Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN I
HIDROKARBON

NAMA : Rina Trisna Ningsih


NIM : J1C108047
KELOMPOK : 1 (satu)
ASISTEN : Norhilmah

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

200
PERCOBAAN I

HIDROKARBON

I. TUJUAN

Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat senyawa hidrokarbon
dan untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Persenyawaan organik yang hanya mengandung atom karbon dan hidrogen
dinamakan hidrokarbon. Hidrokarbon didapat di alam terutama sebagai gas alam dan
minyak mentah (crude oil). Hanya ada satu hidrokarbon yang mempunyai satu atom karbon
yaitu metan (CH4). Hidrokarbon yang lain mengandung dua atau lebih atom karbon yang
saling diikat oleh satu, dua, atau tiga ikatan. Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut
macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon
yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau
lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua tau tiga dinamakan hidrokarbon
tidak jenuh (Fessenden, 1997).
Hidrogen dan senyawa turunannya umumnya terbagi menjadi tiga kelompok besar ,
yaitu :
1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun
siklik. Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau hidrokarbon
asiklik.
CH3CH2CH3 ( propana ) CH3CH2CH2CH2CH3 ( pentana )
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang
tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang
biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap
bersilih – ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik
karena sifat fisika dan kimianya yang khas ( Pine, 1988 ).
Hidrokarbon dengan hanya atom karbon sp3 (yakni, hanya dengan ikatan-ikatan
tunggal) di sebut alkana (atau sikloalkana jika atom karbon membentuk cincin). Beberapa
alkana yang lazim ialah metana, etana, propane, dan butane. Alkana-alkana ini berbentuk
gas dan terdapat dalam minyak bumi. Gas-gas ini digunakan dalam bahan bakar. Alkana
dan silkoalkana disebut hidrokarbon jenuh (saturated hydrocarbon), artinya “jenuh dengan
hydrogen”. Senyawa ini tak bereaksi dengan hydrogen. Senyawa yang mengandung ikatan-
pi disebut hidrokarbon tak jenuh; dalam kondisi reaksi yang tepat, senyawa ini bereaksi
dengan hydrogen membentuk produk yang jenuh (Fassenden & Fassenden, 1986)
Sifat-sifat hidrokarbon adalah sebagai berikut:
1. Sifat fisika
Hidrkarbon alkana, alkena, alkuna dan benzene mempunyai sifat yang sangat mirip.
Semua berupa larutan tak berwarna, tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
Percabangan dalam bagian hiodrokarbon molekul menurunkan titik didih karena
terganggunya gaya tarik van der waals antara molekul-molekul dalam fase padat
(Fessenden, 1982).
2. Sifat kimia
Alkana dan sikloalkana tidak reaktif dibandingkan dengan senyawa organik yang
memiliki gugus fungsional. Karena kurang reaktif alkana disebut juga sebagai parafin.
Hidrokarbon jenuh :
 CH4 + H2 katalis
  Ni
 tak bereaksi

+ H2 katalis
  Ni
 tak bereaksi

Sikloheksana
 Halogenisasi :
CH4 + Cl2 cahaya
 CH3Cl + HCl + produk lain
 Pembakaran
CH4 + 2 O2 bunga
  api
 CO2 + 2 H2O

Hidrokarbon tak jenuh:


 Hidrogenasi
CH2 = CH2 + H2 katalis
  Ni
 CH3-CH3

Etilena etana
CH3CH = CH + H2 katalis
  Ni
 CH3-CH3

Propuna propana

+ H2  
katalis Ni

kalor, tekanan

benzena sikloheksana
 Halogenasi
Br

+ Br2 katalis
  Ni

kalor,tekanan

Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai rantai atau suatu
cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai lurus dan
rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus berarti : bahwa
tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak lebih dari dua atom karbon lain. Suatu
rantai cabang alkana mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga
atau lebih atom karbon lain. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atom karbonnya membentuk
sebuah cincin yang disebut sikloalkana. Sikloalkana sering kali disebut sebagai suatu
subkelas dari alkana. Senyawa-senyawa hidrokarbon aromatic disebut Arena (dari aromatic
dan akhiran -ena) dan inti dari senyawa-senyawa ini disebut aril. Sifat-sifat fisika dari
benzena adalah cairan, titik didih 80oC, tak berwarna, tak larut dalam air, larut dalam
kebanyakan pelarut organic, mudah terbakar dengan nyala yang berjelaga dan berwarna
(karena kadar C tinggi). Sifat-sifat kimia adalah sangat stabil tak bereaksi dengan KOH
pekat, panas, HCl pekat, bereaksi sangat lambat dengan KMnO4, menunjukkan beberapa
reaksi adisi dan subtitusi. (Riawan, 1990)
Hidrokarbon jenuh dengan atom-atom kerbonnya membentuk sebuah cincin disebut
sikloalkana. Semua rantai terbuka dari alkana yang non siklik mempunyai rumus umum
CnH2n + 2 dimana n adalah jumlah atom karbonnya. Sebuah sikloalkana mengandung dua
atom hidrogen lebih sedikit dari hidrokarbon rantai terbuka. Oleh sebab itu suatu
sikloalkana yang mengandung sebuah cincin mempunyai rusmus umum CnH2n. Selain
alkana juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua
karbon – karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah
maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap karbon. Alkena sering
disebut olefin, suatu istilah lama yang diturunkan dari kenyataan bahwa klor mengadisi
pada etilena yang berbentuk gas ( C2H4 ) membentuk hasil yang menyerupai minyak.
Alkena juga merupakan senyawa nonpolar yang tak laruta dalam air ( Pine, 1988 ).
Benzena merupakan senyawa aromatik, yakni senyawa yang cukup distabilkan oleh
delokalisasi elektron pi. Energi resonansi suatu senyawa aromatik merupakan uluran
diperolehnya kestabilan (sifat-sifat struktural yang menimbulkan aromatisitas). Cara yang
paling mudah untuk menentukan sutau senyawa aromatk ialah dengan menentukan posisi
absoprsi dalam spektrum nmr oleh proton yang terikat oleh atom-atom cincin (Fessenden,
1982).

III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: tabung reaksi,
gelas ukur, bekker gelas, alat pemanas, pipet tetes, botol semprot.

B. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : asetal
dehid, CCl4, air brom, sikloheksana, Na2CO3 5 %, logam Zn, H2SO4 pekat,
akuades, heksana, KMnO4 0,5 %, benzena.

IV. PROSEDUR KERJA


1. Pembuatan alkana dari aldehid (reduksi Clemensen)

1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml asetildehid , lalu ditambahkan 2


gram logam Zn dan 4 ml H2SO4 pekat.
2. Diamati perubahan yang terjadi.

2. Uji Bromine

1. Dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing 0,5 ml senyawa


hidrokarbon (heksana, sikloheksana, benzena) untuk tiap sampel.
2. Ditambahkan larutan bromine dalam CCl4, kocoklah campuran dalam
tabung reaksi.
3. Diletakan tabung reaksi 1 pada tempat gelap dan tabung 2 pada tempat yang
disinari matahari selama beberapa menit untuk tiap-tiap sampel.
4. Ditiuplah masing-masing mulut tabung reaksi untuk mengetahi terbentuknya
HBr (ditandai dengan timbulnya asap HBr).
5. Masing-masing mulut tabung reaksi diperiksa dengan menggunakan kertas
lakmus yang lembab.

3. Uji Bayers

1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 0,5 ml senyawa


hidrokarbon (heksana, sikloheksana, benzena).
2. Ditambahkan pada tiap sampel tetes demi tetes larutan KMnO4 0,5 % dan
Na2CO3 5%. Dicatat jumlah tetes yang diperlukan sampai larutan berwarna
ungu.
3. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

4. Uji Asam Sulfat

1. Dimasukkan masing-masing 1 ml asam sulfat pekat ke dalam 2 tabung


reaksi.
2. Pada tabung 1 ditambahkan 0,5 ml alkana dan pada tabung 2 ditambahkan
0,5 ml sikloheksana.
3. Dikocok masing-masing tabung reaksi dengan baik dan diamati perubahan
yang terjadi.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

No. Langkah Percobaan Hasil Percobaan


1. Pembuatan alkana dari
eldehid ( reduksi Clemensen)
1 ml asetaldehid + 2 gr Zn Tidak melarut
menambahkan 4 ml H2SO4 pekat Endapan hitam (padat)

2. Uji Bromine
a. 0,5 ml heksana + larutan
bromine
Gas tidak ada warna,kuning
meletakkan ditempat gelap
Gas banyak,warna orange
meletakkan ditempat terang
b. 0,5 ml sikloheksana + larutan
bromine
meletakkan ditempat gelap
Gas lebih sedikit, kuning muda
meletakkan ditempat terang
Gas banyak, warna lebih kuning
c. 0,5 ml benzena + larutan
bromine
meletakkan ditempat gelap Gas banyak, larut warna kuning
meletakkan ditempat terang Terdapat dua lapisan

3. Uji Bayers
a. 0,5 ml heksana + Na2CO3 Tidak larut
+ KMmO4 3 tetes menjadi coklat
b. 0,5 ml sikloheksana + Na2- Larut
CO3
+ KMnO4 1 tetes menjadi ungu
c. 0,5 ml benzena + Na2CO3 Mengendap
+ KMnO4 1 tetes menjadi berwarna ungu

4. Uji Asam Sulfat


1 ml H2SO4 pekat + 0,5 ml Terjadi gelembung dan terdapat
sikloheksana tiga lapisan kuning.

1 ml H2SO4 pekat + 0,5 ml Terjadi gelembung dan dua lapisan


heksana ¼ larutan berwarna kuning

1 ml H2SO4 pekat + 0,5 ml Terjadi gelembung dan tiga lapisan


benzena kuning pudar
B. Pembahasan
1. Pembuatan alkana dari aldehid ( reduksi Clemensen )
Reduksi Clemensen dapat digunakan untuk mereduksi aril ke keton, tetapi
kadang-kadang dapat digunakan untuk mereduksi aldehid dan keton. Dimana
metode reduksi ini mengubah suatu gugus CH2. Reagen yang digunakan adalah
logam Zn untuk senyawa yang tidak stabil dalam suasana asam.
Dari percobaan yang dilakukan asetaldehid yang di yang ditambahkan
dengan logam Zn dan asam sulfat pekat akan terbentuk larutan hitam pekat. Zn
berfungsi sebagai katalis sehingga reaksi berlangsung cepat. Zn juga berfungsi
sebagai reduktor dimana Zn tereduksi oleh asetaldehid. Sedangkan asam sulfat
pekat berperan sebagai oksidator.
Reaksi Clemensen :

O
COH3 
Zn
CH2CH3
H SO
2 4

Adapun reaksi yang terjadi :


O
2 CH3 C + 2 Zn  2 CH3 C+ H
H OZn

2 CH3 C+ H + H2SO4  2 CH3 CH3 + 2 ZnSO4 + H2O


OZn

2. Uji Bromine
Pada uji ini menggunakan tiga macam hidrokarbon seperti heksana ,
sikloheksana dan benzena. Uji dilakukan di dua tempat, pertama di tempat gelap
dan yang satunya di tempat terang. Pada uji Bromine ini membuktikan
terbentuknya gas hidrogen bromide yang dihasilkan jika suatu senyawa
hidrokarbon ditambahkan larutan bromine dalam CCl4. Dari hasil diperoleh
bahwa senyawa hidrokarbon yang ditempatkan ditempat terang lebih cepat
menghasilkan uap/asap HBr dari pada ditempat gelap. Hal ini disebabkan bahwa
pada suhu kamar reaksi substitusi yang terjadi pada brom dapat menukar atom-
atom hidrogen dari senyawa hidrokarbon (heksana, sikloheksana, dan benzena).
Reaksi substitusi ini dipercepat dengan adanya sinar matahari. Sedangkan
ditempat gelap brom dan senyawa hidrokarbon bereaksi lambat bahkan sama
sekali tidak bereaksi.
Reaksinya :
CH3(CH2)4CH3 + Br2 
hv
CH3(CH2)2Br(CH2)2CH3 + HBr
Heksana
H Br

+ Br2 
hv
+ HBr

Sikloheksana
Br

+ Br2 FeBr

2
+ HBr

Benzena

3. Uji Bayers
Pada uji ini reagen yang digunakan adalah KMnO4 dan Na2CO3. Pada
benzena dengan penambahan KMnO4 dan Na2CO3 akan terbentuk larutan ungu.
KMnO4 tersebut merupakan oksidator kuat sehingga cepat bereaksi. Tetapi pada
dasarnya heksana dan sikloheksana lambat bereaksi dengan adanya oksidator
kuat seperti KMnO4. Karena tidak memiliki ikatan rangkap Sedangkan pada
benzena lebih mudah mengalami oksidasi pada suhu kamar karena memiliki
ikatan rangkap dalam stabilitas struktur resonansinya.
Reaksi yang terjadi :
OH
+ KMnO4 + Na2CO3  + MnO2
OH
Benzena

4. Uji Asam Sulfat

Pada uji ini terjadi reaksi adisi oleh senyawa hidrokarbon (heksana,
sikloheksana, dan benzena) menjadi alkil hidrokarbon sulfat yang larut dalam
asam sulfat pekat (pelarut non polar). Penambahan asam sulfat pada dasarnnya
digunakan sebagai oksidator kuat. Dari percobaan yang dilakukan heksana yang
dilarutkan dalam asam sulfat akan terbentuk 2 lapisan ¼ yaitu bagian atas
bening dan bawah sedikit kuning. Pada sikloheksana yang dilarutkan dalam
asam sulfat juga terbentuk 3 lapisan kuning pudar. Sedangkan pada benzena
yang dilarutkan dalam asam sulfat juga terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan kuning.
Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut :
C6H14+ H2SO4  C6H14SO3H + H2O
Heksana asam heksana sulfonat
SO3H

+ H2SO4  + H2O

sikloheksana asam sikloheksana sulfonat


SO3H
+ H2SO4  + H2O

benzena asam benzena sulfonat


VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Pada pembuatan alkana dari asetaldehid digunakan untuk mereduksi aril keton, dari
percobaan diperoleh endapan hitam padat.
2. Pada uji bromine untuk tempat terang lebih cepat terbentuk uap Br.
3. Uji bromine membuktikan terbentuknya gas hydrogen bromida.
4. Uji bayers menghasilkan larutan ungu dan coklat setelah dilakukan penambahan
KMnO4.
5. Pada uji asam sulfat senyawa hidrokarbon (heksana, sikloheksana, dan
benzena) dapat diadisi menjadi alkil hidrokarbon sulfat dalam larutan asam sulfat
(pelarut nonpolar).

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid I. Erlangga. Jakarta.


Fessenden, Ralph dan Joan Fessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Binarupa
Aksara. Jakarta.
Fessenden, Fessenden, 1986, Kimia Organik Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Pine, Stanley, 1988, Kimia Organik 1, ITB, Bandung
Riawan S. 1990. Kimia Organik I. Bina Rupa Aksara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai