhannya melalui proses-proses tertentu. Dalam sistem ekonomi
Islam, memandang ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis maupun sosialis.
Islam memberikan perlindungan hak kepemilikan individu, sementara untuk
kepentingan masyarakat didukung dan diperkuat dengan tetap menjaga
keseimbangan kepentingan publik dan individu serta menjaga moralitas.
Di antara sekian aturan ekonomi tersebut. Islam membuat sejumlah
larangan dalam kegiatan ekonomi. Dengan mengatahui larangan-larangan
tersebut, kita bisa memfilter pilihan dan keputusan kita dalam melakukan
transaksi ekonomi, seperti: larangan riba, menimbun barang, maisir atau
perjudian, penjualan properti yang tidak dimiliki oleh individu, jual beli gharar,
perdagangan tabu.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi riba, dasar hukum dan macam-macammnya ?
2. Apa defenisi gharar, dasar hukum dan penyebab terjadinya ?
3. Apa defenisi maisir, dasar hukum dan dampak yang ditimbulkannya ?
4. Apa saja barang- barang yang diharamkan dalam ekonomi islam dan dasar
hukumnya?
5. Apa saja perbuatan kezaliman jual beli dalam ekonomi islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Riba
1) Pengertian Riba
Secara etimologis menurut Sjahdeni dalam (Arif,2018:139) riba adalah
pertumbuhan (growth), naik (rise), membengkak (increase), dan tambahan
(addition) atau sesuatu yang lebih, bertambah, dan berkembang. Sebagaimana
terdapat dalam Al-Quran surah Ar Ruum (30) Ayat 39 :
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah
pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.
Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”.
3
4
Riba merupakan larang dalam islam yang sangat populer. Riba erat
kaitannya dengan dunia perbankan konvensional, dimana dalam perbankan
konvensional banyak ditemui transaksi-transaksi yang memakai konsep
bunga, berbeda dengan perbankan yang berbasis syariah yang memakai
prinsip bagi hasil (mudharabah). Suatu kegiatan ekonomi dapat dikatakan riba
bila terdapat tambahan atau bunga atas pokok utang.
2) Dasar Hukum Pengharaman Riba
Institusi bunga atau riba telah dianggap penting demi keberhasilan
pengoperasian sistem ekonomi yang ada bagi masyarakat. Tetapi islam
mempertimbangkan bunga itu suatu kejahatan yang menyebarkan
kesengsaraan dalam kehidupan. Oleh karena itu, Al-Qur’an menyatakan
haram terhadap bunga dan termasuk dalam dosa besar.
Perintah-perintah untuk meninggalkan riba (bunga) dalam Al-Qur’an
diturunkan melalui 4 tahapan. (Wasilul Chair,2014:106)
1. Tahap pertama dalam surah Ar-Rum ayat 39 Allah menyatakan secara
nasihat bahwa Allah tidak menyenangi orang yang melakukan riba. Dan
untuk mendapatkan hidayah Allah ialah dengan menjauhkan riba. Di sini,
Allah menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang mereka anggap untuk
menolong manusia merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Berbeda dengan harta yang dikeluarkan untuk zakat, Allah akan
memberikan barakah-Nya dan melipat gandakan pahalanya. Pada ayat ini
tidaklah menyatakan larangan dan belum mengharamkannya.
2. Tahap kedua Allah menurunkan surah An-Nisa' ayat 160-161. Dalam ayat
ini Allah menceritakan balasan siksa bagi kaum Yahudi yang
melakukannya. Ayat ini juga menggambarkan Allah lebih tegas lagi
tentang riba melalui riwayat orang Yahudi walaupun tidak terus terang
menyatakan larangan bagi orang Islam. Tetapi ayat ini telah
membangkitkan perhatian dan kesiapan untuk menerima pelarangan riba.
Ayat ini menegaskan bahwa pelarangan riba sudah pernah terdapat dalam
5
agama Yahudi. Ini memberikan isyarat bahwa akan turun ayat berikutnya
yang akan menyatakan pengharaman riba bagi kaum Muslim.
3. Tahap ketiga dalam surah Ali Imran ayat 130, Allah tidak mengharamkan
riba secara tuntas, tetapi melarang dalam bentuk lipat ganda. Hal ini
menggambarkan kebijaksanaan Allah yang melarang sesuatu yang telah
mendarah daging, mengakar pada masyarakat sejak zaman Jahiliyah
dahulu, sedikit demi sedikit, sehingga perasaan mereka yang telah biasa
melakukan riba siap menerimanya.
4. Tahap keempat turun surah Al-Baqarah ayat 275-279 yang isinya tentang
pelarangan riba secara tegas, jelas, pasti, tuntas, dan mutlak
mengharamannya dalam berbagai bentuknya, dan tidak dibedakan besar
kecilnya. Bagi yang melakukan riba telah melakukan kriminalisasi. Dalam
ayat tersebut jika ditemukan melakukan kriminalisasi, maka akan
diperangi Allah SWT dan Rasul-Nya.
3) Macam – Macam Riba
Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba utang-
piutang dan riba jual beli. Kelompok pertama riba utang-piutng terbagi
menjadi dua yaitu: ( Amar, 2016:62)
a) Riba qarâdh adalah suatu manfaat yang disyaratkan terhadap yang
berhutang (muqtaridh) atau utang dengan syarat ada keuntungan bagi
yang memberi utang.
b) Riba jahîliyah adalah utang dibayar lebih dari pokoknya karena si
peminjam tidak dapat membayar pada waktu yang ditentukan.
Sedangkan kelompok kedua riba jual-beli, ada dua macam yaitu:
a) Riba fadl adalah pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau
takaran yang berbeda.
b) Riba nasî’ah adalah penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis
barang ribâwi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribâwi lainnya.
6
harus memberikan sesuatu kepada yang menang, baik berupa uang ataupun
lainnya untuk dipertaruhkan.
2) Dasar Hukum Larangan Perjudian
Segala kegiatan yang berhubungan dengan praktik maisir dilarang oleh
islam, karena mudarat yang diakibatkan dari melakukan perbuatan itu jauh
lebih besar daripada manfaatnya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an
surah Al-Baqarah (2) ayat 219 :
i. Binatang yang hidup di dua alam seperti kurakura, buaya, biawak, dan
sebagainya.
j. Darah, urine, feses dan plasenta.
k. Minyak, lemak, dan tulang dari binatang telah disebutkan di atas.
l. Binatang yang disembelih bukan atas nama Allah.
m. Khamr (minuman keras).
Hal ini bersumber kepada:
a) Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah (2):173:
dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”.
b) QS. Al-Baqarah (2): 188:
6) Merampas hak cipta contohnya ada pembajakan atau diperbanyak suatu barang
ataupun apa tanpa seizin penulis
7) Tathfiif mengurangi hak orang lain dalam timbangan ataupun takaran.
Hal ini terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an sebagai berikut :
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Riba merupakan larang dalam Islam yang sangat populer. Suatu kegiatan
ekonomi dapat dikatakan riba bila terdapat tambahan atau bunga atas pokok
utang. Riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba utang-piutang dan riba jual
beli.
akad terkait kualitas dan kuantitas obyek akad maupun juga mengenai cara
Terjadinya Gharar karena fisik, sifat ataupun Ukuran barang tidak jelas; Barang
investasi yang berhubungan dengan praktik maisir dilarang oleh Islam. Adapun
dampak negatif yang ditimbulkan dari judi diantaranya: Menghalangi orang dari
haram diklasifikasikan dua macam yaitu: haram karena zatnya dan diharamkan
bukan karena zatnya, tetapi karena cara memperolehnya dengan jalan yang
diharamkan.
13
14
menghalangi hak orang lain yang tidak dibenarkan secara syariah sehingga dapat
menimbun barang.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M. (2018). Filsafat Ekonomi Islam . Medan : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
Chair, W. (2014). Riba Dalam Perspektif Islam dan Sejarah . Iqtishadia Vol.1, 101,
107.
Nur, E. R. (2015). Riba dan Gharar: Suatu Tinjauan Hukum dan Etika Dalam
Transaksi Bisnis Moderen. Al-'Adalah Vol.12 , 656.
15
16