Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Paradigma baru program Keluarga Berencana (KB) nasional telah berubah visinya dari
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, mewakili jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertanggung jawab, harmonis dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
paradigma baru KB ini sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak
reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Saifuddin,
2006).
Laju kepadatan penduduk Indonesia mencapai 216 juta jiwa, dengan tingkat kepadatan
pada tahun 2004 diperkirakan 112 jiwa/Km2. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara
pada tahun 2004, dengan perhitungan proyeksi menggunakan data dasar berdasarkan SP
2000 tercatat sebesar 6.915.950 jiwa, yang terdiri dari 3.563.310 jiwa penduduk laki-laki
dan 3.352.640 jiwa penduduk wanita. Sejak tahun 1971 sampai dengan 2004 jumlah
penduduk meningkat 300%. Namun mengalami penurunan hamper lima kali lipat dari
5,77% menjadi 10,4%. Kondisi ini merefleksikan bahwa upaya pengendalian penduduk
telah berjalan selaras dengan upaya peningkatan kesejahteraan, termasuk factor kesehatan
penduduknya. Angka pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun 2004
menjadi 31,57% (Dinkes Sumut, 2010).

Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta
masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang mandiri. Keberhasilan ini harus
diperhatikan dan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata. Di
Indonesia peserta KB yang tercatat 51,21% akseptor KB memilih suntikan sebagai alat
kontrasepsi, 40,02% memilih Pil, 4,93% memilih Implant, 2,72% memilih IUD dan
lainnya 1,11%. Pada umumnya masyarakat memilih metode non MKJP (Metode Non
Kontrasepsi Jangka Panjang). Sehingga metode KB MKJP seperti IUD, Implant, Kontap
Pria (MOP) dan Kontap Wanita (MOW) kurang diminati (Anonymous, 2010).
Faktor-faktor yang mendukung terwujudnya gerakan KB Nasional. Pada tahun 2003
adalah bahwa lebih dari 198.012 orang wanita (67,53%) berstatus menikah pernah
menggunakan salah satu alat kontrasepsi dan sekitar 1.782.108 orang wanita (51,66%)
berstatus menikah sedang menjadi peserta KB aktif. Factor-faktor yang mempengaruhi
ibu memakai alat kontrasepsi karena sangat efektif, tidak memiliki pengaruh terhadap
ASI, sedikit efek samping, dan tidak perlu menyimpan obat suntik tersebut (Hartanto,
2004).
Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang berhasil dibina sebanyak 4.534,850 (76,23%)
dari seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang mencapai 5.948.962 PUS. Realisasi
peserta KB aktif yang menggunakan kontrasepsi suntik 2.239.108, pil 848.503, IUD
557.224 dan kondom 42.464 (BPS, 2009).

Di Kabupaten Deli Serdang, jumlah PUS mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada
tahun 2007 jumlah PUS sekitar 272.383 dan meningkat menjadi 282.391 pada tahun
2008. Dari jumlah tersebut 69,93% adalah akseptor aktif yang jumlahnya meningkat
dibandingkan tahun 2007 (BPS, 2009).

Prevalensi ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik disebabkan oleh beberapa
factor seperti umur, pendidikan, jumlah anak dan dukungan suami. Berdasarkan
prevalensi factor umur ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik sangat tinggi
pada usia 15-29 tahun yaitu sebesar 38% dengan alasan mereka belum memiliki anak
atau jumlah anak yang mereka miliki belum dirasakan cukup (BKKBN, 2010)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Definisi dari KB Suntik ?
2. Apa Macam-macam dari KB Suntik ?
3. Bagimana Kalsifikasi dari KB Suntik ?
4. Bagaimana Keuntungan dan Kerugian dari KB Suntik ?
5. Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan KB Suntik ?
6. Bagaimana Indaksi dari KB Suntik ?
7. Bagaimana Komposisi dari KB Suntik ?
8. Bagaimana Komplikasi dari KB Suntik ?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari KB Suntik ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Definisi dari KB Suntik
2. Untuk Mengetahui Macam-macam dari KB Suntik
3. Untuk Mengetahui Kalsifikasi dari KB Suntik
4. Untuk Mengetahui Keuntungan dan Kerugian dari KB Suntik
5. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurang dari KB Suntik
6. Untuk Mnegetahui Indaksi dari KB Suntik
7. Untuk mengetahui Komposisi dari KB Suntik
8. Untuk Mengetahui Komplikasi dari KB Suntik
9. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan dari KB Suntik

1.4 MANFAAT
a. Bagi pembaca
Manfaat penyusunan askep Menorragia ini adalah agar pembaca dapat mengetahui
segala sesuatu tentang Menorragia, apa penyebab Menorragia dan bagaimana upaya
pengobatan Menorragia.
b. Bagi penulis
1. Penulis dapat mengetahui tentang Menorrragia secara lebih mendalam.
2. Penulis dapat mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk ilmiah.
3. Penulis dapat menhargai karya orang lain ( dalam bentuk kutipan dan daftar
pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen (Wiknjosastro, 2007).
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan
Utama, 2014).
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi berupa cairan yang berisi hanya hormon
progesteron disuntikan ke dalam tubuh wanita secara periodik. (BKKBN, 1999)
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam
jangka waktu tertentu kemudian masuk ke pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit
oleh tubuh yang berguna untuk mencegah kemungkinan timbulnya kehamilan (Bazad,
2002)
Kontrasepsi suntik adalah salah satu cara mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakaian KB suntik hanya sekitar 0,3
kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakain asal penyuntikan dilakukan
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. (Sarwono, 2003)

2.2. MACAM-MACAM KB SUNTIK

Menurut Varney ( 2006 ) KB Suntik dibagi menjadi jenis, yaitu:

a. KB Suntik 3 Bulan, adalah jenis Suntikan KB yang mengandung hormon Depo


Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dengan volume 150 mg. Alat
kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan atau 12 Minggu. Suntikan pertama
diberikan 7 hari pertama saat periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah
persalinan. Jenis Suntikan KB ini ada yang dikemas dalam cairan 1ml atau 3ml.
b. KB Suntik 1 Bulan, adalah jenis Suntikan KB yang diberikan 1 bulan sekali.
Dengan pemberian suntikan pertama sama dengan suntik 3 bulan, yaitu setelah 7
hari pertama periode menstruasi, atau 6 minggu setelah melahirkan. Alat
kontrasepsi ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate
(hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen).

2.3. KLASIFIKASI KB SUNTIK


1. Golongan progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi yang hanya mengandung progestin, yaitu:
a. Depo Provera/ Depo Medroksi Progesteron Asetat (DPMA)
Medroxyprogesteeon yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral
yang mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif. DPMA ini telah
dipakai lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun dan
sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita. (Hartanto 2002)
mengandung 150mg Depo Medroksi Progesteron Asetat
Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat (DMPA), yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuskular di daerah bokong (Sarwono, 2012)
b. Depo Noristerat (Depo Noretisteron Enantat) mengandung 200mg Noretisteron
Enantat
Adalah obat kontrasepsi yang disuntikan secara depot. Larutannya merupakan
campuran benzyl benzoat dan castrol oil dalam perbandingan 4:6. Efek
kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lendir servik.
2. Golongan progestin dengan campuran estrogen propinat
a. Depo estrogen-progesteron / Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi terdiri dari 25mg Depo Medroksiprogesteron Asetat
dan 5mg Estrogen Sipionat

2.4. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


1. Keuntungan
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah kehamilan jangka
panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak mengandung estrogen
sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan
pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak
perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun
sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah beberapa
penyebab penyakit radang panggul (Sulistyawati, 2013)
Keuntungan kb suntik DPMA
a Sangat efektif (0,3 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama
penggunaan)
b Pencegahan kehamilan jangka panjang
c Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
d Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung
e Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
f Sedikit efek samping
g Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
i Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(Saifuddin, 2006)
2. Kerugian
a Perdarahan tidak teratur atau bercak atau amenore
b Keterlambatan kembali subur sampai 1 tahun
c Berat badan meningkat
d Dapat berkaitan dengan osteoporosis pada pemakaian jangka panjang.
e Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B dan virus HIV.
f Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan.
(Everett, 2007)
2.5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan
Metode KB Suntik adalah metode kontrasepsi hormonal efektif mencegah
kehamilan hingga 99%. Memberikan kenyamanan kepada pasangan suami istri,
karena dengan satu kali suntikan anda tidak perlu memikirkan kontrasepsi selama
1 sampai 3 bulan, sesuai dengan jenis Suntik KB yang anda pilih. Anda dan
pasangan bisa lebih spontan dalam berhubungan intim tanpa harus khawatir
menjadi hamil. Kehamilan bisa anda dapatkan kembali, setelah menghentikan
penggunaan KB Suntik.

Metode KB Suntik dapat digunakan oleh ibu menyusui, dengan catatan suntikan
pertama diberikan 6 minggu setelah persalinan, Menurunkan resiko kanker rahim
dan memberikan perlindungan terhadap infeksi panggul.( BKKBN,2007 ).

2. Kekurangan
Dari beberapa kelebihan Metode KB Suntik tersebut diatas, pada beberapa kasus
KB Suntik juga memberikan efek samping terutama pada awal pemakaian, yang
diantaranya adalah:

a. Siklus haid menjadi tidak teratur berkepanjangan, atau bahkan anda tidak
mengalami haid sama sekali, selama beberapa bulan pertama saat pemakaian atau
berhenti melakukan KB suntik,
b. Beberapa ibu yang menggunakan metode KB suntik 3 bulan mengalami
penambahan berat,
c. Ibu mengalami jerawat, sakit kepala, nyeri payudara, perubahan suasana hati, dan
perut kembung,
d. Pada beberapa kasus, kesuburan wanita baru pulih setelah beberapa bulan
menghentikan penggunaan KB suntik,
e. Penggunaan KB suntik 3 bulan memicu terjadinya osteoporosis.
f. Cendrung mudah gemuk, efek samping penambahan berat badan ini yang paling
sering ditakuti oleh ibu-ibu.
g. Setelah suntikan dihentikan, kesuburan akan kembali dengan lambat.
h. Perubahan lipid serum (kolesterol) menjadi tinggi pada penggunaan jangka
panjang.
i. Dapat menurunkan densitas atau kepadatan tulang pada penggunaan jangka
panjang.
j. Pada penggunaan jangka panjang juga dapat menurunkan libido, pengeringan
vagina, gangguan emosi, sakit kepala, sering gemetar, dan timbulnya jerawat.
( BKKBN,2007 ).

2.6. INDIKASI
1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi
4. Wanita menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5. Setelah melahirkan dan menyusui
6. Setelah abortus atau keguguran
7. Telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi
8. Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi esterogen
9. Sering upa menggunakan pil kontrasepsi
10. Wanita yang menggunakan obat untuk epylepsy(fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberculosis (rifampisin)
(saiffudin ,2006)
2.7. KOMPOSISI
1. Depo provera (Depo Medroksi Progesteron Asetat) mengandung 150 mg Depo
Medroksi Progesteron Asetat
Depo Noristerat (Depo Noretisteron Enantat) mengandung 200 mg N oretindron
Enantat
Golongan progestin dengan campuran esterogen propionat Cyclo provera (nama
dagang : cyclofem) mengandung 50 mg Progesteron dan 5 mg komponen esterogen
2. Waktu pemberian kb suntik
a. Pasca persalinan
Dapat diberikan suntikan KB pada hari ke 3-5 post partum atau sesudah Air Susu
Ibu berproduksi ,sebelum ibu pulang dari rumah sakit, 6-8 minggu pasca bersalin,
asal dipastikan bahwa ibu tidak hamil atau belum melakukan koitus.
b. Pasca keguguran
Dapat diberikan segera setelah selesai kuretase atau sewaktu ibu hendak pulang
dari rumah sakit, 30 hari pasca keguguran, asal ibu belum hamil lagi, saat
menstruasi, pada hari pertama sampai hari ke 5.
3. Jadwal waktu suntikan
Jadwal suntikkan menurut Manuaba, (1998) adalah sebagai berikut:
Depo provera : interval 12 minggu
Norigest : interval 8 minggu
Cyclofem : inreval 4 minggu
4. Cara penggunaan kontrasepsi DMPA menurut Saifuddin (2003) :
a. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuscular (IM) dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu
dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan
efektif. Suntikan diberikan tiap 90 hari.
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil/
isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah kering
baru disuntik.
c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara.
Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi endapan putih pada dasar
ampul, upayakan menghilangkannya dan dengan menghangatkannya.
5. Mekanisme kerja kontrasepsi DMPA menurut Hartanto (2004) :
a. Primer : Mencegah ovulasi
Kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH)
menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada pemakaian DMPA, endometrium
menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Dengan
pemakaian jangka lama endometrium bisa menjadi semakin sedikit sehingga
hampir tidak didapatkan jaringan bila dilakukan biopsi, tetapi perubahan tersebut
akan kembali normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA berakhir.
b. Sekunder
Lendir servik menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier terhadap
spermatozoa,membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari
ovumyang telah dibuahi, mungkin mempengaruhi kecepatan transportasi ovum
didalam tuba falopi.

2.8. KOMPLIKASI
1. Gangguan haid
Karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami
perubahan histologi. Keadaan amenore disebabkan atrofi endometrium.
a. Tidak mengalami haid (amenore)
Amenore dibedakan menjadi dua yaitu amenore primer merupakan masa remaja
kurang dari 16 tahun belum pernah mengalami mens atau belum menampakkan
tanda-tanda fisik seksual sekunder, sedangkan amenore sekunder bila wanita
sudah mengalami menstruasi namun kemudian tidak mengalami menstruasi dalam
waktu 3-6 bulan. (Varney, 2006)
Penaganannya Tidak perlu dilkakukan tindakan apapun. Cukup konseling
saja.Bila klien tidak dapat menerima kelainan tersebut, suntikan jangan
dilanjutkan. Anjurkan pemakaian jenis kontrasepsi lain.Diberikan pil KB 3 x 1
tablet dari hari I-III, 1 x 1 tablet mulai hari IV selama 4-5 hari.
b. Perdarahan berupa tetesan atau bercak-bercak (spotting)
Perdarahan bercak merupakan keluhan atau gejala yang akan menurun dengan
makin lamanya pemakaian (Siswosudarmo, 2001).
Penangannanya diberikan pil KB 3 x 1 tablet per hari selama 7 hari.
c. Perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih banyak daripada biasanya
(menorarghia)
Persepsi yang umum mengenai perdarahan berlebihan adalah apabila tiga sampai
empat pembalut sudah penuh selama empat jam. Jumlah kehilangan darah yang
dipertimbangkan normal selama mens adalah 30 cc sejak penelitian yang
dilakukan pada tahun 1960-an dan setiap perdarahan yang lebih dari 80
dinyatakan perdarahan abnormal, seperti yang dikatakan oleh Engstrom, bahwa
batas 8cc merupakan ukuran standar untuk menetapkan menoragia.
(Varney, 2006).
Penangannanya diberikan tablet sulfas ferosus 3 x 1 tablet (5-7 hari)
sampai keadaan membaik.
2. Depresi
Penyebabnya diperkirakan dengan adanya hormone progesterone terutama yang berisi
19-norsteroid menyebabkan kurangnya Vitamin B6 (Pyridoxin) di dalam tubuh.
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya depresi.
b. Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu. Beri motivasi agar
tetap memakai suntikan.
Tindakan medis
a. Diberikan Vitamin B6 2-3 x 1 tablet (10 mg) per hari sampai gejala depresi
hilang.
b. Bila depresi menetap dan terus memberat, hentikan pemakaian suntikan dan ganti
cara kontrasepsi nn-hormonal.
3. Keputihan
Penyebab oleh karena efek progesterone merubah flora dan PH vagina, sehingga
jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan menimbulkan keputihan.
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya keputihan.
b. Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
c. Menjaga kebersihan daerah kemaluan (berganti celana dalam, menggunakan
pembalut yang cocok).
d. Memotivasi agar tetap memakai suntikan
Tindakan medis
a. Bila disertai rasa gatal, cairan berwarna kuning kehijauan atau berbau tidak sedap,
dapat diberikan pengobatan antimikotik secara per-vaginam: nistatin 100.000 IU
intravaginal selama 14 hari.
b. Bila keputihan terus berlangsung maka pemakaian suntikan dihentikan sementara.
4. Jerawat
Penyebab adalah progestin terutama 19-norprogestine menyebabkan peningkatan
kadar lemak
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya jerawat.
b. Mengurangi makanan yang berlemak (kacang, susu, kuning telur).
c. Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah 2xsehari dengan
pembersih muka.
d. Menghindari pemakaian kosmetik wajah yang berlebihan.
Tindakan medis
a. Bila tidak mengganggu, cukup menjaga kebersihan wajah.
b. Bila terlihat infeksi diberikan Tetrasiklin3-4 x 1 kapsul 250 mg, selama 1-2
minggu.
c. Bila jerawat menetap dan bertambah banyak, ganti cara kontrasepsi non-
hormonal.
5. Rambut rontok
Penyebabnya progesteron terutama 19-norprogesterone dapat mempengaruhi folikel
rambut, sehingga tinbul kerontokan rambut.
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya rambut rontok.
b. Gejala ini bersifat sementara dan individu akan kembali normal tanpa pengobatan
setelah suntikan dihentikan.
6. Perubahan berat badan
Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron
mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di
bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu
makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan
dapat menyebabkan berat badan bertambah.
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya perubahan berat badan.
b. Penambahan berat badan ini bersifat sementara dan individu (tidak terjadi pada
semua pemakai suntikan, tergantung reaksi tubuh wanita itu terhadap metabolisme
progesteron).
c. Berat badan meningkat anjurkan untuk melakukan diet rendah kalori dan olah
raga yang proporsional untuk menjaga berat badannya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU DENGAN KB SUNTIK

A. PENGKAJIAN
1. Data subyektif
Tanggal pendataan : 9 Januari 2018, pukul 09.00 WIB
a. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. NR Tn. PR
Umur : 32 th 47 th
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMEA SMA
Pekerjaan : Swasta PNS
Penghasilan : Rp. 600.000/bln Rp. 2.000.000/bln
Status marital : Menikah Menikah
Lama/brp x menikah : 15 th/1x 15 th/1x
Alamat : RT. 10/RW. VI Ds. Bendo,Magetan
b. Keluhan utama
Peningkatan berat badan
c. Riwayat kesehatan
Selama menggunakan KB suntik, klien tidak mengalami penyakit yang merupakan
kontraindikasi dari pemakaian KB suntik seperti jantung, DM, hipertensi, kanker.
d. Riwayat obstetri
Menarche umur 12 tahun, siklus haid antara 30-35 hari lama haid 7 hari tidak disertai nyeri
haid. Ganti pembalut pada hari 1 dan 2 sebanyak 3x sehari selanjutnya setelah hari 2x
sehari konsistensi encer, berwarna merah.
e. Riwayat KB
Klien menggunakan KB suntik depo progestin selama 8 tahun setelah kelahiran anak I,
sekarang umur 14 tahun laki-laki, setelah itu langsung hamil anak ke 2, perempuan, setelah
kelahiran anak ke II ibu menggunakan KB suntik depo progestin lagi sudah ± 3 tahun. Ibu
menggunakan KB suntik dengan jarak 3 bulan sekali (depo progestin) dan timbul
peningkatan BB 5 kg setelah kelahiran anak ke II.
f. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Ibu makan sehari 2-3x, 1 piring dengan sayuran (bayam, kangkung, sawi, wortel, daun
singkong), lauk pauk (tahu, tempe, telur). Minum air putih 4-5 gelas/hari kadang lebih.
2) Istirahat
Biasanya ibu tidur siang 1-2 jam. Tidur malam mulai pukul 22.00-04.00 WIB. Selama
tidur ibu jarang terbangun dan tidur dengan pulas.
3) Eliminasi
BAB teratur 1 x/hari tiap pagi, tidak ada keluhan konsistensi lembek, BAK tiap hari 4-5
x/hari warna kuning jernih, tidak ada keluhan tentang BAK.Ibu biasa cebok dengan
menggunakan sabun, dan cara cebok dari depan ke belakang.
4) Personal hygiene
Mandi 2 x/hari, ganti pakaian serta gosok gigi 2 x/hari. Ganti celana dalam tiap habis
mandi atau pada saat risih.
5) Aktifitas
Ibu tetap melakukan aktifitasnya yaitu berdagang diwarung dan juga sebagian ibu
rumah tangga. Setiap hari bekerja mengurus rumah (menyapu, mengepel, masak) dan
juga menyiapkan dagangan diwarung.
6) Kehidupan seksual
Selama memakai KB suntik frekuensi dalam melakukan hubungan seksual dengan
suami 1 minggu 1-2x tanpa ada gangguan dari pihak suami maupun istri.
7) Latar belakang budaya
Ibu memilih dan memakai kontrasepsi suntik karena dirasa sangat praktis dan mudah
serta tidak bertentangan dengan agama, tapi dalam pihak ibu merasa was-was karena
selama pemakaian terjadi peningkatan berat badan. Selain itu suami tetap menghendaki
istrinya memakai KB suntik selama tidak ada efek samping yang berlebihan.
8) Keadaan psikososial
Selama memakai kontarsepsi suntik ibu merasakan adanya perubahan pada tubuhnya.
Ibu merasakan bahwa tubuhnya tidak seperti dulu lagi, yang makin lama berat badan
makin bertambah tetapi selama ini suami tidak terlalu mempersoalkan berat badannya.
2. Data obyektif
a. Keadaan umum : baik kesadaran composmentis
b. Tanda-tanda vital
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,5oC
c. TB : 156 cm
BB sebelum KB suntik : 48 kg
Selama KB suntik : 53 kg
d. Inpeksi dan palpasi
Kepala : Rambut bersih, warna hitam, tidak rontok.
Muka : Tidak ada cloasma dipipi.
Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda.
Hidung : Tidak ada polip, bersih, tidak ada sekret.
Mulut : Mulut bersih, tidak ada caries maupun stomatitis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, jugularis dan kelenjar limfe.
Dada : Pernafasan tetatur, bentuk simetris.
Mammae : Kebersihan payudara baik, tidak ada hiperpigmentasi areola
mammae ataupun benjolan abnormal.
Abdomen : Tidak terlihat perut yang membesar, tidak ada hiperpigmentasi
seperti linea alba.
Vulva/vagina : Tidak odema, tidak ada rasa nyeri sewaktu dipalpasi pada kelenjar
skene dan bartholini yang kemungkinan menunjukkan adanya
infeksi.
Ekstremitas : Tidak ada varices dan odema pada kaki dan tungkai.
3. Analisa data
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Gangguan body image
 Ibu mengatakan berat (peningkatan berat
badannya bertambah badan)
 Ibu mengatakan BB
ibu meningkat 5 kg
selama 3 tahun
pemakaian KB suntik
 BB sebelum hamil
pakai : 48 kg
 BB setelah pakai : 53
kg

DO :
 Tanda-tanda vital
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,5oC
 BB : 53 kg
 TB : 156 cm

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan body image (peningkatan berat badan) berhubungan dengan penggunaan KB
suntik.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO. DIAGNOS TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


A KRITERIA HASIL
1. 1 Tujuan : a. Lakukan a. Meningkatkan
Ibu mampu pendekatan pada harga diri
beradaptasi dengan klien dan sehingga ibu
perubahan bentuk identifikasi mampu
tubuhnya masalah yang mengungkapkan
Kriteria Hasil : dihadapi masalahnya
 BB dalam batas b. Jelaskan pada ibu b. Ibu lebih
normal : berat tentang : kooperatif
badan ideal ± 46 kg  Penyebab dari mengenai
 Ibu tidak cemas lagi peningkatan penjelasan dari
karena peningkatan berat badan petugas
berat badan.  Cara c. Diet yang baik
mengatasinya membantu
c. Anjurkan ibu mengurangi
untuk mengurangi berat badan
porsi makan yang d. Dukungan suami
banyak akan
mengandung meningkatkan
lemak dan kalori harga diri
d. Libatkan pasangan e. Pembakaran
dalam memberikan lemak dapat
penjelasan dilakukan
mengenai keadaan dengan olahraga
klien secara teratur
e. Anjurkan
melakukan
aktifitas, olahraga
secara teratur

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO TANGGAL/JAM DX IMPLEMENTASI PARAF

1. Selasa, 9 Januari 1 a. Melakukan pendekatan pada klien


dan mengidentifikasi masalah
2018
yang dihadapi
Pukul : 10.00 WIB b. Menjelaskan pada ibu tentang :
 Penyebab dari peningkatan
berat badan
 Cara mengatasinya
c. Menganjurkan ibu untuk
mengurangi porsi makan yang
banyak mengandung lemak dan
kalori
d. Melibatkan pasangan dalam
memberikan penjelasan mengenai
keadaan klien
e. Menganjurkan melakukan
aktifitas, olahraga secara teratur

E. EVALUASI KEPERAWATAN

N TANGGAL/JAM EVALUASI
O
1. 9 Januari 2018 S:
 Ibu mengatakan berat badannya bertambah.
Pukul : 11.00 WIB
 Ibu mengatakan lebih percaya diri setelah
dilakukan penyuluhan oleh petugas kesehatan
O:
 Berat badan meningkat 5 kg dalam 3 tahun
pemakaian.
 BB sebelumnya : 48 kg
 BB sekarang : 53 kg
A:
Gangguan body image, pengetahuan ibu tentang
penyebab peningkatan berat badan bertambah.
P:
3 bulan berikutnya observasi berat badan.

Anda mungkin juga menyukai