Seorang perempuan berusia 22 tahun, bekerja sebagai kasir swalayan datang ke klinik
pratama karena ingin berkonsultasi untuk mengatasi masalah kegemukannya.
Perempuan tersebut sudah mencoba tidak makan nasi dan memperbanyak makanan
berprotein namun tetap tidak berhasil menurunkan berat badannya. Perempuan
tersebut sulit menghilangkan kebiasaan ngemil dan makan junk food tanpa
memperhatikan label halalnya. Setiap harinya, dia tidak pernah berolah raga. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 70 Kg dan tinggi badan 155 cm.
STEP 1
1. Junk food
Junk Food adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat atau
memiliki sedikit kandunngan nutrisi. Makanan cepat saji seperti humberger,
kentang goreng dari Mc Donald, KFC dan Pizza Hut Juga sering dianggap
sebagai Junk Food. Umumnya, junk food menawarkan sedikit protein, vitamin,
dan mineral dan tinggi kalori yang berasal dari gula atau lemak. Istilah nol
kalori mencerminkan sedikit nutrisi pada junk food. Makanan yang dijadikan
sebagai perilaku gaya hidup yang muncul karena globalisasi dan modernisasi
ini ternyata tidak memiliki nilai-nilai nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh
kita, sehingga sebutan junk food ini benar-benar sesuai untuk disandangnya.
2. Olahraga
3. Berat badan
5. Berkonsultasi
- meminta nasihat
STEP 2, 3, 4
a. Badan keton meningkat karena tidak ada glukosa sehingga yang dibakar
adalah asam lemak untuk menghasilkan energy.
Karena saat ketosis tubuh akan membakar lemak sebagai energi, hal ini
dapat dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan Anda. Salah satu diet
yang memanfaatkan kondisi ini adalah diet ketogenik. Dalam diet ketogenik,
asupan karbohidrat Anda akan sangat rendah (hanya 5%), sebaliknya
asupan lemak akan tinggi (mencapai 75%), dan asupan protein sedang
(sebesar 20%).
Saat asupan karbohidrat Anda sangat rendah, kadar hormon insulin akan
turun, dan asam lemak dilepaskan oleh tubuh dalam jumlah besar. Asam
lemak ini kemudian akan dibakar menjadi energi dan menghasilkan keton
sebagai energi bagi sel-sel tubuh dan juga otak.
Dengan cara tersebut, maka berat badan Anda dapat turun lebih cepat. Hal
ini sudah dibuktikan dalam penelitian yang diterbitkan oleh American Journal
of Clinical Nutrition tahun 2008. Penelitian ini menemukan bahwa pria
obesitas yang melakukan diet ketogenik selama empat minggu dapat
mengalami penurunan berat badan sekitar 5,4 kg. Orang yang melakukan
diet ini dapat mengonsumsi lebih sedikit kalori tanpa merasa lapar.
Ketosis normal terjadi pada tubuh Anda. Namun, hal ini akan menjadi
berbahaya jika menghasilkan senyawa keton berlebihan dalam tubuh. Kadar
keton yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi dan membuat
senyawa kimia dalam darah menjadi tidak seimbang.
Kandungan glukosa dan keton dalam aliran darah menjadi tinggi. Hal ini
dapat mengubah darah menjadi asam yang berbahaya. Kondisi ini disebut
dengan ketoasidosis. Orang dengan diabetes bisa mengalami ketoasidosis
saat insulin yang ada di tubuh sedikit atau saat mereka kekurangan cairan.
2. Dari data berat dan tinggi badan tersebut, bagaimana interpretasi keadaannya
berdasar BMI dan BBR?
BMI
BMI atau body mass indeks, dalam bahasa Indonesia disebut dengan index
massa tubuh(IMT) adalah sebuah ukuran berat terhadap tinggi badan yang
digunakan untuk menggolongkan orang dewasa kedalam kategori
underweight, overweight atau obesitas. Rumusnya yaitu membagi brat badan
dalam kilogram dengan kudrat dari tinggi badan dalam meter.
BBR
Berat badan relative adalah alternative lain untuk menentukan status gizi
seseorang. Merupakan persentase berat badan dalam kilogram terhadap
berat badan normal (tinggi badan dikurangi dengan 100)
4. Apa yang akan terjadi pada perempuan tersebut apabila tidak dapat
menghentikan kebiasaan ngemil dan tetap mengonsumsi junk food? Apakah
berpengaruh thd penambahan berat badan? Bagaimana pengaruhnya?
3. Mudah emosi
Emosi pada wanita yang sering kali memuncak dan tidak terkendali
biasanya dilampiaskan ke makanan. Wanita akan makan banyak saat
sedang emosi. Bukan hanya emosi marah tapi juga emosi sedih. Sering
kali mereka lari ke makanan sehingga jumlah makanan yang masuk
tidak diperhatikan. Hal ini juga sangat memengaruhi berat badan
wanita sehingga wanita mudah gemuk. Entah kenapa pelarian seorang
wanita yang sedang emosi selalu makanan. Jadi bagi anda yang ingin
menghindari kegemukan sebaiknya anda menghindari makanan saat
sedang emosi.
4. Malas olahraga
Olahraga bisa menyehatkan tubuh dan juga bisa membuat tubuh
menjadi lebih kurus. Atau minimal mengurangi bobot. Tapi
kebanyakan wanita ogah berolahraga karena takut keringat
menyebabkan penampilannya tidak menarik dan merusak make up.
Padahal jika asupan makanannya terlalu banyak tapi wanita tersebut
malas berolahraga maka hal itu akan menyebabkan wanita mudah
gemuk. Manfaat dari olahraga bukan saja membuat seorang wanita
menjadi kurus. Tapi juga lebih sehat dengan bentuk tubuh yang lebih
ideal.
5. Gen atau faktor keturunan
Jika seseorang yang memiliki gen atau faktor keturunan yang memiliki
tubuh besar atau gemuk maka biasanya keturunannya pun akan
mengalami hal yang sama. Jika faktor gen tersebut yang menjadi
pemicu seorang wanita mudah gemuk, maka makanan tak ada sangkut
pautnya dengan kegemukan. Banyak ahli kesehatan yang menyebutkan
wanita lebih mudah gemuk dibanding pria.
9. Bagaimana pengaruh bagi tubuh dan jiwa jika mengonsumsi makanan yang
tidak halal/tanpa memerhatikan label halal? Apakah bisa tetap thayyib?
Thayyib Segi Bahasa: •Bersih dan Halal Makna asal: •Yang melezatkan dan
mengenakan sesuai dengan selera •Tidak mempunyai unsur syubhat, tidak
berdosa (jika mengambilnya) dan tidak memiliki kaitan dengan hak orang lain
memilih makanan yang halal yang mana ianya bersih dari segi rupa, bau dan
zatnya. • makanan yang berbentuk daging mestilah melalui penyembelihan
yang sah dan tepat. • pemilihan makanan yang berkhasiat,segar dan baru
10.
STEP 567
1. Misel
Setelah trigliserida dipecah menjadi asam lemak individu dan gliserol, bersama dengan
kolesterol, mereka akan bergabung menjadi struktur yang disebut misel. Asam lemak dan
monogliserida meninggalkan misel dan berdifusi melintasi membran untuk memasuki sel epitel
usus.
Meskipun tidak ada makanan yang dikonsumsi, tubuh memiliki simpanan glukosa
yang terletak di organ hati dan otot dalam bentuk glikogen. Glikogen di hati inilah
simpanan utama yang akan pertama kali dipecah untuk menyuplai glukosa ke otak
dan organ lain yang membutuhkan, proses ini dinamakan glikogenolisis. Namun,
simpanan ini tentu saja jumlahnya terbatas, hati hanya mampu menyimpan
glikogen sebanyak 100-110 gram. Secara umum, glikogen hati ini akan habis
terpakai sekitar 10-18 jam tergantung aktivitas yang dilakukan.
Kemudian, apa yang terjadi ketika cadangan glukosa di hati sudah habis?
Setelah proses glikogenolisis tidak dapat lagi dilakukan, maka mekanisme
selanjutnya yang terjadi adalah pembentukan glukosa bukan dari karbohidrat,
melainkan dari laktat, piruvat, asam amino dan gliserol, proses ini dinamakan
gluconeogenesis. Proses gluconeogenesis biasanya juga terjadi di hati, namun
juga berlangsung di ginjal.
Semakin hari tentunya tubuh akan semakin lemah. Seperti yang sudah dijelaskan di
atas bahwa kondisi starvasi akan menyebabkan terjadinya banyak perubahan pada
tubuh khususnya metabolisme dan imunitas. Kerja otak pun mengalami perubahan.
Asupan yang minim selama berhari-hari dan hanya mengandalkan suplai energi
dari cadangan glukosa dan lemak membuat otak mengalami penurunan tingkat
ketajaman dalam berpikir. Tubuh juga melakukan mekanisme pengurangan
penggunaan energi, otak yang tadinya butuh 120 gram glukosa per hari, bisa
menurun kebutuhannya hingga menjadi 30 gram, terutama saat cadangan energi di
tubuh sudah semakin terkuras.
Saat cadangan glukosa habis dan cadangan lemak habis, maka tahapan paling
akhir adalah penggunaan simpanan protein. Protein disimpan di tubuh dalam
bentuk asam amino dan letak penyimpanannya adalah di sel-sel otot. Asam amino
hasil pemecahan sel-sel otot akan masuk ke aliran darah untuk kemudian menuju
ke hati. Di hati, asam amino akan mengalami proses gluconeogenensis untuk
diubah bentuknya menjadi glukosa.
Proses ini semacam kanibalisme yang terjadi di dalam tubuh. Sel-sel otot akan
menghancurkan dirinya sendiri agar tubuh dapat tetap memenuhi kebutuhan
energinya. Pada kondisi ini tubuh akan menjadi sangat kurus, terlihat seperti tulang
yang terbungkus kulit. Hal ini terjadi karena semua cadangan energi dalam tubuh
baik berupa glikogen, jaringan lemak dan jaringan otot sudah dipecah untuk
menghasilkan energi. Inilah fase akhir pada starvasi yang berkepanjangan, yaitu
terjadinya kwashiorkor atau marasmus.
Jika kondisi ini terus berlanjut, lama kelamaan tubuh akan semakin melemah
karena tidak ada lagi cadangan energi yang dapat digunakan. Selain itu, infeksi
berbagai penyakit juga akan lebih mudah menyerang tubuh karena imunitas yang
ikut menurun. Apabila tidak juga mendapatkan pertolongan, maka kondisi ini dapat
berujung pada kematian.
Seberapa lama waktu bagi seseorang untuk dapat bertahan dalam kondisi starvasi
adalah beragam. Hal ini tergantung pada kondisi tiap-tiap individu. Berbagai studi
tentang starvasi menyebutkan bahwa orang yang obesitas dapat bertahan lebih
lama tanpa makanan dibandingkan dengan orang yang memiliki tubuh normal.
Orang yang obesitas dapat bertahan dalam 100-300 hari dalam keadaan starvasi,
sedangkan orang yang bertubuh normal hanya dapat bertahan dibawah 80 hari.
Selain itu, infeksi penyakit tertentu yang dialami juga dapat memperpendek waktu
bertahan karena tubuh membutuhkan energi lebih untuk menyembuhkan infeks..