Anda di halaman 1dari 280

RUMAH SAKIT

BERSALIN MENGUKUR TEKANAN DARAH


DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara mengukur tekanan darah pasien.

Tujuan Didapat hasil pengukuran tekanan darah yang akurat.

Kebijakan 1. Pelaksana pengukuran tekanan darah adalah Perawat/Bidan,


Dokter
2. Prosedur ini digunakan sebagai pedoman kerja bagi tenaga
keperawatan untuk melakukan tindakan pengukuran tekanan
darah di lingkungan RSBDT
3. Pengkajian tekanan darah dilakukan bagi semua pasien pada
waktu awal untuk mengetahui tekanan darah dasar dan
selanjutnya dilakukan sesuai dengan kondisi penyakit atau
perubahan status kesehatan pasien. Tekanan darah normal
adalah 100/60mmHg – 140/90 mmHg.
4. Yang boleh melakukan prosedur ini adalah perawat atau
bidan

Prosedur 1. Persiapan alat


a. Sphygmomanometer air raksa
b. Stetoskop.
c. Alat tulis
d. Catatan keperawatan
e. Kain kasa desinfektans, misalnya: pastik
f. Tempat kain kasa kotor
g. Handsrub

2. Pelaksanaan
a. Memberitahukan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
b. Mencuci tangan secara prosedural
c. Menganjurkan atau membantu mengatur posisi tidur atau
duduk.dengan lengan atas sejajar dengan jantung dan
telapak tangan pasien mengarah keatas.
d. Meletakkan sphignomanometer sejajar dengan jantung
pasien
e. Menyingsingkan lengan baju pasien 3-5 cm diatas siku
poplitea.
f. Memasang manset 2,5 cm di atas ante cubiti dengan tidak
terlalu kencang dan tidak terlalu longgar.
g. Melakukan palpasi arteri branchialis dengan 3 jari tengah.

1
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGUKUR TEKANAN DARAH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 2/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur h. Meletakkan bel stetoskop di atas fossa antecubiti tempat arteri
branchialis.
i. Menaruh daun stetoskop di telinga.

2. Pelaksanaan
a. Menutup sekrup balon karet dan membuka kunci reservoir.
b. Memompa balon karet, tangan kiri meraba arteri radialis sampai
air raksa naik setinggi 20–30 mmHg setelah arteri radialis tidak
teraba.
c. Membuka sekrup balon perlahan-lahan dengan kecepatan 2–3
mmHg/detik dengan mata tetap sejajar dengan tingkat air raksa
dan membaca skala, bunyi detak yang pertama terdengar
adalah korotkoff I sebagai sistolik dan saat bunyi menghilang
adalah korotkoff IV sebagai diastolik. Pada pasien dengan detak
yang tetap terdengar sampai dengan skala nol, diastolik
ditentukan dengan korotkoff IV, yaitu pada saat bunyi detak
melemah.
d. Menurunkan air raksa hingga nol dan mengunci reservoir.
e. Mengulangi pengukuran setelah 30 detik (bila hasil meragukan).

3. Menyelesaikan
a. Melepas dan menggulung manset dan memasukkan ke dalam
sphignomanometer
b. Membersihkan bel dan bagian telinga (earpieces) stetoskop
dengan kasa desinfektan
c. Merapikan pasien
d. Mencuci tangan secara procedural
e. Mencatat hasil pada catatan keperawatan: tanggal, waktu dan
posisi waktu pengukuran.

Perhatian: Bila ada perubahan tekanan darah yang bermakna segera


laporkan kepada perawat penanggungjawab

Unit terkait 1. Unit Rawat Inap Ibu


2. Unit OK/VK
3. UGD
4. Rawat jalan

2
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGHITUNG NADI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan menghitung nadi selama satu menit penuh

Tujuan 1. Mengetahui keadaan pasien


2. Mengetahui adanya shock pada pasien

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Arloji yang ada jarum detiknya
2. Formulir/buku catatan TTV
3. Alat tulis
4. Handscrubs

B. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Memberi pasien posisi tidur terlentang dengan 1 bantal atau
bersandar dengan nyaman
3. Jika pasien tidur terlentang, posisikan tangan pasien dibawah
dada atau disisi badan dengan telapak menghadap ke bawah
agak fleksi
4. Jika pasien duduk, lengan bawah bersandar pada lengan
kursi atau disangga dengan bantal, telapak tangan
menghadap ke bawah atau fleksi
5. Meletakkan tiga jari tengah diatas arteri radial dalam
pergelangan tangan atau siku bagian dalam
6. Menghitung jumlah denyut nadi 1 menit penuh
7. Mengamati volume (keras/lemahnya denyutan)
8. Mengamati irama (teratur/tidak)
9. Mencatat jumlah denyut nadi dalam buku/formulir catatan
10. Mencuci tangan
11. Membuat grafik/kurve pada status pasien dengan tepat dan
benar

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin
3. UGD
4. Kamar Bedah

3
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGHITUNG PERNAPASAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan menghitung pernapasan pasien selama 1 menit
penuh.

Tujuan 1. Mengetahui adanya sesak napas atau tidak.


2. Mengetahui adanya shock.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Arloji yang ada jarum detiknya.
2. Formulir/buku pencatatan TTV.
3. Alat tulis.
4. Handsrub

B. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan efektif.
2. Meletakkan tangan pada dada.
3. Menghitung pernapasan waktu inspirasi pada atau perut
selama 1 menit.
4. Pasien tidak diajak bicara.
5. Mengamati kedalaman pernapasan.
6. Mengamati irama pernapasan.
7. Mengamati bunyi pernapasan.
8. Mencuci tangan.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin
3. UGD
4. Kamar Bedah
5. Rawat Jalan

4
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGUKUR SUHU
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan pada pasien hipertermi dengan
menggunakan alat termometer diletakkan pada ketiak

Tujuan 1. Mengetahui suhu tubuh pasien


2. Mengetahui adanya infeksi

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Termometer dalam larutan disinfektans
2. Bengkok
3. Buku catatan
4. Mencuci termometer dan mengeringkan
5. Meletakkan termometer dalam bengkok yang sudah diberi
alas kain bersih/tissue

B. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan efektif
2. Membuka pakaian pasien bagian atas bila perlu
mengeringkan ketiak dengan handuk
3. Pasien tidur terlentang atau duduk dengan nyaman
4. Memasang termometer sehingga bagian reservoir tepat di
tengah ketiak
5. Tidak memasang termometer pada ketiak yang baru
dikompres atau pada ketiak yang luka
6. Memastikan termometer menempel di permukaan kulit
7. Menyilangkan tangan pasien diatas abdomen
8. Mengangkat termometer selama 10 menit
9. Membaca hasil ditempat yang cukup penyinarannya
10. Membereskan alat
11. Mencuci tangan

5
Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu
2. Ruang Rawat Inap Bayi
3. Kamar Bersalin
4. UGD
5. Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMBERIAN OBAT PER ORAL
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan pemberian obat pada pasien yang dilakukan melalui
mulut.

Tujuan 1. Melakukan tindakan penyuntikan obat kepada pasien secara


aman, nyaman dan benar.
2. Memberikan pengobatan dengan proses yang lambat.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

6
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Obat-obatan
2. Daftar obat
3. Tempat obat
4. Air minum di dalam gelas
5. Hanscrub

B. Persiapan Pasien
1. Memberitahu pasien prosedur yang akan dilakukan
2. Jaga privacy pasien

C. Pelaksanaan
1. Membagi obat ke tempat obat
a. Mencuci tangan dengan efektif
b. Membaca instruksi pada daftar obat
c. Mengambil obat-obat ke apotik
d. Menyiapkan obat dengan tepat menurutdaftar obat ( obat
masih dalam pembungkus/kemasan )
e. Menyiapkan obat cair

2. Membagi obat ke pasien :


a. Mencuci tangan
b. Mengambil daftar obat dan obat kemudian diteliti kembali
c. Membawa obat dan daftar obat ke pasien sambil
mencocokkan nama pasien dengan nama pada daftar
obat
d. Memberikan obat satu persatu kepada pasien sambil
menunggu sampai pasien selesai minum

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENIMBANG BERAT BADAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. BrawijayaDuren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan untuk mengetahui berat badan pasien.

Tujuan 1. Untuk mengetahui berat badan pasien.


2. Untuk mengetahui naik/turun berat badan pasien .
3. Untuk membantu menemukan diagnosa.
4. Untuk menentukan dosis pengobatan, diit.

7
Kebijakan 1. Setiap pasien harus dilakukan penimbangan berat badan bila
tidak ada kontra indikasi.
2. Pada saat menimbang harus berdiri tegak lurus di depan
timbangan, harus berhadapan dengan pasien.
3. Pada saat menimbang bayi posisi anak harus berbaring atau
duduk.

Prosedur A. Persiapan alat :


1. Timbangan badan.
2. Buku catatan dan alat tulis.

B. Pelaksanaan :
1. Meletakkan timbangan pada tempat yang datar/rata dan
ditempatkan di ruangan yang terang.
2. Timbangan harus dalam keadaan baik dan di stel sebelum
dipakai, pastikan timbangan menunjukkan angka 0.
3. Bila pasien dapat berjalan anjurkan naik sendiri keatas
timbangan.
4. Untuk pasien anak yang tidak dapat berdiri di gendong,setelah
selesai yang menggendong ditimbang sendiri.
5. Bacalah angka pada petunjuk jarum yang tepat hasilnya
dicatat.
6. Dokumentasikan BB, nama perawat dan tanda tangan.

Unit Terkait 1. UGD


2. Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGUKUR TINGGI BADAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan untuk mengetahui tinggi badan pasien.

8
Tujuan 1. Untuk mengetahui tinggi badan pasien
2. Untuk membantu menemukan diagnosa
3. Untuk menentukan dosis pengobatan dan diit

Kebijakan Setiap pasien harus dilakukan pengukuran tinggi badan bila tidak ada
kontra indikasi

Prosedur A. Persiapan alat :


1. Buku catatan, alat tulis.
2. Pengukuran tinggi badan.

B. Pelaksanaan :
1. Pasien di beritahu tindakan yang akan dilakukan.
2. Meletakkan pengukur tinggi badan di dinding.
3. Pengukuran tinggi badan tanpa memakai alas kaki dan topi.
4. Pasien di anjurkan merapat ke dinding,dengan posisi tegak
lurus tumit merapat ke dinding pada lokasi pengukuran.
5. Turunkan pengukur sampai menyentuh kepala pasien.
6. Baca hasil pengukuran.
7. Beritahukan hasil kepada pasien.
8. Dokumentasikan TB, nama perawat dan tanda tangan.

Unit Terkait 1. UGD


2. Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN STERILISASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1 /1

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk memproses alat-alat yang tidak
steril menjadi steril dan siap dipakai

Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi silang


2. Memelihara peralatan dalam keadaan steril

Kebijakan Dilakukan oleh semua perawat pada alat-alat yang telah dipakai
dalam melakukan suatu tindakan medis

9
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Sterilisator
2. Sarung tangan
3. Alat-alat logam
4. Kain bersih

B. Pelaksanaaan
1. Perawat/bidan mencuci tangan
2. Perawat memakai sarung tangan
3. Alat-alat yang telah dipakai dicuci dengan sabun sampai bersih
4. Mengeringkan alat-alat yang telah dicuci
5. Membungkus alat-alat yang sudah kering dengan kain bersih
6. Memasukkan alat-alat yang telah dibungkaus ke dalam
sterilisator
7. Menyalakan sterilisator dan mengatur waktu sesuai dengan
alat-alat yang akan disterilkan (alat logam 45 menit )
8. Menyiapkan alat-alat yang sudah steril dalam keadaan siap
pakai
9. Perawat/bidan mencuci tangan

Unit Terkait 1. Kamar Bersalin


2. Ruang Rawat Inap Ibu
3. Rawat Jalan
4. UGD

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBERIAN OKSIGEN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan
dengan menggunakan alat bantu oksigen.

Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan oksigen.


2. Mencegah terjadinya hipoksia.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan harus


sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

10
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier.
2. Kanula nasal.

B. Pelaksanaan
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien.
2. Perawat/bidan cuci tangan.
3. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang
dibutuhkan, biasanya 1-6 liter/menit. Kemudian observasi
humidifire pada tabung dengan adanya gelembung air
4. Memasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk
kenyamanan pasien.
5. Mencatat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian, dan
respons pasien.
6. Perawat/bidan cuci tangan setelah prosedur yang dilakukan.

1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Ruang Rawat Inap Bayi
3. Kamar Bersalin
4. Kamar Bedah
5. UGD

RUMAH SAKIT
BERSALIN MERAPIHKAN TEMPAT TIDUR
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Merapikan tempat tidur pada waktu tertentu dan sewaktu waktu
diperlukan

Tujuan Mempertahankan kebersihan dan kerapihan tempat tidur sehingga


memberikan rasa nyaman.

Kebijakan Setiap perawat harus merapihkan tempat tidur untuk memberikan


rasa nyaman bagi pasien.

11
Prosedur A. Persiapan alat
1. Tempat tidur, kasur, bantal.
2. Seprei besar.
3. Sarung bantal.
4. Perlak.
5. Selimut.

B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan.
2. Bantal dan barang lain diletakkan di atas kursi atau meja.
3. Semua alat dikeluarkan dari bawah kasur lalu di bersihkan dan
dilipat terbalik satu persatu,selanjutnya di letakkan di atas kursi.
4. Kasur dibalik dengan cara melipat bagian kepala ke bagian kaki
selanjutnya di tarik ke tengah dan dibentangkan.
5. Seprei di pasang dengan ketentuan,garis tengah lipatan nya
harus di tengah kasur,bagian atas sprei di masukkan rata di
bawah kasur,pada ujung tiap sisi kasur di buat sudut setinggi
45 derajat lalu seluruh tepi seprei besar dimasukkan ke bawah
kasur dengan rapi dan tegang.
6. Perlak di pasang sekurang kurang nya 30 cm dari sisi tempat
tidur bagian kepala.
7. Selimut dilipat 4 secara terbalik dan di pasang pada kasur
bagian kaki sedangkan bagian atas yang terbalik dimasukkan
ke bawah kasur, sekurang kurang nya 10 cm, ujung sisi kedua
selimut dimasukkkan ke bawah kasur.
8. Bantal di pasang sarung nya dengan sudut bantal dimasukkan
ke dalam sarung nya bagian sarung bantal yang terbuka tidak
menghadap ke arah pintu.
9. Peralatan dibereskan.
10. Perawat cuci tangan.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENOLONG PASIEN TURUN DARI TEMPAT TIDUR
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membantu pasien turun dari tempat tidur untuk duduk di kursi bagi
yang tidak dapat berjalan sendiri tapi sudah boleh duduk.

12
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman pada pasien.
2. Untuk mempermudah pasien untuk berdiri

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak dapat berjalan sendiri.

Prosedur A. Persiapan alat


1. Kursi.
2. Selimut.
3. Bantal bila perlu.

B. Pelaksanaan
1. Kursi diletakkkan dekat tempat tidur,sepatu,sendal pasien
disiapkan.
2. Pasien di dudukkan dan di bantu bergeser kepinggir tempat
tidur,kemudian kedua kakinya diletakkan di atas kursi.
3. Kaki pasien diturunkan satu persatu dari kursi,kemudian
perawat membantu pasien berdiri dan melangkah perlahan
sesuai kebutuhan.
4. Pasien di dudukkan di kursi jika perlu diberi banta,selimut untuk
bersandar.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. ‘Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMINDAHKAN PASIEN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memindahkan pasien dari satu tempat ketempat lain dengan
menggunakan alat Bantu maupun tanpa alat bantu.

Tujuan 1. Untuk mengurangi / menghindarkan pergerakan pasien sesuai


dengan keadaan fisiknya, sehingga pasien dapat langsung
istirahat untuk mendapatkan perawatan,pengobatan dan lain-
lain.
2. Untuk memberikan rasa nyaman pada pasien.
3. Untuk konsul atau pindah ruangan.
4. Dilakukan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh
berjalan

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak bisa berjalan sendiri atau ada
gangguan fisik/aktifitas, untuk memberi rasa aman dan nyaman.

13
Prosedur A. Persiapan alat:
1. Tempat tidur
2. Selimut
3. Bantal
4. Kursi roda/brankar

B. Persiapan pasien
Pasien dirapikan dan diberi penjelasan tentang hal-hal yang
akan dilakukan

C. Pelaksanaan
1. Memindahkan pasien dari brankar ketempat tidur atau
sebaliknya. Pasien diangkat oleh tiga tenaga perawat atau
lebih.
a. Perawat I (paling tinggi) berdiri dibagian kepala.
b. Perawat II berdiri dibagian pinggang.
c. Perawat III berdiri dibagian kaki (ketiga perawat ini
berdiri pada sisi kanan pasien)

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMINDAHKAN PASIEN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
039/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap 21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 2. Lengan kiri perawat I dibawah kepala dan pangkal lengan
pasien dan lengan kanan dibawah punggung pasien (bila
pasien gemuk, lengan kanan perawat I melalui badan
pasien kebawah pinggang sehingga berpegangan dengan
pergelangan tangan kiri perawat II).
3. Lengan kiri perawat II dibawah pinggang pasien lengan
kanan dibawah bokong pasien.
4. Kedua lengan perawat II mengangkat seluruh tungkai
pasien.
5. Setelah siap, salah seorang perawat memberi aba-aba
untuk bersama-sama mengangkat pasien.
6. Dengan langkah bersamaan para perawat berjalan menuju
ketempat tidur atau brankar yang telah disediakan.
7. Setelah pasien berada diatas tempat tidur atau kereta
dorong posisinya diatur, dan selimut dipasang dan
dirapihkan.
8. Perawat cuci tangan.

14
Unit terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu
2. UGD
3. Kamar Bersalin
4. Kamar Operasi
5. Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN PASIEN PINDAH KELAS / RUANG
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Unit terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu
2. Kamar Bersalin
3. Kamar Bedah
4. Bagian pendaftaran
5. UGD
6. Rawat Jalan

15
RUMAH SAKIT
BERSALIN PASIEN PINDAH KE RUMAH SAKIT LAIN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara perpindahan pasien dari RS Brawijaya Duren Tiga ke RS
lain.
Tujuan Memberikan kenyamanan pada pasien.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan dengan persetujuan DJPJ.

16
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Lembar perincian
2. Surat Pengantar
3. Kursi roda

B. Penatalaksanaan:
1. Laporkan ke DPJP bahwa pasien ingin pindah ke RS lain
serta keadaan umum pasien
2. Siapkan Surat pengantar yang dibuatkan oleh DPJP
3. Siapkan perincian pasien, kirimkan ke kasir
4. Bila rincian sudah siap, sampaikan ke keluarga pasien untuk
melunasi semua pembayaran
5. Bila pasien sudah memberikan tanda lunas (kertas berwarna
hijau), persiapkan pasien dan semua obat-obatnya.
6. Ambil kereta dorong/kursi roda sesuai dengan keadaan
pasien.
7. Dokumentasikan di status, jam berapa pasien keluar dari RS.

Unit terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin
3. Kamar Bedah
4. UGD
5. Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN PERSIAPAN PEMERIKSAAN PASIEN KE RS LAIN / KONSUL
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara menyiapkan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan
untuk konsul ke RS lain.

Tujuan Melengkapi pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan sesuai dengan instruksi dari DPJP.

17
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Surat pengantar konsul dari DPJP
2. Kursi roda

B. Persiapan Pasien:
Pasien diberitahu bahwa akan dilakukan
pemeriksaan/dikonsulkan ke RS lain

C. Penatalaksanaan:
3. Persiapkan surat pengantar konsul yang ditanda tangani oleh
DPJP .
4. Persiapkan pasien
5. Komunikasikan pada pasien untuk transportasi ke RS
tersebut dengan menggunakan kendaraan pribadi atau yang
lain.
6. Informasikan ke pasien bila pemeriksaan sudah selesai
segera kembali ke RSBDT dengan membawa hasil
pemeriksaan.
7. Bila pasien sudah datang segera laporkan hasil pemeriksaan
ke DPJP dan dokumentasikan semua instruksi yang
diberikan.

Unit terkait a. Ruang Rawat Inap Ibu


b. Ruang Rawat Inap Bayi
c. Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMAKAI TELEPHON
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
051/5.1/04/08/08 00 1/1

Ditetapkan,
Prosedur Tetap Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG

Pengertian Tata cara memakai telephon yang baik.

Tujuan Adanya keseragaman bahasa dalam menerima dan memakai


telephon.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan.

18
Prosedur A. Persiapan Alat:
1. Pesawat Telephon.
2. Teks catatan yang di pakai.

B. Pelaksanaan
1. Memakai telephon
2. Gunakan telephon sesuai dengan kebutuhan dan
berhubungan dengan pekerjaan.
3. Telephon jangan dipakai bila sedang menunggu sambungan.
4. Gunakan bahasa yang singkat, padat dan jelas.
5. Setelah pemakaian letakkan gagang telephon pada posisi
yang benar.

C. Menerima Telephon
1. Angkat telephon bila ada suara.
2. Perhatikan bunyi deringan (bila dering berbunyi pendek berarti
telephon dari dalam, bila deringan berbunyi panjang bearti telephon
dari luar).
3. Gunakan bahasa yang sudah dicatat sesuai dengan darimana
telphon masuk.
4. Catat semua informasi yang didapat.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Ruang Rawat Bayi
3. Kamar Bersalin
4. Kamar Bedah
5. Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGATUR POSISI LITHOTOMI PADA PASIEN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses mengatur posisi pasien terlentang, kedua tangan
menyanggah poplitea/lekukan lutut sambil menarik ke arah badan
pasien atau menggunakan alat penyanggah kaki untuk mengekspose
bagian ginekologi dan anus, untuk suatu tindakan atau pemeriksaan.

19
Tujuan 1. Membantu mengatur posisi pasien mengedan
2. Mempermudah tindakan/pemeriksaan

Kebijakan 1. Semua prosedur ini dilakukan oleh perawat dan bidan dalam
semua tindakan atau pemeriksaan yang berhubungan dengan
ginekologi
2. Tindakan ini harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman pada
pasien

Prosedur A. Persiapan Bidan


1. Tanggap terhadap reaksi pasien dan beri kesempatan pasien
bertanya.
2. Sabar, ramah, sopan, dan teliti.

B. Persiapan Alat : Penyanggah kaki.


C. Persiapan Pasien
1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
2. Menjaga privasi pasien.

D. Pelaksanaan
1. Bidan mencuci tangan.
2. Memberitahu pasien mengenai prosedur posisi lithotomi.
3. Menutup tirai/korden pada tempat tidur pasien.
4. Membuka baju bawahan dan celana dalam pasien.
5. Alat penahan kaki dipasang.
6. Pasien tidur terlentang dengan kedua paha diangkat dan ditekuk
kearah perut.
7. Tungkai bawah membuat sudut 90 derajat terhadap paha.
8. Bidan mencuci tangan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGATUR POSISI LITHOTOMI PADA PASIEN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Unit Terkait 1. Kamar Bersalin
2. Ruang Rawat Inap Ibu
3. Rawat jalan
4. UGD

20
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGATUR POSISI SIMS PADA PASIEN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

1. Memberikan posisi untuk mengekspose


anus untuk suatu tindakan tertentu
Prosedur Tetap Tanggal Terbit 2. Memberikan rasa aman pada saat
melakukan tindakan

Pengertian Suatu proses mengatur posisi pasien miring lurus dengan salah satu
posisi kaki lurus dengan badan dan satu kaki ditekuk ke arah perut.

Tujuan Untuk Mempermudah Tindakan


Kebijakan Semua perawat dan bidan harus dapat memberikan posisi sims
dalam setiap tindakan yang berhubungan dengan anus.

21
Prosedur A. Persiapan Perawat/Bidan
1. Tanggap terhadap reaksi pasien dan beri kesempatan pasien
bertanya
2. Sabar, ramah, sopan, dan teliti.
3. Handscrub

B. Persiapan Pasien
1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
2. Menjaga privasi pasien.

C. Pelaksanaan
1. Perawat/bidan mencuci tangan terlebih dahulu.
2. Memberitahu pasien mengenai prosedur posisi sims.
3. Menutup tirai/korden pada tempat tidur pasien.
4. Membantu pasien dalam posisi setengah telungkup, kearah sisi
kiri, tumpuan badan terletak pada tubuh bagian kiri.
5. Meletakkan tangan kiri pasien sejajar dengan punggung tangan
kanan ke depan.
6. Menekuk lutut kanan dan menarik ke arah perut.
7. Perawat/bidan mencuci tangan.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu.


2. Kamar Bersalin.
3. Kamar Bedah.
4. Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGATUR POSISI FOWLER PADA PASIEN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses mengatur posisi pasien duduk untuk memberikan rasa
aman dan nyaman pada pasien.

Tujuan 1. Membantu mengatur posisi dudu


2. Memberikan kenyamanan pada pasien.
3. Meningkatkan mobilisasi.

22
Kebijakan Dilakukan oleh bidan dan perawat pada pasien untuk memberikan
rasa nyaman.

Prosedur A. Persiapan Bidan/Perawat


1. Tanggap terhadap reaksi pasien dan beri kesempatan pasien
bertanya.
2. Sabar, ramah, sopan, dan teliti.

B. Persiapan Alat : Bantal/guling.

C. Persiapan Pasien
1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
2. Menjaga privasi pasien.

D. Pelaksanaan
1. Bidan/perawat mencuci tangan
2. Memberitahu pasien mengenai prosedur posisi fowler
3. Menutup tirai/korden pada tempat tidur pasieMembantu pasien
untuk duduk.
4. Menyusun bantal dengan sudut 90 derajat.
5. Bidan/perawat berdiri di sebelah kanan menghadap pasien.
6. Menganjurkan pasien untuk menekuk kakinya.
7. Menganjurkan pasien untuk menopang badan dengan kedua
lengan.
8. Tangan kanan bidan/perawat membantu dibawah ketiak dan
tangan di belakang punggung pasien.
9. Menganjurkan pasien untuk mendorong badannya ke belakang.
10. Membuka tirai/korden pada tempat tidur pasien.
11. Bidan/perawat mencuci tangan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGATUR POSISI FOWLER PADA PASIEN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu
2. Kamar Bersalin
3. UGD
4. Rawat Jalan

23
RUMAH SAKIT
BERSALIN PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATURIUM
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan pada pasien baru yang dilakukan oleh petugas
laboraturium untuk pemeriksaan laboraturium.

Tujuan 1. Untuk pemeriksaan pada pasien baru masuk.


2. Untuk pemeriksaan penunjang medis.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan dan petugas laboraturium yang


bertugas, pada pasien baru masuk atau atas permintaan dokter yang
merawat.

24
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Telepon.
2. Form pemeriksaan laboraturium.
3. Lembar hasil pemeriksaan laboraturium.
4. Alat tulis.

B. Pelaksanaan
1. Perawat/bidan menelpon petugas laboraturium dan
memberitahukan bahwa ada pasien yang mau dilakukan
pemeriksaan laboraturium.
2. Perawat/bidan mengisi form pemeriksaan laboraturium.
3. Petugas laboraturium mengambil form pengambilan darah dan
mengambil sample darah untuk pemeriksaan laboraturium.
4. Petugas memberitahu perawat/bidan jika sudah ada hasil dan
menyerahkan lembaran hasil pemeriksaan laboraturium.
5. Perawat/bidan melaporkan hasil laboratorium kepada dokter.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu.


2. Ruang Rawat Inap Bayi.
3. Kamar Bersalin.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PELAPORAN/SERAH TERIMA DINAS
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Menyerahkan dan menerima tugas secara berkesinambungan dari
satu kelompok dinas kepada kelompok berikutnya.

Tujuan 1. Memelihara dan melaksanankan asuhan keperawatan secara


berkesinambungan.
2. Untuk mengetahui dengan pasti pekerjaan yang belum dan
sudah dilaksanakan serta yang harus dilaksanankan.
3. Hal-hal yang terjadi sebelum terganti dinas.
4. Sarana yang tersedia untuk melaksanakan tugas

Kebijakan Setiap pertukaran dinas, perawat harus serah terima dinas secara
berkesinambungan.

25
Prosedur A. Setiap pergantian dinas :
1. Dinas pagi : jam 07.00-jam 07.30 WIB
2. Dinas sore : jam 14.00-jam 14.30 WIB
3. Dinas malam : jam 20.30-jam 21.00 WIB

B. Serah terima dilaksanakan oleh :


1. Pihak pertama : Semua perawat yang menghadiri pelaksanaan
tugas pada saat itu.
2. Pihak kedua : Perawat yang akan melaksanankan tugas pada
waktu itu.

C. Pelaksanaan.
d. Serah terima pasien tidak langsung
e. Membaca buku laporan yang tertulis oleh perawatan yang
bertanggung jawab pada shift sebelumnya dan memeriksa
catatan keperawatan mengenai asuhan yang telah diberikan
dan rencana berikutnya.
f. Serah terima pasien langsung
i. Mengontrol kesadaran pasien dan mencatat keluhannya
ii. Mengontrol tanda-tanda vital serta pencatatannya.
iii. Mengontrol tetesan infus dan melihat intake out put cairan,
baik peroral maupun parental.
iv. Mengontrol persiapan untuk suatu tindakan tertentu.
v. Menanyakan kemampuan katifitas pasien dalam hal
memenuhi kebutuhan sehari-hari (makan, minum, dll).

RUMAH SAKIT
BERSALIN PELAPORAN/SERAH TERIMA DINAS
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
068/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG

26
Prosedur 8. Menanyakan obat-obatan yang telah diberikan dan yang
harus diberikan pencatatanya
9. Menanyakan bahwa pemeriksaan laboratorium yang sudah
diambil dan yang harus diambil juga hasil-hasil
pemeriksaan yang baru diterima
10. Mengecek pasien yang akan pindah/keluar/meninggal

11. Serah terima administrasi :


i. Pencatatan pasien yang baru masuk, keluar, pindah serta
meninggal
ii. Pengiriman formulir-formulir yang akan dikirim ke Rekam
Medis mengenai : keluar masuk pasien, jumlah tempat
tidur yang terisi dan kosong dan pemindahan kelas
iii. Permintaan makanan ke Urusan Gizi
iv. Formulir-formulir pemeriksaan penunjang

12. Serah terima inventaris ruangan :


Memeriksa inventaris peralatan medik, alat keperawatan, alat
dapur/makan

13. Serah terima saran dan prasarana


i. Bangunan : Kondisi bangunan, saluran air yang bocor
ii. Kamar mandi/WC : Kecukupan air, kebersihan, kelancaran
saluran.
iii. Penerangan (Putusnya bola lampu dan gangguan dari
sentral)
iv. Fasilitas lain (apabila ada) : AC, Water heater, TV, telepon, dll

14. Serah terima lingkungan dan keamanan :


i. Kebersihan dan kerapian lingkungan meliputi : lingkungan
pasien dan kamarnya, koridor, kamar mandi, spoelhok
ii. Pengunjung : jumlah dan ketertiban
iii. Keamanan lingkungan : kejadian-kejadian istimewa
(keributan, pencurian, dll)

Unit Terkait 15. Perawat yang bertugas saat ini.


16. Perawat yang akan melaksanankan tugas pada saat ini.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENERIMA PASIEN DI KAMAR OPERASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
069/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG

27
Pengertian Proses kegiatan menerima pasien di kamar bedah sebelum
dilakukan tindakan operasi.

Tujuan 17. Tercapainya proses identifikasi pasien sebelum dilakukan


pembedahan.
18. Tercapainya persiapan pasien baik fisik maupun psikologis
sebelum tindakan pembedahan.
19. Tercapainya informasi yang optimal kepada pasien tentang
pembedahan yang akan dilakukan.
20. Mencegah komplikasi yang lebih lanjut akibat operasi yang
kurang optimal.
21. Proses pembedahan berjalan secara optimal.

Kebijakan Proses penerimaan pasien baru hanya dilakukan oleh Penanggung


Jawab shift kamar bedah atau perawat kamar bedah yang
kompeten dalam asuhan keperawatan kamar bedah.

Prosedur 22. Persiapan :


23. Buku dokumen serah terima pasien.
24. Lembar serah terima dari ruangan yang ditanda tangani oleh
penanggung jawab ruangan.
25. Formulir persiapan operasi yang sudah diisi dari ruang
perawatan/UGD/VK.

26. Langkah-langkah :
27. Melakukan komunikasi dengan pasien meliputi :
a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menanyakan nama pasien, dokter yang merawat
mencocokkan dengan gelang identitas pasien, tindakan
yang akan dilakukan.
28. Mengganti baju pasien dengan baju khusus ruang operasi
dan memasang topi operasi.
29. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brancard kamar
operasi.
30. Melakukan serah terima pasien dan status dengan perawat
ruangan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENERIMA PASIEN DI KAMAR OPERASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
069/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG

28
Prosedur 31. Memeriksa persiapan yang sudah dilakukan pada pasien :
kelengkapan dokumen, informed consent, rontgen,
laboratorium, USG, EKG apakah sesuai dengan prosedur
persiapan untuk operasi.
32. Mengkaji riwayat penyakit yang menyertai, alergi.
33. Mengkaji persiapan colon lambung, persiapan kulit :
pencukuran, protese, cat kuku yang digunakan, kontak lens
34. Memeriksa dan mencatat dokumen medik pasien pada buku
serah terima pasien meliputi :
a. Tanggal serah terima.
b. Nama pasien.
c. Bagian dimana pasien dirawat.
d. Obat yang disertakan/tidak.
e. Foto yang disertakan (jenisnya/jumlahnya).
f. Persiapan darah.
g. Lembar persiapan di ruangan.
h. Status.
i. Nama petugas ruangan.
j. Nama petugas kamar bedah.
35. Memberi ijin keluarga untuk berdoa atau bertemu terakhir
sebelum dilakukan persiapan anestesi atau sebelum dibawa
dalam kamar bedah.
36. Jelaskan gambaran asuhan keperawatan selama dikamar
bedah dan kamar pulih.
37. Lakukan pendampingan dan pengkajian keperawatan kamar
bedah.
38. Pasien beserta dokumen pasien dibawa ke kamar bedah.

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN CARA MENCUCI
DUREN TIGA INSTRUMENT DI KAMAR BEDAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


070/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG

29
Pengertian Suatu kegiatan untuk membersihkan instrumen yang telah
terkontaminasi baik oleh darah atau materi organik lainnya setelah
digunakan dalam proses operasi.

Tujuan 39. Menurunkan jumlah mikroorganisme pada alat baik yang terlihat
maupun tidak telihat.
40. Agar instrument bersih dari kotoran yang ada.
41. Terpenuhinya persediaan instrumen bersih di kamar bedah.

Kebijakan 42. Setiap proses pembersihan alat/instrumen harus melalui proses


dekontaminasi.
43. Proses dekontaminasi harus sesuai dengan pre SOAK.
44. Pembersihan dilakukan dengan desinfektan yang
direkomendasikan oleh distributor alat.

Prosedur 45. Persiapan alat :


46. Kom besar.
47. Air yang mengalir.
48. Cairan desinfektan.
49. Sikat.
50. Handuk/pengering.
51. Sarung tangan.
52. Scort/gaun tidak tembus air.
53. Gougle/kaca mata.

54. Langkah-langkah :
a. Mencuci tangan prosedural.
b. Menggunakan APD : gougle, scort, sarung tangan.
c. Buat cairan rendaman dengan desinfentan sesuai dengan
pengenceran yang ditentukan atau dengan menggunakan air
hangat 40-500c.
d. Tempatkan cairan diatas kom besar yang telah disediakan.
e. Memisahkan instrumen yang tajam dan tidak tajam,
disposible dengan reusesible, antara yang kasar dan halus.
f. Masukkan instrumen yang kotor ke dalam rendaman dan
biarkan selama 5-10 menit.
g. Lakukan pencucian alat : sikat di bawah air mengalir sampai
bersih.
h. Lakukan pembilasan dengan air hangat suhu 40-500c.
i. Tiriskan alat lalu keringkan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN CARA MENCUCI
DUREN TIGA INSTRUMENT DI KAMAR BEDAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


070/5.1/04/08/08 00 2/2

30
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 55. Lakukan pelumasan pada instrumen.
56. Keringkan instrumen dengan handuk kering.
57. Susun instrumen sesuai set yang digunakan.
58. Lakukan pengemasan dengan double duk.
59. Berikan external cemical tape.
60. Lakukan fiksasi dengan benang atau tali kain.
61. Berikan etiket : nama set instrumen, jumlah masing-masing
jenis instrumen, jumlah kasa dan nama petugas yang
menyusun instrumen, tanggal penyusunan.
62. Petugas mencuci tangan.

63. Petugas yang melakukan :


Scrubnurse (Perawat instrumentator)

Unit Terkait Kamar Bedah.

RUMAH SAKIT
BERSALIN CUCI TANGAN PROSEDURAL
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
071/5.1/04/08/08 00 64. /1

31
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Membersihkan tangan dengan menggunakan sikat dan sabun
dibawah air mengalir untuk mengangkat tanah, kotoran,minyak,
losion dan mikroorganisme dari tangan dan lengan pada anggota tim
bedah yang steril.

Tujuan Tercapainya kondisi steril pada petugas yang akan melakunan


pembedahan sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi silang.

Kebijakan 65. Dilakukan olaeh semua tenaga kesehatan di RS Bersalin


Duren Tiga sebelum dan sesudah melakukna prosedur, pada
saat tiba dan saat akan pulang dari rumah sakit.
66. Dilakukan oleh dokter bedah yang akan melakukan
pembedahan maupun asisten bedah dan instrumentator
sebelum tindakan pembedahan.
67. Tidak seorang pun dengan luka terbuka, luka bakar dan atau
lesi kulit lain pada tangan atau lengan diperbolehkan untuk
cuci tangan.

Prosedur 68. Lepaskan semua perhiasan.


69. Gulung lengan baju sampai lebih dari 2 inci di atas siku.
70. Basahi tangan dengan air.
71. Gunakan antiseptk sesuai dengan petunjuk.
72. Cuci tangan secara menyeluruh, mulai dengan telapak tangan.
73. Harap perhatikan telapak tangan belakang dan pergelangan
tangan, sela-sela jari tangan, jari-jari tangan dan ibu jari.
74. Dengan menggunakan ujung jari dan ibu jari bersihkan telapak
tangan, dengan menggunakan gerakan memutar.
75. Bilas tangan seluruhnya dengan air mengalir.
76. Keringkan tangan dengan tissue dan gunakan bekas tissue itu
untuk menutup kran air.

Unit Terkait 77. Kamar Bedah.


78. Ruang Rawat Inap Ibu.
79. Ruang Rawat Inap Bayi.
80. Rawat jalan .
81. Kamar Bersalin.

RUMAH SAKIT
BERSALIN CARA PENGIRIMAN INSTRUMEN KE CSSD
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
072/5.1/04/08/08 00 1/1

32
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengirim instrument-instrumen
yang belum steril ke bagian CSSD untuk disterilkan.

Tujuan 82. Kebutuhan instrumen steril terpenuhi


83. Agar intrumen yang dikirim yang dikirim ke CSSD dapat
terpantau dengan baik.

Kebijakan a. Instrumen yang akan dikirin ke CSSD dipastikan sudah dikemas


dengan baik sesuai dengan jenis pengemasan yang dibutuhkan.
b. Pengiriman instrumen ke CSSD harus dalam wadah yang tertutup.

Prosedur 84. Persiapan Alat :


a. Wadah instrumen yang tertutup
b. Instrumen yang sudah dikemas dan diberikan etiket
c. Formulir pengesetan alat
d. Buku pengiriman/penerimaan CSSD

85. Langkah-langkah :
86. Pengesetan instrumen berdasarkan instrumen yang ada tertera
di formulir.
87. Mengeset alat dan mengecek jumlah dengan jumlah yang
tertera.
88. melakukan pengemasan dengan sistem double duk.
89. Mencatat pada buku pengiriman CSSD :
a. Tanggal dan jumlah pengiriman.
b. Jenis instrumen.
c. Nama pengirim.
d. Nama penerima.
90. Mengirim instrumen ke CSSD.

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN CUCI TANGAN BEDAH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
073/5.1/04/08/08 00 1/1

33
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Membersihkan tangan dengan menggunakan sikat dan sabun
dibawah air mengalir untuk mengangkat tanah, kotoran, losion dan
microorganisme dari tangan dan lengan pada anggota tim bedah
yang steril.

Tujuan Tercapainya kondisi steril pada petugas yang akan melakukan


pembedahan sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi silang.

Kebijakan Dilakukan oleh dokter bedah yang akan melakukan pembedahan


maupun asisten bedah dan instrumentator sebelum tindakan
pembedahan.

Prosedur 91. Lepaskan semua perhiasan, termasuk cincin dan jam tangan.
92. Gulung lengan baju sampai lebih dari 2 inci di atas siku.
93. Gunakan sikat.
94. Buka dan keluarkan pembersih kuku dari dalam kemasan.
95. Di bawah air mengalir, bersihkan bagian bawah kuku jari secara
teliti (kuku jari harus pendek dan bebas dari cat kuku berwarna
atau tanpa warna).
96. Mulai menyikat telapak tangan. Kemudian secara berurutan sikat
setiap jari, diantara jari, dan punggung tangan. Lanjutkan pada
seluruh permukaan selama 2 menit dengan perhatian khusus
pada kuku jari dan daerah kutikula.
97. Dilanjutkan dengan menyikat lengan keatas sampai sedikit
dibawah siku selama 30 detik. Jangan kembali dengan tangan
atau daerah pergelangan tangan yang sudah selesai di sikat.
98. Setelah 30 detik, pindahkan sikat pada tangan yang belum disikat
dan ulang cara seperti di atas.
99. Buang sikat (Tata cara cuci tangan yang lazim menghabiskan
waktu sekitar 5,5 menit).
100. Buka air untuk membilas tangan dan lengan kita. Dibawah air
yang mengalir, bersihkan satu tangan dan lengan, biarkan air
menetes dari siku. Ulangi cara ini untuk lengan dan tangan
lainnya. Angkat tangan keatas sehingga air mengalir dari siku,
tidak dari ujung jari.

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN DRAPPING
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
074/5.1/04/08/08 00 1/2

34
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan untuk mencuci hamakan kuman pada bagian tubuh
pasien yang akan di operasi dan menutup bagian tubuh pasien yang
tidak dioperasi dengan duk steril.

Tujuan a. Mencegah terjadinya infeksi luka operasi.


b. Mencegah kesterilan area operasi.

Kebijakan Pengendalian infeksi dimana setiap petugas yang terlibat dalam


operasi khususnya yang kemungkinan bersentuahan dengan tubuh
bagian pasien. Alat instrumen steril atau alat penunjang lainnya
harus mencuci tangan,memepergunakan sarung tangan steril dan
jas bedah steril.

Prosedur 101. Perlengkapan


102. Fenster klem : 1–2 buah
103. Set desinfektan : 1 set
104. Bethadine solution : 1 botol
105. Alkohol 70% : 1 botol

106. Langkah-langkah
107. Membuka bagian tubuh pasien yang akan dioperasi.
108. Membuka set desinfektan.
109. Menuangkan bethadine solution kedalam kom yang
berisi depper.
110. Membersihkan daerah pembedahan dengan depper
yang sudah dibasahi betadine solution mulai dari bagian
tengan ke luar dengan diameter 20 – 30 cm. Untuk
pembedahan daerah abdomen lakukan desinfektan secara
khusus pada daerah umbilical (terutama untuk umbilical yang
dalam).
111. Drapping (alokasi daerah pembedahan )
a. Drapping pada area operasi yang datar
b. (dada,abdomen,punggung s/d bokong)
112. Pasang perlak karet kemudian doek saku
besar pada bagian bawah tubuh pasien
113. Pasang doek besar pada bagian atas tubuh
pasien
114. Pasang doek samping pada bagian samping
dan kanan tubuh pasien.

RUMAH SAKIT
BERSALIN DRAPPING
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
074/5.1/04/08/08 00 2/2

35
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur a. Drapping daerah rectal (posisi lithotomy)
115. Pasang 1 (satu) buah doek double di bawah
panggul
116. Pasang sarung kaki pada kedua tungkai
117. Pasang satu buah duk besar diatas pubis
118. Pasang 1 (satu) buah doek kecil pada batas
area open
119. Pasang 4 (empat) buah doek klem pada
keempat sudutnya.
Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN IDENTIFIKASI PASIEN DI KAMAR OPERASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
075/5.1/04/08/08 00 1/2

36
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Melakukan kegiatan identifikasi pasien yang masuk ke kamar
operasi untuk tindakan pembedahan.

Tujuan 120. Mendapatkan identitas pasien dengan jelas.


121. Mencegah agar pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan tidak salah / salah pasien.
122. Mencegah kesalahan bagian tubuh yang akan dibedah.

Kebijakan Setiap pasien yang akan menjalani tindakan di kamar bedah harus
dilakukan identifikasi terlebih dahulu.

Prosedur 123. Perlengkapan


1. Identitas pada dokumen pasien
2. Identitas pada tubuh pasien ( gelang pasien)
3. Spidol atline 70 untuk memberi tanda pad bagian tubuh yang
akan dilakukan pembedahan

124. Langkah-langkah
125. Saat serah terima pasien di ruang serah terima pasien
cocokkan identitas pasien dengan dokumen yang ada atau
dengan gelang identitas pasien dengan cara berkomunikasi
langsung dengan pasien, misalnya :
126. Memanggil nama pasien.
127. Menyebutkan nama dokter bedahnya.
128. Menanyakan langsung kepada pasien tentang bagian
tubuh yang akan dioperasi.
129. Memberi tanda pada tubuh yang akan dioperasi
dengan spidol atline 70.
130. Saat pasien di meja operasi
131. Sebelum dilakukan pembiusan, Dokter Anestesi
mencocokan identitas pasien dengan memanggil nama
pasien dan memperkenalkan diri serta memberitahu tindakan
pembiusan yang akan dimulai
132. Mengontrol kembali bagian tubuh yang telah diberi
tanda atau melihat situasi yang ada serta bertanya kepada
dokter bedah untuk menentukan posisi.
133. Dalam proses pemberian darah selama pasien dalam
keadaan tidak sadar.

RUMAH SAKIT
BERSALIN IDENTIFIKASI PASIEN DI KAMAR OPERASI
DUREN TIGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


075/5.1/04/08/08 00 2/2

37
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 134. Cocokan data pada gelang identitas,formulir darah
pada data yang terpasang dalam label darah dan kartu
golongan darah pasien.
135. Beri nomor urut pada label darah yang telah
ditranfusikan pada pasien
136. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan.

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL DI KAMAR BEDAH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
076/5.1/04/08/08 00 1/2

38
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu teknik memakai sarung tangan dengan cara tertutup tidak
adanya kontak tangan dengan linen steril sehingga terjamin kondisi
yang steril baik pada linen maupun pada sarung tangan.

Tujuan 137. Tercapainya kondisi steril pada petugas yang akan


melakunan pembedahan sehingga dapat mencegah terjadinya
infeksi silang.
138. Tercapainya suatu kondisi tangan secara steril tanpa adanya
kontak antara tangan dengan linen steril.

Kebijakan 139. Sebelum melakukan prosedur ini harus melakukan prosedur


cuci tangan bedah.
140. Prosedur memakai sarung tangan tertutup wajib dilakukan
oleh tim operasi.
141. Dilakukan oleh dokter bedah yang akan melakukan
pembedahan maupun asisten bedah dan instrumentator sebelum
tindakan pembedahan.
142. Setelah sarung tangan terpasang bersihkan bubuk bedak
dengan menggunakan NaCl 0,9 % steril.

Prosedur 143. Bungkus kertas dibuka dengan menggunakan kedua tangan,


pembungkus ini harus dibuka sehingga kertas tidak tertutup
rapatdan bila kurang hati-hati akan mengkontaminasi sarung
tangan.
144. Dengan tangan, angkat sarung tangan dengan memegang
tepi manset yang terlipat. Daerah ini merupakan bagian dalam
sarung, pertahankan manset yang terlipat.
145. Sisipkan tangan kita kedalam sarung tangan dan dengan
hati-hati masukkan jari-jari lalu tarik mansetsarung tangan secara
bertahap disekelilingnya sehingga lipatan manset dapat
dopertahankan. Usahakan untuk menarik manset sarung tangan
sanpai menutupi manset jubah.
146. Bungkus kertas dibuka dengan menggunakan kedua tangan,
pembungkus ini harus dibuka sehingga kertas tidak tertutup
rapatdan bila kurang hati-hati akan mengkontaminasi sarung
tangan.
147. Bungkus kertas dibuka dengan menggunakan kedua tangan,
pembungkus ini harus dibuka sehingga kertas tidak tertutup
rapatdan bila kurang hati-hati akan mengkontaminasi sarung
tangan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL DI KAMAR BEDAH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
076/5.1/04/08/08 00 2/2

39
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 148. Dengan tangan, angkat sarung tangan dengan memegang
tepi manset yang terlipat. Daerah ini merupakan bagian dalam
sarung, pertahankan manset yang terlipat.
149. Sisipkan tangan kita kedalam sarung tangan dan dengan
hati-hati masukkan jari-jari lalu tarik mansetsarung tangan secara
bertahap disekelilingnya sehingga lipatan manset dapat
dopertahankan. Usahakan untuk menarik manset sarung tangan
sanpai menutupi manset jubah.
150. Angkat sarung tangan kedua dari kemasannya dengan cara
memegang tepi manset oleh tangan kedua, letakkan jari-jari
tangan pertama (yang telah memakai sarung tangan) dibawah
lipatan manset dan masukkan tangan kedua seperti cara ke-4
151. Bila manset sarung tangan diatas manset jubah sehingga
hanya tampak bagian sarung tangan yang steril
152. Seperti pada pemakaian sarung tangan ke-2, letakkan jari-jari
yang telah memakai sarung tangan dibawah manset sarung
tangan dan balik lipatan manset diatas manset jubah sehingga
tampak sisi sarung tangan steril

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL SECARA TERTUTUP
DUREN TIGA DI KAMAR BEDAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


077/5.1/04/08/08 00 1/1

40
Ditetapkan,
Tanggal terbit Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap 21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu teknik memakai sarung tangan dengan cara tertutup tidak
adanya kontak tangan dengan linen steril

Tujuan 153. Tercapainya kondisi steril pada petugas yang akan


melakunan pembedahan sehingga dapat mencegah terjadinya
infeksi silang.
154. Tercapainya suatu kondisi tangan secara steril tanpa adanya
kontak antara tangan dengan linen steril

Kebijakan 155. Prosedur memakai sarung tangan tertutup wajib dilakukan


oleh tim operasi.
156. Dilakukan oleh dokter bedah yang akan melakukan
pembedahan maupun asisten bedah dan instrumentator sebelum
tindakan pembedahan.
157. Setelah sarung tangan terpasang bersihkan bubuk bedak
dengan menggunakan NaCl 0,9% steril

Prosedur 158. Dengan tangan tertutup jas,ambil sarung tangan pertama dari
kemasaanya,jangan biarkan tangan keluar dari manset jas.
159. Letakkan sarung tangan pada lengan jas dan ibu jari sarung
tangan pada ibu jari tangan dan jari-jari menunjuk kearah siku.
160. Pegang bagian bawah manset dengan jari-jari tangan yang
terlindung dari tangan yang akan dipakaikan sarung tangan.
161. Pegang bagain atas manset dengan tangan lainnya, yang
juga terbungkus jas.
162. Naikkan manset bagian atas di atas manset jas bersamaan
dan masukkan jari-jari ke dalam sarung tangan dan atur
letaknya.
163. Untuk memakai sarung tangan kedua ulangi cara ke- 2
sampai ke -5

Unit Terkait 164. Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMAKAI JAS OPERASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
078/5.1/04/08/08 00 1/1

41
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Salah satu teknik memakai gaun steril untuk menyiapkan suatu
kondisi steril pada petugas yang akan melakukan pembedahan di
kamar bedah.

Tujuan Tercapainya kondisi steril pada petugas yang akan melakunan


pembedahan sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi silang.

Kebijakan 165. Sebelum melakukan prosedur memakai jas steril diwajibkan


melakukan cuci tangan secara steril.
166. Dilakukan oleh dokter bedah yang akan melakukan
pembedahan maupun asisten bedah dan instrumentator sebelum
tindakan pembedahan.
167. Batas yang dianggap steril adalah area dari bahu ke
pinggang.

Prosedur 168. Cuci tangan pembedahan.


169. Mengambil handuk untuk menyeka tangan dimulai dari ujung
jari-jari tangan kiri dan kanan lalu ke pergelangan tangan terakhir
pada lengan bawah sampai dengan siku.
170. Ambil jas steril secara aseptik tehnik yaitu pegang pada garis
leher dengan menggunakan tangan kiri dan posisi tangan kanan
tetap setinggi bahu.
171. Buka lipatan jas dengan cara melepas bagian yang terjepit
tangan dan perhatikan jangan sampai terkontaminasi.
172. Tangan kiri tetap memegang leher bagian jas dan masukkan
tangan kanan ke lubang lengan jas kanan, diikuti dengan tangan
kiri dimasukkan kelubang lengan jas kiri.
173. Perawat sirkuler berdiri di belakangnya untuk membantu
mengikatkan tali jas, dengan menarik leher jas dari bagian
sebelah dalam dan selanjutnya ikat semua tali bagian belakang,
buka ikatan tali pinggang dan berikan salah satu ujung tali
tersebut kepada sirkuler, dengan korentang tali tersebut.
174. Orang yang memakai jas steril memutarkan badannya
kemudian ambil tali dari jepitan serta ikatan tali tersebut, pada
saat memutar badan tidak boleh terjadi kontaminasi (tidak
dianjurkan meletakkan tali jas dibawah tumpukan jas/doek steril
lainnya lalu memutarkan badan untuk mengikatkan talinya,
karena potensial terjadinya kontaminasi pada jas/doek steril
lainya karena membelakangi baju yang tidak steril).

Unit Terkait Kamar Bedah.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENANGGALKAN JAS OPERASI DAN SARUNG TANGAN
DUREN TIGA

42
No. Dokumen No. Revisi Halaman
079/5.1/04/08/08 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu prosedur untuk melepaskan jas dan sarung tangan yang kotor
sesudah pembedahan.

Tujuan Menghindari kontaminasi.

Kebijakan Setiap petugas yang terlibat dalam operasi khususnya yang


kemungkinan bersentuhan dengan bagian tubuh pasien, alat
instrument atau alat penunjang lainnya harus mencuci tangan,
mempergunakan sarung tangan steril dan jas bedah steril.

Prosedur Pelaksanaan :
175. Lepaskan tali-tali jas operasi dari arah belakang tubuh
anggota tim bedah oleh petugas keliling.
176. Tarik jas operasi dari arah depan oleh petugas keliling atau
dilepaskan sendiri.
177. Pegang sarung tangan pada permukaan palmar dan back
dan lepaskan sarung tangan dengan menarik keluar /tarik ketas.
178. Lepaskan sarung tangan yang sebelah lagi dengan cara
memasukkan jari telunjuk dari jari tengah dibawah sarung tangan
bagian atas dan segera tarik keluar.

Unit Terkait Kamar Bedah.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENDOKUMENTASIKAN RENCANA OPERASI
DUREN TIGA

43
No. Dokumen No. Revisi Halaman
080/5.1/04/08/08 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu kegiatan yang harus dilakukan jika menerima informasi
adanya rencana tindakan operasi.

Tujuan Agar operasi yang sudah direncanakan dapat terlaksana dengan


program yang sudah ditentukan.

Kebijakan Harus dilakukan oleh perawat / bidan sesuai dengan instruksi dokter.

Prosedur A. Perlengkapan
179. Alat tulis
180. Buku agenda

B. Sumber informasi
181. Dokter Bedah / Dokter Anestesi
182. Petugas admitting
183. Perawat bagian perawatan
184. Perawat poliklinik
185. Perawat UGD

C. Langkah-langkah
186. Mencatat informasi yang disampaikan pada agenda,
meliputi:
a. Mencatat nama pasien
b. Mencatat umur pasien
c. Mencatat nomor telepon pasien
d. Mencatat tanggal dan bulan operasi
e. Mencatat jam operasi
f. Mencatat tindakan yang akan dilakukan
g. Mencatat nama dokter bedah
h. Mencatat nama dokter anestesi
i. Mencatat pesan-pesan khusus
187. Jika rencana yang disampaikan tidak bisa dijadwalkan
karena sudah padat acaranya, maka:
188. Jika yang menyampaikan kepada dokter bedah terkait
dan meminta untuk menunda waktu yang diusulkan.
189. Jika yang menyampaikan bukan Dokter Bedah terkait,
lakukan langkah berikut ini :
190. Menghubungi Dokter Bedah untuk mengganti
waktu yang diusulkan
191. Menghubungi pasien/bagian terkait untuk
menginformasikan perubahan waktu operasi
Unit Terkait Kamar Bedah

44
RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN PENCATATAN PEMAKAIAN MEDICAL SUPPLY
DUREN TIGA DAN OBAT-OBATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


081/5.1/04/08/08 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu ketentuan yang harus dilakukan untuk mendata alat-alat
kesehatan disposible dan obat-obatan yang digunakan selama
pembedahan.

Tujuan 192. Agar alat kesehatan dan obat-obatan yang dipakai dapat
ditagihkan kepada pasien secara benar dan akurat.
193. Agar setiap penggunaan alat dan alat kesehatan di kamar
bedah dapat termonitor dengan baik.

Kebijakan Dilakukan perawat / bidan yang bertugas.

Prosedur 194. Setiap pemakaian alat kesehatan dan obat harus dicatat di
formulir pemakaian alat kesehatan dan obat yang sudah
ditentukan.
195. Pencatatan harus dilakukan sesegera mungkin (selama
proses pembedahan berlangsung) oleh petugas yang ditunjuk.
196. Jika pemakaian alat kesehatan/obat tidak diketahui oleh
petugas yang ditunjuk, maka kemasan dari alat kesehatan/obat
tersebut dikumpulkan dan diserahkan kepada petugas yang
ditunjuk untuk dapat dicatat.
197. Untuk alat kesehatan dan obat yang tidak sering digunakan
kemasannya tidak dibuang tetapi diserahkankepada petugas
administrasi untuk memudahkan pada saat memasukkan data di
komputer.
198. Formulir pemakaian alat kesehatan dan obat yang sudah diisi
diserahkan kepada petugas administrasi untuk dimasukkan ke
komputer.
199. Pelapor pemakaian alat kesehatan dan obat diluar jam kerja
petugas administrasi dilakukan oleh perawat secara manual atau
komputer.
200. Formulir pemakaian alat kesehatan dan obat yang sedah di
isi, lembar asli diserahkan kebagian billing, lembar copy disimpan
di kamar bedah sebagai arsip.

Unit Terkait Kamar Bedah.

45
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN INSTRUMEN UNTUK PEMBEDAHAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
082/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat instrument untuk
meyiapkan instrument-instrument steril yang digunakan untuk
pembedahan.

Tujuan 201. Memudahkan pada saat pembedahan.


202. Menghindari terjadinya kecelakaan.
203. Menjaga keutuhan jumlah instrument yang digunakan untuk
pembedahan.

Kebijakan Dilakukan perawat di kamar bedah.

Prosedur 204. Persiapan Alat


205. Meja duk steril : 1 buah
206. Meja instrument persiapan : 1 buah
207. Meja mayo : 1 buah
208. Standar kom : 1 buah
209. Set instrument yang dibutuhkan : 1 buah
210. Set jas steril yang dibutuhkan : 1 buah
211. Alkohol 70% : 1 buah
212. Lap : 1 buah
213. Korentang : 1 buah
214. Set urine : 1 buah
215. Set desinfektan : 1 buah

216. Langkah-langkah
217. Mengambil instrumen yang akan digunakan dengan
memperhatikan :
218. Tanggal sterilisasi dari instrument.
219. Pergunakan tanggal yang paling lama lebih dulu tetapi
masih dalam batas sterilitas.
220. Kondisi kemasan dari instrumen (bolong, rusak, basah).
221. Membawa semua perlengkapan kedalam kamar
operasi.
222. Mendesinfeksi meja yang akan digunakan dengan
alkohol.
223. Meletakkan set pada meja :
a. Set jas pada meja duk steril
b. Set instrumen pada meja instrument
c. Kom steril pada standar kom

46
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN INSTRUMEN UNTUK PEMBEDAHAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
082/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur d. Membuka set duk steril (Lapisan pertama dibuka
dengan menggunakan tangan, lapisan kedua dibuka
dengan menggunakan korentang)
e. Meletakkan alkes dengan memperhatikan kesterilan
pada meja duk
f. Mencuci tangan
g. Memakai jas operasi
h. Memakai sarung tangan
i. Memasang sarung meja mayo
j. Meletakkan perlak steril pada meja mayo
k. Melapisi meja mayo dengan duk steril
l. Menghitung jumlah instrument
m. Menata instrument di meja mayo
224. instrument yang pertama diletakkan di meja
mayo dekat dengan operator
225. instrument persiapan atau cadangan
diletakkan dan ditata dimeja instrument
226. instrument yang tidak digunakan tetap
disimpan di bak instrument
a. Menghitung kasa, rol kasa, yang ada di meja
instrument

Unit Terkait Kamar Bedah

47
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN INSTRUMEN SESUAI KEBUTUHAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
083/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan
instrumen yang dibutuhkan saat operasi berlangsung.

Tujuan 227. Agar operasi berjalan dengan lancar.


228. Agar alat dapat dipakai saat dibutuhkan selama operasi
berlangsung.
229. Membangun iklim kerja yang efektip dan efisien.
230. Proses ini dilakukan setelah melakukan cuci tangan bedah
dan memakai jas,sarung tangan steril.

Kebijakan 231. Persiapan alat harus dilakukan 30 menit sebelum operasi.


232. Setiap operasi harus di cek atau di list kebutuhan instrument
selama operasi.
233. Perawat instrument harus memahami urutan operasi langkah
demi langkah.
234. Tidak menempatkan instrumen apapun di atas pasien.

Prosedur 235. Persiapan alat :


236. Meja mayo
237. Meja instrumen
238. Instrumen sesuai kebutuhan
239. Kassa
240. Sarung tangan steril berbagai ukuran
241. Mesin suction
242. Kabel diatermi
243. Mesin diatermi

244. Pelaksanan :
a. Menghitung jumlah instrumen dan kasa yang akan
dipakai disaksikan dan dicatat oleh sirkulator.
b. Tutup meja mayo dengan kain steril 2 lapis.
c. Susun instrumen di atas meja mayo sesuai urutan
yang dimulai dari kiri ke kanan atau yang paling dekat
dengan instrumentator.
d. Dekatkan meja mayo tepat diatas meja pasien atau
sesuai lokasi yang mendekati daerah operasi.

48
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN INSTRUMEN SESUAI KEBUTUHAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
083/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 245. Berikan instrumen kepada operator sesuai kebutuhan
(hendaknya instrumen tepat ditangan operator).
246. Siapkan selalu instrument pada tangan sesuai urutan
pemakaian.
247. Tangan selalu siap untuk menyiapkan instrumen
sesuai urutan kebutuhan operasi.
248. Siapkan kassa, instrument, dan diathermi setiap
operator menyayat luka.
249. Perhatikan urutan insisi luka operasi siapkan
instrumen sesuai kebutuhan atau kode operator sehingga
otomatis instrumentator mengetahui kebutuhan jangan
menungu instruksi.
250. Segera bereskan instrument bekas pakai, bersihkan
dengan kasa basah dan susun kembali di meja mayo.

Unit Terkait Kamar Bedah.

49
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN ALAT KESEHATAN STERIL DI BAGIAN KAMAR
DUREN TIGA BEDAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


084/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat instrument untuk
meyiapkan alat-alat steril yang digunakan untuk pembedahan.

Tujuan 251. Memudahkan pada saat pembedahan.


252. Menghindari terjadinya kecelakaan.
253. Menjaga keutuhan jumlah instrument yang digunakan untuk
pembedahan.

Kebijakan Dilakukan perawat di kamar bedah.

Prosedur A. Persiapan Alat


254. Meja duk steril : 1 buah
255. Meja instrument persiapan : 1 buah
256. Meja mayo : 1 buah
257. Standar kom : 1 buah
258. Set instrument yang dibutuhkan : 1 buah
259. Set jas steril yang dibutuhkan : 1 buah
260. Alkohol 70% : 1 buah
261. Lap : 1 buah
262. Korentang : 1 buah
263. Set urine : 1 buah
264. Set desinfektan : 1 buah

B. Langkah-langkah
265. Mengambil instrumen yang akan digunakan dengan
memperhatikan :
266. Tanggal sterilisasi dari instrument.
267. Pergunakan tanggal yang paling lama lebih dulu tetapi
masih dalam batas sterilitas.
268. Kondisi kemasan dari instrumen (bolong, rusak,
basah).
269. Membawa semua perlengkapan kedalam kamar
operasi.
270. Mendesinfeksi meja yang akan digunakan dengan
alkohol.
271. Meletakkan set pada meja :
272. Set jas pada meja duk steril
273. Set instrumen pada meja instrument
274. Kom steril pada standar kom

50
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN ALAT KESEHATAN STERIL DI BAGIAN KAMAR
DUREN TIGA BEDAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


084/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 275. Membuka set duk steril (Lapisan pertama dibuka
dengan menggunakan tangan, lapisan kedua dibuka
dengan menggunakan korentang)
276. Meletakkan alkes dengan memperhatikan kesterilan
pada meja duk
277. Mencuci tangan
278. Memakai jas operasi
279. Memakai sarung tangan
280. Memasang sarung meja mayo
281. Meletakkan perlak steril pada meja mayo
282. Melapisi meja mayo dengan duk steril
283. Menghitung jumlah instrument
284. Menata instrument di meja mayo
285. instrument yang pertama diletakkan di meja mayo
dekat dengan operator
286. instrument persiapan atau cadangan diletakkan dan
ditata dimeja instrument
287. instrument yang tidak digunakan tetap disimpan di bak
instrument
288. Menghitung kasa, rol kasa, yang ada di meja
instrument

Unit Terkait Kamar Bedah

51
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC
DUREN TIGA (TERENCANA)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


085/5.1/04/08/08 00 1/7

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Sectia caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan janin
melalui incisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(rahim) pada usia kehamilan lebih dari 22 minggu.

Tujuan 289. Menyelamatkan bayi dan ibu yang mengalami gangguan


pada proses persalinan melalui tindakan pembedahan.
290. Menurunkan angka kematian/mortalitas ibu-bayi-perinatal.

Kebijakan Peraturan Direksi yang menggariskan bahwa PKSC akan


memberikan pelayanan seoptimal mungkin bagi ibu-ibu dan bayinya
yang menggunakan fasilitas di unit Peristi sesuai dengan kondisinya.

Prosedur A. Indikasi : Sectio caesarea dilakukan pada kasus - kasus :


291. Panggul sempit absolut
292. Disproporsi Sefalopelvik
293. Ruptura Uteri membakat
294. Kelainan pada placenta :
a. Placenta Previa Totalis
b. Placenta letak rendah yang disertai perdarahan banyak
295. Kelainan pada tali pusat. tali pusat menumbung pada.
a. Presentasi kepala
b. Letak sungsang dengan tali pusat ditunggangi bayi
296. Kelainan presentasi bayi :
a. Mal posisi / Mal presentasi :
i. Presentasi mukaPresentasi dahi
ii. Persentasi bahu
iii. Presentasi bokong (anak pertama atau bila disertai
lilitan tali pusat)
iv. Letak lintang
297. Gawat janin / Hipoksia janin
298. Kelainan jalan lahir
a. Stenosis cervicalis / Distocia cervicalis
b. Tumor yang menyebabkan obstruksi jalan lahir Misal :
Tumor Ovarium Myoma uteri
299. Sebab-sebab lain :
a. Ca. Cervic
b. Kelainan jantung Ibu
c. TBC
d. Eklampsia/Pre eklampsia berat yang disertai
komplikasi/perburukan klinis

52
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC
DUREN TIGA (TERENCANA)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


085/5.1/04/08/08 00 2/7

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur B. Persiapan Peralatan :
300. Alat-alat operasi lengkap(Set operasi dewasa, set
sectio, benang operasi, jarum operasi, sarung tangan, dll)
301. Menyiapkan meja emergency dan lampu pemanas
bayi (laryngoscope, ETT, O2, Obat-obatan, penghisap slym,
kain/duk steril, sarung tangan, selang oksigen untuk
resusitasi, penjepit tali pusat)
302. Obat-obat anesthesi
303. Incubator
304. Obat-oabat/cairan desinfektan

C. Tata cara dan persiapan dan paska operasi


1. Sectio Caesarea cito
1. Suami/keluarga menandatangani surat persetujuan
operasi di lembar surat persetujuan tindakan medik
(SPTM) RM 010. Setelah pasien/keluarga
menandatangani SPTM, dokter Obsgyn, dokter
Anesthesi, Bidan jaga sebagai saksi juga
menandatangani formulir SPTM.
2. Bidan jaga kamar bersalin menginformasikan ke Kamar
Operasi bahwa akan ada sectio caesarea yang dilakukan
oleh dokter tertentu dengan menyebutkan indikasi dan
identitas pasien secara jelas.
3. Kamar operasi menginformasikan jam akan dilakukan
operasi dan menyesuaikan dengan dokter spesialis
obstetric gynecologis, dokter ahli anesthesia
4. Bidan dari Kamar Bersalin memberitahukan ke UPI bedah
dan dokter ahli anak bahwa akan ada sectio caesarea.
5. Pasien disiapkan untuk operasi :
305. Pasien dicukur daerah genetalia dan perut
306. Pasang daur cateter No. 14
6. Pasien diantar ke OK (Kamar operasi) setelah ada
informasi dari kamar operasi bahwa pasien boleh diantar
7. Di Kamar operasi : Bidan kamar bersalin menyerahkan
kartu opname ke Administrasi kamar operasi di ruang
transit pertama.Bidan/perawat dari kamar bersalin
mengadakan serah terima pasien di ruang transit IIPasien
diantar ke ruang induksi untuk dilakukan persiapan
operasi.

53
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC (TERENCANA)
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
085/5.1/04/08/08 00 3/7

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tanggal Terbit
Tetap 21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur C. Tata cara dan persiapan dan paska operasi
1. Sectio Caesarea cito
8. Pasien dilakukan anesthesi oleh dokter ahli Anesthesi,
operasi dilakukan oleh dokter spesialis obstetri gynecologi
(SpOG) dan desinfeksi dilakukan oleh Asisten operasi ( lihat
lampiran)
9. Bayi setelah dilahirkan diserahkan ke dokter Spesialis
anak/bidan penangkap bayi untuk dilakukan pembersihan
jalan nafas dibawah radiant warmer dan kondisi bayi baik
dilakukan inisiasi dini dengan meletakan bayi di dada ibu
untuk memberikan kesempatan kepada bayi mencari puting
susu ibu.
10. Setelah bayi dibersihkan jalan nafasnya bayi dibawa ke ruang
pulih.
11. Bidan penolong bayi menginformasikan ke Kamar Bersalin
bahwa bayi sudah lahir dan dapat dijemput:
307. Bila keadaan bayi stabil, bayi dibawa ke
Kamar Bersalin Immanuel untuk dimandikan dan di Rawat
Gabung.
308. Bila keadaan bayi kurang baik dan
memerlukan perawatan di UPI, bidan penolong bayi
menginformasikkan ke UPI
309. Bila bayi setelah observasi di KB
Immanuel memerlukan perawatan khusus, tetapi belum
memerlukan alat tertentu seperti alat bantu nafas, bayi
dirawat di kamar bayi Gorrety. Sebelum bayi dirawat ke
kamar bayi Goretty bayi dimintakan cap ibu jari dan tanda
tangan dibawah cap telapak kaki bayi pada status kesehatan
bayi dan kartu bayi.
12. Bidan penolong bayi memanggil ayah bayi untuk
menyaksikan pembuatan cap telapak kaki bayi dan
membubuhkan cap ibu jari dan tanda tangan di bawah cap
telapak kaki bayi pada status kesehatan bayi dan kartu bayi.
13. Bidan memasang gelang bayi yang disesuaikan dengan alat
kelamin bayi.
i. Warna merah jambu untuk bayi perempuan
ii. Warna biru untuk bayi laki – laki
14. Setelah dokter SpOG selesai melakukan penjahitan di kamar
Operasi, Ibu dibawa ke ruang pulih.

54
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC
DUREN TIGA (TERENCANA)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


085/5.1/04/08/08 00 4/7

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur C. Tata cara dan persiapan dan paska operasi
1. Sectio Caesarea cito
15. Bila kondisi ibu stabil, setelah 2 jam ibu dibawa ke ruang
perawatan Yoseph
16. Bila kondisi ibu memerlukan perawatan khusus di Unit
Perawatan Intensif, setelah kondisi memungkinkan ibu
dipindahkan ke Unit Perawatan Intensif “Bedah”.

2. Sectio Caesarea berencana :


310. Rawat satu (1) hari sebelum rencana Sectio
311. Dokter Obsgyn melakukan evaluasi terhadap pasien
312. Dokter ahli Anesthesi mempersiapkan anesthesia
313. Melakukan pemeriksaan :
a. Darah rutin masa perdarahan & pembekuan
b. Siapkan darah 500 ml yang sesuai dengan golongan
darah pasien atau fragmen darah yang serupa
314. Obat-obat sedative dapat diberikan bila diperlukan
pada saat menjelang tidur malam sebelum operasi
315. Ibu dipuasakan sekurang-kurangnya 8 jam sebelum
operasi
316. Obat antasida dapat diberikan sebelum induksi bila
diperlukan
317. Bila ternyata tidak diperlukan transfudi darah, perawat
menginformasikan ke Bank Darah untuk pembatalan
permintaan darah (tidak lebih dari 24 jam setelah
permintaan darah)

D. Persiapan Operasi Sectio Caesarea di Kamar Bedah


318. Persiapan peralatan :
319. Sterilisasi ruangan
320. Persiapan alat operasi
321. Persiapan pasien
1. Pembiusan dengan anesthesi regional atau general
anesthesi
2. Persiapan fisik
b. Posisi operasi
c. Pasang monitor (Tensi, saturasi O2, ECG)

55
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC
DUREN TIGA (TERENCANA)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


085/5.1/04/08/08 00 5/7

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur D. Persiapan Operasi Sectio Caesarea di Kamar Bedah
322. Langkah-langkah Operasi
1. Tindakan Aseptik dan Antiseptik
2. Pasang duk steril pada pasien
3. Instrumen operasi didekatkan dengan meja operasi
secara transversal atau vertikal
4. Incisi pada dinding abdomen.
5. Incisi lapis demi lapis, kulit, subkutis, fasia, otot dan
peritoneum.
6. Plica vesico uterine disayat lalu disisihkan ke kiri dan
kekanan secara tumpul untuk memisahkan kandung
kemih dan uterus.
7. Uterus disayat dan dilebarkan secara tumpul atau
tajam, kantung ketuban dipecahkan, cairan ketuban
diaspirasi, kepala bayi dilahirkan dengan proses
manual atau dengan bantuan forceps/vacum dan
dilakukan penekanan fundus.
8. Pada letak lintang atau sungsang bayi dilahirkan
dengan menarik kaki atau meluksir bokong
9. Setelah bayi lahir dilakukan pengusapan muka bayi
dan pengisapan lendir melalui mulut
10. Tali pusat diklem dan digunting kemudian bayi
diserahkan pada tim penolong bayi (dokter anak &
bidan)
11. Bayi diletakan dimeja resusitasi bayi yang telah
dilapisi duk steril
12. Placenta dilahirkan secara manual, dipastikan lengkap
13. Uterus ditutup
14. Rongga abdomen dibersihkan dari sisa-sisa darah
15. Peritonium ditutup, dilakukan jahitan otot, fascia
ditutup, subcutis ditutup dan akhirnya penutupan kulit
16. Dapat diberikan obat-obat tertentu sesuai indikasi,
tergantung kondisi pasien

E. Penatalaksanaan Post Sectio caesarea : di bangsal R.G (Rawat


Gabung)
323. Observasi tanda vital :
Tensi, nadi, jumlah urine, perdarahan keadaan funds uteri
Observasi dilakukan tiap jam selama 4 jam pertama, untuk
selanjutnya tiap 4 jam selama 24 jam.

56
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC
DUREN TIGA (TERENCANA)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


085/5.1/04/08/08 00 6/7

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur E. Penatalaksanaan Post Sectio caesarea : di bangsal R.G (Rawat
Gabung)
324. Obat analgetica & anti emetik
325. Diberikan secara intra musculer dengan dosis yang
sesuai
326. Intra venous flud drip (IVFD) diberikan sesuai dengan
instruksi dokter obsgyn
327. Vesica urinarea & usus:
i. Katheter dapat dilepas setelah 12 jam – 24 jam post
operasi
ii. Observasi bising usus :
iii. Bising usus belum terdengar pada hari pertama
iv. Bising usus lemah terdengar pada hari kedua
v. Bising usus aktif kembali pada hari ketiga
vi. Bila diperlukan dapat diberikan suppositoria rectal
setelah 24 jam post operasi

328. Mobilisasi
329. Hari pertama duduk + 2x / hari (tergantung jenis
anasthesi)
330. Hari kedua : berjalan dengan pertolongan
331. Hari ketiga : mobilisasi bebas

332. Antibiotika propilaktik dapat diberikan tiap 6 jam – 8


jam

333. Perawatan luka :


334. Dilakukan infeksi tiap hari, Bila verban basah, ganti
verban
335. Ganti balut hari ke – 3 s/d ke – 5 post operasi

Laboratorium :
336. Hemoglobin dan hematocrit diukur setelah 6 jam post
operasi
337. Check ulang bila ada perdarahan atau bila ada
oligouria/gejala hipovolemia
338. Bila hematocrit turun secara bermakna dicheck ulang
dan lakukan pemeriksaan untuk mencari causanya
339. Transfusi darah : Dilakukan bila diperlukan

57
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC (TERENCANA)
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
085/5.1/04/08/08 00 7/7

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur E. Penatalaksanaan Post Sectio caesarea : di bangsal R.G (Rawat Gabung)
340. Perawatan payudara
341. Menyusui dilakukan dengan bantuan
342. Postnatal breast care hari ke-2 dan ke-3
343. Pasien dipulangkan hari ke-4 atau ke-5 bila tak ada
komplikasi sesuai instruksi doktre Obsgyn.

Unit Terkait a. Unit Kebidanan.


b. Kamar Bedah.
c. Unit Prinaristi.
d. Unit Perawatan Intensif (Umum dan Bedah).
e. PARP (Pelayanan Administrasi dan Rekening Pasien).

Dokumen Terkait 1. Rekam Medik yang terkait dengan prosedur ini , contoh :
Catatan pengkajian dan perkembangan ibu (RM 05), Surat persetujuan
tindakan medik (RM10A).

58
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN PASIEN OPERASI CYTO
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
086/5.1/04/08/08 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan untuk menyiapkan klien yang akan segera dilakukan
operasi.

Tujuan Mempersiapkan klien secara fisik dan mental serta untuk mencegah
infeksi.

Kebijakan Semua biadan yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standar kerja yang berlaku.

Prosedur Pelaksanaaan :
344. Klien diberitahu bahwa akan dilakukan operasi
345. Mengukur tanda–tanda vital pasien
346. Melepaskan pakaian, perhiasan dan gigi palsu dan
diserahkan kepada keluarganya. Jika tidak ada keluarga dibuat
tanda terima barang dan dipegang perawat penanggung jawab
shift.
347. Menghapus make up dan cat kuku.
348. Memasang sarung tangan.
349. Mencukur daerah perut dan vagian aderah operasi kemudian
dibersihkan dengan kapas sublimate.
350. Memasang infus.
351. Mengambil contoh darah.
352. Membantu perawat OK, bahwa ada operasi cyto dan segera
menghubungi dokter anestesi.
353. Menghubungi dokter anak.
354. Membuat laporan pada status klien
355. Melakukan skin test antiobiotik.
356. Memberitahu keluarga klien bahwa klien akan diantar ke
kamar operasi dan keluarga harap menunggu di ruang tunggu.
357. Serah terima dengan perawat kamar kamar operasi, seperti
djj, alkes dan sebagainya.

Unit Terkait 358. Rawat Jalan.


359. Kamar Bedah.

59
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN PASIEN TINDAKAN EXSTERPASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
087/5.1/04/08/08 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan pengambilan jaringan yang tumbuh tidak normal.

Tujuan Untuk melakukan diagnosa dan menentukkan terapi.

Kebijakan Dilakukan oleh dokter spesialis kandungan dan kebidanan dengan


dibantu perawat/bidan.

Prosedur 360. Persiapan alat


Satu meja yang diatasnya dialasi dengan duk steril yang berisi :
361. Kom berisi bethadine
362. Kassa
363. Speculum sim 1 pasang
364. Tampon tang 1 buah
365. Kogel tang 1 buah
366. Penster klem i buah
367. Tampon rol 1 buah
368. Duk steril 2 buah
369. Sarung tangan 2 pasang

370. Persiapan obat / alat suntik


371. Sulfas Atropin 1 ampil
372. Pethidin 50 mg, 1 ampul
373. Miloz 1 ampul
374. Spuit 3cc,5cc dan 10 cc
375. Bengkok
376. Kapas alkohol

377. Persiapan klien


378. Kandung kencing di kosongkan
379. Klien tidur telentang dengan posisi litotomi
380. Duk steril dipasang di bawah bokong klien
381. Observasi tanda-tanda vital
382. Sebelum tindakan , perawat/petugas anesthesi
memberikan premedikasi sesuai intruksi medis
383. Klien diberi oksigen dengan ukuran 4 – 5 liter / menit
384. Daerah vulva didesinfeksi dengan cairan bethadine
385. Perawat membantu dokter dalam pelaksanaan tindakan
386. Setelah tindakan selesai, observasi tanda-tanda vital
dan jumlah perdarahan
387. Daerah vulva dibersihkan dan atur posisi kesemula
dan pasang pembalut,kakai klien diluruskan

60
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN PASIEN OPERASI CYTO
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
087/5.1/04/08/08 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian 388. Klien dipindahkan ke ruang observasi
389. Observasi 3-4 jam apabila tidak ada keluhan boleh pulang
390. Administrasi dii urus keluarga
391. Obat diberikan dan diberitahu kontrol
392. Klien pulang

Tujuan Kamar Bedah

61
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER DALAM MELAKUKAN ANESTESI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
088/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat anestesi dalam
mempersiapkan dan membantu dokter untuk memberi anestesi
kepada pasien.

Tujuan 393. Agar tindakan anestesi berjalan dengan lancar.


394. Agar pasien merasa nyaman selama proses pembedahan
berlangsung.

Kebijakan Selama dalam perawatan menjalani tindakan atau pada saat operasi
pasien senantiasa akan mendapatkan pengawasan dokter yang
dilakukan secara regular dan terus menerus.

Prosedur 395. 1 Set peridural steril : 1 buah kom kecil, 1 buah doek steril
dan 10 kasa steril.
396. Penster klem.
397. Sarung tangan steril.
398. Bethadine solution.
399. Jarum spinal sesuai nomor.
400. Spuit 1cc,5cc dan 3cc.
401. Obat-obat untuk spinal : Marcain spinal,Bucain,Recain dll
402. Alat-alat untuk monitor : Alat pengukur tekanan darah, EKG,
O2 (saturasi O2).
403. Dibantu dengan 2 orang perawat.

Perawat I
Langkah-langkah
404. Mencuci tangan
405. Memakai sarung tangan
406. Memasang infus
407. Memasangn monitor tekanan darah dan saturasi O2.
408. Membuka set peridural steril diatas meja anestesi, mengisi
kom steril dengan betadin solution, meletakkan penster klem
steril, membuka sarung tangan steril, spuit 5cc, 3cc dan jarum
spinal sesuai nomor.

62
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER DALAM MELAKUKAN ANESTESI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
088/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur Perawat I
Langkah-langkah
409. Menyiapkan obat-obatan yang akan digunakan.
410. Menutup daerah luka dengan kasa dan memfiksasi dengan
plester.

Perawat II
411. Mengatur posisi pasien dengan posisi tidur miring, kaki
ditekuk kearah dada, kepala ditundukkan (posisi Fortus) atau
dengan posisi duduk, kaki lurus, kepala nunduk kearah dada.
412. Dokter melakukan pemasangan spinal.
413. Mengatur posisi tidur pasien sesuai kebutuhan operasi.

Selama proses pemberian anestesi perawat II memegang pasien


agar posisi yang sudah diatur tetap dapat dipertahankan.

Unit Terkait Kamar Bedah.

63
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER DALAM ANESTESI UMUM
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
089/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Kegiatan yang dilakukan oleh perawat dalam mempersiapkan
pasien, alat, maupun obat untuk membantu dokter dalam
melakukan tindakan anestesi umum kepada pasien.

Tujuan 414. Agar proses anestesi berjalan dengan lancar.


415. Agar pasien merasa nyaman selama pembedahan
berlangsung.

Kebijakan Pada saat operasi, pasien senantiasa akan mendapatkan


pengawasan dokter dilakukan secara reguler dan terus-menerus.

Prosedur 416. Perlengkapan


417. Mesin anestesi yang sudah siap pakai.
418. Sungkup muka dengan berbagai ukuran.
419. Obat-oat yang disiapkan sesuai order seperti :
a. Diprivan.
b. Esmeron.
c. Fentanyl.
d. Dormikum dll.
420. Mayo tube dengan berbagai ukuran.
421. Magil forcef.
422. Laringoscope : handle dan blade dengan berbagai
ukuran.
423. Stetoscope.
424. ETT dengan berbagai ukuran.
425. Spuit 20cc.
426. Plester.
427. Suction cateter.
428. Bed side monitor.
429. Mesin suction.
430. Air di dalam kom unutk spooling.
431. IV catheter.
432. Infuset catheter.
433. Cairan infus sesuai kebutuhan.

434. Langkah-langkah
435. Mencuci tangan
436. Memakai sarung tangan
437. Memasang infus sesuai instruksi dokter
438. Mengatur posisi pasien pada meja operasi

64
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER DALAM ANESTESI UMUM
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
089/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 439. Memasang bed side monitor monitor.
440. Memeriksa laringoscope meliputi cahayanya terang
atau tidak dan kelestografi blade.
441. Memberikan obat sesuai intruksi dokter.
442. Mendekatkan alat-alat yang akan digunakan kesisi
dokter
443. Dokter menyungkup pasien.
444. Setelah pasien benar-benar rileks,memberikan
laringoscope dan ETT sesuai ukuran kepada dokter.
445. Sebelum pemasangan ETT dilakukan suction bila
diperlukan.
446. Setelah ETT terpasang mengisi balon ETT dengan
spuit 20cc.
447. Melakukan auskultasi pada daerah paru-paru untuk
membandingkan pada paru kanan dan kiri untuk mengecek
kepatenan posisi ETT.
448. Memfiksasi ETT dengan plester.
449. Memasang mayo tube untuk melindungi lidah dan
ETT.
450. Menghubungkan ETT dengan mesin anestesi dan
dokter akan mengatur sesuai dengan kebutuhan pasien.
451. Memasang monitor CO2 pada ujung ETT dan
menyambungnya kembali kemesin anestesi.
452. Memberika salep mata lalu menutup mata pasien
dengan plester.
453. Membuka sarung tangan.
454. Mencuci tangan secara prosedural.

Unit Terkait Kamar Bedah.

65
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER UNTUK MELAKUKAN ANESTESI
DUREN TIGA EPIDURAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


090/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat anestesi dalam
mempersiakan dan membantu dokter untuk memberi anestesi
epidural pada pasien.

Tujuan 455. Agar tindakan anestesi berjalan dengan lancar.


456. Agar pasien merasa nyaman selama pembedahan
berlangsung.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat di kamar operasi.

Prosedur 457. Perlengkapan


458. 1 set epidural steril terdiri dari 1 kom kecil,1 doek
bolong dan 10 buah kasa
459. Penster klem
460. Sarung tangan steril
461. Bethadin solution
462. Sepuit sesuai kebutuhan
463. Catheter peridural ( peridural set)
464. NaCl 0,9%
465. Obat-obatan untuk anestesi local : xylocain inj.
466. Obat-obatan untuk anetesi epidural :naropin,marcain
0,5%.
467. Monitor tekanan darah

468. Langkah-langkah
Dibantu oleh 2 (dua) orang perawat.

Perawat I
469. Mencuci tangan
470. Memasang sarungn tangan
471. Memasang infus
472. Memasang monitor tekanan darah,EKG,saturasi O2
473. Membentangkan doek steril diatas meja dan
meletakkan doek steril : kasa stril,kom yang berisi bethadine
solution,penster klem,sarung tangan steril,spuit 20cc,spuit 5c
dan peridural set

66
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER UNTUK MELAKUKAN ANESTESI
DUREN TIGA EPIDURAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


090/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur Perawat II
474. Mengatur posisi pasien.
475. Dokter akan melakukan pemasangan catheter
peridural.
476. Membantu pasien untuk posisi tidur sesuai kebutuhan
untuk pembedahan.
477. Membuka set epidural steril steril diatas meja mengisi
kom steril dengan bethadin solution, meletakkan penster klem
steril membuka sarung tangan steril, spuit 20cc, spuit 5cc dan
catheter peridural yang akan dipakai.
478. Menyiapkan obat-obatan yang akan diberikan kepada
pasien
479. Memfiksasi catheter peridural dengan plester.
480. Dokter memakai sarung tangan steril.

Unit Terkait Kamar Bedah

67
RUMAH SAKIT
BERSALIN MONITORING PASIEN SELAMA ANESTESI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
091/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh tim anestesi untuk mengawasi
keadaan pasien selama dilakukan pembiusan.

Tujuan 481. Untuk memonitor kondisi pasien selama dilakukan


pembiusan.
482. Untuk menjamin pasien dalam keadaan aman dan nyaman
selama dilakukan pembedahan.
483. Untuk dapat mengambil tindakan secepat mungkin bila terjadi
tanda-tanda kegagalan monitoring selama anestesi.
484. Agar pembedahan berjalan dengan baik dan lancar.

Kebijakan 485. Pengawasan dilakukan oleh perawat anestesi.


486. Selama pembedahan pasien harus senantiasa mendapat
pengawasan perawat anestesi.
487. Monitoring ini dilakukan oleh perawat yang telah
mendapatkan pelatihan dasar-dasar anestesi.

Prosedur 488. Perlengkapan


489. Mesin anestesi.
490. Bed side monitor.
491. Formulir catatan anestesi.

492. Langkah-langkah:
493. Cek kondisi mesin anestesi : sircuits terpasang
dengan benar, in dan out sircuits, monitoring anestesi
berjalan dengan benar, tidak ada kebocoran gas, gas N2O
dan O2 berjalan dengan optimal.
494. Cek kondisi bed side monitor fungsi maupun
kelengkapannya
495. Setelah pasien dilakukan pembiusan pastikan pasien
dalam posisi nyaman.
496. Pasang manset Tekanan darah salah satu lengan
yang tidak terpasang iv kateter.
497. Pasang oksimetri pada ujung jari pada tangan yang
tidak ada viksasi manset.
498. Pasang elektrode EKG pada lokasi intercostal apek
kiri dan kanan jantung dan distal kiri jantung.

68
RUMAH SAKIT
BERSALIN MONITORING PASIEN SELAMA ANESTESI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
091/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 499. Langkah-langkah:
500. Pasang kabel elektrode pada elektrode EKG sesuai
lokasi : merah (R) kanan atas,kuning (L) kiri atas,dan hijau di
bagian kiri bawah.
501. Lakukan perekaman monitoring setiap 5 menit sekali
pada tekanan darah.
502. Pengawasan yang dilakukan selama pembedahan
meliputi :
a. Tanda-tanda vital :
503. Tensi.
504. Nadi.
505. Suhu.
506. Pernafasan.
507. Irama jantung.
508. Saturasi oksigen.
509. Kesadaran pasien.
510. Relaksasi otot-otot pasien.
511. Keseimbangan cairan.
512. Jumlah jenis obat/cairan yang telah diberikan.
513. Perubahan yang terjadi selama operasi.
514. Semua hasil pemantauan dan pemberian terapi harus
di dokumentasikan pada formulir catatan anestesi dan
dokumentasi keperawatan.
515. Setiap pemberian terapi harus berdasarkan instruksi
dokter anestesi.

Unit Terkait Kamar Bedah.

69
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN TINDAKAN KURETASE
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
092/5.1/04/08/08 00 1/3

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Kegiatan yang dilakukan oleh bidan/perawat untuk membantu dokter
dalam melakukan tindakan kuretase.

Tujuan 516. Agar tindakan kuret dapat berjalan dengan lancar tanpa
kesulitan.
517. Agar alat yang diperlukan tersedia dengan lengkap.
518. Agar pasien dapat menjalni tindakan dengan tenang.

Kebijakan Dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan dibantu


oleh perawat/bidan

Prosedur 519. Perlengkapan


520. Kamar tindakan yang siap pakai.
521. Persiapan alat-alat.
522. Alat-alat vacum kuret (suction kuret) bila diperlukan
yang terdiri dari :
523. Mesin vacum.
524. Tabung kaca berukuran 1 liter untuk menampung
cairan darah dan sisa konsepsi.
525. Kanule aspirasi.
526. Slang silicon untuk penghubung dari mesin suction ke
kanule aspirasi.
527. 1 (satu) set alat kuretase,terdiri dari :
528. 1 (satu) pasang sarung tangan.
529. 1 (satu) kom bethadine.
530. 1 (satu) pasang speculum sim.
531. 1 (satu) buah sonde uterus.
532. 1 (satu) buah kogel tang (tenakulum).
533. 1 (satu) buah abortus tang.
534. 1 (satu) buah tampon tang.
535. Beberapa ukuran dilatator hegar yang disediakan,
ukuran bertahap no 4 s/d 7.
536. Kasa.
537. Sendok kuret tajam ukuran kecil sampai besar.

70
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN TINDAKAN KURETASE
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
092/5.1/04/08/08 00 2/3

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008
Di ruang tindakan sampai pasien sadar.
dr. Fachruddin, SpOG

71
Prosedur 538. Langkah-langkah
539. Dokter memberikan penjelasan kepada pasien
tentang :
540. Persiapan yang akan dilakukan
541. Petugas yang akan membantu dalam melakukan
tindakan.
542. Gambaran tindakan yang akan dialami dan perawat
sesudah tindakan
543. Meminta pasien untuk menandatangani surat
persetujuan tindakan.
544. Menganjurkan pasien untuk :
545. Mengosongkan kandung kencing.
546. Mengganti baju dengan baju kamar operasi.
547. Membaringkan pasien pada meja tindakan.
548. Mendekatkan meja mayo disebelah kiri pasien bagian
bawah.
549. Mengatur posisi pasien dengan posisi litotomi dengan
meletakkan kaki pasien pada tempat kusus untuk kaki pasien.
550. Membantu dokter anestesi untuk memulai anestesi.
551. Membersihkan alat genitalia eksterna dengan larutan
desinfektan.
552. Mencuci tangan secara prosedural dan memakai
sarung tangan steril.
553. Memegang speculum yang sudah di pasang oleh
dokter untuk membuka vagina selama dokter melakukan
tindakan.
554. Setelah selesai dokter melakukan tindakan,melepas
sarung tangan.
555. Membersihkan alat genitalia eksterna dan memasang
pembalut wanita serta merapihkan pasien.
a. Mengobservasi tada-tanda vital.
b. Kesadaran.
556. Keluhan lain : mual, pusing, muntah.
557. Jangan meninggalkan pasien sendiri
558. Mempersilahkan keluarga untuk mendampingi pasien
setelah pasien sadar.
559. Memberikan minum kepada pasien setelah 2 jam
apabila tidak mual.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN TINDAKAN KURETASE
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
092/5.1/04/08/08 00 3/3

72
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008
Di ruang tindakan sampai pasien sadar.
dr. Fachruddin, SpOG
Prosedur 560. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk di
rumah, meliputi :
561. Waktu kontrol
562. Obat-obatan yang harus di minum
563. Hal-hal yang harus dilakukan sesuai instruksi dokter
setelah keluarga menyelesaikan surat ijin meninggalkan
rumah sakit
564. Mencatat temuan selama tindakan, obat yang dipakai
dalam berkas medis.
565. Mendokumentasikan jenis tindakan yang dilakukan
pada buku tindakan kamar bersalin.

Unit Terkait Kamar Bersalin

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN
DUREN TIGA TINDAKAN EKTRAKSI FORCEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


093/5.1/04/08/08 00 1/3

73
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Membantu dokter dalam mengakhiri persalinan dengan
mengguanakn forcep.

Tujuan 566. Agar persalinan dapat berjalan dengan lancar


567. Agar alat yang diperlukan tersedia dengan lengkap
568. Agar pasien menjalani persalinan dengan tenang

Kebijakan Semua alat yang dipergunakan untuk tindakan extraksi forcep harus
digunakan secara terinci berfungsi secara optimal.

Prosedur 569. Perlengkapan


a. Set partus yang sudah dibuka dan diletakkan diatas meja:
b. 1( satu) ½ kocher
c. 1 ( satu ) Gunting episiotomy
d. 2 ( dua ) klem tali pusat
e. 1 ( satu ) gunting tali pusat
f. 1 ( satu ) metal cateter
g. 1 ( satu ) naald voeder
h. 1 ( satu ) pincet sirurgis
i. 1 ( satu ) gunting benang
j. 2 ( dua ) pasang sarung tangan
k. 2 ( dua ) duk steril
l. Kassa
m. Kapas lisol
n. Kom betadin
o. Bengan jahit sesuai instrukai dokter

p. Alat – alat lain :


q. Piala ginjal
r. Spuit 3 cc dan 5 cc
s. Lampu sorot
t. Skort

u. Obat – obatan :
v. Lidocain 2%
w. Pospargin,induksin

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN
DUREN TIGA TINDAKAN EKTRAKSI FORCEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


093/5.1/04/08/08 00 2/3

74
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur x. Alat–alat keperluan bayi
y. Infant warm dipanaskan dengan dialasi dua buah duk
steril
z. Suction thomas di cek sebelumnya
aa. Menyediakan alat-alat resusitasi bayi : ambu bag, ETT no
2,5 s/d 3,5 , laryngoscope, umbilical, penghisap lender
bb. Oksigen siap pakai
cc. 1 (satu) pasang sarung tangan
dd. Kasa steril untuk pembungkus tali pusat
ee. bethadine solution
ff. Obat-obatan emergency, misalnya : sodium bicarbonas,
adrenalin, dextrose 40%, VIT k
gg. Lembar surat keterangan lahir
hh. Lembaran surat keteraangan lahir
ii. Gelang bayi (pink/biru)
jj. Stetoscope

kk. Alat ektraksi Forcep terdir dari 2 (dua) sendok yang terbuat
dari logam

570. Langkah–langkah :
571. Perawat dan bidan melakukan cuci tangan prosedural
572. Memberikan kepada keluarga dan pasien tindakan
yang akan dilakukan
573. Membuat persetujuan pernyataan tindakan yang
ditandatangani oleh pasien, suami pasien, keluarga dan
dokter
574. Pasien ditenangkan dan dibaringkan dengan posisi
litotomy
575. Mengosongkan kandung kemih, bila pasien tidak
dapat berkemih sendiri, kalau perlu kandung kemih di kateter
576. Membersihkan alat genitalia eksterna dengan
desinfektan (betadin solution) dan memasang duk steril
dibawah/ bokong pasien
577. Menasehatkan pasien supaya mendengarkan
instruksi dokter untuk mengejan dan menarik nafas (seperti
pada partus normal)
578. Asisten 1 mencuci tangan dan memakai sarung
tangan steril
579. Menutup perut ibu dengan duk steril untuk meletakkan
bayi

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN
DUREN TIGA TINDAKAN EKTRAKSI FORCEP

75
No. Dokumen No. Revisi Halaman
093/5.1/04/08/08 00 3/3

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 580. Membantu dokter melakukan tindakan :
a. Asisten I , berada di bawah kaki pasien memegang sendok
forcep
b. Asisten II, berdiri di sebelah kiri pasien menahan fundus agar
tidak terdorong keatas
c. Asisten III, berdiri siap untuk melakukan resusitasi bayi saat
bayi lahir.
581. Membantu dokter saat mengeluarkan placenta
582. Membantu dokter dalam menjahit episiotomy
583. Mengobservasi TTV,kesadaran pasien dan kontraksi
uterus
584. Mengukur jumlah darah pada saat partus
585. Membuka sarung tangan
586. Perawat dan bidan melakukan cuci tangan secara
prosedural
587. Memindahkan pasien keruang perawatan setelah 2
(dua) jam post pasrtum, jika keadaan umum baik dan tidak
ada perdarahan.

Unit Terkait Kamar Bersalin.

76
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN
DUREN TIGA TINDAKAN EKTRAKSI VACUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


094/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Membantu dokter dalam melakukan tindakan persalinan dengan
menggunakan alat vacum.

Tujuan 588. Agar persalinan dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala.
589. Agar alat–alat yang diperlukan tersedia dengan lengkap.
590. Agar pasien dalam menjalani persalinan dengan tenang.

Kebijakan 591. Semua perawat atau bidan dapat melakukan tindakan ini.
592. Semua alat tersedia secara rinci dan berfungsi sebelum
dilakukan tindakan.

Prosedur 593. Perlengkapan


Sama dengan persiapan persalinan normal : Alat keperluan bayi,
ditambah dengan alat ektraksi vacum (alat penghisap) yang
terdiri dari :
594. Mangkok silicon berdiameter 30–60 mm
595. Tabung untuk menampung cairan darah, ketuban dll.

596. Langkah–langkah
597. Mencuci tangan secara prosedural sebelum
melakukan tindakan
598. Memberitahukan kepada pasien dan keluarga (suami)
tindakan yang akan dilakukan
599. Membuat persetujuan pernyataan tindakan yang akan
ditandatangani oleh pasien/ suami / keluarga
600. Pasien dengan posisi litotomi.
601. Mengosongkan kandung kemih, bila pasien tidak
dapat berkemih sendir. Kalau perlu kandungan kemih di
kateter
602. Membersihkan alat genitalia eksterna dengan
desinfektan (betadin solution ) dan memasang kain steril
dibagian bawah / bokong pasien
603. Memberitahu kepada pasien supaya mendengarkan
instruksi bidan untuk cara mengajan dan menarik nafas
(seperti pada partus normal).

77
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN
DUREN TIGA TINDAKAN EKTRAKSI VACUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


094/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 604. Langkah – langkah
605. Periksa dahulu kondisi alat secara
keseluruhan.Pastikan bahwa seluruh bagian telah terpasang
dan pada kondisi siap digunakan,seperti jar telah tertutup
rapat dengan lid (penutup jar).Tubing telah terpasang sesuai
dengan alirannya. Clampholder juga sudah terpasang dan
diatur arahnya untuk pergantian antar jar yang satu ke jar
berikutnya. Seluruh komponennya juga dalam keadaan
steril.Alat siap digunakan.
606. Hubungkan kabel konektor ke stop kontak listrik
607. Aktifkan alat dengan menekan tombol switch/off yang
tersedia
608. Setelah menekan tombol switch on segera mesin
akan menyala,gunakan pengatur isapan (vacum regulator)
dengan memutar ke arah maksimal sesuai kebutuhan.
Pastikan bahwa ada isapan dengan menutup salah satu
ujung tubing/selang sehingga dapat dirasakan kekuatan
isapnya. Apabila tidak ada isapan, segera periksa kembali
kondisi alat dan bila perlu mulai dari awal.
609. Setelah kepala bayi lahir, lendir diisap dan diletakkan
diatas perut ibu yang dialasi dengan suk steril. Bayi
dikeringkan dari lendir, darah dan cairan ketuban, kemudian
dibungkus dengankain steril . Bayi dirawat seperti biasa pada
partus normal.
610. Perawat mencuci tangan prosedural
611. Megobservasi pasien stiap 15 menit selama 2 jam,
meliputi;
i. tanda- tanda vital
ii. Kontraksi uterus
iii. Perdarahan kala IV
612. Memindahkan pasien keruang perawatan setelah 2
jam post partum dengan keadaan umum baik dan tidak ada
perdarahan
613. Melakukan serah terima pasien dengan perawat
dengan menggunakan formulir pindah

Unit Terkait Kamar Bersalin

78
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER DALAM MEMPERSIAPKAN ALAT UNTUK
DUREN TIGA MENOLONG PERSALINAN SPONTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


095/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Upaya / kegiatan untuk membantu dokter saat menolong persalinan
spontan.

Tujuan 614. Agar perasaan pasien tenang dalam menghadapi persalinan


615. Agar persalinan berjalan dengan lancar
616. Agar kebutuhan pasien dan dokter selama persalinan
berlangsung dapat terpenuhi

Kebijakan Semua perawat dan bidan dapat melakukan tindakan ini dengan
latar pendidikan DIII Kebidanan atau Keperawatan.

Prosedur 617. Perlengkapan


a. Untuk keperluan ibu :
Set partus ysng sudah dibuka dan diletakkan diatas meja,
terdiri dari :
618. (satu) gunting episiotomi
i. (dua) klem tali pusat
b. 1 (satu) gunting tali pusat
c. ½ kocher untuk pemecahan selaput ketuban
d. 1 (satu) Kateter logam
e. 1 (satu) Nalpoeder
f. 1 (satu) Pincet sirusgis
g. 1 (satu) Gunting benang
h. 1 (satu) kom bethadin di isi dengan 50cc bethadin
i. Kasa steril
j. Kapas lisol
k. 2 (dua) Doek steril
l. Alat-alat lain seperti :
m. Korentang dalam tempatnya
n. Piala ginjal
o. Benang chromic 2-0
p. Spuit 3cc dan 5cc
q. Lampu sorot
r. Sepatu boot
s. Kendil

79
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER DALAM MEMPERSIAPKAN ALAT UNTUK
DUREN TIGA MENOLONG PERSALINAN SPONTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


095/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur t. Alat-alat persiapan untuk mandi :
u. 2 ( dua ) handuk besar
v. 4 (empat) waslap
w. 1 (satu) pembalut wanita ukuran besar
x. Gurita dan baju ibu
619. Obat-obatan
a. Lidocain 2%
b. Methergin
c. Syntosinon
620. Alat-alat keperluan bayi :
a. Incubator tranportasi dipanaskan
b. suction thomas dicek sebelumnya
c. Menyediakan alat-alat resusitasi bayi,antara lain :
ambu bag, ETT no 2,5 s/d 3,5 : laringoscope,
umbilikal klem
d. Oksigen siap pakai
e. 1 (satu) pasang sarung tangan steril
f. Kassa
g. Bethadine solution
h. Obat-obatan emergency, misalnya : sodium
bicsrbonst, adrenalin, dextrose 40%, vit K
i. Lembar surat keterangan lahir
j. Gelang bayi (pink dan biru) sesuai jenis kelamin bayi
k. Stetoscope litman kecil

621. Langkah–langkah
a. Memberi skort pada dokter
b. Meja instrument berisi set partus diletakkan disisi sebelah
kanan tempat tidur
c. Pasien berbaring dalam posisi dorsal recumbent untuk
dilakukan periksa dalam. Dokter diberi sarung tangan sesuai
nomor.

Unit Terkait Kamar Bersalin

80
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMOTONG DAN MENGKLEM TALI PUSAT
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
096/5.1/04/08/08 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Memutuskan hubunga tali pusat bayi dengan placenta ibu pada saat
bayi baru lahir.

Tujuan 622. Secara fisik memisahkan hubungan lansung antara ibu


dengan bayi.
623. Mencegah perdarahan.
624. Mencegah infeksi.

Kebijakan Pemotongan tali pusat bayi dilakukan oleh penolong persalinan.

Prosedur 625. Persiapan


626. Bak instrumen yang berisi alat-alat steril
627. Klem arteri
628. Gunting tali pusat
629. Cord clam
630. Sarung tangan 1 pasang
631. Kasa
632. Alkohol 70%
633. Bethadin
634. Korentang beserta tempatnya

635. Pelaksaan
636. Perawat cuci tangan
637. Pakai sarung tangan
638. Klem tali pusat bayi pada jarak kurang lebih 5 cm dari
pusat bayi dengan cord clam
639. Gunting sisa tali pusatnya
640. Bubuhkan bethadin diujung potongan tl pusat
641. Bungkus tali pusat bayi dengan kasa yang sudah
dibasahi dengan alkohol 70%

Unit Terkait 642. Kamar Bersalin


643. Ruang Rawat Inap Bayi
644. Kamar Bedah

81
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGHISAP LENDIR DENGAN SUCTION CATHETER
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
097/5.1/04/08/08 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Membersihkan cairan amnion, lendir dan darah melalui mulut dan
hidung dengan suction catheter segera setelah bayi lahir.

Tujuan 645. Bayi dapat bernafas dengan normal.


646. Tidak ada cairan amnion, lendir, darah di mulut dan hidung.

Kebijakan 647. Tindakan menghisap lendir dengan suction catheter mampu


melakukan atau menilai suara nafas bayi,karakteristik pernafasan
bayi .
648. Sebelum melakukan tindakan lakukan pengecekan alat dapat
berfungsi dengan optimal.

Prosedur 649. Persiapan


a. Perangkat penghisap lendir
b. Kateter penghisap lendir sesuai kebutuhan (no 6, 8, 10)
c. Aquadest dalam kom steril
d. Sarung tangan steril 1 pasang
e. Kasa steril

650. Pelaksanaan
a. Alat – alat disiapkan.
b. Perawat cuci tangan.
c. Kateter penghisap disambungkan dengan selang penghisap
lendir.
d. Mesin penghisap lendir dihidupkan dan atur tekanan + 40
mmhg.
e. Perawat memakai sarung tangan.
f. Setelah bayi lahir bersihkan mulut bayi dengan kasa steril.
g. Isaplah lendir berulang kali dengan tekanan 80 mmHg mulai
dari mulut kemudian hidung dan bilas kateter dengan
aquadest steril sampai bersih.
h. Mesin penghisap dimatikan.
i. Alat-alat dirapihkan.
j. Perawat cuci tangan.

Unit Terkait 651. Kamar Bersalin.


652. Kamar Bedah.

82
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER UNTUK INDUKSI DENGAN LAMINARIA
DUREN TIGA BATANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


098/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Mempersiapkan ibu untuk dilakukan tindakan induksi dengan
pemasangan batang laminaria stiff.

Tujuan 653. Agar dokter bisa melakukan tindakan dengan lancar


654. Agar proses pengakhiran kehamilan dapat berjalan dengan
aman
Indikasi :
655. Pasien dengan missed abortion
656. Kematian janin intra uteri >12 minggu

Kebijakan Tindakan ini dilakukan oleh dokter kebidanan.

657. Perlengkapan
a. Formulir persetujuan tindakan
b. Formulir rekam medik yang diperlukan
c. Alat-alat medik (tensimeter, termometer)
d. Batang laminaria stiff yang dibutuhkan dengan ukuran S,M,L
e. Sarung tangan
f. Instrument untuk tindakan :
i. Doek steril : 1 buah
ii. Speculum sim : 1 pasang
iii. Kogel tang : 1 buah
iv. Tampon tang : 1 buah
v. Roll tampon : 1 buah
vi. Gunting panjang : 1 buah
vii. Mangkok betadine : 1 buah
g. Lampu tindakan

658. Langkah-langkah
a. Menjelaskan kepada keluarga dan pasien mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
b. Pasien dan keluarganya dianjurkan untuk mengisi dan
menandatangani surat persetujuan tindakan.
c. Meminta dokter untuk menandatangani formulir persetujuan
tindakan.
d. Melakukan pemeriksaan umum, meliputi : keadaan umum
pasien dan tanda-tanda vital.
659. Menyiapkan alat-alat untuk tindakan dan diletakkan
pada meja mayo

83
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU DOKTER UNTUK INDUKSI DENGAN LAMINARIA
DUREN TIGA BATANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


098/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


660. Posisi pasien dengan sikap litotomy
661. Bidan mencuci tangan dan memakai sarung tangan
steril
662. Membantu dokter pada saat pemasangan laminaria
stift, yaitu Bidan berada di bagian bawah kaki pasien, sambil
memegang speculum. Saat dokter memasang batang
laminaria stift sampai beberapa batang laminaria terpasang
(sesuai kebutuhan dokter)
663. Sarung tangan dilepaskan dan mencuci tangan
664. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada
tempatnya
665. Pasien dianjurkan berbaring terlentang dan diberi
selimut
666. Mencatat kegiatan yang dilakukan pada catatan
observasi

Unit Terkait Kamar Bersalin

84
RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN PALPASI KEHAMILAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
099/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara palpasi.

Tujuan 667. Untuk menentukkan usia kehamilan


668. Untuk menentukan posisi bayi
669. Untuk menentukaan masuknya kepala ke pintu atas panggul
670. Untuk menentukan presentasi dan kelainan kehamilan dalam
uterus

Kebijakan Prosedur ini hanya bisa dilakukan oleh bidan.

Prosedur Cara :
671. Bidan mencuci tangan secara prosedural
672. Penjelaskan tindakan yang akan dilakukan
673. Lingkungan diaiapkan,tutup tirai jaga privasi pasien

Leofold I
674. Klien dalam posisi tidur terlentang, kedua kaki dibengkokkan
pada lutut
675. Pemeriksaan berdiri disebelah kanan klien dan melihat
kearah muka klien
676. Rahim dibawa ketengah, tangan kiri menentukkan tingginya
fundus uteri dan menentukkan bagian-bagian anak yang terdapat
dalam fundus

Leofold II
Kedua tangan pindah ke samping, tentukkan punggung anak
( punggung anak terdapat didaerah yang memberikkan rintangan
yang terbesar ).

Leopold III
Tangan kanan memegang bagian bawah antara ibu jari dan jari
lainnya, perhatikan apakah bagian bawah masih dapat di
goyangkan.

85
RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN PALPASI KEHAMILAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
099/5.1/04/01/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur Leopold IV
Pemeriksa menghadap kearah kaki klien dengan kedua tangan,
tentukan apa yang menjadi bagian bawah, apakah bagian bawah
sudah masuk kedalam pintu atas panggul dan seberapa masuknya.
Konvergen : Hanya bagian kecil dari bagian bawah turun kedalam
rongga panggul.
Sejajar : separuh dari kepala masuk kedalam rongga panggul
Divergen : Bagian kepala masuk kedalam rongga panggul dan
ukuran terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul.
677. Mencuci tangan secara prosedural setelah melakukan
tindakan
678. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
679. Menjelaskan hasil pemeriksaan ke pasien

Unit Terkait 680. Rawat jalan


681. UGD
682. Kamar Bersalin

86
RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN PLACENTA MANUAL
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
100/5.1/04/08/08 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
21-08-2008

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan melepaskan placenta yang mengalami retensio
dengan tangan.

Tujuan Mencegah perdarahan.

Kebijakan Prosedur manual placenta hanya dilakukan oleh dokter.

Prosedur 683. Persiapan alat


a. Sarung tangan panjang
b. Obat – obat utero tonika
c. Spuit

684. Persiapan klien


a. Klien diberitahu
b. Klien tidur dengan posisi lithotomy
c. Pasang infus dextrose 5% + 1 ampul Syntosinon untuk
profilaksis

685. Pelaksanaan
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
b. Pakai sarung tangan panjang
c. Bersihkan daerah vulva dan sekitarnya dengan kapas savlon
d. Lakukan tindakan aseptic dan anti septic daerah vulva dan
sekitarnya dengan bethadine

Unit Terkait Kamar Bersalin

87
RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN PEMERIKSA DALAM (TOUCHER)
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
101/5.1/04/01/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Pemeriksaan dengan memasukkan jari kedalam vagina untuk
mengetahui keadaan yang ada dalam organ tersebut.

Tujuan Untuk mengetahui atau menilai keadaan posisi genitalia interna


kemajuan persalinan, pembukaan / keadaan serviks dan posisi janin.

Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standar prosedur kerja yang berlaku.

Prosedur 686. Persiapan alat :


a. Pot dan air cebok,larutan savlon 5,5 %
b. Kapas steril kering
c. Kom berisi savlon dan bengkok kosong
d. Sarung tangan steril sesuai ukuran
e. Duk steril
f. Nelaton kateter

687. Persiapan klien :


a. Klien diberikan penjelasan tentang tujuna dan cara kerjanya
b. Klien diminta mengosongkan kandung kencing
c. Klien dianjurkan menarik nafas dalam dan relak

688. Pelaksanaan
a. Klien diberi tahu
b. Alat-alat disiapkan dan didekatkan ke klien,gorden di tutup
c. Pasang sarung tangan
d. Bersihkan labia mayora kiri dan kanan dengan arah dari atas
ke bawah dengan kapas savlon satu kali pakai kemudian
dibuang ke bengkok
e. Kemudian bersihkan labia matora kiri dan kanan,vesibulum
dan terakhir perinuem
f. Ibu jari dan telunjuk membuka labia minora,tangan kanan
memegang nelaton kateter yang diberi zat pelicin,kemudian
dimasukkan ke orificium uretra penderita untuk mengeluarkan
urin sampai habis
g. Angkat pot dan pasang duk steril dibawah bokong klien.

88
RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN PEMERIKSA DALAM (TOUCHER)
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
101/5.1/04/01/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur h. Mengganti sarung tangan steril dan beri zat pelicin
i. Periksa dalam dilakukan dengan memasukkan kedua jari
tangan kanan (jari tengah lalu telunjuk ) perlahan-lahan
dengan arah keatas menyorong
j. Setelah pemeriksaan dalam selesai, sarung tangan dibuka
disimpan di bengkok yang telah disediakan
k. Setelah selesai klien dirapihkan ,alat-alat dibersihkan dan
cuci tangan

689. Hal-hal yang harus diperhatikan :


1. Keadaan vagina
a. Lembek dan mudah tegang
b. Dingin dan lembab
c. Tegang dan kaku
d. Ada parut di bagian bawah
e. Ada tumor dan sebagainya
2. Serviks dan ostium
a. Ada pembukaan
b. Terasa lembek atau keras
c. Apakah masih tertutup
d. Ada terasa edema
e. Berapakah luasnya pembukaan (dalam cm) diukur
dengan jarak antara dua jari yang meraba luas
pembukaan tersebut
3. Kantong ketuban
a. Kantong ketuban utuh,pada saat kontraksi tegang
b. Kantong ketuban sukar teraba menandakan kemungkinan
kantong telah

Unit Terkait 690. UGD


691. Ruang Rawat Inap Ibu
692. Kamar Bersalin

89
RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN TINDAKAN EPISIOTOMY
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
102/5.1/04/01/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu sayatan yang dibuat di perinium pada akhir kala II persalinan
untuk mencegah robekkan atau mempercepat kelahiran bayi.

Tujuan 693. Mencegah robekkan perineum atau regangan jaringan


perineum yang berlebihan misalnya pada bayi yang sangat
besar.
694. Melindungi bayi dan trauma lahir misalnya pada bayi
prematur.
695. Mencegah kerusakan jaringan pada bayi dan ibunya pada
kasus letak/ presentasi abnormal (bokong, muka, ubun kecil
dibelakang) dengan menyediakan empat lebih luas untuk
persalinan yang aman.

Kebijakan Tindakan ini hanya dilakukan oleh dokter.

90
Prosedur 696. Persiapan alat
a. Satu set alat untuk persalinan normal
b. Satu set untuk menjahit perineum

697. Prosedur utama : pertolongan persalinan

698. Anti septik / aseptik

699. Episiotomy
700. Anestesi lokal
a. Jelaskan pada ibu tentang apa yang akan dilakukan
dengan bantuan agar ibu merasa tenang.
b. Ambil spuit 5 cc kemudian isi dengan bahan anestesi
(lidocain 2%).
c. Letakkan 2 jari (telunjuk dan jari tengah diantara kepala
janin dan perineum) masukan obat anestesi.
d. Tusukan jarum tepat dibawah kulit prineum pada daerah
komisura posterior.
e. Arahkan jarum dengan membuat sudut 45 kesebelah kiri
(atau kanan) garis tengah perinuem. Lakukan aspirasi
untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak memasuki
pembuluh darah.
f. Tunggu 1-2 menit agar efek anestesi bekerja maksimum
sebelum episiotomy dilakukan. Apabila kepala bayi
menjelang keluar lakukan episiotomy dengan segera
diantara his sebagai upaya untuk mengurangi
perdarahan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN TINDAKAN EPISIOTOMY
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
102/5.1/04/01/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

91
Prosedur g. Jika selama melakukan penjahitan robekan vagina dan
perineum, ibu masih merasakan nyeri tambahkan lidocain
pada daerah nyeri.
h. Penyuntikan sambil menarik mundur, bertujuan untuk
mencegah auskultasi bahan anestesi hanya pada satu
tempat dan mengurangi kemungkinan penyuntikan
kedalam pembuluh darah.
701. Tindakan episiotomy
a. Pegang gunting yang tajam dengan satu tangan.
b. Letakkan jari telunjuk dan tengah diantara kepala bayi
dan perineum searah dengan rencana sayatan.
c. Tunggu sampai dengan puncak his, kemudian selipkan
gunting dalam keadaan terbuka diantara jari telunjuk dan
jari tengah.
d. Gunting perineum dimulai dari fourchel (comisura
posterior) 45 kelateal (kiri atas kanan).
e. Lanjutkan pimpinan persalinan.

702. Melahirkan bayi.

703. Melahirkan placenta.

704. Menjahit luka episiotomy


a. Atur posisi ibu menjadi posisi lithotomy dan arahkan cahaya
lampu sorot pada daerah yang benar.
b. Keluarkan sisa darah dari dalam luman vagina, bersihkan dari
vulva dan perineum.
c. Bila diperlukan pasang tampon/kasa kedalam vagina untuk
mencegah darah mengalir kedaerah yang akan dijahit.
d. Letakkan duk dibawah bokong ibu.
e. Uji efektifitas anestesi lokal yang diberikan sebelum
episiotomy (sentuhkan ujung jarum pada kulit tepi luka) jika
terasa sakit tambahkan anestesi lokal sebelum penjahitan
dilakukan.
f. Atur posisi penolong sehingga dapat bekerja dengan leluasa
dan aman dari cemaran.

Unit Terkait Kamar Bersalin.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN TINDAKAN AMNIOTOMI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
103/5.1/04/01/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

92
Pengertian Suatu tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan
membuka robekan kecil yang kemudian akan melebar secara
spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan didalam
rongga amnion.

Tujuan 705. Untuk mengurangi tekanan kepala bayi.


706. Untuk mengurangi ruptur perineum.

Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standar prosedur kerja yang berlaku.

Prosedur 707. Persiapan alat :


a. ½ kocher.
b. 1 wadang berisi sarung tangan dan kapas savlon.

708. Pelaksanaan :
a. Bila ketuban belum pecah, lakukan pemecahan selaput
ketuban.
b. Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian kepala
janin atau tali pusat.
c. Masukkan ½ kocher bergigi diatas telunjuk dari jari tangan
kanan sehingga menyentuh selaput ketuban.
d. Saat selaput ketuban menegang (kontraksi) gerakkan
kedua jari tangn dalam untuk menorehkan gigi kocher
sehingga merokkan selaput amnion.
e. Tekanan ujung jari pada tempat robekan sehingga cairan
amnion keluar perlahan-lahan.
f. Setelah cairan mengalir perlahan, keluarkan ½ kocher lalu
masukkan kedalam ember larutan alkohol 0,5%.
g. Pertahankan jari tangan dalam vagina sehingga yakin terjadi
penurunan kepala serta pastikantidak teraba bagian–bagian
kecil janin yang ikut keluar atau pusat yang menumbung.
h. Keluarkan jari tangan dalam vagina, monitor denyut jantung
janin setelah ketuban pecah.

Unit Terkait 709. Rawat Jalan.


710. Kamar Bersalin.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
104/5.1/04/01/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

93
Pengertian Menyiapkan dan menjahit luka/robekan perineum atau suatu
tindakan untuk menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk menjahit
robekan perineum dan melakukan penjahitan robekan perineum
untuk menyatukan kembali vagina dan perineum yang terluka.

Tujuan 711. Agar proses penjahitan robekan perinuem berjalan dengan


lancar.
712. Mencegah perdarahan akibat robekan perinuem.

Kebijakan Semua alat-alat yang dipergunakan untuk menjahit robekan


perineum tersedia secara rinci dalam kondisi steril dan siap pakai.

Prosedur 713. Persiapan alat


714. Meja instrumen.
715. 1 duk steril untuk alas meja instrumen.
716. Susun diatas duk steril secara berturut-turut :
a. 1 (satu) pasang sarung tangan steril
b. 1 (satu ) Needle Holder
c. 1 (satu) pincet anatomis
d. 1 (satu) pincet sirurgis
e. 1 (satu) gunting benang
f. Benang chromic 2-0
g. Kasa steril
h. Kom bethadin
i. Kapas savlon
717. Tutup instrumen yang sudah tersusun diatas meja
instrumen dengan duk steril.

718. Persiapan obat anestesi lokal


Tarik 5 cc lidocain 2% dalam spuit 5 cc.

719. Persiapan pasien


a. Pasien diberitahu.
b. Atur posisi dalam posisi lithotomi.

720. Pelaksanaan
a. Perawat cuci tangan secara prosedural.
b. Kenakan kedua sarung tangan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBANTU MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
104/5.1/04/01/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

94
Prosedur 721. Bersihkan darah luka eposiotomi/rupture, vulva
sampai ke daerah sekitar lipat paha pasien dengan savlon
722. Lakukan desinfeksi dalam larutan betadine
723. Pasang duk steril dibawah bokong pasien
724. Lakukan pemberian anestesi lokal
725. Siapkan benang dan nalpoeder
726. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi
laserasi dan sumber perdarahan
727. Bila ujung luka/sumber perdarahan sudah ditemukan
dengan tangan kiri membuka vagina supaya ujung luka
terlihat, tangan kanan dengan memegang nalpoeder lakukan
penjahitan ujung luka kemudian ikat dengan kuat
728. Lakukan penjahitan mulai dari bagian yang paling
distal dari operator dan teruskan sampai keluar vagina secara
jelujur dan setelah robekan himen disatukan ikat dengan kuat
dan potong sisa benang
729. Kemudian lakukan penjahitan robekan perineum mulai
dari lapisan yang paling dalam (otot) secara lapis demi lapis
sampai kebagian kulit
730. Untuk menutup kulit dapat dilakukan penjahitan sub
kutis/jahit kulit secara jelujur, kemudian ikat benang diujung
luka
731. Lakukan eksplorasi lagi untuk memastikan bahwa
robekan sudah terjahit seluruhnya dan tidak ada perdarahan
dari luka robekan
732. Lakukan rectal toucher untuk memastikan jahitan tidak
menembus rectum sekaligus memastikan otot sphincter ani
bekerja dengan baik dengan cara meminta pasien
mengerutkan rectum seperti menahan BAB
733. Setelh dipastikan semua baik, bersihkan daerah vulva
dan sekitarnya dan kompres jahitan dengan kasa betadin
734. Rapihkan pasien dan kembalikan keposisi telentang
dengan kaki lurus
735. Bersihkan instrumen, lepas sarung tangan, cuci
tangan prosedural.

Unit Terkait Kamar Bersalin

RUMAH SAKIT
BERSALIN PERTOLONGAN BAYI LAHIR SECARA VACUM EXTRAKSI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
105/5.1/04/01/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

95
Pengertian Pertolongan segera pada bayi yang lahir dengan tindakan vacum
extraksi.

Tujuan Memberikan pelayanan keperawatan pada bayi yang lahir dengan


tindakan vacum extraksi sesuai dengan kebutuhan untuk
kelangsungan hidupnya.

Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

Prosedur 736. Persiapan


Lihat prosedur persiapan pertolongan bayi baru lahir.

737. Pelaksanaan
738. Membuat file/status bayi bila ibu sudah pembukaan 7
cm.
739. Menyiapkan dan mengecek alat–alat resusitasi.
740. Bentangkan handuk diatas meja resusitasi.
741. Nyalakan radiant warmer/lampu pemanas.
742. Cuci tangan bila pasien sudah pembukaan lengkap.
743. Pakai scort.
744. Pakai sarung tangan.
745. Setelah kepala bayi lahir, hidung dan mulut bayi
dibersihkan dengan kassa steril, isap lendir dari mulut
kemudian hidung dengan mucus ektraktor jika perlu.
746. Setelah tubuh bayi lahir dari rahim ibu segera nilai
APGAR.
747. Setelah tali pusat dipotong dan di klem dengan
cordclam, bayi diambil dengan handuk hangat langsung
diperlihatkan kepada pasien sambil menunjukkan jenis
kelaminnya.
748. Bayi dibawa ke infantwarm yang telah di hangatkan
Bila APGAR score buruk, lakukan resusitasi oleh dokter jaga
perinatologi.
749. Bayi langsung dibawa ke ruang perawatan bayi untuk
dilakukan tindakan dan perawatan lanjut.
750. Bila APGAR score baik, keringkan segera bayi dan air
ketuban dan darah dengan handuk yang telah dihangatkan
dan bersihkan vernix caseosa dengan minyak.
751. Bayi di bedong dan dilakukan IMD dengan
menempelkan mulut bayi pada puting susu ibu.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PERTOLONGAN BAYI LAHIR SECARA VACUM EXTRAKSI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
105/5.1/04/01/09 00 2/2

96
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 752. Lakukan identitas, colok anus dan pengukuran pada
bayi.
753. Berikan injeksi vit k intra muskular.
754. Bila adaptasi, bayi dipindahkan ke ruang rawat
gabung sesuai dengan ruang perawatan ibunya.

Unit Terkait Kamar Bersalin.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PERTOLONGAN BAYI LAHIR SECARA SECTIO CAESARIA
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
106/5.1/04/01/09 00 1/1

Ditetapkan,
Prosedur Tetap Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Pertolongan segera pada bayi yang lahir dengan tindakan
pembedahan.

Tujuan Memberikan pelayanan keperawatan pada bayi lahir secara sectio


caesaria sesuai dengan kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya.

Kebijakan Dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan dibantu


oleh asisten dokter, bidan, dan perawat.

97
Prosedur 755. Persiapan : lihat pada brosur persiapan pertolongan BBL
ditambah dengan set pemoyongan tali pusat.

756. Pelaksanaan
757. Cuci tangan secara prosedural
758. Menyiapkan dan mengecek persiapan alat-alat
resusitasi
759. Bentangkan 1 (satu) duk steril diatas infant warmer
760. Menyalakan infant warmer
761. Pasang sarung tangan
762. Setelah bayi lahir bawa ke infant warmer yang telah
dihangatkan,
763. Keringkan bayi dari air ketuban dan darah sambil nilai
AFGAR SCORE, bila buruk lakukan resusitasi
764. Melakukan pemeriksaan fisik
765. Melakukan idtifikasi, colok anus dan pengukuran
antropometri pada bayi
766. Melakukan pemotongan tali pusat dan melanjutkan
membersihkan bayi
767. Memberikan injeksi Vit K 1mg IM
768. Bedong bayi dan rapihkan
769. Bawa bayi keruang perawatan bayi

Unit Terkait Kamar Bedah.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENJADUALAN OPERASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
107/5.1/04/01/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh penanggung jawab shift
untuk mengatur pelaksanaan operasi harian.

Tujuan 770. Agar operasi dapat berjalan dengan lancar.


771. Agar operasi dapat dilakukan dengan baik.

98
Kebijakan a. Penjadualan operasi hanya dilakukan oleh penanggung jawab
shift.
b. Penjadualan operasi lebih mendahulukan atas dasar kegawatan
dan kedaruratan pasien.

Prosedur A. Perlengkapan
772. Alat tulis
773. Buku agenda operasi
774. Buku pengecekan harian

B. Langkah-langkah
775. Pendaftaran dilakukan oleh Dokter Obgyn/Anastesi,
Perawat rawat jalan, Perawat bagian. Perawatan, Perawat
UGD, Pendaftaran dilakukan setiap waktu, tanpa
keterbatasan waktu.
776. Menghubungi bagian admiting untuk konfirmasi
rencana operasi keesokan hari, yang terdaftar di admitting
dan menghubungi bagian perawatan untuk konfirmasi
rencana operasi dari pasien dibagian yang terkait yang sudah
didaftarkan ke kamar bedah
777. Menanyakan adanya hal-hal yang belum terdaftar
meliputi : nama perawat yang dihubungi, nama lengkap
pasien, umur pasien, jam operasi, kamar pasien, tindakan
operasi yang akan dilakukan, pesan dan permintaan khusus
jika ada.
778. Mendokumentasikan kegiatan menghubungi bagian
perawatan pada buku pengecekan harian,meliputi : tanggal,
nama pasien, umur, jenis tindakan, jam tindakan, nama
dokter yang melakukan operasi, nama bagian perawatan,
petugas bagian perawatan.

Unit Terkait 779. Kamar Bedah


780. Rawat jalan
781. Ruang Rawat Inap Ibu
782. UGD
783. Admition

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENERIMAAN PASIEN BARU INPARTU
DUREN TIGA DI KAMAR BERSALIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


108/5.1/04/01/09 00 1. /1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Menerima klien baru dikamar bersalin dari poly emergency dan
ruang rawat inap kebidanan sesuai dengan indikasi.

99
Tujuan Agar dapat dilakukan pengobatan dan tindakan selanjutnya.

Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standart prosedur kerja yang berlaku.

Prosedur 1. Klien dan keluarga disambut dikoridor kamar bersalin dengan


ramah.
2. Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga.
3. Serah terima dengan perawat / keluarga yang mengantar bila
diantar.
4. Mempersilahkan suami klien atau keluarga untuk mendaftar
ulang di tempat pendaftaran,sementara keluarga yang lain
dipersilahkan untuk menunggu di runag tunggu kamar bersalin.
5. Mempersilahkan klien untuk mengganti pakaian dengan pakaian
kamar bersalin yang telah disediakan.
6. Menganjurkan klien untuk BAK.
7. Mempersilakan klien untuk berbaring dan lakukan anamnesa.
8. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.
9. Melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan klien.
10. Melaporkan hasil temuan kepada dokter yang bersangkutan.
11. Membuat pendokumentasian.

Unit Terkait 1. Rawat Jalan.


2. UGD.
3. Kamar Bersalin.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMASANGAN KATETER DI KAMAR BEDAH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
109/5.1/04/01/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan pemasangan kateter urine oleh perawat pada pasien
yang akan menjalani tindakan bedah.

100
Tujuan 784. Untuk pemantauan produksi urne selama pembedahan.
785. Agar tindakan pembedahan berlalan dengan lancar.
786. Agar mencegah tidak terjadinya kecelakaan dalam
pembedahan.
787. Untuk kenyamanan pasien.

Kebijakan Dilakukan pada pasien pre op SC oleh perawat / bidan.

Prosedur 788. Perlengkapan:


789. Urin bag steril
790. Catheter steril
791. Xylocain jel/pelumas
792. Sarung tangan steril
793. Set urine (1 kom kecil,1 doek steril,2 kasa)
794. Bethadine
795. NaCl
796. Meja kecil
797. Lembar inok urine

798. Langkah-langkah
799. Melakukan tindakan pemasangan kateter pasien
sudah dalam keadaan narkose.
800. Jika pasien dengan spinal narkose petugas
menjelaskan pada pasien prosedur yang akan dijalani dan
apa kegunaannya.
801. Mencuci tangan.
802. Membuak set urin diatas meja.
803. Perlengkapan alkes dibuka, disiapkan diatas set urin
dalam keadaan steril,kom kecil diisi bethadine solution.
804. Membantu letakkan pasien dgn posisi telentang
dengan kedua lututu ditekuk dan paha dibuka.
805. Memakai sarung tangan.
806. Menghisap NaCL dalam spuit 10 ccc secara steril.
807. Mendekatkan meja urin pada meja operasi.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMASANGAN KATETER DI KAMAR BEDAH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
109/5.1/04/01/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

101
Prosedur 808. Posisi petugas disebelah kanan pasien
809. Melakukan tindakan dengan urutan :
a. Melakukan desinfeksi pada daerah sekitar pemasanngan
b. Menutup lokasi dan sekitar pemasangan dengan doek
steril
c. Memasang urin bag dan spuit berisi air steril,dipasang
pad ujung kateter bagian bawah untuk isi balon kateter
d. Ujung kateter bagian atas diberi jelly yang sudah tersedia
di meja
e. Tangan kiri membuka labia/memgang penis oriferium
uretra
f. Masukan jelly pada lubang uretra kemudian masukkan
kateter dengan menggunakan tehnik aseptik.Masukkan
sampai batas yang ditentukan
g. Tangan kiri memegang kateter yang sudah masuk
pastikan urin sudah kelihatan keluar,baru tangan kanan
memasukkan cairan steril untuk balon kateter
h. Menarik kateter keluar sampai balon kateter tertahan
sambil menekan kandung kemih hinggga urine keluar
810. Alat-alat dirapihkan kembali
811. Kaki pasien pada kondisi semula
812. Kateter dan selang urin bag sejajar dengan kaki
813. Posisi urin bag menjuntai ke bawah

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN PERHITUNGAN KASSA
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
110/5.1/04/01/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

102
Pengertian Melakukan perhitungan jumlah kasa yang dipakai agar kassa sesuai
antara pre op dan post op,tidak lebih atau kurang,sebelum operasi
dan sesudah operasi.

Tujuan Untuk mencegah atau menetahui secara dini apabila ada kassa yang
tertinggal dalam tubuh pasien.

Kebijakan 814. Setiap instrumentator harus menghitung kassa sebelum,


selama dan sesudah operasi bersama dengan sirculator.
815. Instrumentator harus menyampaikan pada operator jumlah
kassa yang dipakai dan kesesuaian kassa sebelum operasi dan
sebelum menutup luka operasi kepada operator.
816. Kasa yang dipergunakan dalam operasi harus tembus
fluroscopy.

Prosedur 817. Sebelum Dokter memulai tindakan operasi, perawat


instrumentmenata instrumen.
818. menghitung jumlah kassa yang terdiri dari kasa besar,kasa
kecil dan kassa luka dengan menyebutkan hitungan 1 sepuluh
yang akan dipakai ditata diatas meja instrument dan meja mayo.
819. Perawat sirkuler menuliskan hitungan kassa diatas papan
tulis yang tersedia di dinding.
820. Selama operasi berjalan apabila memerlukan kassa yang
banyak perawat siekuler dan perawat instrumen menambah
kemudian menulis tambahandipapan tulis dan menjumlahkan
dengan yang sudah ada.
821. Setelah selesai operasi sebelum tutup peritonium perawat
ionstrumen dan sirkuler menghitung kembali semua kassa yang
kotor dan bersih kemudian dijumlahkan dan dibandingkan
dengan jumlah kasa sebelum operasi.
822. Bila pengitungan kassa sudah sesuai dan lengkap dilaporkan
kepada operator sehingga insisi operasi ditutup lapis demi lapis.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PERHITUNGAN KASSA
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
110/5.1/04/01/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

103
Prosedur 823. Bila perhitungan akhir tidak sesuai :
a. Menghitung ulang seluruh kassa sehingga yakin hitungan
tidak salah.
b. Beritahu operator agar tidak menutup luka operasi.
c. Tim operasi harus mengekplorasi kassa di area operasi
sampai ketemu.
d. Sirkulasi menghitung ulang kassa yang telah dipakai.
e. Lapor kepala bagian atau penanggung jawab.
f. Kelompok-kelompok melaksanakan pemeriksaan fluoroscopy.
824. Perawat sirkulasi dan instrumentator menanda tangani
dokumentasi kelengkapan kassa operasi.

Unit Terkait Kamar Bedah.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PERSIAPAN KAMAR OPERASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
111/5.1/04/01/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

104
Pengertian Untuk memudahkan dalam pelaksanaan pembedahan.

Tujuan Meletakkan alat-alat kamar operasi sesuai kebutuhan akan


membantu kelancaran operasi.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat / bidan kamar operasi.

Prosedur 825. Mengecek kondisis kebersihan ruangan.


826. Mengecek temperature ruangan, temperature yang
memenuhi syarat untuk operasi 18–20 C.
827. Mengecek kelengkapan dan kesiapan alat medik :
a. Alat elektro medik : suction, diathermi, mesin anesthesi,
lampu, mesen penghangat.
b. Meja operasi dan perlengkapannya.
c. Meja tromol, mayo, instrument, linen, pemasangan kateter,
trolleyobat anestesi.
d. Dingklik/jongkok.
828. Menempatkan tempat sampah sesuai dengan ketentuan.
829. Menempatkan trolley linen kotor.
830. Mengecek kelengkapan untuk desinfeksi, seperti :
a. Bethadine.
b. Alkohol.
c. H2O2.

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN PERSIAPAN BAHAN PATHOLOGI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
112/5.1/04/01/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

105
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh tim anestesi untuk mengawasi
keadaan pasien selama dilakukan pembedahan.

Tujuan a. Agar bahan pemeriksaan dapat tertangani.


b. Untuk memepermudah pengiriman bahan.
c. Untuk mendapat hasil yang akurat

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/ bidan pada pasien kuretase.

Prosedur 831. Perlengkapan


832. Formulir pemeriksaan : pathologi,Sitologi,Kultur
833. Tempat sediaan seperti : botol, plastik, spuit
834. Formalin cair 10%
835. Buku ekspedisi
836. Stiker pasien
837. NaCL 0,9%

838. Langkah-langkah
839. Menyiapkan formulir pemeriksaan yang sudah
dilengkapi stiker pasien yang akan diambil sediaan
840. Memasukkan bahan sediaan:
a. Untuk pemeriksaan kultur,bahan sediaan, ditampung
pada spuit atau botol steril
b. Untuk pemeriksaan PA bahan sediaan ditampung pada
plastik atau yang disesuaikan dengan besarnya bahan
sediaan
841. Memberi cairan formalin pada sediaan untuk
pemeriksaan PA sehingga bahan sediaan dapat terendam
842. Memberi identitas pada tempat sediaan dengan stiker
pasien tersebut
843. Memperlihatkan dan menjelaskan bahan sediaan
kepada keluarga/pasien
844. Menyiapkan bahan dan formulir pada kontener yang
disediakan
845. Menyerahkan bahan formulir kepada pekarya untuk di
kirim ke laboratorium.

Unit Terkait 846. Kamar bedah


847. Laboratorium

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENGAWASAN PASIEN DIRUANG PEMULIHAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
113/5.1/04/01/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

106
Pengertian Pengawasan terhadap pasien post operasi diruang pemulihan
sampai pasien dapat dikembalikan ke ruang perawatan atau
dipulangkan.

Tujuan 848. Agar kondisi pasien post anestesi dapat terpantau dengan
optimal.
849. Agar dapat segera diatai jika ada tanda-tanda adanya
komplikasi akibat pemberian anestesi atau pembedahan.

Kebijakan Prosedur ini dapat dilakukan oleh semua perawat kamar bedah.
Prosedur 850. Perlengkapan
851. Bed side monitor.
852. O2.
853. Obat-obatan.
854. Standar infuse.
855. Suction dan kateter.
856. Ambu bag.
857. Perlengkapan infuse.
858. Spuit berbagai ukuran.
859. Cairan infuse.
860. Selimut hangat.
861. Piala ginjal.
862. Formulir catatan anestesi.

863. Langkah-langkah:
864. Memindahkan pasien dari kamar operasi ke ruang
pulih.
865. Memasang monitor tensi, saturasi dan EKG setiap 5
sampai 15 menit.
866. Memeriksa tanda-tanda vital dan kesadaran.
867. Memberika O2 sesuai ketentuan dokter.
868. Memberikan selimut hangat.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENGAWASAN PASIEN DIRUANG PEMULIHAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
113/5.1/04/01/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

107
Prosedur 869. Mengobservasi jumlah tetesan infuse sesuai skema.
870. Mengobservasi daerah sekitar operasi.
871. Mengobservasi produksi urine.
872. Mengobservasi fungsi dari alat-alat yang terpasang
seperti : Drain, kateter suction jenis dan jumlah cairan yang
keluar dari drain.
873. Pengawasan kepada pasien meliputi : pengawasan
tekanan darah, suhu badan, denyut jantung, saturasi O2,
kesadaran tanda-tanda vital, perdarahan, Fungsi dari alat-alat
medik tang digunakan pasien dan keluhan pasien.
874. Apabila ditemukan perburukan tanda vital harus
segera dilaporkan ke dokter anestesi.
875. Memulihkan pasien jika kondisi sudah memenuhi
syarat untuk dikembalikan.
876. Mendokumentasikan semua tindakan dan reaksi
pasien pada formulir catatan anestesi.

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMASANGAN ALAT-ALAT PENUNJANG OPERASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
114/5.1/04/01/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

108
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan pemasangan alat-alat penunjang
operasi.

Tujuan 877. Agar operasi berjalan dengan lancar.


878. Agar alat penunjang berfungsi dengan baik.
879. Mencegah terjadi kecelakaan kerja.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat di kamar operasi.

Prosedur 880. Perlengkapan :


a. Diatermi.
b. Mesin suction.
c. Lampu Operasi.
d. Pengikat.

881. Langkah-langkah
882. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan dan
mendekatkan antara lain :
a. Mesin diathermi.
b. Mesin suction.
883. Memasang alat-alat setelah pasien dilakukan
pembiusan seperti plate diathermi.
884. Memasang alat-alat setelah pasien steril, antara lain :
a. Menghubungkan selang suction.
b. Menghubungkan kabel diathermi steril dengan mesin
diathermi.
c. Memfokuskan lampu operasi pada daerah operasi.
885. Mengaktifkan alat-alat penunjang yang akan dipakai :
a. Mengaktifkan suction.
b. Mengaktifkan diathermi coagulantia dan cutting sesuai
yang diminta atau standar.
c. Mengikatkan tali pada anggota badan.

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKKAN ALAT KESEHATAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
115/5.1/04/01/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

109
Pengertian Suatu ketentuan yang harus dilakukan oleh perawat,petugas
pemeliharaan dan pekarya kesehatan untuk menjaga keutuhan dan
kesiapan alat elektro medik di kamar bedah.

Tujuan 886. Terpeliharanya alat-alat elektro medik dengan baik.


887. Agar pembedahan dapat berjalan dengan lancar.
888. Agar kerusakan alat dapat terdeteksi sedini mungkin.

Kebijakan Peralatan selalu siap pakai maka harus dilakukan program


pemeliharaan berkala.

Prosedur A. Pemeliharaan alat kesehatan :


a. Cantumkan kartu pemeliharaan /kartu harian alkes pada
setiap shift.
b. Cantumkan petunjuk pedoman pada setiap saat.
c. Pemeriksaan alat secara berkala dilakukan oleh bagian
maentenance.
d. Cantumkan kelayakan setiap alat pada kartu pemeliharaan
e. Bersihkan dan keringkan alat-alat sehabis pakai,sesuai
petunjuk dari tiap-tiap alat.
f. Tempatkan semua peralatan ditempat yang aman/pada
tempatnya masing-masing.

B. Perbaikkan peralatan kesehatan :


g. Data semua kerusakan peralatan di bagian bedah oleh
personiltehnik bedah sentral.
h. Kerjakan langsung kerusakan yang dapat ditasi oleh bagian
tehnik bedah.
i. Buat laporan tertulis untuk kepala bagian tentang kerusakan
alat yang tidak dapat ditangani.
j. Buat permintaan perbaikkan peralatan yang rusak oleh
kepala bagian kamar bedah kepada kepala bagian
maintenance.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKKAN ALAT KESEHATAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
115/5.1/04/01/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

110
Prosedur B. Perbaikkan peralatan kesehatan :
889. Periksa kembali ke bagian maintenance apabila hari
ini juga tidak ada anggota meintenance untuk datang ke
kamar bedah untuk memeriksa alat tersebut.
890. Catat hasil perbaikkan pada kartu alkes setelah
perbaikkan, meliputi :
891. Tanggal perbaikkan.
892. Rekanan yang memperbaiki
893. Komponen yang diperbaiki /diganti.

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMBERSIHAN DI KAMAR OPERASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
116/5.1/04/01/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

111
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas kamar bedah untuk
aseptik dan antiseptik kamar operasi agar dipakai setiap saat akan
dilakukan tindakan operasi.

Tujuan 894. Kamar operasi terjamin kesterilannya


895. Agar udara di dalam kamar operasi bebas dari micro
organisme
896. Kamar operasi selalu dalam keadaan siap pakai
897. Mencegah terjadinya infeksi luka operasi

Kebijakan Pembersihan kamar operasi meliputi pembersihan setelah


operasi,pembersihan harian dan mingguan yang dilakukan oleh
perawat kamar bedah.

Prosedur i. Kegiatan membersihkan di kamar bedah ada 3 macam, yaitu:


898. Pembersihan setelah operasi
899. Pembersihan rutin harian
900. Pembersihan mingguan

i. Areal pembersihan
b. Pembersihan setelah operasi dilakukan segera setelah
tindakan operasi meliputi : meja operasi, meja instrument,
barang yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh
selama operasi berlangsung, terakhir dengan mengepel
lantai, setengah jam kemudian kamar operasi siap untuk
dipergunakan lagi.
c. Pembersihan rutin harian meliputi seluruh peralatan dan
aksesoris kamar operasi dilakukan satu kali di akhir dinas
(sore hari).
d. Pencucian mingguan meliputi seluruh ruangan di kamar
bedah, peralatan dan ruangan di kamar bedah .
1. Waktu pembersihan
a. Pembersihan setelah operasi dilakukan setiap kali setelah
selesai digunakan untuk operasi kotor/infeksi
b. Pembersihan rutin dilakukan tiap hari untuk seluruh
ruangan di kamar bedah untuk setiap shift
c. Pembersihan mingguan dilakukan 1 kali seminggu, setiap
hari selasa.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMBERSIHAN DI KAMAR OPERASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
116/5.1/04/01/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

112
Prosedur i. Persiapan alat :
901. Sarung tangan
902. Sepatu boot
903. Apron
904. Ember
905. Cairan yang berisi prisept 0,5 : 5 liter air
906. Kain lap
907. Lap pel
908. Sliper
909. Sikat lantai

i. Cara pembersihan setelah tindakan operasi


Mulai dari mengelap bagian yang bersih ke kotor : meja
instrument, meja operasi, dilanjutkan dengan pengepelan.

ii. Cara membersihkan rutin


Mulai dari membersihkan dengan lap lampu operasi, meja
instrument, mesin anestesi dan aksesoris kamar operasi, lalu
dilanjutkan dengan pengepelan.

iii. Cara pembersihan mingguan


Semua barang dikeluarkan dari kamar operasi, kemudian
dilakukan penyemprotan dinding sampai lantai dan dilakukan
sliper, lalu di keringkan dengan vacum kliner. Proses ini
dilakukan 3 kali berturut-turut kemudian setelah kamar operasi
kering, barang-barang yang sudah di lap dimasukkan kembali ke
kamar operasi.

Setelah selesai melakukan kegiatan barang-barang dikembalikan


ke tempatnya.

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN VERIFIKASI PRE OPERATIF
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
117/5.1/04/01/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG

113
Pengertian Melakukan konfirmasi/verifikasi ulang kepada pasien (jika
memungkinkan) atau kepada keluarga sebelum prosedur
pembedahan,dilakukan oleh perawat bedah dan anestesi untuk
mengecek identitas pasien,jenis operasi dan lokasi operasi.

Tujuan Untuk memastikan kebenaran identitas pasien,tindakan operasi dan


riwayat kesehatan pasien serta kelengkapan persiapan operasi.

Kebijakan Dilakukan pada semua pasien pre operasi sebelum prosedur


pembedahan.

Prosedur 910. Terima pasien di ruang persiapan dari ruang rawat inap UGD.
911. Melakukan serah terima antar perawat ruangan dengan
perawat kamar bedah tentang kondisi pasien dan dokumen
pasien
912. Perawat kamar bedah mengecek dokumen pasien
913. Libatkan pasien dan keluarga dalam proses verifikasi
914. Perkenalkan tim bedah yang akan melakukan verifikasi
915. Lakukan verifikasi dengan menggunakan form surgical safety
cek list.
916. Hal yang perlu dikonfirmasi ulang :
a. Identitas pasien
b. Mencocokkan no medrec dengan mengecek gelang pasien
c. Menanyakan jenis tindakan operasi
d. Menanyakan lokasi operasi
e. Nama dokter bedah
f. Menanyakan jenis alergi
g. Memberi tanda pada area operasi dengan surgical marker.

Unit Terkait 917. Dokter operator


918. Dokter anestesi
919. Perawat bedah
920. Pasien dan keluarga

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENCUKURAN DI KAMAR BEDAH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
118/5.1/04/01/09 00 1/2

114
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses membersihkan kulit dari rambut pada daerah yang
akan dilakukan tindakan operasi.

Tujuan 921. Tercapainya kondisi bersih di daerah operasi.


922. Terpaparnya luas pandang area operasi.

Kebijakan 923. Prosedur ini dilakukan pada setiap operasi dimana daerah
operasi ditumbuhi rambut.
924. Semua bidan dan perawat yang melakukan tindakan harus
sesuai dengan standar prosedur kerja yang berlaku.

Prosedur 925. Persiapan alat:


a. Sarung tangan
b. Piala ginjal (bengkok)
c. Waslap
d. Kom berisi air
e. Sabun
f. Pisau cukur
g. Handuk

926. Persiapan pasien:


a. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan
b. Menyiapkan lingkungan (menjaga privacy pasien)

927. Langkah-langkah:
a. Perawat/bidan mencuci tangan efektif
b. Perawat/bidan memakai sarung tangan sekali pakai
c. Mengatur posisi pasien dan membuka daerah yang akan
dicukur
d. Letakkan handuk dibawah yang akan dicukur, kemudian
diatas daerah yang akan dicukur
e. Basahi kulit dengan sabun atau cream atau gunakan bedak
pada daerah yang dicukur.
f. Meregangkan kulit yang terlipat dengan halus lalu cukur
dengan arah yang berlawanan tumbuhnya rambut.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENCUKURAN DI KAMAR BEDAH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
118/5.1/04/01/09 00 2/2

115
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 928. Langkah-langkah:
929. Menghilangkan sabun atau busa dengan air dan
keringkan dengan handuk dan sambil memperhatikan apakah
daerah yang dicukur sudah bersih.
930. Membereskan alat-alat.
931. Mencuci tangan.

Unit Terkait 932. Kamar Bedah.


933. Kamar Bersalin.
934. Ruang Rawat Inap Ibu.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIMPAN ALAT-ALAT KESEHATAN STERIL DI BAGIAN
DUREN TIGA KAMAR BEDAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


119/5.1/04/01/09 00 1/1

116
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu kegiatan menerima alat-alat steril dari bagian CSSD dan
menyimpannya disuatu tempat khusus di kamar bedah.

Tujuan Agar alat-alat kesehatan terjamin kesterilannya sampai alat tersebut


dipergunakan.

Kebijakan 935. Ruang penyimpanan alat steril yang akan digunakan dalam
pembedahan harus memenuhhi persyaratan. Tertutup, suhu 18-
22 derajad celciu dengan kelembaban 55 %, bertekanan positif.
936. Tempat penyimpanan alat harus dapat menjamin sterilitas
alat sampai saat alat dipergunakan.

Prosedur Langkah-langkah :
937. Tempat penyimpanan alat tidak dekat dengan air dan udara
tidak lembab dan berada di area kamar bedah.
938. Tempat penyimpanan harus kering dan tertutup,misalnya
lemari.
939. Jika disimpan di box tertutup yang diletakkan diruang terbuka
harus memperhatikan batas-batasnya yaitu sedikitnya 30cm
diatas lantai dan 60 cm dari atap
940. Memastikan tempat penyimpanan alat kesehatan steril tidak
basah dan lembab.
941. Mengecek kondisi kemasan pembungkus alat kesehatan
steril (tertutup rapat dan tidak kadaluarsa).
942. Alat kesehatan steril yang baru diterima diletakkan dibagian
bawah dari alat-alat kesehatan steril dengan kemasan steril

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENANGANAN LIMBAH DI KAMAR BEDAH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
120/5.1/04/01/09 00 1/2

117
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas di kamar bedah untuk
menangani limbah di kamar bedah mulai dari penyiapan sarana.
Pemilihan limbah dan pemusnahan limbah.

Tujuan 943. Agar limbah yang di produksi kamar bedah dapat tertangani
dengan baik.
944. Mencegah terjadinya pencemaran lingkubgan rumah sakit.
945. Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi.

Kebijakan Kebijakan Pengendalian Infeksi Nasokomial.

Prosedur 946. Jenis limbah yang ada di kamar bedah :


1. Limbah basah
Darah
Pus
Kotoran
947. Limbah kering
a. Kassa terkontaminasi
b. Pembungkus alkes terkontaminasi
c. Sampah rumah tangga,seperti : kertas,plastik,kardus,sisa
makanan dal lain-lain.
948. Limbah benda tajam
a. Jarum
b. Pisau
c. Botol ampul bekas

2. Penampungan limbah yang tidak tajam harus menggunakan


kantong plastik dengan penjabaran sebagai berikut :
2.1 Kantong plastik kuning untuk limbah yang
terinfeksi/tercemar,seperti : jaringan/bagian tubuh dan
alkes terkontaminasi.
2.2 Kantong plastik hitam untuksemua limbah yang tidak
terinfeksi ,seperti :kertas, plastik, kardus, pembungkus
alkes dan sisa makanan.

949. Semua limbah benda tajam ditampung dalam kontainer yang


tidak tembus dan mempunyai tutup.

950. Pembuangan sampah yang ditampung di plastik hitam


dilakukan pada bak sampah umum.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENANGANAN LIMBAH DI KAMAR BEDAH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
120/5.1/04/01/09 00 2/2

118
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 951. F cair, seperti darah, kotoran,pus pada wastafel disepoel hok
yang bermuara di STP.
952. Semua limbah yang penampungnannya terbuka harus
segera mungkin dikeluarkan dari kamar bedah.

Unit Terkait Kamar Bersalin.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENATALAKSANAAN PASIEN DI KAMAR OPERASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
121/5.1/04/01/09 00 1/2

119
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses kegiatan penatalaksanaan pasien sejak pasien masuk
ke kamar operasi sampai dilakukannya pembedahan untuk
menjamin keselamatan pasien pada saat proses pembedahan.

Tujuan 953. Tercapainya keselamatan pasien selama dikamar bedah.


954. Mencegah agar pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan tidak salah/salah pasien.
955. Mencegah salah sisi operasi.
956. Mencegah kesalahan bagian tubuh yang akan dibedah.

Kebijakan 957. Setiap pasien yang akan menjalani tindakan di kamar bedah
harus dilakukan identifikasi terlebih dahulu.
958. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan opresi harus
terjamin keselamatannya oleh tim kamar bedah.

Prosedur A. Persiapan Alat


959. Status pasien (rekam medik)
960. Identitas pada tubuh pasien (gelang pasien)
961. Spidol atline 70 untuk memberi tanda pada bagian
tubuh yang akan dilakukan pembedahan

B. Langkah-langkah
962. Saat serah terima pasien di ruang serah terima pasien
a. Cocokkan identitas pasien dengan dokumen yang ada
atau dengan gelang identitas pasien dengan cara
berkomunikasi langsung dengan pasien, misalnya :
i. Memanggil nama psien
ii. Menyebutkan nama dokter bedahnya
b. Menanyakan langsung kepada pasien tentang bagian
tubuh yang akan dioperasi
c. Memberi tanda pada tubuh yang akan dioperasi dengan
spidol atline 70

b. Saat pasien di meja operasi


963. Sebelum dilakukan pembiusan, Dokter Aneatesi
mencocokan identitas pasien dengan memanggil nama
pasien dan memperkenalkan diri serta memberitahu
tindakan pembiusan yang akan dimulai
964. Mengontrol kembali bagian tubuh yang telah diberi
tanda atau melihat situasi yang ada serta bertanya
kepada dokter bedah untuk menentukan posisi

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENATALAKSANAAN PASIEN DI KAMAR OPERASI
DUREN TIGA

120
No. Dokumen No. Revisi Halaman
121/5.1/04/01/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
12-01-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur B. Langkah-langkah
c. Dalam proses pemberian darah selama pasien dalam
keadaan tidak sadar
965. Cocokkan data pada gelang identitas,formulir darah
966. Cocokan data pada gelang identitas,formulir darah
pada data yang terpasang dalam label darah dan kartu
golongan darah pasien
967. Beri nomor urut pada label darah yang telah
ditranfusikan pada pasien
d. Mengumpulkan dan menyiapkanbahan pemeriksaan

Unit Terkait Kamar Operasi

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN BAYI YANG AKAN PULANG
DUREN TIGA

121
No. Dokumen No. Revisi Halaman
122/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu kegiatan mempersiapkan proses kepulangan bayi kepada
ibunya.

Tujuan Mempermudah kepulangan bayi.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat di ruang bayi pada saat bayi akan pulang.

Prosedur 968. Persiapan Alat


a. Kartu ijin pulang dari bagian keuangan.
b. Obat yang harus dilanjutkan di rumah.
c. Formulir cara perawatan bayi di rumah.
d. Buku catatan klien pulang.

969. Pelaksanaan
970. Perawat cuci tangan
971. Kartu ijin pulang klien dan rincian biaya diterima oleh perawat
dan dicatat kedalam buku klien pulang
972. Serahkan buku perawatan bayi di rumah yang telah dilengkapi
kepada orang tua bayi
973. Catat di buku pasien pulang semua yang sudah diserahkan
dan dijelaskan kepada orang tua
974. Perawat cuci tangan, pakaian bayi diganti dengan pakaian
yang dibawa orang tua
975. Menyerahkan bayi kepada orang tua bayi

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

RUMAH SAKIT
BERSALIN CARA MENGOPERASIKAN ALAT SYRINGE PUMP
DUREN TIGA

122
No. Dokumen No. Revisi Halaman
123/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Proses kegiatan mengoperasikan alat Syringe Pump.

Tujuan Terlaksananya kegiatan pengoperasian alat Syringe Pump dengan


aman.

Kebijakan 976. Syringe Pump dioperasikan oleh tenaga terlatih.


977. Lakukan charge baterai.
978. Menekan tombol-tombol yang ada dengan ujung jari
tidak dengan kuku.
979. Pemeliharaan alat tiap 6 bulan dilakukan oleh unit
PME.

Prosedur 980. Hubungkan Syringe Pump dengan outlet listrik. Lampu


pada charging akan menyala.
981. Siapkan spuit 50 cc yang sudah berisi cairan / larutan
obat yang akan diberikan kepada pasien. Sambungkan spuit
dengan selangnya dan dengan conector ke tubuh pasien.
982. Angkat tuas dan putar untuk memasang spuit ke
syringe pump
983. Letakkan spuit pada syringe pump.
984. Tekan tombol POWER lampu-lampu pada line dan flow
rate akan menyala.
985. Tekan tombol START lampu akan menyala.
986. Atur dosis yang akan diberikan.
987. Jika pemakaian dihentikan tekan tombol STOP.
988. Dokumentasi Terkait.

Unit Terkait 989. Unit Perawatan Medikal Bedah (Dewasa dan Anak).
990. Unit Perawatan Perinatologi.
991. Unit Perawatan Intensif.
992. Unit Perawatan Kebidanan.
993. Unit Gawat Darurat.
994. Unit Pemeliharaan Alat Medik dan Elektronika (PME).

Dokumen terkait
995. Kartu Pemeliharaan Alat.
996. Formulir pencatatan penggunaan alat.

123
RUMAH SAKIT
BERSALIN PENYIMPANAN ASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
124/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Penyimpanan ASI sebagai persiapan pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada bayi, sewaktu-waktu bila diperlukan.

Tujuan 997. Mempertahankan agar ASI tetap segar saat diberikan pada
bayi.
998. Untuk memenuhi kebutuhan ASI, saat diperlukan.
999. Mencegah kontaminasi pada ASI saat akan diberikan.
1000. Sebagai cadangan saat ibu tidak dapat menyusui.

Kebijakan 1001. Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan


penyimpanan ASI harus sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan oleh RSBDT.
1002. Suhu tempat penyimpanan ASI harus terkontrol dengan suhu
:
a. Ruangan suhu 250c tahan 6-8 jam.
b. Cool pack suhu 250c tahan 24 jam.
c. Lemari pendingin suhu 90c tahan 5 hari.
d. Frezer 1 pintu suhu -150c tahan 2 minggu.
e. Frezer 2 pintu suhu -180c tahan 3-6 bulan.

Prosedur 1003. Persiapan Alat :


a. Tempat penyimpanan ASI (kulkas).
b. Tempat menampung ASI, botol ASI.
c. Alat pemerah ASI, brast pump, pompa manual.

1004. Persiapan Pasien :


a. Menjelaskan kepada ibu proses/prosedur penyimpanan ASI.
b. Menyiapkan lingkungan ruang rawat ibu (tutup tirai tempat
tidur).

1005. Tata Cara Pelaksanaan :


a. Perawat dan ibu mencuci tangan.
b. Alat-alat didekatkan.
c. Seka mamae/payudara menggunakan washlap dengan air
hangat.
d. Pasang alat pompa (brast pump).
e. Tampung ASI dengan botol yang sudah disiapkan.
f. Tutup botol dengan rapat.
g. Rapikan pasien.

124
RUMAH SAKIT
BERSALIN PENYIMPANAN ASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
124/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur h. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
i. Berikal label/tanda pada botol (nama, tanggal, jam
pengambilan ASI).
j. Simpan segera ASI ke dalam kulkas.

Unit Terkait 1006. Ruang Rawat Inap Bayi.


1007. Ruang Rawat Inap Ibu

125
RUMAH SAKIT
BERSALIN CARA MENGOPERASIKAN ALAT INFUSION PUMP
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
125/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Proses kegiatan mengoperasikan alat Infusion Pump.

Tujuan Terlaksananya kegiatan pengoperasian alat Infusion Pump dengan


aman.

Kebijakan 1008. Alat Infusion Pump dioperasikan oleh tenaga terlatih.


1009. Lakukan charge baterai 1 bulan 1x.
1010. Pemasangan pump ke standar infus dilakukan 2 orang
perawat.
1011. Menekan tombol-tombol yang ada dengan ujung jari tidak
dengan kuku.
1012. Pemeliharaan alat oleh unit Pemeliharaan Alat Medik &
Elektronika (PME).

126
Prosedur 1013. Memasang pump ke standard infuse :
i. Letakkan infuse pump ke pole klem dengan posisi yang tepat
ii. Kencangkan sekrup yang terletak di tengah dasar pole klem
iii. Cek stabilitas standar infus yang digunakan.
1014. Hubungkan ke mesin dan sumber listrik. Indikator
baterai akan menyala, menandakan baterai dalam keadaan di
charge.
1015. Buka pintu lalu tekan tombol ON tidak kurang dari 1
detik. Semua parameter akan menyala, pompa mid press
akan bergerak sesaat.
1016. Tekan tombol IV set (terletak di belakang), sesuaikan
dengan IV set yang digunakan (makro/mikro).
1017. Lakukan prinning pada IV set yang akan digunakan
dengan baik
1018. Geser klem yang ada sesuai arah panah, lalu pasang
IV set dari atas hingga bawah dengan posisi lurus lalu tutup
pintu.
1019. Atur kecepatan aliran dengan menekan tombol rate
limit display terbaca D.RATE/mt/h sesuai dengan yang
dikehendaki.
1020. Atur batasan cairan/delivery limit (maksismum 9999
ml) dengan menekan tombol RATE/LIMIT, display akan
terbaca D.LIMIT ml.
1021. Buka roler klem dari IV set, hubungkan IV set dengan
IV catheter lalu tombol START : bila jumlah cairan yang
diiginkan sudah tercapai, maka lampu COMPLETION akan
menyala. Pada situasi ini mesin masih berjalan dengan
kecepatan minimal (1 ml/jam) untuk menjaga agar IV Catheter
tetap dalam kondisi siap/stand by.
1022. Untuk mengakhiri tekan tombol OFF.

RUMAH SAKIT
BERSALIN CARA MENGOPERASIONALKAN ALAT INFUSION PUMP
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
125/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

127
Unit Terkait 1023. Unit Perawatan Medikal Bedah (Dewasa & Anak).
1024. Unit Perawatan Intensif.
1025. Unit Perawatan Perinaristi.
1026. Unit Gawat Darurat.
1027. Unit Perawatan Kebidanan.
1028. Unit Pemeliharaan Alat Medik & Elektronika (PME).

Dokumen terkait :
1029. Kartu Pemeliharaan Alat.
1030. Formulir frekuensi penggunaan alat.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGHITUNG URINE PADA PERAWATAN BAYI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
126/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

128
Pengertian Suatu proses melakukan pengukuran urin secara akurat pada bayi.
Setiap bayi berkemih dengan cara menimbang pampers yang
digunakan oleh bayi.

Tujuan 1031. Untuk mendapatkan jumlah urin secara akurat.


1032. Untuk menilai pengukuran urin sehingga dapat menentukan
output urin secara optimal.

Kebijakan Dilakukan oleh semua perawat bayi pada bayi dengan observasi
pernapasan, pemakaian foto terapi, dan terpasang infus.

Prosedur 1033. Persiapan


1034. Timbangan kue (gram)
1035. Alas timbangan (kertas/plastik disposible
1036. Alat untuk mencacat/dokumentasi

1037. Pelaksanaan
1038. Perawat cuci tangan secara prosedural
1039. Memberikan alas pada timbangan
1040. Mengatur jarum di posisi angka 0 (nol)
1041. Menimbang pampers bersih untuk mengetahui berat
pampers untuk dijadikan patokan dalam pengukuran. Gram =
cc
1042. Menimbang pampers yang kotor catat jumlah yang
didapat.
1043. Membuang pampers pada tempatnya yang telah
ditentukan
1044. Perawat mencuci tangan
1045. Perawat menghitung jumlah urin
Berat pampers kotor.....g.....bersih....gr = ..... gr x 1 cc = .....cc
1046. Mendokumentasikan jumlah urin yang keluar dalam
dokumentasi keperawatan

Unit Terkait 1047. Ruang Rawat Inap Bayi

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGHISAP LENDIR DENGAN MUCUS EKSTRAKTOR
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
127/5.1/04/09/09 00 1/1

129
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Membersihkan cairan amnion, lendir dan darah melalui mulut dan
hidung dengan mucus extraktor segera setelah kepala bayi lahir.

Tujuan a. Bayi dapat bernafas dengan lancar.


b. Tidak ada cairan amnion, lendir, darah di mulut dan di hidung
bayi.

Kebijakan 1048. Semua bayi yang baru lahir harus segera dilakukan
penghisapan lendir dari hidung dan mulut.
1049. Lama penghisapan tidak boleh melebihi dari 10 detik.

Prosedur i. Persiapan
1. Baki plastik yang dialasi dengan duk steril.
2. Sarung tangan steril 1 pasang.
3. Mucus extractor.
4. Kasa steril.

ii. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan secara prosedural.
2. Mucus extraktor dibuka.
3. Perawat memakai sarung tangan.
4. Setelah kepala bayi lahir bersihkan mulut bayi dengan kasa
streril.
5. Ujung kateter yang lebih besar dan terbuka dipakai oleh
perawat yang akan menolong, sedangkan ujung kateter yang
lebih kecil dan tumpul berlubang dimasukkan ke mulut bayi.
6. Masukkan ujung kateter kemulut bayi atau hidung bayi.
7. Lakukan penghisapan lendir secara berhati- hati.
8. Usahakan tabung mucus extraktor menggantung agar cairan
dalam tabung tidak tersedot oleh perawat.
9. Setelah mulut dan hidung bayi bersih dari cairan/ lendir/
darah hentikan penghisapan.
10. Alat- alat dibersihkan.
11. Perawat cuci tangan.

Unit Terkait Kamar Bersalin.


1051. Ruang Rawat Inap Bayi.
1052. Kamar Bedah.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN IMD ( INISIASI MENYUSU DINI )
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
128/5.1/04/09/09 00 1/1

130
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Menyusui bayi segera setelah lahir kepada ibunya.

Tujuan 1053. Bayi dapat beradaptasi di lingkungan luar rahim secara dini.
1054. Terbentuknya ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.

Kebijakan Semua bidan atau perawat yang membantu persalinan harus


melakukan inisiasi dini baik dalam tindakan partus normal maupun
persalinan dengan tindakan operasi.

Prosedur Pelaksanaan
1055. Ibu dijelaskan tindakan yang akan dilakukan.
1056. Setelah bayi dibersihkan dari air ketuban, darah dan vernix,
bayi dibedong dengan handuk atau kain flannel.
1057. Bayi didekapkan di dada dan perut ibu dengan posisi bayi
tengkurap.
1058. Keluarkan kolostrum dan oleskan disekitar putting dan areola
mamae.
1059. Mulut bayi didekatkan ke puting susu ibunya.
1060. Biarkan bayi mencari dan menghisap puting ibu.
1061. Anjurkan kepada ibunya untuk mendekap atau memeluk bayi.
1062. Setelah selesai bayi dirawat di kamar bayi.

Unit Terkait 1063. Kamar Bersalin


1064. Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENERIMA BAYI BARU DI RUANG OBSERVASI BAYI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
129/5.1/04/09/09 00 1/1

131
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat ruang bayi pada saat
menerima bayi baru di ruang bayi observasi.

Tujuan Tersedianya langkah-langkah kegiatan saat menerima bayi baru di


ruang bayi observasi.

Kebijakan Pelayanan saat menerima bayi baru di ruang bayi observasi


dilaksanakan sesuai standart profesi dengan mengutamakan
keamanan dan kenyamanan pasien.

Prosedur 1065. Persiapan Alat


1066. Alat tulis.
1067. Status bayi.

1068. Langkah-langkah
1069. Mencuci tangan.
1070. Menerima bayi.
1071. Memeriksa bayi (BB, Suhu, Tensi).
1072. Memakaikan peneng bayi (nama bayi, tanggal masuk,
PX, dokter anak, BB).
1073. Laki-laki peneng biru.
1074. Perempuan peneng pink.
1075. Membaca instruksi dokter anak yang merawat pada
ststus bayi.
1076. Melaksanakan isntruksi/terapi dr dokter anak yang
merawat dengan benar. Bila ada instruksi yang kurang jelas,
konfirmasikan lagi ke dokter anak yang merawat pasien
tersebut.
1077. Mencatat pasien baru masuk ke buku register ruang
observasi bayi.
1078. Mendokumen tindakan keperawatan dengan benar.
1079. Mencuci tangan.
Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi Observasi.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENOLONG PASIEN BAYI DALAM KEADAAN KEJANG
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
130/5.1/04/09/09 00 1/1

132
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan pada pasien bayi dalam keadaan
kejang.

Tujuan Menjaga pasien kejang agar terhindar dari injuri.

Kebijakan Dilakukan oleh semua perawat pada pasien bayi dengan kejang.

Prosedur i. Persiapan Alat


1080. Peralatan pemeriksaan TTV.
1081. 1 set oksigen.
1082. Obat anti kejang jika diperlukan.

i. Penatalaksanaan:
0. Perawat mencuci tangan.
1. Awasi posisi bayi, posisikan bayi ditempat yang aman dan
nyaman.
2. Awasi arah kepala dan mata selama kejang.
3. Lepaskan pakaian bayi.
4. Awasi bayi selama kejang.
5. Pertahankan jalan napas.
6. Pasang infus, jika perlu.
7. Berikan oksigen, jika perlu.
8. Awasi status neurologi.
9. Awasi vital sign.
10. Observasi bayi setelah kejang.
11. Laporkan karakteristik kejang termasuk bagian tubuh,
aktivitas motorik, dan perkembangan kejang.
12. Dokumentasikan informasi tentang kejang.
13. Berikan pengobatan, jika perlu.
14. Berikan anti kejang, jika perlu.

Unit terkait Ruang Rawat Inap Bayi

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENERIMA BAYI BARU DI RUANG BAYI
DUREN TIGA

133
No. Dokumen No. Revisi Halaman
131/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat ruang bayi pada saat
menerima bayi baru di ruang bayi.

Tujuan Tersedianya langkah-langkah kegiatan saat menerima bayi baru.

Kebijakan Pelayanan saat menerima bayi baru di ruang bayi dilaksanakan


sesuai standart profesi dengan mengutamakan keamanan dan
kenyamanan pasien.

Prosedur 1083. Persiapan Alat


1084. Alat tulis
1085. Status bayi baru lahir
1086. Langkah-langkah
1087. Mencuci tangan
1088. Memeriksa keadaan bayi
a. Pola napas
b. Warna kulit bayi : sianosis atau tidur
c. Jenis kelamin bayi
1089. Lihat apakah bayi sudah menggunakan gelang
identitas atau belum (warna pink untuk bayi perempuan,
warna biru untuk bayi laki-laki)
1090. Menghamgatkan bayi di dalam inkubator selama 4-6
jam dan observasi keadaan umum bayi, pola napas bayi
1091. Membuat papan nama bayi
1092. Mencatat identitas bayi pada buku register
a. No RM bayi
b. No RM ibu bayi
c. Nama ibu dan ayah bayi
d. Tanggal dan jam lahir, jenis kelamin, BB, PB, LK, LD, LP,
apgar score
e. Nama dokter spesialis anakl
f. Nama dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi.
g. Jenis persalinan (SC, Spontan, VE, FE)
1093. Lihat instruksi dokter anak yang ada dalam status (bila
lahir dengan SC, dokter anak hadir SC)
1094. Mengisi status bayi, membuat catatan keperawatan
1095. Bila dokter anak tidak hadir SC, atau bayi lahir
spontan. Laporkan keadaan umum bayi dan riwayat
persalinan ke dokter anak
1096. Bila keadaan bayi setelah 4-6 jam stabil, bayi boleh
dibersihkan dengan minyak dan dirapikan

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENERIMA BAYI BARU DI RUANG BAYI
DUREN TIGA

134
No. Dokumen No. Revisi Halaman
131/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 1097. Bayi diantar ke ibu untuk dicoba disusui ASI
1098. Perawat cuci tangan

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENIMBANG BERAT BADAN BAYI
DUREN TIGA

135
No. Dokumen No. Revisi Halaman
132/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Menimbang berat badan bayi dengan menggunakan timbangan berat
badan.

Tujuan a. Mengetahui berat badan dan perkembangan bayi.


b. Untuk membantu menentukan pengobatan.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat / bidan.

Prosedur 1099. Persiapan Alat


a. Timbangan bayi/anak dalam keadaan siap pakai
b. Buku catatan
c. Kain pengalas timbangan

1100. Pelaksanaan
1. Perawat/Bidan cuci tangan
2. Timbangan diberi pengalas yang siap untuk dipakai
a. Timbangan distel dengan angka penunjuk pada angka nol
b. Pakaian bayi dibuka, lalu bayi dibaringkan diatas timbangan
c.Berat badan dicatat
d. Bayi dirapikan kembali
e. Timbangan setiap habis pakai dilap dengan air savlon dan
dilap kering
f. Perawat/Bidan cuci tangan setelah melakukan tindakan

Unit Terkait g. Ruang Rawat Inap Bayi


h. Kamar Bersalin

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGUKUR PANJANG BADAN BAYI
DUREN TIGA

136
No. Dokumen No. Revisi Halaman
133/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Mengukur panjang bayi dengan alat pengukur.

Tujuan Untuk mengetahui panjang badan bayi baru lahir.

Kebijakan Semua perawat yang ada di ruang bayi untuk mengetahui adanya
kelainan pada bayi.

Prosedur A. Persiapan Alat


Alat pengukur disposible.

B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan.
2. Alat pengukur disposible disiapkan.
1101. Bayi dibaringkan telentang tanpa dibedong dengan
kedua kaki diluruskan.
1102. Panjang badan diukur mulai dari ujung kepala sampai
ke tumit
1103. Hasilnya dicatat pada formulir riwayat kelahiran dan
catatan perawat.
1104. Bayi dirapikan.
1105. Alat–alat dirapikan.
1106. Perawat cuci tangan setelah melakukan tindakan.

Unit Terkait a. Ruang Rawat Inap Bayi


b. Kamar Bersalin

137
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
134/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Mengukur lingkar kepala bayi dengan menggunakan alat pengukur
disposible.

Tujuan Untuk mengetahui lingkar kepala bayi lahir dan kelainan pada kepala.

Kebijakan Semua perawat bayi yang mendampingi persalinan pada saat bayi
lahir.

Prosedur A. Persiapan Alat


Alat pengukur disposible.

B. Pelaksanaan
1107. Perawat cuci tangan.
1108. Alat pengukur disposible disiapkan.
1109. Komunikasi dengan bayi.
1110. Lingkaran meteran disposible pada kepala bayi dari
dahi sampai belakang kepala.
1111. Hasilnya dicacat pada formulir riwayat kelahiran,
catatan perawat, grafik berat badan bayi dan buku bayi.
1112. Bayi dirapikan.
1113. Alat – alat dirapikan.
1114. Perawat cuci tangan setelah melakukan tindakan.

Unit Terkait 1115. Ruang Rawat Inap Bayi


1116. Kamar Bersalin

138
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGUKUR SUHU BAYI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
135/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Meletakan sensor skin probe untuk mengukur suhu kulit klien.

Tujuan Mengetahui suhu klien dan dapat melakukan tindakan tepat bila
terjadi hipotermi dan hipertermi.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat bayi pada bayi dalam keadaan panas.

Prosedur 1117. Persiapan Alat


1118. Inkubator.
1119. Skin probe/ skin sensor yang sesuai alat.
1120. Cover skin sensor.
1121. Plester hypoallergic (transpore-hypal-millipore).

1122. Persiapan bayi


Bayi dirawat dalam inkubator.

1123. Pelaksanaan
1124. Alat dihubungkan dengan arus listrik yang sesuai.
1125. Hidupkan alat denagn menekan tombol ”on/power”.
1126. Penyambunag skin probe dipasang pada alat.
1127. Cuci tangan dengan baik.
1128. Buka popok bayi.
1129. Sensor skin probe dibersihkan dengan kapas alkohol/
alkohol swab.
1130. Daerah abdomen yang akan ditempel skin probe
dibersihkan dengan kapas alkohol / alcohol swab.
1131. Sensor skin probe ditempelkan diabdomen dengan
bagian logamnya menempel langsung kekulit bayi.
1132. Tutup sensor skin probe dengan cover skin probe fixasi
dengan plester hypo allergic.
1133. Atur suhu inkubator sesuai dengan umur/berat bayi
(cara manual) atau pakai sister ”servo control”.
1134. Suhu kulit otomatis timbul pada layar display.
1135. Catat suhu kulit tiap jam pada flow sheet dengan
warna biru/hitam.

Unit Terkait 1136. Ruang Rawat Inap Bayi


1137. Kamar Bersalin

139
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGUKUR PERNAFASAN BAYI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
136/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Menghitung pernapasan selama 1 menit penuh

Tujuan a. Menilai fungsi pernapasan.


b. Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan bayi.

Kebijakan Semua perawat yang ada di ruang bayi.

Prosedur 1138. Persiapan Alat


Jam tangan dengan jarum detik / stop watch.

1139. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Buka baju/popok bayi jika perlu
1140. Lihat gerakan naik turunnya perut bayi, hitung selama
1 menit penuh, perhatikan irama dan kedalaman pernapasan,
retraksi, sianosis, adanya apnea, cutis mermorata, apakah
klien sedang mendapat oksigen atau tidak
1141. Catat hasilnya pada formulir pengawasan khusus atau
flow sheet, normal frekuensi pernapasan 40 – 60 kali/menit
1142. Bayi dirapikan
1143. Alat – alat dirapikan
1144. Perawat cuci tangan setelah melakukan tindakan

Unit Terkait a. Ruang Rawat Inap Bayi


b. Kamar Bersalin

140
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT PADA BAYI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
137/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Melaksanakan perawatan rongga mulut dan lidah.

Tujuan 1145. Menjaga kebersihan mulut dan lidah


1146. Mencegah infeksi pada mulut, lidah dan bibir
1147. Memberikan rasa segar dan nyaman

Kebijakan Dilakukan perawat/bidan pada bayi untuk mencegah terjadinya


infeksi.

Prosedur a. Persiapan Alat


1. Kapas lidi
2. Air hangat/air matang
3. NaCl 0,9 %
4. Baki plastik untuk tempat sampah

b. Pelaksanaan
1148. Alat – alat disiapkan
1149. Perawat cuci tangan
1150. Komunikasi dengan bayi
1151. Posisikan bayi dalam keadaan terlentang
1152. Buka mulut bayi, bersihkan mulut bayi dengan
menggunakan lidi kapas yang telah dibasahi dengan NaCl 0,9
%.
1153. Lakukan berulang–ulang dengan mengganti kapas lidi
basah sampai mulut bayi bersih
1154. Alat–alat dibersihkan
1155. Perawat cuci tangan setelah melakukan tindakan

Unit Terkait a. Ruang Rawat Inap Bayi


b. Ruang Rawat Inap Ibu

141
RUMAH SAKIT
BERSALIN DUREN CARA MEMANDIKAN BAYI
TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
138/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses melakukan memandikan pada bayi.
Tujuan 1156. Untuk mendapatkan personal haygien pada bayi.
1157. Untuk menilai tingkat kebersihan pada bayi.

Kebijakan 1158. Semua perawat/bidan yang melakukan tindakan


memandikan bayi harus sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan oleh Rumah Sakit Bersalin Duren Tiga.
1159. Waktu melakukan tindakan memandikan harus
memperhatikan kenyaman pada bayi agar tidak terjadi
hipotermi.

Prosedur 1160. Persiapan alat


1161. Bak mandi
1162. Waslap bayi
1163. Sabun mandi
1164. Handuk
1165. Baju bayi.
1166. Kosmetik bayi.

1167. Langkah-langkah
1168. Mencuci tangan.
1169. Menyiapkan peralatan mandi.
1170. Siapkan air hangat (36 derajat–37 derajat) / terasa
hangat disiku tangan ibu.
1171. Jaga suhu ruangan tetap hangat untuk menjaga
kehangatan suhu tubuh bayi.
1172. Lepaskan baju bayi secara bertahap.
1173. Mulai wajah, kepala, ke dada.
1174. Bersihkan mata dari luar kedalam.gunakan kapas yang
dibasahi
1175. Basuh kepala, wajah, leher, dada, lengan, punggung,
dan tungkai.perhatikan daerah lipatan.
1176. Sabuni kepala dan badan dengan menggunakan waslap
1177. Bilas denagn air sampai bersih, keringkan bayi dengan
handuk.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

142
RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMERIKSAAN COLOK ANUS
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
139/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Memasukkan jari kelingking atau alat termometer ke lubang anus bagi
bayi baru lahir sepanjang 1 – 2 cm.

Tujuan 1178. Mengetahui adanya lubang anus


1179. Mengetahui apakah ada kelainan pada anus
1180. Mengetahui suhu tubuh bayi

Kebijakan Semua perawat yang ada di ruang bayi pada saat bayi lahir.

Prosedur 1181. Persiapan Alat


1182. Termoneter
1183. Vaselin/jelly
1184. Kapas cebok dalam tempatnya
1185. Nierbeken (tempat sampah)
1186. Sarung tangan 1 pasang

1187. Pelaksanaan
1188. Perawat cuci tangan
1189. Bayi diletakkan di meja tindakan
1190. Komunikasi dengan bayi
1191. Buka pakaian bayi
1192. Baringkan bayi telentang ke dua kakinya dipegang dan
diangkat ke atas
1193. Termometer diolesi dengan vaselin atau jelly
1194. Jika menggunakan jari kelingking gunakan sarung
tangan lalu diolesi dengan vaselin atau jelly
1195. Masukkan termometer /1 jari kelingking ke lubang anus
secara perlahan–lahan sepanjang 1-2 cm
1196. Bersihkan lubang anus dengan kapas cebok
1197. Hasilnya dicatat pada formulir riwayat kelahiran,
catatan perawat, dan buku bayi
1198. Bayi dirapikan
1199. Alat–alat dirapikan
1200. Perawat cuci tangan setelah melakukan tindakan

Unit Terkait 1201. Ruang Rawat Inap Bayi


1202. Kamar Bersalin

143
RUMAH SAKIT
BERSALIN PERAWATAN TALI PUSAT
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
140/5.1/04/09/09 00 1203. /1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Menjaga kebersihan tali pusat agar tidak terjadi infeksi.

Tujuan Agar tidak terjadi infeksi pada tali pusat.

Kebijakan Tindakan dilakukan oleh perawat/bidan, namun bisa dilakukan pula


oleh ibu bayi yang sudah terlatih.

Prosedur 1204. Persiapan Alat :


a. Kassa steril
b. Alkohol 70 %

1205. Persiapan Pasien :


Bayi dibuka bedongan dan buka pakaian bayi pada bagian perut
bayi.

1206. Tata cara pelaksanaan :


i. Petugas mencuci tangan
ii. Bayi didekatkan dengan petugas dan bedongannya dibuka
iii. Ambil kassa steril dan basahkan dengan alkohol 70 %
iv. Basuh tali pusat dan sekitarnya dengan menggunakan kassa
yang sudah dibasahi alkohol
v. buang kassa yang sudah digunakan ke dalam tempat
sampah medis
vi. Ambil kassa steril, tidak lagi dibasahi alkohol, gunakan untuk
menutup tali pusat
vii. Rapikan kembali pakaian dan bedongan bayi
viii. Petugas mencuci tangan kembali

Unit Terkait 1207. Kamar Bersalin


1208. Kamar Bedah
1209. Ruang Rawat Inap Bayi

144
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBEDONG BAYI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
141/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Membungkus atau membungkus bayi dengan selimut.

Tujuan Memberikan rasa hangat dan nyaman pada bayi.

Kebijakan Tindakan dilakukan oleh perawat/bidan, namun bisa dilakukan pula


oleh ibu bayi yang sudah terlatih.

Prosedur 1210. Persiapan Alat :


Selimut bayi

1211. Persiapan Pasien :


Bayi dibaringkan di tempat tidur

1212. Tata cara pelaksanaan :


i. Petugas mencuci tangan
ii. Bayi didekatkan dengan petugas
iii. Selimut dibentangkan di atas tempat tidur
iv. Salah satu sudut bagian atas selimut dilipat membentuk
segitiga
v. Letakkan bayi di atas selimut yang sudah dilipat segitiga
vi. Atur posisi bayi, tangan bayi diluruskan sejajar dengan garis
telinga, lalu selimut mulai dilipat membungkus badan bayi,
kemudian kaki bayi diluruskan dan selimut lipat dengan
ujungnya diselipkan ke dalam lipatan
vii. Rapikan bayi, letakkan kembali ke box bayi
viii. Petugas mencuci tangan kembali

Unit Terkait 1213. Kamar Bersalin


1214. Kamar Bedah
1215. Ruang Rawat Inap Bayi

145
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYUSUI BAYI KE IBU
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
142/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Pemberian nutrisi bayi atau air susu ibu secara langsung kepada
bayinya

Tujuan a. Untuk memperkenalkan air susu ibu sedini mungkin pada bayi.
b. Memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi.
c. Mempererat kontak batin antara ibu dan bayi.
d. Memberi keamanan dan kenyamanan pada bayi.
e. Mencegah infeksi pada bayi.

Kebijakan Pemberian ASI dilakukan sesegera mungkin setelah bayi lahir.


1217. Setiap bidan/perawat yang bertugas di RSBDT harus
memotivasi pasien untuk menyusui secara eksklusif.
1218. Bila bayi tampak kuning dan kadar bilirubin meningkat harus
lebih sering disusui ASI.

Prosedur a. Persiapan Bayi


i. Perawat cuci tangan.
ii. Kaji kondisi bayi, pastikan dalam keadaan aman dan nyaman
(bersihkan dari BAB dan BAK).
iii. Antarkan bayi ke ibu.
iv. Perawat cuci tangan.

b. Langkah-langkah
1219. Perawat cuci tangan.
1220. Antarkan bayi ke ibu.
1221. Ibu diminta untuk cuci tangan.
1222. Ibu diberitahu tentang manfaat menyusui.
1223. Ibu diberitahu tentang cara menyusui yang baik dan
benar.
1224. Posisikan ibu dan bayi dalam posisi nyaman.
1225. Perawat cuci tangan.

a. Lakukan penandatangani form serah terima bayi antar ibu


dan perawat.

b. Jika bayi sudah selesai disusui dan akan kembali ke ruang


bayi, lakukan penandatanganan form serah terima bayi.

146
Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi
Ruang Rawat Inap Ibu

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBERIKAN ASI DENGAN SENDOK
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
143/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Tata cara memberikan ASI pada bayi dengan menggunakan sendok.
Tujuan a. Agar bayi tidak bingung putting.
b. Untuk mencegah bayi tersedak.
c. Untuk mengetahui jumlah asupan ASI yang sudah diminum
oleh bayi.
Kebijakan Tindakan dilakukan oleh bidan/perawat, ibu bayi yang sudah dilatih.

147
Prosedur A. Persiapan Alat:
1228. Sendok.
1229. Kapas yang dibahasi air matang.
1230. Gelas atau wadah tempat susu perah.
1231. Celemek.

B. Persipan pasien :
Bayi dibedong

C. Pelaksanaan
1232. Ibu/perawat cuci tangan.
1233. Ibu/perawat duduk dengan memangku bayi dengan
posisi kepala bayi lebih tinggi.
1234. Punggung bayi dipegang dengan lengan.
1235. Letakkan celemek pada leher sampai dada bayi.
1236. Letakkan sendok yang sudah berisi ASI perah pada
mulut bayi dan biarkan bayi menghisap sendiri.
1237. Beri sedikit waktu untuk istirahat setiap bayi menelan.
1238. Bila bayi merasa cukup dia akan menutup mulut dan
tidak mau menghisapnya lagi, kalau jumlahnya tidak sesuai
dengan yang seharusnya berikan lebih banyak pada
pemberian berikutnya atau lebih sering.
1239. Bersihkan sisa ASI yang ada di sekitar mulut bayi
dengan menggunakan kapas yang dibasahi dengan air hangat
matang.
1240. Sendawakan bayi dengan memposisikan bayi berdiri di
dada yang memberikan minum sambil menepuk perlahan
punggung bayi.
1241. Rapikan bayi.
1242. Cuci tangan.
1243. Catat jumlah ASI yang diminum dan dokumentasikan
dalam catatan keperawatan.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN SONDE
DUREN TIGA LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


144/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Memasukkan cairan/susu kedalam lambung bayi dengan
menggunakan sonde lambung.

Tujuan Memenuhi kebutuhan akan zat makanan/cairan dan elektrolit.

148
Kebijakan Dilakukan oleh perawat yang bertugas di ruang bayi observasi.

Prosedur A. Persiapan Alat


1244. Spuit 10 ml
1245. Susu atau cairan sesuai kebutuhan
1246. Alas dada bayi
1247. Baki plastik
1248. Stetoskop
1249. Spuit 3 ml

1250. Pelaksanaan
1251. Alat–alat disiapkan dan dibawa disamping klien
1252. Perawat cuci tangan
1253. Bayi disiapkan kedalam posisi kepala lebih tinggi dari
badan
1254. Lakukan pengecekan posisi sonde dengan cara :
a. Memasukkan udara kedalam lambung 0,5–1 ml dengan
menggunakan spuit. Dan mendengarkan dengan stetoskop,
bila terdengar suara (posisi selang pipa lambung sudah
tepat)
b. Menghisap cairan lambung dengan spuit 3 ml
1255. Lakukan pengukuran residu lambung dengan cara
menghisap cairan lambung dengan spuit 3 ml
1256. Bila terdapat residu catat jumlah dan warnanya
1257. Bila jumlah residu sebanyak 50 % dari volume minum
dan berwarna kuning/hijau atau kemerahan, lapor ke dokter
untuk pemberian minum yang akan diberikan
1258. Bila residu sedikit dan berwarna putih, residu jangan
dibuang dan masukkan ke dalam lambung
1259. Pasang spuit 10 ml pada oangkal sonde
1260. Tuangkan susu kedalam spuit sesuai kebutuhan,
biarkan mengalir sendiri dan tidak boleh di dorong
1261. Bilas dengan air matang sampai sisa susu tidak ada
pada selang sonde

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN SONDE
DUREN TIGA LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


144/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 1262. Tutup kembali pangkal sonde lambung dengan
penutupnya
1263. Bayi disendawakan
1264. Pasien dan alat–alat dirapikan.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

149
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBERSIHKAN INCUBATOR
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
145/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses membersihkan, memelihara maupun memperbaiki alat
ambubag agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian
atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

150
Tujuan 1265. Alat tetap terjaga kebersihannya
1266. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu
1267. Mencegah kerusakan alat
1268. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat

Kebijakan 1269. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan ambubag
1270. Pemeliharaan ambubag dilakukan sebelum dan sesudah
pemakaian
1271. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan

Prosedur 1272. Persiapan alat


1273. Spons
1274. Sabun
1275. Air
1276. Lap kering
1277. Sarung tangan

1278. Langkah-langkah
1279. Perawat cuci tangan
1280. Perawat memakai sarung tangan
1281. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian diseka dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
1282. Noda dibersihkan, dilap dengan lap lembab, lalu
dikeringkan dan ditata kembali
1283. Melepas sarung tangan
1284. Perawat cuci tangan

Unit Terkait 1285. Kamar Bersalin


1286. UGD
1287. Rawat jalan
1288. Ruang Rawat Inap Ibu

RUMAH SAKIT
BERSALIN MERUJUK BAYI KE RUMAH SAKIT LAIN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
146/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan perawat kepada bayi yang tidak dapat
ditangani lebih lanjut di dalam rumah sakit

151
Tujuan Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

Kebijakan Semua perawat yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku, dan sesuai
instruksi dari dokter

Prosedur 1289. Indikasi bayi baru lahir yang perlu segera dirujuk
1290. Berat bayi sangat rendah yang perlu perawatan khusus
1291. Penyakit jantung (PJB) sianotik
1292. Sindrom gangguan pernapasan berat yang
memerlukan alat bantu pernapasan
1293. Bayi baru lahir dengan cacat bawaan yang perlu
segera dikoreksi
1294. Setelah diagnosa ditegakkan bayi dipersiapkan untuk segera
dirujuk antara lain :
1295. Pemberian cairan intra vena
1296. Pemberian zat asam yang adekuat
1297. Pemberian obat-obatan sesuai dengan penyakitnya
1298. Dirawat di dalam inkubator untuk menghindari
hipotermi, dll
1299. Diberi penjelasan kepada orang tuanya tentang penyakit yang
diderita bayinya yang memerlukan perawatan di RS lain
1300. Perawat ruangan menghubungi RS yang dituju untuk
konfirmasi tempat perawatan
1301. Bila tempat perawatan RS yang dituju telah pasti, dokter yang
merawat membuat surat rujukan kepad RS yang bersangkutan,
dengan melampirkan semua hasil pemeriksaan dan pengobatan
yang telah diberikan
1302. Perawat ruangan menghubungi bagian kendaraan untuk
penggunaan ambulans
1303. Pendamping pasien neonatus diatur oleh kepala perawat yang
saat itu bertugas Bila hal-hal tersebut di atas telah dipenuhi
segera dikirim ke RS yang dituju dengan menggunakan incubator
transportasi didampingi oleh perawat
1304. Diserah terimakan kepada perawat jaga RS yang dituju untuk
dirawat lebih lanjut

RUMAH SAKIT
BERSALIN MERUJUK BAYI KE RUMAH SAKIT LAIN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
146/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur Orang tua bayi baru lahir menyelesaikan masalah administrasi di RS
tersebut.

152
Unit Terkait 1305. Ruang Rawat Inap Bayi
1306. Bagian Keuangan
1307. Bagian Rekam Medis

RUMAH SAKIT
BERSALIN MERAWAT JENAZAH BAYI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
147/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Memberikan perawatan pada jenazah bayi.

153
Tujuan 1308. Membersihkan dan merapikan jenazah
1309. Memberikan rasa puas pada orang tua/keluarga bayi.

Kebijakan Dilakukan perawat bayi pada saat bayi meninggal dunia

Prosedur 1310. Persiapan Alat


1311. Perlengkapan bayi
1312. Verban
1313. Kapas
1314. Gunting Verban
1315. Laken
1316. Label bayi yang telah diisi lengkap
a. Nama bayi
b. Nomor register
c. Jenis kelamin
d. Tanggal lahir
e. Tanggal/jam meninggal
f. Nama ruang tempat dirawat
g. Nama orang tua
1317. Surat keterangan kematian yang telah diisi dan
ditandatangani oleh dokter

1318. Pelaksanaan
1319. Alat alat disiapkan
1320. Cuci tangan dengan baik
1321. Alat kedokteran dan alat kesehatan yang masih
menempel pada bayi dilepaskan. Bila disposible langsung
masukkan ketempat sampah dengan plastik kuning. Bila
reuseable rendam dengan larutan desinfektan.
1322. Komunikasi dengan bayi
1323. Jenazah bayi di lap
1324. Kelopak mata dirapatkan/ditutup
1325. Lubang hidung ditutup dengan kapas
1326. Mulut dirapatkan
1327. Atur posisi tangan bayi sesuai dengan agama yang
dianut oleh orang tua bayi
1328. Bungkus bayi dengan laken putih
1329. Bedong bayi dan izinkan orang tua untuk
menggendong/memeluknya.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MERAWAT JENAZAH BAYI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
147/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

154
Unit Terkait 1330. Ruang Rawat Inap Bayi
1331. Kamar Bersalin

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENILAIAN BAYI BARU LAHIR (APGAR SCORE )
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
148/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

155
Pengertian Memberikan penilaian yang tepat tentang keadaan neonatus
sesudah lahir, untuk menentukan derajat kegawat daruratan pada
menit pertama dan kelima.

Tujuan 1332. Menentukan perlu tidaknya melakukan bantuan ventilasi


terhadap bayi baru lahir
1333. Untuk mendapatkan nilai kuantitatif kondisi pasien secara
menyeluruh

Kebijakan Semua bidan yang memimpin atau mendampingi ibu saat bersalin
harus melakukan penilaian terhadap apgar score pada menit
pertama dan kelima setelah bayi lahir.

Prosedur 1334. Penilaian Apgar Score menit pertama dan menit kelima
meliputi :
1335. Jantung / denyut nadi
1336. Usaha nafas yang berhubungan dengan tangis bayi
1337. Tonus otot
1338. Reflek, misal : batuk, bersin pada sat dilakukan
penghisapan lendir
1339. Warna kulit
1340. Menyimpulkan hasil penilaian apgar score dalam bentuk .../...
1341. Mendokumentasikan hasil penilaian pada status bayi, buku
register, status ibu,surat keterangan lahir
1342. Melaporkan hasil kepada dokter

Tabel menentukkan Apgar Score terlampir

Unit Terkait 1343. Kamar Bersalin


1344. Ruang Rawat Inap Bayi

No TANDA NILAI 0 NILAI 1 NILAI 2

1. Jantung, Denyut nadi Tidak ada < 100 x/menit > 100 x/menit
(pulse)
2. Usaha Nafas Tidak ada Lemah Menangis kuat

3. Tonus otot (Activity) Lemah Ekstremita Gerakan aktif /


sedikit fleksi ekstremitas
fleksi

156
4. Refleks (Grimace) Tidak ada Perubahan Bersin/batuk
mimic

5. Warna kulit Selururh tubuh Badan merah/ Seluruh tubuh


biru / putih kaki biru kemerahan

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMASANGAN INFUS PADA BAYI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
149/5.1/04/09/09 00 1/3

157
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah
vena dalam jumlah banyak dan jangka waktu yang lama dengan
menggunakan infus set.

Tujuan 1345. Sebagai tindakan pengobatan


1346. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
1347. Mencukupi kebutuhan nutrisi pada pasien yang tidak dapat
atau tidak boleh makan/minum peroral

Kebijakan 1348. Semua perawat/bidan yang melakukan tindakan


pemasangan infus pada bayi harus sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan oleh RSBDT
1349. Tindakan yang dilakukan harus menjaga ke sterilisasi IV
cateter, selang infus maupun cairan infus yang digunakan
1350. Waktu menggunakan tindakan pemasangan infuse harus
memperhatikan kenyamanan bayi (tidak terjadi hipotermi)

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Standar Infus
2. Set Infus
3. Cairan sesuai program medik
4. IV Catheter sesuai ukuran, no.24, 25 dan no.27
5. Perlak
6. Tourniquet
7. Alkohol swab
8. Plester
9. Gunting
10. Kassa steril
11. Sarung tangan
12. Verban
13. Gunting verban
14. Spalk
15. Lampu sorot

B. Persiapan Pasien
1. Di informasikan kepada keluarga pasien mengenai tindakan
yang akan dilakukan
2. Persetujuan tindakan medik
3. Bayi dibedong
4. Lampu sorot diarahkan ke daerah yang akan dipasang

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMASANGAN INFUS PADA BAYI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
149/5.1/04/09/09 00 2/3

158
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur C. Tata cara Pelaksanaan :
1. Alat-alat yang akan digunakan disiapkan dan didekatkan ke
pasien
2. Cuci tangan
3. Swab bagian karet atau akses yang akan ditusuk dengan
alkohol swab
4. Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan ke
bagian karet atau akses selang ke botol infus
5. Tutup klem slang dan tusuk selang ke botol infus
6. Isi cairan ke dalam set infus dengan ruang tetesan hingga
terisi sebagian dan buka klem selang hingga cairan
memenuhi selang dan udara selang keluar
7. Letakkan pengalas dibawah tempat vena yang akan
dilakukan penginfusan
8. Lakukan pembendungan dengan tourniquet (karet
pembendung) 10-12 cm diatas tempat penusukan
9. Gunakan sarung tangan steril
10. Desinfeksi daerah yang akan di tusuk dengan alkohol swab
11. Lakukan peregangan pada vena sehingga vena dapat tampak
lebih jelas dan tidak berkelok-kelok
12. Insersesi IV catheter sesuai dengan arah aliran vena
keproksimal/ke arah jantung
13. Setelah diyakini masuk ke pembuluh darah, akan tampak
darah keluar dari kanus IV catheter
14. Tarik jarum 1/3 bagian dari penampangnya, lalu masukan
seluruh penampang ke dalam vena
15. Tarik jarum, sambil menekan bagian ujung IV catheter
dengan ujung jari telunjuk
16. Sambungkan infus set dengan IV catheter
17. Alirkan cairan infus 10-15 tetes
18. Lakukan fiksasi IV catheter dengan kassa, plester, stabilisasi
dengan menggunakan spalek
19. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan pada bagian
pemasangan infus dan alat infus dengan menggunakan
plaster.
20. Rapikan bayi dan tidurkan bayi dalam bor bayi.
21. Rapikan alat yang digunakan.
22. Buang jarum pada safety box/ kontener benda tajam.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMASANGAN INFUS PADA BAYI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
149/5.1/04/09/09 00 3/3

159
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 23. Lepaskan sarung tangan, buang sarung tangan ke tempat
sampah medis.
24. Cuci tangan.
25. Mendokumentasikan tindakan memasang infus pada porm
pelaksanaan perawatan.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR BAYI ATAU INKUBATOR
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
150/5.1/04/09/09 00 1/1

160
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Menyiapkan inkubator dengan segala perlengkapannya.

Tujuan Inkubator siap pakai.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

Prosedur a. Persiapan Alat


1. Inkubator dengan kasurnya
2. Sprei sesuai dengan ukurannya
3. Perlak/Underpad
4. Kain pengalas

b. Pelaksanaan
c. Waktu Pelaksanaan
1351. Pada waktu akan menerima pasien baru
1352. Setelah klien pulang/meninggal
1353. Setelah pembersihan besar sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan
a. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan didekatkan ke inkubator
2. Sprei dipasang dan bagian sisi-sisinya dimasukkan ke
bawah kasur
3. Pasang perlak/underpad
4. Kain pengalas/popok dipasang di atas perlak/underpad
5. Inkubator dihidupkan/dinyalakan
6. Seting inkubator disesuaikan dengan suhu bayi

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Bayi


2. Kamar Bersalin

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMASANGAN TERAPI BL ATAU FOTO TERAPI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
151/5.1/04/09/09 00 1/2

161
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Terapi sinar dengan panjang gelombang cahaya 450-460 mm.

Tujuan Untuk menurunkan kadar bilirubin didalam jaringan dan serum


dengan cara menyinari seluruh permukaan tubuh/kulit bayi sehingga
dapat memecah bilirubin jadi larut dalam air dan dapat dikeluarkan
bersama urine.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

Prosedur b. Indikasi
Foto terapi dilakukan bila kadar bilirubin indirek sudah mencapai
setengah dari indeks tranfusi tukar

c. Persiapan
1354. Orang tua, jelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan, tujuan dan kegunaan foto terapi
1355. Alat foto terapi siap pakai
1356. Lingkukan dipertahankan suhu kamar 28-30 ºC
1357. Klien/bayi
1358. Perawat cuci tangan
1359. Lepaskan baju dan popok bayi
1360. Pastikan suhu bayi dalam batas normal
1361. Timbamg berat badan bayi
1362. Pasang plester non alergi dipelipis kanan dan kaki
1363. Pasang penutup mata dengan bahan yang tidak
tembus sinar, tempelkan plester penutup mata, daerah
genetalia tidak harus ditutup. Penutup mata dapat juga
menggunakan eye protector.

a. Pelaksanaan
1364. Baringkan bayi dibawah foto terapi dengan jarak 40-60
cm
1365. Hidupkan lampu foto terapi
1366. Catat tanggal dan awal penggunaan foto terapi,
pencatatan dilakukan berkesinambungan
1367. Observasi warna kulit tiap 8 jam, catat warna dan
keadaan kulit
1368. Ubah posisi tidur, terlentang/tengkurap tiap 3 jam
1369. Monitor suhu untuk mencegah hipertermia
1370. Cukupi kebutuhan cairan klien

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMASANGAN TERAPI BL ATAU FOTO TERAPI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
151/5.1/04/09/09 00 2/2

162
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 1371. Lepaskan penutup mata pada setiap touching time dan
nilai keadaan mata
1372. Melaksanakan kebersihan bayi
1373. Informasikan keadaan bayi setiap hari kepada orng tua
1374. Kolaborasikan dengan dokter dalam pemeriksaan dan
hasil pemeriksaan bilirubin
1375. Matikan lampu selama proses pengambilan darah
1376. Foto terapi dihentikan bila nilai bilirubin dalam batas
normal.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMBERHENTIAN FOTO TERAPI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
152/5.1/04/09/09 00 1/1

163
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Pemberhentian terapi sinar oleh karena kadar bilirubin serum sudah
dalam batas normal.

Tujuan 1. Untuk menghidari efek samping foto terapi dan pemborosan


2. Untuk mengefektifkan terapi

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

Prosedur 1. Indikasi
Kadar bilirubin serum kurang dari 12 mg/dl untuk bayi cukup
bulan dengan berat badan diatas 3000 gr, dan kurang bulan
dengan berat badan kurang dari 2500 gr

2. Persiapan
Gunakan alkohol swab untuk melepaskan plester kalau perlu

3. Pelaksanaan
1. Kedua orang tua diberitahu
2. Cuci tangan
3. Matikan lampu foto terapi
4. Lepaskan penutup mata dengan hati-hati kalau perlu
gunakan/melepaskan plester dipelipis kanan dan kiri
5. Menilai keadaan kulit dan mata bayi
6. Pakaikan baju dan popok kalau perlu dibedong
7. Catat di flow sheet/pengawasan khusus : tanggal, jam, foto
terapi distop dan lamanya terapi sinar
8. Catat tanggal, jam dan jumlah pemakaian lampu foto terapi di
format yang telah disediakan
9. Cuci tangan
10. Kembalikan alat foto terapi ke tempatnya

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMAKAIAN OXYHOOD
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
153/5.1/04/09/09 00 1/1

164
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan pemberian terapi oksigen lebih dari 4-6 liter dengan
menggunakan alat oxyhood/head box, yang diletakkan di bagian
kepala sampai leher bayi.

Tujuan Untuk terapi oksigen pada bayi dengan gangguan pernapasan


(RDS).

Kebijakan Dilakukan oleh semua perawat sesuai dngan instruksi dari dokter
anak.

Prosedur A. Persiapan Alat


1377. Tabung oksigen
1378. Selang oksigen
1379. Alat oxyhood/head box
1380. Alat tulis

B. Penatalaksanaan:
1381. Perawat mencuci tangan
1382. Perawat memasang selang O2 ke tabung oksigen
1383. Perawat menyambung selang O2 ke oxyhood
1384. Perawat memposisikan oxyhood pada kepala sampai
ke bagian leher bayi
1385. Perawat memberikan O2 sesuai dengan instruksi
dokter anak
1386. Perawat mencuci tangan
1387. Perawat mendokumentasikan tindakan pemasangan
oxyhood

Unit terkait Ruang Rawat Inap Bayi

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENGGUNAAN ALAT GDS
DUREN TIGA

165
No. Dokumen No. Revisi Halaman
154/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan untuk mengetahui kadar jumlah gula darah yang
beresiko mengalami hipoglikemia khususnya pada bayi berat badan
kurang dari 2500 gr atau pada bayi dengan berat badan lebih 4000
gr, atau sesuai dengan instruksi dokter anak.

Tujuan Untuk mengetahui kadar jumlah gula darh pada bayi.

Kebijakan 1388. Semua perawat yang melakukan tindakan pemeriksaan gula


darah harus mengerti dan menggunakan alat pemeriksaan gula
darah.
1389. Waktu melakukan tindakan pemeriksaan gula darah harus
memperhatikan keamanan dan kenyamanan bayi.

Prosedur 1390. Persiapan Alat


1391. Alat GDS
1392. Softelix
1393. Needle accu check
1394. Accu check active (stick GDS)
1395. Alkohol swab

1396. Penatalaksanaan
1397. Perawat mencuci tangan
1398. Masukkan Accu check active pada bagian alat
glucotrend
1399. Nyalakan mesin glukotrend
1400. Glucotrend akan mengeluarkan angka, cocokkan
angka dengan angka kode pada accu check
1401. Setelah kode angka timbul pada layar glucotrend
masukkan stik accu check sesuai dengan arah panah aktif
1402. Pada layar monitor kade angka tersebut akan hilang
dan alat siap digunakan
1403. Teteskan darah pada bagian stik (accu check active)
pada bagian yang berwarna orange
1404. Setelah itu tunggu sesaat, hasil pemeriksaan gula
darah akan timbul
1405. Matikan alat glucotrend
1406. Lepaskan accu check active
1407. Rapikan alat
1408. Catat hasil pemeriksaan gula darah pada
dokumentasi tindakan keperawatan
1409. Perawat mencuci tangan

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

166
RUMAH SAKIT
BERSALIN PIJAT BAYI PADA BAYI CUKUP BULAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
155/5.1/04/09/09 00 1/5

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Touch adalah sentuhan alamiah pada bayi yang dapat berupa
tindakan mengusap, mengurut atau memijat.
Pijatan pada bayi merupakan rangsangan/stimulasi taktil-kinestetik,
komunikasi verbal dan perwujudan rasa cinta kasih orang tua
terhadap bayi.

Tujuan 1410. Membantu bayi untuk berlatih relaksasi.


1411. Membuat tidur lebih lelap dan lama.
1412. Membantu penaturan sistem pencernaan, sistem respirasi
dan sirkulasi.
1413. Membuat ikatan/bonding dengan ibu/orang tua.
1414. Membantu meredakan ketidaknyamanan.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat di ruang bayi

Prosedur A. Persiapan Pemijatan


1415. Ruang kamar hangat dan tidak berangin.
1416. Bila bayi masih di RS, pemijatan dilakukan didalam
inkubator atau di bawah penghangat khusus (infant warmer).
1417. Sediakan watu yang cukup.
1418. Usahakan pada posisi yang nyaman dan santai (untuk
bayi dan yang memijat).
1419. Alas rata dan lembut.
1420. Sediakan handuk, baju ganti, dan lotion/baby oil.
1421. Kuku pendek dan tidak memakai perhiasan di jari
tangan.
1422. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemijatan.

B. Tehnik Stimulasi Pijat


1423. Pijatan wajah
1424. Caress Love :
Menggunakan seperempat ujung telapak tangan
menekan pada kening bayi.
1425. Relax :
Kedua ibu jari memijat daerah di atas alis dari tengah ke
samping.

167
RUMAH SAKIT
BERSALIN PIJAT BAYI PADA BAYI CUKUP BULAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
155/5.1/04/09/09 00 2/5

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur B. Tehnik Stimulasi Pijat
Pijatan wajah
1427. Circle Down :
Memijat dari pangkal hidung turun sampai tulang pipi
mengunakan ibu jari telunjuk dengan gerakan memutar
perlahan.
1428. Smile :
Memijat diatas mulut bayi dengan ibu jari dari tengah ke
samping, tarik sehingga dia tersenyum, dilanjutkan
dengan memijat lembut rahang bawah bayi dari tengah ke
samping seolah membuat bayi tersenyum.
1429. Cute :
Ahiri pijatan wajah dengan memijat secara lembut daerah di
belakang telinga ke arah dagu.

1430. Pijatan dada


1431. Butterfly :
Mulailah dengan meletakkan kedua telapak tangan di tengah
dada bayi. Menggerakkan kedua telapak tangan ke atas,
kemudian ke sisi luar tubuh dan kembali ke tengah tanpa
mengangkat tangan seperti membentuk kupu-kupu.
1432. Cross :
Membuat pijatan menyilang dengan telapak tangan dari
pinggang ke arah bahu dan sebaliknya. Bergantian kiri dan
kanan.

1433. Pijatan Tangan


1434. Milking :
1435. Milking India
Memegang lengan bayi dengan kedua telapak tangan
seperti memgang pemukul softbol (tangan kanan
menggenggam lengan atas, tangan kiri menggenggam
lengan bawah) sambil menggenggam lengan bayi kedua
tangan di gerakan dari bahu ke pergelangan tangan
seerti memerah.
1436. Milking Swedia
Melakukan gerakan kebalikannya dari pergelangan
tangan ke pangkal lengan (perahan swedia)

168
RUMAH SAKIT
BERSALIN PIJAT BAYI PADA BAYI CUKUP BULAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
155/5.1/04/09/09 00 3/5

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur B. Tehnik Stimulasi Pijat
3. Pijatan Tangan
1437. Rolling :
Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakan
seperti menggulung dimulai dari pangkal lengan menuju
pergelangan tangan.
1438. Squeezing :
Melakukan gerakan memutar/memeras dengan lembut
dengan kedua tangan dari pangkal lengan ke pergelangan
tangan.
1439. Thumb After Thumb :
1440. Dengan kedua ibu jari secara bergantian, pijat seluruh
permukaan telapak tangan dan punggung tangan mulai dari
pergelangan tangan.
1441. Spiral :
Dengan ibu jari pijat seluruh permukaan telapak tanagn dan
punggung tangan mulai dari pergelangan tangan dengan
gerakan memutar.
1442. Finger Shake :
Akhiri pijatan tangan dengan menggoyangkan dan menarik
lembut setiap tangan bayi.

1443. Pijatan Perut


1444. Mengayuh :
Meletakkan telapak tangan kanan di bawah tulang iga dan
hati. Mengerakkan telapak tangan kanan ke bawah dengan
tekanan yang lembut sampai dibawah pusar. Ulangi dengan
telapak tangan kiri bergantian beberapa kali.
1445. Bulan-matahari :
Buat pijatan dengan telapak tangan kanan mulai dari perut
atas kiri ke kanan seatah jarum jam sampai bagian kanan
perut bawah bayi (gerakan bulan). Dengan tangan kiri
lanjutkan gerakan memutar mulai dari perut bawah kiri ke
atas mengikuti jarum jam membentuk lingkran penuh
(gerakan matahari), ulangi beberapa kali.
1446. I Love You :
I : memijat dengan ujung telapak tangan dari perut kiri atau
lurus ke bawah seperti membentuk huruf I
LOVE : memijat dengan ujung telapak tangan mulai dari
perut kanan atas ke kiri kemudian ke bawah membentuk
huruf L terbalik

169
RUMAH SAKIT
BERSALIN PIJAT BAYI PADA BAYI CUKUP BULAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
155/5.1/04/09/09 00 4/5

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur B. Tehnik Stimulasi Pijat
4. Pijatan Perut
c. I Love You :
YOU : memijat dengan ujung telapak tangan mulai dari perut
kanan bawah ke atas membentuk setengah lingkaran ke
arah perut kiri atas kemudian ke bawah membentuk huruf U
terbalik.
d. Walking :
Menekan dinding perut dengan ujung-ujung jari telunjuk
tengah, dan jari manis bergantian berjalan dari sebelah
kanan ke kiri. Mengakhiri pijatan perut dengan mengangkat
kedua kaki bayi kemudian menekankan perlahan ke arah
perut.

1447. Pijatan Kaki


1448. Milking
a. Milking India
Memegang tungkai bayi dengan kedua tangan seperti
memegang pemukul softbol. Sambil memegang tungkai
bayi, kedua tangan digerakkan dari pangkal paha ke tumit
seperti memerah.
b. Milking Swedia :
Melakukan gerakan kebalikannya dengann cara satu
tangan memegang pergelangan kai yang lain memijat dari
pergelangan kaki ke pangkal paha.
1449. Squeezing :
Melakukan gerakan menggenggam dan memutar dari
pangkal paha sampai ke ujung jari kaki.
1450. Thumb After Thumb :
Menekan dengan kedua ibu jari bergantian mulai dari tumit
ke arah ujung-ujung jari kaki. Menekan tiap jari kaki
menggunakan dua jari tangan kemudian ditarik dengan
lembut. Menekan punggung kaki dengan kedua ibu jari
secara bergantian ke arah ujung jari.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PIJAT BAYI PADA BAYI CUKUP BULAN
DUREN TIGA

170
No. Dokumen No. Revisi Halaman
155/5.1/04/09/09 00 5/5

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur B. Tehnik Stimulasi Pijat
6. Pijatan Punggung
1451. Go Back Forward :
Dengan posisi telapak tangan tegak lurus terhadap tulang
punggung dilakukan pemijatan dengan gerakan maju
mundur menggunakan telapak tangan di sepanjang
punggungnya dari leher sampai pantat bayi.
1452. Slip :
Dengan posisi telapak tangan tegak lurus terhadap tulang
punggung dilakukan pemijatan dengan gerakan lurus ke
bawah menggelincir dari leher sampai pantat.
1453. Spiral :
Dengan tiga jari membuat gerakan melingkar kecil di
sepanjang otot punggung dari bahu sampai pantat sebelah
kiri dan kanan.
Akhiri pijatan dengan membuat beberapa kali belaian
memanjang dengan ujung jari dari leher menuju pantat.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

RUMAH SAKIT
BERSALIN PIJAT BAYI PADA BAYI PREMATUR
DUREN TIGA

171
No. Dokumen No. Revisi Halaman
156/5.1/04/09/09 00 1/3

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Touch adalah sentuhan alamiah pada bayi yang dapat berupa
tindakan mengusap, mengurut atau memijat.
Pijatan pada bayi merupakan rangsangan/stimulasi taktil-kinestetik,
komunikasi verbal dan perwujudan rasa cinta kasih orang tua
terhadap bayi.

Tujuan 1454. Membantu bayi untuk berlatih relaksasi.


1455. Membuat tidur lebih lelap dan lama.
1456. Membantu penaturan sistem pencernaan, sistem respirasi
dan sirkulasi.
1457. Membuat ikatan/bonding dengan ibu/orang tua.
1458. Membantu meredakan ketidaknyamanan.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat di ruang bayi.

Prosedur 1459. Persiapan Pemijatan :


1460. Ruang kamar hangat dan tidak berangin.
1461. Bila bayi masih di RS, pemijatan dilakukan didalam
inkubator atau di bawah penghangat khusus (infant warmer).
1462. Sediakan watu yang cukup.
1463. Usahakan pada posisi yang nyaman dan santai (untuk
bayi dan yang memijat).
1464. Alas rata dan lembut.
1465. Sediakan handuk, baju ganti, dan lotion/baby oil.
1466. Kuku pendek dan tidak memakai perhiasan di jari
tangan.
1467. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemijatan.

1468. Tehnik Stimulasi Pijat :


1469. Rangsangan Taktil
1470. Bayi dalam posisi ditengkurapkan
1471. Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2x5 detik
1472. Tiap gerakan diulang 6 kali
1473. Dikerjakan selama 5 menit
1474. Pijatan Kepala :
1475. Letakkan telapak tangan pada dahi.
1476. Usap dari dahi dengan telapak tangan (tidak
dengan ujung jari) sampai pangkal leher dan kembali
ke dahi secara perlahan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PIJAT BAYI PADA BAYI PREMATUR
DUREN TIGA

172
No. Dokumen No. Revisi Halaman
156/5.1/04/09/09 00 2/3

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur B. Tehnik Stimulasi Pijat :
1. Rangsangan Taktil
1477. Pijatan Bahu :
Dengan menggunakan 2 - 3 bagian jari tangan kanan dan
kiri secara bersamaan. Lakukan gerakan menyilang pada
tengkuk dan turun ke siku kemudian masing - masing
menuju ke arah Sebaliknya bersilangan di tengkuk.
1478. Pijatan Punggung :
Dengan menggunakan bantalan jari-jari dari kedua
tangan secara bersamaan pijat secara perlahan kedua
sisi tulang belakang dari leher ke pinggang dan kembali
ke leher. Pastikan tidak melakukan penekanan pada
tulang belakang.
1479. Pijatan Kaki Belakang :
Dengan menggunakan bantalan jari dari tiap tangan, pijat
bagian belakang kedua kaki pada saat bersamaan dari
pangkal paha ke pergelangan kaki dan kembali ke
pangkal paha.
1480. Pijatan Lengan :
Pijat bagian belakang kedua lengan pada saat yang
bersamaan, mulai dari bahu kemudian turun ke
pergelangan tangan dan kembali ke bahu.

1481. Rangsangan Kinestetik


1482. Bayi dalam posisi di telentangkan.
1483. Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2x5detik.
1484. Tiap gerakan diulang 6 kali.
1485. Dikerjakan selama 5 menit.
1486. Menggerakkan siku :
a. Letakkan tangan kita di pangkal lengan untuk
menahan.
b. Dengan menggunakan tangan yang satunya secara
lembut menggerakkan lengan bawah ke arah bahu
secara perlahan kemudian diluruskan kembali.
Lakukan hal yang sama pada lengan satunya.
1487. Pijatan Telapak Tangan :
1488. Letakkan tangan di pergelangan tangan bayi.
1489. Menggerakkan dan memijat telapak tangan
bayi dengan
lembut kearah jari. Akhiri pijatan telapak tangan
dengan menarik lembut setiap jari tangan bayi.

173
RUMAH SAKIT
BERSALIN PIJAT BAYI PADA BAYI PREMATUR
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
156/5.1/04/09/09 00 3/3

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


2. Rangsangan Kinestetik
1490. Menggerakkan lutut :
1491. Memegang tungkai bawah bayi.
1492. Menggerakkan sendi lutut secara lembut ke
arah perut dan kembali ke posisi semula.
1493. Menggerakkan sendi panggul :
1494. Memegang kedua pergelangan kaki.
1495. Menggerakkan paha kearah perut dengan
mendorong perlahan kemudian mengembalikan ke
posisi lurus.
1496. Pijatan Telapak Kaki :
1497. Letakkan tangan di pergelangan kaki.Menggerakkan
dan memijat telapak kaki bayi dengan lembut.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

174
RUMAH SAKIT
BERSALIN MERAWAT PAYUDARA PADA IBU NIFAS
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
157/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Mengajarkan perawatan payudara pada ibu setelah melahirkan.

Tujuan 1498. Memperlancar pengeluaran ASI


1499. Mencegah terjadinya bendungan ASI

Kebijakan Dilakukan oleh bidan dan perawat pada pasien setelah melahirkan
untuk merawat payudara dan memperlancar pengeluaran ASI.

Prosedur 1500. Persiapan Alat


1501. Minyak bersih secukupnya / baby oil
1502. 1 kom berisi air hangat
1503. 1 kom berisi air dingin
1504. 2 kantong pencuci
1505. 1 handuk

1506. Pelaksanaan
1507. Bidan/perawat mencuci tangan
1508. Menutup tirai/korden tempat tidur
1509. Menganjurkan pasien membuka pakaian atas dan bra
1510. Meletakkan handuk melintang di bawah payudara
pasien
1511. Melicinkan tangan dengan minyak/baby oil
1512. Menempatkan kedua telapak tangan diantara kedua
buah dada pasien
1513. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kanan
dengan tangan kanan, 3 jari tangan yang berlawanan membuat
gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara
berakhir pada puting susu (setiap payudara minimal 2x)
1514. Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua
payudara, urutlah payudara dan lepaskan kedua payudara
perlahan-lahan (lakukan gerakan ini 30x)
1515. Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan
tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dan tepi
kearah puting susu (lakukan 30x)
1516. Merangsang payudara dengan air hangat dan air
dingin secara bergantian selama 5 menit untuk setiap payudara
1517. Payudara dibersihkan dan dikeringkan dengan handuk
1518. Mengenakan bra pada pasien
1519. Membuka tirai/korden tempat tidur
1520. Membersihkan dan mengembalikan alat-alat
1521. Bidan/perawat mencuci tangan.

175
Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMINDAHKAN PASIEN INPARTU KE KAMAR BERSALIN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
158/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Tata cara perpindahan pasien inpartu dari ruang observasi/ruang
pasien ke kamar bersalin.

Tujuan Untuk memberikan rasa nyaman dan aman pada pasien.

Kebijakan 1522. Pasien harus dipindahkan ke kamar bersalin bila telah


diperiksa dalam pembukaaan 6-7 cm, kecuali bila ada instruksi
dokter yang merawat pasien.
1523. Setiap pasien yang sudah dipindahkan ke Kamar Bersalin
adalah tanggung jawab bidan/perawat yang bertugas di Kamar
Bersalin.

Prosedur 1524. Persiapan Alat:


1. Kereta dorong
2. Selimut
3. Perlengkapan baju ibu
4. Status pasien

1525. Persiapan Pasien


Pasien dan keluarga diberitahu penjelasan tindakan yang akan
dilakukan.

1526. Pelaksanaan
1. Pasien diperiksa dalam, bila pembukaan 6-7 cm segera lapor
dokter dan mempersiapkan pasien untuk dipindah ke kamar
bersalin.
2. Informasikan terlebih dahulu pada pasien dan keluarga bahwa
ibu akan dipindahkan ke kamar bersalin.
3. Informasikan ke kamar bersalin bahwa akan memindahkan
pasien inpartu dan hasil pemeriksaan terakhir.
4. Bidan kamar bersalin menyiapkan tempat tidur bersalin dan
segala persiapannya.
5. Bila kamar bersalin sudah siap segera pindahkan pasien.
6. Serah terima pasien lengkap:
1527. Riwayat kesehatan pasien.
1528. Keadaan umum ibu saat inpartu.
1529. Hasil pemeriksaan laboratorium dan CTG.
1530. Kemajuan persalinan: His, BJF dan PD terakhir.
1. Serahkan status pasien dan perlengkapan ibu.
176
RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMINDAHKAN PASIEN INPARTU KE KAMAR BERSALIN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
158/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 1531. Bidan Kamar Bersalin melakukan periksa dalam dan
periksa BJF didepan bidan rawat inap
1532. Dari hasil pemeriksaan tersebut bila ada
perbedaan hasil pembukaan (lebih kecil/lebih besar) segera
laporkan ke dokter DPJP.
1533. Catat instruksi yang ada.
1534. Bidan Rawat Inap kembali keruangan
sambil membawa kereta dorong.
1535. Memberitahu ke keluarga pasien bahwa
hanya satu orang yang menunggu di dalam kamar bersalin.

Unit Terkait 1536. Ruang Rawat Inap Ibu.


1537. Kamar Bersalin.

177
MEMINDAHKAN PASIEN KE KAMAR BERSALIN
RUMAH SAKIT
BERSALIN
DUREN TIGA No. Dokumen No. Revisi Halaman
159/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Tata cara memindahkan pasien ke kamar.

Tujuan Memberikan kenyamanan dan rasa aman kepada pasien.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan pada pasien yang akan dilakukan


tindakan ke kamar bersalin.

Prosedur A. Persiapan Alat


1538. Status pasien.
1539. Brankard/kursi dorong.

1540. Persiapan Pasien


Pasien dan keluarga diberitahu tindakan yang akan dilakukan.

1541. Pelaksanaan
1542. Perawat/bidan cuci tangan.
1543. Informasikan Ke kamar bersalin bahwa akan
memindahkan pasien.
1544. Bila kamar berlasin sudah siap,pasien dipindahkan
ke kaberdengan menggunakan brankard/kursi dorong
1545. Serah terima pasien meliputi ku pasien, riwayat
kesehatan pasien.
1546. Serah terima status meliputi kelengkapan
status,instruksi yang telah dilaksanakan dan instruksi yang
belum dilaksanakan, pemeriksaan yang sudah dilakukan.
1547. Pasien yang telah dipindahkan ke kamar bersalin
merupakan tanggung jawab dari perawat/bidan kamar
bersalin.
1548. Informasikan kepada keluarga bahwa pasien
dipindahkan ke kamar bersalin.

Unit Terkait 1549. Ruang Rawat Inap Ibu


1550. UGD
1551. Rawat Jalan

178
RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN VAGINAL TOILET
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan cara memposisikan
pasien dalam keadaan litotomi, dipasang speculum, dilakukan
penyemprotan NaCl melalui vagina kemudian dibersihkan dengan
kapas lidi atau kasa.

Tujuan 1552. Membersihkan adanya perdarahan kehamilan dan keputihan.


1553. Mengurangi adanya infeksi.
1554. Menjaga kebersihan bagian dalam pasien.

Kebijakan Dilakukan oleh dokter dan bidan/perawat yang bertugas pada pasien
perdarahan kehamilan dan keputihan sesuai dengan prosedur yang
berlaku.

179
Prosedur A. Persiapan Alat
1555. Tempat tidur.
1556. Penyangga kaki.
1557. Perlak/Underpad.
1558. Spekulum.
1559. Kapas lidi.
1560. Kasa.
1561. Tampon tang.
1562. Sarung tangan steril.
1563. Larutan NaCl.
1564. Betadine.
1565. Kapas sublimat.

B. Pelaksanaan
1566. Cuci tangan.
1567. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada
pasien.
1568. Mempersilahkan pasien membuka pakaian bagian
bawah dan tidur dalam posisi litotomi.
1569. Memakai sarung tangan.
1570. Membersihkan bagian luar vulva dengan kapas
sublimat.
1571. Memasang spekulum pada pasien.
1572. Menyemprotkan NaCl pada liang vagina pasien.
1573. Membersihkan larutan NaCl dengan kapas lidi/kassa
dengan menggunakan tampon tang.
1574. Jika terdapat perdarahan, oleskan betadine pada
porsio dengan menggunakan kapas lidi/kassa dengan tampon
tang.
1575. Melepas spekulum.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN VAGINAL TOILET
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
160/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 1576. Membersihkan vulva pasien dengan kapas sublimat.
1577. Mempersilahkan pasien memakai pakain bawah
pasien.
1578. Merapikankan dan membersihkan alat.
1579. Cuci tangan.

Unit Terkait 1580. Ruang Rawat Inap Ibu.


1581. Rawat jalan.
1582. Kamar Bersalin.

180
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENGANTARKAN PASIEN TDC PULANG KE BIDAN YANG
DUREN TIGA MERUJUK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


161/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Tindakan yang dilakukan pada pasien kiriman bidan dengan
mengantar pasien kembali ke bidan.

Tujuan 1583. Melanjutkan terapi yang sudah ada di tempat bidan.


1584. Melanjutkan perawatan pasien di tempat bidan yang merujuk.
1585. Menjalin hubungan yang baik antara pihak Rumah Sakit
dengan bidan yang merujuk.

181
Kebijakan Dilakukan oleh perawat pada pasien kiriman bidan saat mengantar
pasien kembali ke bidan.

Prosedur A. Persiapan Alat


1586. Buku pengantar pulang ke bidan.
1587. Lembaran pernyataan pulang/kembali ke bidan.
1588. Alat tulis.
1589. Lembar pesanan pulang.
1590. SKL dan resume medis.
1591. Kuitansi pembayaran.
1592. Tas dan obat-obatan pasien.

B. Pelaksanaan
1593. Perawat mengisi buku pengantar pulang ke bidan,
lembaran kembali ke bidan, dan pesanan pulang.
1594. Perawat mempersiapkan tas yang berisi SKL, resume
medis, dan obat-obatan pasien untuk diserahkan ke bidan.
1595. Perawat menyiapkan pasien dan bayi dalam keadaan
rapi.
1596. Perawat menghubungi sopir ambulance untuk
mengantar pasien ke bidan.
1597. Pasien diantar dengan ambulance oleh perawat dari
Rumah Sakit Bersalin Duren Tiga.
1598. Perawat RSBDT operan keadaan pasien dan obat-
obatan,dan menyerahkan kuitansi pembayaran ke bidan.
1599. Bidan menandatangani buku pengantar pulang
sebagai bukti telah melakukan operan.
1600. Perawat RSBDT dan sopir ambulance kembali ke
RSBDT.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBERIKAN O2 RUANGAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
162/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Tata cara tentang pemberian O2 ruangan.

Tujuan Terlaksananya pengoperasian O2 dengan benar.

Kebijakan Dilakukan oleh bidan/perawat, dokterdan diberikan pada pasien yang


mengalami kekurangan O2.
182
Prosedur a. Persiapan Alat:
i. Kanul O2 dengan flow meter.
ii. Suplai oksigen dan selang.
iii. Plester bila diperlukan.
iv. Air matang untuk tes oksigen.

b. Pelaksanaan:
c.Perawat cuci tangan.
d. Cek oksigen lalu sambungkan selang oksigen dengan
kanulnya dan hubungkan dengan saluran oksigen pada flow
meter.
e. Buka kembali flow meter sesuai dnegan jumlah oksigen yang
dibutuhkan (1-6 lt/mnt).
f. Rasakan pada bagian punggung tangan/pipi.
g. Kemudian tes juga dengan memasukkan ujung kanul pada air
matang sampai terlihat gelembungnya.
h. Pasang cabang kanul pada lubang hidung bayi dengan cara
melingkari kepala atau diselipkan pada daun telinga.
i. Periksa kanul tiap 6-8 jam.
j. Kaji cuping, mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran
oksigen tiap 6-8 jam.
k.Catat kecepatan aliran oksigen, waktu pemasangan, alat bantu
nafas yang digunakan dan respon pasien.
l. Cuci tangan setelah tindakan.

Unit terkait 1. Ruang Rawat Inap Bayi.


2. Kamar Bersalin.
3. Kamar Bedah.
4. UGD.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN VULVA HYGIENE
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
163/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Membersihkan vulva dan daerah sekitarnya, ada gangguan pada
vulva atau tidak dapat melakukan sendiri.

Tujuan 1601. Menjaga kebersihan.


1602. Mencegah infeksi.
1603. Memberikan rasa nyaman.

183
Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan
maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

Prosedur A. Persiapan Alat


1604. Sarung tangan.
1605. Kain pengalas bokong/underpad.
1606. Kapas savlon dan tempatnya.
1607. Bengkok.

B. Pelaksanaan
1608. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan langkah-
langkah yang akan dilakukan.
1609. Pintu dan tirai ditutup.
1610. Perawat mencuci tangan.
1611. Pakaian pasien bagin bawah dibuka.
1612. Pengalas dipasang dibawah bokong pasien.
1613. Perawat memakai sarung tangan.
1614. Dengan tangan kirinya perawat membuka vulva
dengan kapas savlon.
1615. Tangan kanan mengambil kapas savlon dengan pinset,
selanjutnya bersihkan vulva dari atas ke bawah, dimulai dari
labia mayora ke labia minora, kapas kotor dibuang ke dalam
bengkok. Demikian dilakukan beberapa kali sampai vulva
bersih.
1616. Setelah selesai, pasien dirapikan dan posisinya diatur
kembali agar pasien merasa nyaman.
1617. Peralatan dibersihkan dan dikembalikan ke tempat
semula.
1618. Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan.

Unit Terkait 1619. Ruang Rawat Inap Ibu


1620. Kamar Bersalin

RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMY
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
164/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Perawatan yang dilakukan pada daerah iritasi perineum yaitu insisi
untuk memperlebar lubang keluar jalan lahir agar bayi dapat mudah
keluar.

Tujuan 1621. Mencegah terjadinya infeksi.


1622. Menjaga kebersihan pasien.
1623. Memberikan rasa nyaman.

184
Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan
maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

Prosedur A. Persiapan Alat


1624. Kapas savlon dan tempatnya.
1625. Sarung tangan.
1626. Bengkok.
1627. Kassa betadine dan tempatnya.
1628. Perlak/underpad.
1629. Selimut untuk penutup.
1630. Tempat sampah medis.

B. Persiapan Pasien
Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan dan jaga
privacy pasien.

C. Pelaksanaan
1631. Alat-alat disiapkan dan didekatkan pada pasien.
1632. Pintu, jendela/tirai ditutup.
1633. Perawat mencuci tangan.
1634. Pakaian bawah pasien dibuka.
1635. Pasang perlak/underpad dibawah bokong.
1636. Pembalut kotor dibuang di tempat sampah medis.
1637. Pakai sarung tangan dan lakukan vulva hygiene
dengan kapas savlon.
1638. Daerah perineum dan anus dibersihkan.
1639. Kompres luka episiotomy dengan kassa betadine
peras kering
1640. Sarung tangan dilepas.
1641. Perawat mencuci tangan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MELAKUKAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMY
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
164/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Unit Terkait 1642. Ruang Rawat Inap Ibu.
1643. Kamar Bersalin.

185
RUMAH SAKIT
BERSALIN RESUSITASI JANTUNG PARU PADA BAYI DAN ANAK
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
165/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan emergensi yang dilakukan pada kondisi dimana bayi
dan anak mengalami hipoksia akibat kesulitan bernapas atau
respiratory arrest.

Tujuan Mengembalikan fungsi kardiopulmonal dengan memompa jantung


dan memberi ventilasi pada paru sampai fungsi jantung dan paru
pulih.

186
Kebijakan Setiap petugas kesehatan di lingkungan ruang perawatan anak
harus dapat melakukan resusitasi jantung paru dasar (Basic Life
Support) pada kondisi pasien yang mengalami respiratory arrest.

Prosedur 1644. Membebaskan Jalan Nafas


1645. Bebaskan jalan nafas dari hambatan dengan
menempatkan secara tertelungkup kepala bayi lebih rendah
dari tubuh menggunakan tangan. Pertahankan dengan
menempatkannya di atas paha.
1646. Tepuk punggung bayi menggunakan pangkal telapak
tangan untuk mengeluarkan benda atau secret yang
menyumbat.
1647. Jika jalan nafas masih tersumbat, balik bayi dalam
posisi masih tetap kepala lebih rendah.
1648. Lakukan 5 hentakan kecil pada midsternal
menggunakan jari tengah dan jari manis untuk meningkatkan
tekanan intratorak sehingga bayi dapat batuk untuk
mengeluarkan sumbatan. Pegang bayi dengan erat jangan
sampai terjatuh.

1649. Mengembalikan Kesadaran


1650. Jika bayi tidak sadar, buka jalan nafas. Berikan 2
pernafasan buatan.
1651. Jika kesadaran belum pulih, reposisi kepala bayi lebih
ekstensi dan coba tiup pernafasan. Jika gagal ulangi lagi
prosedur sampai sumbatan terangkat.
1652. Pada saat sumbatan terangkat, kaji respirasi dan
pulse.

1653. Memberikan Ventilasi


1654. Ambil nafas, dan tutup mulut bayi dengan mulut anda
rapat-rapat.
1655. Masukkan tiupan udara dengan efektif. Jika dada bayi
bergerak naik turun, udara yang masuk mungkin efektif.
1656. Teruskan memberi pernafasan dengan satu kali
tiupan setiap 3 detik (20 kali tiupan/menit) sampai terdeteksi
denyut nadi.

RUMAH SAKIT
BERSALIN RESUSITASI JANTUNG PARU PADA BAYI DAN ANAK
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
165/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

187
Prosedur 1657. Mengembalikan Denyut Jantung dan Sirkulasi
1658. Kaji denyut jantung bayi dengan palpasi arteri
brachialis. Jika ditemukan pulse, lanjutkan memberi
pernafasan buatan tetapi jangan lakukan kompresi jantung.
1659. Jika tidak ada pulse, lakukan kompresi jantung pada
bayi dengan menempatkan kedua telapak tangan di belakang
toraks dan menekan sternum ke belakang menggunakan
kedua ibu jari dengan cara yang ritmis. Atau gunakan kedua
jari (tengah dan manis) untuk menekan sternum paling sedikit
100 kompresi/menit.
1660. Hembuskan satu tiupan pernapasan setiap 5
kompresi.

Unit Terkait a. Ruang Rawat Inap Bayi.

RUMAH SAKIT
BERSALIN KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PERAWAT DAN STAF MEDIS
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
166/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Komunikasi verbal antar perawat dan/staf medis yang mampu
mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien selama

188
dalam perawatan di rumah sakit melalui pemberian informasi yang
tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima
pesan.

Tujuan 1661. Memastikan keakuratan semua informasi.


1662. Memastikan semua informasi terkini tentang status kesehatan
pasien disampaikan dengan tepat dan benar.
1663. Menurunkan angka kesalahan atau sentinel event.
1664. Meningkatkan keselamatan pasien.

Kebijakan Mengimplementasikan prosedur ”read back” pada setiap order yang


disampaikan secara verbal melalui telepon atau melaporkan hasil-
hasil pemeriksaan dengan nilai yang kritis.

Prosedur Pelaksanaan Prosedur ”Read Back ”


a. Staf yang menerima informasi atau order, mencatat kelengkapan
order atau hasil pemeriksaan kedalam catatan rekam medis pasien
dan membacakan kembali atau ”read back” secara lengkap
informasi atau order yang diterimanya.
b. Untuk obat-obat yang kedengarannya mirip atau ”Sound a like
Drugs”, nama obat harus di eja kata demi kata.
c. Beri tanda pada nama obat atau hasil pemeriksaan yang sudah
dibacakan kembali tersebut, jika si pemberi order atau pemberi
informasi telah menyatakan ”ya” atau ketepatan pengulangan.
d. Beri tanda tangan dan nama jelas perawat yang menerima order
atau informasi serta perawat saksi, catat jam prosedur terjadi.
e. Lakukan verifikasi dalam waktu 1x24 jam atau sesuai kebijakan RS
setempat kepada dokter yang memberi order pada saat datang
berkunjung dengan memberi tanda tangan dan nama jelas, tanggal
dan jam verifikasi pada catatan sebelumnya.

Unit Terkait 1665. Ruang Rawat inap Ibu.


1666. Ruang Rawat Inap Bayi.
1667. Kamar Bersalin.
1668. Kamar Bedah.
1669. UGD.
1670. Farmasi.
1671. Rawat Jalan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENURUNKAN RISIKO PASIEN CIDERA AKIBAT JATUH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
167/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke
lantai, atau ketempat lainnya yang lebih rendah pada saat istirahat
189
maupun pada saat pasien terbangun yang disebabkan oleh berbagai
kondisi penyakit stroke, epilepsi, kejang, penyakit kronis lainnya atau
karena terlalu banyak aktivitas atau akibat kelalaiaan perawat

Tujuan 1. Sebagai pedoman perawat dalam penatalaksanaan mengurangi


cidera pasien akibat jatuh.
2. Tidak terjadinya cidera pasien akibat jatuh.

Kebijakan Semua perawat mengurangi cidera pasien akibat jatuh sesuai


standar yang telah ditetapkan.

Prosedur A. Persiapan Alat


1672. Tempat tidur.
1673. Kursi roda.
1674. Bel.

B. Pelaksanaan
1675. Lakukan pengkajian dengan mengidentifikasi faktor
resiko pasien cidera dengan skala Morce.
1676. Identifikasi faktor risiko penggunaaan obat-oabatan
yang sering meningkatkan risiko pasien jatuh (obat sedative,
hypnotic, analgesic, psikotropik , anti depresan, laxative dan
diuretic).
1677. Lakukan mobilisasi pasien sesuai SOP (protokol) yang
telah ditetapkan, (memindahkan pasien dari tempat tidur, kursi
roda, stretcher).
1678. Penuhi permintaan bell pasien terhadap kebutuhan
makanan, cairan, dan kebutuhan eleminasi sesegera
mungkin.
1679. Tingkatkan pemenuhan pola tidur normal pasien.
1680. Komunikasikan faktor risiko pasien jatuh pada pasien,
keluarga dan ingatkan pasien untuk pencet bel bila
memerlukan bantuan perawat.
1681. Gunakan istrumen yang sahih (valid) serta dapat
dipercaya (reliable) untuk memprediksi faktor risiko pasien
jatuh.
1682. Berikan pengertian pada pasien dan keluarga untuk
memahami faktor risiko karena perubahan tingkat
ketergantungan, gangguan adaptasi terhadap perubahan
lingkungan, perubahan daya ingat, perubahan sensorik,
perubahan motorik serta gangguan komunikasi.

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENURUNKAN RISIKO PASIEN CIDERA AKIBAT JATUH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
167/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


190
Prosedur 1683. Yakinkan jumlah tenaga perawat cukup pada setiap
shift.
1684. Perhatikan kondisi lingkungan pasien :
1685. Peralatan yang digunakan mudah dijangkau.
1686. Penerangan cukup.
1687. Kebisingan terkontrol.
1688. Pindahkan pasien yang berisiko jatuh dekat nurse
station. Monitoring ketat pasien dengan risiko tinggi jatuh
dengan memberi tanda pada tempat tidur pasien: hijau =
resiko rendah, kuning = resiko sedang, merah = resiko tinggi.
1689. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang rambu-
rambu pasien jatuh.
1690. Libatkan keluarga dalam pencegahan pasien jatuh.
1691. Laporkan peristiwa pasien jatuh.

Unit terkait 1692. Rawat Inap Ibu.


1693. Rawat jalan.
1694. Kamar bersalin.
1695. UGD.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMAKAIAN CTG
DUREN TIGA (CARDIO TOCO GRAFI )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


168/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


191
Pengertian Alat yang dipakai untuk memeriksa denyut jantung janin (DJJ) dan
perubahan-perubahannya yang terjadi akibat aktifitas uterus dan
gerakan janin selama masa kehamilan dan persalinan.

Tujuan a. Untuk pemeriksaan aktifitas uterus dan/ atau gerakan


janin.
b. Untuk mengetahui perubahan akibat gerakan janin.

Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standar prosedur kerja yang berlaku.

Prosedur i. Cuci tangan dahulu


ii. Pasien diberitahu dan alat-alat disiapkan
iii. Posisi pasien terlentang dan kedua kaki diluruskan
iv. Elektrik ban untuk mengikat transducer (2 buah) diletakkan di
bawah punggung pasien
v. Transducer diletakkan pada jantung janin (1) dan difundus uteri
(11) dan dikencangkan oleh elastis ban
vi. Kabel dari masing–masing transducer kealat CTG (sesuai warna)
vii. CTG dinyalakan (tombol kanan bawah) dan tekan bagian
rekaman (tanda) untuk mendapatkan hasil rekaman
viii. Lamanya CTG sesuai instruksi dokter

Unit Terkait 1696. Kamar Bersalin


1697. UGD
1698. Rawat Jalan
1699. Ruang Rawat Inap Ibu

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMELIHARAAN CTG
DUREN TIGA (CARDIO TOCO GRAFI )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


169/5.1/04/09/09 00 1/1

192
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses membersihkan , memelihara maupun memperbaiki alat
CTG agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian atau
sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan a. Alat tetap terjaga kebersihannya.


b. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
c. Mencegah kerusakan alat.
d. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat.

Kebijakan 1700. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan CTG.
1701. Pemeliharaan CTG dilakukan sebelum dan sesudah
pemakaian.
1702. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.
.
Prosedur A. Persiapan alat
1703. spons
1704. sabun
1705. air
1706. lap kering
1707. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan
1708. Lepas interkonecting listrik
1709. Diamkan selama 30 menit untuk mendinginkan
1710. Pakai sarung tangan
1711. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian diseka dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
1712. Noda pada probe dibersihkan dari jelly ,kabel-kabel
dilap dengan lap lembab,lalu dikeringkan digulung dan ditata
kembali

Unit Terkait a. Kamar Bersalin


b. UGD
c. Rawat Jalan
d. Ruang Rawat Inap Ibu

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMBERSIHKAN INCUBATOR
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
170/5.1/04/09/09 00 1/1

193
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses membersihkan , memelihara maupun memperbaiki alat
ambubag agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian
atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan 1713. Alat tetap terjaga kebersihannya.


1714. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
1715. Mencegah kerusakan alat.
1716. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat.

Kebijakan 1717. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan ambubag.
1718. Pemeliharaan ambubag dilakukan sebelum dan sesudah
pemakaian.
1719. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.
.
Prosedur A. Persiapan alat
1720. Spons
1721. Sabun
1722. Air
1723. Lap kering
1724. Sarung tangan

B. Langkah-langkah
1725. Perawat cuci tangan
1726. Perawat memakai sarung tangan
1727. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian diseka dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
1728. Noda dibersihkan, dilap dengan lap lembab,lalu
dikeringkan dan ditata kembali
1729. Melepas sarung tangan
1730. Perawat cuci tangan

Unit Terkait Kamar Bersalin


UGD
Rawat Jalan
Ruang Rawat Inap Ibu

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMAKAIAN BED SIDE MONITOR
DUREN TIGA

194
No. Dokumen No. Revisi Halaman
171/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-092009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu alat yang dipakai untuk monitoring pasien yang terdiri dari
tekanan darah, nadi, saturasi. .

Tujuan Untuk memonitor kondisi pasien selama dilakukan pembiusan.


1736. Untuk menjamin pasien dalam keadaan aman dan nyaman
selama dilakukan pembedahan.
1737. Untuk dapat mengambil tindakan secepat mungkin bila terjadi
tanda-tanda kegagalan monitoring selama anestesi agar
pembedahan berjalan dengan baik dan lancar.

Kebijakan Alat ini dipakai pada pasien yang mau dilakukan tindakan
pembedahan atau pasien dengan observasi ketat.

Prosedur A. Pelaksanaan
1738. Cek kondisi bed side monitor fungsi maupun
kelengkapannya.
1739. Setelah pasien dilakukan pembiusan pastikan pasien
dalam posisi nyaman.
1740. Pasang manset Tekanan darah salah satu lengan
yang tidak terpasang iv kateter.
1741. Pasang oksimetri pada ujung jari pada tangan yang
tidak ada viksasi manset.
1742. Pasang elektrode EKG pada lokasi intercostal apek
kiri dan kanan jantung dan distal kiri jantung.
1743. Pasang kabel elektrode pada elektrode EKG sesuai
lokasi : merah (R) kanan atas,kuning (L) kiri atas,dan hijau di
bagian kiri bawah.
1744. Lakukan perekaman monitoring setiap 5 menit sekali
pada tekanan darah.

Unit Terkait 1745. Kamar Operasi


1746. Kamar Bersalin

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMELIHARAAN BED SIDE MONITOR
DUREN TIGA

195
No. Dokumen No. Revisi Halaman
172/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses membersihkan ,memelihara maupun memperbaiki alat
bed side monitor agar dapat berfungsi secara optimal setiap
pemakaian atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan 1747. Alat tetap terjaga kebersihannya.


1748. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
1749. Mencegah kerusakan alat.
1750. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat.

Kebijakan 1751. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan bed side monitor.
1752. Pemeliharaan bed side monitor dilakukan sebelum dan
sesudah pemakaian.
1753. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.
.
Prosedur A. Persiapan alat
1754. spons
1755. sabun
1756. air
1757. lap kering
1758. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan
1759. Lepas interkonecting listrik
1760. Diamkan selama 30 menit untuk mendinginkan
1761. Pakai sarung tangan
1762. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian diseka dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
1763. Noda pada probe dibersihkan dari jelly ,kabel-kabel
dilap dengan lap lembab,lalu dikeringkan digulung dan ditata
kembali

Unit Terkait 1764. Kamar Bersalin


1765. Ruang Rawat Inap Ibu
1766. Rawat Jalan
1767. UGD

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMAKAIAN EKG (ELEKTRO CARDIO GRAM)
DUREN TIGA

196
No. Dokumen No. Revisi Halaman
173/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Alat yang dipakai untuk merekam aktifitas jantung pasien

Tujuan a. Tercapainya pelayanan yang maksimal pada pasien


b. Untuk mengetahui apabila ada kelainan pada jantung

Kebijakan Semua perawat dan bidan wajib mengetahui dan mengerti cara
mengoprasionalkan EKG

Prosedur 1768. Catatan :


1769. Selama pemakaian alat jangan disentuh.
1770. Jika ingin mengguanakan cara manual, tekan mode
dan muncul manual dan jalankan secara manual.

1771. Persiapan Alat :


a. Alat EKG lengkap.
b. Jelly
c. Nierbekken
d. Tissue untuk pembersih

1772. Persiapan pasien :


1773. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
1774. Pasien ditidurkan dalam posisi terlentang
1775. Pasien ditenangkan
1776. Perhiasan dan lain-lain yang mengandung logam
dilepaskan

1777. Pelaksanaan :
1778. cuci tangan secara prosedural sebelum melakukan
tindakan
1779. beritahu mengenai hal-hal yang akan dilakukan.
1780. Lepaskan baju pasien
1781. Atur posisi pasien,dengan posisi telentang
1782. Oleskan jelly pada bagian dada pasien dan pada kedua
pergelangan tangan dan kaki.
1783. Pasang kabel-kabel EKG sesuai tempatnya di dada dan
pergelangan tangan dan kaki pasien yang sudah diolesi jelly.
1784. Sambungkan kabel ke sumber listrik.
1785. Pasang kabel ke pasien sesuai dengan tempatnya.
1786. Tekan tombol ON/OFF, lalu lihat layar, tunggu sampai
HR muncul dan terlihat terang.
1787. Tekan mode untuk menentukan automatis.
1788. Tekan tombol lead hingga muncul di layar Lead I.

197
RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMAKAIAN EKG (ELEKTRO CARDIO GRAM)
DUREN TIGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


173/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur D. Pelaksanaan
1789. Setelah itu tekan Start dan akan keluar rekaman EKG
sampai selesai
1790. Setelah selesai tekan ON/OFF.
1791. Pasien diberitahu bahwa tindakan sudah selesai, dan
pasien boleh mengenakan baju kembali.
1792. Hasil EKG diberi nama pasien, usia, tanggal dan jam
tindakan.

Unit Terkait 1793. Kamar Bersalin


1794. UGD
1795. Rawat Jalan
1796. Ruang Rawat Inap Ibu

198
RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMELIHARAAN INFUS PUMP
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
174/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses membersihkan , memelihara maupun memperbaiki alat
infuse pump agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian
atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan 1797. Alat tetap terjaga kebersihannya.


1798. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
1799. Mencegah kerusakan alat.
1800. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat.

Kebijakan 1801. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan infuse pump.
1802. Pemeliharaan infuse pump dilakukan sebelum dan sesudah
pemakaian.
1803. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.
.
Prosedur A. Persiapan alat
1804. spons
1805. sabun
1806. air
1807. lap kering
1808. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan :
1809. Lepas interkonecting listrik
1810. Diamkan selama 30 menit untuk mendinginkan
1811. Pakai sarung tangan
1812. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian diseka dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
1813. Noda pada probe dibersihkan dari jelly ,kabel-kabel
dilap dengan lap lembab,lalu dikeringkan digulung dan ditata
kembali
Unit Terkait 1814. Kamar Bersalin
1815. UGD
1816. Rawat Jalan
1817. Ruang Rawat Inap Ibu

199
RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMAKAIAN USG 4 DIMENSI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
175/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Alat yang dipakai untuk memeriksa atau melihat kondisi didalam
rahim dengan suatu alat USG 4 dimensi.

Tujuan 1818. Melihat kondisi didalam rahim


1819. Untuk melihat jenis kelamin janin
1820. Untuk melihat adanya kelainna pada janin
1821. Memeriksa letak janin
1822. Menentukan usia kehamilan
1823. Menentukan taksiran berat janin

Kebijakan Prosedur ini hanya dilakukan oleh dokter spesialis obstetric


gynekology.

Prosedur Pelaksanaan
1824. Melakukan cuci tangan prosedural
1825. Pasang sampiran
1826. Beri tahu kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
1827. Atur posisi pasien dengan terlentang
1828. Tekan tombol on/ off pada CPU
1829. Tekan tombol on/off pada USG ( lampu yang
berwarna merah akan mati )
1830. Tunggu kurang lebih 1-2 menit,sampai layar menunjuk
gambar
1831. Setelah layar menyala tekan freez
1832. Dokter melakukan tindakan
1833. Setelah tindakan rapihkan pasien, rapihkan
alat,matikan alat
1834. Cuci tangan perosedural

Unit Terkait Rawat jalan

200
RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMELIHARAAN USG 4 DIMENSI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
176/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses membersihkan ,memelihara maupun memperbaiki alat
USG4 dimensi agar dapat berfungsi secara optimal setiap
pemakaian .atau sewaktu-waktu dibutuhkan

Tujuan 1835. Alat tetap terjaga kebersihannya.


1836. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
1837. Mencegah kerusakan alat.
1838. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat

Kebijakan 1839. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan USG 4 dimensi.
1840. Pemeliharaan USG 4 dimensi dilakukan sebelum dan
sesudah pemakaian.
1841. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan
.
Prosedur A. Persiapan alat
1842. spons
1843. sabun
1844. air
1845. lap kering
1846. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan :
1847. Pakai sarung tangan
1848. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian diseka dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
1849. Noda dibersihkan, dilap dengan lap lembab,lalu
dikeringkan dan ditata kembali

Unit Terkait Rawat jalan

201
RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMAKAIAN ENDOSCOPY THT
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
177/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses menggunakan alat untuk melihat kondisi hidung
dengan memasukkan alat endoscope.

Tujuan 1850. Untuk melihat kondisi hidung dan naso farink.


1851. Tercapainya pelayanan yang maksimal pada pasien.

Kebijakan Prosedur ini dilakukan oleh dokter spesialis THT.

Prosedur A. Persiapan alat


1852. Sarung tangan
1853. Scope
1854. Video camera system
1855. TV monitor
1856. Light sort system
1857. Kapas
1858. Air hangat

B. Langkah-langkah :
1859. Cuci tangan secara prosedural
1860. Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan
dilakukan
1861. Surat persetujuan tindakan medik
1862. Pasang sampiran
1863. Atur posisi pasien fowler
1864. Nyalakan tv monitor
1865. Sambungkan kamera system ke scope
1866. Sambungkan kabel dengan scope
1867. Tes fokus dengan tulisan atau gambar
1868. Tindakan dilakukan oleh dokter
1869. Setelah selesai tindakan kemudian rapihkan alat dan
rapihkan pasien
1870. Buka sarung tangan
1871. Cuci tangan

Unit Terkait Rawat jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMELIHARAAN ENDOSCOPY THT
DUREN TIGA
202
No. Dokumen No. Revisi Halaman
178/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses membersihkan ,memelihara maupun memperbaiki alat
endoscopy agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian
atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan 1872. Alat tetap terjaga kebersihannya.


1873. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
1874. Mencegah kerusakan alat.
1875. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat

Kebijakan 1876. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan alat endoscopy.
1877. Pemeliharaan alat endoscopy dilakukan sebelum dan
sesudah pemakaian.
1878. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.
.
Prosedur A. Persiapan alat
1879. spons
1880. Larutan enduzem atau sidezem
1881. Wadah atau kom besar
1882. air
1883. lap kering
1884. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan :
a. Pakai sarung tangan
b. Rendam alat endoscopy dengan endozem atau sidezem 1 :
200 selam 3-5 menit dengan larutan hangat 30-40°C
c. Cuci alat dan bilas di dalam air mengalir
d. Keringkan alat simpan pada tempat yang telah disediakan
e. Lepas sarung tangan
1885. Cuci tangan secara prosedural

Unit Terkait Rawat jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMAKAIAN INHALASI NEBULIZER
DUREN TIGA

203
No. Dokumen No. Revisi Halaman
179/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Proses kegiatan mengoperasionalkan alat Nebulizer.

Tujuan Terlaksananya kegiatan pengoperasionalan alat Nebulizer dengan


aman.

Kebijakan Nebulizer dioperasionalkan oleh tenaga terlatih.

Prosedur A. Persiapan alat


1886. Oksigen
1887. Alat nebulezer
1888. Mask dan slang nebulezer
1889. Sarung tangan
1890. Obat-obat nebulezer sesuai kebutuhan

B. Langkah-langkah
a. Siapkan alat inhalasi dan alat yang akan digunakan
b. Pasien diberitahu tindakan yang akan dilakukan
c. Mengkaji prekwensi, jumlah dan kedalaman pernafasan dan
bersihan jalan nafas pasien.
d. Cuci tangan prosedural
e. Memakai sarung tangan
f. Masukkan obat inhalasi ke dalam wadah yang tersedia pada
masker nebulizer
g. Hubungkan alat dengan oulet listrik
h. Tekan tombol ON untuk mengaktifkan alat
i. Pasangkan masker nebulizer kepada pasien antara dagu dan
pangkal hidung
j. Setelah obat inhalasi, tekan tombol OFF untuk menonaktifkan
alat
k. Lepaskan alat dari outlet listrik
l. Lepaskan masker nebulizer, bersihkan dengan air mengalir
m. dan sabun, keringkan dan simpan di menja pasien
n. Bersihkan alat nebulizer, simpan pada tempatnya
o. Sarung tangan dibuka
p. Cuci tangan secara prosedural
q. Mengkaji prekwensi, jumlah dan kedalaman pernafasan dan
bersihan jalan nafas pasien.
r. Mendokumentasikan tindakan kedalam form pelaksaan
keperawatan

Unit Terkait 1891. Ruang Pemulihan


1892. UGD

204
RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMELIHARAAN INHALASI NEBULIZER
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
180/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses membersihkan ,memelihara maupun memperbaiki alat
nebulizer agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian
atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan 1893. Alat tetap terjaga kebersihannya.


1894. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
1895. Mencegah kerusakan alat.
1896. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat.

Kebijakan 1897. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan nebulezer.
1898. Pemeliharaan nebulezer dilakukan sebelum dan sesudah
pemakaian.
1899. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.
.

Prosedur A. Persiapan alat


1900. spons
1901. sabun
1902. air
1903. lap kering
1904. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan :
1905. Lepas interkonecting listrik
1906. Diamkan selama 30 menit untuk mendinginkan
1907. Pakai sarung tangan
1908. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian dicuci dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
1909. Kabel-kabel dilap dengan lap lembab,lalu dikeringkan
digulung dan ditata kembali

Unit Terkait UGD

205
RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMAKAIAN INFANT WARMER
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
181/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Alat yang dipakai untuk menghangatkan bayi baru lahir.

Tujuan Menghangatkan bayi baru lahir.

Kebijakan 1910. Alat ini hanya dipergunakan khusus di kamar bedah dan di
kamar bersalin.
1911. Setiap bayi lahir baik di kamar bedah maupun kamar bersalin
harus dihangatkan dalam infant warmer.
1912. Setiap perawat baik di kamar bersalin maupun di kamar
bedah harus mampu mengoprasionalkan infant warmer sesuai
dengan prosedur yang berlaku di RSBDT.

Prosedur Tata Cara Penggunaan :


1913. Hubungkan kabel dengan stop kontak
1914. Tekan power on-off
1915. Tekan tombol exam list untuk menyalakan lampu
1916. Tekan baby temperatur pada infant warmer untuk mengatur
suhu infant
1917. Tekan star pada infant warm untuk mengatur waktu afgar
skor
1918. Tekan tulisan silence pada infant warmer apabila terjadi
alarm
1919. Tekan tombol exam light untuk mematikan infant terlebih
dahulu
1920. Tekan power on-off untuk mematikan infant warmer

Unit Terkait 1921. Kamar Bedah


1922. Kamar bersalin

206
RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMELIHARAAN INFANT WARMER
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
182/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu proses membersihkan ,memelihara maupun memperbaiki alat
infant warmer agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian
atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan 1923. Alat tetap terjaga kebersihannya.


1924. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
1925. Mencegah kerusakan alat.
1926. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat.

Kebijakan 1927. Setiap perawat yang bertugas di kamar operasi harus dapat
melakukan prosedur pemeluharaan infant warmer.
1928. Pemeliharaan infant warmer itu dilakukan sebelum dan
sesudah pemakaian.
1929. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.

207
Prosedur A. Persiapan alat
1930. spons
1931. prisept
1932. sabun
1933. air
1934. lap kering
1935. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan :
1936. Lepas interkonecting listrik
1937. Diamkan selama 30 menit untuk mendinginkan
1938. Pakai sarung tangan
1939. Buat larutan prisep 0,5gr : 1000 (...%)
1940. Keluarkan spon bed infant dan papan alas
1941. Basahi spons dengan larutan prisep
1942. Mulai pembersihan dengan menyeka bagian atas
infant mulai dari yang bersih ke bagian terkontaminasi yaitu
dari mulai lampu baru ke bagian badan,alat yang terbuat dari
kaca dipersihkan dengan dengan lap lembab dengan diseka
dengan deterjen dibilas dengna lap lembab lalu dikeringkan
dengan lap kering
1943. Noda-noda dihilangkan,alat-alat infant warmer setelah
dibersihkan disusun kembali lalu ditutup dengan kain bersih

RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMELIHARAAN INFANT WARMER
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
182/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Unit Terkait 1944. Kamar Bedah
1945. Kamar bersalin

RUMAH SAKIT
BERSALIN SISTEM EVALUASI BIMBINGAN KLINIK
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
183/5.1/04/09/09 00 1/1

208
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Penilaian yang dilakukan pada mahasiswa diakhir program
bimbingan.

Tujuan Memperbaiki proses bimbingan yang akan datang.

Kebijakan Dilakukan secara periodik setiap selesai periode bimbingan,


diadakan antara pembimbing lapangan dengan pembimbing
pendidikan.

Prosedur A. Persipan Alat :


1946. Form laporan harian.
1947. Buku laporan pencapaian target.
1948. Format penilaian sikap.
1949. Format penilaian tindakan kebidanan.
1950. Hasil presentasi pengamatan kasus.

a. Pelaksanaan :
1951. Evaluasi dilaksanakan secara kontinyu selama praktik
dengan menggunakan format laporan harian.
1952. Penilaian sikap dilakukan setiap pergantian ruangan
dengan format penilaian sikap.
1953. Penilaian tindakan dilakukan sesuai dengan daftar tilik
tindakan.
1954. Batas nilai kelulusan adalah 3.00 (B).
1955. Menilai hasil seminar individu dari masing-masing
kasus yang dibuat, yaitu Asuhan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir serta akseptor KB.

Unit Terkait 1956. Ruang Rawat Inap Ibu.


1957. Ruang Rawat Inap Bayi.
1958. Rawat Jalan.
1959. Kamar bersalin.
1960. Kamar Bedah.

RUMAH SAKIT
BERSALIN TATA TERTIB PRAKTIK MAHASISIWA DAN SANKSI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
184/5.1/04/09/09 00 1/2

Prosedur Tetap Ditetapkan,


Kepala RS.Bersalin Duren Tiga

209
Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Tata cara mahasiswi praktek di RS Bersalin Duren Tiga
yang menyangkut hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan selama praktek di RS Bersalin Duren Tiga.

Tujuan Mahasiswi mengetahui batasan jelas yang boleh dikerjakan


dan yang tidak boleh dilakukan.

Kebijakan Setiap mahasiswi wajib mentaati peraturan RS Bersalin


Duren Tiga.

Prosedur Aktifitas
Yang harus dikerjakan oleh mahasiswi saat praktek
1. Mengobservasi semua tindakan keperawatan,
medis dan kebidanan.
2. Melakukan pengamatan kasus kelompok melalui
pengkajian status klien mulai dari pasien masuk
sampai dengan keluar RS.
3. Melakukan pengamatan kasus secara individu
melalui pengkajian status klien dengan bimbingan
mulai dari pasien masuk sampai dengan keluar RS.
4. Melakukan presentasi kasus secara kelompok.
5. Pasien yang boleh dibuat pengamatan kasus
adalah pasien kelas III.
6. Ciptakan suasana yang kondusif dillingkungan
pasien.
7. Mahasiswi melaporkan diri bila terlambat praktek
kepada CI atau asisten CI ruangan.
8. Mahasiswi wajib menjaga segala peralatan yang
digunakan selama praktek.

Yang tidak boleh dilakukan oleh mahasiswi


Melakukan praktek untuk pasien kelas II, I dan VIP.
Segala tindakan yang bersifat invasif.
E. Melakukan tindakan keperawatan/kebidanan apapun
tanpa pembimbing lapangan maupun pendidikan.
Melakukan pengkajian/tindakan langsung ke pasien.

RUMAH SAKIT
BERSALIN TATA TERTIB PRAKTIK MAHASISWA DAN SANKSI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
184/5.1/04/09/09 00 2/2

Prosedur Tetap Ditetapkan,


Kepala RS.Bersalin Duren Tiga
Tanggal terbit
15-09-2009
210
dr. Fachruddin, SpOG
Prosedur Sanksi
1961. Segala peralatan RS yang rusak akibat
kelalaian mahasiswi, harus diganti oleh mahasiswi
yang bersangkutan
1962. Bila tidak hadir praktek dengan alasan apapun
harus mengganti waktu praktek.
1963. Terlambat lebih dari 30 menit tanpa
pemberitahuan tidak boleh praktek kecuali alasan
yang bisa diterima oleh pembimbing dari kedua belah
pihak.
1964. Bila melanggar peraturan RS dalam
menjalankan praktek maka praktek dibatalkan.
1965. Jika mahasiswi melakukan tindakan medis di
luar sepengetahuan instruktur/pembimbing lahan
praktek RSBDT yang mengakibatkan malpraktek
pada pasien maka hal tersebut menjadi tanggung
jawab mahasiswi.

Unit terkait 1966. Rawat inap ibu dan bayi.


1967. Unit kamar bersalin/operasi.
1968. Unit rawat jalan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN KODE ETIK PERAWAT
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
185/5.1/04/09/09 00 1/3

211
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tingkah laku (etitude) yang harus dilakukan oleh seorang
perawat sesuai dengan etika perawat.

Tujuan 1969. Untuk meningkatkan keterampilan perawat dalam


memberikan asuhan keperawatan yang berpedoman pada etika
keperawatan.
1970. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat/atau
petugas keperawatan selalu berpedoman pada kode etik
keperawatan.

Prosedur A. Tanggung jawab perawat terhadap masyarakat, keluarga dan


pasien :
1971. Perawat dalam melaksanakan pengabdian senantiasa
berpedoman kepada tanggung jawab yang pangkal tolaknya
bersumber dari adanya kebutuhan akan perawatan di RSB
Duren Tiga.
1972. Perawat dalam melaksanakan pengabdian dalam
idang perawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan
yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan
masyarakat.
1973. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya
senantiasa rasa tulus ikhlas, ramah tamah, jujur sesuai
dengan martabatdan tradisi luhur perawatan.
1974. Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama
baik dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam
mengambil prakarsa serta upaya-upaya kesejahteraan
umumnya sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi
kepentingan masyarakat.

B. Tanggung jawab perawat terhadap tugas :


1975. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam
menerapkan ketrampilan perawat yang sesuai dengan
individu, keluarga dan masyarakat.
1976. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya sehubungan tugas yang dipercayakan
kepadanya oleh RSB Duren Tiga.

RUMAH SAKIT
BERSALIN KODE ETIK PERAWAT
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
185/5.1/04/09/09 00 2/3

212
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur B. Tanggung jawab perawat terhadap tugas :
1977. Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan,
ketrampilan keperawatan untuk tujuan yang bertentangan
dengan norma-norma kemanusiaan.
1978. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya
senantiasa dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh
oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, keagamaan,
warna kulit, jenis kelamin, aliran politik yang di anut serta
kedudukan sosial.
1979. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan
keselamatan pasien dalam melaksanakan tugas perawatan
serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika
menerima dan mengalih tugaskan tanggung jawab yang ada
hubungannya dengan perawatan.

C. Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi


kesehatan lain :
1980. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik
antara sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya baik
dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan.
1981. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan,
ketrampilan pengalamannya kepada sesama perawat serta
menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain
dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang
perawatan.

D. Tanggung jawab perawat terhadap profesi perawatan :


1982. Perawat selalu berusaha meningkatkan kemampuan
profesional secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan
jalan menambah ilmu pengetahuan,ketrampilan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan
keperawatan.
1983. Perawat selalu menjunjung tinggi nama baik profesi
perawat dengan menunjukkan tingkah laku dan sifat-sifat
pribadi yang tinggi.

RUMAH SAKIT
BERSALIN KODE ETIK PERAWAT
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
185/5.1/04/09/09 00 3/3

213
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 1984. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan
pembakuan pendidikan dan pelayanan perawatan serta
menerapkan dalam kegiatan-kegiatan pelayanan dan
pendidikan perawatan.
1985. Perawat scara bersama-sama membina dan
memelihara mutu organisasi profesi perawat sebagai sarana
pengabdian.
E. Tanggung jawab perawat terhadap Pemerintah, Bangsa dan
Tanah Air :
1986. Perawat dalam melaksanakan tugasnya senantiasa
harus selalu taat dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1987. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan sebagai kebijaksanaan yang digariskan oleh
Pemerintah dalam bidang kesehatan dan perawatan.
1988. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam
menyumbangkan pikiran kepada Pemerintah dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan dan perawatan kepada
masyarakat.

Unit Terkait 1989. Unit Rawat Inap Ibu.


1990. Unit Rawat Inap Bayi.
1991. Unit Rawat Jalan.
1992. Unit Gawat Darurat.
1993. Kamar Operasi.

RUMAH SAKIT
BERSALIN KODE ETIK BIDAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
186/5.1/04/09/09 00 1/3

214
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tingkah laku yang harus dilakukan oleh seorang bidan sesuai
dengan etika bidan.
Tujuan 1994. Untuk meningkatkan ketrampilan bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan ya pada kode berpedoman pada kode etik
bidan.
1995. Dalam melaksanakanasuhan kebidanan, bidan/petugas
selalu berpedoman pada kode etik.

Prosedur I. Tanggung jawab Bidan terhadap klien dan masyarakat :


1996. Bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan
tugas pengabdiannya.
1997. Bidan dalam menjalankan tugas profesinya
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang
utuh dan memelihara citra bidan.
1998. Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada pada peran, tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
1999. Bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak pasien dan menghormati
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
2000. Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat
dengan id
2001. Bidan berhak mamberikan pertolongkeluarga dan
masyarakat.
2002. Bidan berhak mamberikan pertolongan dan
mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam
tugasnya, termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan
atau rujukan.
2003. Bidan entitas yang sama sesuai dengan
kebutuhankannya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
2004. Bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi
dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong
partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.

II. Tanggung Jawab terhadap Tugasnya :


2005. Bidan senantiasa memberikan pelayanan yang
paripurna kepada klien kepada klien, keluarga dan
masyarakat.

RUMAH SAKIT
BERSALIN KODE ETIK BIDAN
DUREN TIGA

215
No. Dokumen No. Revisi Halaman
186/5.1/04/09/09 00 2/3

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur a. Tanggung Jawab terhadap Tugasnya :
2006. Bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya,
termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau
rujukan.
2007. Bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang
didapat dan atau yang dipercayakan kepadanya, kecuali bila
diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien.

III. Tanggung jawab Terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan


lainnya :
Bidan harus :
2008. Bidan harus menjalin hubungan yang baik dengan
sejawatnya untuk menciptakan m keraja yang serasi.
2009. Bida
n dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

IV. Tanggung jawab terhadap profesinya :


2010. Bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung
tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang
tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
2011. Bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2012. Bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatan sejenisnya, yang dapat meningkatkan
mutu dan citra profesinya.

V. Tanggung jawab terhadap diri sendiri :


2013. Bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat
melakukan tugas profesinya dengan baik.
2014. Bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan nya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

RUMAH SAKIT
BERSALIN KODE ETIK BIDAN
DUREN TIGA

216
No. Dokumen No. Revisi Halaman
186/5.1/04/09/09 00 3/3

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur VI. Tanggung jawab terhadap pemerintah :
2015. Bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam
bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA /KB dan
kesehatan keluarga.
2016. Bidan melalui profesinya berpartisipasi dan
menyumbangkan pikirannya kepada pemerintah untuk
meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA /KB dan kasehatan keluarga.

Unit Terkait 2017. Unit Rawat Inap.


2018. Kamar Operasi.
2019. Kamar Bersalin.

PROSEDUR PENANGANAN MASALAH ETIKA DAN PROFESI


TENAGA KEPERAWATAN

217
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
BERSALIN 187/5.1/04/09/09 00 1/2
DUREN TIGA

Ditetapkan,
Kepala RS.Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Kegiatan yang bertujuan untuk membina etika dan disiplin profesi
tenaga keperawatan,sehingga tercermin nilai-nilai profesional
dalam diri perawat dan bidan.

Tujuan Agar terbina dan terlaksananya etika dan disiplin profesi Tenaga
Keperawatan/Kebidanan sesuai ketentuan yang ada.

Kebijakan 2020. Kebijakan ini digunakan sebagai pedoman dalam


penanganan masalah Etik dan Disipilin Profesi Tenaga
Keperawatan di Rumah Sakit Bersalin Duren Tiga.
2021. Penanganan masalah Etik dan Profesi yang tidak dapat
diselesaikan oleh Kepada Ka.Bidang Keperawatan untuk
dapat ditindak lanjuti.

Prosedur I. Untuk masalah Etika dan Profesi Tenaga Keperawatan(Ringan


dan Sedang) :
a. Kepala Unit menyelesaikan masalah-masalah
etika dan disiplin profesi tenaga keperawatan
b. Bila masalah etika dan disiplin tersebut dapat
diselesaikan.Ka.Unit memberikan laporan kepada
Ka.bag yanmed dan keperawatan sebagai
informasi adanya masalah etika dan disipilin
profesi yang terjadi.
c. Bila masalah tersebut tidak dapat diselesaikan
diunit dan memerlukan pembahasan dalam
lingkup yang lebih luas, maka Ka.Unit merujuk
masalah tersebut kepada Kasie Keperawatan
untuk ditindak lanjuti.

II. Untuk masalah etika dan disiplin profesi Tenaga Keperawatan


(Berat).
d. Penanganan oleh Kabag Yanmed dan
Keperawatan dengan cara :
e. Menggumpulkan data yang berhubungan dengan
kejadian.
f. Menguraikan situasi yang memicu terjadinya
masalah termasuk orang-orang yang terlibat dan
kondisi pasien secara menyeluruh.
g. Menilai kembali masalah etika dan disiplin yang
terjadi untuk diberikan sanksi.

218
RUMAH SAKIT
BERSALIN PROSEDUR PENANGANAN MASALAH ETIKA DAN PROFESI
DUREN TIGA TENAGA KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


187/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Unit Terkait i. Unit Rawat Inap
ii. Unit Rawat Jalan
iii. UGD

219
RUMAH SAKIT
BERSALIN ORIENTASI KARYAWAN BARU KEPERAWATAN
DUREN TIGA RUMAH SAKIT BERSALIN DUREN TIGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


188/5.1/04/09/09 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tanggal Terbit
Tetap 15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Tata cara melakukan program orientasi bagi karyawan baru di
tim Keperawatan.

Tujuan Terjadi transfer informasi yang efektif, efisien dan menyeluruh


bagi karyawan baru di tim keperawatan RS.Bersalin Duren Tiga.

Kebijakan Program ini diberlakukan kepada semua karyawan baru hasil


rekruitmen.

Prosedur Materi Orientasi :


A. Pengenalan Pelayanan K esehatan RS.Bersalin Duren Tiga(1hari):
2022. Sejarah Rumah Sakit Bersalin Duren Tiga
2023. Visi, misi, falsafah, tujuan Rumah Sakit Bersalin Duren Tiga
2024. Struktur organisasi Rumah Sakit Bersalin Duren Tiga
2025. Fasilitas dan sarana yang tersedia dan cara penggunaannya.
2026. Kebijakan serta prosedur serta peraturan karyawan
2027. Prosedur penanganan dalam perbagai bidang (kebakaran dan
distakter)
2028. Hak dan Kewajiban perawat/bidan.
2029. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

B. Pelayanan Keperawatan :
Struktur organisasi keperawatan
Falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan.
2030. Macam-macam pelayanan yang tesedia
2031. Standar praktek keperawatan yang dipakai.
2032. Sistem pelayanan yang tersedia
2033. Standar Praktek Keperawatan yang dipakai.
2034. Sistem pelayanan Keperawatan
2035. Peraturan, kebijakan dan prosedur yang berlaku dalam bidang
keperawatan.
2036. Pola ketenagaan dan system penilaian kinerja keperawatan
2037. Uraian tugas dari tingkat yang terkait dalam orientasi ini dan
mekanisme diunit.
2038. Prosedur penerimaan pasien rawat jalan dan penerimaan
pasien baru masuk.

220
RUMAH SAKIT
BERSALIN ORIENTASI KARYAWAN BARU KEPERAWATAN
DUREN TIGA RUMAH SAKIT BERSALIN DUREN TIGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


188/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur C. Pengetahuan lain yang berhubungan dengan pekerjaan :
2039. Dokumentasi Keperawatan dan Rekam Medik.
2040. Pasien Safety.
Orientasi unit : yaitu mengorientasikan perawat baru ke unit kerja
atau unit dimana perawat tersebut ditempatkan.

Unit Terkait 2041. Rawat Inap.


2042. Rawat Jalan.
2043. UGD.
2044. Kamar Operasi.
2045. Kamar Bersalin.

221
RUMAH SAKIT
BERSALIN SELEKSI TENAGA KEPERAWATAN UNTUK PENDIDIKAN
DUREN TIGA BERKELANJUTAN (PKB) FORMAL S-1 KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi : Halaman :


189/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap 15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Sistem seleksi pengembangan tenaga pendidikan formal tenaga
keperawatan S-1 adalah suatu cara yang dapat menuntun dalam
pemilihan tenaga keperawatan mengembangkan pendididkan formal
lanjutan yang lebih tinggi dari pendidikan keperawatan sebelumnya.

Tujuan 2046. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan RS.Bersalin


Duren Tiga.
2047. Meningkatkan dan memelihara kemampuan
profesionalisme seluruh tenaga keperawatan RS.Bersalin Duren
Tiga.

Kebijakan 2048. Mempunyai masa kerja 5 th di RS.Bersalin Duren Tiga.


2049. Usia dibawah 44 th dan ikatan dinas.
2050. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan oleh dokter
RS.Bersalin Duren Tiga.
2051. Penilaian kinerja.
2052. Kesempatan mengikuti ujian seleksi di RS.Bersalin
Duren Tiga.
2053. Menyerahkan surat pernyataan ijin dari suami bagi yang
telah berkeluarga.
2054. Ada pernyataan setelah lulus bersedia ditempatkan
sesuai dengan kebutuhan RS.Bersalin Duren Tiga.

222
Prosedur a. Tata Cara Pelaksanaan :
2055. Calon peserta mengajukan permohonan lambat satu setengah
bulan sebelum tanggal ujiannya.
2056. Ka.Instalasi mengirimkan penilaian kinerja Ka.Bag Yanmed
dan Keperawatan.
2057. Ka.Bag Yanmed dan Keperawatan mengajukan nama-nama
peserta untuk dilakukan ujian seleksi keperawatan.
2058. Kepala Seksi Keperawatan menentukan jadual ujian seleksi
kepada peserta dan unit terkait.
2059. Kepala Seksi Keperawatan mengadakan ujian seleksi
keperawatan dan mengirim nilai ujian ke Direktur dan
memprakarsai rapat kredensialuntuk menentukan kelulusan.
2060. Bagi yang lulus seleksi dapat melakukan pendaftaran ke S-1.

a. Dokumen Pendukung
2061. Surat permohonan tugas belajar.
2062. Surat rekomendasi dari Ka.Instalasi.
2063. Surat tugas belajar dari Kepala Rumah Sakit.
2064. Evaluasi kinerja.
2065. Surat perjanjian tugas belajar.

RUMAH SAKIT
BERSALIN SELEKSI TENAGA KEPERAWATAN UNTUK PENDIDIKAN
DUREN TIGA BERKELANJUTAN (PKB) FORMAL S -1 KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


189/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Unit Terkait a. UGD.
b. Rawat Inap.
c. Rawat Jalan.
d. Kamar Bersalin.
e. Kamar Operasi.

223
RUMAH SAKIT
BERSALIN SELEKSI TENAGA KEPERAWATAN UNTUK PKB FORMAL D-III
DUREN TIGA KEPERAWATAN/KEBIDANAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


190/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Sistem seleksi pengembangan tenaga pendidikan formal tenaga
keperawatan/kebidanan D-III adalah suatu cara yang dapat
menuntun dalam pemilihan tenaga keperawatan mengembangkan
pendididkan formal lanjutan yang lebih tinggi dari pendidikan
keperawatan sebelumnya.

Tujuan 2066. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan RS.Bersalin


Duren Tiga.
2067. Khusus meningkatkan dan memelihara kemampuan
profesionalisme seluruh tenaga keperawatan RS.Bersalin Duren
Tiga.

224
Kebijakan 2068. Mempunyai masa kerja 5 th di RS.Bersalin Duren Tiga.
2069. Usia dibawah 44 th dan ikatan dinas.
2070. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan oleh dokter
RS.Bersalin Duren Tiga.
2071. Penilaian kinerja.
2072. Kesempatan mengikuti ujian seleksi di RS.Bersalin Duren
Tiga.
2073. Menyerahkan surat pernyataan ijin dari suami bagi yang telah
berkeluarga.
2074. Ada pernyataan setelah lulus bersedia ditempatkan sesuai
dengan kebutuhan RS.Bersalin Duren Tiga.

Prosedur 2075. Tata cara pelaksanaan :


2076. Calon peserta mengajukan permohonan lambat satu
setengah bulan sebelum tanggal ujiannya.
2077. Ka.Instalasi mengirimkan penilaian kinerja Ka.Bag Yanmed
dan Keperawatan.
2078. Ka.Bag Yanmed dan Keperawatan mengajukan nama-
nama peserta untuk dilakukan ujian seleksi keperawatan.
2079. Kepala Seksi Keperawatan menentukan jadual ujian seleksi
kepada peserta dan unit terkait.
2080. Kepala Seksi Keperawatan mengadakan ujian seleksi
keperawatan dan mengirim nilai ujian ke Direktur dan
memprakarsai rapat kredensial untuk menentukan kelulusan.
2081. Bagi yang lulus seleksi dapat melakukan pendaftaran ke D
III.

RUMAH SAKIT
BERSALIN SELEKSI TENAGA KEPERAWATAN UNTUK PKB FORMAL D-III
DUREN TIGA KEPERAWATAN/KEBIDANAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


190/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Prosedur 2082. Dokumen pendukung :
2083. Surat permohonan tugas belajar
2084. Surat rekomendasi dari Ka.Instalasi
2085. Surat tugas belajar dari Kepala Rumah Sakit
2086. Evaluasi kinerja
2087. Surat perjanjian tugas belajar

225
Unit Terkait a. UGD
b. Rawat Inap
c. Rawat Jalan
d. Kamar Bersalin
e. Kamar Operasi

RUMAH SAKIT
BERSALIN PROSEDUR PERAWAT KONTROL
DUREN TIGA No. Dokumen No. Revisi Halaman
191/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Seorang perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengkoordinasikan kegiatan pelayanan
keperawatan diseluruh unit perawatan pada malam dan hari libur.

Tujuan Terlaksananya pelayanan perawatan pasien di unit secara


berkesinambungan dengan aman, efektif dan berkwalitas.

226
Kebijakan Apabila setiap kepala seksi tidak hadir atau diluar jam kerja atau pada
hari libur harus ada perawat control yang menggantikan
mengkorrdinasikan kegiatan pelayanan keperawatan diseluruh
Rumah Sakit Bersalin Duren Tiga.

Prosedur Pelaksanaan
2088. Perawat control dipilih sesuai kriteria yang di tetapkan
2089. Daftar dinas disusun 3 minggu tanggal satu bulan berikutnya
2090. Diedarkan keruangan 2 minggu sebelumnya
2091. Setiap perawat bertugas antara 2-3 bulan sekali
2092. Setiap ruangan di ambil 1-2 tenaga perawat kontrol
2093. Bila berhalangan, perawat dapat bertukar tangal dinas pada
bulan yang sama.
2094. Bila mendadak berhalangan/sakit
2095. Dinas sore dan malam
Penanggung Jawab Unit mencari pengganti yang setara dan
sesuai pedoman dinas kontrol dan memberi tahu ke Kasie,
kemudian di koordinasikan ke Ka.Bidang Pelayanan Medik
dan Keperawatan
2096. Dinas pagi dan hari libur
Bidang perawatan yang mencari pengganti diantara Kasie

Unit Terkait 2097. Unit rawat inap


2098. Unit Gawat Darurat
2099. Kamar bayi
2100. OK/VK

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENCATATAN DAN PELAPORAN TUGAS JAGA PERAWAT
DUREN TIGA KONTROL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


192/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Menyerahkan dan menerima tugas secara berkesinambungan dari
perawat kontrol kepada kaur atau kepada perawat kontrol berikutnya.

227
Tujuan 2101. Memelihara dan melaksanankan asuhan keperawatan secara
berkesinambungan.
2102. Untuk mengetahui dengan pasti jumlah pasien rawat inap
yang memerlukan perawatan khusus atau istimewa.
2103. Mengetahui masalah yang terjadi yang menyangkut kejadian
di Rumah Sakit Bersalin Duren Tiga

Kebijakan Pencatatan dan pelaporan tugas jaga perawat control herus


menggambarkan kejadian atau masalah yang terjadi di dalam rumah
sakit pada periode penugasan.

Prosedur 2104. Kualifikasi perawat kontrol


a. Pendidikan D III Keperawatan/ Kebidanan
b. Mempunyai pengalaman sebagai penanggung jawab ruangan/
koordinator Askep
c. Pengalaman menjadi pelaksana perawatan 2-3 tahun
d. Memiliki kemampuan kepemimpinan
e. Berwibawa
f. Sehat jasmani dan rohani

2105. Setiap pergantian dinas :


2106. Dinas sore : j.10.00 –j.21.00 WIB
2107. Dinas malam : j.21.00 – j.10.00 WIB

2108. Serah terima dilaksanakan oleh :


a. Pihak pertama :
Perawat kontrol yang menghadiri pelaksanaan tugas pada
saat itu.
b. Pihak kedua :
Perawat kontrol yang akan melaksanankan tugas pada waktu
itu.

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENCATATAN DAN PELAPORAN TUGAS JAGA PERAWAT
DUREN TIGA KONTROL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


192/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

228
Prosedur 2109. Pelaksanaan.
a. Membaca buku laporan yang tertulis oleh perawat kontrol
yang bertanggung jawab pada shift sebelumnya dan
memeriksa catatan keperawatan mengenai asuhan yang telah
diberikan dan rencana berikutnya
b. Menerima laporan dari perawat kontrol sore baik di
keperawatan di UGD maupun di seluruh rumah sakit
c. Mengambil tindakan apabila ada pertimbangan yang harus
ditangani menyangkut askep di pelayanan RSBDT
d. Mengontrol atau mensupervisi kegiatan pelayanan RSBDT

Unit Terkait 2110. UGD


2111. Perawatan Ibu
2112. Perawatan Bayi
2113. Rawat Jalan
2114. Kamar Bersalin
2115. Kamar Operasi

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENGATURAN TUGAS JAGA SESUAI PERSYARATAN
DUREN TIGA DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


193/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

229
Pengertian Suatu sistem yang dibuat sebagai acuan dalam mengatur tugas
sesuai dengan persyaratan kwalifikasi tenaga keperawatan yang
tersedia agar pelayanan pembedahan berjalan secara optimal.

Tujuan Terpenuhi pelayanan pembedahan yang efektip dan efisien diisetiap


jam kerja/shift kerja.

Kebijakan Setiap perawat kamar operasi harus bersedia sebagai on call.

Prosedur 2116. Satu hari tugas jaga terdiri dari 3 shift yang terdiri dinas pagi
j.08.00-14.00,dinas sore j.14.00-20.00,dinas malam j.20.00 -
j.08.00
2117. Setiap shift terdiri dari 1 team operasi yang beranggotakan :
2118. Perawat sebagai instrument
2119. Perawat sebagai sirkulasi
2120. Perawat sebagai asisten
2121. Setiap shift P,S,M terdiri yang beranggotakan :
2122. Perawat sebaggai instrument
2123. Perawat sebagai sirkulasi
2124. Perawat sebagai asistent
2125. Jumlah ketenaga kerjaan setiap shift 2 orang.Apabila ada
tindakan operasi ketenagaan dipenuhi dengan sistem on call.
2126. Untuk jadwal instrument apabila dinas pagi dijadwal untuk
instrument malam (on call),apabila dinas sore dijadwalkan untuk
instrument pagi (on call),apabila dinas malam dijadwalkan untuk
instrument sore ( on call).

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENGGANTIAN PEJABAT/KEPALA URUSAN KEPERAWATAN
DUREN TIGA BILA BERHALANGAN HADIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


194/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

230
Pengertian Pemegang jabatan dari suatu jabatan struktural maupun fungsional
organisasi keperawatan seperti Kepala Seksi Keperawatan dan
Penanggung Jawab Ruangan.

Tujuan Agar kelangsungan organisasi berjalan dengan lancar.

Kebijakan Setiap penggantian pejabat atau pergantian kepala seksi


keperawatan bila berhalangan hadir harus menunjuk pengganti yang
ditentukan oleh Kepala pelayanan medis.

Prosedur 2127. Kepala Bidang Perawatan


Bila Kepala Bidang berhalangan hadir secara tiba-tiba (sakit dll),
maka yang menggantikan tugas adalah salah satu Kepala Seksi
Perawatan yang ditunjuk oleh Direktur Medik dan Keperawatan.
a. Karena cuti maka yang menggantikan tugasnya adalah salah
satu Kepala Seksi sesuai kesepakatan.
2128. Penanggung Jawab Ruangan (PJR)
Bila PJR berhalangan hadir maka yang menggantikan tugas
adalah Wakil Koordinator Askep diruangan yang sama.
2129. Koordinator Askep
Bila Wakil Koordinator Askep berhalangan hadir maka
penggantinya adalah Ketua Tim.
2130. Perawat Kontrol
Bila perawat kontrol berhalangan hadir malam tugas dilimpahkan
kepada perawat di ruangan yang sama dan berkemampuan
setingkat dengan perawat kontrol yang digantikan sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan.

Unit Terkait 2131. Rawat Inap


2132. Rawat Jalan
2133. Kamar Bedah
2134. UGD
2135. Kamar Bersalin

RUMAH SAKIT
BERSALIN PROSEDUR PERAWAT ON CALL
DUREN TIGA No. Dokumen No. Revisi Halaman
195/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

231
Pengertian Perawat on call adalah perawat yang dipanggil setiap ada
kegiatan/tindakan operasi P/S/M khususnya fungsi untuk
instrumentasi.

Tujuan Terlaksananya pelayanan pembedahan di unit kamar operasi dengan


cepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga di kamar operasi.

Kebijakan 2136. Perawat on call dipanggil diluar jam kerja P/S/M.


2137. Apabila tindakan diatas jam 22.00 WIB perawat yang
berfungsi sebagai on call di antar dan di jemput oleh
kendaraan Rumah Sakit Bersalin Duren Tiga.
2138. Perawar on call harus datang setengah jam sebelum
operasi dimulai.
2139. Wajib masuk asrama yang disiapkan oleh Rumah Sakit
Bersalin Duren Tiga.

Prosedur 2140. Ada informasi tentang jam kegiatan operasi.


2141. Perawat yang bertugas pada shift tersebut menghubungi
perawat on call untuk menginformasikan adanya kegiatan operasi.
2142. Perawat on call datang setengah jam sebelum operasi dimulai
wajib menyiapkan ,memeriksa kelengkapan peralatan untuk
operasi.
2143. Perawat instrument mengikuti operasi samapi merapihkan
alat-alat yang dipergunakan saat operasi.

Unit Terkait Unit Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN SISTEM PENGATURAN TUGAS JAGA SESUAI PERSYARATAN
DUREN TIGA DI UGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


196/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr.Fachruddin,SpOG

232
Pengertian Suatu sistem yang dibuat sebagai acuan dalam mengatur tugas
sesuai dengan persyaratan kwalifikasi tenaga keperawatan yang
tersedia agar pelayanan berjalan secara optimal.

Tujuan 2144. Agar terlaksananya pelayanan UGD 24 jam oleh tenaga


perawat yang terampil di pelayanan gawat darurat.
2145. Menjamin dan meningkatkan mutu pelayanan.

Kebijakan SK Kepala Rumah Sakit Bersalin Duren Tiga No. 017/Ka.


RSBDT/SK/IX/2008 Tentang Kebijakan Umum Pengelolaan Rumah
Sakit Bersalin Duren Tiga terkait dengan UGD berhubungan dengan
Sumber Daya Manusia Dan Organisasi di UGD.

Prosedur 2146. Jadwal dinas perawat UGD dalam 24 jam dibagi menjadi 3
shift, yaitu :
a. Shift pagi : jam 07.00 - 14.00 WIB
b. Shift sore : jam 14.00 - 20.00 WIB
c. Shift malam : jam 20.00 - 07.00 WIB
2147. Setiap kali datang berdinas, harus melakukan absensi yang
telah disediakan.
2148. Setiap perawat UGD harus datang tepat waktu sesuai
dengan shiftnya, jika berhalangan hadir atau terlambat harus
melapor kepada Penanggung Jawab ruang UGD.
2149. Perawat UGD tidak boleh meninggalkan ruangan selama
berdinas.
2150. Melakukan serah terima pasien dengan yang berdinas
sebelumnya.
2151. Melakukan pelayanan terhadap pasien yang datang ke UGD
sesuai kebutuhan pasien dengan ramah dan sopan di bidang
Asuhan Keperawatan, seperti :
a. Mengukur tanda-tanda vital.
b. Menimbang berat badan.
c. Membantu dokter dalam memberikan pelayanan sesuai
dengan kompetensinya.
2152. Mencatat data pasien dan pemakaian obat-obatan serta
peralatan di buku register perawat.

Unit Terkait 2153. Urusan Keperawatan


2154. SDM

RUMAH SAKIT
BERSALIN SISTEM PENGATURAN TUGAS JAGA SESUAI
DUREN TIGA PERSYARATAN DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


197/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr.Fachruddin,SpOG

233
Pengertian Suatu sistem yang dibuat sebagai acuan dalam mengatur tugas
sesuai dengan persyaratan kwalifikasi tenaga keperawatan yang
tersedia agar pelayanan pembedahan berjalan secara optimal.

Tujuan Terpenuhi pelayanan pembedahan yang efektip dan efisien disetiap


jam kerja/shift kerja.

Kebijakan Setiap perawat kamar operasi harus bersedia sebagai on call.

Prosedur 2155. Satu hari tugas jaga terdiri dari 3 shift yang terdiri
2156. 1. Shift pagi j. 08.00 – 14.00 , dinas sore j.14.00 –
J.20.00,dinas malam j.20.00 – j.08.00
2157. Setiap shift terdiri dari 1 team operasi yang beranggotakan :
2158. Perawat sebagai instrument
2159. Perawat sebagai sirkulasi
2160. Perawat sebagai asisten
2161. Setiap shift P,S,M terdiri dari yang beranggotakan :
2162. Perawat sebagai instrument
2163. Perawat sebagai sirkulasi
2164. Perawat sebagai asistent
2165. Jumlah ketenaga kerjaan setiap shift 2 orang.Apabila ada
tindakan operasi ketenagaan dipenuhi dengan sistem on call.
2166. Untuk jadwal instrument apabila dinas pagi dijadwalkan untuk
instrument malam (on call),apabila dinas sore dijadwalkan untuk
instrment pagi (on call),apabila dinas malam dijadwalkan untuk
instrument sore (on call).

Unit Terkait Kamar Bedah

RUMAH SAKIT
BERSALIN METODE PENUGASAN DALAM PELAKSANAAN ASUHAN
DUREN TIGA KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


198/5.1/04/09/09 00 1/3

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

234
Pengertian Sistem penugasan adalah suatu metode penugasan dalam
memberikan asuhan keperawatan dimana perawat yang ditunjuk
diberikan tanggung jawab sesuai dengan kriteria.

Tujuan 2167. Tujuan Umum


Manajer keperawatan dapat mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan yang diperlukan untuk
menopang pemberian asuhan keperawatan.
2168. Tujuan Khusus
a. Adanya pembagian perawat dalam tim disetiap ruang rawat
inap.
b. Adanya pembagian tugas yang jelas untuk setiap tim.
c. Adanya daftar perawat dan pasien yang menjadi tanggung
jawab setiap perawat.
d. Terlaksananya pendokumentasian asuhan keperawatan yang
semakin komprehensif.
e. Dapat memberikan asuhan kebidanan dan keperawatan
secara optimal.
f. Dapat terciptanya kerjasama yang baik dan
berkesinambungan antar tenaga keperawatan.

Kebijakan Sistem penugasan ini hanya berlaku di rumah sakit bersalin duren
tiga sesuai dengan unit masing-masing.

Prosedur Dalam pelaksanaan metode penugasan ini dilakukan secara serentak


diseluruh ruang rawat. Untuk melihat efektifitas metode tersebut maka
dilakukan atau ditetapkan unit rawat inap menggunakan metode tim
sedangkan untuk unit kamar bersalin, kamar operasi dan UGD
menggunakan metode kasus.
2169. Model penugasan di unit rawat inap
a. Pengorganisasian tenaga
Pengoraganisasian diruangan menggunakan metode
penugasan Tim. Perawat dibagi dalam tim sesuai dengan
sejumlah pasien diruangan. Jumlah pasien untuk tiap tim 8-
10 orang pasien dengan jumlah perawat 2 orang. Untuk itu
dibuat struktur organisasi daftar dinas dan daftar pasien
b. Kualifikasi ketenagaan
Menyusun kualifikasi ketenagaan sesuai dengan pendidikan,
pengalaman dan kompetensi masing-masing (ketua tim,
anggota tim dan tenaga penunjang)

RUMAH SAKIT
BERSALIN METODE PENUGASAN DALAM PELAKSANAAN ASUHAN
DUREN TIGA KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


198/5.1/04/09/09 00 2/3

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

235
Prosedur 1. Model penugasan di unit rawat inap
c. Struktur Organisasi
Membuat struktur organisasi yang digunakan dalam metode
tim.
d. Daftar dinas ruangan
Penyusunan jadual dinas di ruang rawat disusun berdasarkan
anggota tiap tim sehingga pada setiap shift yang berdinas
adalah anggota dari masing-masing tim.
e. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi
tanggung jawab tiap kelompok selama 24 jam. Daftar pasien
diruangan diisi oleh coordinator asuhan keperawatan atau
ketua tim masing-masing.
f. Klasifikasi Pasien
Klasifikasi pasien dilakukan oleh kepala ruangan dan ketua
tim dengan menggunakan pedoman yang telah ditentukan,
yaitu berdasarkan derajat ketergantungan pasien.
g. Pelaporan dan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Adanya laporan tim dan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
h. Adanya uraian Tugas untuk menunjukan uraian tanggung
jawab masing-masing pelaksana dalam metode tim.

2170. Model penugasan di unit UGD, Kamar Bersalin dan Kamar


Operasi
a. Pengorganisasian tenaga
Model penugasan yang diberlakukan di unit kamar bersalin,
kamar operasi dan UGD adalah metode kasus. Yaitu
pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana
perawat mampu memberikan asuhan keperawatan mencakup
seluruh aspek keperawatan yg dibutuhkan.Perawat
memberikan asuhan keperawatan kepada seorang pasien
secara menyeluruh, untuk mengetahui apa yang harus
dilakukan pada pasien dengan baik. Dalam metode ini dituntut
kualitas serta kuantitas yang tinggi dari perawat serta
dibutuhkan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, sehingga
metode ini sesuai jika digunakan untuk unit kamar bersalin,
kamar operasi dan UGD.

RUMAH SAKIT
BERSALIN METODE PENUGASAN DALAM PELAKSANAAN ASUHAN
DUREN TIGA KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


198/5.1/04/09/09 00 3/3

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


236
Prosedur 2. Model penugasan di unit UGD, Kamar Bersalin dan Kamar
Operasi
b. Penugasan
i. Kepala unit mengatur penugasan perawat antara lain
membuat jadwal dinas dan menentukan penanggung
jawab shift.
ii. Penanggung jawab shift bertanggung jawab juga sebagai
perawat pelaksana yang akan memberikan intervensi dan
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan pasien.

Unit Terkait 2171. Unit Rawat Inap


2172. Unit Gawat Darurat
2173. Unit Kamar Bersalin
2174. Unit Kamar Bedah

Dokumen Terkait 2175. Buku agenda harian


2176. Jadwal dinas

RUMAH SAKIT
BERSALIN
SISTEM ROTASI KEPERAWATAN
DUREN TIGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


199/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

237
Pengertian Perpindahan tenaga keperawatan pada satu unit ke unit keperawatan
yang lain atau ke unit yang berbeda.

Tujuan 2177. UMUM


a. Agar perawat/bidan mampu memberikan layanan asuhan
disetiap unit keperawatan dengan sifat dan kompleksitas yang
berbeda sesuai dengan kompetensinya.
b. Terpenuhi kebutuhan tenaga sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan/kebidanan
yang bermutu.
c. Agar perawat/bidan mendapatkan pengalaman dan mampu
beradaptasi dengan tempat dan jenis pelayanan keperawatan
pada bidang yang berbeda.

2178. KHUSUS
Setelah mengalami rotasi:
2179. Perawat mampu memberikan layanan asuhan di unit
perawatan :
a. Rawat Jalan
b. Rawat Inap
c. IGD
d. Kamar Operasi
e. Kamar Bersalin
2180. Bidan mampu memberi asuhan kebidanan pada
lingkup:
2181. Antenatal
2182. Intra natal
2183. Post natal
2184. Unit memiliki perawat/bidan dengan kompetensi sesuai
dengan kebutuhan asuhan pasien.
2185. Terjadinya peningkatan motivasi bagi tenaga perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan diruang rawat

Kebijakan Sistem Rotasi ini diberlakukan untuk semua tenaga keperawatan dan
kebidanan sesuai dengan kebutuhan ketenagaan di RSB Duren Tiga.

Prosedur 2186. Ka. unit terkait menyampaikan informasi kepada Kasie


Keperawatan tentang kebutuhan penyesuaian ketenagaan di unit
keperawatan dan rencana melakukan rotasi tenaga
perawat/bidan dengan tembusan : Ka.Bag SDM dan Ka.Bag.
Pelayanan medik dan keperawatan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN
SISTEM ROTASI KEPERAWATAN
DUREN TIGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


199/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


238
Prosedur 2187. Mengusulkan seseorang sesuai dengan yang dengan
kompetensi yang dibutuhkan di unit yang akan dirotasikan.
2188. Ka. Unit memanggil, memberikan pendekatan dan alasan
kepada perawat/bidan yang akan menjalani rotasi serta
memberikan informasi unit yang akan dituju.
2189. Ka.Unit melakukan evaluasi penilaian kinerja terhadap
karyawan yang akan menjalani rotasi.
2190. Kasie keperawatan mengirimkan surat kepada Ka.Bag SDM
dengan tembusan : Ka.Bag SDM dan Ka. Unit Terkait dan
Ka.Bag. Pelayanan Medik dan keperawatan.
2191. Ka.Bag. Pelayanan Medik memberikan surat keputusan rotasi
untuk perawat yang ditunjuk untuk bekerja di unit yang baru.

Unit Terkait 2192. Unit Rawat Jalan


2193. Unit Rawat Inap
2194. Unit Gawat Darurat
2195. Unit Kamar Bersalin
2196. Unit Kamar Bedah

Dokumen Terkait
2197. Evaluasi Penilaian Kinerja karyawan yang dirotasikan
2198. Surat usulan rotasi
2199. Surat Keputusan penempatan karyawan yang dirotasikan

RUMAH SAKIT
BERSALIN
SISTEM MUTASI TENAGA KEPERAWATAN
DUREN TIGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


200/5.1/04/09/09 00 1/4

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


239
Pengertian Mutasi adalah perpindahan tugas tenaga keperawatan baik menurut
tempat bekerja maupun tingkat jabatan berdasarkan hasil penilaian
yang telah ditetapkan.
Tujuan 2200. UMUM
Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
melalui penempatan tenaga yang memiliki motivasi kerja tinggi,
pengetahuan dan pengalaman memadai untuk jabatan fungsional
keperawatan tertentu serta berwawasan rumah sakit.

2201. KHUSUS
2202. Memberi kesempatan untuk pengembangan tenaga
keperawatan.
2203. Memberikan motivasi kerja tenaga keperawatan.
2204. Menghilangkan kejenuhan kepada tenaga
keperawatan.
2205. Menambah wawasan dan pengalaman kerja dalam
lingkungan keperawatan.
2206. Memenuhi kebutuhan tenaga pada jabatan fungsional
keperawatan tertentu.

Kebijakan Sistem mutasi ini diberlakukan untuk semua tenaga keperawatan


sesuai dengan kebutuhan ketenagaan di RSB Duren Tiga.

Prosedur Mutasi dilaksanakan setiap 5 tahun sekali dan boleh dipilih kembali
bila penilaian mencapai 3 – 4, serta maximal menjabat selama 2
periode

DASAR DAN WAKTU PENILAIAN


2207. Pelaksana Keperawatan
a. Pendidikan sekolah keperawatan
b. Penampilan kerja tenaga keperawatan
c. Mampu dan mau melaksanakan proses keperawatan
d. Bekerja sesuai dengan protap yang telah ditetapkan
e. Waktu penilaian ditetapkan setahun sekali
2208. Penanggung Jawab Ruangan
a. Pendidikan DIII Keperawatan / DIII Kebidanan / Anastesi /
atau S1 Keperawatan
b. Penampilan Kerja tenaga keperawatan
c. Supervisi kelengkapan dokumentasi proses keperawatan pada
status pasien

RUMAH SAKIT
BERSALIN
SISTEM MUTASI TENAGA KEPERAWATAN
DUREN TIGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


200/5.1/04/09/09 00 2/4

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

240
Prosedur 2. Penanggung Jawab Ruangan
d. Terlaksananya kerjasama yang harmonis dilakukan perawat
yang ada dibawah tanggung jawabnya
e. Dilaksanakannya protap keperawatan yang telah ditetapkan
f. Dapat bekerjasama dengan seluruh komponen yang ada
dirumah sakit
g. Pengaturan / pengunaan sarana secara efektif dan efisien
h. Waktu penilaian dilakukan setahun sekali
2209. Kepala Unit Keperawatan
a. Pendidikan S1 Keperawatan / DIII Keperawatan / DIII
Kebidanan / DI Kebidanan
b. Penampilan kerja tenaga keperawatan
c. Supervisi kelengkapan dokumentasi proses keperawatan pada
status pasien.
d. Terlaksananya kerjasama yang harmonis dilingkungan
keperawatan yang telah diterapkan
e. Dapat bekerjasama dengan seluruh komponen yang ada
dirumah sakit
f. Pengaturan / penggunaan sarana secara efektif dan efisien
g. Mampu menyusun dan melaksanakan program pendidikan
berkesinambungan di instalasi yang ada dibawah tanggung
jawabnya
h. Mampu melaksanakan fungsi perencanaan, pergerakan dan
pengawasan
i. Waktu penilaian dilakukan setahun sekali
2210. Kepala Urusan Keperawatan
a. Pendidikan S2 Keperawatan / S1 Keperawatan / DIII
Keperawatan
b. Mengikuti pelatihan bidang manajemen minimal 2 minggu (80
jam)
c. Penampilan kerja tenaga keperawatan
d. Supervisi kelengkapan dokumentasi proses keperawatan pada
status pasien.
e. Terlaksananya kerjasama yang harmonis dilingkungan
keperawatan yang telah diterapkan
f. Dapat bekerjasama dengan seluruh komponen yang ada
dirumah sakit
g. Pengaturan / penggunaan sarana secara efektif dan efisien

RUMAH SAKIT
BERSALIN
SISTEM MUTASI TENAGA KEPERAWATAN
DUREN TIGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


200/5.1/04/09/09 00 3/4

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

241
Prosedur 4. Kepala Urusan Keperawatan
h. Mampu menyusun dan melaksanakan program pendidikan
berkesinambungan di instalasi yang ada dibawah tanggung
jawabnya
i. Mampu melaksanakan fungsi perencanaan, pergerakan dan
pengawasan
j. Waktu penilaian dilakukan setahun sekali

PENILAIAN
i. Pelaksana Keperawatan, yang menilai terdiri dari :
k. PJR
l. Ka. Unit
m.Kasie Keperawatan
Penanggung Jawab Ruangan
ii. Ka. Unit
iii. Kasie Keperawatan
iv. Kepala Unit
1. Kasie Keperawatan
2. Kepala Bidang Keperawatan
v. Kepala Urusan Keperawatan
n. Kepala Bidang Keperawatan

HASIL PENILAIAN
Score nilai antara 1 – 4, hasil yang harus dicapai 3 – 4 item dari
komponen yang dinilai, bila nilai kurang dari 3, yang bersangkutan
diberi peringatan dan setelah 3 bulan dinilai kembali, jika nilai baik
ditinjau 3 bulan berikutnya, jika tetap baik dapat diteruskan, tetapi
nilai kurang 3 akan dimutasikan.
Keterangan :
Nilai 4 : Baik Sekali
Nilai 3 : Baik
Nilai 2 : Cukup
Nilai 1 : Kurang

RUMAH SAKIT
BERSALIN
SISTEM MUTASI TENAGA KEPERAWATAN
DUREN TIGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


200/5.1/04/09/09 00 4/4

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

242
Unit Terkait 2211. Ka.Bag YanMed dan Perawatan
2212. Ka.Bag Umum
2213. Unit Rawat Jalan
2214. Unit Rawat Inap
2215. Unit Gawat Darurat
2216. Unit Kamar Bersalin
2217. Unit Kamar Bedah

Dokumen Terkait 2218. Evaluasi Penilaian Kinerja karyawan yang dirotasikan


2219. Surat usulan mutasi
2220. Surat Keputusan penempatan karyawan yang dimutasikan

RUMAH SAKIT
BERSALIN SISTEM SELEKSI DAN PENERIMAAN TENAGA KEPERAWATAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
201/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

243
Pengertian Seleksi adalah proses untuk memutuskan pegawai yang tepat dari
sekumpulan calon pegawai yang didapat melalui proses perekrutan.
Penerimaan adalah proses untuk memutuskan penerimaan tenaga
dari proses seleksi yang telah memenuhi persyaratan untuk menjadi
karyawan.

Tujuan 2221. Tujuan Umum


a. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.
b. Terpenuhinya tenaga keperawatan di rumah sakit sesuai
dengan standar perhitungannya.
2222. Tujuan Khusus
2223. Memilih calon pelamar terbaik.
2224. Memungkinkan terpenuhinya tenaga sesuai dengan
kebutuhan ketenagaan di tiap unit.

Kebijakan 2225. SK Kepala RSBDT.


2226. Prosedur ini dibuat sebagai pedoman untuk melakukan
rekrutmen, seleksi, dan penerimaan serta pengangkatan tenaga
keperawatan di RSBDT.

Prosedur Prosedur disini merupakan langkah-langkah awal yang dilakukan


untuk melakukan rekruitmen pada tenaga keperawatan
2227. Kasie Keperawatan mengajukan surat permintaan tenaga baru
kepada Ka Bidang Keperawatan
2228. Ka Bidang Keperawatan menindaklanjuti permintaan
kebutuhan tenaga untuk melakukan pengkajian Pola ketenagaan
Micro unit terkait disesuaikan dengan standar ketenagaan.
2229. Kasie Keperawatan memberi laporan hasil pengkajian pola
ketenagaan micro unit ke Ka Bidang Keperawatan.
2230. Ka Bidang Keperawatan mengirim surat tentang kebutuhan
tenaga perawat ke bagian SDM.
2231. SDM mencari calon pelamar dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
2232. SDM mengirim berkas lamaran calon karyawan ke Ka Bidang
Keperawatan.
2233. Tim Rekruitment menyeleksi (sesuai dengan Protap seleksi)
berkas lamaran perawat.
2234. Tim Rekruitment Keperawatan mengembalikan berkas-berkas
lamaran serta hasil seleksi ke SDM.

RUMAH SAKIT
BERSALIN SISTEM SELEKSI DAN PENERIMAAN TENAGA KEPERAWATAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
201/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG

244
Prosedur Prosedur disini merupakan langkah-langkah awal yang dilakukan
untuk melakukan rekruitmen pada tenaga keperawatan
2235. SDM berkoordinasi dengan Tim Rekruitment Keperawatan
menentukan waktu untuk pelaksanaan wawancara.
2236. Bag SDM mengundang Tim Rekruitment untuk melakukan
wawancara.
2237. SDM mengirim pelamar bersama berkas lamaran kepada Tim
Rekruitment Keperawatan.
2238. Tim Rekruitment keperawatan melakukan wawancara dan
menyelenggarakan tes tertulis bagi pelamar.
2239. Tim rekruitment mengevaluasi hasil wawancara dan tes
tertulis.
2240. Tim rekrutment menentukan calon karyawan yang lulus
maupun yang tidak lulus serta menginformasikan ke
SDM.dengan rekomendasinya.
2241. SDM memanggil calon karyawan yang telah dinyatakan lulus
untuk menjalani Psikotes dan Uji kesehatan
2242. Psikolog dan Tim Uji Kes. menyampaikan hasil psikotes dan
uji kes. ke SDM dan diteruskan ke Tim Rekruitment
Keperawatan.
2243. Tim Rekruitment Keperawatan merekap seluruh hasil test lalu
menyampaikan hasilnya ke Ka Bidang Keperawatan.
2244. Tim Kredensial (Ka Bidang Keperawatan, Kasie
Keperawatan,Tim rekruitment
2245. Tim Kredential menentukan calon karyawan yang akan
diterima dan hasilnya disampaikan ke SDM.
2246. SDM memanggil calon karyawan yang dinyatakan lulus untuk
melengkapi persyaratan administrasi.

Unit Terkait 2247. Ka.Bag YanMed dan Keperawatan


2248. Kasie Keperawatan
2249. Tim Rekruitment
2250. Ka.Bag SDM
2251. Ka.Bag Umum

Dokumen Terkait 2252. SK Sistem Rekruitmen


2253. SK Tim Rekruitmen
2254. Surat Permintaan Tenaga dari Unit Perawatan.
2255. Berkas lamaran SDM yang diterima.
2256. Persyaratan kualifikasi calon karyawan
2257. Dokumen Seleksi Tenaga Keperawatan

RUMAH SAKIT
BERSALIN ASISTEN TINDAKAN HIDROTUBASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
202/5.1/04/09/09 00 1/3

245
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan untuk membantu dokter dalam melakukan tindakan
hidrotubasi.

Tujuan 2258. Agar terlaksananya pelayanan terhadap pasien yang akan


dilakukan tindakan hidrotubasi.
2259. Agar proses tindakan hidrotubasi dapat berjalan dengan
lancar.

Kebijakan 2260. Tindakan hidrotubasi hanya boleh dilakukan oleh dokter


spesialis kebidanan.
2261. Perawat yang membantu tindakan hidrotubasi minimal
bekerja dirawat jalan selama 6 bulan dan sudah terlatih dalam
menyiapkan peralatan hidrotubasi.
2262. Setiap tindakan hidrotubasi harus ada Informed Concent dari
pasien.

Prosedur 2263. Persiapan Alat :


2264. 1 set alat-alat steril hidrotubasi, yang berisi :
i. Spekulum vagina sesuai ukuran ( S, M, L )
ii. Tampon tang
iii. Sonde uterus
iv. Tenakulum
v. Handscoon 1 pasang
vi. Spuit 20 cc
vii. Spuit 5 cc
viii. Spuit 3 cc
ix. Kapas sublimat
x. Mangkok
xi. Folley Kateter
xii. Doek steril

2265. Obat-obatan :
2266. Betadine
2267. Aquabidesh 20 cc
2268. Kanamycin 1 gr
2269. Kalmethasone inj 2 amp
2270. Sulfas Atrofin inj 1 amp
2271. Profenid supp bila diperlukan

2272. Trolley
2273. Bengkok / piala ginjal
2274. Meja periksa gynaecology.

RUMAH SAKIT
BERSALIN ASISTEN TINDAKAN HIDROTUBASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
202/5.1/04/09/09 00 2/3

246
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


2275. Persiapan pasien :
a. Pasien dijelaskan oleh dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Pasien menandatangani surat persetujuan tindakan.
c. Pasien dianjurkan untuk BAK terlebih dahulu.

2276. Langkah-langkah :
2277. Mencuci tangan.
2278. Setengan jam sebelum dilakukan tindakan pasien
disuntikkan S.A inj 1 amp iv.
2279. Berikan profenid supp bila diperlukan.
2280. Kanamycin 1 gr diencerkan dengan aquabidesh
sebanyak 20 cc, kemudian di tambahkan kalmethasone 2
amp, masukkan di dalam mangkok kecil.
2281. Spuit 5 cc diisi dengan aquabidesh untuk fiksasi balon
kateter.
2282. Alat-alat ditata diatas trolley secara steril sesuai urutan
pemakaian.
2283. Pasien dipanggil untuk masuk ke dalam ruang
pemeriksaan.
2284. Pasien dianjurkan untuk mengganti pakaian bagian
bawah dengan pakaian yang disiapkan oleh RS.
2285. Atur posisi pasien dengan posisi lithotomy.
2286. Setelah pasien dan obat-obatan siap, dokter mulai
melakukan tindakan hidrotubasi, dengan cara :
a. Dokter menggunakan sarung tangan steril.
b. Vagina dibersihkan dengan kapas sublimat.
c. Memasang spekulum hingga portio terlihat.
d. Portio dibersihkan dengan kapas sublimat menggunakan
tampon tang.
e. Uterus diukur dengan menggunakan sonde uterus, folley
kateter dimasukkan ke dalam uterus dengan bantuan
tampon tang.
f. Asisten memasukkan cairan aquabidesh 5 cc ke dalam
balon kateter, klem ujung kateter dengan tampon tang.
g. Dengan menggunakan spuit 20 cc, larutan kalmethasone
dan kanamycin dimasukkan dengan cara menginjeksikan
ke dalam kateter dibagian priximal dari klem.
h. Setelah tindakan hidrotubasi selesai, kempeskan balon
kateter, kemudian kateter dilepaskan.
2287. Rapihkan kembali alat-alat yang telah digunakan.
2288. Mencuci tangan.

RUMAH SAKIT
BERSALIN ASISTEN TINDAKAN HIDROTUBASI
DUREN TIGA

247
No. Dokumen No. Revisi Halaman
202/5.1/04/09/09 00 3/3

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


2289. Awasi keadaan umum pasien selama tindakan.
2290. Pasien dianjurkan untuk istirahat baring minimal ½
jam.
2291. Pasien diperbolehkan pulang setelah keadaan umum
pasien baik dan tidak ada keluhan.

Unit Terkait a. Rawat Jalan


b. Unit Gawat Darurat

248
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN TINDAKAN USG ABDOMEN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
203/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan tindakan
USG abdomen.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan USG abdomen yang optimal.

Kebijakan USG abdomen dilakukan oleh dokter.


Semua ibu hamil dilakukan tindakan USG.
iii. Sebagai acuan dalam mempersiapkan tindakan USG abdomen.

Prosedur Persiapan alat :


1. Monitor USG
Printer USG
Jelly USG
Skerm
Selimut
Tissue

Persiapan pasien :
i. Pasien tiduran di tempat tidur
ii. Jika dalam kondisi hamil muda, anjurkan pasien untuk minum
banyak terlebih dahulu dan menahan BAK.

Pelaksanaan :
i. Cuci tangan.
ii. Pasang skerm.
iii. Anjurkan pasien untuk membuka pakaian bawah yang
menutupi perut, tutup dengan selimut.
iv. Berikan jelly di perut pasien.
v. Setelah dokter melakukan USG, bersihkan jelly yang ada di
perut pasien dengan tissue dan selimut diambil.
vi. Rapihkan pasien dan tempat tidur.
vii. Cuci tangan.

Unit Terkait 2292. Rawat Jalan


2293. Unit Gawat Darurat
2294. Rawat Inap Ibu

249
RUMAH SAKIT
BERSALIN ASISTEN TINDAKAN USG TRANSVAGINAL
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
204/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan tindakan
USG transvaginal.
Tujuan Terselenggaranya pelayanan USG transvaginal yang optimal.
Kebijakan 2295. USG transvaginal dilakukan oleh dokter.
2296. Sebagai acuan dalam mempersiapkan tindakan USG
transvaginal.
Prosedur a. Persiapan alat :
2297. Monitor USG
2298. Printer USG
2299. Jelly USG
2300. Probe Transvaginal.
2301. Kondom
2302. Bantal kecil
2303. Bengkok
2304. Skerm
2305. Selimut
2306. Tissue
B. Persiapan pasien :
2307. Pasien tiduran di tempat tidur.
2308. Pasien dianjurkan untuk BAK
C. Pelaksanaan :
2309. Cuci tangan.
2310. Pasang skerm.
2311. Anjurkan pasien untuk membuka pakaian bawah
kemudian tutupi dengan selimut.
2312. Posisikan pasien dengan posisi lythotomy (kaki
ditekuk dan dibuka).
2313. Berikan bantalan di bokong pasien.
2314. Berikan jelly pada proof transvaginal.
2315. Pasang kondom pada proof transvaginal.
2316. Berikan jelly kembali pada proof transvaginal.
2317. Setelah dokter selesai melakukan USG transvaginal,
letakkan kondom pada bengkok dan di buang.
2318. Pasien diminta memakai pakaian bagian bawah
kembali.
2319. Rapihkan tempat tidur dan skerm.
2320. Cuci tangan.

250
Unit Terkait 2321. Rawat Jalan
2322. Unit Gawat Darurat
2323. Rawat Inap Ibu

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI BCG
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi BCG.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi BCG secara optimal.

Kebijakan 1. Imunisasi BCG diberikan pada bayi usia 1 – 3 bulan dengan BB


minimal 3000 gr.
2. Imunisasi BCG dilakukan oleh dokter.
3. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
4. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur A. Persiapan alat :


1. Spuit 1 cc.
2. Vaksin BCG.
3. Kapas / Alkohol Swab

B. Persiapan pasien :
1. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan disuntikkan kepada
dokter.
2. Siapkan vaksin BCG dalam spuit 1 cc sebanyak 0,05 cc.
3. Posisikan bayi sesuai dengan daerah yang akan diimunisasi.
4. Jika perlu ganti jarum suntik.
5. Membantu memegang bayi saat dilakukan imunisasi.
6. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

Unit Terkait Rawat Jalan

251
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI POLIO
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi Polio.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi Polio secara optimal.

Kebijakan 1. Imunisasi Polio dilakukan oleh dokter.


2. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
3. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur A. Persiapan alat :


1. Vaksin Polio

B. Persiapan pasien :
1. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan disuntikkan
kepada dokter.
2. Siapkan vaksin Polio.
3. Posisikan bayi secara nyaman.
4. Buka mulut bayi.
5. Dokter meneteskan vaksin pilio ke dalam mulut bayi
sebanyak 2 tetes.
6. Bayi dirapihkan dan dikembalikan kepada orang tuanya.

Unit Terkait Rawat Jalan

252
RUMAH SAKIT
BERSALIN DUREN MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI DPT
TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi DPT.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi DPT secara optimal.

Kebijakan 1. Imunisasi DPT diberikan pada bayi usia 1 – 3 bulan dengan BB


minimal 3000 gr.
2. Imunisasi DPT dilakukan oleh dokter.
3. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
4. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur A. Persiapan alat :


1. Spuit 3 cc.
2. Vaksin DPT.
3. Kapas alkohol.

B. Persiapan pasien :
1. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan disuntikkan
kepada dokter.
2. Siapkan vaksin DPT dalam spuit 3 cc sebanyak 0,5 cc.
3. Posisikan bayi sesuai dengan daerah yang akan diimunisasi.
4. Dokter melakukan aseptik di area yang akan diinjeksi.
5. Jika perlu ganti jarum suntik.
6. Membantu memegang bayi saat dilakukan imunisasi.
7. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

Unit Terkait Rawat Jalan

253
254
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI CAMPAK
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1

255
Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI BCG
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian RUMAH SAKIT
Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi BCG.
BERSALIN MENYIAPKAN TINDAKA
Tujuan DUREN TIGA
Terselenggaranya pelayanan imunisasi BCG secara optimal.
No. Dokumen
Kebijakan 1. Imunisasi BCG diberikan pada bayi usia 1 – 3 bulan dengan BB
minimal 3000 gr.
2. Imunisasi BCG dilakukan oleh dokter.
3. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
4. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur A. Persiapan alat : Prosedur Tetap Tanggal terbit


1. Spuit 1 cc.
2. Vaksin BCG.
3. Kapas / Alkohol Swab
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untu
B. Persiapan pasien :
Tujuan vaksin yang akan
1. Pastikan kembali kebenaran Terselenggaranya pelayanan imunis
disuntikkan kepada
dokter.
2. Siapkan vaksin BCG Kebijakan
dalam spuit 1 cc sebanyak 0,05 cc.Polio dilakukan oleh do
4. Imunisasi
3. Posisikan bayi sesuai dengan daerah yang 5.akan diimunisasi.
Semua bayi yang dilakukan imun
4. Jika perlu ganti jarum suntik. 6. Sebagai acuan dalam mempersia
5. Membantu memegang bayi saat dilakukan imunisasi.
6. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah
Prosedur B. tajam.
Persiapan alat :
2. Vaksin Polio
Unit Terkait Rawat Jalan
B. Persiapan pasien :
7. Pastikan kembali kebenara
kepada dokter.
8. Siapkan vaksin Polio.
9. Posisikan bayi secara nyama
10. Buka mulut bayi.
11. Dokter meneteskan vaks
sebanyak 2 tetes.
12. Bayi dirapihkan dan dikemb

Unit Terkait Rawat Jalan


256
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi
Campak.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi Campak secara optimal.

Kebijakan 1. Imunisasi Campak diberikan pada bayi usia 9 bulan.


2. Imunisasi Campak dilakukan oleh dokter.
3. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
4. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur a. Persiapan alat :


1. Spuit 3 cc.
2. Vaksin Campak.
3. Kapas alkohol.

B. Persiapan pasien :
1. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan disuntikkan
kepada dokter.
2. Siapkan vaksin Campak dalam spuit 3 cc sebanyak 0,5 cc.
3. Posisikan bayi sesuai dengan daerah yang akan diimunisasi.
4. Dokter melakukan aseptik di area yang akan diinjeksi.
5. Jika perlu ganti jarum suntik.
6. Membantu memegang bayi saat dilakukan imunisasi.
7. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

Unit Terkait Rawat Jalan

257
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI DPaT
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
209/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi DpaT.

258
Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi DPaT secara op
RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI BCG
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren T
Prosedur Tetap Tanggal terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpO


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisa

Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi BCG secara optim

Kebijakan 5. Imunisasi BCG diberikan pada bayi usia 1 – 3 bulan d


minimal 3000 gr.
6. Imunisasi BCG dilakukan oleh dokter.
7. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi seh
8. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur B. Persiapan alat :


4. Spuit 1 cc.
5. Vaksin BCG.
6. Kapas / Alkohol Swab

B. Persiapan pasien :
7. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan disuntikk
dokter.
8. Siapkan vaksin BCG dalam spuit 1 cc sebanyak 0,05 cc
9. Posisikan bayi sesuai dengan daerah yang akan diimun
10. Jika perlu ganti jarum suntik.
11. Membantu memegang bayi saat dilakukan imunisasi.
12. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

Unit Terkait Rawat Jalan

259
Kebijakan 1. Imunisasi DPaT diberikan pada bayi usia 1 – 3 bulan dengan
BB minimal 3000 gr.
2. Imunisasi DPaT dilakukan oleh dokter.
3. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
4. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur Persiapan alat :


2324. Vaksin DPaT
2325. Kapas alkohol.

B. Persiapan pasien :
1. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan disuntikkan
kepada dokter.
2. Siapkan vaksin DPaT sesuai kemasan.
3. Posisikan bayi sesuai dengan daerah yang akan diimunisasi.
4. Dokter melakukan aseptik di area yang akan diinjeksi.
5. Membantu memegang bayi saat dilakukan imunisasi.
6. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

Unit Terkait Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI HEPATITIS B
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
210/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi Hepatitis
B.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi Hepaitis B secara optimal.

260
Kebijakan 1. Imunisasi Hepatitis B diberikan pada bayi mulai usia 0 bulan
2. Imunisasi Hepatitis B dilakukan oleh dokter.
3. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
4. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur a. Persiapan Alat :


1. Vaksin Hepatitis B
2. Spuit 3 cc
3. Kapas Alkohol
4. Needle bila diperlukan

B. Persiapan pasien :
1. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan disuntikkan
kepada dokter.
2. Siapkan vaksin Hepatitis B .
3. Posisikan bayi sesuai dengan daerah yang akan diimunisasi.
4. Dokter melakukan aseptik di area yang akan diinjeksi.
5. Jika perlu ganti jarum suntik.
6. Membantu memegang bayi saat dilakukan imunisasi.
7. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

Unit Terkait Rawat Jalan

RUMAH SAKIT
BERSALIN MENYIAPKAN TINDAKAN TUBERKULIN TES
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
211/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan maupun obat yang
akan dipergunakan dalam melakukan tindakan Tuberkulin tes.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan Tuberkulin tes secara optimal.

261
Kebijakan Mantoux tes dilakukan pada pasien yang dicurigai TB Paru.
Mantoux tes dilakukan secara intra cutan oleh dokter.
Sebagai acuan dalam mempersiapkan tindakan mantoux tes.

Prosedur a. Persiapan Alat :


1. Cairan Tuberkulin.
2. Spuit 1 cc.
3. Kapas kering.

B. Persiapan pasien :
i. Pastikan kembali 5 benar cara pemberian obat
ii. Siapkan cairan Tuberkulin dalam spuit 1 cc sebanyak 0,05 cc
iii. Ganti jarum spuit dengan jarum no. 23.
iv. Posisikan pasien sesuai dengan daerah yang akan dilakukan
penyuntikan.
v. Membantu memegang pasien saat dilakukan tes.
vi. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

Unit Terkait 1. Rawat Jalan


2. Unit Gawat Darurat

262
RUMAH SAKIT
BERSALIN ASISTEN TINDAKAN PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI : IUD
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam melakukan tindakan pemasangan alat
kontrasepsi : IUD.
Tujuan 1. Agar terlaksananya pelayanan kepada pasien yang akan
menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim / IUD.
2. Membantu dokter yang akan melakukan tindakan pemasangan
alat konrasepsi dalam rahim / IUD.
Kebijakan 1. Pemasangan alat kontrasepsi IUD hanya boleh dilakukan oleh
dokter ahli kebidanan dan kandungan..
1.Sebagai acuan dalam setiap tindakan pemasangan alat
kontrasepsi : IUD.
Prosedur A. Persiapan Alat :
1.Sarung tangan steril
2.Set IUD
3.Spekulum sesuai ukuran (S, M, L)
4.Tampon tang
5.Sonde uterus
6.Tenakulum
7.Gunting benang
8.Selimut
9.Lampu sorot
10. Meja periksa gynaecolog
B. Pelaksanaan :
1.Cuci tangan.
2.Anjurkan pasien untuk membuka pakaian bagian bawah.
3.Berikan selimut.
4.Atur posisi pasien dengan posisi lythotomy di kursi gynaecology.
5.Nyalakan lampu sorot.
6.Bantu dokter pada pelaksanaan tindakan pemasangan IUD :
a) Berikan sarung tangan steril.
b) Berikan spekulum.
c) Berikan sonde uterus.
d) Berikan IUD kit.
e) Berikan gunting benang.
C. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk memakai pakaian bagian
bawah kembali.
1.Rapihkan alat.
2.Cuci tangan.
Unit Terkait Rawat Jalan

263
RUMAH SAKIT
BERSALIN ASISTEN TINDAKAN MELEPAS ALAT KONTRASEPSI : IUD
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam melakukan tindakan melepas alat kontrasepsi :
IUD.

Tujuan 1. Agar terlaksananya pelayanan kepada pasien yang akan melepas


alat kontrasepsi dalam rahim / IUD.
2. Membantu dokter yang akan melakukan tindakan melepas alat
konrasepsi dalam rahim / IUD.

Kebijakan 1. Tindakan melepas IUD hanya boleh dilakukan oleh dokter ahli
kebidanan dan kandungan.
2. Sebagai acuan dalam setiap tindakan pemasangan alat
kontrasepsi : IUD.

Prosedur A. Persiapan Alat :


1.Sarung tangan steril
2.Spekulum sesuai ukuran (S,M,L)
3.Tampon tang
4.Selimut
5.Lampu sorot
6.Meja periksa gynaecology

B. Pelaksanaan :
1.Cuci tangan.
2.Anjurkan pasien untuk membuka pakaian bagian bawah.
3.Berikan selimut.
4.Atur posisi pasien dengan posisi lythotomy di kursi gynaecology.
5.Nyalakan lampu sorot.
6.Bantu dokter pada pelaksanaan tindakan pelepasan IUD :
7.Berikan sarung tangan steril.
8.Berikan spekulum.
9.Berikan tampon tang
10. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk memakai pakaian
bagian bawah kembali.
11. Rapihkan alat.
12. Cuci tangan.

Unit Terkait Rawat Jalan

264
RUMAH SAKIT
BERSALIN ASISTEN TINDAKAN SUNTIK KB
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam melakukan tindakan suntik KB.

Tujuan 2326. Agar terlaksananya pelayanan kepada pasien yang


akan suntik KB.
2327. Membantu dokter yang akan melakukan tindakan
suntik KB.

Kebijakan 1. Suntik KB dapat dilakukan oleh dokter maupun bidan.


2. Sebagai acuan dalam setiap tindakan suntik KB.

Prosedur b. Persiapan Alat :


2328. Spuit
2329. Obat KB sesuai kebutuhan
2330. Needle bila diperlukan
2331. Kasa alkohol
2332. Selimut

a. Pelaksanaan :
2333. Cuci tangan.
2334. Anjurkan pasien untuk berbaring di tempat tidur.
2335. Berikan selimut untuk menjaga privacy pasien.
2336. Siapkan obat suntik KB dalam spuit sesuai dengan
banyaknya jumlah cairan injeksi.
2337. Atur posisi pasien dalam posisi sim.
2338. Buka pakaian yang menutupi bokong pasien sesuai
dengan area yang akan disuntikkan.
2339. Membantu dokter dalam melakukan penyuntikkan.
2340. Setelah selesai, rapihkan pasien dan alat.
2341. Buang spuit ke dalam tempat sampah tajam.
2342. Cuci tangan.

Unit Terkait 2343. Rawat Jalan


2344. Unit Gawat Darurat

265
RUMAH SAKIT
BERSALIN ASISTEN PEMERIKSAAN PAP SMEAR
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
215/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam melakukan tindakan pemeriksaan pap smear.

Tujuan 2345. Agar terlaksananya pelayanan kepada pasien yang akan


melakukan pemeriksaan pap smear secara optimal.
2346. Membantu dokter yang akan melakukan tindakan pap smear.

Kebijakan 2347. Tindakan pemeriksaan pap smear hanya boleh dilakukan


oleh dokter ahli kebidanan dan kandungan.
2348. Pap smear dilakukan pada wanita yang sudah menikah atau
wanita yang sudah pernah melakukan hubungan sexual.
2349. Pasien dijelaskan untuk tidak berhubungan sex minimal 2 hari
sebelum pemeriksaan.
2350. Pasien tidak dalam keadaan hamil.
2351. Pasien sedang tidak menstruasi.

Prosedur a. Persiapan Alat :


2352. Sarung tangan steril
2353. Spekulum sesuai ukuran ( S, M, L )
2354. Spatula dan cyto brush
2355. Objek glass
2356. Gelas pap smear yang sudah diisi oleh cairan alkohol
96 %
2357. Formulir pemeriksaan pap smear
2358. Meja periksa gynaecology
2359. Lampu sorot

a. Pelaksanaan :
2360. Cuci tangan
2361. Anjurkan pasien untuk membuka pakaian bagian bawah.
2362. Berikan selimut.
2363. Posisikan pasien pada kursi gynecolog.
2364. Nyalakan lampu sorot.
2365. Bantu dokter dalam tindakan pemeriksaan pap smear :
a. Berikan sarung tangan
b. Berikan spekulum
c. Siapkan objek glass
d. Berikan spatula dan cyto brush
e. Setelah dokter mengoleskan bahan pemeriksaan (sekret
vagina) ke objek glass, masukkan objek glass ke dalam
gelas pap smear.

266
RUMAH SAKIT
BERSALIN ASISTEN PEMERIKSAAN PAP SMEAR
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
215/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


2366. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk memakai
pakaian bagian bawah kembali.
2367. Selagi dokter mengisi formulir pemeriksaan pap
smear, rapihkan alat.
2368. Cuci tangan.
2369. Antarkan formulir serta bahan pemeriksaan ke
Laboratorium.

Unit Terkait Rawat Jalan


Laboratorium

267
RUMAH SAKIT
BERSALIN ASISTEN PENGAMBILAN BENDA ASING DARI HIDUNG
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
216/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam melakukan tindakan pengambilan benda asing
dari hidung.

Tujuan 2370. Agar terlaksananya tindakan pengambilan benda


asing dari hidung dengan lancar.
2371. Membantu dokter dalam melakukan tindakan
pengambilan benda asing dari hidung.

Kebijakan Tindakan pengambilan benda asing dari hidung dilakukan oleh


dokter.

Prosedur 2372. Persiapan Alat :


2373. Spekulum hidung
2374. Lampu kepala
2375. Pinset Bayonet
2376. Suction hidung
2377. Set suction portable
2378. Tissue
2379. Kursi periksa

2380. Pelaksanaan :
2381. Posisikan pasien dalam posisi duduk dengan rileks di
kursi periksa.
2382. Bila pasien anak-anak dan balita dapat dipangku oleh
orang tua.
2383. Cuci tangan.
2384. Membantu dokter dalam melakukan tindakan
pengambilan benda asing dari hidung, antara lain :
a. Pada pasien anak-anak dan balita, bila perlu dapat
dipegang kepalanya.
b. Berikan lampu kepala.
c. Berikan spekulum hidung dan pinset Bayonet.
d. Bila agak sulit dalam mengambil benda asing tersebut
siapkan suction.
2385. Setelah benda asing berhasil dikeluarkan, jelaskan
tentang benda asing yang telah terangkat.
2386. Setelah selesai tindakan rapihkan alat.
2387. Cuci tangan.

268
Unit Terkait 2388. Rawat jalan
2389. Unit Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
BERSALIN ASISTEN PENGAMBILAN BENDA ASING DARI TELINGA
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
217/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam melakukan tindakan pengambilan benda asing
dari telinga.

Tujuan a. Agar terlaksananya tindakan pengambilan benda asing dari


telinga dengan lancar.
b. Membantu dokter dalam melakukan tindakan pengambilan
benda asing dari telinga.

Kebijakan Tindakan pengambilan benda asing dari telinga dilakukan oleh


dokter.
Prosedur i. Persiapan Alat :
2390. Lampu kepala
2391. Otoskop
2392. Pinset bayonet
2393. Set suction portable
2394. Tissue
2395. Kursi periksa

i. Pelaksanaan :
2396. Posisikan pasien dalam posisi duduk dengan rileks di
kursi periksa.
2397. Bila pasien anak-anak atau balita dapat dipangku oleh
orang tua.
2398. Cuci tangan.
2399. Bantu dokter dalam tindakan pengambilan benda
asing dari telinga, antara lain :
a. Berikan lampu sorot.
b. Pada pasien anak-anak dan balita bila perlu dapat
dipegang kepalanya.
c. Berikan lampu kepala dan otoskop.
d. Berikan pinset.
e. Bila benda asing sulit diambil dengan pinset, gunakan
suction.
2400. Setelah benda asing berhasil dikeluarkan, jelaskan
tentang benda asing yang telah terangkat.
2401. Setelah selesai tindakan rapihkan alat.
2402. Cuci tangan.

269
Unit Terkait 2403. Rawat jalan
2404. Unit Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
BERSALIN ANC BIDAN
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
218/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Tindakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh bidan.

Tujuan Agar terlaksananya pelayanan kepada pasien yang akan memeriksa


kehamilannya dengan bidan.

Kebijakan Bahwa pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh bidan adalah


kehamilan yang fisiologis.

Prosedur a. Persiapan Alat :


b. Doppler
c. Metline
d. Tempat tidur
e. Skerm

f. Pelaksanaan :
2405. Cuci tangan.
2406. Periksa TTV.
2407. Lakukan pemeriksaan BJF dan lingkar perut.
2408. Berikan resep sesuai dengan hasil pemeriksaan.
2409. Jika didapatkan keluhan, maka bidan melakukan
kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan.

Unit Terkait 2410. Rawat Jalan


2411. Rawat Inap

270
RUMAH SAKIT
BERSALIN PEMBERITAHUAN KONSULTASI KONTROL KEMBALI
DUREN TIGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


219/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Konsultasi kontrol kembali adalah kegiatan yang dilakukan pasien
untuk mengevaluasi kondisi pasien setelah pasien pulang.

Tujuan i. Agar pasien dapat mengetahui perkembangan kondisi setelah


pulang ke rumah.
ii. Agar pasien memperoleh kenyamanan dan keamanan setelah
mendapat pemeriksaan kembali oleh dokter.

Kebijakan Setiap pasien yang pulang rawat dari rumah sakit harus diberitahukan
waktu untuk konsultasi kontrol kembali.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Alat tulis pulpen.
2. Lembar jadwal praktek dokter.
3. Format perencanaan pasien pulang.

B. Pelaksanaan
1. Perawat memberi salam.
2. Lihat situasi dan kondisi pasien.
3. Perawat memeriksa jadwal praktek dokter.
4. Beritahu pasien untuk datanag kembali kontrol setelah pasien
pulang sesuai jam praktek dokter.
5. Beritahu kapan pasien kembali kontrol.
6. Berikan lembar jadual praktek dokter.
7. Perawat memberi salam.
8. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan.

Unit Terkait b. Ruang rawat ibu.


c. Ruang rawat bayi.

271
RUMAH SAKIT
BERSALIN SISTEM PELAPORAN KERUSAKAN ALAT
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
220/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


PELAKU DIAGRAM ALIR AKTIVITAS

272
1. Perawat/bidan 2412. Perawat/bidan
yang menemukan yang menemukan
kerusakan alat kerusakan alat mengisi
Dok form form kerusakan alat
kerusakan alat dilaporkan ke Ka Unit

2413. Ka Unit merespon


2. Ka Unit pelaporan dan
memanggil tehnisi untuk
melihat kondisi alat
3. Tekhnisi 2414. Tekhnisi memeriksa
kondisi alat dan
memperbaiki.
Jika tidak bisa diperbaiki
teknisi membuat
rekomendasi pergantian
alat ke Ka. Unit Logistik

ya

Mula
i

1. Perawat/bidan

2. Ka Unit

3. Tekhnisi

Perbaika
n Dok.
Rekomendasi
alat
tidak

Membuat rekomendasi
perbaikan ke Ka. Unit
Logistik

273

stop a
RUMAH SAKIT
BERSALIN SISTEM PELAPORAN KERUSAKAN ALAT
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
220/5.1/04/09/09 00 2/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


PELAKU DIAGRAM ALIR AKTIVITAS

2415. Ka. Unit Logistik


4. Ka. Unit Logistik 4. Ka. Unit Logistik Surat merekomendasikan
rekomendasi pergantian/pembelian
alat dari tekhnisi ke
5. Direktur direktur
5. Direktur

2416. Direktur
Ka. Unit Logistik memutuskan untuk
pembelian alat baru
melalui Ka. Unit Logistik,
kemudian diserah
Pembelian
alat
terimakan ke Ka Unit
Dok. Serah terima
alat

Ka. Unit

selesai

274
RUMAH SAKIT
BERSALIN SISTEM PENCATATAN PENGGUNAAN ALAT KHUSUS
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
221/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu sistem yang dipergunakan untuk pencatatan dalam
menggunakan alat yang dilakukan tenaga medis yang terlatih
tentang penggunaan alat-alat khusus.

Tujuan 2417. Mengetahui frekuensi pemakaian dan penggunaan alat


khusus.
2418. Mengetahui kondisi alat khusus dan fungsi alat yang optimal.
2419. Mempertanggungjawabkan penggunaan alat.

Kebijakan 2420. Pencatatan penggunaan alat khusus harus didokumentasikan


oleh setiap petugas yang mengoperasikan alat.
2421. Dilakukan semua perawat/bidan yang telah bersertifikat dalam
mengoperasikan alat khusus.

275
Prosedur 2422. Persiapan Alat
a. Alat khusus yang akan dioperasikan penggunaannya
b. Petunjuk teknis cara penggunaan alat khusus yang akan
digunakan
c. Buku catatan penggunaan alat

2423. Langkah-langkah pelaksanaan


a. Menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam penggunaan alat
khusus
c. Perawat/bidan mencuci tangan
d. Melakukan tes fungsi alat
e. Membaca petunjuk teknis penggunaan alat khusus
f. Perawat/bidan mengoperasikan alat khusus sesuai dengan
prosedur penggunaan alat-alat khusus
g. Merapikan alat yang telah digunakan
h. Perawat/bidan mencuci tangan setelah melakukan tindakan
i. Perawat/bidan mendokumentasikan penggunaan alat khusus
di buku catatan sesuai dengan form yang berlaku
j. Perawat/bidan mencatat frekuensi dan kondisi alat dan
menandatangani sebagai pertanggungjawaban pemakaian
alat khusus

RUMAH SAKIT
BERSALIN SISTEM PENCATATAN PENGGUNAAN ALAT KHUSUS
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
221/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Unit Terkait 2424. Rawat Jalan
2425. Rawat Inap Ibu
2426. Rawat Inap Bayi
2427. UGD
2428. Kamar Bersalin
2429. Kamar Bedah

276
RUMAH SAKIT
BERSALIN SISTEM PELAPORAN HASIL PENCATATAN PENGGUNAAN
DUREN TIGA ALAT KHUSUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


222/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Suatu sistem cara melakukan pelaporan hasil pencatatan
penggunaan alat khusus yang dilakukan secara periodik setiap bulan
sekali ke penanggungjawab fasilitas dan peralatan medik di RSBDT.

Tujuan 2430. Mengetahui jumlah pemakaian dan penggunaan alat khusus.


2431. Mengetahui kondisi alat khusus dan kelayakpakaian suatu
alat.

Kebijakan 2432. Semua alat khusus harus dicatat frekuensi dan kondisi alat
dan dilaporkan setiap satu bulan sekali.
2433. Setiap setahun sekali kondisi alat harus dievaluasi dan
direkomendasikan ke direktur RSBDT untuk ditindaklanjuti.

277
Prosedur Langkah-langkah pelaksanaan
a. Menghitung frekuensi penggunaan alat dan dijumlahkan dalam 1
bulan.
b. Mengevaluasi kondisi alat setiap 1 bulan.
c. Membuat pencatatan dan pelaporan tentang frekuensi dan
kondisi alat khusus.
d. Ka Unit menandatangani laporan kondisi alat khusus dan
membuat rekomendasi bila diperlukan.
e. Hasil pelaporan dikirim ke penanggungjawab fasilitas dan
peralatan medik Rumah Sakit.
f. Melaporkan hasil rekomendasi ke Direktur RSBDT bila
diperlukan.

Unit Terkait 2434. Rawat Jalan


2435. Rawat Inap Ibu
2436. Rawat Inap Bayi
2437. UGD
2438. Kamar Bersalin
2439. Kamar Bedah
2440. Kabag Umum Logistik

RUMAH SAKIT
BERSALIN PENANGANAN EKSTRAVASASI
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
223/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Ekstravasasi adalah kebocoran cairan/obat ke dalam jaringan bawah
kulit yang dapat menyebabkan nyeri, terbakarnya jaringan dan atau
nekrosis

Tujuan Mencegah nekrotik jaringan akibat ekstravasasi

Kebijakan Setiap ada kasus ekstravasasi harus dicatat dan laporkan, segera
diambil tindakan penanganannya.
Kejadian ekstravasasi harus segera dilaporkan kepada dokter DPJP

278
Prosedur 2441. Persiapan Alat
2442. Perlak kecil
2443. Piala ginjal
2444. Alkohol swab
2445. Cairan NaCl 0,9% 25 cc
2446. Spuit 10 cc
2447. Kassa steril
2448. Sarung tangan
2449. Langkah-langkah penanganan
2450. Cuci tangan sesuai prosedur
2451. Memakai sarung tangan
2452. Stop infus
2453. Segera lapor ke dpjp
2454. Cabut IV Catheter
2455. Tekan pada lokasi insersi
2456. kompres dengan kassa yang dibasahi dengan NaCl 0,9 %
2457. Fiksasi/balut dengan plester
2458. Segera ganti bila sudah kering
2459. Alat-alat dibereskan
2460. Sarung tangan dibuka
2461. Cuci tangan secara prosedural
2462. Dokumentasi prosedur yang telah dilaksanakan dalam
catatan pelaksanaan keperawatan

Unit Terkait 2463. Rawat inap ibu dan Bayi


2464. Kamar bersalin
2465. UGD

RUMAH SAKIT
BERSALIN MEMASANG TRANFUSI DARAH
DUREN TIGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
224/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Kepala RS. Bersalin Duren Tiga
Prosedur Tetap Tanggal terbit
15-09-2009

dr. Fachruddin, SpOG


Pengertian Memasukkan darah kedalam tubuh pasien, melalui vena dengan
menggunakan transfusi/ blood set.

Tujuan Untuk mencukupi kebutuhan darah pada keadaan darurat.

Kebijakan 2466. Setiap pasien yang anemis boleh mendapatkan transfusi


2467. Transfusi ditentukan oleh dokter
2468. Transfusi diberikan/dikontrol oleh perawat
2469. Informed Concent

279
Prosedur 2470. Memasang perlak dan alasnya dibawah anggota tubuh yang
akan dipasang transfusi
2471. Mencocokkkan label yang mencantumkan nama, golongan
darah, denganidentitas yang tercantum dalam label botol tempat
contoh darah
2472. Meyakinkan bahwa identitas pada kantong darah sama
dengan identitas pasien
2473. Menggantungcairan NaCl 0,9% dan kantong berisi darah pada
standar infus. Membuka tutup botol cairan NaCl, selanjutnya
mendesinfeksi tutup botol dengan kapas alkohol.
2474. Memasang infus dengan cairan NaCl 90%.
2475. Mengganti cairan NaCl 90% dengan darah yang akan
diberikan kepada pasien
2476. Mengatur tetesan darah sesuai program pengobatan.
2477. Melakukan observasi :
2478. Respon pasien akibat pemberian darah (menggigil,
urtikaria, gatal)
2479. Tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu.
2480. Tetesan darah
2481. Catat pemberian darah secara rinci, antara lain :
2482. Tanggal, hari, jam dimulainya pemasangan transfusi.
2483. Penggantian botol dan jenis cairan (jam, tanggal
penggantian)
2484. Reaksi pasien
2485. Nama dokter, perawat yang melaksanakan.

Unit Terkait 2486. Laboratorium


2487. Unit Rawat Inap
2488. Kamar Bersalin
2489. Kamar Operasi
2490. Kamar Bayi

280

Anda mungkin juga menyukai