Anda di halaman 1dari 15

Makalah Teknik Analisis Rancangan Pemuliaan Tanaman

KARAKTERISASI TOMAT
(Solanum lycopersicum)

DISUSUN
oleh :

Ajrina Munadi
1705101050060

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman tomat (Solanum sp) merupakan salah satu tanaman dari kelas
solanaceae yang saat ini banyak beredar dipasaran. Tomat ditemukan pertama kali
di daratan Amerika Latin, tepatnya di sekitar Peru, Equador. Setelah itu menyebar
keseluruh bagian daerah tropis Amerika. Tidak lama kemudian orang Meksiko
mulai membudidayakan tanaman ini
Penyebaran tomat (Solanum sp) yang cukup cepat dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat. Komoditas tomat ini terus berkembang di area
pertanian maupun perdagangan internasional, termasuk ke dalam komoditas
sayuran atau buah dengan nilai ekonomis tinggi serta bagi perekonomian di
Indonesia.
Tomat (Solanum sp) terdiri dari beberapa jenis yang dibedakan atas dasar
bentuk dan ukurannya yaitu tomat pear, beef, cherry, plum, globe. Tomat cherry
merupakan salah satu jenis tomat dengan ukuran kecil dan warna yang cukup
merah.
Untuk mengembangkan kultivar tomat yang memiliki kualitas unggul,
( antioksidan tinggi) sumber terbaik yang digunakan adalah spesies liarnya.
Terdapat beberapa spesies tomat liar yang ukurannya hampir sama dengan ukuran
tomat cherry namun tidak dibudidayakan. Selain berbeda ukuran tomat ini
berbeda rasa, tomat liar ini terkesan lebih masam dari tomat dari pada umumnya.
Tomat liar dulunya digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan dan lalapan.
Tomat liar (Solanum sp) memiliki aktivitas antioksidan hampir 2 kali lipat lebih
larut dalam air dan memiliki vitamin C sebanyak dua kali lebih banyak daripada
tomat yang dibudidayakan.
Hasil produksi tanaman dan perbaikan karakter-karakter tanaman dapat
ditingkatkan melalui perbaikan genotipe tanaman, salah satunya dengan cara
persilangan antara dua tetua yang telah diseleks`i. Hasil persilangan dua tetua
yang telah mengalami seleksi atau F1 yang bersifat heterosis, menurut
Mangoendidjojo (2003) disebut hibrida atau hybrid. Dengan penggunaan benih
hibrida menurut Purwati (2009) memiliki daya hasil tinggi dan kualitas produk
yang seragam. Untuk mendapatkan benih hibrida, genotipe-genotipe hasil
penyilangan tetua jantan dan tetua betina yang telah melewati seleksi perlu
dilakukan uji coba kemudian dilakukan seleksi kembali hingga melewati beberapa
proses agar dapat diluncurkan sebagai varietas hibrida baru.

1.2. Perumusan Masalah


Adapun masalah yang dapat dirumuskan pada makalah ini ialah :
1. Bagaimana kegiatan karakterisasi pada tanaman tomat dilakukan?
2. Karakter apa saja yang harus diperhatikan pada karakterisasi ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah :
1. Dapat mengetahui proses karakterisasi pada tanaman tomat.
2. Dapat memahami karakter tomat yang perlu diperhatikan pada proses
karakterisasi.
BAB II. PEMBAHASAN

Karakterisasi tomat menggunakan panduan IPGRI (1991)


Karakterisasi Vegetatif
1. Biji
Diambil ketika daun primer semai terbuka penuh dan terminal bud berukuran
sekitar 5 mm.
1. Warna Hipokotil
 Hijau
 ¼ Ungu dari pangkal
 ½ Ungu dari pangkal
 Ungu
2. Intensitas Warna Hipokotil
 3 Rendah
 5 Menengah
 7 Tinggi
3. Hipokotil Puber
 0 Tidak ada
 1 Ada
4. Panjang Daun Primer (mm)
Rata-rata 10 kotiledon daun
5. Lebar Daun Primer (mm)
Rata-rata 10 kotiledon daun
2. Karakteristik Tanaman
Catatan harus diambil saat buah dari batang ke-2 dan ke-3 sudah matang
1. Tipe Pertumbuhan Tanaman
Diamati pada seluruh plot
1. Kerdil
2. Determinate
3. Semi-determinate
4. Indeterminate
2. Ukuran Tanaman
Estimasi visual dari seluruh plot
1. Kecil
2. Menengah / Sedang
3. Besar
3. Panjang Rambatan
Diukur pada 10 tanaman yang dipilih secara acak dari tingkat tanah ke
ujung batang terpanjang tanaman.
4. Kepadatan Batang
1. Jarang
2. Menengah
3. Padat
5. Panjang Ruas Batang
1. Pendek
2. Menengah
3. Panjang
6. Kepadatan Daun
1. Jarang
2. Menengah
3. Padat
7. Jumlah Daun Dibawah Perbungaan Pertama
1. Beberapa
2. Banyak
8. Sikap Daun
1. Semi-tegak
2. Horisontal
3. Terkulai
9. Jenis Daun
1. Kerdil
2. Jenis daun kentang
3. Standar
4. Peruvianum
5. Pimpinellifolium
6. Hirsutum

1 2

3 4

5 6

Gambar 1. Jenis Daun


10. Derajat Pembedahan Daun
1. Rendah
2. Menengah
3. Tinggi
11. Pewarnaan Antosianin Dari Urat Daun
Menunjukkan kondisi lingkungan percobaan (misalnya suhu dan intensitas
cahaya)
1. Urat tidak jelas
2. Normal (jelas)
Perbungaan dan Buah
Kecuali jika disebutkan sebaliknya, semua pengamatan pada buah harus diambil,
jika memungkinkan, pada buah ke-3 dari rangka ke-2 dan / atau ke-3 pada tahap
kematangan penuh, asalkan normal pembuahan telah terjadi.
1. Deskriptor Perbungaan
1. Jenis Perbungaan
Amati batang kedua dan ketiga minimal 10 tanaman
1. Umumnya uniparous
2. Keduanya (sebagian uniparous sebagian multiparous)
3. Umumnya multiparous
2. Warna Mahkota Bunga
1. Putih
2. Kuning
3. Orange
3. Jenis Mekar Mahkota Bunga
1. Tertutup
2. Terbuka
4. Jenis Sterilitas Bunga
1. Tanpa batang
2. Fungsional
3. Serbuk sari
5. Panjang Petal (mm)
Rata-rata 10 kelopak dari bunga yang berbeda dari tanaman yang berbeda
6. Panjang Sepal
Rata-rata 10 sepal dari bunga yang berbeda dari tanaman yang berbeda
7. Posisi Gaya
Posisi relatif gaya dibandingkan dengan benang sari. Rata-rata dari 10 gaya
dari berbagai bunga tanaman yang berbeda.
1. Dimasukkan
2. Levelnya sama dengan benang sari
3. Sedikit diberikan
4. Sangat diberikan
8. Bentuk Gaya
1. Sederhana
2. Pipih
3. Terbagi
9. Gaya Rambut
1. Tidak ada
2. Ada
10. Panjang Benang Sari (mm)
Rata-rata 10 benang sari dari bunga yang berbeda dari tanaman yang
berbeda
11. Pengguguran Polen
1. Poricidal
2. Membujur
2. Deskriptor Buah
Kecuali dinyatakan sebaliknya, semua pengamatan pada buah harus dilakukan,
kapan mungkin, pada buah ke-3 dari rangka ke-2 dan / atau ke-3 pada tahap
kematangan penuh, asalkan pemupukan normal telah terjadi. Catat rata-rata 10
buah dari tanaman yang berbeda
1. Warna Eksterior Buah Belum Matang
Dicatat Sebelum kematangan
1. Putih Kehijauan
2. Hijau muda
3. Hijau
4. Hijau tua
5. Hijau sangat gelap
2. Kehadiran hijau (bahu) perjalanan pada buah
1. Absen (seragam pematangan)
2. Hadir (buah bahu - bagian atas buah, sekitar kelopak - berwarna hijau
sedangkan daerah pistilar buah berwarna merah)
3. Intensitas dari greenback (bahu hijau)
1. Sedikit
2. Menengah
3. Kuat
4. Pubertas Buah
1. Jarang
2. Menengah
3. Padat
5. Bentuk Buah Dominan
Dicatat setelah buah berubah warna
1. Diratakan
2. Agak pipih
3. Bulat
4. Bulat tinggi
5. Berbentuk hati
6. Silinder (lonjong panjang)
7. Piriformis
8. Ellipsoid (berbentuk plam)

1 2 3 4
5 6 7 8
Gambar 2. Bentuk buah dominan

6. Ukuran buah
Diukur pada saat matang
1. Sangat Kecil (<3 cm)
2. Kecil (3-5 cm)
3. Menengah (5.1-8 cm)
4. Besar (8.1-10 cm)
5. Sangat besar (<10cm)
7. Homogenitas Ukuran Buah
1. Rendah
2. Sedang
3. Tinggi
8. Bobot Buah
9. Panjang Buah (mm)
Diukur dari ujung batang sampai ujung bunga pada saat matang
10. Lebar Buah (mm)
Dicatat dengan diameter terbesar dari buah-buahan lintas-potong ke satu
tempat desimal, pada saat matang
11. Exterior warna buah matang
Diukur pada saat matang
1. Hijau
2. Kuning
3. Orange
4. Merah jambu
5. Merah
12. Intensitas Warna Eksterior
1. Terang
2. Sedang
3. Gelap
13. Bentuk buah sekunder
Dicatat pada buah buahan dari ranting kedua dan ketiga setelah buah
berubah warna
1. Rata
2. Agak pipih
3. Bulat
4. Bulat tinggi
5. Berbentuk hati
6. Silinder (lonjong panjang)
7. Piriformis
8. Ellipsoid (berbentuk plam)
14. Ribbing di Ujung Kelopak
1. Sangat lemah
2. Lemah
3. Sedang
4. Kuat
15. Kemudahan buah untuk melepaskan diri dari tangkai
Dicatat selama panen
1. Mudah
2. Menengah
3. Sulit
16. Bentuk bahu buah
1. datar
2. sedikit tertekan
3. cukup tertekan
4. Sangat tertekan
1 3
Gambar 3. Bentuk bahu buah

17. Panjang Ranting Bunga (cm)


Diukur dari batang ke kelopak
18. Panjang Ranting bunga dari lapisan absisi (cm)
Dicatat dari lapisan absisi ke kelopak. Rata-rata 10 gagang bunga dari
tanaman yang berbeda.

Lapisan absisi

Gambar 4. Panjang ranting bunga dari lapisan absisi

19. Ada/tidaknya ranting bunga tanpa sendi


1. Ada
2. Tidak ada
20. Lebar bekas luka pada ranting bunga (mm)
Dicatat di bagian terluas di 10 buah dipilih secara acak dari tanaman yang
berbeda.
1. Sempit (ditutupi oleh kelopak)
2. Sedang (sedikit jelas disekitar kelopak)
3. Lebar (sangat jelas disekitar kelopak)
21. Ukuran area gabus sekitar bekas luka ranting bunga (mm)
Direkam di bagian terluas di 10 buah dipilih secara acak
1. Kecil
2. Sedang
3. Besar
22. Kemudahan kulit yang akan dikupas
1. mudah
2. sedang
3. sulit
23. Warna kulit buah matang
Amati kulit buah dikupas
1. tanpa warna
2. kuning
24. Ketebalan kulit (mm)
Diukur dengan dial caliper
25. Ketebalan dinding buah (mm)
Diukur dari bagian ekuator buah
26. Warna daging dinding buah
1. Hijau
2. kuning
3. orange
4. merah jambu
5. merah
27. Intensitas warna daging
1. terang
2. sedang
3. gelap
28. warna intensitas inti
1. hijau
2. putih
3, terang
4. sedang
5. gelap
29. Bentuk penampang buah
1. bulat
2. kaku
3. tidak teratur
1 2 3
Gambar 5. Bentuk penampang buah

30. Ukuran inti (cm)


Diukur pada 10 cross-sectional buah-buahan yang dipilih secara acak di
bagian terluas dari inti
31. Jumlah rongga
Dihitung pada setidaknya 10 buah
32. Bentuk parut putik
1. Dot
2. seperti bintang
3. linear
4. tidak teratur

1 2 3 4
Gambar 6. Bentuk parut putik

33. Bentuk mekar ujung buah


1. bertakuk
2. datar
3. runcing
1 2 3
Gambar 7. Bentuk mekar ujung buah

34. Kondisi akhir mekar bekas luka


1. buka
2. tutup
3. keduanya
35. Ketegasan buah (setelah penyimpanan)
Dilihat dengan menekan bersama sama di telapak tangan di sisi buah itu
ketebalan terluas, yaitu menyamping, 10 hari setelah panen di kematangan
penuh
1. lembut
2. sedang
3. keras
3. Benih
1. Bentuk biji
1. bulat
2. bulat telur
3. segitiga dengan basis runcing
2. berat 1000 biji (gr)
3. Warna biji
1. Kuning muda
2. kuning gelap
3. abu-abu
4. coklat
5. coklat tua

Anda mungkin juga menyukai