Transmisi Daya Listrik: Diktat Kuliah
Transmisi Daya Listrik: Diktat Kuliah
JAKARTA
2003
1
BAB 1
SISTEM TRANSMISI
1.1 Transmisi Tegangan Tinggi.
Keuntungan mengadopsi transmisi tegangan tinggi adalah :
1. Adanya kenaikan tegangan pada saluran transmisi, ukuran dari konduktor
bisa dikurangi. Lebih lanjut mengurangi biaya material struktur pendukung.
2. Dengan kenaikan tegangan pada saluran transmisi, arus saluran
dikurangi, yang mana mengurangi hasil pada rugi saluran.
3. Dengan kenaikan tegangan pada saluran transmisi, pengurangan pada
rugi saluran, menyebabkan tingginya efisiensi.
4. Arus yang rendah pada tinggi tegangan transmisi, jatuh tegangan pada
saluran adalah rendah. Hal ini membuat regulasi tegangan menjadi lebih
baik.
P
Arus beban per-phasa, I
V . cos
Resistansi konduktor, R ρ
a
P2 ρ.
W I 2R …. (i)
V . cos
2 2
a
I
Yang melintas pada konduktor, a
dimana, = kerapatan arus (current density) dan a = luas penampang.
2
P
Sehingga : a
V cos
Daya keluaran
η 100%
Daya masukan rugi saluran
P ρ V cos φ
Jatuh tegangan tiap phasa : I R
V cos P
P
Volume konduktor per phasa : a
V cos
P P
V cos W V cos
P2 2
W V 2 cos 2
3
Untuk setirap saluran transmisi ada sebuah batasan pasti untuk tegangan
yang akan digunakan. Batas ini adalah menjangkau biaya konduktor, biaya
isolator, unit pendukung, transformator, switchgear, lihtning arrester, dan juga
biaya pemasangan adalah minimum. Metode untuk mendapatkan tegangan
optimal adalah untuk memilih sebuah ketentuan tegangan standar dan
perhitungan biaya dari :
1. Transformator, yang digunakan pada stasiun pembangkit dan
penerima.
2. Switchgear, terdiri dari : isolator, bus bar, circuit breaker, relay dan
lainnya.
3. Lightning arrester.
4. Isolasi.
5. Unit pendukung.
6. Konduktor dan biaya pemasangan, untuk memberikan tegangan
generator, memberikan daya untuk ditransmisikan dan diberkan
sepanjang sistem transmisi.
Total penjumlahan dari semua biaya yang dibutuhkan sebagai total modal
biaya dari transmisi. Pada kenyataannya adalah tidak mungkin untuk
menentukan tegangan ekonomis sesuai dengan metode yang diterangkan
diatas. Untuk mencegah komplikasi dan ketidak wajaran, Cable Research
Hand Book memberikan sebuah formula empiris untuk menentukan tegangan
optimal untuk saluran dengan panjang diatas 30 km. Formula tersebut adalah
Aproksimasi tegangan optimal untuk transmisi dalam KV
4
pada modal biaya dari konduktor, unit pendukung dan isolator, dan biaya
penggelaran kabel. Pada kenyataannya sistem transmisi saluran udara
mempunyai total biaya tetap tahunan yang dinyatakan :
TFC = (P1 + a P2)
Biaya tahunan juga memeperhitungkan rugi daya di transmisi yang
dinyatakan sebagai : P3/a , dimana P3 adalah konstan. Maka Total biaya
tahunan :
TC = P1 + a P2 + P3/a
Total biaya tahunan akan diminimumkan jika diturunkan terhadap a = 0,
dTC/da = 0
d/da ( P1 + a P2 + P3/a ) = 0
P2 – ( P3/ a2 ) = 0
P2 a = P3/a
Jika variabel dari perhitungan biaya tahunan dari bunga dan depresiasi
pada modal adalah sama dengan biaya tahunan dari pemborosan energi
listrik didalam konduktor, total biaya tahunan akan diminimumkan dan sesuai
dengan ukuran konduktor menjadi akan lebih ekonomis. Pernyataan ini
dikenal sebagai hukum Kelvin. Walaupun secara teori terlihat baik akan tetapi
pada kondisi kerja yang sebenarnya sejumlah kesulitan akan timbul dalam
aplikasinya.
Contoh Soal :
5
Solusi :
Resistansi setiap konduktor : R
a
1,85.10-6 . 105 0,185
a a
waktu dalam jam
Rugi daya / tahun / konduktor I2 R kWh
1000
0,185 8760
2 40000 kWh
a 1000
129648
kWh
a
Referensi :
1. Gupta, A P, Electrical Power, SS Mubarak & Brother Pte Ltd, Singapore
1997.
6
2. Gupta, J B, Transmision & Distribution, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
3. Kotari, N, Power System Engineering, Tata Mc-Graw Hill Co Ltd, New
Delhi, 1996.
4. Mehta, V K, Principles of Power System, S Chand Co Ltd, New Delhi,
2000.
Soal-Soal :
1. Hitunglah kerapatan arus dalam A/mm2 untuk saluran udara 3 phasa jika
saluran tersebut digunakan selama 2600 jam dalam setahun dengan
biaya konduktor $ 3,0 per kg, = 1,73.10-8 m dan berat 6200 kg/m3.
Biaya energi adalah $ 0,1, bunga dan defresiasi 12 % dari biaya
konduktor.
7
BAB 2
JENIS SISTEM TRANSMISI
8
2.3 Perbandingan antara saluran udara dan kabel bawah
tanah
9
2.4 Pengaruh tegangan kerja terhadap ukuran konduktor
pada sistem dc
Keuntungan mengadopsi tegangan tinggi untuk transmisi dan distribusi
dc adalah :
1. Mengurangi ukuran konduktor (luas penampang konduktor) feeder
dan distribusi.
Jika tegangan supply = V Volt
Arus yang mengalir pada saluran = I Ampere
Jatuh tegangan sepanjang saluran = v Volt
maka resistansi saluran adalah R = v/I.
Jika tegangan supply meningkat menjadi nV Volt, untuk menyalurkan
daya yang sama maka arus yang mengalir pada konduktor berkurang
menjadi I/n Ampere, dan tegangan jatuh sepanjang saluran juga
meningkat sebanding dengan persentase peningkatan tegangan supply
menjadi nv Volt.
nv
Resistansi saluran sekarang menjadi R' n 2R
In
Luas penampang konduktor a berbanding terbalik dengan resistansi
saluran, sehingga ukuran konduktor akan berkurang menjadi a/n 2.
10
berkurang sebanding dengan a/n, sehingga resistansi tiap feeder
menjadi nR, dimana R
a
Jatuh tegangan total = (I/n). 2nR = 2 IR Volt
Tegangan supply = nV + 2 IR
Efisiensi saluran transmisi
I
nV
n V 2 IR
η2 1-
I 2 IR nV 2 IR
(nV 2 IR) V
n n
11
2.6 Perbandingan Volume Konduktor
Dengan asumsi :
Daya yang disalurkan P Watt
Panjang saluran
Rugi saluran W Watt
Tegangan maksimum Vm Volt
2 ρ P2
Sehingga luas penampang konduktor adalah a1 2
W Vm
4 ρ P2 2
Volume konduktor yang dibutuhkan adalah 2 a1 2
W Vm
Dengan cara yang sama seperti diatas (dan dengan asumsi yang sama),
dapat dicari volume konduktor yang dibutuhkan oleh masing-masing sistem
transmisi. Jika Volume konduktor untuk sistem dua kawat dc tersebut
dinyatakan sebagai K, maka perbandingan antara masing-masing sistem
transmisi dapat dinyatakan seperti pada tabel berikut
Saluran Saluran
Sistem
udara bawah tanah
1. Sistem dc
- Dua kawat K K
- Dua kawat dengan pentanahan pada titik tengah 0,25 K 0,25 K
(mid point)
- Tiga kawat 0,3125 K 1,25 K
12
- Dua kawat 2 2
K K
cos 2 cos 2
- Dua kawat dengan pentanahan pada titik tengah 0,5 2
K K
(mid point) cos
2
cos 2
- Tiga kawat 0,625 2,5
K K
cos 2 cos 2
Referensi :
1. Gupta, A P, Electrical Power, SS Mubarak & Brother Pte Ltd, Singapore
1997.
2. Gupta, J B, Transmision & Distribution, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
3. Kotari, N, Power System Engineering, Tata Mc-Graw Hill Co Ltd, New
Delhi, 1996.
4. Mehta, V K, Principles of Power System, S Chand Co Ltd, New Delhi,
2000.
Soal-Soal :
Berapakah persentase penghematan konduktor feeder jika tegangan pada
sistem dua kawat dc dinaikkan dari 220 V menjadi 500 V dengan daya yang
sama. Untuk menyelesaikannya buatlah beberapa asumsi.
13
BAB 3
ISOLATOR GANTUNG
I1
e1 c1 i1 C e1
e2 C I2 e2
c1 i2
E e3 C I3 e3 E
c1 i3
e4 C I4 e4
c1 i4
I5
14
Dimana :
E = tegangan flash over pada untai isolator gantung.
n = jumlah total dari unit piringan isolator.
e = tengangan falsh over pada tiap piringan
K = C1 / C
I2 = I1 + i1
ω . C . e2 = ω . C . e1 + ω . C1 . e1
ω . C . e2 = ω . C . e1 + ω . KC . e1
e2 = e1 (1 + K)
Pada titik B,
I3 = I2 + i2
ω . C . e3 = ω . C . e2 + ω . C1 . (e1 + e2)
ω . C . e3 = ω . C . e2 + ω . KC . (e1 + e2)
e3 = e2 + K (e1 + e2)
e3 = e1 (1 + K) + K [e1 + e1(1 + K)]
e3 = e1 [(1 + K) + K + K (1 + K)]
e3 = e1 [ 1 + 3 K + K2]
e3 = e1 (1 + 3K + K2)
Pada titik C,
I3 = I2 + i2
15
Didapat :
e4 = e1 (1 + 6K + 5K2 + K3 )
E = e1 + e2 + e3 + e4
= e1 ( 4 + 10 K + 6K2 + K3 )
Contoh soal
Soal 1 :
Saluran 33 kV, dipasang pada isolator gantung 3 unit piringan yang
sejenis. Kapasitansi bersamanya sebesar 9 kali kapasitansi shunt. Hitung
tegangan yang melintas pada setiap unit piringan isolator.
Solusi :
K = C1 / C = 1/9
e3 = e1 (1 + 3K + K2)
= [1 + (3/9) + (1/81)] . 5,51 = 7,42 kV
16
Soal 2 :
Tentukan tegangan yang melintas pada setiap unit piringan isolator
yang terdiri dari 3 isolator sejenis. Tegangan yang melintas pada untai isolator
gantung 60 kV dan rasio antara tiap piringan isolator dan kapasitansi antara
unit piringan isolator ke pembumian adalah 10 : 1.
Solusi :
K = C1 / C = 1/10
E = e1 + e2 + e3
= ( 3 + 4 K + K 2)
= [ 3 + (4/9) + (1/81) ] = 3,41 e1
e3 = e1 (1 + 3K + K2)
= [1 + (3/10) + (1/100)] . 17,6 = 23,05 kV
Soal 3 :
3 Unit piringan isolator pada untaian isolator gantung, melintas
tegangan pada piringan isolator yang terdekat dengan konduktor sebesar 20
kV dan melintas pada piringan isolator berikutnya sebesar 15 kV. Tentukan
nilai rasio dari kapasitansi bersama terhadap kasitansi shunt.
Jumlah unit, n = 3
17
Tegangan e3 = 20 kV dan e2 = 15 kV
e2 = e1 (1 + K) e1 = e2 / (1 + K)
e3 = e1 (1 + 3K + K2) e1 = e3 / (1 + 3K + K2)
e2 / (1 + K) = e3 / (1 + 3K + K2)
15 / (1 + K) = 20 / (1 + 3K + K2)
4 + 4 K = 3 + 9 K + 3 K2
K2 + 5 K – 1 = 0
Referensi :
1. Gupta, A P, Electrical Power, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
2. Gupta, J B, Transmision & Distribution, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
3. Kotari, N, Power System Engineering, Tata Mc-Graw Hill Co Ltd, New
Delhi, 1996.
4. Mehta, V K, Principles of Power System, S Chand Co Ltd, New Delhi,
2000.
Soal-Soal :
Soal 1 :
Tegangan lintas pada isolator gantung adalah 60 KV dan ratio dari
kapasitansi setiap unit dan kapsitansi antara unit dan bumi adalah 10 : 1.
Tentukan :
a. Tegangan yang melintas pada setiap unit isolator.
b. String effisiensi.
18
Soal 2 :
Sebuah Transmisi 3 phasa disuport oleh 3 unit isolator gantung.
Tegangan yang melintas pada saluran adalah 20 KV dan yang melintas pada
unit terdekatnya adalah 15 KV. Hitung :
A. Ratio dari kapasitansi bersama ke tanah (Shunt)
B. Tegangan pada saluran sistem.
C. String effisiensi.
19
BAB 4
KONSTANTA SALURAN TRANSMISI
20
Pada sebuah saluran phasa satu atau 2 kawat saluran dc, loop
resistansi didapatkan sebagai resistansi ganda dari salah satu konduktor,
tetapi pada sistem 3 phasa resistansi per phasa adalah resistansi dari salah
satu konduktor.
21
4.2.1 Induktansi Saluran Dua Kawat Berfasa Tunggal :
d
Lint = ψint / I = ½ . I . 10 –7 H/m 1 2
Gbr : 3.1
Induktansi total dari rangkaian yang disebabkan arus pada penghantar 1 saja
adalah :
L1 = [ ½ + 2 . ln ( d/r1 ) ] . 10 –7
L1 = 2 . 10 –7 [ ln ξ -¼ + ln ( d/r1 ) ]
L1 = 2 . 10 –7 . ln [ d / ( r1 . ξ -¼ ) ]
L1 = 2 . 10 –7 . ln ( d/r’1 ) H/m
Lt = L1 + L2 = 4 . 10 –7 . ln [ d / r’ ]
22
4.2.2 G M D dan G M R
Contoh 3.1 :
1 2 1' 2'
23
Dsx = ( d11 . d22 . d21 . d22 ) 1/4
= ( 0,93456 x 20 x 20 x 0,93456 ) 1/4 = 4,32333 cm
Induktansi total :
L = LX + LY = 4 . 10 –7 . ln ( Dm / Ds ) H/m
= 4 . 10 –7 . ln ( 139,28 / 4,32333 )
= 13,89 . 10 –7 H/m = 1,389 m H/km
Contoh 3.2 :
1 1'
1,0 m 3.0 m
2 2'
Induktansi total :
L = LX + LY = 4 . 10 –7 . ln ( Dm / Ds ) H/m
= 4 . 10 –7 . ln ( 308,0 / 8,825 )
= 142 . 10 –7 H/m = 1,42 mH/km
24
4.2.3 Induktansi Pada Saluran 3 Phasa
La = 2 . 10 –7 . ln [ (d1 . d2 . d3)1/3 / r’ ]
La = 2 . 10 –7 . ln ( d / r’ ) H/m
dimana :
La = 2 x 10 –7 [ ln (d/r’) + 0,5 . Ln 2 – j 0,866 ln 2 ] H/m
Lb = 2 x 10 –7 . ln (d/r’) H/m
25
3. Konduktor membentu segitiga siku.
26
4.3.1 Kapasitansi Saluran 2 Kawat.
V = Va – Vb
= [Q / 2 π. ξo] ln (d/ra) – [– Q / 2π. ξo] ln (d/rb)
27
Ca = ( 2π.ξo ) . ln (d2/r) – (Vb/Va) ln (d3/d1) Farad/m
ln (d3/r) . ln (d2/r) – ln (d2/d1) . ln (d3/d1)
3. Jarak simetris.
=d
28
4.3.3 Kapasitansi Rangkaian Ganda.
Sebuah rangkaian ganda 3 phasa dihubungkan pada konduktor pararel
A, B dan C membentuk sebuah rangkaian dan A’, B’ dan C’ membentuk
rangkaian yang lain (konduktor dengan jarak simetris).
Muatan dari konduktor A, B dan C adalah Q1, Q2 dan Q3 coulomb per
meter. Kemudian muatan konduktor A’, B’ dan C’ akan juga menjadi Q1, Q2
dan Q3 coulomb per meter dan
Q1 + Q2 + Q3 = 0
Kapasitansi dihitung ketika konduktor ditransposisi.
A d5 C’
d1 d1
B d4 B’ Posisi : a
d2 d3
d1 d1
C d5 A’
C d5 B’
d1 d1
A d4 A’ Posisi : b
D6
d1 d4 d1
B d5 C’
B d5 A’
d1 d1
C d3 C’ Posisi : c
d2
d1 d4 d1
A d5 B’
Pada Posisi A :
Va1 = (1/2π.ξo ) [ Q1 . ln (1/r.d3) + Q2 . ln (1/d1.d4) + Q3 . ln (1/ d2.d5)
29
Pada Posisi b :
Va2 = (1/2π.ξo ) [ Q1 . ln (1/r.d6) + Q2 . ln (1/d1.d4) + Q3 . ln (1/ d1.d4)
Pada Posisi c :
Va3 = (1/2π.ξo ) [ Q1 . ln (1/r.d3) + Q2 . ln (1/d2.d5) + Q3 . ln (1/ d1.d4)
2 1 3
3 2 1
30
Referensi :
1. Gupta, A P, Electrical Power, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
2. Gupta, J B, Transmision & Distribution, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
3. Kotari, N, Power System Engineering, Tata Mc-Graw Hill Co Ltd, New
Delhi, 1996.
4. Mehta, V K, Principles of Power System, S Chand Co Ltd, New Delhi,
2000.
Soal-Soal
Soal 1 :
Soal 2 :
5m 5m
A B C
Saluran 3 phasa, 50 Hz, 132 kV, 100 km, diameter konduktor 2,4 cm
Hitung :
- Rata-rata induktansi
- Kapasitansi dan Arus pengisian yang terjadi
Soal 3 :
Saluran transmisi rangkaian ganda 1 Phasa, diameter setiap konduktor
2 cm. Tentukan Induktansi saluran per km.
31
A A’
3m 1m
B B’
Soal 4 :
6m
4m
5m
7m 4m
9m 8m
32
BAB 5
SALURAN TRANSMISIJARAK PENDEK
33
Saluran Transmisi yang mempunyai panjang kurang dari 60 km dan
dioperasikan dibawah 20.000 volt, masuk pada kategori pertama yakni
Saluran Transmisi jarak pendek. Disebabkan jarak yang pendek dan
tegangan saluran yang rendah, pengaruh kapasitansi sangat kecil sekali dan
oleh karena itu dapat diabaikan. Karena itulah tampilan transmisi jarak
pendek hanya dipengaruhi oleh resistansi dan induktansi dari saluran.
Meskipun pada kenyataannya resistansi dan induktasi didistribusikan
sepanjang seluruh saluran, tetapi didalam saluran jarak pendek, total
resistansi dan induktansi diasumsikan untuk dihitung pada satu tempat.
Dalam kasus rangkaian satu fasa, total loop resistansi dan induktansi
digunakan didalam perhitungan, dimana sebagai kasus rangkaian 3 fasa
hanya resistansi dan induktasi kenetral yaitu perphasa yang dgunakan
didalam perhitungan. Pengaruh dari generator dan transformator dapat
diwakili oleh impedansi seri saluran, impedansi sinkron dari generator dan
impedansi seri dari tranformator.
Saluran transmisi yang mempunyai jarak antara 60 sampai 150 km dan
tegangan antara20 kv dan 100 kv masuk dalam kategori Saluran Transmisi
Jarak Menengah. Pajang dan tegangan yang ckup besar dari saluran,
pengaruh kapasitansi dibutuhkan dalam perhitungan. Walupun kapasitansi
adalah didistriusikan secara merata sepanjang saluran, namun kapasitansi
masih bisa diasumsikan untuk di dikonsentrasikan pada satu atau lebih titik,
lebih banyak titik yang diasumsikan lebih baik hasil yang didapat.
Saluran transmisi diatas 150 km dan tegangan diatas 100kv masuk
didalam kategori Saluran Transmisi Jarak Jauh. Pada saluran ini impedansi
dan admitansi dipandang terdistribusi secara merata dan oleh karena itu
solusi untuk ini dilakukan dengan cara yang sangat teliti.
34
Vs – Vr
% Regulasi = x 100 %
Vr
Vr . Ir . Cos r
Efisiensi () = x 100 %
Vs . Is . Cos s
Vs Vr Vs A G H
Vr B
O Vs . Cos r D F I
Vs = OC = √ (OF)2 + (FC)2
35
OF Vr . Cos r + IR
Cos r = =
OC Vs
Vs = OA + AG + GH
= Vr + I.R . Cos r + I.X . Sin r
Vs – Vr
% Regulasi = x 100 %
Vr
Daya masukan
Efisiensi () = x 100 %
Daya keluaran
36
Vr . I . Cos r
Efisiensi () = x 100 %
Vr . I . Cos r + I2. R
Contoh Soal :
Soal : 1. Sebuah saluran transmisi satu phasa, 1.100 kw power untuk sebuah
pabrik pada 11 kV dan pada faktor daya 0,8 lagging. Total resistansi 2 ohm
dan reaktansi 3 ohm. Tentukan : (I) Tegangan pada sisi kirim (ii) Regulasi dan
(iii) Efisiensi.
P x 1.000
Arus beban, I =
Vr . Cos r
1.100 x 1.000
= = 125 A
11.000 . 0,8
= 11.426 Volts
37
Vs – Vr
% Regulasi = x 100 %
Vr
11.426 – 11.000
% Regulasi = x 100 %
11.000
= 3.873 %
Daya masukan
Efisiensi () = x 100 %
Daya keluaran
1.100
= x 100 % = 97,24 %
1.100 + 31.250
Referensi :
1. Gupta, A P, Electrical Power, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
2. Gupta, J B, Transmision & Distribution, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
3. Kotari, N, Power System Engineering, Tata Mc-Graw Hill Co Ltd, New
Delhi, 1996.
4. Mehta, V K, Principles of Power System, S Chand Co Ltd, New Delhi,
2000.
Soal-Soal :
Soal 1 :
Saluran 3 phasa 10 km mempunyai resistansi dan reaktansi per km
adalah 0,8 ohm dan 1,0 ohm, membawa beban 10.000 kw pada 33 kv dan
power faktor 0,8 lagging. Tentukan tegangan kirim dan regulasi dari saluran.
[37,7kv ; 14,23%]
38
Soal 2 :
Saluran transmisi 3 phasa mengantar beban 10.000 kva pada 33 kv
(line) dan faktor daya 0,8 lagging. Resistansi 5 ohm dan reaktansi 12 ohm.
Tentukan tegangan kirim (line) dan efisiensi.
Soal 3 :
Saluran transmisi 3 phasa, 50 hz, 20 km mengantar beban 10.000 kw
pada tegangan terima saluran 11 kv, faktor daya 0,8 lagging. Resistansi
saluran 0,03 ohm/phasa.km dan induktansi saluran 0,7 ohm/phasa.km.
Tentukan tegangan kirim saluran, regulasi dan efisiensi dari transmisi.
39
BAB 6
KONSTANTA ABCD
IS IR
VS ABCD VR
40
Dimana konstanta ABCD dinyatakan :
A = rasio perbandingan antara tegangan kirim dan tegangan terima pada
saat sisi terima merupakan rangkaian terbuka, berupa bilangan
kompleks.
B = rasio perbandingan antara antara tegangan kirim dan arus terima pada
saat sisi terima merupakan rangkaian pendek, berupa bilangan
kompleks dan satuannya Ohm.
C = rasio perbandingan antara arus kirim dan tegangan terima pada saat
sisi terima merupakan rangkaian terbuka, berupa bilangan kompleks
dan satuannya Mho.
D = rasio perbandingan antara antara arus kirim dan arus terima pada saat
sisi terima merupakan rangkaian pendek, berupa bilangan kompleks.
1. Saluran pendek
Pada metode ini efek kapasitansi diabaikan.
IS IR
Saluran
BEBAN
VS VR
Netral
IS = I R ……….(7)
V S = V R + I RZ ……….(8)
Bandingkan persamaan (1) dengan (8) dan (2) dengan (7), sehingga
didapat :
A = 1 ; B = Z ; C = 0 dan D = 1
41
IS R X IR
Saluran IC
BEBAN
VS C VR
Netral
IS = IC + IR = YVR + IR ……….(9)
VS = VR + ZIS = VR + Z(IC + IR)
= VR + ZIR + ZYVR
= VR (1 + ZY) + ZIR ……….(10)
Bandingkan persamaan (1) dengan (10) dan (2) dengan (9), sehingga
didapat :
A = 1+ ZY ; B = Z ; C = Y dan D = 1
3. Metode T nominal
Pada metode ini, kapasitansi saluran diasumsikan berada ditengah-
Saluran IC
BEBAN
VS C VR
V'
Netral
tengah saluran.
Z
V' VR IR
2
IS = IR + IC = IR + YV’
Z
= IR + Y VR IR
2
42
YZ
= YVR + IR 1 ……….(11)
2
Z
VS V' IS
2
Z Z
VS = VR + IR IS
2 2
Z Z YZ
= VR + IR YVR IR 1
2 2 2
YZ 2
= 1 VR + Z YZ IR ……….(12)
2 4
Bandingkan persamaan (1) dengan (12) dan (2) dengan (11), sehingga :
YZ YZ
A = D = 1 ; B = Z1 ; dan C = Y
2 4
4. Metode Nominal
Pada metode ini, kapasitansi diasumsikan terbagi dua dan terdapat
pada sisi kirim dan sisi terima dari saluran.
IS R IL X IR
VS C/2 C/2 VR
Netral
ICR = ½ YVR
IL = IR + ICR = IR + ½ YVR
VS = VR + IL Z = VR + Z(IR + ½ YVR)
= (1 + ½ YZ) VR + IRZ ……….(13)
ICS = ½ YVS
IS = IL + ICS = IL + ½ YVS
= IR + ½ YVR + ½ YVS
43
= IR + ½ YVR + ½ Y[(1 + ½ YZ) VR + IRZ]
= VR Y(1 + ¼ YZ) + IR (1 + ½ YZ) ……….(14)
Bandingkan persamaan (1) dengan (14) dan (2) dengan (13), sehingga :
A = D = 1 + ½ YZ ; B = Z ; dan C = Y(1 + ¼ YZ)
Contoh Soal :
Saluran transmisi 3 fasa mempunyai impedansi total per fasa 20080 Ohm
dan admitansi total 0,001390 Mho per fasa. Saluran tersebut menyuplai
beban 80 MW dengan faktor daya 0,8 lagging dan tegangan antar saluran
220 kV. Hitunglah :
a. Konstanta ABCD
b. Tegangan kirim, arus kirim dan faktor daya
c. Efisiensi
Solusi :
Tegangan terima :
220000
VR 127000 V
3
Arus terima :
80 x 106
IR 262,43 A
3 x 220000 x 0,8
Tegangan terima sebagai referensi :
VR = 1270000 V
IR = 262,43 (CosR - jsinR) = 262,43 (0,8 – j 0,6)
= 210 – j 157,46
= 262,43-36,87
a. Jika menggunakan metode T nominal :
YZ
A = D = 1
2
= 1 + ½ x 0,001390 x 20080
= 1 + 0,13170
= 1 – 0,128 + j 0,02257
44
= 0,872 + j 0,02257
= 0,8721,5
YZ
B = Z1
4
b. VS = AVR + BIR
= (0,8721,5 x 1270000) + (187,280,69 x 262,43-36,87)
= 15073614,18 Volt
Tegangan kirim antar saluran VSL = 3 x 150736 = 261 kV
IS = CVR + DIR
= (0,001390 x 1270000) + (0,8721,5 x 262,43-36,87)
= 189,349,93 A
sudut faktor daya = 14,18 – 9,93 = 4,25
Faktor daya sisi kirim cos S = 0,9973 lagging
80
= x 100 % = 93,72 %
85,36
Referensi :
1. Gupta, A P, Electrical Power, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
2. Gupta, J B, Transmision & Distribution, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
45
3. Kotari, N, Power System Engineering, Tata Mc-Graw Hill Co Ltd, New
Delhi, 1996.
4. Mehta, V K, Principles of Power System, S Chand Co Ltd, New Delhi,
2000.
Soal-Soal :
Soal 1 :
Parameter ABCD dari dua saluran transmisi adalah A1, B1, C1, D1 dan A2,
B2, C2, D2. Carilah parameter ABCD jika kedua saluran transmisi tersebut
terhubung :
a. seri
b. paralel.
Soal 2 :
Saluran transmisi 3 phasa, 50 Hz,160 km, tegangan terima 132 kV,
dengan : resistansi per km per konduktor = 0,16 ohm
Induktansi per km per konduktor = 1,2 mH
Capasitansi per km per konduktor = 0,0082 ц F
Tentukan tegangan, arus dan faktor daya pada sisi kirim ketika mensuplai
beban 100 MVA pada pf 0,8 lagging.
46
BAB 7
SALURAN TRANSMISI JARAK MENENGAH
IS R X IR
Saluran IC
BEBAN
VS C VR
Netral
47
= IR R cos R + IR X sin R - 2fCVRX + j [IR X cos R - IR R sin R +
2fCVRR]
= IR [(RcosR + XsinR) + j(XcosR + RsinR)] - 2fCVR (X – jR)
VR I R cos R
Efisiensi saluran transmisi x 100 %
VR I R cos R I S R
2
2. Metode T nominal
Pada metode ini, kapasitansi saluran diasumsikan berada ditengah-
tengah saluran.
Salura n IC
BEBAN
VS C VR
V'
Netral
Arus per fasa IR lagging sebesar R dari tegangan terima per fasa VR.
Resistansi per fasa R Ohm dan reaktansi per fasa X Ohm. Kapasitansi
saluran per fasa C Farad.
Sebagai referensi adalah tegangan terima VR = VR (1 + j0)
Arus beban IR = IR (cos R –j sin R)
Tegangan kapasitansi V’ = VR + IR Z/2
= VR + ½ IR (R + jX)
= VR (1 + j0) + ½ IR (cos R –j sin R) (R + jX)
Arus kapasitif IC = j C V’ = j 2 f C V’
48
Arus kirim IS = IR + IC
R jX
Tegangan kirim VS V' I S
2
3. Metode Nominal
Pada metode ini, kapasitansi diasumsikan terbagi dua dan terdapat
pada sisi kirim dan sisi terima dari saluran.
IS R IL X IR
BEBAN
VS C/2 C/2 VR
Netral
Arus per fasa IR lagging sebesar R dari tegangan terima per fasa VR.
Resistansi per fasa R Ohm dan reaktansi per fasa X Ohm. Kapasitansi
saluran per fasa C Farad.
Sebagai referensi adalah tegangan terima VR = VR (1 + j0)
Arus beban IR = IR (cos R –j sin R)
2fCVR
ICR
2
Arus saluran IL = IR + ICR
Jatuh tegangan saluran = IL Z
Tegangan kirim VS = VR + IL Z
SOAL A
Saluran transmisi satu fasa jarak menengah 80 km mempunyai :
Resistansi per km = 0,3125 Ohm
Reaktansi per km = 1,0 Ohm
-6
Suseptansi per km = 17,5 x 10 Mho
49
Tegangan terima = 66 kV
Daya yang diterima adalah 15 MW pada faktor daya 0,8 lagging. Tentukanlah
: Arus kirim, tegangan kirim, faktor daya sisi kirim, Regulasi tegangan, rugi
saluran dan Efisiensi jika :
1. Diasumsikan kapasitansi total berada pada sisi terima
2. Menggunakan metode T nominal
3. Menggunakan metode nominal .
PENYELESAIAN :
Resistansi total R = 80 x 0,3125 = 25 Ohm
Reaktansi total X = 80 x 1,0 = 80 Ohm
-6 -4
Suseptansi total B = 80 x 17,5 x 10 = 14 x 10 Mho
15 x 10 6
Arus terima IR 284 A
66000 x 0,8
Faktor daya pada sisi terima Cos R = 0,8 dan Sin R = 0,6
Arus kirim IS = IR + IC
= (227,2 – j170,4) + j 92,4
= (227,2 – j78) Ampere = 240,2 -18,94O Ampere
Tegangan Kirim VS = VR + IS (R + jX)
= (66000+ j0) + (227,2 – j78)(25 + j80)
= (77,920 + j16,226) Volt = 79,592 11,76O Volt
50
79,592 66000
x 100 % 20,6 %
66000
2 2
Rugi saluran = IS R = (240,2) x 25 = 1442,4 kW
Pout
Efisiensi x 100 %
Pout Rugi saluran
15000
x 100 % 91,23 %
15000 1442,4
Tegangan V’ = V R + IR (Z/2)
(25 j80)
= (66000+ j0) + (227,2 – j170,4)
2
Arus charging IC = jB V’
= j 0,0014 x (75656+ j6958) = (-9,7412 + j105,9184) A
Arus kirim IS = I R + IC
= (227,2 – j170,4) + (-9,7412 + j105,9184)
= (217,4588 – j64,4816) Ampere = 226,82 -16,52O A
Tegangan Kirim :
VS = V’ + IS Z/2
(25 j80)
= (75656+ j6958) + (217,4588 – j64,4816)
2
= (75656+ j6958) + (5297,499 + j7892,332)
= (80953,499 + j14850,332) Volt = 82304,32 10,395O V
51
Regulasi tegangan = (VS - VR) / VR x 100 %
82304,32 66000
x 100 % 24,7 %
66000
2 2
Rugi saluran = IS R = (226,82) x 25 = 1286,183 kW
Pout
Efisiensi x 100 %
Pout Rugi saluran
15000
x 100 % 92,1 %
15000 1286,183
52
Sudut faktor daya pada sisi kirim S = 10,46O – (--16,22O) = 26,68O
SOAL B
Saluran transmisi jarak menengah tiga fasa, 50 Hz mempunyai :
Resistansi = 28 Ohm
Reaktansi = 63 Ohm
-4
Suseptansi kapasitif = 4 x 10 Mho
Tegangan terima antar fasa = 132 kV
Daya yang diterima adalah 75 MVA pada faktor daya 0,8 lagging.
Tentukanlah : Arus kirim, tegangan kirim, faktor daya sisi kirim, Regulasi
tegangan dan Efisiensi jika menggunakan metode T nominal.
PENYELESAIAN :
Resistansi per fasa R = 28 Ohm
Reaktansi per fasa X = 63 Ohm
-4
Suseptansi per fasa B = 4 x 10 Mho
132000
Tegangan terima per fasa VR = 76210 V
3
75 x 106
Arus terima IR 328 A
76210 x 3
Impedansi saluran Z = (R + jX) = (28 + j63) Ohm
Faktor daya pada sisi terima Cos R = 0,8 dan Sin R = 0,6
53
Referensi : VR = 76210 (1 + j0) V
Tegangan V’ = V R + IR (Z/2)
(28 j63)
= (76210+ j0) + (262,4 – j196,8)
2
VRL x IR Cos R
Efisiensi x 100 %
VSL x IS Cos S
132000 x 328 x 0,8
x 100 % 87,63 %
165457 x 306,67 x 0,779
54
Referensi :
1. Gupta, A P, Electrical Power, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
2. Gupta, J B, Transmision & Distribution, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
3. Kotari, N, Power System Engineering, Tata Mc-Graw Hill Co Ltd, New
Delhi, 1996.
4. Mehta, V K, Principles of Power System, S Chand Co Ltd, New Delhi,
2000.
Soal-Soal :
Soal 1 :
Saluran transmisi 3 phasa, 50 Hz,160 km, tegangan terima 132 kV,
dengan : resistansi per km per konduktor = 0,16 ohm
Induktansi per km per konduktor = 1,2 mH
Capasitansi per km per konduktor = 0,0082 ц F
Tentukan tegangan, arus dan faktor daya pada sisi kirim ketika mensuplai
beban 100 MVA pada pf 0,8 lagging.
55
BAB 8
SALURAN TRANSMISI JARAK JAUH
R/n X/n
IS IR
BEBAN
VS B/n G/n VR
Netral
Gambar 8-1 : Sistem Jaringan Jarak Jauh.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk saluran transmisi jarak jauh adalah :
1. Konstanta saluran (resistansi, reaktansi induktif, suseptansi kapasitif dan
konduktansi) terdistribusi merata pada saluran.
2. Resistansi (R) dan reaktansi induktif (X) seri.
3. Suseptansi kapasitif (B) dan konduktansi (G) paralel. Konduktansi
diperhitungkan pada rugi saluran, karena menyebabkan efek korona
2 2
antar konduktor. Sehingga admitansi adalah Y = (G + B )
4. Arus bocor yang melalui admitansi shunt bernilai maksimum pada sisi
kirim dan makin kecil sepanjang saluran dan menjadi nol pada sisi
terima.
56
8.1 Analisa Saluran Transmisi Jarak Jauh
Saluran transmisi dapat direpresentasikan seperti pada gambar
zdx
IS I+Idx I IR
BEBAN
VS V+dv Ydx V VR
Netral dx x
rangkaian berikut :
57
Arus pada elemen dI = Vy dx
dI
Vy ……….(2)
dx
d2 V dI
Diferensialkan persamaan (1) : z
dx2 dx
= zVy ……….(3)
Penyelesaiannya adalah :
yxz yxz
V A1e A 2e ……….(4)
yz
dV yx z y x z
A1e A 2e ……….(5)
dx
I
y A e yxz
A 2e
yxz
……….(6)
1
z
VR = A1 + A2 ……….(7)
IR
y
A 1 A 2 ……….(8)
z
y
Untuk saluran transmisi, adalah konstanta yang disebut konstanta
z
58
Dari persamaan (7) dan (8) didapat :
1 IR 1
A1 VR VR IR Zc
2 y 2
z
1 IR 1
A2 VR VR IR Zc
2 y 2
z
V
1
VR IRZc e γx 1 VR IRZc e γx ……….(9)
2 2
1 1 γx
VR IRZc e VR IRZc e
γx 1
I
Zc 2 2
1 VR 1 V
I IR e γx R IR e γx ……….(10)
2 Zc 2 Zc
VR
IS IR cosh YZ sinh YZ ……….(16)
Zc
59
Dari persamaan tersebut konstanta ABCD adalah :
A D cosh YZ
B Zc sinh YZ
1
C sinh YZ
Zc
Untuk jaringan pasif berlaku ketentuan AD – BC = 1, sehingga :
cosh2 YZ sinh2 YZ 1
Z/2 Z/2
IS IR
BEBAN
VS Y VR
Netral
IS IR VR 21 IR Z Y YVR 1 21 YZ IR
VS VR 21 IRZ 21 ISZ
VS VR 21 IRZ 1
2
Z YVR 1 1
2
YZ IR
VS 1 1
2
YZ VR Z 1
4
YZ 2 IR
A D 1 21 YZ ; B Z 41 YZ 2 ; C=Y
60
8.3 Saluran Transmisi Jarak Jauh Representasi Jaringan
Z
IS I IR
BEBAN
VS Y/2 Y/2 VR
Netral
Tegangan kirim dan arus kirim adalah :
VS = VR + IZ
VR IR 1
2
YVR Z
1 1
2
YZ VR ZIR
IS IR 21 YVR 21 YVS
IR 1
2
YVR 21 YZ VR ZIR
1
2
Y 1
Y 41 Y2Z VR 1 21 YZ IR
C Y 41 Y 2 Z
Contoh Soal :
Saluran transmisi jarak jauh mempunyai konstanta :
A = D = 0,945 1,02 ; B = 82,3 73,03
C = 0,001376 90,4
61
Carilah : a. Jaringan ekivalen T
b. Jaringan ekivalin
Solusi :
a. Jaringan ekivalen T
Y = C = 0,001376 90,4 Mho
2A 1
Z
C
Z
2 0,945 1,02o 1
0,00137690,4 o
0,0552 j0,01682
Z
0,0068890,4o
0,05766163o
Z 83,80572,6o Ohm
0,0068890,4 o
b. Jaringan ekivalen
Z = B = 82,3 73,03 Ohm
2A 1
Y
B
Y
2 0,945 1,02o 1
82,373,03o
2 x 0,05766163o
Y
82,373,03o
Y 0,00140189,97o Mho
Referensi :
1. Gupta, A P, Electrical Power, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
2. Gupta, J B, Transmision & Distribution, SS Mubarak & Brother Pte Ltd,
Singapore 1997.
3. Kotari, N, Power System Engineering, Tata Mc-Graw Hill Co Ltd, New
Delhi, 1996.
4. Mehta, V K, Principles of Power System, S Chand Co Ltd, New Delhi,
2000.
62