Anda di halaman 1dari 4

Nama : Adimuswarman

Nim : 15330001

Kls :C

Matkul : Farmasi Klinik dan Rumah Sakit

1.Jelaskan Cara Penangan sitotoksik

2. Jelaskan pembagian obat kanker dan dosidnya

3. Jelaskan jenis kanker

4. Apa tujuan Skrining Resep dan apa saja komponen skrining resep

5. Kenapa PTO harus dilakukan

6. Psien apa saja yang harus diberikan konseling

Jawab:

1. Cara penanganan sitotosik:


Yaitu rekonsitusi obat sitotoksik seaiknya dilakukan oleh petugs yang terlatih dan
kompeten,
Proses rekonstitusi sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang dirancang khusus untuk
penanganan obatsitotoksik
Petugas sebaiknya menggunakan pakaian khusus, termaksuk sarung tangan
Mata sebaiknya terlindung dari paparan obat dan alat pertolongan pertama sebaiknya
tersedia
Petugas yang sedang hamil, sebaiknya tidak melakukan penanganan obat sitotoksik
Penanganan yang tepat sebaiknya dilakukan juga terhadap sisa buangan proses
penanganan sitotoksik seperti syringe wadah dan kain penyerapyang di pakai
2. Pengolongan obat kanker dan dosisna
DOXORUBICIN -> DOXORUBIN 10 &50MG
VIAL CARBOPLATINUM -> CARBOSIN 50,150,500 MG
VIAL VINCRISTINE -> VINCRISTINE PCH1, 2 MG
VIAL ETOPOSIDE -> POSYD 100 MG
VIAL CISPLATINUM -> PLATOSIN 10 MG 50 MG
VIAL TAMOXIFEN ->TAMOPLEX10 , 20 MG
CA LEUCOVORIN -> RESCUVOLIN , 15 &50 MG
VIAL CYCLOPHOSPHAMID
MELPHALAN
CHLORAMBUCIL
CAPECITABINE -> XELODA , TAB 500 MG.

3. Jenis kanker:
1. Karsinoma : Berasal dari sel yang melapisi permukaan tubuh atau permukaan saluran
tubuh, misalnya jaringan seperti sel kulit, testis, ovarium, kelenjar mucus, sel
melanin, payudara, leher, Rahim, kolon, rectum, lambung pangkreas dan esophagus
2. LImfoma : Berasal dari jaringan yang membentuk darah, misalnya jaringan limfe,
lacteal, limfa, berbagai kelenjar limfe, timus, dan sumsum tulang.
3. Leukimia : Kanker jenis ini tidak membentuk massa tumor, tetapi memenuhi
pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah normal.
4. Sarkoma : Jenis kanker dimana jaringan penunjang yang berada dipermukaan tubuh
seperti jaringan ikat, termasuk sel - sel yang ditemukan diotot dan tulang.
5. Glioma : Kanker susunan syaraf, misalnya sel-sel glia (jaringan penunjang) di
susunan saraf pusat.
6. Karsiomain situ : Istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang
masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi prainvasif
(kelainan/luka yang belum menyebar).
4. Skrining resep:
Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang apoteker dalam proses pelayanan resep
adalah melakukan skrining, yaitu memeriksa persyaratan administratif, kesesuaian
farmasetis, dan pertimbangan klinis pada resep. Saat apoteker menemukan suatu
permasalahan dari resep, maka apoteker harus mampu memberikan pengatasan masalah,
dan pada kasus tertentu harus berkonsultasi dengan dokter dengan memberikan
pertimbangan dan alternatif solusinya.
Komponen skrining resep :
a. Kajian Lternatif Meliputi:
1. informasi pasien (nama pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, alamat)
2. informasi dokter penulis resep (nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP),
alamat, nomor telepon dan paraf)
3. tanggal penulisan resep

b. Kajian Kesesuaian farmasetika meliputi:


1. bentuk dan kekuatan sediaan
2. stabilitas
3. kompatibilitas (ketercampuran obat)

c. Pertimbangan klinis meliputi:


1. ketepatan indikasi dan dosis obat
2. aturan, cara dan lama penggunaan obat
3. duplikasi dan/atau polifarmasi
4. reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis
lain)
5. kontra indikasi
6. interaksi

5. PTO dilakukan karena:


Pemantauan terapi obat (PTO) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Kegiatan tersebut
mencakup pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respon terapi, reaksi obat
yang tidak dikehendaki (ROTD), serta rekomenasi atau alternatif terapi. PTO harus
dilakukan secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada periode tertentu
agar keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat diketahui. PTO merupakan bagian dari
tugas pokok dan fungsi pelayanan kefarmasian RS dalam Permenkes 1197/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

6. Pasien yang di berikan konseling:


 • Pasien yang membutuhkan SWA-MEDIKASI
• Pasien yang dirujuk dokter kepada farmasis;
• Pasien yang menggunakan obat tsb utk pertama kali
• Pasien dengan penyakit kronis;
• Pasien yg mendapat obat dg indeks terapi sempit;
• Pasien dalam populasi khusus, misalnya: pasien pediatrik, geriatrik, pasien dengan
penurunan fungsi hepar dan ginjal;
• Pasien yang mendapatkan resep polifarmasi;

Anda mungkin juga menyukai