Dalam proses sedimentasi itu sendiri terdapat yang disebut dengan diagenesis.
Diagenesis memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
a) Eoldiagenesis
Tahap ini merupakan tahap awal dari pengendapan sedimen. Dimana terjadi pembebanan,
yang menyebabkan adanya kompaksi pada tiap lapisan sedimennya. Pada tahap ini proses
kompaksi mendominasi
b) Mesodiagenesis = earlydiagenesis
c) Latelydiagenesis
Tahap mesogenesis ini terjadi setelah melewati tahap eoldiagenesis. Pada tahap ini,
kompaksi yang sangat kuat disertai dnegan proses burial, menyebabkan kenaikan suhu dan
tekanan yang memicu terjadinya dissolution. Pada tahap ini proses yang mendominasi adalah
proses dissolution (pelarutan). Sampai dengan proses ini, dikategorikan sebagai
earlydiagenesis. Apabila setelah proses pelarutan, masih terjadi burial, maka akan terjadi
sementasi di sekitar butiran-butiran sedimen. (inilah yang disebut dnegan latelydigenesis).
Apabila kompaksi terus berlanjut, hingga pada suhu 150 derajat celcius. Proses diagenesis
akan berhenti dan digantikan menjadi proses metamorfisme.
d) Telodiagenesis
Sedangkan jika setelah tahapan mesodiagenesis terjadi pengangkatan, dalam proses
pengangkatan ini, keberadaan berbagai jenis air (air meteorik, air tanah, dll) mempengaruhi
susunan komposisi kimia batuan, sehingga memungkinkan terjadinya authigenesis (pengisian
mineral baru).
D. KEKOMPAKAN
Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi
batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada suhu dan tekanan
atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1 – 2 kilobar, berlangsung mulai sedimen
mengalami penguburan, hingga terangkat dan tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan
hal tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :
1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.
2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami penguburan semakin
dalam.
3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap kembali di
permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.
Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan sedimen juga
sangat bervariasi, yakni :
E. KEBUNDARAN
Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dan kawan-
kawan (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan ditunjukkan dengan
pembulatan rendah dan tinggi. Keenam kategori kebundaran tersebut yaitu:
4 – 64 Pebble
Konglomerat
Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :
a) Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan.
b) Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau – lempung. Material
lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.
c) Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada rekahan.
Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi apabila di
permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke dalam batuan. Sebaliknya,
batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan tidak lulus air bila di permukaannya
diteteskan air maka air itu tidak segera meresap ke dalam batuan atau tetap di permukaan
batuan.
I. STRUKTUR SEDIMEN
~Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas semakin kasar.
K. GENESIS
Berdasar data pemerian batuan sedimen tersebut di atas, maka secara genesa dapat
diinterpretasikan mengenai :
1. Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance)
2. Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau kombinasi di
antaranya), jaraknya dengan sumber dan proses transportasinya.
3. Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair tawar (danau, sungai), di pantai atau
di laut (dangkal atau dalam).
4. Diagenesa dan lain-lain.
Sifat – sifat batuan sedimen yang harus dilakukan pemerian.
Nama Campuran/ Fragmen/minera Warn Besa Pemilaha Bentu Kema Minera Porosita Kekom-
Batuan semen/matri l pembentuk x) a r n k butir s l s pakan
x butir sedikit
Breksi X X X X X X X X X X
Konglomera X X X X X X X X X X
t
Tufa X X X X X X - X X X
Batupasir X X X X X X - X X X
Batulanau X - X - - - - X - X
Serpih X - X - - - - X - X
Lempung
Lempung X - X - - - X X - X
Napal X - X - - - X X - X
Gamping X X X X X X - X X X
Dolomit X X X X X X - X X X
Batubara X X X - - - - - - X
Rijang X - X - - - - - - X
Anhidrit X - X - - - - - - X
Fosfat, dll X X X X - - - - - X
X = Sifat yang dimiliki
- = Sifat yang tidak dimiliki
x) Termasuk jenis mineral lempung
L. MACAM-MACAM BATUAN SEDIMEN
1. Tufa
Merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan sebagai lapisan tipis di
permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers). Ditemukan di kaligendig,
Karangsambung, Kebumen.
2. Bentonit
Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu, Terjadi
karena pengaruh pelapukan,Terjadi karena pengaruh hydrothermal,Terjadi karena akibat
devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan di dalam air (lakustrin sampai neritic). Terjadi
karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa (alkali) dan sangat silikan. Ditemukan
di patik, Sepat, Gunung kidul.
3. Lempung
Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter
kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau aluminium yang
halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak
menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam
karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi. Ditemukan di Tontongan,
karangsambung, kebumen.
4. Lempung Merah
Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan menjadikan lempung berwarna,
sehingga disebut lempung merah. Ditemuukan di karangsambung, kebumen.
5. Batupasir
Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai,
angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu
pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari
kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit
dan bijih besi. Ditemukan di karang sambung, Kebumen.
6. Batupasir Merah
Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum
adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir
sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu
pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Ditemukan di karang sambung,
Kebumen.
11. Batugamping
Batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit
(CaCO3). Batuan karbonat yang hampir seluruhnya kalsium karbonat (CaCO3), atau secara
spesifik adalah batuan karbonat yang mengandung lebih dari 95% kalsit dan kurang dari 5%
dolomit. Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu
gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses
anorganik. Ditemukan di wonogiri, jogjakarta.
12. Gamping Merah
Gamping berwarna merah. Singkapan yang merupakan endapan laut dalam ini berlapis
hampir vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang sempit. Ditemukan di
karangsambung, Kebumen