Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AUDIT 1

BUKTI AUDIT

OLEH:

KELOMPOK 4

Dimas Aytia Pratama 1802112432

Muhammad Dandi Fayadh 1802111878

Samuel Tota Dippu 1802112194

Tommy Martha Dwicahya 1802112124


Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Bukti Audit ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Audit. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Bukti
Audit bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini .

Penulis
Daftar Isi

Kata pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

Latar belakang

Rumusan masalah

Tujuan pembahasan

Bab II Pembahasan

Hakikat bukti audit

Keputusan bukti audit

Presuasivitas bukti

Tujuan bukti audit

Jenis jenis bukti audit

Dokumentasi audit

Kepemilikan file audit

Penyusunan dokumentasi audit

Bab III Penutup

Kesimpulan

Daftar pustaka
Bab I

Pendahuluan

A.    Latar Belakang

Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena itu
auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar
kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindar
dari tuntutan pihak – pihak yang berkepentingan di kemudian hari apabila pendapat yang
diberikannya tidak pantas. Tipe bukti audit berupa dokumentasi (bukti dokumenter) juga penting
bagi auditor.
Namun, dokumentasi pendukung yang dibuat dan hanya digunakan dalam organisasi
klien merupakan bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak adanya pengecekan dari
pihak luar yang bebas. Dalam makalah ini berbagai tipe bukti audit yang dikumpulkan oleh
auditor selama auditnya dan berbagai faktor yang harus diperhatikan oleh auditor dalam
pengumpulan bukti audit. Makalah ini diakhiri dengan pembahasan berbagai pengambilan
keputusan yang harus dilakukan oleh auditor dalam proses pengumpulan bukti audit.

B.     Rumusan Masalah
1.  Apa hakekat bukti audit?
2. Bagaimana keputusan bahan bukti audit?
3.  Bagaimana keandalan bahan bukti yang menyimpulkan?
4. Apa sajakah tujuan bukti audit?
5. Apa sajakah jenis-jenis bahan bukti audit?
6. Apa saja yang berkaitan dengan dokumentasi audit?
7. Apa saja jenis jenis kepemilikan file audit?
8. Bagaimana penyusunan dokumentasi audit yang benar?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun penulis dalam pembuatan makalah tentang Bukti Audit ini, yaitu:
1.      Mengetahui hakekat bukti audit
2.      Mengetahui keputusan bahan bukti audit
3.      Mengetahui keandalan bahan bukti yang menyimpulkan
4.      Mengetahui tujuan bukti audit
5.      Mengetahui jenis-jenis bahan bukti audit
Bab II

Pembahasan

1. Hakekat Bukti Audit


Bukti audit digunakan oleh auditor untuk menentukan informasi yang diaudit telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Penggunaan bukti audit adalah untuk
menentukan laporan keuangan telah disajikan dengan benar. Sifat bukti yang digunakan adalah
berbagai jenis audit yang dihasilkan oleh auditor, pihak ketiga dan klien.

2. Keputusan Bukti Audit


Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti
audit yang tepat, yang diperlukan untuk memenuhi keyakinan bahwa komponen laporan
keuangan klien dan kesseluruhan laporan telah disajikan secara wajar, dan bahwa klien
menyelenggarakan pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan.
Ada empat keputusan mengenai bukti yang harus dikumpulkan yaitu:
1) Prosedur audit yang akan digunakan
2) Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebut
3) Item-item mana yang akan dipilih dari populasi
4) Kapan melaksanakan prosedur tersebut
Prosedur audit adalah rincian intruksi yang menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh selama
audit. Perumusan prosedur tersebut dalam istilah yang cukup spesifik agar auditor dapat mengikuti
instruksi-instruksi ini selama audit merupakan hal yang umum. Setelah memilih prosedur audit, auditor
dapat mengubah ukuran sampel dari hanya satu hingga semua item dalam populasi yang sedang diuji.
Setelah menentukan ukuran sampel untuk suatu prosedur audit, auditor harus memutuska item-item mana
dalam populasi yang akan diuji. Audit atas laporan keuangan umumnya mencakup suatu periode.
Biasanya suatu audit akan dianggap selesai setelah beberapa minggu atau beberapa bukan setelah
berakhirnya suatu periode. Oleh karena itu, waktu pelaksanaan prosedur audit dapat bervariasi dari awal
periode akuntansi hingga berakhirnya periode akuntansi itu. Daftar prosedur audit untuk bidang audit
tertentu atau untuk keseluruhan audit disebut sebagai program audit.
3. Persuasivitas Bukti
Penentu keandalan bukti yang menyimpulkan adalah ketepatan dan mencukupi yang
langsung diambil dari standar pekerjaan lapangna ketiga. Karena sifat bukti audit serta
pertimbangan biaya dalam melaksanakan audit, tidak mungkin bagi auditor untuk memperoleh
keyakinan 100% baha pendapatnya benar. Namun auditor harus yakin baha pendapatnya benar
dengan tingkat assurance yang tinggi. Dua penentu persuasivitas bukti audit yaitu ketepatan dan
mencukupi.
Ketepatan bukti adalah ukuran mutu bukti yang berarti relavansi dan reliabilitasnya
memenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun dan pengungkapan yang
berkaitan.ketepatan bukti hanya berkaitan dengan prosedur audit yang dipilih. Ketepatan hanya
dapat diperbaiki dengan memilih prosedur audit yang lebih relevan atau yang meemberikan bukti
yang lebih andal.
Relavansi bukti, sebuah bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit yang
akan diuji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap tepat. Relevansi hanya dapat
dipertimbangkan dalam tujuan audit khusus, karena bukti audit mungkin relevan untuk satu
tujuan audit tetapi tudak relevan untuk tujuan audit yang lainnya.
Reliabilitas bukti, mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat dipercaya,
dan sangat membantu dalam meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara
wajar.
Reabilitas dan ketepatan tergantung pada karakteristik bukti yang dapat diandalkan
berikut:
1) Independensi penyedia bukti
2) Efektivitas pengendalian internal klien
3) Pengentahuan langsung auditor
4) Kualifikasi individu yang menyediakan informasi
5) Tingkat objektivitas
6) Ketepatan waktu
Kuantitas bukti menentukan kecukupannya. Kecukupan bukti diukur terutama oleh
ukuran sampel yang dipilih auditor. Ada beberapa faktor yang akan menetukan ketepatan ukuran
sampel dalam audit. Dua faktor yang paling penting yaitu ekspektasi auditor atas salah saji dan
keefektifan pengendalian internal klien.
4. Tujuan Bukti Audit
Tujuan bukti audit secara keseluruhan adalah untuk membantu auditor dalam
memberikan kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan
standar audit.

5. Jenis-Jenis Bahan Bukti Audit


Dalam memutuskan prosedur audit mana yang akan digunakan auditor dapat memilihnya
dari 8 jenis bukti yaitu:
1) Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi atau perhitungan yang dilakukan auditor atas aktiva
berwujud. Bukti ini sering berkaitan dengan persediaan dan kas. Pemeriksaan fisik
adalah cara langsung untuk memverifikasi apakah suatu aset benar-benar ada.
2) Konfirmasi, penerimaan respon tertulis atau lisan dari pihak ketiga yang independen
yang memverifikasi keakuratan informasi yang diminta oleh auditor. Keputusan
auditor tentang apakah akan menggunakan konfirmasi atau tidak tergnatung
kebutuhan akan reabilitas situasi serta bukti alternatif yang tersedia.
3) Inspeksi, inspeksi adalah pemeriksaan oleh auditor atas dokumen dan catatan klien
untuk mendukung informasi yang tersaji, atau yang seharusnya tersaji dalam laporan
keuangan. Dokumen terbagi dua yaitu dokumen internal yang disiapkan dan
digunakan dalam organisasi klien dan disimpan tanpa pernah disampaikan kepada
pihak luar dan dokumen eksternal yang ditangani oleh seseorang diluar organisasi
klien yang merupakan pihak yang melakukan transsaksi.
4) Prosedur analitis terdiri dari evaluasi informasi keuangan melalui analisis atas
hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan nonkeuangan. Hal yang perlu
diperhatikan dalam prosedur analisis adalah memahami industri dan bisnis klien,
mampu menilai kemampuan entitas untuk terus going concern, menunjukkan adanya
kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan dan mengurangi pengujian audit
yang terinci
5) Wawancara dengan klien, upaya untuk memperoleh informasi secara lisan dan tertulis
dari klien sebagai respon atas pertanyaan yang diajukan auditor. Apabila auditor
memperoleh bukti dari Tanya jawab, biasanya auditor juga perlu bukti pendukung
melalui prosedur lainnya.
6) Rekalkulasi, pengecekan ulang sampel yang dilakukan oleh klien. Pengecekan terdiri
dari pengujian atas keakuratan perhitungan klien.
7) Pelaksanaan ulang, pengujian independen yang dilakukan atas auditor atas prosedur
atau pengendalian akuntansi klien.
8) Observasi, penggunaan indra untuk menilai aktivitas klien. Observasi memberikan
bukti tentang pelaksanaan proses atau prosedur tetapi terbatas pada poin poin ketika
observasi dilakukan. Observasi kurang dapat diandalkan karena resiko personil klien
akan mengubah perilakunya akibat kehadiran auditor.
6. Dokumentasi Audit
Standar auditing menyatakan bahwa dokumentasi audit adalah catatan utaman tentang
prosedur auditing yang diterapkan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai auditor
dalam melaksanakan penugasan. Tujuan dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk
membantu auditor dalam memberikan kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah
dilakukan sesuai dengan standar audit. Secara lebih khusus dokumentasi audit yang berkaitan
dengan audit tahun berjalan memberikan:
1) Dasar bagi perencanaan audit
Jika auditor akan merencanakan audot yang memadai, informasi tentang referensi
yang diperlukan harus tersedia dalam file audit. File itu meliputi bermacam informasi
perencanaan.
2) Catatan bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian
Dokumentasi audit adalah sarana utama untuk mendokumentasikan bahwa audit yang
memadai telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing. Jika muncul kebutuhan,
auditor harus mampu memperlihatkan kepada lembaga pembuat peraturan dan
pengadilan bahwa audit telah direncanakan dengan baik dan diawasi secara memadai,
bukti yang dikumpulkan telah tepat dan mencukupi dan laporan audit tepat dengan
mempertimbangkan hasil audit.
3) Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat
Dokumentasi audit menyediakan sumber informasi yang penting untuk membantu
auditor dalam memutuskan apakah bukti yang tepat dan mencukupi telah
dikumpulkan guna menjustifikasi laporan audit berdasarkan situasi tertentu. Data
yang ada dalam file memiliki kegunaan yang sama untuk mengevaluasi apakah
laporan keuangan telah disajikan wajar berdasarkan bukti audit tersebut.
4) Dasar bagi review oleh supervaisor dan patner
File audit adalah kerangka referensi utama yang digunakan oleh supervisor untuk
mereview pekerjaan asisten. Review yang cermat dari supervisor juga dapat
memberikan bukti bahwa audit telah diawasi secara memadai.
7. Kepemilikan File Audit
Dokumentasi audit yang telah disiapkan selama penugasan, termasuk skedul yang
disiapkan oleh klien untuk auditor adalah property auditor. File audit terdiri dari beberapa
bagian. Adapun bagian tersebut yaitu:
1) File permanen, berisi data yang bersifat historis atau berlanjut yang bersangkutan
dengan audit saat ini. File permanen umumnya meliputi: kutipan atau salinan dari
dokumen perusahaan, analisis akun tahun-tahun sebelumnya yang penting bagi
auditor, informasi yang berhubungan dengan pemahaman atas pengendalian internal,
hasil prosedur analitis dari audit tahun sebelumnya.
2) File tahun berjalan mencakup semua dokumentasi audit yang dapat diterapkan pada
tahun yang diaudit. Ada satu set file permanen untuk klien dan satu file tahun berjalan
untuk audit setiap tahun. Ada beberapa file yang biasanya tercakup dalam file tahun
berjalan yaitu: Program audit, Informasi umum, Neraca saldo berjalan, Ayat jurnal
penyesuaian dan reklasifikasi
8. Penyusunan Dokumentasi Audit
Dokumentasi harus disiapkan secara cukup dan rinci untuk memberikan auditor yang
berpengalaman yang tidak memiliki hubungan dengan audit itu, pemahaman atas
pekerjaan yang dilaksanakan, bukti yang diperoleh dan sumbernya, serta kesimpulan
yang dicapai. Walaupun rancangan bergantung pada tujuan yang ingin dicapai,
dokumentasi audit harus memiliki karakteristik tertentu:
1) Setiap file audit harus diidentifikasikan secara wajar dengan informasi seperti nama
klien, periode yang dicakup, gambaran tentang isi, tanda tangan orang yang
meyiapkan, tanggal persiapan dan kode indeks.
2) Dokumentasi audit harus memiliki indeks dan referensi-silang untuk membantu
pengaturan dan pengarsipannya.
3) Dokumentasi audit yang lengkap harus dengan jelas menunjukkan pekerjaan audit
yang dilakukan, yang dapat dicapai dengan tiga cara: dengan pernyataan tertulis
dalam bentuk memorandum, dengan menandatangani prosedur audit dalam program
audit, dan dengan notasi alngsung pada skedul.
4) Dokumentasi audit harus meliputi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan yang
telah dirancang. Untuk menyiapkan dokumentasi audit yang benar auditor harus
mengetahui tujuannya.
5) Kesimpulan yang dicapai tentang segmen audit yang dipertimbangkan harus
dinyatakan dengan jelas
Bab III

Penutup

Kesimpulan

Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang
layak untuk menyatakan pendapatnya.Kemudian, Keputusan auditor mengenai bukti pendukung
audit dapat dipisahkan menjadi empat golongan, yaitu; (1) Prosedur audit mana yang akan
digunakan; (2) Jumlah sampel yang akan dipilih untuk suatu prosedur tertentu; (3) Item
(transaksi) mana yang akan dipilih dari keseluruhan data/populasi; dan (4) Kapan prosedur-
prosedur itu akan dilaksanakan.
Ada tiga faktor penentu dari bukti yang meyakinkan adalah kompetensi, kecukupan dan
ketepatan waktu. Perhatikan bahwa faktor yang disebutkan terdahulu diambil langsung dari
standar ketiga kerja lapangan, yaitu hasil gabungan serta masalah biaya dan meyakinkannya
bukti.
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk meyatakan pendapat apakah
laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kemudian, dalam memutuskan prosedur audit
aman yang akan digunakan, ada tujuh kategori umum bukti audit yang dapat dipilih oleh auditor,
yaitu; pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, observasi, pertanyaan terhadap klien,
ketepaan mekanis dan prosedur analitis.
DAFTAR PUSTAKA

Alvin A. Arens, James K. Loebbecke.Auditing Suatu Pendekatan Terpadu. Jakarta:


ERLANGGA. 1995.
Mulyadi.Auditing. Jakarta: Salemba Empat. 2002.

Anda mungkin juga menyukai