Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MODUL VII
PENGAMATAN PERISTIWA FOTOSINTESIS

DI SUSUN OLEH:
NAMA : AINY RAMADHANY
NIM : G701 19 103
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : STEVEN STIF LADADO

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

OKTOBER, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tumbuhan, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya harus


melakukan proses fotosintesis yang terjadi di bagian daun yang memiliki klorofil,
dengan menggunakan bantuan cahaya matahari. Proses fotosintesis menghasilkan
oksigen dan karbohidrat. Fotosintesis pada tumbuhan dilakukan pada siang hari
dengan bantuan sinar matahari dan karbon dioksida serta mengeluarkan oksigen
dan karbohidrat. Oksigen akan disebarkan ke luar tumbuhan sehingga manusia
dapat menghirupnya untuk bernafas sedangkan karbohidrat digunakan oleh
tumbuhan itu sendiri untuk pertumbuhan. Hampir semua makhluk hidup
bergantung pada hasil fotosintesis. Sehingga fotosintesis menjadi sangat penting
bagi kehidupan di bumi. Pada malam hari karena tidak ada cahaya matahari,
tumbuhan mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida.
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk
proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari, tumbuhan tidak akan mampu
melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil hanya akan berfungsi
bila ada energi dari cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986)

Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang
mempunyai klorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energy matahari (dalam
bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH).
Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbon
dioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesis dari energi
dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau
bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis (Wilkins, 1989).
Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung
banyak pigmen klorofil. Klorofi ldapat dibedakan menjadi bebrapa tipe, yaitu:
klorofil a, b, c, d dan tipe e. Pembagian tersebut adalah berdasarkan rantai
samping yang mengikat inti porfitinnya. Jenis klorofil yang paling banyak
ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi adalah jenis a dan b. Klorofil a biasanya
adalah untuk sinar hijau dan biru, sementara klorofil b untuk sinar kuning dan
hijau. Klorofil lain (jenis c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan
dengan klorofil a (Tjitrosoepomo, 1998).

Berdasarkan uraian diatas, yang melatar belakangi praktikum yang kami lakukan
adalah pentingnya pengetahuan mengenai proses fotosintesis untuk mengetahui
bahwa untuk memenuhi kebutuhannya, tumbuhan harus melakukan fotosintesis
agar menghasilkan karbohidrat sebagai bahan makanannya dan oksigen untuk
mahluk hidup lainnya.
 
1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum ini, yaitu untuk memahami angka-angka


perbandingan dalam hukum Mendel melalui hukum kebetulan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan
energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat
dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar
dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung
enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses
fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2,
suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor
utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbon dioksida
(Campbell, 2000).

Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman, algae dan
cyanobakteria. Nama klorofil barasal dari bahasa yunani yaitu chlorophyll (choloros
= green (hijau) dan phyllon = leaf (daun)). Fungsi klorofil pada tanaman adalah
menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses perubahan zat anorganik H2O dan  CO2 oleh klorofil
dengan bantuan   cahaya/sinar matahari menjadi zat organik  karbohidrat (Campbell,
2000).

Bahan–bahan yang diperlukan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis


yaitu air (H2O), karbon dioksida (CO2) dan sinar matahari. Sedangkan tempat
berlangsungnya fotosintesis yaitu daun yang mengandung klorofil (zat hijau daun).
Dalam hal ini klorofil selain berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembuatan
makanan juga sebagai tempat untuk menyerap energi cahaya matahari. Air diserap
oleh akar dari dalam tanah dan dialirkan oleh pembuluh tumbuhan menuju daun.
Karbon dioksida diserap dari udara oleh daun melalui mulut daun atau stomata.
Melalui fotosintesis, air dan karbon dioksida kemudian diubah menjadi karbohidrat
dan oksigen dengan bantuan energi cahaya matahari. Apabila energi cahaya matahari
tidak ada, energi cahaya yang lain dapat menggantikannya. Reaksi fotosintesis dapat
dituliskan sebagai berikut :
6CO2 + 6H2O  → C6H12O6 + 6O2

Oksigen hasil fotosintesis dikeluarkan oleh tumbuhan melalui mulut daun (stomata)
dan digunakan oleh manusia dan hewan pada proses pernapasan, meskipun sebagian
digunakannya untuk bernapas (Kimball, 1993).

Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis
merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini
tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak
langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan
tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu
ditutup dengan corong terbalik dan di atasnya diberi tabung reaksi yang diisi air
hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian
muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen
(Kimball, 1993).

Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.


Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus
dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alcohol
dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada
daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum. Pada uji Sachs ini
bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis. Percobaan
ini berdasar pada ciri hidup yang hanya dimiliki oleh tumbuhan hijau yaitu
kemampuan dalam menggunakan karbon dioksida dari udara untuk diubah menjadi
bahan organik serta direspirasikan/desimilasi bahan organik dalam tubuhnya sehingga
zat organik itu bisa digunakan untuk aktivitas makhluk hidup (Malcome, 1990).
Menurut Kimball (1993), proses fotosintesis dibagi menjadi dua reaksi yaitu :

1. Reaksi terang

Reaksi terang merupakan langkah-langkah mengubah energi matahari menjadi energi


kimia. Cahaya yang diserap oleh klorofil menggerakkan transport elektron dan
hydrogen dari air ke penerima (aseptor) yang disebut NADP+ yang berfungsi sebagai
pembawa elektron dalam respirasi seluler. Reaksi terang menggunakan tenaga
matahari untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH dengan cara menambahkan
sepasang elektron bersama dengan nukleus hidrogen atau H+. Reaksi terang juga
menghasilkan ATP dengan memeberi tenaga bagi penambahan gugus fosfat yang
pada ADP, proses ini disebut fotofosforilasi.

2. Reaksi gelap

Reaksi gelap adalah reaksi pembentukan gula dari CO2 yang terjadi di stroma.
Berbeda dengan reaksi terang, reaksi gelap atau reaksi tidak bergantung cahaya bisa
terjadi pada saat siang dan malam, namun pada siang hari laju reaksi gelap tentu lebih
rendah dari laju reaksi terang. Reaksi gelap dimulai dengan pengikatan atau fiksasi 6
molekul CO2 ke 6 molekuk gula 5 karbon yaitu ribulosa 1,5 bifosfat, dikatalisis oleh
enzim ribulosa bifosfat karboksilase/oksigenase (rubisco) yang kemudian membentuk
6 molekul gula 6 karbon. Molekul 6 karbon ini tidak stabil maka pecah menjadi 12
molekul 3 karbon yaitu 3 fosfogliserat. 3 fosfogliserat kemudian difosforilasi oleh 12
ATP membentuk 1,3 bifosfogliserat. 1,3 bifosfogliserat difosforilasi lagi oleh 12
NADPH membentuk 12 molekul gliseradehida 3 fosfat/PGAL. 2 PGAL digunakan
untuk membentuk 1 molekul glukosa atau jenis gula lainnya, sedangkan 10 molekul
lainnya difosforilasi oleh 6 ATP untuk kembali membentuk 6 molekul Ribulosa 1,5
bifosfat. Proses pengikatan CO2 ke RuBP disebut fiksasi, proses pemecahan molekul
6 karbon menjadi molekul 3 karbon disebut reduksi dan proses pembentukan kembali
RuBP dari PGAL disebut regenerasi. Fotosintesis ini disebut mekanisme C3, karena
molekul yang pertama kali terbentuk setelah fiksasi karbon adalah molekul berkarbon
3. Kebanyakan tumbuhan menggunakan fotosintesis C3 disebut tumbuhan C3.

Menurut Salisbury (1995) fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor :


1. Faktor dalam
a. Klorofil
semakin banyak jumlah klorofil dalam daun maka proses fotosintesis berlangsung
semakin cepat. Umur daun juga mempengaruhi laju fotosintesis. Semakin tua
daun, kemampuan berfotosintesis semakin berkurang karena adanya perombakan
klorofil dan berkurangnya fungsi kloroplas.
2. Faktor luar
a. Intensitas cahaya
Energi cahaya yang diserap tumbuhan bergantung pada intensitas cahaya, panjang
gelombang cahaya, dan lamanya penyinaran. Semakin rendah intensitas cahaya,
semakin rendah laju fotosintesis karena energi yang diserap tidak mencukupi
untuk fotosintesis. Semakin tinggi intensitas cahaya matahari maka semakin
banyak energi cahaya yang diserap oleh klorofil.
b. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. Laju fotosintesis dapat
ditingkatkan dengan meningkatnya kadar karbondioksida udara. Akan tetapi, bila
kadarnya terlalu tinggi dapat meracuni atau menyebabkan stomata tertutup,
sehingga laju fotosintesis terganggu.
c. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimal. Laju fotosintesis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
hingga batas toleransi enzim. Semakin tinggi suhu semakin tinggi laju fotosintesis,
demikian juga sebaliknya. Namun bila siuhu terlalu tinggi, fotosintesis akan
berhenti karena enzim-enzim yang berperan dalam fotosintesis rusak. Oleh karena
itu tumbuhan menghendaki suhu optimum (tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi)
agar fotosintesis berjalan secara efisien
d. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
e. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila
kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang.
f. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan
yang sedang berkecambah dibandingkan dengan tumbuhan dewasa. Hal ini
mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi
dan makanan untuk tumbuh.
g. Kadar oksigen
Bila kadar oksigen dari udara diturunkan dari 20% menjadi 1%, maka fotosintesis
akan naik menjadi 30%. Jadi Oksigen mempunyai daya penghambat fotosintesis.
h. Kandungan hara dalam tanaman

Unsur Mg dan N sangat dibutuhkan dalam pembentukan klorofil. Apabila unsur


Mg dan N tidak cukup banyak tersedia, maka pembentukan klorofil terhambat. Hal
ini dapat berdampak pada penurunan laju fotosintesis.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pada praktikum ini dilaksanakan adalah hari Selasa , 22
Oktober 2019, pukul 13.00 WITA sampai selesai, Laboratorium Biosistematika
Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Tadulako

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kotak untuk menyimpan
kancing model gen, dan kamera HP yang untuk mendokumenstasikan segala
sesuatu selama praktikum.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kancing model gen warna
merah (M) dan warna putih (m).

3.3 Prosedur kerja

a. Keluarkan kancing model gen dari dalam kotak.

b. Campurkan secara acak kancing warna merah dan warna putih

c. Lalu ambil sepasang kancing secara acak dengan mata tertutup

d. Catat hasil dari masing-masing warna kancing


BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari praktikum ini adalah

Macam Pasangan Frekuensi Muncul

Merah-Merah (MM) 11

Putih-Putih (mm) 11

Merah-Putih (Mm) 28

4.2 Analisis Data

Adapun proses penyilangan sebagai berikut :


♂ ♀
P : ×
(MM) (mm)
G : M M
F1 : Mm

F1 F1
P : ×
(Mm) (Mm)
M M
G :
m m

F2 : ♂/♀ M m

M MM Mm

M Mm mm
4.3 Pembahasan

Teori perwarisan sifat ini dikenal dengan nama Hukum Mendel. Hukum Mendel
I yang dikenal sebagai hukum pemisahan gen sealel. Dengan mempelajari
perwarisan sifat ini dapat mengetahui pola pewaris sifat tetua kepada generasi
berikutnya (Syamsuri. 2004).

Pada percobaan yang telah kami lakukan, pasangan kancing merah-merah (MM)
muncul sebanyak 11x, putih-putih (mm) sebanyak 11x, dan merah-putih (Mm)
sebanyak 28x. sehingga fenotip merah (M) lebih dominan sempurna terhadap
fenotip putih (m) dengan pebandingan 3:1 dan apabila memiliki sifat-sifat
dominan tidak sempuna (intemediat) perbandingan genotipnya yaitu 11:28:11
atau 1:3:1 (MM : Mn : mm).

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan pada


setiap persilangan menggunakan metode kancing sesuai dengan Hukum Mendel
dan jika sifatnya intemediat maka perbandingan fenotipnya yaitu (1 : 3 : 1),
sedangkan jika merah dominan sempurna terhadap putih maka perbandingan
fenotipnya yaitu (3 : 1).

5.2 Saran

Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti agar dapat mendapatkan hasil
yang maksimal. Usahakan perbanyaklah referensi tentang pengamatan sel dan
pada praktikum selanjutnya bahan-bahan praktikum dilengkapi.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, B. (1993).Hematology: Principles and  Procedure. America: Lea &.Febiger.


Crowder, L.V. (1997).Genetika Tumbuhan. Diterjemahkan oleh L. Kusdiarti.UGM.
Yogyakarta.

Dotti, S. (2011). Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi


Universitas Bengkulu.
Prawirohartono, S. (2003).  Biologi.  Bumi Aksara, Jakarta.

Syamsuri. (2004). Biologi. Jakarta: Erlangga. Universitas Bengkulu.

Winarni, S. (2009). Pewarisan Sifat. Semarang: IAIN Walisongo Semarang.

Yatim, W. (1996). Genetika. Bandung: Tarsito.

Yusuf, M.(2008). Modul 1 praktikum genetika. Jakarta : Universitas Terbuka.

Zaifbio. (2010). Biologi Online Blog Pendidikan Biologi. (Diakses pada tanggal 13


Oktober 2019 pukul 17.22 WITA)

LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI

Nama : AINY RAMADHANY


Stambuk : G 701 19 103
Kelompok : 1 (SATU)
Asisten : STEVEN STIF LADADO

No Hari/Tanggal Koreksi Paraf

Anda mungkin juga menyukai