Anda di halaman 1dari 5

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol.8, No.1, Januari 2005, hal 7-10

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA


PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE
BIDANG DATAR

Agus Setyawan
Laboratorium Geofisika, Jurusan Fisika Universitas Diponegoro

Abstract
This study investigate about the process of upward continuation with equivalent mass point
method. The depth position equivalent source point is extremely fix in successful of upward
gravitation data from topography to plan surface.

Keyword: Gravitation potential, density, Complete Bouguer Anomaly, mass point

Intisari
Telah dilakukan kajian tentang proses pengangkatan ke bidang datar dengan metode
ekivalen titik massa dari beberapa penelitian. Didapatkan bahwa penentuan posisi kedalaman titik
sumber ekuivalen sangat menentukan dalam keberhasilan pengangkatan data gravitasi dari
topografi ke bidang datar untuk metode ini.

Kata kunci: Potensial gravitasi, densitas, Anomali Bouguer Lengkap, titik massa

Pendahuluan dapat memberikan suatu kontribusi keilmuan


tentang keakurasian/ketepatan penggunaan
Medan gravitasi yang terukur
metode ini dalam pengolahan data gravitasi.
ditopografi masih dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain: pengaruh pasang surut
Metode Sumber Ekivalen Titik Massa
medan gravitasi akibat gaya tarik menarik
Proses yang ditempuh dalam metode
benda di langit, pengaruh posisi lintang,
Dampney adalah menentukan sumber ekivalen
pengaruh ketinggian atau topografi, maka
titik massa diskrit pada kedalaman tertentu di
untuk mendapatkan anomali medan gravitasi
bawah permukaan dengan memanfaatkan data
diperlukan proses-proses reduksi terhadap data
ABL di permukaan. Kemudian dihitung medan
gravitasi.
gravitasi teoritis yang diakibatkan oleh sumber
Proses reduksi standard yang
ekivalen tersebut pada suatu bidang datar
dilakukan diharapkan akan mendapatkan data
dengan ketinggian tertentu (Gambar 1) Data
Anomali Bouguer Lengkap (ABL) yang
anomali gravitasi yang terletak pada titik-titik
terpapar dipermukaan topografi. Permasalahan
yang tidak teratur dengan ketinggian yang
yang dihadapi adalah data ABL yang terpapar
bervariasi dapat dibuat suatu sumber ekivalen
pada permukaan topografi tersebut mempunyai
titik-titik massa diskrit diatas bidang datar
ketinggian yang bervariasi. Variasi ini dapat
dengan kedalaman tertentu di bawah
menyebabkan distorsi pada data gravitasi.
permukaan bumi. Kedalaman bidang sumber
Untuk meminimalkan distorsi dilakukan
ekivalen titik-titik massa harus tetap dijaga
dengan cara membawa ABL tersebut ke suatu
dengan batas tertentu jarak stasiun. Setelah
bidang datar dengan ketinggian tertentu, dan
sumber ekivalen diperoleh, maka secara
salah satu metodenya adalah menggunakan
teoritis kita dapat menghitung percepatan
metode sumber ekivalen titik massa [1].
gravitasi yang diakibatkan oleh sumber
Pada tulisan ini dikaji beberapa
tersebut pada bidang datar sembarang dengan
penelitian yang telah menggunakan metode
grid yang kita inginkan. Sifat dasar dari suatu
sumber ekivalen titik massa, dan diharapkan

7
Agus Setywan Kajian Metode Sumber ...

medan gravitasi yaitu adanya ketidakteraturan titik massa pada suatu kedalaman
yang selalu menyertai didalam usaha untuk menggunakan prinsip
menentukan sumber penghasil medan gravitasi superposisi.
g 1 = a11 m1 + a12 m2 + ... + a1k mk + ...a1N m N
g 2 = a 21 m1 + a 22 m2 + ... + a 2 k mk + ...a 2 N m N
:
g i = ai1 m1 + ai 2 m 2 + ... + aik m k + ...aiN m N
:
g N = a N 1 m1 + a N 2 m2 + ... + a Nk mk + ...a NN m N

(2)
dengan:
G(h − z i ) (3)
aik =
{(x − α
i k)
2
+ ( yi − β k ) + ( z i − h )
2
}
2 32

dan z = h adalah bidang datar yang berisi


titik-titik massa m k pada (α k , β k , h ) posisi
dari g i adalah ( xi , y i , z i ) . Dalam bentuk
Gambar.1. Sumber ekivalen titik massa
tersebut. [2] telah membahas cukup mendalam matrik maka persamaan (2) dapat ditulis
mengenai adanya ketidakteraturan hubungan g = Am
antara g z ( x, y, z ) dan ρ (α , β , h ) dalam persamaan Untuk suatu survei lokal, luas area ini
berikut: bisa membatasi kedalaman bidang titik massa.
Jika (h − z i ) cukup besar relatif terhadap
∞ ∞
ρ (α , β , h )(h − z )dαdβ
g z ( x, y , z ) = G ∫ ∫ {(x − α ) + ( y − β ) + (z − h ) } dimensi survei, koefisien a ik cenderung
2 2 2 32
− ∞− ∞
mendekati harga a yaitu:
(1)
(h − zi )
dimana: ρ (α , β , h ) adalah distribusi kontras a = lim
h →∞
{(xi − α k ) + ( yi − β k )2 + (zi − h)2 }3 2
2

densitas yang meliputi bidang z = h , G


1
adalah Konstanta gravitasi umum, z adalah = lim (4)
sumbu tegak dengan arah positif ke bawah, h
h →∞ ( z − h )2
adalah kedalaman ekivalen titik-titik massa Sehingga matrik A dalam penyelesaiannya
(sumber pengganti) dari permukaan. menjadi tidak realistis jika sumber ekivalen
Untuk membuat inversi dari terlalu jauh di bawah permukaan yaitu jika :
persamaan (1) dibutuhkan variabel-variabel (h − z i ) (5)
yang lengkap dari g z . Sehingga didapat {(x − α
i k )2 + ( yi − β k )2 + (zi − h )2 }
12

hubungan yang unik antara fungsi g z ( x, y, z ) terlalu besar pada persamaan (4)
dengan ρ (α , β , h ) . Artinya distribusi kontras
Berbagai test telah dilakukan dan
memberikan harga (h − z i ) terbaik adalah:
densitas pada suatu bidang datar di bawah
permukaan dapat dihasilkan dari harga
gravitasi yang telah diketahui. Dengan 2,5∆x < (h − z i ) < 6∆x (6)
mempergunakan sumber ekivalen titik massa dengan : ∆x adalah jarak rata-rata antar stasiun
ρ (α , β , h ) maka harga-harga medan gravitasi pengamatan, h adalah bidang kedalaman
g z ( x, y, z ) dapat ditentukan pula dengan unik. ekivalen titik massa dan z i adalah ketinggian
Teknik sumber ekivalen ini didasarkan pada titik pengamatan.
pendekatan distribusi yang kontinyu oleh suatu
jajaran massa diskrit. Studi kasus:
Jika kita mempunyai N buah titik data, Penelitian tentang pengangkatan data
maka kita dapat langsung menghitung N buah gravitasi dengan metode sumber ekivalen titik

8
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol.8, No.1, Januari 2005, hal 7-10

massa antara lain: Setyawan [3] dalam bidang datar dengan syarat ralatnya
penelitan gravitasi di daerah Semarang minimum (0%)
membuat asumsi kedalaman sumber ekivalen • Perbedaan kedalaman titik massa hanya
titik massa adalah 2500 meter dibawah mempengaruhi proses waktu iterasi untuk
sferoida referensi dan respon dihitung pada mendapatkan ralat yang minimum. Dari
ketinggian 300 meter diatas sferoida referensi kedua model didapat apabila semakin jauh
dengan alasan pola kontur pada ketinggian ini titik massa dari kedalaman benda anomali
menunjukkan pola anomali regional dan pola maka proses iterasi untuk mendapatkan
anomali lokal sama-sama terlihat jelas. Pola ralat yang minimum semakin lama, sedang
kontur Anomali Bouguer Lengkap di bidang makin dekat dengan benda anomali iterasi
datar memperlihatkan pola yang mendekati yang sedikit sudah mendapatkan ralat yang
sama dengan pola anomali topografi, ini minimum
menunjukkan bahwa benda anomali memang Pada penelitian Gunung Merapi kasus tahun
mempunyai peran dalam pembentukan 1997 kedalaman titik massa yang paling
topografi daerah semarang. optimum terletak pada kedalaman 2000 meter
Yulisasongko [4] Dalam penelitian dari datum dengan ralat 0,066% pada iterasi
gravitasi daerah Kasihan, Tegalombo, Pacitan, 50.000.
Jawa Timur. Kedalaman sumber ekivalen titik
massa adalah 750 meter di bawah sferoid Pembahasan
referensi dan dihitung responnya pada Dari keempat kasus yang diangkat dalam
ketinggian 850 meter diatas sferoida referensi, tulisan ini yang kesemuanya menggunakan
didapat anomali gravitasi berharga positif dan metode sumber ekuivalen titik massa yang
bila dibandingkan dengan kontur topografinya diajukan oleh Dampney, terutama pada
akan diperoleh pola yang mirip. Jadi bentuk kesimpulan pertama yang diajukan oleh
topografi di daerah ini merupakan bentukan Sarkowi, maka penulis merasa ada suatu
dari tubuh anomali. kesalahan dan menganalisanya sebagai berikut
Safani [5] dalam penelitian gravitasi 1. Berdasarkan teori gravitasi Newton
daerah Krinjing – Magelang, posisi sumber secara fisis dinyatakan bahwa kuadrat
ekivalen dipilih pada ketinggian 0 meter atau antara sumber medan terhadap titik
berada pada sferoida referensi, sedangkan pengukurannya berbanding terbalik
posisi medan gravitasi teoritisnya dipilih pada dengan medan gravitasi sehingga
ketinggian 900 meter diatas sferoida referensi. memberikan pengaruh yang sangat
Data hasil proyeksi dengan metode sumber signifikan terhadap medan gravitasi.
ekuivalen titik menunjukkan hasil yang Dengan demikian perbedaan
berosilasi dan tidak realistis. Hasil ini diduga kedalaman sumber ekivalen titik
dipengaruhi oleh posisi sumber ekuivalen yang massa akan mempengaruhi hasil
berada dibawah sumber sebenarnya sehingga proyeksi medan gravitasi ke bidang
menyebabkan terjadinya osilasi terhadap data datar dimana semakin besar jaraknya
hasil proyeksi tersebut. maka semakin kecil medan
Sarkowi [6] dalam penelitian gravitasi gravitasinya.
gunung Merapi studi kasus tahun 1997, 2. Jika sumber ekuivalen titik massa
membuat 2 model: model 1 benda anomali diletakkan sangat jauh di bawah
terdiri dari sebuah bola dengan jari-jari 2000 permukaan maka akan menyebabkan
meter yang terletak pada kedalaman 2500 terjadinya ”ill-conditioned” terhadap
meter dari permukaan dan mempunyai kontras tensor aik yang digunakan dalam
densitas 1 gr/cm3. Model 2 benda anomali perhitungan.
terdiri dari tiga buah bola dengan kedalaman 3. Jika sumber ekuivalen titik massa
dan densitas yang bervariasi. Dari kedua model diletakkan terlalu jauh sedemikian
penentuan kedalaman titik massa sarkowi sehingga sumber ekivalen itu berada
membuat beberapa analisa: dibawah sumber sebenarnya maka
• Perbedaan kedalaman titik massa tidak akan terjadi osilasi yang sangat besar
mempengaruhi hasil proyeksi data pada terhadap medan gravitasi hasil
proyeksi ke bidang datar.

9
Agus Setywan Kajian Metode Sumber ...

DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan [1] Dampney, C.N.G, 1969 The Equvalent Source
Dari berbagai kasus yang dicoba diangkat Technique, Geophysics. Vol 34. No.1, P.39-
maka penulis mencoba menyimpulkan bahwa: 53
1. Penentuan posisi kedalaman titik [2] Roy, A., 1962, Ambiguity in Geophysical
sumber ekuivalen sangat menentukan Interpretation, Geophysics, V.27. P.90-99
dalam keberhasilan pengangkatan data [3] Setyawan, A., 2005, Analisis Data Gravitasi
Untuk Menafsirkan Kondisi Geologi Bawah
gravitasi dari topografi ke bidang datar
Permukaan di Daerah Semarang, Jawa
untuk metode ini. Tengah, Thesis S2, Pascasarjana UGM,
2. Pola kontur Anomali Bouguer Yogyakarta.
Lengkap di bidang datar biasanya [4] Yulisasongko,M.F., Analisis Data Gravitasi
memperlihatkan pola yang mendekati untuk Mengetahui Kondisi Geologi Bawah
sama dengan pola anomali topografi, Permukaan di Daerah Kasihan, Tegalombo,
ini menunjukkan bahwa benda Pacitan, Jawa Timur, Skripsi S-1, Jurusan
anomali memang mempunyai peran Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta
dalam pembentukan topografi suatu [5] Safani, J., 2000, Analisis Anomali Medan
daerah daerah. Gravitasi di Atas Sferoroid Referensi (Studi
Kasus Daerah Krinjing-Magelang, Jawa
Tengah), Thesis S2, Pascasarjana UGM,
Yogyakarta.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada: [6] Sarkowi, M., 1998, Pengukuran Gravitasi
• Dr.Wahyudi dan Drs. Imam Suyanto, pada Gunung Merapi dan Analisa Anomali
M.S., Laboratorium Geofisika, Bouguer Lengkapnya, Thesis S2,
Universitas Gadjah Mada atas diskusi dan Pascasarjana UGM, Yogyakarta.
sarannya.

10
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol.8, No.1, Januari 2005, hal 7-10

11

Anda mungkin juga menyukai