FAKULTAS FARMASI
ALDEHID KETON
OLEH :
KELAS : C9/C10
KELOMPOK : II
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2020
ALDEHID DAN KETON
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Keton yang lebih besar atau tinggi berupa padatan dengan bau yang
enak.
2. Aldehida dan keton mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan
hidrokarbon dengan massa molekul yang sebanding. Ini disebabkan
karena aldhida dan keton memiliki sebuah gugus karbonil polar
sehingga mempunyai interaksi dipol-dipol intermolekul yang lebih
kuat.
3. Titik didih keton lebih tinggi daripada aldehida isomerik karena keton
bersifat lebih polar disebabkan oleh efek induksi yang lebih besar
akibat adanya dua gugus alkil.
4. Anggota aldehida dan keton yang lebih rendah atu kecil (sampai 4
atom karbon) larut dalam air karena dapat membentuk ikatan
hydrogen dengan air. Ikatan hydrogen menurun dengan
meningkatnya ukuran R, yaitu gugus alkil non polar menurunkan
polaritasnya.
4. Uji Tollen’s
a) Siapkan 2 buah tabung reaksi
b) Masing-masing isi dengan 1 mL pereaksi AgNo3, tambahkan
beberapa tetes NH4OH hingga terbentuk endapan, tambahkan
lagi NH4OH berlebih hingga endapan larut.
c) Tabung reaksi pertama tambahkan 2 tetes formalin, kocok dan
amati endapan yang terbentuk
d) Tabung reaksi kedua tambahkan 2 tetes aseton, kocok dan amati
endapan yang terbentuk
e) Panaskan kedua tabung reaksi dalam air mendidih, amati
perubahan yang terjadi.
5. Uji Schiff
a) Siapkan 2 buah tabung reaksi
b) Masing-masing diisi dengan 3 tetes pereaksi Schiff
c) Tabung reaksi pertama tambahkan dengan 3 tetes formalin
d) Tabung reaksi kedua tambahkan dengan 3 tetes aseton
e) Amati perubahan yang terjadi
6. Uji Asam Kromat
a) Siapkan 2 buah tabung reaksi
b) Masing-masing diisi dengan 1 mL pereaksi asam kromat
c) Tabung reaksi pertama isi dengan 1 tetes formalin
d) Tabung reaksi kedua diisi dengan 1 tetes aseton
e) Amati perubahan yang terjadi.
BAB 3
METODE KERJA
3.4 Alat
Tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, lampu spiritus.
3.5 Bahan
Aseton, formalin, etanol 96%, 2,4-dinitrofenilhidrazin, fehlin A, fehlin B,
pereaksi Benedict, NH4OH, AgNO3, pereaksi Schiff, pereaksi asam
kromat
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Hasil praktikum diperoleh hasil uji reaksi yaitu:
NO UJI REAKSI SENYAWA WARNA HASIL
SEBELUM REAKSI
1 2,4- Formalin Belum terjadi Endapan
dinitrofenilhidrazin perubahan warna kuning,
warna orange, merah
Aseton Belum terjadi Endapan
perubahan warna kuning,
warna orange, merah
2 Fehling Formalin Warna biru Endapan
merah bata
Aseton Belum terjadi Tidak terjadi
perubahan perubahan
warna
3 Benedict Formalin Warna biru Endapan
merah bata
Aseton Belum terjadi Tidak terjadi
perubahan perubahan
warna
4 Tollens Formalin Jernih (tidak Terbentuk
berwarna) warna perak
seperti cermin
pada dinding
tabung
4.3 Pembahasan
Aldehid dan keton merupakan senyawa organik yang memiliki gugus
yang hampir sama sehingga sifat fisik kedua senyawa ini pun hampir
sama. Perbedaan aldehid dan keton terletak pada perbedaan gugus yang
terikat pada karbonil antara aldehid dan keton maka menimbulkan
adanya perbedaan sifat kimianya seperti aldehid cukup mudah
teroksidasi sedangkan keton sulit dan aldehid lebih reaktif daripada keton
terhadap adisi nukleofilik, yang reaksi ini merupakan karakteristik
terhadap gugus karbonil.
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk membedakan aldehid dan
keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia. Adapun cara kerja yag kami
lakukan untuk uji 2,4-dinitrofenilhidrazin Disiapkan 2 tabung reaksi.
Tabung reaksi pertama diisi dengan 2 mL formalin. Tabung reaksi kedua
diisi dengan 2 mL aseton. Masing-masing tabug reaksi ditambahkan 2 mL
etanol 96% dan 2 mL larutam 2,4-dinitrofenilhidrazin. Dikocok kuat-kuat.
Jika tidak terbentuk endapan, panaskan campuran dengan pembakar
spiritus. Diamati perubahan yang terjadi. Untuk uji Fehling disiapkan 2
tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi 2 mL formalin. Tabung reaksi
kedua diisi 2 mL aseton. Masing-masing tambahkan 1 mL Fehling A dan
1 mL Fehling B. Dipanaskan tabung reaksi didalam penangas air
mendidih selama sekitar 5 menit. Diamati perubahan yang terjadi. Untuk
uji Benedict disiapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan
2 mL pereaksi Benedict. Tabung pertama ditambahkan 2 mL formalin.
Tabung kedua ditambahkan 2 mL aseton. Kedua tabung reaksi
dipanaskan. Diamati perubahan yang terjadi. Untuk uji Tollen’s disiapkan
2 buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan 1 mL pereaksi AgNo3,
ditambahkan beberapa tetes NH4OH hingga terbentuk endapan,
ditambahkan lagi NH4OH berlebih hingga endapan larut. Tabung reaksi
Pada percobaan keempat yaitu uji Tollen’s, pada percobaan ini kita
menggunakan AgNO3 dan NH4OH sebagai pereaksi dan dipanaskan
selama beberapa menit. Pada formalin menunjukkan adanya endapan
cermin perak pada dinding tabung setelah penambahan AgNO 3 dan
NH4OH serta melalui proses pemanasa. Sedangkan pada aseton tidak
memperlihatkan adanya pembentukan cermin perak. Ini dikarenakan ion-
ion perak dari AgNO3 berlaku sebagai agen pengoksidasi. Pada formalin
lebih mudah teroksidasi dibandingkan aseton, sehingga hanya formalin
yang menunjukkan adanya endapan cermin perak. Selain itu,
penambahan NH4OH sendiri adalah sebagai medium pembentuk basa
dan juga sebagai donor atom oksigen untuk pembentukan senyawa
karboksilat.
Percobaan kelima yaitu uji Schiff, pada tabung yang berisi formalin
warnanya menjadi magenta atau ungu kemerahan yang menunjukkan
bahwa formalin mengandung gugus aldehid. Pada aseton tidak terjadi
perubahan apa-apa dengan hasil negativ karena aseton merupakan
senyawa dengan gugus keton.
Percobaan terakhir yaitu uji Asam Kromat, tabung yang berisi
formalin menunjukkan perubahan yaitu menculnya warna hijau dan
hilangnya warna orange dari reagen, dimana hal ini menandakan bahwa
formalin positif mengandung gugus aldehid sedangkan pada tabung yang
berisi aseton tidak mengalami perubahan apa-apa yang menandakan
aseton tidak mengandung gugus aldehid, dan seton merupakan senyawa
dengan gugus keton.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa hal yang
membedakan aldehid dengan keton adalah kemampuan senyawa ini saat
dioksidasi. Adapun hasil yang dapan disimpulkan dari percobaan yang
kami lakukan adalah :
a) Pada uji 2,4-dinitrofenilhidrazin menghasilkan endapan kuning, orange
atau merah pada sampel yang mengandung gugus aldehid yaitu
formalin dan tidak bereaksi pada senyawa yang mengandung gugus
keton yaitu aseton.
b) Pada uji Fehling, formalin mengalami perubahan warna dari biru
menjadi endapan merah bata berbeda dengan aseton yang tidak
mengalami perubahan apapun.
c) Pada uji Benedict, formalin mengalami perubahan warna dari biru
menjadi merah bata yang berarti formalin positif aldehid dan pada
aseton tidak mengalami perubahan karena aseton merupakan
senyawa dengan gugus keton.
d) Pada uji Tollen’s aldehid diketahui dengan terbentuknya endapan
cermin perak dan hal ini terjadi pada formalin yang menandakan
bahwa formalin adalah aldehid, berbeda pada aseton yang tidak
bereaksi.
e) Pada uji Schiff, formalin mengalami perubahan warna menjadi
magenta (ungu kemerahan) dan pada aseton tidak bereaksi.
f) Pada uji Asam Kromat, formalin menghasilkan warna hijau dan
hilangnya warna orange dari reagen, sedangkan aseton tidak
mengalami perubahan apapun.
5.2 Saran
Sebaiknya kita mengadakan praktikum di laboratorium agar
mendapatkan data yang sesuai dengan apa yang dilakukan. Namun,
berhubung adanya wabah Covid-19 maka kita melakukan lab dan diskusi
online. Stay save everyone ☺
DAFTAR PUSTAKA
McMurry, J. 2008. Organic Chemistry 7th ed. New York : Cornell University.