Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG KEPERAWATAN PERIOPERATIF

Nama : Anita Rahma Septawati


NIM : P1337420719007
Kelas : Virginia Henderson

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


SEMARANG
PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2020

[AUTHOR NAME] i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa`atnya
di akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SAT atas limpahan nikmat sehat, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas matakuliah Proses dan Dokumentasi Keperawatan dengan judul
Keperawatan Preioperatif.

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengahrapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Apabila terdapat kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat, Trima kasih.

Magelang, 24 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB 1...........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
C. Tujuan Makalah...............................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
A. Pengertian.......................................................................................................................................2
B. Tahap Dalam Keperawatan Perioperatif..........................................................................................2
1. Fase Preoperatif...........................................................................................................................2
2. Fase Intraoperatif........................................................................................................................3
3. Fase Pascaoperatif.......................................................................................................................3
C. Manajemen Keperawatan...............................................................................................................4
a. Pengkajian...................................................................................................................................4
b. Diagnosa Keperawatan................................................................................................................5
c. Intervensi dan Implementasi.......................................................................................................5
d. Evaluasi........................................................................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................9
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan perioperatife merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan


keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pembedahan pasien. Istilah
perioperatif adalah suatau istilah gabungan yang mencakup tiga fase pembedahan, yaitu
fase preoperatif, fase intraoperatif, fase postoperatif. Masing-masing fase dimulai pada
waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula dengan urutan peristiwa yang
membentuk pengalaman bedah dan masing-masing mencakup rentang perilaku dan
aktivitas keperawatan yang luas yang dilakukan oleh perawat dengan menggunakan proses
keperawatan dan standar Pratik keperawatan.
Keperawatan preoperatif merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif.
Sedangkan tindakan keperawatan preoperatif merupakan tindakan yang dilakukan oleh
perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan
dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien interaoperatif. Persiapan fisik maupun
pemeriksaan penunjang serta persiapan mental sangat diperlukan karena kesuksesan suatu
tindakan pembedahan klien berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan selama
tahap persiapan.
Peran perawat dalam fase preoprasi untuk mempersiapkan aspek fisik dan psikologis
pasien tidak harus dilakukan dalam waktu yang terpisah. Menurut Supartini (2003) aspek
fisik dan psikologis seroang pasien bisa diintervensi dalam waktu yang Bersama oleh
seorang perawat. Menurut Kamarullah(2005) keberhasilan setiap fase dalam keperawatan
perioperatif akan dicapai ketika aspek fisik dan psikologis pasien dipersiapkan dengan
maksimal sesuai standar yang ada.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud keperawatan perioperatif ?


2. Apa saja fase fase keperawatan perioperatif ?
3. Apa saja peran dan tugas perawat pada setiap fase keperawatan perioperatif(pre, intra,
dan post)?
4. Apa manajemen keperawatan ?

C. Tujuan Makalah

1. Dapat mengetahui mengenai keperawatn perioperatif.


2. Dapat mengetahui dan memahami bagimana fase-fase keperawatan perioperatif.
3. Dapat mengetahui peran dan tugas perawat pada setiap fase keperawatan
perioperaktif.
4. Dapat mengetahui manajemen keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian

Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk


menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman
pembedahan pasien. Istilah perioperatif adalah suatau istilah gabungan yang mencakup
tiga fase pengalaman pembedahan, yaitu :
 Fase preoperatif
 Fase interaoperatif
 Fase pascaoperatif
Masing-masing fase di mulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu
tertentu pula dengan urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah dan
masing-masing mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan dan standar
praktik keperawatan. Disamping perawat kegiatan perioperatif ini juga memerlukan
dukungan dari tim kesehatan lain yang berkompeten dalam perawatan pasien sehingga
kepuasan pasien dapat tercapai sebagai suatu bentuk pelayanan prima.

B. Tahap Dalam Keperawatan Perioperatif

1. Fase Preoperatif
Fase preoperative dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi bedah
dan diakhiri ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan
selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian asar pasien di
tatanan klinik ataupun rumah.
a. Pengkajian keperatwan preoperative :
a) Resiko pembedahkan
Umur, status nutrisi, ststua cairan dan elektrolit, kondisi kesehatan umum, obat-
obatan yang digunakan dan kesehatan mental serta sikap pasien terhadap
penyakitnya.
b) Riwayat keperawatan
Hal ini akan membantu perawat dalam dalam merencanakan asuhan
keperawatan preoperatif dan asuhan postoperatif
Riwayat keperawatan preoperative meliputi :
 Kondisi fisik (warna kulit, berat badan,status cairan dan tingkat energi)
 Pemahaman terhadap prosedur pembedahan pasien yang berpengetahuan luas,
mengetahui apa yang diharapkan secara umum dengan penanggulangannya lebih
efektif dalam proses pembedahan dan masa penyembuhan)
 Pengalaman sebelumnnya (mungkin berpengaruh terhadap respon fisik dan psikis
dengan pembedaan yang di rencanakan)
 Pengobatan (buat daftar obat yang digunakan terakhir, obat tertentu seperti atni
konfulsan)
 Konsep diri, latar belakang konsep diri pasien yang positif dalam pengalaman
pembedahan dengan kepercayaan bahwa mereka dapat menanganinnya dengan
sukses.
c) Pemeriksaan skrining
Dokter akan meminta pemeriksaan radiologi dan laboratorium. Perawat
bertanggung jawab terhadap order tersebut dan mengecek apakah sudah
dilakukan atau belum serta menjamin bahwa hasil pemeriksaan sudah
didapatkan sebelum dilaksanakan.
Pemeriksaan skrining rutin yang biasa dilakukan :
 Urinalisis, untuk mendeteksi adanya infeksi dan gula dalam urin.
 Serum elektrosit (Na, K, Mg, Ca, H), untuk menentukan keseimbangan
elektrolit.
Gula darah puasa, untuk medeteksi adanya glukosa dalam darah yang
mengindikasikan adanya gangguan metabolism seperti DM.
 Pemeriksaan ECG, diperlukan bagi pasien tua, dan pasien dengan penyakit
kardiovaskulaer.
 Pemeriksaan lain mungkin dilakukan dengan kondisi dan perkembangan
penyakit pasien.
b. Diagnose Keperawatan Pasien Preoperatif
a) Takut berhubungan dengan : pengaruh pembedahan terhadap kemampuan
dalam fungsi peran biasanya hasil dari pembedahan ekpolasi keganasan,
resiko kematian, kehilangan kontrol selama anasthesi atau bangun selama
anasthesi.
b) Kurangnya pengetahuan berahubungan dengan : Preoperatif reutine, dan
latihan posoperatif serta aktivitas.
c) Gangguan pola tidur berhubungan dengan : Rutinitas kegiatan RS, stress
psikologik.
d) Kesedihan dengan terlebih dahulu berhubungan dengan merasa kehilangan
bagaian dari tubuh dihubungkan dengan pembedahan yang direncanakan.
2. Fase Intraoperatif
Fase intraoperative dimulai ketika pasien masuk ke instalasi bedah dan berakhir saat
pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan
mencakup pemasangan IV cath, pemberian medikasi intravena, melakukan
pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh spanjang prosedur pembedahan dan
menjaga keselamatan pasien.
a. Diagnose Keperawatan Intraoperatif
a) Resiko tinggi tidak eketifnya jalan napas berhubungan dengan efek anasthesi
b) Resiko deficit volume cairan berhubungan dengan pendarahan dan
pembatasan intake cairan
c) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan proses penyakitnya
d) Resiko cidera berhubungn dengan posisis pasien yang tidak tepat selama
pembedahan dan benda asing yang tertingggal.
b. Tindakan Keperawatan Intraoperatif
a) Ukur tanda-tanda vital
b) Cek data visik termasuk penyakit pernapasan
c) Observasi pemakaian intubasi
d) Monitor kelancaran jalan napas
e) Pertahankan keseimbangan cairan
f) Cek kadaluarasa alat yang dipakai
g) Peratahankan sterilitas selama opreasi
h) Cuci tangan secara steril
i) Tutup luka operasi dengan kassa steril
j) Pastikan posisi pasien sesuai
k) Cek daerah penekanan selama operasi
l) Hitung jumlah kassa, jarum, bisturi, depper, sebelum dan sesudah operasi
3. Fase Pascaoperatif
Fase pascaoperatif dimulai dengan masuknya pasien keruang pemulihan dan
berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau dirumah. Pada fase
ini focus pengakjian meliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi vital serta
mencegah komplikasi. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan
penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan
rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan.
a. Pengkajian Postoperatif
a) Fungsi pernafasan
b) Fungsi cardiovascular
c) Keseimbangan cairan dan elektrolit
d) Dressing, tubes dan drains
e) Neurologic status
f) Pain
g) Safety
b. Diagnosa Keperawatan Postoperatif
a) Resiko tinggi tidak efektif jalan nafas b.d penumpukan secret
b) Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektolit b.d output berlebihan
dan pembatasan intake output
c) Hipotensi b.d lingkungan OK dan efek anasthesi
d) Resiko cedera b.d pasien belum sadar penuh
e) Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya luka operasi
c. Tidakan Keperawatan Postoperatif
a) Monitor TTV tiap 5 menit
b) Monitor kelancaran pernafasan pasien
c) Berikan posisi nyaman bagi pasien
d) Monitor tanda dehidrasi
e) Ukur intake output
f) Kolaborasi tanda-tanda IV
g) Beri selimut tebal
h) Pasang pemanas
i) Pasang pagar pengaman tempat tidur
j) Tidak meninggalkan pasien waktu gelisah
k) Anjurkan pasien untuk Tarik nafas dalam
l) Kaji lokasi dan intensitas nyeri

C. Manajemen Keperawatan

a. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh ( Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien preoperative (Marilynn E. Doenges, 1999) :
a) Sirkulasi
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular
perifer, atau statis vascular ( peningkatan risiko pembentukan trombus.
b) Integitas ego
Gejala : perasan cemas, takut, marah, apatis.
Tanda : tindak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang, stimulasi
simpati
c) Makanan/ cairan
Gejala : DM, malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang kering
d) Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
e) Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat, makanan;defisiensi immune;riwayat keluarga
tentang hipertermia; riawayat tranfusi darah
Tanda : munculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam
f) Penyuluhan
Gejala : penggunaan antiagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata
maupun potensial berasarkan data yang telah dikumpulkan (Boediharono, 1994).
Diagnose keperawatan yang muncul pada pasien preoperatif ( wilkinso, M. Judith,
2006) :
a) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap
perubahan status kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi dengan orang
yang berarti, krisis situasi atau krisis maturasi.
b) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, efek samping
penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan
penampilan.
c) Koping individu, ketidakefektifan berhubungan dengan perubahan penampilan,
keluhan terhadap reaksi orang lain, kehilangan fungsi, diagnosis kanker.
d) Proses keluarga, perubahan berhubungan dengan terapi yang kompleks,
hospitalisasi/perubahan lingkungan, reaksi orang lain terhadap perubahan
penampilan.
e) Ketakutan berhubungan dengan proses penyakit/prognosis (misalnya kanker),
ketidakberdayaan.
f) Mobilitas fisik, hambatan berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kerusakan saraf/otot, dan nyeri.
c. Intervensi dan Implementasi
Intervensi adalah penyuluhan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnose
keperawatan(Boedihartono, 1994).
Impementasi adalah pengelolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disususn pada tahap perencanaan (Effendi, 1995).
a) Ansietas adalah suatu keresahan, perasaan ketidaknyamanan yang tidak mudah
dengan respons autonomis; sumbernya seringkali tidak diketahui oleh individu.
Tujuan : ansietas berkurang/ terkontrol
Kriteria hasil :
 Pasien mampu merencanakan strategi koping untuk situasi-siatuasi yang
membuat stress
 Pasien mampu mempertahankan penampilan peran
 Pasien melaporkan tidak ada gangguan persepsi sensori
 Pasien melaporakan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik
 Tidak ada manifestasi perilaku akibat kecemasan

Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.


R : memudahkan intervensi.
Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa
lalu.
R : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan kemampuan
mengontrol ansietas.
Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan.
R : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk mengeksternalisasikan
kecemasan yang dirasakan.
Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini,
harapa-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani.
R : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk
mengurangi kecemasan.
Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun
dalam keadaan cemas.
R : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya mampu mengatasi
masalahnya dan memberi keyakinan pada diri sendri yang dibuktikan dengan
pengakuan orang lain atas kemampuannya.
Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.
R : menciptakan perasaan yang tenang dan nyaman.
Sediakan informasi factual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga
menyangkut diagnosis, perawatan dan prognosis.
R : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.
Kolaborasi pemberian obat anti ansietas.
R : mengurangi ansietas sesuai kebutuhan.
b) Ganguan citra tubuh adalah konfusi pada gambaran mental dari fisik seseorang.
Tujuan : pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi
tubuh.
Kriteria hasil :
 Pasien melaporkan kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh
 Memiliki keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami
gangguan
 Menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh

Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien tentang
tubuhnya.
R : faktor yang mengidentifikasikan adanya gangguan persepsi pada citra tubuh.
Kaji harapan pasien tentang gambaran tubuh.
R : mungkin realita saat ini berbeda dengan yang diharapkan pasien sehingga
pasien tidak menyukai keadaan fisiknya.
Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif, dan akui realitas adanya
perhatian terhadap perawatan, kemajuan dan prognosis.
R : meningkatkan perasaan berarti, memudahkan saran koping, mengurangi
kecemasan.
Berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi, jaga privasi dan
martabat pasien.
R : menciptakan suasana saling percaya, meningkatkan harga diri dan perasaan
berarti dalam diri pasien.
c) Koping individu, ketidakefektifan adalah ketidakmampuan membuat penilaian
yang teapt terahdap stressor untuk bertindak secara tidak adekuat.
Tujuan : pasien menunjukan koping yang efektif
Kriteria hasil :
 Pasien akan menuntjukan minat terahadap aktivitas untuk mengisi waktu
luang
 Mengidentifikasikan kekuatan personal yang dapat mengembangkan koping
yang efektif
 Menimbang serta memilih diantara alternative dan konsekuensinya
 Berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari

Kaji pandangan pasien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya dengan


pandangangan pemberi pelayanan kesehatan.
R : mengidentifikasikan persepsi pasien terhadap kondisinya
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
R : menghindari ketakutan dan menciptakan hubungan saling percaya,
memudahkan intervensi
Anjurkan pasien untuk mengindentifikasikan gambaran perubahan peran
yang realitas
R : memberikan arahan pada persepsi pasien tentang kondisi nyata yang ada
pada saat ini
Bantu pasien dalam mengidentifikasi respons positif orang lain
R : meningkatkan perasaan berrti, memberikan penguatan yang positif
Libatkan sumber-sumber yang ada dirumasakit dalam memberikan dukungan
emosional untuk pasien dan keluarga
R : menciptakan suasana saling percaya, perasaan berarti, dan mengurangi
kecemasan
d) Proses keluarga, perubahan adalah suatu perubahan dalam hubungan dan fungsi
keluarga.
Tujuan : pasien dan keluarga memahami perubahan perubahan dalam peran
keluarga
Kriteria hasil :
 Pasien/ keluarga mampu mengidentifikasi koping
 Pasien/keluarga berpartisisipasi dalam proses membuat keputusan
berhubungan dengan perawat setelah rawat inap

Kaji interaksi antara pasien dan keluarga.


R : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.
Bantu keluarga dalam mengidentifikasi perilaku yang mungkin menghambat
pengobatan.
R : mempengaruhi pilihan intervensi.
Diskusikan dengan anggota keluarga tentang tambahan ketrampilan koping
yang digunakan.
R : membantu keluarga dalam memilih mekanisme koping adaptif yang tepat .
Dukung kesempatan untuk mendapatkan pengalaman masa anak-anak yang
normal pada anak yang berpenyakit kronis atau tidak mampu.
R : memudahkan keluarga dalam menciptakan/memelihara fungsi anggota
keluarga.
e) Ketakutan adalah ansietas yang disebabkan oleh sesuatu yang dikenali secara
sadar dan bahaya nyata dan dipersiapkan sebagai bahaya yang nyata dan
dipersepsikan sebagai bahaya yang nyata.
Tujuan : pasien akan memperliahatkan pengendalian ketakutan
Kriteria hasil :
 Mencari informasi untuk mencari ketakutan
 Menggunakan Teknik relaksasi untuk menurunkan ketakutan
 Mempertahankan penampilan peran dan hubungan social
Kaji respons takut subjektif dan objektif pasien
R : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi
Berikan penguatan positif bila pasien mendemonstrasikan perilaku yang
dapat menurunkan takut
R : mempertahankan perilaku koping yang efektif
Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasan
R : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk mengeksternalisasikan
kecemasan yang dirasakan
Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada pada saat ini,
harapan-harapan yang positif terhadap terapi yang dijalani
R : alat untuk mengidentifikasikan mekanisme koping yang dibutuhkan untuk
mengurangi kecemasan
f) Mobilitas fisik, hambatan adalh suatau keterbatasan dalam kemandirian,
pergerakan fisik yang bermanfaat dari tubuh.
Tujuan : pasien akan menunjukan tingkat mobilitas optimal
Kriteria hasil :
 Penampilan yang seimbang
 Melakukan pergerakan dan perpindahan
 Mempertahankan mobilitas optimal yang dapat ditoleransi

Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan


R : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi
Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas
R : mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktivitas apakah karena
ketidakmampuan ataukah ketidakmauan
Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu
R : menilai Batasan kemampuan aktivitas optimal
Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif
R : mempertahankan kekuatan dan ketahanan otot kolaborasi dengan ahli terapi
fisik
R : sebagai suatu sumber untuk mengembangkan perencanaan dan
memepertahankan mobilitas pasien

d. Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan diamana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan
atau intervensi keperawatan ditetapkan ( Brooker Christine 2001)
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Preoperasi Tumor :
a) Ansietas berkuang/terkontrol
b) Pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi tubuh
c) Pasien menunjukan koping yang efektif
d) Pasien dan keluarga memahami perubahan perubahn dalam peran keluarga
e) Pasien akan memperliahtkan pengendalian ketakutan
f) Pasien akan meningkatkan mobilitas pasien

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan


keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien.
Fase preoperative dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan
diakhiri ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu
tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian asar pasien di tatanan klinik ataupun
rumah.
Fase intraoperative dimulai ketika pasien masuk ke instalasi bedah dan berakhir saat pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup
pemasangan IV cath, pemberian medikasi intravena, melakukan pemantauan kondisi
fisiologis menyeluruh spanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.
Fase pascaoperatif dimulai dengan masuknya pasien keruang pemulihan dan berakhir
dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau dirumah. Pada fase ini focus
pengakjian meliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi vital serta mencegah
komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.

Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses menghadapi Operasi. Sahabat
Setia : Yogyakarta.

Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai