Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

ALDEHID KETON

OLEH :

NAMA : KHUSNUL ANNISA

STAMBUK : 150 2019 0169

KELAS : C9/C10

KELOMPOK : II

ASISTEN : NAURA NAZHIFAH

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
ALDEHID DAN KETON

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Senyawa adalah zat yang terbentuk ketika atom-atom dari dua
unsur atau lebih saling berikatan. Semua senyawa organic mengandung
atom karbon. Karbon dapat membentuk jutaam macam senawa dengan
atom lain, misalnya oksigen, nitrogen, dan hydrogen. Tubuh manusia dan
berbagai makhluk lain tersususun dari beberapa molekul besar berbasis
senyawa karbon dengan struktur yang sangat kompleks, diantaranya
protein dan asam amino, lemak dan minya, karbohidrat serta vitamin.
Selain pada makluk hidup, senyawa karbon lain juga banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kain, plastic, obat-
obatan, kosmetik, pembersih, maupun pengawet. Senyawa yang
dimanfaatkan sebagai pengawet yaitu formaldehida sedangkan yang
digunakan sebagai pembersih adalah aseton.
Aldehid merupakan salah satu kelompok senyawa karbon yang
memiliki gugus karbonil. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif daripada
alkohol, dapat mengalami reaksi adisi, dapat mengalami reaksi oksidasi,
aldehid dapat dioksidasi menjadi asam, dapat mengalami reaksi
polimerisasi. Karakteristik dari aldehid ini adalah berwujud gas pada suhu
kamar dengan bau tidak enak, berwujud cair pada suhu kamar dengan
bau sedap, senyawa polar sehinggan titik didihnya tinggi dan tidak
berwarna.
Pada aldehid, gugus karbonil memiliki satu atom hidrogen yang
terikat padanya bersama dengan salah satu dari gugus atom hidrogen
lain atau, yang lebih umum, sebuah gugus hidrokarbon yang bisa berupa
gugus alkil atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen.

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah


gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Keton ini bersifat polar
karena gugus karbonilnya polar dan keton lebih mudah menguap
daripada alkohol dan asam karboksilat. Karakteristik dari keton ini adalah
berupa cairan tak berwarna, umumnya larut dalam air, mempunyai titik
didih yang relatif lebih tinggi daripada senyawa non polar dan dapat
direduksi oleh gas H2 menghasilkan alkohol sekundernya.
Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa
aldehid mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah
atau dua buah atom hidrogen sedangkan keton yaitu senyawa organik
yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil.
Aldehid mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksidasi.

1.2 Maksud Praktikum


Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mempelajari dan
memahami perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi
kimianya.

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menentukan
perbedaan antara aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimianya.

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Senyawa organik hanya mengandung unsur karbon dan
hidrogen, walaupun hanya terdiri dari dua jenis unsur, tetapi merupakan
kelompok besar senyawa. Secara garis besar penggolongan senyawa
hidrokarbon berdasarkan struktur molekul dan kejenuhan ikatannya;
(Marzuki dkk, 2010)
a) Penggolongan berdasarkan struktur molekul yaitu berupa rantai
karbon terbuka (rantai alifatik) dan rantai tertutup (alisiklik atau
aromatik)
b) Penggolongan berdasarkan kejenuhan ikatan yaitu senyawa
hidrokarbon jenuh dan senyawa hidrokarbon tak jenuh
Mengingat jumlah senyawa organik yang demikian banyak,
klasifikasi atau penggolongan juga terdiri atas beberapa cara. Klasifikasi
senyawa organik pada umumnya didasarkan atas ikatan kovalen yang
terdapat diantara atom karbon, keistimewaan dalam struktur molekul,
dan radikal atau gugus fungsi yang terdapat dalam struktur kimianya.
Berdasarkan jenis ikatannya yang terdapat diantara atom-atom karbon
dalam struktur kimianya, senyawa-senyawa organik dibedakan atas
senyawa jenuh dan senyawa tidak jenuh. Senyawa-senyawa jenuh
mempunyai ikatan tunggal diantara atom-atom karbon dalam struktur
kimianya. Senyawa-senyawa ini tidak dapat lagi mengikat atom
hidrogen (sudah jenuh terhadap hidrogen). Senyawa-senyawa tidak
jenuh mempunyai ikatan rangkap anat karbon dalam struktur kimianya.
Ikatan rangkap tersebut dapat berupa ikatan rangkap dua atau ikatan
rangkap tiga yang jumlahnya bisa satu atau lebih (Sumardjo, 2006).

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

Banyak senyawa alamiah dan buatan berupa aldehida dan keton.


Kedua golongan ini mengandung gugus karbonil, C=O. Gugus karbonil
banyak menarik perhatian karena merupakan gugus polar dan
mengalami beragam reaksi antara lain reaksi adisi nukleofilik, substitusi,
oksidasi, dan reduksi. Aldehida yang paling sederhana adalah
formaldehida. HC(O)H atau HCHO. Semua aldehida lainnya memiliki
rumus umum RCHO; R dapat berupa gugus alkil atau aril. Gugus
aldehida sering kali ditulis sebagai –CHO sehingga ikatan rangkap dua
antara atom karbon dan oksigen mungkin tidak jelas terlihat.
Formaldehida berupa gas pada temperature kamar. Larutan 37 % b/b
formaldehida dalam air disebut formalin. Formalin sangat terkenal
karena dipakai pengawet spesiment biologis dan sebagai cairan
pembalsem (embalming). Trioksan adalah eter siklik yang dibentuk dari
tiga molekul formaldehida. Senyawa ini berupa zat padat pada
temperature kamar dan merupakan sumber yang baik untuk
memperoleh formaldehida yang murni dan kering kareena terurai
menjadi formaldehida jika dipanaskan (Bloch, 2014).
Aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
molekul air yang polar. Anggota deret yang rendah, yaitu formaldehida,
asetaldehida dan aseton yang bersifat larut dalam air dalam segala
perbandingan. Aldehida bersifat netral, suku-suku dengan 4 karbon tak
larut dalam H2O berbau tajam dan enak, tetapi yang mengandung 8-12
karbon dalam larutan encer baunya seperti bunga dan di dalam industri
wangi-wangian. Aldehid dan keton bersifat netral. Siku-siku yang rendah
larut dalam air dan pelarut organik. Siku yang lebih dari 4c akan tidak
larut dalam air. Aldehid-aldehid yang rendah seperti formaldehida dan
asetaldehida berbau tidak sedap dan menyengat. Sedangkan aldehid

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

yang berantai panjang dalam larutan encer baunya seperti bunga


(Riawan, 2015).
Banyak aldehid dan keton memiliki wewangian yang menyenangkan
dan karena ini, mereka telah digunakan bahan pembuatan parfum.
Awalnya, bahan-bahan untuk parfum berasal dari sumber alami seperti
minyak esensial namun dengan perkembangan kimia organik sintetik
pada abad kesembilan belas, banyak bahan sekarang digunakan dalam
parfum hasil dari kreativitas ahli kimia laboratorium (Solomon, 2011).
Aldehid mudah teroksidasi untuk menghasilkan asam karboksilat,
tapi keton umumnya lebih lambat dalam teroksidasi. perbedaannya
adalah dari strukturnya yaitu aldehid memiliki proton –CHO yang dapat
diabsatraksikan selama oksidasi. Tapi keton tidak. Banyak senyawa
pegoksidasi, termasuk KMnO4 dan HNO3 panas mengkonversi aldehida
menjadi asam karboksilat, tapi CrO3 dalam larutan asam adalah pilihan
yang lebih umum. Oksidasi terjadi secara cepat pada suhu ruangan dan
umumnya menghasilkan hasil yang baik. Keton yang tidak mudah
teroksidasi dalam kebanyakan senyawa pengoksidasi tetapi mengalami
reaksi pembeelahan lambat ketika bertemu alkali panas KMnO4.
(McMurry, 2011).
Aldehida dan keton disebut juga senyawa karbonil asli. Keduanya
mengandung sebuah gugus karbonil (>C=O). Aldehida memiliki rumus
umum R CHO, sedangkan senyawa keton memiliki rumus umum R CO
R. (Dewan, 2015).
Beberapa sifat fisika aldehid dan keton yaitu (Dewan, 2015) :
1. Kebanyak aldehida (kecuali HCHO yang merupakan gas) adalah
cairan pada temperature kamar. Keton yang lebih kecil atau rendah
juga merupakan cairan (tidak berwarna) dan memiliki bau manis.

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

Keton yang lebih besar atau tinggi berupa padatan dengan bau yang
enak.
2. Aldehida dan keton mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan
hidrokarbon dengan massa molekul yang sebanding. Ini disebabkan
karena aldhida dan keton memiliki sebuah gugus karbonil polar
sehingga mempunyai interaksi dipol-dipol intermolekul yang lebih
kuat.
3. Titik didih keton lebih tinggi daripada aldehida isomerik karena keton
bersifat lebih polar disebabkan oleh efek induksi yang lebih besar
akibat adanya dua gugus alkil.
4. Anggota aldehida dan keton yang lebih rendah atu kecil (sampai 4
atom karbon) larut dalam air karena dapat membentuk ikatan
hydrogen dengan air. Ikatan hydrogen menurun dengan
meningkatnya ukuran R, yaitu gugus alkil non polar menurunkan
polaritasnya.

2.2 Uraian Bahan


1. Aquadest (Ditjen POM, 2014)
Nama Resmi : AQUADESTILLATA
Nama Lain : Air Suling
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Rumus struktur :H–O–H

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

2. Formaldehid (Ditjen POM, 2014)


Nama Resmi : FORMALDEHYDI SOLUTIO
Nama Lain : Formaldehid, formalin
RM : CH2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Rumus struktur :C–H–O–O–H
3. Aseton (Ditjen POM, 2014)
Nama resmi : ACETONIUM
Nama lain : Aseton
RM : CH3COCH3
Pemerian : Cairan jernih, bau khas, mudah terbakar
Rumus struktur : CH3 – C – CH3 – O
Kegunaan : Sebagai sampel untuk keton
4. Perak Nitrat (Ditjen POM, 2014)
Nama Resmi : ARGENTI NITRAS
Nama Lain : Perak Nitrat
RM / BM : AgNO3 / 169,73
Pemerian : Hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi
gelap bila terkena sinar.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Rumus Struktur :

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

5. Amonium (Ditjen POM, 2014)


Nama Resmi : AMMONIUM
Nama Lain : Amonium
RM/BM : NH4OH / 35,05
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Pelarut sampel
Rumus Struktur :

6. Pereaksi fehling A (Ditjen POM, 2014)


Nama resmi : FEHLING A
Kandungan : CuSO4.5H2O 34,63 gr, H2SO4 pekat 6,5 ml, dan
aquadest 500 ml
Pemerian : Cairan berwarna biru, tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai oksidator
7. Pereaksi fehling B (Ditjen POM, 2014)
Nama resmi : FEHLING B
Kandungan : K. Natertrat 176 gr, NaOH 77 gr, dan aquadest
Pemerian : 500
Cairan
ml tidak berwarna, tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai oksidator

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

1.3 Prosedur Kerja


1. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
a) Siapkan 2 tabung reaksi
b) Tabung reaksi pertama isi dengan 2 mL formalin
c) Tabung reaksi kedua isi dengan 2 mL aseton
d) Masing-masing tabug reaksi tambahkan 2 mL etanol 96% dan 2
mL larutam 2,4-dinitrofenilhidrazin
e) Kocok kuat-kuat
f) Jika tidak terbentuk endapan, panaskan campuran dengan
pembakar spiritus
g) Amati perubahan yang terjadi.
2. Uji Fehling
a) Siapkan 2 tabung reaksi
b) Tabung reaksi pertama isi 2 mL formalin
c) Tabung reaksi kedua isi 2 mL aseton
d) Masing-masing tambahkan 1 mL Fehling A dan 1 mL Fehling B
e) Panaskan tabung reaksi didalam penangas air mendidih selama
sekitar 5 menit
f) Amati perubahan yang terjadi
3. Uji Benedict
a) Siapkan 2 buah tabung reaksi
b) Masing-masing diisi dengan 2 mL pereaksi Benedict
c) Tabung pertama tambahkan 2 mL formalin
d) Tabung kedua tambahkan 2 mL aseton
e) Kedua tabung reaksi dipanaskan
f) Amati perubahan yang terjadi

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

4. Uji Tollen’s
a) Siapkan 2 buah tabung reaksi
b) Masing-masing isi dengan 1 mL pereaksi AgNo3, tambahkan
beberapa tetes NH4OH hingga terbentuk endapan, tambahkan
lagi NH4OH berlebih hingga endapan larut.
c) Tabung reaksi pertama tambahkan 2 tetes formalin, kocok dan
amati endapan yang terbentuk
d) Tabung reaksi kedua tambahkan 2 tetes aseton, kocok dan amati
endapan yang terbentuk
e) Panaskan kedua tabung reaksi dalam air mendidih, amati
perubahan yang terjadi.
5. Uji Schiff
a) Siapkan 2 buah tabung reaksi
b) Masing-masing diisi dengan 3 tetes pereaksi Schiff
c) Tabung reaksi pertama tambahkan dengan 3 tetes formalin
d) Tabung reaksi kedua tambahkan dengan 3 tetes aseton
e) Amati perubahan yang terjadi
6. Uji Asam Kromat
a) Siapkan 2 buah tabung reaksi
b) Masing-masing diisi dengan 1 mL pereaksi asam kromat
c) Tabung reaksi pertama isi dengan 1 tetes formalin
d) Tabung reaksi kedua diisi dengan 1 tetes aseton
e) Amati perubahan yang terjadi.

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

BAB 3
METODE KERJA

3.4 Alat
Tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, lampu spiritus.

3.5 Bahan
Aseton, formalin, etanol 96%, 2,4-dinitrofenilhidrazin, fehlin A, fehlin B,
pereaksi Benedict, NH4OH, AgNO3, pereaksi Schiff, pereaksi asam
kromat

3.6 Cara Kerja


1. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
Disiapkan 2 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi
dengan 2 mL formalin. Tabung reaksi kedua diisi dengan 2 mL
aseton. Masing-masing tabug reaksi ditambahkan 2 mL etanol 96%
dan 2 mL larutam 2,4-dinitrofenilhidrazin. Dikocok kuat-kuat. Jika
tidak terbentuk endapan, panaskan campuran dengan pembakar
spiritus. Diamati perubahan yang terjadi.
2. Uji Fehling
Disiapkan 2 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi 2 mL
formalin. Tabung reaksi kedua diisi 2 mL aseton. Masing-masing
tambahkan 1 mL Fehling A dan 1 mL Fehling B. Dipanaskan tabung
reaksi didalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit.
Diamati perubahan yang terjadi.
2. Uji Benedict
Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan 2
mL pereaksi Benedict. Tabung pertama ditambahkan 2 mL formalin.

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

Tabung kedua ditambahkan 2 mL aseton. Kedua tabung reaksi


dipanaskan. Diamati perubahan yang terjadi.
3. Uji Tollen’s
Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan 1
mL pereaksi AgNo3, ditambahkan beberapa tetes NH4OH hingga
terbentuk endapan, ditambahkan lagi NH4OH berlebih hingga
endapan larut. Tabung reaksi pertama ditambahkan 2 tetes
formalin, kocok dan diamati endapan yang terbentuk. Tabung reaksi
kedua ditambahkan 2 tetes aseton, dikocok dan diamati endapan
yang terbentuk. Dipanaskan kedua tabung reaksi dalam air
mendidih, diamati perubahan yang terjadi.
4. Uji Schiff
Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan 3
tetes pereaksi Schiff. Tabung reaksi pertama ditambahkan dengan 3
tetes formalin. Tabung reaksi kedua ditambahkan dengan 3 tetes
aseton. Diamati perubahan yang terjadi.
5. Uji Asam Kromat
Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan 1
mL pereaksi asam kromat. Tabung reaksi pertama diisi dengan 1
tetes formalin. Tabung reaksi kedua diisi dengan 1 tetes aseton.
Diamati perubahan yang terjadi.

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Hasil praktikum diperoleh hasil uji reaksi yaitu:
NO UJI REAKSI SENYAWA WARNA HASIL
SEBELUM REAKSI
1 2,4- Formalin Belum terjadi Endapan
dinitrofenilhidrazin perubahan warna kuning,
warna orange, merah
Aseton Belum terjadi Endapan
perubahan warna kuning,
warna orange, merah
2 Fehling Formalin Warna biru Endapan
merah bata
Aseton Belum terjadi Tidak terjadi
perubahan perubahan
warna
3 Benedict Formalin Warna biru Endapan
merah bata
Aseton Belum terjadi Tidak terjadi
perubahan perubahan
warna
4 Tollens Formalin Jernih (tidak Terbentuk
berwarna) warna perak
seperti cermin
pada dinding
tabung

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

Aseton Belum terjadi Tidak terjadi


perubahan perubahan
warna
5 Schiff Formalin Belum terjadi Warna
perubahan magenta
warna (ungu
kemerahan)
Aseton Belum terjadi Tidak terjadi
perubahan perubahan
warna warna
6 Asam Kromat Formalin Belum terjadi Muncul warna
perubahan hijau dan
warna hilangnya
warna orange
Aseton Belum terjadi Tidak terjadi
perubahan perubahan
warna warna

4.2 Mekanisme Reaksi


Aldehid atau keton bereaksi dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin
membentuk endapan berwarna kuning, orange, atau merah. Pada
umumnya aldehid lebih reaktif daripada keton. Aldehid dapat dibedakan
dari keton karena kemudahannya untuk dioksidasi dengan menggunakan
pengoksidasi ringan.
Pereksi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi
khusus untuk mengenali aldehida. Pereaksi Fehling terdiri dari dua
bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah larutan CuSO4,
sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua


larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru
tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks.
Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Dalam pereaksi
ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan
diendapkan sebagai Cu2O. Hasil positif pada uji fehling ditunjukkan
dengan terbentuknya endapan merah bata.
Uji benedict menggunakan senyawa yang mengandung tembaga
(Cu) dengan muatan +2. Pada kondisi atau alkalis akan terjadi reduksi
kupri (𝐶𝑢2+ ) menjadi kupro (𝐶𝑢+ ) oleh gugus aldehid atau keton bebas
dari gula. Pada uji benedict biasanya ditambahkan sitrat atau tartrat untuk
mencegah terjadinya pengendapan 𝐶𝑢𝐶𝑂3. Hasil positif pada uji benedict
ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah bata.
Pereaksi Tollens merupakan larutan basa dari perak nitrat. Jika
aldehid direaksikan dengan perekasi Tollens, maka akan terbentuk asam
karboksilat. Pada saat itu ion perak akan direduksi menjadi logam perak,
misalnya asetaldehida dioksidasi menjadi asam asetat. Perak biasanya
mengendap seperti cermin pada tabung reaksi
Uji Schiff merupakan uji yang sangat sensitif untuk aldehid. Aldehid
bereaksi dengan fuschin-aldehid menghasilkan warna magenta (ungu
kemerahan) yang spesifik.
Uji Asam Kromat dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanyan
aldehid dan keton,aldehid yang digunakan untuk senyawa yang paling
mudah dioksidasi menjadi asam karbosilat oleh asam kromat. Uji ini
menunjukkan positif ditandai dengan munculnya warna hijau atau
hilangnya waran orange dari reagen. Karena keton merupakan senyawa
yang tidak memberikan reaksi positif terhadap reagen ini.

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

4.3 Pembahasan
Aldehid dan keton merupakan senyawa organik yang memiliki gugus
yang hampir sama sehingga sifat fisik kedua senyawa ini pun hampir
sama. Perbedaan aldehid dan keton terletak pada perbedaan gugus yang
terikat pada karbonil antara aldehid dan keton maka menimbulkan
adanya perbedaan sifat kimianya seperti aldehid cukup mudah
teroksidasi sedangkan keton sulit dan aldehid lebih reaktif daripada keton
terhadap adisi nukleofilik, yang reaksi ini merupakan karakteristik
terhadap gugus karbonil.
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk membedakan aldehid dan
keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia. Adapun cara kerja yag kami
lakukan untuk uji 2,4-dinitrofenilhidrazin Disiapkan 2 tabung reaksi.
Tabung reaksi pertama diisi dengan 2 mL formalin. Tabung reaksi kedua
diisi dengan 2 mL aseton. Masing-masing tabug reaksi ditambahkan 2 mL
etanol 96% dan 2 mL larutam 2,4-dinitrofenilhidrazin. Dikocok kuat-kuat.
Jika tidak terbentuk endapan, panaskan campuran dengan pembakar
spiritus. Diamati perubahan yang terjadi. Untuk uji Fehling disiapkan 2
tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi 2 mL formalin. Tabung reaksi
kedua diisi 2 mL aseton. Masing-masing tambahkan 1 mL Fehling A dan
1 mL Fehling B. Dipanaskan tabung reaksi didalam penangas air
mendidih selama sekitar 5 menit. Diamati perubahan yang terjadi. Untuk
uji Benedict disiapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan
2 mL pereaksi Benedict. Tabung pertama ditambahkan 2 mL formalin.
Tabung kedua ditambahkan 2 mL aseton. Kedua tabung reaksi
dipanaskan. Diamati perubahan yang terjadi. Untuk uji Tollen’s disiapkan
2 buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan 1 mL pereaksi AgNo3,
ditambahkan beberapa tetes NH4OH hingga terbentuk endapan,
ditambahkan lagi NH4OH berlebih hingga endapan larut. Tabung reaksi

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

pertama ditambahkan 2 tetes formalin, kocok dan diamati endapan yang


terbentuk. Tabung reaksi kedua ditambahkan 2 tetes aseton, dikocok dan
diamati endapan yang terbentuk. Dipanaskan kedua tabung reaksi dalam
air mendidih, diamati perubahan yang terjadi. Untuk uji Schiff disiapkan 2
buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan 3 tetes pereaksi Schiff.
Tabung reaksi pertama ditambahkan dengan 3 tetes formalin. Tabung
reaksi kedua ditambahkan dengan 3 tetes aseton. Diamati perubahan
yang terjadi. Untuk uji Asam Kromat disiapkan 2 buah tabung reaksi.
Masing-masing diisi dengan 1 mL pereaksi asam kromat. Tabung reaksi
pertama diisi dengan 1 tetes formalin. Tabung reaksi kedua diisi dengan
1 tetes aseton. Diamati perubahan yang terjadi.
Pada percobaan pertama yaitu uji 2,4-dinitrofenilhidrazin kita
menggunakan sampel formalin dan aseton. Untuk formalin, warna
sebelum diberikan pereaksi belum terjadi perubahan warna, setelah
ditambahkan dengan pereaksi terbentuk endapan berwarna kuning,
orange, atau merah. Hal yang sama pun terjadi pada aseton, sebelum
diberikan pereaksi belum terjadi berubahan warna dan setelah diberikan
pereaksi terbentuk endapan berwarna kuning, orange, atau merah.
Pada percobaan kedua yaitu uji Fehling, disini kita menggunakan
pereaksi Fehling A dan Fehling B. Pada formalin terjadi perubahan warna
dari biru menjadi endapan merah bata setelah diberikan pereaksi Fehling.
Berbeda dengan aseton yang tidak mengalami perubahan apa-apa
setelah diberikan peraksi.
Pada percobaan ketiga yaitu uji Benedict, pada tabung pertama yang
berisi formalin mengalami perubahan warna dari biru menjadi endapan
merah bata. Pada tabung kedua yang berisi aseton tidak mengalami
perubahan apa-apa setelah diberikan pereaksi dan melalui proses
pemanasan.

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

Pada percobaan keempat yaitu uji Tollen’s, pada percobaan ini kita
menggunakan AgNO3 dan NH4OH sebagai pereaksi dan dipanaskan
selama beberapa menit. Pada formalin menunjukkan adanya endapan
cermin perak pada dinding tabung setelah penambahan AgNO 3 dan
NH4OH serta melalui proses pemanasa. Sedangkan pada aseton tidak
memperlihatkan adanya pembentukan cermin perak. Ini dikarenakan ion-
ion perak dari AgNO3 berlaku sebagai agen pengoksidasi. Pada formalin
lebih mudah teroksidasi dibandingkan aseton, sehingga hanya formalin
yang menunjukkan adanya endapan cermin perak. Selain itu,
penambahan NH4OH sendiri adalah sebagai medium pembentuk basa
dan juga sebagai donor atom oksigen untuk pembentukan senyawa
karboksilat.
Percobaan kelima yaitu uji Schiff, pada tabung yang berisi formalin
warnanya menjadi magenta atau ungu kemerahan yang menunjukkan
bahwa formalin mengandung gugus aldehid. Pada aseton tidak terjadi
perubahan apa-apa dengan hasil negativ karena aseton merupakan
senyawa dengan gugus keton.
Percobaan terakhir yaitu uji Asam Kromat, tabung yang berisi
formalin menunjukkan perubahan yaitu menculnya warna hijau dan
hilangnya warna orange dari reagen, dimana hal ini menandakan bahwa
formalin positif mengandung gugus aldehid sedangkan pada tabung yang
berisi aseton tidak mengalami perubahan apa-apa yang menandakan
aseton tidak mengandung gugus aldehid, dan seton merupakan senyawa
dengan gugus keton.

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa hal yang
membedakan aldehid dengan keton adalah kemampuan senyawa ini saat
dioksidasi. Adapun hasil yang dapan disimpulkan dari percobaan yang
kami lakukan adalah :
a) Pada uji 2,4-dinitrofenilhidrazin menghasilkan endapan kuning, orange
atau merah pada sampel yang mengandung gugus aldehid yaitu
formalin dan tidak bereaksi pada senyawa yang mengandung gugus
keton yaitu aseton.
b) Pada uji Fehling, formalin mengalami perubahan warna dari biru
menjadi endapan merah bata berbeda dengan aseton yang tidak
mengalami perubahan apapun.
c) Pada uji Benedict, formalin mengalami perubahan warna dari biru
menjadi merah bata yang berarti formalin positif aldehid dan pada
aseton tidak mengalami perubahan karena aseton merupakan
senyawa dengan gugus keton.
d) Pada uji Tollen’s aldehid diketahui dengan terbentuknya endapan
cermin perak dan hal ini terjadi pada formalin yang menandakan
bahwa formalin adalah aldehid, berbeda pada aseton yang tidak
bereaksi.
e) Pada uji Schiff, formalin mengalami perubahan warna menjadi
magenta (ungu kemerahan) dan pada aseton tidak bereaksi.
f) Pada uji Asam Kromat, formalin menghasilkan warna hijau dan
hilangnya warna orange dari reagen, sedangkan aseton tidak
mengalami perubahan apapun.

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

5.2 Saran
Sebaiknya kita mengadakan praktikum di laboratorium agar
mendapatkan data yang sesuai dengan apa yang dilakukan. Namun,
berhubung adanya wabah Covid-19 maka kita melakukan lab dan diskusi
online. Stay save everyone ☺

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169
ALDEHID DAN KETON

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2020, Penuntun Praktikum Kimia Analisis, Universitas Muslim


Indonesia: Makassar.

Bloch. 2014. Organich Chemistry. New York : Comell University.

Dewan, S. K.. 2015. Kimia Organik Farmasi. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Ditjen POM, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia: Jakarta.

Marzuki, I. 2010. Kimia Dalam Keperawatan. Makassar: Pustaka As Salam.

McMurry, J. 2008. Organic Chemistry 7th ed. New York : Cornell University.

Riawan, S. 1989. Kimia Organik. Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Solomon, T. W. 2011. Organic Chemistry 10th ed. Florida : University of South


Florida.

Sumardjo, K. 2006. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga

KHUSNUL ANNISA NAURA NAZHIFAH


15020190169

Anda mungkin juga menyukai