Anda di halaman 1dari 14

Dinamika Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

Disusun oleh :

Putri Widiawati Zalfa (16)

Kelas 1D3B

Program Studi D-III Kesehatan Lingkungan

POLTEKNIK KEMENKES KESEHATAN JAKARTA II

Jakarta, 2020
A. LATAR BELAKANG

Berbicara mengenai demokrasi di Indonesia , tidak dapat dilepaskan dari pelaksanaan demokrasi
dan pengertian dari demokrasi dalam konstektualnya. Sebelum melangkah lebih jauh membahas
demokrasi kita harus harus mengetahui apa demokrasi itu? Dan sudah berjalan baik kah
demokrasi di Indonesia?.

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahanya berasal
dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi
perwakilan). Istilah ini bersal dari bahasa yunani (dēmokratía) “kekuasaan rakyat”, yang
dibentuk dari kata (dêmos)”rakyat” dan (Kratos)“kekuasaan”, Istilah demokrasi di perkenalkan
pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang
menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat).

Demokrasi merupakan suatu sitem Negara yang dimana kewenagan berada ditangan rakyat,
sehingga suatu pemerintahan tidak mempunyai kewenangan penuh terhadap keputusan
pemerintahan. Demokrasi terbentuk menjadi suatu system pemerintahan sebagai respon kepada
masyarakat umum yang ingin menyuarakan pendapat mereka. Dengan adanya system demokrasi,
kekuasaaan absolute satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan pemerintahan otoriter lainnya
dapat dihindari. Demokrasi memberikan kebebasan berpendapat bagi rakyat.

Di Indonesia, para masyarakat mencita-citakan pembentukan Negara demokrasi yang berwatak


anti feodalisme dan anti imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialisasi.
Landasan demokrasi adalah keadilan , dalam arti terbukanya peluang kepada semua orang, dan
berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur hidupnya,
sesuai dengan apa yang diinginkan. Masalah keadilan menjadi penting, dalam arti setiap orang
mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya.

Sebagai bentuk dari landasan tersebut suatu negara kesatuan berkewenangan penuh atas sistem
pemerintahan yang hendak dijalankan dalam bernegara, seperti di indonesia dalam mejalankan
sistem kenegaraannya sering terjadi problem yang harus dihadapi seperti pada masa orde baru
bermunculan konflik-konflik baru serta terjadi perubahan genetika sosial masyarakat, krisis
moneter juga melanda pada keuangan negara sehingga penurunan keuangan negara sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi negara.

Dari latar belakang diatas, makalah ini akan menguraikan tentang bagaimana konsep dan system
demokrasi yang diterapkan dan gerakan demokratisasi di Indonesia,bagaimanakah
perkembangan pelaksanaan demokrasi di indonesia.

B. KONSEP DEMOKRASI
Istilah demokrasi berasal dari penggalan kata Yunani “demos”yang berarti “rakyat”dan kata
“kratos”atau”cratein”yang berarti “pemerintahan,” sehngga kata “demokrasi” berarti suatu
“pemerintahan oleh rakyat”. Kata “pemerintahan oleh rakyat” memiliki konotasi.(1) suatu
pemerintahan yang dipilih oleh rakyat dan (2) suatu pemerintahan “oleh rakyat biasa”(bukan
oleh kaum bangsawan)’ bahkan (3) suatu pemerintahan oleh rakyat kecil dan miskin
(government by the poor)atau yang sering diistilahkan dengan “wong cilik”. Namun demikian,
yang penting bagi suatu demokrasi bukan hanya siapa yang memilih pemimpin, tetapi juga cara
dia memimpin. Sebab jika cara memimpin Negara tidak benar, baik karena rendahnya kualitas
dan komitmen moral dari sang pemimpin itu sendiri, maupun karena budaya masyarakat
setempat yang tidak kondusif,maka demokrasi hanyaberarti pemolesan dari tirani oleh kaum
bangsawan menjadi tirani oleh masyarakat bawah. (Munir fuady, 2010: 1)

Secara terminology, banyak ahli yang mengemukakan pengertian demokrasi, namun dasar
demokrasi selalu mengacu pada rakyat, yaitu:

a. Pelaksanaan kekuasaan Negara ialah wakil rakyat yang terpilih karena rakyat yakin segala
kepentingannya akan diperhatikan.

b. Cara melaksanakan kekuasaan Negara dengan senantiasa mengingat kehendak rakyat dan
memenuhi kehendak rakyat.

c. Batas kekuasaan Negara demokrasi ditentukan dengan sebanyak mungkin memperoleh


hasil yang diinginkan oleh rakyat asal tidak menyimpang dasar demokrasi.

Pengertian demokrasi yang sangat popular ialah pemerintahan dari rakyat,untuk rakyat, dan oleh
rakyat. Pemerintahan dari rakyat artinya presiden, gubernur, bupati, kepala desa pemimpin
politik telah dipilih dan mendapatkan mandate dari rakyat sehingga mengemban kepentingan
rakyat. Pemerintahan oleh rakyat artinya Negara dijalankan oleh rakyat melalui mandat sehingga
rakyat menjadi pengawas, yang dijalankan oleh rakyat. Pemerintahan untuk rakyat artinya hasil
dan kebijaksanaan diarahkan pada kesejahteraan rakyat dan atas dasar aspirasi rakyat. Jadi
demokrasi adalah pemerintahan yang berdasarkan kedaulatan rakyat. (Minto rahayu,2009: 124)

Dalam penerapan dinegara kesatuan republik indonesia demokrasi dapat dipandang sebagai suatu
mekanisme dan cita-cita hidup berkelompok yang ada dalam UUD 1945 yang disebut
kerakyatan. Demokrasi dapat juga dipandang sebagai pola hidup berkelompok dalam organisasi
negara, sesuai dengan keinginan orang-orang yang hidup dalam kelompok tersebut (demos).

Keinginan orang-orang yang ada dalam kelompok tersebut ditentukan oleh pandangan hidupnya
(weltanschaung), falsafah hidupnya (filosofiche Gronslag) dan ideologi bangsa yang
bersangkutan. Dengan demikian demokrasi atau pemerintahan rakyat di indonesia didasarkan
pada :
· Nilai-nilai falsafah pancasila atau pemerintahan dari, oloh dan untuk rakyat berdasarkan sila-
sila pancasila.

· Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan

· Merupakan konsekuaensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD 1945

Berdasrkan pemahaman ini maka beberapa pakar Indonesia memberikan pengertian sebagai
berikut :

Sri Soemantri mengatakan :

“Demokrasi Indonesia adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang mengandung semangat ketuhanna yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan keadilan sosial”(Soemantri 1967:7)

Pamudji mengatakan :

“Demokrasi Indonesia adalah kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksaan dalam


permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan yang maha esa yang berprikemanusian yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”(Pamudji,1979:11).

Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi secara universal.
Ciri demokrasi Pancasila:

· pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi

· adanya pemilu secara berkesinambungan

· adanya peran-peran kelompok kepentingan

· adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.

· Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk menyelesaikan
masalah.

· Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara terbanyak.

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat


dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu
Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945. (http://ariaaja.wordpress.com/2011/05/11/
konsep-demokrasi-pancasila/ diaksespada tanggal 21/12/2011 jam 6:16)
Untuk melihat rumusan-rumusan tersebut dalam tatanan praktis dapat dicermati dalam gagasan
demokrasi mengalir seperti lahinya konsep-konsep demokrasi dari para tokoh republik
Indonesia, soekarno, Hatta, M.Natsir, Sharir dan kemudian dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara yang perkembangannya dapat dirasakan pada 2 tahapan yaitu :

Tahapan Pra Kemerdekaan dan Tahapan Pasca Kemerdekaan.

Pada tahapan pra kemerdekanan pemahaman demokrasi belum dapat diartikan sebagai wujud
pemerintahan rakyat karena saat itu belum ada negara, tentunya belum ada juga pemerintahan ,
namun pemahaman demokrasi saat itu adalah semua orang sebagai komponen bangsa semua
berkumpul untuk memperbincnagkan bagaimana baiknya dalam menyiapkan pembentukan
negara secara rill, yaitu penyiapan anggaran dasar atau UUD, penyiapan sistem pemerintahan
yang harus dijalankan, bagaimana bentuknya, sipa yang akan menjadi kepala dan wakil kepala
pemerintahan, kesepakatan dalam musywarah dengan modal semngat kebangsaan ingin
mempunyai negara, hasilnya adalah rumusan yang tertera dalam UUD 1945.
(http://alvinheadhunters.wordpress.com/2011/05/06/konsep-demokrasi/ diakses pada tanggal
19/12/2011 jam 11:00)

Sementar itu perkembangan demokrasi pasca kemerdekanan telah mengalaimi pasang


surut(fluktuasi) dari masa kemerdekaan sampai saat ini. Sebenarnya sisitem demokrasi yang
dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah rumusan “mekanisme hidup berkelompok,
bermasyrakat, berbangsa dan bernegara yang dapat menjawab keanekaragaman suku adat-
istiadat, bahasa dan agama dan keanekaragaman kehendak” atau kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanan dalam permusyawratan perwakilan dan ini hanya akan dapat dilaksanakan
apabila rakyat ini :

· Memiliki kesadaran bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan rasa nasionalisme yang tinggi.

· Memiliki kebesaran jiwa dan sportif

· Konstitusional

· Terjamin keamanan

· Bebas dari campur tangan asing

· Sadar akan adanya perbedaan

Dengan demikian bahwa pemahaman konsep demokrasi pada pra kemerdekaan adalah
bermusyawah sebagi mekanisme kehidupan dari keanekaragaman kehendak atau aspirasi
komponen bangsa. (http://alvinheadhunters.wordpress.com/2011/05/06/konsep-demokrasi/
diakses pada tanggal 19/12/2011 jam 11:00)
C. DEMOKRASI PANCASILA

Secara ringkas demokrasi pancasila mempunyai beberapa pengertian sebagai berikut:

1. Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong
yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran
religius, berdasarkan kebenaran dan budi pekerti luhur, kepribadian indonesia yang
berkesinambungan.

2. Dalam demokrasi pancasila, sistem pengorganisasian negara di lakukan oleh rakyat sendiri
atau dengan persetujuan rakyat.

3. Dalam demokrasi pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
diselarasaskan dengan tanggung jawab sosial.

4. Dalam demokrasi, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup


bangsa indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi
mayoritas dan minoritas.(http://wartawarga.gunadarma.ac.id 2011/06/27tanggal akses
12/13/2011 jam 5:25 pm)

Demokrasi pancasila pada intinya merupakan demokrasi yang didasarkan pada pancasila, yakni
yang didasarkan pada lima sila, yaitu sebagai berikut:

1. Sila ketuhanan

2. Sila kemanusiaan

3. Sila persatuan

4. Sila kedaulatan rakyat

5. Sila keadilan sosial

Unsur utama dari demokrasi indonesia yang berdasarkan pada pancasila adalah adanya prinsip
“musyawarah”. Kata musyawarah sendiri awal mulanya sendiri tersebut dalam sila ke empat dari
pancasila, yang secara lengkap berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan”. Inti dari musyawarah adalah “win-win solution” artinya
dengan prinsip musyawarah tersebut, diharapkan dapat memuaskan semua pihak yang berbeda
pendapat, suatu harapan yang sebenarnya sangat sulit dapat diwujudkan dalam praktek berbangsa
dan bernegara. Yang lebih realitis justru pelaksanaan voting berdasarkan metode one man one
vote yang menhasilkan konsep win lose solution berdasarkan konsep zero sum game, meskipun
tidak selamanya berarti pemenang ambil semua (the winner takes all).(munir fuady, 2010:188)

Di samping itu, prinsip musyawarah ini sering disalah artikan dalam praktik. Misalnya semasa
indonesia dibawah rezim pemerintahan presiden soeharto, prinsip ini lebih sering diartikan
sebagai pemaksaan kehendak dari pihak yang kuat/yang punya kuasa terhadap pihak yang lemah.
Atau penggunaan prinsip musyawarah sebagai lawan dari prinsip voting suara, padahal voting
suara berdasarkan one man one vote merupakan inti dan metode pengambilan keputusan satu-
satunya yang paling reasonable dari konsep demokrasi itu. (munir fuady, 2010:189)

Penjelmaan konsep demokrasi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi
kabur dikarenakan beberapa hal, terutama karena sangat sumirnyapenjabaran demokrasi
pancasila di dalam UUD 1945. Seperti pada masa orde presidensoekarno dan orde presiden
soeharto, terjadi berbagai penyimpangan terhadap prinsip kebebasan berbicara, suatu
penyimpangan yang bahkan sering kali dilembagakan. Karena itu, tidak mengherankan jika pada
saat itu banyak surat kabar dan majalah yang dibreidel, siaran TV dan radio yang dikontrol
dengan ketat, dan orang yang bicara vokal dikirim kepenjara atau bahkan dihilangkan (dibunuh),
hanya karena berbeda pandangan dengan pemerintah. (Munir fuady, 2010: 189)

Menurut Azyumardi Azra, agar sistem demokrasi di indonesia menjadi lebih mendekati
demokrasi dalam arti yang benar, diperlukan beberapa perombakan dalamberbangsa dan
bernegara, yaitu diperlukan perombakan-perombakan sebagai berikut:

1. Perombakan sistem (constitutional reforms), yang berisikan perumusan kembali falsafah,


kerngka dasar, dan perangkat legal sistem politik.

2. Perombakan kelembagaan yang menyangkut dengan pengembangan dan pemberdayaan


(institutional reforms and empowerment) terhadap lembaga-lembaga politik.

3. Perombakan kultur politik kearah yang lebih demokratis. (Munir fuady, 2010: 191)

a.) Prinsip pokok demokrasi pancasila

Prinsip merupakan kebenaran pokok/dasar orang berfikir, bertindak dan lain sebagainya. Dalam
menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum terdapat 2 landasan pokok yang menjadi
dasar yang merupakan syarat mutlak untuk diketahui oleh setiap orang yang menjadi pemimpin
negara/rakyat/masyarakat/organisasi/partai/keluarga, yaitu:

1. Suatu negara itu milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik perorangan atau milik suatu
keluarga/golongan/partai dan dan bukan pula milik penguasa negara.

2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah selaku pengurus
rakyat, harus bisa bersikap dan bertindak adil terhadap rakyatnya, dan sekaligus pelaku
pelayanan rakyat, yaitu tidak/boleh bertindak zalim kepada tuannya, yaitu rakyat.
(http://wartawarga.gunadarma.ac.id2011/06/27 diakses pada tanggal 12/13/2011 jam 5:25 pm)

Adapun prinsip pokok demokrasi pancasila adalah sebagai berikut:


1. Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:

a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (machtstaat).

b. Pemerintah berdasrkan atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas).

c. Kekuasan tertinggi berada di MPR.

2. Perlindungan terhadap hak asasi.

3. Pengambilan keputusan atas hak musyawarah.

4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan merupakan badan yang merdeka.

5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan
aspirasi rakyat.

6. Pelaksanaan pemilihan umum.

7. Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR(pasal 1 ayat 2 UUD
1945).

8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.

10. Menjunjung tinggi tujuan dancita-cita.(http://wartawarga.gunadarma.ac.id


2011/06/27diakses pada tanggal 12/13/2011 jam 5:25 pm)

b.) Sitem pemerintahan demokrasi pancasila

Landasan formal dari periode republik indonesia III ialah pancasila, UUD 45 serta ketetapan-
ketetapan MPRS. Sedangkan sistem demokrasi pancasila menurut prinsip-prinsip yang
terkandung didalam batang tubuh UUD 45 berdasarkan tujuh sendi pokok, yaitu sebagai berikut:

1. indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum

Negara indonesia bedasarkan hukum, tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. Hal ini
mengandung arti bahwa baik pemerintah maupun lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan
tindakan apapun harus dilandasi dengan hukum dan tindakanya terhadap rakyat harus ada
landasan hukumnya.
2. Indonesia menganut sitem konstitusional

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi,
disamping oleh ketentuan hukum yang lainnya yang merupakan pokok konstitusi, seperti TAP
MPR dan undang-undang.

3. Majlis permusyawaratan rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasan rakyat tertinggi

Seperti telah disebutkan pada pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu,bahwa
(kekuasaan negara tertinggi) ada ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan
demikian, MPR adalah lembaga tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat indonedia.

4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tinggi dibawah majlis permusyawaratan


rakyat(MPR)

Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden selain
diangkat oleh majlis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majlis.

5. Pengawas dewan perwakilan rakyat (DPR)

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat
(kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerjasama dalam
pembentukan undang-undang termasuk APBN.

6. Menteri negara adalah pembantu presiden, mentri negara tidak bertanggung jawab terhadap
DPR

Presiden memiliki kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara. Menteri
ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut,
berarti sistem kabinet kita adalah kepresidenan/presidentil.

7. Kekuasaan negara tidak tak terbatas

Kepala negara tidak bertanggunag jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
(http://wartawarga.gunadarma.ac.id 2011/06/27 diakses pada 12/13/2011 jam 5:25 pm)

D. SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

1. Demokrasi pada periode 1945-1950


Demokrasi pada masa dikenal dengan sebutan demokrasi perlementer. System parlementer yang
dimulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan di proklamirkan dan diperkuat dalam UUD 1945
dan 1950, karna kurang cocok untuk Indonesia. Persatuan yang dapat digalang selama
menghadapi musuh bersama dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstuktif sesudah
kemerdekaan tercapai karenah lemahnya benih-benih demokrasi system perlementer memberi
peluang untuk dominasi partai politik dan dewan perwakilan rakyat.
(http://pringgabaya.blogspot.com 2011/01/27 diakses pada tanggal 12/12/2011 jam 4:55)

Kekuatan social politik yang memperoleh saluran dan tempat yang realitas dalam kontelasi
politik, padahal merupakan kekuatan yang paling penting yaitu seorang presiden yang tidak mau
bertindak sebagai “Rubber stamppresident”.

2. Demokrasi pada periode 1950-1965

Ciri-ciri periode ini adalah dominasi dari presiden. Terbatasnya peranan partai politik,
berkembangnya pengaruh komunis meluasnya peranan ABRI sebagai unsure social politik.
Demokrasi terpimpin ini telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih
menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi
presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis dan peran ABRI
sebagai unsure social-politik semakin meluas.

3. Demokrasi pada periode 1965-1998

Perkembangan demokrasi di Negara kita di tentukan batas-batasnya tidak hanya oleh keadaan
social, kulturia, gegrapis dan ekonomi, tetapi juga oleh penelitian kita mengenai pengalaman
pada masa lampau telah sampai titik mana pada didasari bahwa badan eksekutif yangtidak kuat
dan tidak continue tidak akan memerintah secara efektif sekalipun ekonominya teratur dan sehat,
tetapi kita menyadari pula bahwa badan eksekutif yang kuat tetapi tidak “kommited” kepada
sesuatu program pembangunan malah mendapatkan kebobrokan ekonomi karna kekuasaan yang
dimilikinya di sia-siakan untuk tujuan yang ada pada hakikatnya merugikan rakyat.
(http://pringgabaya.blogspot.com 2011/01/27 diakses pada tanggal 12/12/2011 jam 4:55)

Dengan demikian secara umum dapat dijelaskan bahwa watak demokrasi pancasila tidak berbeda
dengan demokrasi pada umumnya. Karna demokrasi pancasila memandang kedaulatan rakyat
sebagai inti dari sitem demokrasi.

4. Demokrasi pada periode 1998-sekarang

Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi sangat bergantung pada 4 faktor kunci yaitu:

1. Komposisi elite politik


2. Desain institusi politik

3. Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik dikalangan elite dan non elite

4. Peran civil soisiety (masyarakat madani)

Ke-4 faktor itu harus dijalan secara sinergis dan berkelindan sebagai untuk mengonsolodasi
demokrasi. Pengalaman Negara yang sudah demokrasi established memperlihatkan bahwa
institusi-institusi demokrasi bisa tetap berfungsi walaupun pemilihanya kecil.

Harapan lain dalam suksesnya transaksi demokrasi Indonesia mungkin adalah pada peran civil
society( masyarakat madani) untuk mengurangi polaritas politik dan menciptakan kultur
toleransi, trabsaksi demokrasi selalu dimulai dengan jatuhnya pemerintahan otoriter, sedangkan
panjang pendeknya maka transisi tergantung pada kemampuan rezim demokrasi baru mengatasi
problem tradisional yang menghadang. Secara historis, semakin berhasil suatu rezim dalam
menyediakan apa yang diinginkan rakyat. (http://pringgabaya.blogspot.com 2011/01/27 diakses
pada tanggal 12/12/2011 jam 4:55)

E. ANALISIS GERAKAN DEMOKRASI YANG PERNAH DITERAPKAN DI INDONESIA

a) Demokrasi Liberal (1950 – 1959)

Pertama kali Indonesia menganut system demokrasi parlementer, yang biasa disebut dengan
demokrasi liberal. Masa demokrasi liberal membawa dampak yang cukup besar, mempengaruhi
keadaan, situasi dan kondisi politik pada waktu itu. Di Indonesia demokrasi liberal yang berjalan
dari tahun 1950-1959 mengalami perubahan-perubahan kabinet yang mengakibatkan
pemerintahan menjadi tidak stabil. Pada waktu itu, pemerintah berlandaskan UUD 1950
pengganti konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) tahun 1949.
(http://vindhavannelly.blogspot.com/2011/02/perkembangan-demokrasi-di indonesia.html
diakses pada tanggal 13/12/2011 jam 5:14 pm)

Ciri-ciri demokrasi liberal adalah sebagai berikut :

1. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.

2. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah.

3. Presiden bisa dan berhak membubarkan DPR.

4. Perdana Menteri diangkat oleh presiden.

Daftar kabinet yang ada di Indonesia selama masa semorasi liberal :

1. Kabinet Natsir (September 1950 – Maret 1951)


2. Kabinet Sukiman (April 1951 – April 1952)

3. Kabinet Wilopo (April 1952 – Juni 1953)

4. Kabinet Ali Sastroamijoyo 1 (Juli 1953 – Agustus 1955)

5. Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955 – Maret 1956)

b) Demokrasi Terpimpin (1959 – 1966)

Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di Indonesia, yang seluruh
keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya saja.

Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno :

1. Dari segi keamanan : Banyaknya gerakan sparatis pada masa demokrasi liberal, menyebabkan
ketidak stabilan di bidang keamanan.

2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal
menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh,
sehingga pembangunan ekonomi tersendat.

3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan UUDS
1950.

Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali oleh anjuran beliau
agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah UUD'45. Namun
usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut
usulannya, diadakan voting yang diikuti oleh seluruh anggota konstituante . Voting ini dilakukan
dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan Presiden Soekarno
tersebut.

Hasil voting menunjukan bahwa :

Ø 269 orang setuju untuk kembali ke UUD'45

Ø 119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD'45

Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD'45 tidak dapat direalisasikan. Hal ini
disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang menyetujui usulan tersebut tidak mencapai
2/3 bagian, seperti yang telah ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950.
(http://vindhavannelly.blogspot.com/2011/02/perkembangan-demokrasi-di-indonesia.html
diakses pada tanggal 13/12/2011 jam 5:14 pm)

Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit yang disebut Dekrit
Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

1. Tidak berlaku kembali UUDS 1950

2. Berlakunya kembali UUD 1945

3. Dibubarkannya konstituante

4. Pembentukan MPRS dan DPAS

c) Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat


dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu
Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.

Ciri – cirri demokrasi pancasila :

Ø Kedaulatan ada di tangan rakyat.

Ø Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong.

Ø Cara pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.

Ø Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.

Ø Diakui keselarasan antara hak dan kewajiban.

Ø Menghargai Hak Asasi Manusia.

Ø Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui wakil-


wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena merugikan semua
pihak.

Ø Tidak menganut sistem monopartai.

Ø Pemilu dilaksanakan secara luber.

Ø Mengandung sistem mengambang.


Ø Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.

Ø Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum

System pemerintahan Demokrasi Pancasila sebagai berikut:

Ø Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum.

Ø Indonesia menganut sistem konstitusional.

Ø Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi.

Ø Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis


Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Ø Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Ø Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR.

Ø Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

(http://vindhavannelly.blogspot.com/2011/02/perkembangan-demokrasi-di-indonesia.html
diakses pada tanggal 13/12/2011 jam 5:14 pm)

Kesimpulan

Demokrasi secara umum merupakan system pemerintahan yang segenap rakyat turutserta
memerintah dengan perantara wakil$wakilnya. #amun ada juga yang menyatakan suatusystem
politik yang dimana kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil$wakil yang
diawasi secara e%ekti% oleh rakyat dalam pemilihan$pemilihan berkala yangdidasarkan atas
prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminyakebebasan politik.Dalam
demokrasi kebijakan rakyat menjadi prioritas suatu sistem, di Indonesia sistemdemokrasi yang
digunakan adalah demokrasi pancasila dengan mengedepankan adanya prinsip musyawarah.
Dengan bermusyawarah diharapkan dapat memuaskan semua pihak yang berbeda pendapat,
suatu harapan yang sebenarnya sangat sulit dapat diwujudkan dalam praktek berbangsa dan
bernegara.

Anda mungkin juga menyukai