Anda di halaman 1dari 27

TUGAS ELEMEN MESIN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pasangan roda gigi adalah salah satu elemen penerus daya yang banyak
digunakan dalam suatu system mekanik.Pasangan roda gigi digunakan untuk
menurunkan putaran dari mesin penggerak sehingga didapatkan putran sesuai yang
diinginkan.Rasio putaran ditentukan oleh perbandingan diameter singgung kedua
roda gigi.
Rasio putaran yang konstan dan daya yang mampu diteruskan relative lebih
besar disbanding elemen penerus daya lain, Misal tranmisi sabuk dan rantai,
merupakan alas an alasan dipilih roda gigi sebagai elemen penerus daya. Kelebihan
lainnya adalah efisiensi penerus daya lebih tinggi, umur lebih panjang, dan
perawatan yang lebih mudah disbanding elemet penerys daya lainnya.
Sistem tranmisi roda gigi digunakan untuk pemindahan daya antar poros-
poros yang sejajar/parallel, bersilang, dan membentuk sudut.System tranmisi roda
gigi tidak sesuai digunakan untuk system penerus daya pada poros poros yang
berjauhan atau membutuhkan kemudahan bongkar pasang.Untuk penerus daya antara
dua mesin yang sudah terakit bisa digunakan kotak tranmisi atau gear box. Selain itu
system tranmisi roda gigi membutuhkan pelumasan dan ongkos produksi lebih tinggi
dibandingkan system tranmisi lain.
Karena pemakaian tranmisi roda gigi yang luas pada umumnya roda gigi
memegang peranan penting untuk seluruh system mekanik, diperlukan perancangan
roda gigi yang khusus untuk setiap kasus penggunaannya. Perancangan tersebut harus
memasukkan kondisi kondisi dan beban yang akan ditanggung roda gigi. Hasil dari
perancangan tersebut antara lain adalah bahan roda gigi, dimensi dimensi roda gigi,
umur roda gigi, jenis pelumasan, dan parameter pembuatan roda gigi dan faktor
korigasi.

1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah agar penulis memahami prinsip dan cara kerja
system tranmisi roda gigi serta memahami proses perancangan suatu system roda gigi
dan elemen –elemen penunjang, yaitu poros, bantalan, dan pasak.
1.3. Batasan Masalah
Pembahasan masalah dibatasi untuk perancangan system tranmisi roda gigi yang
ditempatkan didalam gear box. Data perancangan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Daya : 12
Putaran : 1700
Rasio putaran : 10
Poros masuk & poros keluar segaris (digunakan dua pasang roda gigi)

Perancangan didasarkan pada metode dari Gusta Nieman yang dipaparkan dala buku
Machine Element Volume II. Hasil dari perancangan adalah sebagai berikut :
 Jenis dan dimensi roda gigi
 Bhan roda gigi
 Umur roda gigi
 Faktor faktor keamanan
Selain itu direncang juga elemen elemen pendukung yaitu poros, pasak, dan batalan.

1.4. Sistematika Pembahasan


Pembhasan dimulai dengan bab 1 yang berisi pendahuluan. Pada Bab 2
diuraikan teori dasar roda gigi.Bab 3 berisi metode perancangan roda gigi dari Gustav
Nieman.Bab 4 berisi perancangan roda gigi sesuai dengan data dari tugas yang
diberiakan.Bab 5 berisi perancangan element element pendukung, yaitu poros, pasak,
dan batalan. Pembahasan diakhiri bab 6 yang berisi dari seluruh perancangan
elemen.
BAB II
TEORI RODA GIGI

2.1 Dimensi Utama Roda Gigi


Bebarapa dimensi utama roda gigi (gamabar 2.1 ) adalah
- Diameter Pitch, do
- Diameter Singgung, db
- Diameter Kaki Gigi, df
- Diameter Kepala Gigi, dk
- Sudut tekan, ἀ
- Sudut Kemiringan, β
- Lebar Gigi , b
- Addendum, hk
- Deddendum, hf

Gambar 2.1 Dimensi Roda Gigi

2.2. Jenis Jenis Roda Gigi


Berdasarkan konstruksi dan fungsinya, roda gigi dibedakan dalam beberapa jenis,
yaitu : (Gambar 2.2)
a) Roda gigi lurus
b) Roda gigi miring
c) Roda gigi hipoid
d) Roda gigi spiral
e) Roda gigi cacing
Gambar 2.2. Jenis Jenis Roda Gigi

2.2.1. Roda Gigi Lurus Dan Miring


Roda gigi miring dan lurus digunakan untuk meneruskan daya antara poros poros
yang sejajar. Roda gigi ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Rasio kecepatan, i
a) Reduksi ssatu tingkat : I s.d 8, kasus ekstrim s.d. 20
b) Reduksi dua tingkat : I s.d. 45, kasus ekstrim s.d. 60
c) Reduksi tiga tingkat : I s.d. 200, kasus ekstrim s.d. 300
- Daya sampai dengan 25000 hp untuk putaran 100000 rpm, untuk kecepatan
tangensial s.d 200m/det.
- Efisiensi antara 96% pada masiang masing tingkat reduksi.
Roda gigi miring memeiliki karakteristik yang hamper sama dengan roda gigi
lurus, kecuali tingkat kebisingan yang lebih rendah dan kemampuan meneruskan daya
yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena roda gigi miring memiliki rasio kontak
lebih besar (biasanya lebih dari satu pasang gigi yang berkontak pada ssaat yang
sama) sehingga kontak gigi berlangsung lebih mulus(smooth).

2.3. Kegagalan Roda Gigi


Kegagalan pada roda gigi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu patah dan
kerusakan pada muka gigi yang berkontak. Patah dapat terjadi dipotongan kaki gigi
akibat beban kejut, patah lelah pada potongan kaki gigi, patah pada sudut kepala gigi
dan pinggir gigi akibat ketidaktepatan pemasangan (misalignment, dan tipcrumbing).
Kerusakan pada muka gigi dapat berupa pitting, grooving pada garis pitch,
fissures pada muka gigi, scuffing, muka gigi menjadi terlalu panas, muka gigi aus,
dan muka gigi bergelombang.
-pitting
Pitting adalah fenomena lelah yang terjadi karena Hertz melebihi tekakanan
permukaan yang dapat ditahan permukaan gigi.Tegangan geser yang terjadi dibawah
permukaan gigi melebihi kekuatan lelah geser, mula mula menimbulkan retak yang
makin lama makain besar, sampai akhirnya material terkelupas mekipun permukaan
gigi dilumasi.
-Scuffiring
Scuffiring terjadi akibat lapisan minyak pelumas yang terletak anatar dua permukaan
gigi yang sedang berkontak pecah sehingga terjadi kontak langsung sehingga terjadii
local welding, disususl dengan sobeknya permukaan gigi akibat geseran pada local
weld yang terbentuk.Kerusakan ini dapat dicegah dengan mengurangi kekaaran
permukaan gigi, pemakaian minyak pelumas dengan kekenatalan yang lebih tinggi,
atau memperbesar pendinginan.
-Patah lelah pada potongan Kaki Gigi
Patah lelah terjadi akibat benban yang terjadi lebih besar dari kekuatan lelah
gigi.Kerusakan ini jarang terjadi tetapi akibat yang ditimbulkan sangat fatal karena
roda gigi tidak dapat digunakan lagi.
-Keausan
Aus adalah keadaan permukaan gigi yang terkikis sedikit demi sedikit pada rah gerak
relative antara permukaan gigi.Penyebabnya adalah terdapat partikel partikel abrasive
minyak pelumas.
BAB 3
PERNCANGAN RODA GIGI METODE NIEMANN

3.1. Pendahuluan
Pada perancangan roda gigi dan elemen mesin lainya, terlibat besaran besaran
berikut :
- Beban yang dipikul
- Tegangan yang terjadi
- Geometrid an ukuran ukuran,
- Kekuatan element mesin,
- Bahan element.
Pada tahap awal, perancangan elemen mein pada dasarnya adalah memnetukan
bahan dan dimensi elemen yang sudah diketahui fungsinya.Pemilihan tersebut
bertujuan supaya tegangan yang terjadi tidak melampoi kekuatan elemen tersebut.
Selain itu elemen mesin yang dirancang tidak boleh mengalami hal hal sebagai
berikut :
-deformasi permanen
-deformasi berlebihan, seperti bucling,
-getaran berlebihan,
- menimbulkan kebisingan.
Dalam perancangan, jumlah rumus lebih sedikit daripada besaran besaran yang
ditentukan sehingga dibutuhkan angka angka empiric atau angaka praktek. Jadi
proses perenacangan memadukan rumus teoritik dan empiric.
Pada perancangan roda gigi, beban pad agigi dapat diketahui jika dimensinya dari
roda gigi dan gigi sudah diketahui.Untuk itu digunakan besaran besaran sementara
sehingga beban pada gigi dapat diperkirakan.Berdasrkan bebabn sementara tersebut
dihitung dimensi dimensi roda gigi dan gigi.Kemudian dilakukan iterasi untuk
menyesuaikan bebsarab besaran yang diperkirakan tersebut.,etode perancangan roda
gigi menurut niemann memuat semua informasi yang diperlukan untuk perancangan
roda gigi. Karena itu metode ini baik digunakan dalam perancangan roda gigi.

3.2. Data Perancangan


Data-data yang diperlukan untuk langkah awal perancangan roda gigi adalah :
1. Karakteristik mesin penggerak dan mesin yang digerakkan.
2. Daya yang dietruskan.
3. Putaran poros penggerak dan yang digerakkan.
4. Umur yang dikehendaki
5. Pembatasan ruang

3.3. Besaran Roda Gigi Hasil Perancangan


Besarab besaran yag dihasilkan dari proses perancangan roda gigi adalah:
1. Macam profil (involute, sikloidal, Wildhaber-Novikov)
2. Modul, m
3. Sudut tekan
4. Jumalah gigi z1 dan z2
5. Tinggi gigi
6. Korigasi gigi
7. Jenis roda gigi
8. Rasio kontak
9. Bahan dan perlakuan panas
10. Pelumasan
11. Ketelitian dalam pembuatan roda gigi
12. Pemilihan macam dan letak bantalan
13. Pembuatan pinggir kepala dan kaki gigi
14. Ruma roda gigi

Besaran besaran yang ditentukan diawal perancangan adalah :


1. Profil gigi
2. Sudut tekan (standart α=200)
3. Tinggi gigi
4. Korigasi gigi
5. Jenis roda gigi
Besaran besaran lain ditentukan dari perhitungan roda gigi.

3.4. Pembebanan pada roda gigi


Gaya gaya pada roda gigi dapat dilihat pada gambar 3.1.
3.4.1. Moment punter
Dalam menentukan daya N1 pada putaran n1 maka roda gigi penggerak
mengalami moment punter M1 sebesar
N1
M1=71620 [ kgf cm ]
n1
(3.1.)
N1 dalam dk dan n1 dalam Rpm
Sedangkan oda gigi yang digerakkan mengalami moment punter sebesar
N1
M2=71620 [ kgf cm ]
n1
(3.2)

Gambar 3.1. Gaya gaya pada roda gigi


Pada roda gigi yang berkontak, baik pada roda gigi penggerak maupun yang
digerakkan, bekerja beban P (Gambar ). Gaya P ini menimbulkan moment punter M1
dan M2, yaitu
M1=P(db1/2) dan M2= P(db1/2) (3.3)
Dengan
Db1=d01cos α dan Db2=d01cos α (3.4)
Sehingga
M1 =P cos α(d01/2) dan M2 =P cos α(d02/2) (3.5)
Pada saat titik kontak samapi di titik pitch
P cos α= U (3.6)
Sehingga
M1 =U(d01/2) dan M1 =U(d01/2) (3.7)

3.4.2 Gaya tangensial Nominal, U


Gaya tangensial nominal dirumuskan
U=P cos α [kgf] (3.8)
Dari rumus moment punter didapat
M1
[kgf ]
U= d 01
( )
2
(3.9)
Gaya tangensial lebar gigi, u
U
u= [kgf/mm] (3.10)
B

3.5. Perancangan dan besaran besaran roda gigi


Langkah langkah perancangan roda gigi dilakukan seperti pada diagram alir
yang terdapat pada lampiran A.

3.5.1. Penentuan dimensi utama roda gigi


Dimensi utama roda gigi dipilih dari table 12 lampiran B. Llau dihitung k D
dengan kecepatan tangensial diasumsikan terlebih dahulu. Besaran S G juga
diasumsikan terlebih dahulu. Kemudian dipilih db1/b. harga diameter sementara
dihitung dengan :
3 db 1 n1

db1= (
b
)(
n 1 Bzul
)
B zul adalah beban nominal yang diizinkan.
(3.11)

Untuk SG <1(umur terbatas), B zul = B0 s.d 3B0, untuk SG>1 B zul = Bo


Diamana
0,35 kDi
B0=
√ cos 3 β 0 CsSg(i+1)❑
Dimana kDadalah tekanan permukaan yang diijinkan.
Keceptan tangensial denagn diameter hasil perhitunan disbanding dengam asumsi
awal. Bila ternyata harganya berbeda jauh, dilakukan iterasi sampai harganya
mendekati .

Faktor kesalahan Gigi


Ketidak telitain pitch , Fe menurut DIN 3961
Fe≤ge[3+0.3m+0.2√d0][μm] (3.28)
Ketidak telitian arah gigi, fg
fr≤gr√b[μm] (3.29)
Ketidaktelitian arah gigi efektif (setelah running in)
frw≤0,75fR+qkuCs[μm] (3.30)
Dimana
Ge dan gr diperoleh dari table 2 lampiran B
D0 merupakanlingkaran pitch tebesar dari pasangan roda gigi.
Qk =0 jiks dus bantalan mengapit roda gigi.
=0.3 jika bantalan hanya terletak dislah satu sisi rods gigi.
Faktor Dinamik CD
Rumus untuk menghitung CD adalah :
Udaya 0,3 ucs+ f
CD=1+ ≤ 1+ (3.31)
uCs(esp +1) uCs(esp +1)
Dimana :
U= gaya tangensial per millimeter lebar gigi [kgf/mm]
F= harga terbesar dari Fe, fR, fRW dalam [μm]
Esp= 1 untuk roda gigi lurus
Harga Udyn diperoleh dari gambar 1 lampiran b dengan menghitung dua variable, v
(kecepatan tangensial m/det) dan uCs+0,26f.
Faktor distribus gigi , CT
Harga CT diperoleh dari table 8 lampiran B . Parameter untuk menetukan CT
adalah T yang dieroleh dari :
CzfRWb
T= (3.32)
UCsCd
Dengan
Cz = 1 untuk pasangan roda gigi dari baja dan baja.
= 0.75 untuk pasangan roda gigi dari baja dan besi cor.
= 0.55 untuk pasangan roda gigi dari besi cor dan besi cor.
Faktor kemiringan Gigi Cβ
Harga Cβ untuk roda gigi dengan sudut pegang dalam arah normal αon=200,
Untuk β=0 (roda gigi lurus ), harga Cβ=1
Untuk esp =123… harga Cβ=1,4/ε
3.5.5. Tegangan kaki Gig Efektif, σw
Rumus yang digunakan dalam perhitungan tegangan kaki gigi efektif adalah :
σwl=qwl.z1.Bw (3.33)
σw2= qw2.z1.Bw (3.34)
Dengan
Qw1=qε1.Z1.qk1 (3.35)
Qw2=qε2.Z1.qk1 (3.36)
Jika pinion adalah roda gigi penggerak maka :
1,4
qε1= (3.37)
εn+ 0,4
1,4
qε1= (3.38)
εw+ 0,4
Sedang jika roda gigi yang besar sebagai penggerak :
1,4
qε1= (3.39)
εw+ 0,4
1,4
qε1= (3.40)
εn+ 0,4
Besaran besaran εn dan εw adalah berturut turut rasio kontak pada potongan potongan
dari kontak efektif,
Mn+ v /4
εw=1+(εn-1)
mn+ f /6
(3.41)
ε
εn= (3.42)
c 0 s 2 βg
ε=ε1+ε2 (3.43)
mb
ε1 =db 1¿ ¿ (3.45)
hk 1
db 1
cosαk1= ( )
dk 1
cosαb (3.46)

Sedangakan harga qk dapat dibaca pada gamabar 2 lampiran B dengan parameter


jumlah gigi (arah normal) dan faktor korigasi.

3.5.6 tegangan Kaki Gigi yang Diizinkan, σD1, dan faktor keamanan terhadap
kekuatan kaki gigi, SB.
Pada dasarnya σ~σ0.Harga σ0dapat dilihat pada table 12 lampiran B
berdasrkan jenis material yang dipilih. Difinisi faktor keamanan terhadap kekuatan
kaki gigi, SBadalah :
σD 1,2
SB1.2= (3.47)
σw 1,2
3.57. Tekanan Permuakaan Efektif, Kw
Tekanan permukaan efektif pada permukaan roda gigi adalah :
1+ i
Kw1,2= yw1.2Bw1.2 (3.48)
i
Dimana koefisien koefisien adalah :
1
yw2=yc=
sin αb cos ❑αb
(3.49)
ye
yw1=

(3.50)
2π εw
yε=1-[ ][
Z 1 tan α b ( )]
− 1−ε 1
en
(3.51)

3.5.8 Kkekuatan lelah tekanan Permukaaan, K0


Kekuatan lelah tekanan permukaan, ko hasil uji pada pasangan roda gigi untuk
berbagai macam bahan dicantumkan pada table 12 lamiran B.
3.5.9 Tekanan permukaan yang diizinkan Ko, dan faktor keamanan terhadap SG
Agar tidak terjadi pitting, maka tekanan permukaan yang diizinkan sebesar
Kp=yg.yH.ys.yv.ko
Dimana
Yg = 1. Untuk roda gigi yang terbuat dari material yang tercantum pada table
lampiran jika roda gigi pasangan terbuat dari baja
= 1.5 jika roda gigi terbuat dari besi cor.
2.1.104
=0.5+ jika roda gigi pasangannya terbuat dari material dengan
2e0
modulus elastis Eσ
H 2
yH= ( )Hg
jika harga kekerasan permukaan menyimoang dari harga kekerasan yang

tercantum pada table 12 lampiran B dan harga <650


yH= 1 untuk kasus kasus lain
ys= harganya tergantung dari viskositas minyak pelumas pada temperature kerja
(lampiran B table 13)
0,6
yv= 0.7+ 8 , v adalah kecepatantangensial dalam m/det.
()
1+
v
2

Faktor terhadap pitting dirumuskan sebagai berikut :


Kd 1,2
Sg1.2= (3.53)
kw 1,2
3.5.10 tekanan permukaan yang menimbulkan Scoring, kf
Tekanan ini dinyatakan sebagai berikut :
K test cos βoYβ
Kf= (3.54)
yf
Dimana :
12,7(i+1) 2 E maks
(
Yf= ) (
db 1. i
⌊ 1+ )
10
4 ⌋ √mn

(3.55)
E maks adalah harga maksimum anatar e1 dan e2.
BAB IV
PERANCANAGN RODA GIGI REDUKSI BERTINGKAT

4.1.Data perancangan
Data perancangan yang digunakan dalam perhitungan roda gigi adalah sebagai
berikut :

 Daya (N1) : 12
 Putaran (n1) : 1700
 Rasio putaran (i) : 10
 β1 : 100
 βII : 00
 Poros masuk & poros keluar segaris (digunakan dua pasang roda gigi)
 Pasangan roda gigi 1 : overhanging pinion, roda gigi lurus
 Pasangan roda gigi II : pinion diapit dua bantalan, roda gigi miring

4.2. Tingkat Reduksi


i=iI.iII;iI~iII~√i=√10=3,16
dipilih iI=3,16 dan iII= 3,16
4.3. Kondisi operasi gigi
Roda gigi dirancang mereduksi putaran motir listrik yang menggerakkan pompa.
Dengan demikian harga faktor kejut, Cs=1,25. Roda gigi dirancang untuk umur tak
terbatas.
SG≥1,3
SB≥1,8
SF≥3
4.4. Perhitungan Awal pasangan roda gigi tingkat 1 dan 2
Karena pasangan roda gigi tingkat 1 dan 2 mempunyai jarak poros yang
sama,maka dilakukan perhitungan awal untuk menentukan diameter singgung d b,
modul m, jumlah gigi z, dan faktor korigasi untuk semua roda gigi. Harga harga
tersebut dihitung secara simultan sehingga I total yang dihasilakan oleh kedua
pasanag roda gigi tepat seperti yang dikehendakin dan faktor korigasi yang terjadi
tidak terlalu besar. Korigasi dipilih terjadi pada roda gigi miring. Perhitungan
dilakukan pertama kali untuk roda gigi tingkat 2 (roda gigi lurus)

4.4.1. Perhitungan Awal Pasangan Roda Gigi Tingkat 2


4.4.1.1. Data Perancangan Tingkat 2
N1 = 12 Hp
n1 = 1700/3,16=537,9 rpm
i = 3,16
Bahan = 20MnCr 5(Lampiran B Tabel 12)
K0 = 5,0 kgf/mm2
σ0 =47 kgf/ mm2
Cs = 1,25
b/db1 = 1,2(Lampiran B Table 6)

4.4.1.2 Dimensi Utama Pasangan Roda Gigi Tingkat 2


SG diambil=1,5 maka Bzul=B0(Lampiran B table 1)
a) KD=yG.yH yS.yV.k0
yG= 1, Material dari baja (Tbel 12 lampiran B)
yH= 1, Harga kekerasan material tidak ada penyimpangan.
100 200
ys= 1, v=1,1m/s (Hasil iterasi), v50= s.d
1,1.0,4 1,1 0,4
=96-192 dipilih v50=100
0,6
0,7 =0,711
yv= 8
( )
1+
1,1
2

KD=(1)(1)(1)(0,7)(5,0)=3,5kgf/mm2
0,35. kD . i 0,35.3,55 .3,16
b) Bzul= = =0,50 kgf /mm2
C s . SG .(i+1) 1,25.1,5 .(1+3,16)
3 b N1
c) db1

≥113
db 1 n 1 Bzul
1 12
db1

≥113
3

≥36,95mm
1,25 537,9.0,50

36,95. π .537,9
d) cek v tangensial = =10,4 m/ s
60.100
e) diambil db1= 40mm, maka
b = 48mm
d b2= db1.i=40mm.3. 16mm=126,4
40+126,4
f) Jarak Poros a= =83,2
2
g) Dipilih roda gigi standar dengan α=200
b
h) m ≥ : roda gigi dipotong akurat, ditumpu dengan baik dalam gearbox.
25
48
m ≥ =1,92
25
40
dipilih m=2,0, maka z1 = =20 dan z2=i.m3,16.20=63,2
2
Jarak poros yang pasangan roda gigi 2 ini digunakan sebagai jarak poros
pasangan roda gigi 1
4.4.2 Perhitungan Awal Pasangan Roda Gigi Tingkat 1
4.4.2.1 Data Perancangan Tingkat 1
N1 = 12Hp
n1 =1700 rpm
i = 3,16
bahan =53MnSi4
ko = 4,5kgf/mm2
σ0 =35kgf/mm2
Cs =1,25
b/db1 =0,7
a = 83,2mm

4.4.2.2 Dimensi Utama Pasangan Roda Gigi Tingkat 1


2a 2.83,2
a) db1= = =40 mm
1+ i 3,16+1
db2= i.db1=3,16 . 40=126,4mm
z1=14(dipilih ) z1n=14,602
z2=14.3,16=44,24 z2n=14,602 .3,16=46,14
dipilih roda gigi standar αon=200 makaα0=20,280

db 1 40
b) m= = =2,857 maka mn=m cos β0=
z 1 14
2,857.cos 100=2,81
mn=tidak standar, terjadi korigasi. Diambil dari satandar mn=2,75, maka
m=2,792
d01=z1.m=14.2,792=39,088mm
d02=z2.m=44,24.2,792=123,51mm
39,088+123,51
a= =81,299mm
2
c) Korigasi
a−a 0 83,2−81,299
Bv= cos 2 β 0= cos210°=0,022
a0 81,299
Table 15 lampiran B:
abn=21,20 ab=21,530 Bx=0,00813
d) x1+x2=Bx ¿ ¿
x 1+ x 2 i−1
x1≈ + ≈ 0,15
i+1 i+1+0,4 z 2 n
x2=0,240-0,15=0,08
(table 5 lampiran B harga x1 dan x2 tidak mengakibatkan undercutting dan
topping.)0,43902
4.4.2.3 Mengcek diameter pinion terhadap kekuatan bahan
SG diambil=2 maka Bzul=B0(Lampiran B table 1)
i) KD=yG.yH yS.yV.k0
yG= 1, Material dari baja (Tbel 12 lampiran B)
yH= 1, Harga kekerasan material tidak ada penyimpangan.
100 200
ys= 1, v=3m/s (Hasil literasi), v50= s.d
3.0,4 3. 0,4
=64-128 dipilih v50=100
0,6
0,7 =0,77
yv= 8
1+
1
2()
KD=(1)(1)(1)(0,77)(4,5)=3,465kgf/mm2
0,35. kD. i 0,35.3,465 .3,16
j) Bzul= = =0,379 kgf /mm2
Cs. SG.(i+1) √ 0,9551,25.2. (1+ 3,16)
3 b N1
k) db1≥113
√db 1 n 1 Bzul
3 1 12
db1≥113

≥34,1mm
√0,7 1700.0,367
=34,1

34,1. π .1700
l) cek v tangensial = =3.03 m/s diperoleh harga yang tidak jauah
60.1000
dengan asumsi.

4.5. Perhitungan Kekuatan pasangan roda gigi 1


4.5.1. Geometri roda gigi
Geometri geometri roda gigi yang akan digunakan dalam perhitungan kekeuatan
adalah :
a) hk1=m=2mm dan hk2=m=2mm
b) dk1=db1+2hk1=40+4=44mm dan
dk2=db2+2hk2=126,4+4=130,4
c) hf1=1,2m=2,4mm dan hf2=1,2m=2,4mm
d) df1=db1-2hf1=40-4,8=35,2mm dan
df2=db2-2hf2=126-4,8=121,6mm
db 1 40
e) αk1=cos-1 ( dk 1 ) (
cosab =cos-1
44 )
cos 20 ° =31,320

db 2 126,4
f) αk2= cos (
-1
cosab )=cos-1( cos 20 ° )=24,40
dk 1 130,4

4.5.2 Gaya Gaya Pada Roda Gigi


a) Momen punter

N1 12
M1=716200= =¿ 716200 =¿15924,4kgfmm
n1 539,7
b) Gaya tengensial Nominal U
M1 15924,4
= =¿
U= db 1/2 40 796,2kgf
( )
2
c) Gaya Tangensial Sepanjang Lebar gigi U

U 796,2
u= = =16,58kgf/mm
b 48

d) Intensitas Beban Nominal , B


U 796,2
B= = =¿0,414kgf/mm2
b . db 1 40.48

4.5.3. Perhitungan Intensitas Beban efektif Bw

Bw=B.Cs.CD.Cr.Cβ

a) Faktor CD
Udyn 0,3 ucs+ f
uCs=1+ ≤1+
uCs ( Esp+ 1 ) ucs ( esp +1 )
f table 2 lampiran B untuk kecepatan 0,8 s.d 4m/s: kulaitas gigi no 8
ge=2,8:gr=1,6:gk=0
fe ≤ge[ 3+0,3+ 0,2 √ d 02 ]μm
fe ≤2,8[ 3+0,3.2+0,2 √ 112 ] μm
fR≤ gR√b=1,6√48=11,08μm
fRW≤ 0,75fR+qkuCs=0,75.11,08+0=8,31μm
fmax=16μm
udyn :gambar 1 lampiran B
uCs+0,26f=17,02.1,25+0,26.16=25,43
π .40 .537,9
v= 1,19 m/s
60.1000
udyn=1,3
εsp=0(roda gigi lurus)
1,3
cD=1+ =1,114
11,37.1,25 .1
b) Faktor Cr
CzfRW . b 1.8,480.48
Table 8 lampiran B: T= = =0,5142
UcsCD 568,385.1,25 .1,114
Cz=1 untuk pasangan roda gigi yang seluruhnya terbuat dari baja
Dengan interpolasi diperoleh Cr(par)=1,14
c) Faktor Cβ, Cβ= 1 (roda gigi lurus)
Bw=0,425. 1,25.1,056.1,14.1=0,561kgf/mm2
qwl=0,68.2,8=1,904
qw2=0,81.2,3=1,863
σw1=z1.qwl.Bw=20.1,904.0,445=16,95 kgf/mm2
σw2=z2.qw2 .Bw=20.1,863.0,445=16,58 kgf/mm2

4.5.4. Perhitungan Tegangan Kaki Gigi

ε1=z1/2π(tanα k1-tan αb)

= 20/2π (tan 31,320-tan 200)=0,763

ε1= z2/2π(tanα k2-tan αb)

= 63,2/2π (tan 24,870-tan 200)=0,996

εn =ε1+ε2=0,763+0,996=1,759

mn+ v /4
εw= 1+(εn-1)
mn+ f /6

2+ 1,3/4
=1+(1,759-1) =1,35
2+16/6

b)Penentuan faktor tegangan kaki gigi, qw

qw1=qe1.qk1 dan qw2=qe2.qk2

1,4 1,4
qe1= qe1=
en+0,4 ew+0,4

1,4 1,4
= =0,64 =0,71
1,759+ 0,4 1,35+0,4

qk1 dan qk2 diperoleh dari gambar 2 lampiran B untuk X1 dan x2 =0

qk1=0,28(z1=20) dan qk2=2,5(z2=63,2)

qw1= 0,64.2,8=1,792

qw2=0,71 . 2,5=1,775
σw1=z1.qw1.Bw=20 .1,792 . 0,561= 20,10kgf/mm2

σw1=z1.qw1.Bw=20 .1,775 . 0,561= 19,91kgf/mm2

4.5.5. Perhitungan faktor keamanan SB

σ 01 47
sB1= = =2,3
σw 1 20,10
σ 02 47
sB2= = =2,36
σw 2 19,91

4.5.6. perhitungan Tekanan Permukaan Efektif Kw

a) Faktor ye

2π ew
[
y =1-
z 1tanαb] [ ( )]
− 1−ε 1
en

2π 1,35
=1-[ ][
20 tan 20 °
− 1−0,763 (
1,759 )]
= 0,68

b) Faktor yc
yc= 3,11(table 16 lampiran B)
c) Faktor yb=1
d) Faktor yw
ye . yβ 3,11.1
yw1= = =4,57
ye 0,68
yw2=yc.yb=3,11.1=3,11
1+ i
kw1= yw1+Bw1
i

1+ 3,16
kw1= 4,57.0,445=3,02 kgf /mm2
3,16
1+ i
kw2= y +B
1 w2 w2
1+ 3,16
kw2= 3,11.0,445=2,38 kg f /mm2
3,16
4.5.7 Perhitungan SG

0,6
=0,715
yv=0,7+ 8
1+ ( )
1,3
2

kD=1.1.0,715.5,0=3,58kgf/mm2

kD1 3,58
Sg1= = =1,17
Kw 1 3,02

kD2 3,58
Sg2= = =1,50
Kw 2 2,38

Didapat bahwa harga sG1 dan sG2>1, hal ini sesuai dengan asumsi awal

4.5.8 Perhitungan Faktor Keamanan Terhadap Scoring Kf

Karena kecepatan tangensial relative kecil maka perhitungan Sf tidak relevan (v<4
m/s)

4.6. Perhitungan Kekuatan Pasangan Roda Gigi 2

4.6.1 Geometri Roda Gigi

Geometri geometri roda gigi yang akan digunakan dalam perhitungan kekuatan
adalah :

a. Hk1 =mn+x1.mn- ( db 1−d


2
01
) =2,75+0,15.2,75-(
40−39,088
2 )
=2,70 mm

Hk2 =mn+x2.mn- ( db 2−d


2
02
)=2,75+0,09.2,75-( 126,4−123,51
2 )
=1,55 mm
b. dk1=db1+2hk1=40+2.2,70=45,4mm
dk2=db2+2hk2=126,4+2.1,55 =129,5
c. hf1 =1,2mn+x1.mn=1,2.2,75+0,15.2,75=3,71mm
hf2 =1,2mn+x2.mn=1,2.2,75+0,09.0,275=3,32mm
d. df1=db1-2hf1=40-2.3,71=32,58
df2=db2-2hf2=126,4-2.3,32=119,76mm
db1 40
e. αk1=cos-1 [ dk 2 ] (
cos αb = ¿ cos-1
45,4 )
cos 21,53 =34,950

db2 126,4
αk2=cos-1 [ dk 2 ]
cos αb = ¿cos (
-1
129,5
cos 21,53) 24,9
= 0

f. b=0,7.40=28mm diambil b=28mm


g. βg=sin-1(sinβo.cosαon=sin-1(sin 100.cos200)=9,390
db 40
h. βb=tg-1 (
d0
tgβ 0 = tg-1) (
39,008 )
tg 10 =9,60

4.6.2 gaya gaya Pada Roda Gigi

a) momen punter M
N1 13
M-1=716200 =¿ 716200 =¿5172,5
n1 1800
b) Gaya Tangensial Nominal U

M1 5172,5
U= = =¿ 258,6
db 1/2 40/2

c) Gaya Tangensial Sepanjang Lebar Gigi, u


U 258,6
u= = ❑
b
d) Intensitas Beban Nominal, B
u
B= =¿
b . db 1

4.6.3 Perhitungan Intensitas Beban Efektif, Bw

Bw=B.Cs.CD.Cr.Cβ

a) Faktor CD
Udyn 0,3 ucs+ f
CD=1+ ≤1+
uCs(esp +1) uCs(esp +1)
- f. table 2 lampiran B untuk kecepatan 0,8 s.d 4m/s kualitas gigi no 8
ge=2,8:gR=1,6:gk=0,3
- fe ≤ge[ 3+0,3 m+0,2 √ d 02 ]μm
≤2,8[ 3+0,3.2+0,2 √ 123,51 ]=14,91μm
- fR≤gR√b=1,6 28=8,4μm
- fRW≤0,75fR+qkuCs=0,75.8,4+0,3. 7,31. 1,25=9,04μm
- fmax=16,66μm
- udyn: gambar 1 lampiran B
uCs+0,26f=7,31 . 1,25 +0,26.16,66=13,47
π . 39,434.1700
v= =3,5 m/ s
60. 1000
di peroleh U dyn = 2
- εsp=b.tgβ0/(m.π)=28. Tg 100 /(2,792.π)=0,55
2
CD=1+ =1,14
7,31.1,25.(1+0,55)
b) Faktor Cr
czfRWb 1. 9,04.28
Table 8 lampiran B: T = = =0,22
UCsCD 201,8 .1,25 .1,175
Cz= 1 Untuk pasangan roda gigi yang seluruhnya terbuat dari baja dengan
interpolasi, diperoleh CT =1,055
c) Faktor Cβ
Z1
ε1= (tan αk1-tan αb)

14
= (tan 36,120-tan 20,280)=0,803

Z1
ε1= (tan αk2-tan αb)

40
= (tan 27,090-tan 20,280)=0,90

ε= ε1+ε2=0,803+0,9=1,703
ε 1,703
εn= = =1,75
cos 2 βg cos 2 9,39
Dari gamabar 3 lampiran B untuk ε = 1,703 dan εsp=0,55 Cβ=0,9
Bw=0,185. 1,25. 1,14. 1,055. 0,9=0,25kgf/mm2

4.6.4 Perhitungan Tegangan kaki gigi Gigi, σw


a) Rasio Kontak
mn+ v /4
εw =1+(εn-1)
mn+ f /6
3,5
2,75+
4
=1+(0,75-1)
16,6
2,75+
6
= 1,325
b) Penentuan tegangan kaki gigi qw
qwl=qe1.qk1 dan qwl=qe1.qk1
1,4 1,4
- qe1= qe2=
en+0,4 ew+0,4

1,4 1,4
- qe1= = 0,651 qe2= = 0,811
1,75+0,4 1,325+ 0,4

qk2 dan qk1 diperoleh dari gambar 2 lampiran B untuk


x1=0,15 dan z1 =14,602, qk1 =2,9
x2=0,08 dan z2=41,72, qk2=2,4
qw1=2,9. 0,651=1,88
qw2=2,4. 0,737=1,769

σw1=z1.qw1.Bw=14. 1,88. 0,25=6,6kgf/mm2


σw2=z2.qw2.Bw=14. 1,769. 0,25=6,19kgf/mm2
4.6.5 Perhitungan Faktor Keamanan SB

σ 01 35
SB1= = =5,3
σw 1 6,6

σ 02 35
SB2 = =5,65
σw 2 6,19

4.6.6 Perhitungan Tekanan Permukaan Efektif Kw


a) Faktor ye

2π εw
ye= 1- [ z 1ntanαbn][
− 1−ε 1 n( )]
εn

2π 1,325
=1- [ 14,602 tan 21,2 ][
− 1−0,824 (1,75 )]
= 0,584

b) Faktor yc

yc= 3,11 (Tabel 16 lampiran B)

c) Faktor yβ
cos 4 βg cos 4 9,39°
yb= = =0,962
cos β 0 cos 10 °

d) Faktor yw

yc . yβ 3,11. 0,962
yw1= = =5,15
yε 0,58

yw2=yc.yb=3,11. 0,962=2,99

1+ i
Kw1= y +B
i w1 w1

1+ 3,16
= 5,15 . 0,25=¿1,6 kgf/mm2
3,16

1+ i
Kw2 y +B
i w2 w2

1+ 3,16
= 2,99. 0,25=¿ 1,03 kgf/mm2
3,16

4.6.7. Perhitungan SG

0,6
=0,806
yv=0,7+ 8
1+
3,7 ( )
2

kD=1. 1. 0,806. 4,5= 3,6kgf/mm2

kD1 3,6
sG1= = =2,25
Kw 1 1,6

kD2 3,6
sG1= = =3,49
Kw 2 1,03

Didapat bahwa harga SG1 dan SG2> 1 hal ini sesuai dengan asumsi awal.

4.6.8. Perhitungan Faktor Keamanan terhadap Scoring kf

kf= ktestcos β0.yβ/yf


Yf

a) e1 =ε1n.cos2βg.π.m cos α0
= 0,803. Π. 2,792. Cos 20,280=6,607
e2=0,90. Π. 2,792. Cos 20,280=7,4
e max=7,4

e maks
b) yf≈ ( 12,7db1.(i+1)
i
2
) [ 1+ (
10 ) ]

4 mn

yf≈ ( 12,7.4,16
40. 3,16 [
)2
1+ (
7,4
10 ) ]
4 2,75 = 0,4

c) Ktest=table 14 lampiran B v50 =100cSt, diperoleh Mtest =14,55 mkgf. Dari


gambar 4 lampiran B untuk Mtest=14,55mkgf dan v =3,7m/s didapat
ktest=3,8kg/mm2

3,8.cos 10 ° . 0,962
kf= =9
0,4

4.6.9. Perhitungan SF

Kf 9
S F= = =8,7
kw 2 1,03

Anda mungkin juga menyukai