PEMULIAAN TANAMAN
ACARA IV
HIBRIDISASI TANAMAN MENYERBUK SILANG
Semester :
Genap 2017
Oleh
Ningsih Lamorunga
NIM A1D015233
Rombongan 8
A. Latar belakang
Tanaman dapat berkembang biak secara seksual atau aseksual, secara seksual
tanaman dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tanaman menyerbuk sendiri dan
mempunyai bunga jantan dan bunga betina dalam satu bunga. Tanaman dapat
melakukan penyerbukan silang apabila mempunyai bunga jantan dan bunga betina
pada tanaman yang berbeda atau tidak dalam satu bunga, contohnya jagung.
begitu pun tanaman menyerbuk silang dapat pula menjadi menyerbuk sendiri, salah
satunya dengan bantuan pemulia. Penyerbukan sendiri maupun silang dapat terjadi
secara alami dan secara buatan, namun demi memperoleh hasil tanaman unggul
Pemuliaan tanaman dapat membuat suatu tanaman menjadi berproduksi lebih tinggi
, tahan cekaman biotik dan abiotik serta tanaman yang mengandung nutrisi tinggi.
Presentase kualitas hasil dari penyerbukan alami secara normal tanaman menyerbuk
sendiri dan tanaman menyerbuka silang berbeda. Tanaman menyerbuk silang lebih
menyerbuk sendiri karena, benang sari berasal dari tanaman lain. Selain itu
pada genotipe yang homozigot justru akan berakibat depresi inbreeding yang
menghasilkan tanaman kerdil dan daya hasilnya rendah. Tanaman yang vigor,
tumbuh cepat, subur, dan hasilnya tinggi justru diperoleh dari tanaman yang
hasil persilangan antara tetua berupa galur inbrida. Varietas hibrida dapat dibentuk
B. Tujuan
tetua dari persilangan jagung, sebagai salah satu tahap dalam upaya perakitan
Jagung adalah sumber karbohidrat kedua setelah beras. Disamping itu jagung
digunakan pula sebagai pakan ternak dan bahan baku industri. Taksonomi dari
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angeospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Genus : Zea
Menurut Prambudi (2008) jagung yang masuk pada Ordo Poales, Family
Poaceae, dan Genus Zea merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika
1. Akar
akar serabut dengan tiga jenis akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c)
akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula
dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke
permukaan tanah dan pertumbuhan akar seminal akan berhenti 10-18 hari setelah
berkecambah. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku
diujung mesokotil, kemudian akar adventif berkembang dari tiap buku secara
berurutan dan terus keatas antara 7-10 buku, semuanya dibawah permukaan tanah.
Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku
batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Akar adventif
berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam
pengambilan air dan hara. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang
muncul pada dua atau tiga buku diatas permukaan tanah. Fungsi dari akar
penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang.
Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air (WcWilliams et al, 1999).
varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan
1995).
2. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat. Terdapat mutan yang batangnya
tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas
terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh
namun tidak banyak mengandung lignin. Batang jagung berwarna hijau sampai
keunguan, berbentuk bulat dengan penampang melintang selebar 125 – 250 cm.
Batang berbuku – buku yang dibatasi oleh ruas – ruas. Daun terdiri atas pelepah
dan helaian daun. Helaian daun memanjang dengan ujung daun meruncing. Antara
pelepah daun dan helaian daun dibatasi oleh spikulasi yang berguna untuk
menghalangi masuknya air hujan atau embun ke dalam pelepah daun. Jumlah daun
berkisar 10 – 20 helai pertanaman. Daun berada pada setiap ruas batang dengan
3. Daun
dan helai daun terdapat ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak, fungsi ligula adalah
mencegah air masuk kedalam kelopak daun dan batang, tulang daun sejajar dengan
ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut (Purwono
4. Bunga
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam
Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)
dalam satu tanaman (Monoecious). Bunga betina berwarna putih panjang dan biasa
disebut rambut jagung. Bunga betina dapat menerima tepung sari disepanjang
rambutnya. Tiap kuntum memiliki struktur khas bunga dari suku Poeceae yang
disebut flore. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal:
gluma). Bunga jantan tumbuh dibagian pucuk tanaman berupa karangan bunga
(Inflorescence), serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina
tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, diantara batang dan pelepah
daun (ketiak daun). Bunga jantan cenderung siap untuk penyerbukan 2 – 5 hari lebih
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan
menempel pada rambut tongkol (bunga betina). Pada jagung umumnya terjadi
penyerbukan silang (Cross pollinated crop). Penyerbukan terjadi dari serbuk sari
tanaman lain. Sangat jarang penyerbukn yang serbuk sarinya dari tanaman sendiri
5. Biji
Panen jagung mulai dapat dilakukan jika biji sudah masak secara fisiologi
yaitu pada waktu kandungan bahan kimia dalam biji telah mencapai jumlah
optimal. Kadar air biji merupakan kriteria untuk saat panen yang tepat dimana biji
jagung yang telah masak secara fisiologis jika kandungan air dalam biji sekitar 25-
30 %. Selain dari kadar air juga dapat dilihat dari tanda-tanda luar tanaman yaitu
menguningnya daun dan kelobot, biji berwarna kuning emas, mengkilat dan keras
umur panen, karena dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah curah
hujan, suhu udara dan kesuburan tanah. Sekalipun demikian, umumnya saat panen
dicapai pada usia 7-8 minggu setelah tanaman jagung berbunga (Sudjana, 1978).
Dalam penyimpanan, masalah kadar air sangat menentukan daya simpan selain
berkulit, tongkol terkelupas, dan pipilan. Bahan disimpan dalam keadaan kering
Varietas Hibrida Bisi Dua rata – rata memiliki 2 tongkol. Tongkol jagung diselimuti
oleh daun kelebot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol
terdiri atas 10 – 16 baris biji jagung yang terdiri dari 200 – 400 butir biji jagung.
Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar disebut pericrap. Bagian atau
lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara
bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga (Purwono dan Hartono, 2006).
tetua atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida.
spesies pada setiap tanaman yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme
dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat bervariasi jenisnya (Tanto, 2002).
menyerbuki bunga-bunga yang telah dikastrasi dengan tepung sari dari jenis
tanaman yang dikendaki oleh penyerbuk. Mejaya, dkk., (2009) menjelaskan bahwa
yang varietasnya berbeda dalam spesies yang sama. Hibridisasi ini disebut juga
hibridisasi intraspesifik.
genus yang berbeda. Beberapa contoh tanaman hasil persilangan ini adalah
penyakit, hama dan kekeringan dari genus tanaman liar ke tanaman budidaya
Penyerbukan adalah proses perpindahan tepung sari atau kepala sari ke kepala
putik. Apabila perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga atau bunga lain pada
satu tanaman, maka disebut dengan penyerbukan sendiri (self pollination). Bila
serbuk sari berasal dari bunga tanaman lain disebut dengan penyerbukan
silang (cross pollination). Baik tanaman yang menyerbuk sendiri maupun tanaman
memiliki organ kelamin jantan (benang sari) dan organ kelamin betina (putik)
terletak pada bunga yang berbeda, dalam satu tanaman atau lain tanaman.
Penyerbukan silang secara alami dapat terjadi karena bantuan angin (anemophily),
2003).
penyerbukan sendiri sebesar 5%. Begitu juga tanaman yang menyerbuk sendiri
memiliki peluang terjadinya penyerbukan silang sebesar 5%. Terjadinnya
penyerbukan silang akan meningkatkan keragaman sifat dan genotip dari tanaman
1. Tumbuhnya tanaman lebih cepat, dapat lekas menjadi besar dan lebih kuat.
Pengumpulan serbuk sari dari pohon tetua jantan dapat di mulai beberapa
serbuk sari bertujuan untuk menyediakan serbuk sari yang sempurna untuk
yang akan diemaskulasi dari kotoran dan bagian yang tidak terpakai. Kastrasi
dilakukan setiap hari sesuai dengan kemunculan bunga jantan pada tanaman.
Kastrasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan pompa pengisap,
dengan perlakuan kimia seperti alkohol dan secara manual dengan pinset.
3. Emaskulasi
terjadi sehingga energi yang akan dipakai untuk mekarnya bunga jantan dan
yaitu :
serbuk sari diambil dari bunga dengan menggunakan alat penjepit atau
pinset.
b. Cara Fisik, dilakukan dengan menggunakan suhu panas. Air panas dengan
4. Hibridisasi
bertujuan untuk menyatukan serbuk sari pada kepala putik sehingga dapat
untuk mendapatkan galur inbrida dan menguji potensi satu atau beberapa tetua
(Nasir, 2001).
5. Pelabelan
Label terbuat dari kertas keras tahan air, atau plastik. Label memuat
supaya tidak lupa tetua apa yang disilangkan (Syukur, dkk, 2009).
6. Pembungkusan
dengan bantuan angin, serangga, air dan lainnya. Penyerbukan secara alami tidak
dapat diketahui sifat dari pohon induk sehingga hasilnya kurang sesuai dengan
silang, agar persilangan dapat dikontrol dan hasilnya sesuai dengan yang
Hibrida adalah produk persilangan antara dua tetua padi yang berbeda secara
genetik. Apabila tetua-tetua diseleksi secara tepat maka hibrida turunannya akan
memiliki vigor dan daya hasil yang lebih tinggi daripada kedua tetua tersebut.
Keunggulan dari padi hibrida adalah hasil yang lebih tinggi daripada hasil padi
unggul biasa, dan vigor lebih baik sehingga lebih kompetitif terhadap gulma.
Kekurangan dari padi hibrida adalah harga benihnya mahal. Petani harus membeli
benih baru setiap tanam, karena benih hasil panen sebelumnya tidak dapat dipakai
untuk memperoleh hasil benih yang murni. Rouging dilakukan sejak fase vegetatif
sampai menjelang panen. Periode paling kritis adalah antara mulai keluar bunga
sampai dengan fase tetua jantan tidak menghasilkan serbuk sari lagi (Balitbang,
2014)
III. METODE PRAKTIKUM
tongkol tetua betina dan malai tetua betina. Alat yang digunakan antara lain :
kantong kertas besar, kantong kertas sedang, trigonal klip atau stapler-isi stapler,
B. Prosedur kerja
1. Benih materi induk jantan dan benih materi induk betina ditanam seperti
4. Pada umur tanaman sekitar 53 hari setelah tugal agar diperhatikan karena
dilaksanakan pada tanaman materi induk betina, dilakukan setiap pagi hari
Menjelang bunga jantan mekar, dan disungkup dengan kantong kertas untuk
bunga betina.
8. Kantong yang berisi serbuk sari dilepaskan dari malai dengan hati-hati, agar
serbuk sari tidak keluar dan tidak terjadi kontaminasi, kemudian didekatkan
9. Bila sudah terlalu panjang, rambut tongkol dipotong hingga panjangnya kira-
kira 2 cm dari ujung tongkol. Dengan demikian rambut tongkol menjadi rata.
10. Serbuk sari ditaburkan pada ujung rambut tongkol dengan cepat untuk
menghindari kontaminasi.
11. Setelah penyerbukan selesai, tongkol ditutup kembali dengan kantong malai,
13. Perkembangan bakal biji pada tongkol dipelihara dan diamati setelah 2
A. Hasil
Tabel Pengamatan
Parental Arjuna x Sadewa
F1 AK-47
Dokumentasi sebelum hibridisasi Dokumentasi sesudah hibridisasi
Keterangan:
Waktu penyerbukan : Tanggal 6 Mei 2017 / Jam 08.00
Waktu pengamatan : Tanggal 21 Mei 2017 / Jam 14.00
Warna kelobot : Hijau muda
Jumlah biji per tongkol : 600
Jumlah baris per tongkol : 14 baris
Panjang tongkol : 28 cm
Diameter tongkol : 3,53 cm
Warna biji : Kuning muda
Karakter Kualitatif dan Kuantitatif pada Parental Tanaman Jagung
Varietas Arjuna Varietas Sadewa
Golongan bersari bebas, batang tinggi Golongan bersari bebas, batang tinggi
sedang dan tegak, berwarna hijau, umur dan tegak. Umur panen ± 86 hari, umur
masak ± 85-90 hari, umur 50% keluar 50 % keluar rambut 53 hari. Kelobot
rambut ± 55 hari, bentuk biji flint menutup tongkol kurang baik. Bentuk
berwarna jingga, bobot biji ± 257,5 biji flint berwarna kuning agak jingga.
gram/1000 biji, jumlah baris 12-13, Jumlah baris pertongkol 10-14 baris.
Arjuna cepat panen, hasil tinggi, umur Tahan rebah, akar kuat, tahan penyakit
berbunga cepat, tahan rebah, serta karat daun dan bercak daun. Potensi
tahan karat dan bercak daun. hasil mampu mencapai 3,7 ton/ha.
B. Pembahasan
arjuna dan sadewa. Varietas arjuna dan sadewa menurut Balitbang ( 2012 )
1. Varietas Arjuna
Perakaran : Baik
putih
2. Varietas Sadewa
Perakaran : Baik
silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Ellstrand (2011)
menambahkan bahwa hibridisasi adalah proses kawin antar individu dari spesies
yang berbeda (persilangan interspesifik) atau individu genetik berbeda dari spesies
bersatunya tepung sari dengan putik yang berasal dari tanaman lain dan sifatnya
berbeda. Contoh hasil persilangan dari tanaman menyerbuk silang yaitu jagung
varietas Bisi 1, jagung varietas Bima 1, jagung varietas Bima 4, dan masih banyak
penyerbukan sendiri.
tumbuh pada satu tanaman, tetapi letaknya berbeda, seperti pada tanaman
jagung.
6. Tanaman berumah dua (dioecious) adalah kondisi bunga jantan dan betina
(Tanto, 2002).
silang berbeda dengan penyerbukan sendiri. Metode penting yang sesuai dengan
persilangan luar yang nilainya sama baiknya dengan species yang berpolinasi
sendiri.
varietas.
4. Seleksi berulang, seleksi yang diulang, genotipe yang diinginkan dipilih dari
genotipe ini atau turunan sejenisnya disilangkan dengan luar semua kombinasi
merupakan salah satu contoh tanaman menyerbuk silang. Bunga jagung tergolong
bunga tidak lengkap karena struktur bunganya tidak memiliki petal dan sepal. Letak
bunga jantan dan bunga betina terpisah namun masih dalam satu tanaman sehingga
tanaman jagung termasuk tanaman berumah satu. Bunga jantan terdapat diujung
batang dan bunga betina terdapat pada ketiak daun ke 6 atau ke 8 dari bunga jantan.
Tanaman jagung bersifat protandry, yaitu bunga jantan muncul 1-2 hari sebelum
munculnya rambut jagung pada bunga betina. Oleh karena itu jagung bersifat
Bunga betina jagung berupa tongkol yang terbungkus oleh semacam pelepah
dengan rambut. Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Tanaman jagung
memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman
(Monoecious). Bunga betina berwarna putih panjang dan biasa disebut rambut
jagung. Bunga betina dapat menerima tepung sari disepanjang rambutnya. Tiap
kuntum memiliki struktur khas bunga dari suku Poeceae yang disebut flore. Jagung,
dua floret dibatasi oleh sepasang glumae. Bunga jantan tumbuh dibagian pucuk
tanaman berupa karangan bunga (Inflorescence), serbuk sari berwarna kuning dan
beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku,
diantara batang dan pelepah daun (ketiak daun). Bunga jantan cenderung siap untuk
pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan menempel pada
petani pukul 08.00 WIB. Tanaman jagung dipilih tetua jantan dan betinanya.
Tanaman betina dipilih yang mempunyai tongkol yang belum diserbuki. Tanaman
jantan dipilih yang mempunyai serbuk sari yang telah mekar, hal tersebut dilakukan
sari yang berada di dalam sungkup merata di atas kepala putik (rambut), usahakan
setiap rambut terserbuki sehingga jagung memiliki biji yang lengkap. Setelah itu
sungkup dipasang pada tongkol dan diikat dengan tali agar tidak dapat diserbuki
oleh tanaman lain. Selain itu pemberian sungkup bertujuan agar membedakan
jagung hasil praktikum dengan jagung milik petani, sehingga jagung hasil
praktikum tidak ikut dipanen oleh petani. Sungkup terlebih dahulu diberi
memiliki biji yang bagus dan besar karena dipanen 15 hari dari tanggal
penyerbukan. Biji yang terbentuk berjumlah 600 dan tidak ada yang terkena hama
maupun yang bentuknya kecil atau muda, hanya saja terdapat bekas ikatan pada
tongkol dikarenakan terlalu erat pada saat mengikat sungkup pada saat
pembungkusan dan pelabelan. Kastrasi tidak dilakukan dalam praktikum, tidak ada
tongkol akan terhambat, nutrisi yang terserap dari akar akan ditranslokasi ke
bagian-bagian disekitar bunga/ tongkol, oleh karena itu nutrisi yang menuju tongkol
kurang. Emaskulasi juga tidak dilakukan dalam praktikum karena tujuan dari
jagung. Selain itu hibridisasi tanaman jagung seharusnya tetua berasal dari varietas
yang berbeda, namun dalam praktikum tidak dilakukan hal tersebut karena
keterbatasan varietas yang ada. Namun dalam pembuatan hasil dalam lembar
pengamatan dicari tetua dari varietas yang dipilih sesuai kehendak praktikan,
tentunya yang mimiliki sifat yang baik sehingga hasil keturunan memiliki sifat
terbaik. Kelompok saya menggunakan varietas arjuna sebagai tetua betina dan
sadewa sebagai tetua jantan, sifat hasil keturunan yang diinginkan yaitu tahan
jagung adalah pada pagi hari yaitu antara pukul 07.00 hingga pukul 09.00 WIB.
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada
rambut tongkol. Serbuk sari lepas saat 3-6 hari, tergantung pada varietas, suhu, dan
kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap
hidup (viable) dalam 4-16 jam sesudah terlepas shedding. Penyerbukan selesai
dalam 24-36 jam dan biji mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan,
warna rambut tongkol berubah menjadi coklat dan kemudian kering, hal tersebut
sesuai dengan hasil praktikum bahwa rambut tongkol berubah menjadi coklat
(Allard, 1992).
Keberhasilan dalam suatu persilangan buatan dapat dilihat pada satu minggu setelah
yang kita lakukan berhasil, namun jika tongkol berukuran tetap maka hibridisasi
gagal dan hasil dari praktikum kali ini dikatakan berhasil yang dapat dilihat dari
morfologi tongkol jagung yang sudah diserbuki. Sifat-sifat tanaman yang terlihat
dan dapat diamati oleh Praktikan yaitu warna kelobot hijau muda, jumlah biji per
tongkol 600, jumlah baris per tongkol 14 baris, panjang tongkol 28 cm, diameter
tongkol 3,53 cm, dan warna biji kuning muda. Hal ini sesuai dengan pendapat Yang
waktu dalam reseptif betina dan antesis jantan, kesuburan tanah serta faktor
lingkungan.
buah, kelopak bunga layu bakal buah tetap segar. Keberhasilan suatu persilangan
buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan . Jika
pental mengering ,namun bakal buah tetap segar kemudian bakal buah membesar
yang gagal mengadakan fertilisasi biasanya gugur atau kepala putik nya terlihat
1. Internal
a. Pemilihan Tetua
Ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang dapat dijadikan tetua
unggul yang dituju akan menjadi besar bila tetua yang digunakan
bersamaan.
harus diperhatikan, seperti pada bunga kacang tanah, padi harus pagi
hari, bila melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Waktu
antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan,
2. Eksternal
Hal yang paling mendasar dan yang paling penting diketahui penyerbukan
berikut :
udara terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada
c. Pelaksana
Pemulia yang melaksanakan hibridisasi harus dengan serius dan
A. Kesimpulan
menyerbuk silang dilakukan dengan cara pemilihan tetua jantan dan betina,
B. Saran
Sebaiknya jagung yang digunakan dalam praktikum diberi tanda agar petani
mengetahui bahwa jagung tersebut adalah hasil percobaan agar tidak ikut dipanen
oleh petani.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian. 2012. Deskripsi Varietas Unggul Jagung. Edisi ketujuh
Daryanto dan Satifah, S. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga Dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia, Jakarta.
Djuita, N.R. 2012. Evolusi, Spesiasi dan Hibridisasi pada Beberapa Anggota
Poaceae. Bioedukasi Vol.5, No.2,hal. 13-24.
Mejaya, M.J, dkk., 2009. Pembentukan Varietas Jagung Hibrida. Balai Penelitian
Tanaman Serealia, Maros.
Paliwal, R.L. 2000. Hybrid maize breeding. In: Paliwal, R.L., G. Granados, H.R.
Lafitte, and A.D. Violic (Eds.). Tropical Maize: Improvement And
Production. FAO, Rome, Italy.
Hasil hibridisasi