Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat
dilihat dibawah mikroskop. Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri.
Bakteri merupakan organisme uniselular yang tumbuh dengan cara pembelahan
biner yaitu satu sel membelah secara simetris. Untuk mempermudah
penghitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri
tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan digunakan sesuai dengan sifat
bakteri tersebut.
Kehadiran mikroba pada makanan dan minuman dapat bersifat
menguntungkan atau merugikan. Ada hasil metabolisme spesies mikrobia tertentu
pada makanan atau minuman dibutuhkan dan digemari oleh manusia. Akan
tetapi ada beberapa species yang dapat merusak makanan dengan pembusukan
atau menghasilkan toksin yang berbahaya bagi manusia. Setiap produk yang
dihasilkan oleh mikrobia tergantung jumlah mikrobia yang terkandung dalam
suatu bahan atau lingkungan.
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan
untuk mengetahui mutu bahan pangan, dan proses yang akan diterapkan pada
bahan pangan tersebut. Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung
mikrobia yaitu dengan perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara
langsung, dan pendugaan massa sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel
dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN
(Most Probable Number), dan hitungan cawan (Fardiaz, 1989). Dari ketiga
metode tersebut metode hitungan cawan paling banyak dan mudah digunakan.
Oleh karena itulah, pada acara praktikum mikrobiologi dasar untuk perhitungan
koloni kali ini menggunakan metode hitungan cawan.
Pada pemeriksaan sutu produk, jumlah bakteri akan menggambarkan
mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu bahan maknan.
Metode penghitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang di pilih adalah
di sesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketetpatan hasil
pemeriksaan.

1
B. Maksud Praktikum
Untuk menghitung jumlah koloni bakteri pada sampel air kemasan.
C. Tujuan
Mampu menghitung koloni bakteri pada sampel air kemasan yang digunakan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Angka Lempeng Total


1. Definisi Angka Lempeng Total
Angka lempeng total adalah angka yang menunjukkan jumlah bakteri
mesofil dalam tiap-tiap 1 ml atau 1 gram sampel makanan yang diperiksa. Prinsip
dari ALT adalah menghitung pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah
sampel makanan ditanam pada lempeng media yang sesuai dengan cara tuang
kemudian dieramkan selama 24-48 jam pada suhu 35- 37°C (Joko Wibowo
Ristanto, 1989).
2. Teknik Perhitungan Angka Lempeng
Metode penghitungan tersebut adalah
a. Metode hitung bakteri.
Metode ini dapat di kerjakan tergantung dari jumlah bakteri yang hidup
dengan aktifitas metabolisme.
1) Angka lempeng total
2) Pengenceran, Most Probable Number (MPN)
3) Aktivitas metabolic
Dari sejumlah metode di atas beberapa saja yang di gunakan untk pemeriksaan
yang rutin yaitu:
a. Angka lempeng total”Pour Plate”
Digunakan untuk menghitung bakteri dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Satu koloni bakteri hidup di hitungsatu sel bakteri
2) Satu sell hidup dari sampel akan mampu membentuk koloni bakteri
pada lepeng petri dish
3) Di hitung jumlah koloni antara 30-300 koloni . Apabila kurang maka
di hitung jumlah koloni yang ada, sedang apabila lebih dari 300
maka perlu dilakukan pengenceran.

b. Htung bakteri dengan”spred plate”


Proses hitung bakteri dengan metode iniadalah meratakan bakteri yang
terdapat di dalam sampel dengan volume tertentudi atas permukaan tertentu
ditas permukaan media yang sesuai.

3
Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan
dikalikan faktor pengenceran. Jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak membentuk koloni
yang dapat dilihat langsung dan dapat dihitung dengan menggunakan mata tanpa
mikroskop. Metoda hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitive untuk
menentukan jumlah jaasad renik karena beberapa hal yaitu :
1) Hanya sel yang masih hidup yang dapat dihitung.
2) Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung satu kali.
3) Dapat digunakan untuk isolasi dan identitas jasad renik karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari jasad renik yang menetap menampakkan
pertumbuhan yang spesifik.
3. Persyaratan Perhitungan Angka Lempeng Total
Adanya jumlah angka lempeng total yang ditemukan pada suatu sampel
dapat dijadikan acuan bahwa sampel tersebut masih layak untuk dikonsumsi atau
tidak. Adapun untuk batas persyaratan perhitungan dari angka lempeng total
adalah :
1) Mikroba yang dapat dihitung 25-250 koloni
2) dibawah 25 koloni, dianggap cemaran
3) diatas 250 koloni, spreader atau tak terhingga sehingga tak dapat
dihitung
4) Jumlah bakteri adalah jumlah koloni x factor pengenceran
5) Perbandingan jumlah bakteri dari pengenceran berturut-turut antara
pengenceran yang akhir dengan pengenceran yang sebelumnya
6) Jika sama atau kurang dari 2 maka hasilnya dirata-rata. Jika lebih dari
2 digunakan pengenceran sebelumnya.
4. Keuntungan Dan Kelemahan dari ALT
Keuntungan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka Lempeng
Total adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan
lainnya dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.
Adapun kelemahan dari metode ini adalah :
1) Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel
mikroba, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau
kelompok sel.

4
2) Kemungkinan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang
sebenarnya. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat
tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau
kandungan oksigen selama masa inkubasi.
3) Kemungkinan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di
seluruh permukaan media agar sehingga menghalangi mikroba lain.
Hal ini akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.
4) Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi
mikrobanya antara 25 – 250 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari
25 koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara
statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal
yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni.
5) Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa
inkubasi yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih
(Buckle, 1987).
Uji angka lempeng total (ALT) merupakan metode yang umum digunakan
untukmenghitung adanya bakteri yang terdapat dalam sediaan yang diperiksa. Uji
angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik cawan tuang
(pour plate) dan teknik sebaran (spread plate). Pada prinsipnya dilakukan
pengenceran terhadap sediaan yang diperiksa kemudian dilakukan penanaman
pada media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar
dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai.
Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 25-
250. Titik angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil
perhitungan dikalikandengan faktor pengenceran. Jumlah angka lempeng total
memenuhi aturan Departemen Kesehatan RI jika kurang dari 106 (Jawetz dkk.,
1995).Prinsip dari metode cawan tuang adalah bila sel ditumbuhkan pada medium,
maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
dilihat langsungdan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop.
Metode ini merupakan cara yang paling sensitive untuk menentukan jumlah jasad
renik, dengan alasan :
1) Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung.
2) Beberapa jasad renik dihitung sekaligus.

5
3) Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena
koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai
penampakan spesifik.

Selain keuntungan-keuntungan di atas, metode hitungan cawan juga


mempunyai kelemahan :
1) Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya karena
beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk koloni
2) Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan
jumlah yang berbeda pula.
3) Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
koloni yang kompak, jelas, dan tidak menyebar.
4) Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi yang relatif lama agar
pertumbuhan koloni dapat dihitung.

B. Kerangka identifikasi

Air kemasan 10 ml NaCl 0,9% 90 ml

Seri pengenceran

10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6

Dipipet 1 ml
Cawan petri steril

Tambahkan media PCA ( Plate Count Agar) pada cawan petri

Inkubasi 37oC 24 jam

Baca dan hitung koloni

6
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan bahan


Alat :
1. Botol N150
2. Cawan petridish
3. Tabung U2
4. Pipet ukur 1 ml
5. Pipet ukur 10 ml
6. Ball filler
7. Korek api
8. Lampu spiritus
9. Rak tabung reaksi
10. Karet gelang
11. Kapas
12. Aluminium foil

Bahan :

1. NaCl 0,9 %
2. PCA ( plate count agar)
3. Sampel air kemasan
B. Prosedur kerja
1. Hari pertama
1) dilakukan pensterilan alat dan membuat bahan NaCl 0,9% dan PCA
(plate count agar) sebanyak 150 ml dan 120 ml masing-masingnya,
2) lalu tuangkan NaCl 0,9% ke botol N15O sebanyak 90 ml dan ke
tabung U2 sebanyak 9 ml.
3) Setelah itu, sterilkan media dan taruh di lemari pendingin.
2. Hari kedua
1) Tambahkan sampel air kemasan sebanyak 10 ml pada tabung N150
yang telah berisi NaCl 0,9% sebanyak 90 ml
2) Lalu homogenkan sebanyak 25 kali menggunakan pipet ukur 10 ml
dan di anggap sebagai pengenceran pertama,

7
3) Ambil 1 ml larutan dari pengenceran pertama dan di masukkan pada
tabung U2 yang telah berisi NaCl 0,9% 9 ml dan di homogenkan
sebanyak 25 kali menggunakan pipet ukur 1 ml dan di anggap
sebagai pengenceran kedua
4) Begitu seterusnya hingga pengenceran ke enam. Namun, pada
pengenceran terakhir di ambil 1 ml dan di buang.
5) Setelah dilakukan pengenceran, ambil masing masing 1 ml dari tiap
masing masing pengenceran dan di taruh pada cawan petri yang
kosong
6) Setelah itu masing masing cawan petri di tambahkan PCA ( plate
count agar) sebanyak 15-20 ml. Lalu cawan petri di inkubasi pada
suhu 37 selama 24-48 jam.
3. Hari ketiga,
1) Baca hasil dan hitung jumlah koloni pada tiap pengenceran dengan
menggunakan rumus.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

NO. Pengenceran Jumlah Koloni Spreader


1. 10-1 - 100%

2. 10-2 88 15%

3. 10-3 95 5%

4. 10-4 30 70%

5. 10-5 25 75%

6. 10-6 1 95%

( jumlah koloni – jumlah koloni pada kontrol ) x 1/f


RUMUS ALT ¿
jumlah pengenceran yang dapat dihitung

Keterangan : f = Pengenceran

9
Perhitungan :
ALT = [((88-0)x1/10-2)+((95-0)x1/10-3)+((30-0)x1/10-4)+((25-0)x1/10-5)]
4

= (8800+95000+300000+2.500.000)
4
= 704.575 CFU/ml
2. Pembahasan
Perhitungan ALT bakteri pada sampel air kemasan dilakukan dengan
metode agar tuang/pour plate dengan menggunakan media PCA (plate count
agar). Sampel yang telah di encerkan dan ditaruh pada cawan petri kemudian
diinkubasi. Setelah inkubasi, cawan petri diamati dan jumlah koloni dihitung.
Cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni ialah yang mengandung jumlah
koloni antara 25-250.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan cemaran bakteri
dalam sampel yang diuji. Berdasarkan SNI nomor kategori pangan 14.1.1.2 kadar
bakteri pada air minum dalam kemasan adalah 1 x 10 5 atau 100.000 koloni/ml.
Bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak seiring dengan waktu, ini dapat
dilihat dari jumlah koloni tiap pengenceran. Pada dasarnya, pengenceran
dilakukan untuk memperkecil angka mikroba pada tiap pengenceran. Namun,
dari hasil yang didapatkan, pada pengenceran pertama jumlah koloni tidak ada
namun spreadernya menutupi semua media. Pada pengenceran kedua dan ketiga,
jumlah koloni nya lebih banyak daripada pengenceran 4,5, dan 6. Sehingga bisa
di katakan bahwa ada faktor kesalahan yang mempengaruhi hasil dari praktikum
kali ini.
Dalam melaksanakan praktikum, udara sangat mempengaruhi hasil akhir,
sehingga udara bisa merupakan salah satu faktor kesalahan yang terjadi. Dimana
pada pengenceran dan penuangan media pada cawan petri dilakukan pada
ruangan terbuka yang memungkinkan bakteri bisa berasal dari udara, sehingga
jumlah koloni pada bakteri sangat tinggi. Tingginya jumlah koloni pada sampel
dapat disebabkan oleh beberapa faktor lagi, seperti larutan NaCl yang tidak steril
ataupun cawan yang tidak steril serta ada kesalahan pada proses persiapan dan
pengelolaan.

10
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil 704.575 cfu/ml
yang dimana sangat melebihi batas maksimal kadar bakteri pada air kemasan
menurut SNI.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Angka Lempeng
Total (ALT) atau total plate count (TPC) pada sampel air gelas Wahdah didapatkan
perhitungan koloni bakteri sebanyak 704.575 CFU/ml
B. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah kesterilan alat dan bahan harus selalu
diperhatikan. Selain itu, meja kerja juga harus selalu di bersihkan baik sebelum dan
sesudah melakukan praktikum. Beberapa hal diatas menjadi salah satu penentu untuk
mendapatkan hasil yang maksimal pada perhitungan ALT (angka lempeng total).

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press: Jakarta. Diakses


pada Sabtu, 23 Februari 2019
Ghalia Indo: Jakarta. Diakses pada Sabtu, 23 Februari 2019
Wibowo, Djoko & Ristanto. 1987. Mikrobiologi dalam Pengolahan Pangan.
Diakses pada Minggu, 24 Februari 2019

13

Anda mungkin juga menyukai