Anda di halaman 1dari 11

TELAAH SINGKAT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

BAB 9

PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK

Disusun Oleh:
Feliza Restya chania 1811210261
Edo Sempana 1811210242

Dosen Pengajar:
Dra. Nurniswah, M.Pd
2
BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK

Dalam Bab ke-9 ini akan dipaparkan perkembangan ranah yang bersifat
'aqliyah (kognitif) dalam bab ini. Berbeda dengan perkembangan motor peserta
didik sebagaimana yang telah terurai dalam bab sebelumnya, perkembangan
kognitif peserta didik terkesan kurang jelas dan tidak mudah untuk diidentifikasi.
Namun, peranannya dalam menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik
Anda amat signifikan.

Setelah mempelajari Bab ke-9, Anda diharapkan memiliki kompetensi dalam:

1. menjelaskan peran penting ranah cipta/kognitif umat manusia bagi ranah


rasa dan karsa mereka;
2. menyebutkan tahapan tahapan perkembangan ranah cipta lengkap dengan
rentang usia yang berhubungan dengannya;
3. menguraikan tahapan perkembangan ranah cipta sebelum masa remaja
(7-11 tahun);
4. menguraikan tahapan perkembangan ranah cipta peserta didik Anda di
MTs/SMP
5. menyatakan sikap menerima atau menolak perkembangan ranah cipta
versi Piaget dengan menyebutkan alasan yang logis
A. Arti penting Aspek Kognitif

Kosa kata "cognitive" merupakan ajektiva (adjective) yane berasal dari


nomina (noun) "cognition" yang padanannya "knowing berarti mengetahui.
Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan
penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif
menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis manusia
yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan
keyakinan.

3
Ranah psikologis peserta didik yang terpenting adalah ranah kognitif.
Ranah kejiwaan yang bermarkas pada otak ini, dalam perspektif psikologi kognitif
adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah
afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Tidak seperti organ-organ tubuh
lainnya, organ otak sebagai markas fungsi kognitif bukan hanya menjadi
penggerak aktivitas akal pikiran saja, melainkan juga menara pengontrol aktivitas
perasaan dan perbuatan. Sebagai menara pengontrol, otak selalu bekerja siang dan
malam. Sekali kita kehilangan fungsi-fungsi kognitif karena kerusakan berat pada
otak, martabat kita hanya berbeda sedikit dengan hewan.

Demikian pula halnya orang yang menyalahgunakan kelebihan


kemampuan otak untuk memuaskan hawa nafsu dengan mempertuhan hawa
nafsunya, martabat orang tersebut tak lebih dari martabat hewan atau mungkin
lebih rendah lagi. Kelompok orang yang bermartabat rendah seperti ini dilukiskan
dalam surah Al-Furqan: 44 yang berbunyi:

‫ِبياًل‬ ‫س‬
َ ‫ُّل‬ َ ‫لْ ُه ْم َأ‬
‫ض‬ َ‫ِام ۖ ب‬ ‫ونَ ۚ ِإنْ ُه ْم ِإاَّل َكاأْل َ ْن َع‬ ُ‫َمعُونَ َأوْ يَ ْع ِقل‬ ْ ‫رَ ُه ْم ي‬
‫َس‬ َ‫بُ َأنَّ َأ ْكث‬ َ ‫َأ ْم ت َْح‬
‫س‬
Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau
memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).

Selain itu, orang-orang yang memiliki kelebihan pengetahuan vang sudah


barang tentu karena kelebihan kemampuan otak, apabila tidak disertai dengan
iman mungkin pula akan memanipulasi (mengubah seenaknya) kebenaran dari
Allah yang semestinya dipertahankan. Orang-orang seperti ini dikecam oleh
oungan& si, peme Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 75 yang berbunyi:

ٌ =‫ط= َم= ُع= و= َ=ن= أَ= ْ=ن= يُ= ْ=ؤ= ِم= نُ= و=ا= لَ= ُك= ْم= َ=و= قَ= ْد= َك= ا= َ=ن= فَ= ِر= ي‬
=‫ق= ِم= ْن= هُ= ْم= يَ= ْس= َم= ُع= و= َ=ن= َك= اَل َم= هَّللا ِ= ثُ= َّم= يُ= َ=ح= ر=ِّ= فُ= و=ن=َ== هُ= ِم= ْ=ن‬ ْ =َ‫۞= أَ= فَ= ت‬
=‫بَ= ْ=ع= ِد= َم= ا= َع= قَ= لُ= و=هُ= َو= هُ= ْ=م= يَ= ْع= لَ= ُم= و= َن‬

Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu,


padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka
mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?.

4
Oleh karenanya, pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan sedemikian
rupa agar ranah kognigtif para peserta didik dapat berfungsi secara positif dan
bertanggung jawab dalam arti tidak menimbulkan nafsu serakah dan kedustaan
yang tidak hanya akan merugikan dirinya sendiri saja, tetapi juga merugikan
orang lain.
Alhasil ranah kognitif yang dikendalikan oleh otak kita itu memang
karunia Allah yang luar biasa dibandingkan dengan organ-organ tubuh lainnya.
Tanpa ranah kognitif, sulit dibayangkan seorang peserta didik dapat berpikir. Oleh
karena itu, agaknya kita tak perlu menafikan kebenaran ungkapan mutiara hikmah
berbahasa Arab yang artinya: "Agama adalah (memerlukan) akal, tiada beragama
bagi orang yang tidak berakal."

B. Tahapan Perkembangan Aspek Kognitif

Sebagian besar psikolog terutama cognitivist (ahli psikologi kognitif)


berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitit manusia mulai berlangsung
sejak ia baru lahir. Bekal dan modal dasar perkembangan manusia, yakni
kapasitas motor dan kapasitas sensori seperti yang telah penyusun uraikan di
muka, ternyata sampai batas tertentu, juga dipengaruhi oleh aktivitas ranah
kognitif.

Menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas ranah


kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai mendayagunakan
kapasitas motor dan sensorinya. Hanya, cara dan intensitas pendayagunaan
kapasitas ranah kognitif tersebut tentu masih belum jelas benar. Sebagai bukti,
jika seorang bayi lahir dengan cacat atau berkelainan otak, kecil sekali
kemungkinan bayi tersebut dapat mengotomatisasikan refleks-refleks motor dan
daya-daya sensorinya. Otomatisasi refleks dan sensori, menurut para ahli, tidak
pernah terlepas sama sekali dari aktivitas ranah kognitif, sebab pusat refleks
sendiri terdapat dalam otak sedangkan otak adalah pusat ranah kognitif manusia.

5
Hasil-hasil riser kognitif yang dilakukan selama kurun wakt 20 tahun
terakhir ini menyimpulkan, bahwa semua bayi manusia sudah berkemampuan
menyimpan informasi-informasi yang berasal dari penglihatan, pendengaran, dan
informasi-informas lain yang diserap melalui indera-indera lainnya. Selain itu,
bayi juga berkemampuan merespons informasi-informasi tersebu Tahap secara
sistematis.

Implikasi pokok dari hasil-hasil riset kognitif di atas menurut Bower


sebagaimana yang dikutip Daehler & Bukatko (1985) ialah hahwa
manusia:.begins life as an extremely competent social organisn an extremely
competent learning organism, an extremely perceiving organism. Artinya, bayi
manusia memulai kehidupannya sebagai organisme sosial (makhluk hidup
bermasyarakat) yang betul-betul berkemampuan, sebagai makhluk hidup yang
betul-betul mampu belajar, dan sebagai makhluk hidup yang mampu memahami.

Tabel 1 Tahapan Perkembangan Kognitif Anak

N Tahap Perkembangan Kognitif Usia Perkembangan


o Kognitif
1 Sensory-motor 0-2
(Sensori-motor)
2 Pre-operational 2-7
(Pra-operasional)
3 Concrete-operational 7-11
(Konkret-operasional)
4 Formal-operational 11-15
(Formal operasional)

Istilah-istilah khusus dan arti-artinya yang berhubungan dengan proses


perkembangan kognitif anak versi Piaget tersebut.

6
a) Sensory-motor schema (skema sensori motor) ialah sebuah atau
serangkaian perilaku terbuka yang tersusun secara sistematis untuk
merespons lingkungan (barang, orang, keadaan, kejadian).
b) Cognitive schema (skema kognitif), ialah perilaku tertutup berupa tatanan
langkah-langkah kognitif (operations) berfungsi memahami apa yang
tersirat atau menyimpulkan lingkungan yang direspons.
c) Object permanence (ketetapan benda), yakni anggapan bahwa sebuah
benda akan tetap ada walaupun sudah ditinggalkan atau tidak dilihat lagi;
d) Assimilation (asimilasi), yakni proses aktif dalam menggunakan skema
untuk merespons lingkungan.
e) Accommodation (akomodasi), yakni penyesuaian aplikasi skema yang
cocok dengan lingkungan yang direspons Equilibrium (ekuilibrium), yakni
keseimbangan antara skema yang digunakan dengan lingkungan yang
direspons
1. Tahap Sensori-motor (0- 2 tahun)

Selama perkembangan dalam periode sensori-motor yang berlangsung


sejak anak lahir sampai usia 2 tahun, inteligensi yang dimiliki anak tersebut masih
berbentuk primitif dalam arti masih didasarkan pada perilaku terbuka. Meskipun
primitif dan terkesan tidak penting, inteligensi sensori-motor sesungguhnya
merupakan inteligensi dasar yang amat berarti karena ia menjadi fondasi untuk
tipe-tipe inteligensi tertentu yang akan dimilik anak tersebut kelak.

Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis (practical


intelligence) yang berfaedah bagi anak usia 0-2 tahun untuk belajar berbuat
terhadap lingkungannya sebelum ia mampu berpikir mengenai perilaku yang
sedang ia perbuat. Anak pada periode ini belajar cara mengikuti dunia kebendaan
secara praktis dan belajar menimbulkan efek tertentu tanpa memahami perilaku
yang sedang ia perbuat. Dalam hal ini, ia lebih cenderung mencari cara melakukan
suatu perbuatan belaka.

2. Tahap Pra-operasional (2 -7 tahun)

7
Periode perkembangan kognitif pra-operasional terjadi dalam diri anak
ketika berumur 2 sampai 7 tahun. Perkembangan ini bemula pada saat anak telah
memiliki penguasaan sempurna mengenai object permanence. Artinya, anak
tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya ssuatu benda yang harus
ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan, atau sudah tak
dilihat dan tak didengar lagi. Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda tersebut
berbeda dari pandangan pada periode sensori-motor, yakni tidak lagi bergantung
pada pengamatannya belaka.

Perolehan kemampuan berupa kesadaran terhadap eksistensi object


permanence (ketetapan adanya benda) adalah hasil dari munculnya kapasitas
kognitif baru yang disebut representation arau mental representation (gambaran
mental). Secara singkat, representasi adalah sesuatu yang mewakili atau menjadi
simbol atau wujud sesuatu yang lainnya. Representasi mental merupakan bagian
penting dari skema kognitif yang memungkinkan anak berpikir dan
menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau kejadian tertentu walaupun benda
atau kejadian itu berada di luar pandangan, pendengaran, atau jangkauan
tangannya

Sebagai catatan akhir untuk uraian periode pra-operasional ini, patut


penyusun tegaskan bahwa kemampuan-kemampuan skema kognitif anak dalam
rentang usia 2-7 tahun memang masih sangat terbatas. Namun demikian, secara
kualitatif, fenormena perilaku-perilaku ranah cipta, seperti yang penyusun
paparkan di atas, jelas sudah sangat berbeda dengan kemampuan inteligensi
sensori-motor yang dimiliki anak ketika berusia 0-2 tahun itu.

3. Tahap Konkret-Operasional (7-11 Tahun)

8
Dalam periode konkret-operasional yang berlangsung hingga usia
menjelang remaja, anak memeroleh tambahan kemampuan agai be eisalnya
sedange yang disebut system of operations (satuan langkah berpikir). Kemampuan
satuan langkah berpikir ini berfaedah bagi anak untuk mengkoordinasikan
pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya
sendiri.

Dalam inteligensi operasional anak yang sedang berada p tahap konkret-


operasional terdapat: sistem operasi kognitif meliputi: 1) conservation; 2) addition
of classes; 3) multiplication pada yang of classes. Penjelasan selanjutnya
mengenai tiga macam operasi kognitif ini adalah sebagai berikut.

Conservation (konservasi/ pengekalan) adalah kemampuan anak dalam


memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti volume dan jumlah. Anak yang
mampu mengenali sifat kuantitatif sebuah benda akan tahu, bahwa sifat kuantitatif
benda tidak akan berubah secara sembarangan.

Addition of classes (penambahan golongan benda), yakni kemampuan


anak dalam memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang
dianggap berkelas lebih rendah, seperti mawar, dan melati, dan
menghubungkannya dengan golongan benda yang berkelas lebih tinggi, seperti
bunga.

Multiplication of classes (pelipatgandaan golongan benda), yakni


kemampuan yang melibatkan pengetahuan mengenai cara mempertahankan
dimensi-dimensi benda (seperti warna bunga dan tipe bunga) untuk membentuk
gabungan golongan benda (seperti mawar merah, mawar putih, dan seterusnya).

Berdasarkan hasil-hasil eksperimen dan observasinya, Piaget


menyimpulkan, bahwa pemahaman terhadap aspek kuantitatif materi, pemahaman
terhadap penambahan golongan benda, dan pemahaman terhadap pelipatgandaan
golongan benda merupakan ciri khas perkembangan kognitif anak berusia 7-11
tahun. Perolehan pemahaman tersebut diiringi dengan banyak berkurangnya
egosentrisme anak. Artinya, anak sudah mulai memiliki kemampuan
mengkoordinasikan pandangan-pandangan orang lain dengan pandangannya

9
sendiri, dan memiliki persepsi positif bahwa pandangannya hanyalah salah satu
dari sekian banyak pandangan orang. Jadi, pada dasarnya perkembangan kognitif
anak tersebut ditinjau dari sudut karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan
kognitif orang dewasa.

4. Tahap Formal - operasional (11 15 tahun)

Dalam tahap perkembangan formal-operasional, anak yang sudah


menjelang atau sudah mencapai masa remaja, yakni usia 11- 15 tahun, akan dapat
mengatasi masalah keterbatasan pemikiran konkret-operasional seperti yang telah
penyusun singgung dalan uraian sebelumnya. Tahap perkembangan kognitif
terakhir yang menghapus keterbatasan-keterbatasan tersebut sesungguhnys tidak
hanya berlaku bagi remaja hingga usia 15 tahun, tetapi juga pernyataan enak bagi
remaja dan bahkan orang dewasa yang berusia lebih tua Hal ini perlu
dikemukakan, sebab upaya riset Piaget yang mengambil subjek anak dan remaja
hingga usia 15 tahun itu dianggap sudah cukup representatif bagi usia-usia
selanjutnya.

Dalam perkembangan kognitif tahap akhir ini seorang remaja telah


memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan (serentak) maupun
berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yakni: 1) kapasitas menggunakan
hipotesis; 2) kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Dengan kapasitas
menggunakan hipotesis (anggapan dasar), seorang remaja akan mampu berpikir
hipotetis, yakni berpikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan
masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan
yang ia respons. Selanjutnya, dengan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip
abstrak, remaja tersebut akan mampu mempelajari materi-materi pelajaran yang
abstrak, seperti (dalam hal ini misalnya ilmu tauhid), ilmu matematika dan ilmu-
ilmu abstrak lainnya dengan luas dan lebih mendalam.

10
BAB III
PENUTUP
Rangkuman

 Kognisi ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan, sedang


aspek kognitif merupakan ranah psikis pengendali pikiran, perasaan dan
perbuatan peserta didik karena berhubungan dengan pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan
keyakinan.
 Tahap perkembangan kognitif peserta didik terdiri atas: Sensori-motor, Pra-
operasional, Konkret-operasional, Formal-operasional.
 Hal-hal penting yang berhubungan dengan perkembangan kognitif peserta
didik, antara lain: skema kognitif untuk menyimpulkan stimulus sesuai dengan
kelompoknya, asimilasi proses merespons stimulus, akomodasi untuk
menyesuaikan skema dengan stimulus yang direspons, dan ekuilibrium, yakni
keseimbangan antara skema dengan respons terhadap stimulus.
 Sensori-motor adalah inteligensi praktis anak usia 0-2 tahun untuk belajar
berbuat sebelum mampu berpikir mengenai hal yang sedang diperbuat.
 Pra-operasional adalah inteligensi anak usia 2-7 tahun yang telah memiliki dan
menggunakan representasi mental dalam skema kognitifnya yang
memungkinkan anak berpikir dan menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau
kejadian tertentu
 Konkret-operasional adalah inteligensi anak usia 7-11 tahun, saat telah
dimilikinya satuan langkah berpikir yang berfaedah untuk mengkoordinasikan
pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya
sendiri.
 Formal-operasional adalah inteligensi anak usia 11-15 tahun dan seterusnya
yang ditandai dengan adanya kapasitas menggunakan hipotesis dan kapasitas
menggunakan prinsip prinsip abstrak Pelatihan Berilah tanda X pada huruf a,
b, c, atau d yang Anda anggap benar untuk melengkapi pernyataan atau
menjawab pertanyaan di bawah ini! I. Formal-operasional adalah inteligensi
anak usia yang ditandai dengan adanya kapasitas menggunakan hipotesis dan
kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.

11

Anda mungkin juga menyukai