Anda di halaman 1dari 4

“PANTI ANAK CERIA”

Ada seorang pelajar siswi kelas 3 Smp yg bernama tina dia adalah anak yang baik,
dan suka menolong, rasa sosialnya juga tinggi. Setiap orang yang lagi kesusahan pasti dia
tolong jika dia mampu untuk membantunya. Pada saat liburan tiba teman-teman tina
kebanyakan main di mall, cafe dll, tetapi tina tidak seperti teman yang lainnya dia tidak ingin
menuruti era sekarang ini yang hidupnya bersenang-senang, Dia ingin membantu orang-
orang yang kesusahan dalam bentuk apapun.

Di saat tina lagi termenung di pinggir jalan dia melihat anak-anak yang mengemis,
pemulung, gelandangan dll. Akhirnya hati tina tersentuh ia ingin mendirikan sebuah Panti
Sosial, akhirnya dia bilang ke orang tuanya.
“bu, aku ingin mendirikan panti sosial, boleh gak?”.
ibu tina terkejut mendengar kata-kata anaknya tadi “apa? kamu ingin mendirikan panti sosial!
Boleh sih boleh tina tapi biayanya dari mana kamu kan sudah tahu keluarga kita pas-pasan
tidak punya uang banyak, mana bisa mendirikan panti sosial?”.
“selagi kita masih punya uang apa salahnya kita bantu anak-anak jalanan itu bu, aku janji kok
gak akan minta duit ke ibu kalo soal panti, aku akan ajak juga teman-temanku untuk
mendirikan panti sosoial”.
“ya udah deh terserah kamu kalau itu kemauan mu”.
“makasih ya bu, ibu baik deh”  .

Saat istirahat tiba tina mendiskusikan ke teman-temannya tentang mendirikan panti


sosial itu, singkat certita, akhirnya teman-temanya setuju dengan ide tina untuk mendirikan
panti sosial
tina juga mendiskusikan tentang biaya panti sosial.
“teman-teman gimana nih dengan biayanya kalian punya duit gak?”.
kebetulan teman-teman tina juga gak punya duit dan rata-rata keluarga teman-temannya juga
kurang mampu semua.
“ibuku aja masih di rumah sakit jadi masih membutuhkan banyak uang” salim menjawanya.
lia “iya tin, ibuku juga kerjanya cuman gitu biayai aku aja masih utang ke tetangga-tangga.
“gimana yaa, aku juga bingung dapet duit dari mana aku sudah janji ke ibuku gak akan minta
uang soal panti” tina kebingungan.
tiba-tiba belvin punya ide “bagaimana kita ngamen”.
“apa ngamen? Iin, erisca, dan ayik pun terkejut dengan ide belvin tadi.
“kalok ngamen ya kamu aja vin aku gak ikut” erisca menjawabanya.
“jangan gitu ris, kita harus kerja sama” jawab iin.
“ehmmm bagaimana kita buat prakarya dari kain flanel” tiba-tiba tina punya ide.
iin pun langsung menjawab “aku setuju kalau itu cewek yang buat, cowok yang jual, gimana
setuju gak??” (sambil menyacungkan jari).
Akhirnya dari sepuluh anak. Yang setuju dengan ide tina ada tujuh anak, yang tidak setuju
hanya dua anak, akhirnya melalui voting ternyata ide tina pun yang di sepakati.
“Ok semua besok kita mulai membuatnya, nanti selesai sekolah kita membeli bahan-
bahannya dulu ya”.
“Siiiiiaaaapppp….” teman-teman tina menjawab dengan semangat.

Ke esokan harinya teman-teman tina sudah siap memulai usahanya para cewek-cewek
sibuk dengan prakaryanya setelah itu para cowok menjualkanya.

Dua bulan mereka membuat prakarya dari kain flanel lumayan juga penghasilan yang
didapatkan dari penjualan itu. Tiba-tiba pembeli prakarya teman-teman tina itu semakin
sedikit tak tau apa penyebabnya dan terpaksa mereka berhenti untuk membuat prakarya
karena mengalami kebangkrutan. Teman-teman tina bingung mau membuka usaha apa lagi.
Mereka semua begitu drop.

Saat teman-temanya jalan di trotoar ada seorang nenek terjatuh di tengah jalan
kayaknya habis di tabrak dan teman-teman tina langsung menghampirinya.

“nenek kenapa?” tanya ku.


“saya habis di srempet sepeda motor yang tidak bertanggung jawab itu” jawab nenek itu
“sini saya bantu nek (sambil mengangkat tangan nenek ke bahuku dan teman-temanku juga
membantunya).
nenek itu langsung aku bawa ke rumah sakit bersama teman-temanku dan membiayai nenek
itu. Biaya itu pun dari hasil uang prakarya kain flanel, tapi tina dan teman-teman ikhlas
membantu nenek itu.

Hari berganti bulan singkat cerita. Di saat tina dan teman-teman berkumpul di sebuah
warung ada seorang nenek menghampirinya keliatanya mereka pernah ketemu nenek itu.
“assalamualaikum nak” ucap nenek itu.
“wa’alaikumsalam” jawab teman-temanku, ada urusan apa ya nek?”
aku dan teman-temanku menjawab serentak.
“kalian sudah lupa sama saya” tanya nenek itu.
“emm.. kayaknya saya pernah lihat anda, tapi dimana ya??” aku sambil mengingatnya.
“saya yang pernah di srempet sepada motor terus kalian membantunya dan membiayai rumah
sakit” jawab nenek itu
anak-anak langsung ingat.
“ohh iya saya ingat, gimana kabarnya nek, nenek baik-baik saja kan?” tanyaku.
“alhamdulillah baik nak”.
“nenek tahu kita disini dari mana?” tanya salah satu temanku.
“saya habis ke super market itu (sambil menunjuk jari) kebetulan saya liat kalian yaudah saya
langsung mengahampiri kalian disini, ngomong-ngomong kalian ngapain disini ”.
“oh, saya lagi diskusi mau bikin usaha untuk mendirikan panti sosial nek” jawab ku.
“oh kalian mau ndirikan panti sosial?” tanyak nenek itu.
“iya nek tapi kita kesusahaan dapet biayanya, dulu kita sudah dapat usaha buat prakarya dari
kain flanel tapi tiba-tiba kita mengalami kebangkrutan” jawabku sambil muka sedih :(.
“oh kalau tidak keberatan saya mau bantu kalian untuk mendirikan panti sosial dan saya bisa
membiayai panti itu”.

Tina dan teman-teman kaget mendengarnya.


“bener nek!‼” tanya teman-temaku serentak.
“iya, boleh tidak? Kalian kan sudah bantu saya”.
“sangat boleh nek, trima kasih banyak ya nek” jawabku.
“iya sama-sama. Kalian memang anak yang baik, jarang menemui anak seusia kalian yang
sudah mempunyai rasa sosialnya tinggi antar sesama”.
“kita tidak mau ada anak terlantar di jalan-jalan apa lagi sudah bekerja jadi kita semua ingin
mendirikan panti sosial, biar anak-anak bisa mendapatkan tempat yang layak nek” jelasku.
“oh iya kalian sudah punya rumahnya tidak?” tanya nenek.
“belum nek” jawab teman-teman srentak.
“bagaimana di rumah saya, kebetulan saya sendiri di rumah tidak ada orang siapa pun”.
“loh kemana keluarga nenek?”.
“keluarga nenek sudah meninggal karena kebakaran rumah nenek yang dulu mangkanya saya
sekarang hidup sendiri “.
“ma’af ya nek kita bikin nenek sedih sudah mengingat masa lalu”.
“tidak apa-apa kok nak” jawab nenek sedikit terseduh-seduh.
“sudah nenek jangan menangis lagi. Terima kasih banyak ya nek, kalau tidak ada nenek pasti
gak ada yang membantu panti sosial kami” jelasku.
“iya sama-sama kalian juga sudah membantu saya saat mengalami kecelakaan anggap saja ini
rasa berterima kasih saya ke kalian.
“ahh.. tak ada masalah kok nek kita membantu nenek kan iklhas tidak ingin mendapatkan
imbalannya”.
“itu berarti sudah rejeki kalian nak” jawab nenek itu.

Akhirnya tina dan teman-temannya bisa mendirikan panti sosial dan diberi nama
“Panti Anak Ceria”. Tina dan teman-teman mengumpulkan anak jalanan terus diajak di panti
anak ceria, anak-anak jalanan itu senang sekali dipungut di tempat itu, jadi dia tidak lagi jadi
anak terlantar dia sekarag juga tidak tidur di emperan toko, di bawah jembatan dll. Dia sudah
mendapatkan tempat tinggalnya yang lebih layak.
Teman-teman tina dan anak-anak panti sudah menganggap nenek itu sebagai neneknya
sendiri. Nenek itu walau dia tidak kaya dia juga suka membantu orang, sama seperti tina dan
teman-teman.

Tiga tahun kemudian panti itu semakin populer dan banyak donatur-donatur yang
menyumbang di panti anak ceria itu dan semakin banyak anak-anak yang tinggal disitu. Tina
dan teman-temanya akhirnya sudah lulus SMA dan melanjutkan studinya di perguruan tinggi.
Tina dan teman-temannya senang sudah menggapai cita-citanya, orang tua tina juga senang
dengan perilaku anaknya yang peduli dengan anak jalanan dan anak terlantar. Tina dan
teman-teman tidak akan pernah melupakan panti Anak Ceria.

THE END.. 

Nama: Solikhah Tri Ayuni

Kelas: IX C/ 15

Anda mungkin juga menyukai