Disusun Oleh
Kelompok X:
Prodi : Kehutanan
Dosen : Dr.Ir.Andi Masnang, M.Si.
Mata kuliah : Dasar- Dasar Ilmu Tanah
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan nikmat dan hidayahNya, terutama nikmat kesehatan dan kesempatan
sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “unsur-unsur
hara esensial (kalsium,magnesium,belerang) dan unsur-unsur mikro.”
Tim penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, tim penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Tim penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I. PENDAHULUAN 4
I.2 Tujuan 4
III.1 Kesimpulan 19
III. 2 Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hakikatnya, dasar-dasar ilmu tanah merupakan salah satu pelajaran yang sangat
penting dan mendasar karena apapun bidang pekerjaannya dan di banyak sektor
tidak lepas dan saling terkait dengan tanah.
Satu dari sekian banyaknya masalah yang sering terjadi di sektor pertanian
khususnya dan sektor-sektor lainnya pada umumnya adalah tentang kesuburan
tanah. Terkait kesuburan tanah ini, kurang lebih ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya antara lain air, oksigen, dan unsur-unsur hara yang esensial
serta unsur-unsur mikro lainnya.
Maka dari itu, unsur-unsur hara esensial dan unsur-unsur mikro ini sangat penting
untuk dipelajari dan dipahami guna menunjang peningktan di sektor pertanian dan
sektor-sektor lainnya.
I.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah selain sebagai tugas kuliah dan juga
sebagai media meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita sebagai
mahasiswa.
4
I.4 Batasan masalah
Dalam pembuatan makalah ini kami membatasi bahasan kami terkait unsur-unsur
hara esensial ini pada unsur Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), dan
unsur-unsur mikro.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Unsur ini diserap dalam Ca++, Kalsium terdapat sebagai kalsium pectinaat
pada lamela-lamela tengah dari dinding-dinding sel, endapan-endapan dari
kalsium oksalat dan kalsium karbonat dan sebagai ion didalam air-sel.
Kebanyakan dari zat kapur ini (CaO) terdapat didalam daun dan batang. Pada biji-
biji relatif kurang mengandung kapur, demikian juga pada akar-akaran. Pada akar-
akaran banyak terdapat pada ujung-ujungnya dan bulu-bulu akar.
Fungsi ion Kalsium yang penting adalah mengatur permeabilitas dari dinding
sel. Telah diketahui bahwa ion-ion Kalium itu mempertinggi permeabilitas
dinding sel dan ion-ion Kalsium adalah sebaliknya. Hal ini penting bagi
organisme, sebab bertambahnya permeabilitas yang disebabkan ion-ion Kalium
dapat lebih dicegah.
Peranan yang penting dari kapur terdapat pada pertumbuhan ujung-ujung
akar dan pembentukan bulu-bulu akar. Bila kapur ditiadakan maka pertumbuhan
keduanya akan terhenti dan bagian-bagian yang telah terbentuk akan mati dan
berwarna coklat kemerah-merahan.
a. Kekurangan Kalsium
Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan
bentuk daun , mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok.Kalsium menyebabkan
tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh
maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Contoh
tanaman yang kekurangan Kalsium dapat dilihat pada Gambar 1.
6
b. Kelebihan Kalsium
Kelebihan kalsium tidak berefek banyak , hanya mempengaruhi pH tanah.
a. Kekurangan Magnesium
Muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi
karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemah dan akhirnya
mudah terserang penyakit terutama embun tepung (powdery mildew). Contoh
tanaman yang kekurangan Magnesium dapat dilihat pada Gambar 2.
7
Gambar 2. Daun keurangan magnesium
b. Kelebihan Magnesium
Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.
a. Kekurangan Belerang
Jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P).
Kekahatan S menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat
menyebabkan terjadinya klorosis seperti tanaman kekurangan nitrogen. Kahat
S lebih menekan pertumbuhan tunas dari pada pertumbuhan akar. Gejala
kahat S lebih nampak pada daun muda dengan warna daun yang menguning
sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman (Haneklaus dan
Penurunan kandungan klorofil secara drastis pada daun merupakan gejala
khas pada tanaman yang mengalami kahat S . Kahat S menyebabkan
8
terhambatnya sintesis protein yang berkorelasi dengan akumulasi N dan nitrat
organik terlarut. Contoh tanaman yang kekurangan Belerang dapat dilihat
pada Gambar 3.
Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara lain
Besi(Fe), Mangaan(Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B),
Klor(Cl).
A. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri
(Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan
logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO,
pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3)
dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga
pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah
Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80%
yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daun
dianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama
pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan
lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain
sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam
perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe
porfirin.
9
Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses
metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat,
reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan
klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna
Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan
penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan
protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan
pengurangan aktivitas semua enzim.
a. Kekurangan Besi
Kekurangan besi ditunjukkan dengan gejala klorosis dan daun menguning
atau nekrosa. Daun muda tampak putih karena kurang klorofil. Selain itu
terjadi karena kerusakan akar. Jika adenium dikeluarkan dari potnya akan
terlihat potongan-potongan akar yang mati. Contoh tanaman yag kekurangan
unsur besi dapat dlihat pada pada Gambar 4.
b. Kelebihan Besi
Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis
yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun.
10
B. Mangaan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn
dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn
sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak
atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan.
Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan
silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit
(MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan
primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan
karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral
sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn
dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa
kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun empat.
a. Kekurangan Mangan
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase,
sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim
utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal
dalam kloroplas, ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi
unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis
pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke
daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai
kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split
seed pada tanaman lupin. Contoh tanaman yang kekurangan Mangan dapat
dilihat pada Gambar 5.
11
b. Kelebihan Mangan
Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil
selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim
respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga
diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tumbuhan yang
mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+.
Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari
air dalam pemecahannya menjadi hidrogen dan oksigen.
Identifikasi Gejala defisiensi mangan bersifat relatif, seringkali defisiensi
satu unsur hara bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Di lapangan
tidak mudah membedakan gejala-gejala defisiensi. Tidak jarang gangguan
hama dan penyakit menyerupai gejala defisiensi unsur hara mikro. Gejala
dapat terjadi karena berbagai macam sebab. Gejala dari defisiensi mangan
memperlihatkan bintik nekrotik pada daun. Mobilitas dari mangan adalah
kompleks dan tergantung pada spesies dan umur tumbuhan sehingga awal
gejalanya dapat terlihat pada daun muda atau daun yang lebih tua..
Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara
tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau.
C. Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis
mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn
diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure
mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara
16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm.
Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit
[(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan
ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam
oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase,
super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase
dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan
12
ruas batang. Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang
berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang
mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn,
terytama pada tanah berkapur. Adapun gejala defisiensi Zn antara lain :
tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul
(resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya
nekrosis.
D. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat
diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-
ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta
acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir
semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam
akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.
13
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4
misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit
(Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit
(Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)],
brosanit [Cu4(OH)6SO4]. Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%)
dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar
10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro
Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-
oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan
dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap
perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara
simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu
antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda
kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang
dan tangkai daun lemah.
14
E. Molibdenum (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik
dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi
tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda
dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar
1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral
lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit
(CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun
anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala
defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk
senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang
disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini
disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe
(II) oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat
reduktase dan xantine oksidase.
a. Kekurangan Molibdenum
Ditunjukkan dengan munculnya klorosis di daun tua , kemudian menjalar
ke daun muda. Contoh tanaman yang kekurangan molibdenum dapat dilihat
pada Gambar 8.
b. Kelebihan Molibdenum
Kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium.
15
F. Boron (B)
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya
berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat
hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari
kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke
akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering
terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam
kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan
atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin
(H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral
tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami
metomorfosis. Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit
(Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O)
dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida
(Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme
asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron
juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel,
permeabilita.
a. Kekurangan Boron
Daun berwarna lebih gelap dibanding daun normal , tebal , dan mengkerut.
Contoh tanaman yang kekurangan boron dapat dilihat pada Gambar 9.
16
b. Kelebihan Boron
Ujung daun kuning dan mengalami nekrosiss membran, dan
perkecambahan serbuk sari.
G.Klor(Cl)
Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar
tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas
tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm
berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara
340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam
tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci
oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu,
hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru
menimbulkan masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah
hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak
seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan
kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam
fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.
Adapun defisiensi klor adalh antara lain : pola percabangan akar abnormal,
gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun,
pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
a. Kelebihan Khlor
Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel),
keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen
mineral dan dalam fotosintesis.
b. Kekurangan Khlor
Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal
terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan
berwarna tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan
17
kapas menunjukkan gejala seperti di atas. Contoh tanaman yang kekurangan
klor dapat dilihat pada Gambar 10.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Terkait bahasan kami unsur esensial makro (kalsium,magnesium,belerang)
dan unsur esensial mikro. Unsur-unsur tersebut sudah sangat jelas merupakan
unsur yang sangat penting dan tidak dapat digantikan oleh unsur lain.
Ketersediaan unsur-unsur tersebut sangat perlu diperhatikan karena unsur-unsur
tersebut sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah dan dalam proses
pertumbuhan atau perkembangan tanaman.
4.2. Saran
Dalam hal pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah, maka kami
menyarankan agar perlunya pengecekan tingakat kesuburan tanah terlebih dahulu
sebelum melakukan penanaman, memilih bibit tanaman yang sesuai dengan
kondisi tanah setempat, dan penggunaan peptisida yang sesuai aturan/takaran
sehingga tidak berlebihan penggunaannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Azzamy. 2016. “mengenal unsur hara esensial dan non esensial besrta contoh
dan fungsinya”. https://mitalom.com/mengenal-unsur-hara-esensial-dan-
non-esensial-beserta-contoh-dan-fungsinya/ (diakses 30 Maret 2018)
Jumani. 2011. “II. Unsur-unsur hara bagi pertumbuhan tanaman”.
https://jumanisatu.files.wordpress.com/2011/09/bab_ii_kesuburan_dan_kese
hatan_tanah.pdf (diakses 30 Maret 2018)
Laskar impian .2017. “pengertian unsur hara dan jenisnya”.
https://laskarimpiansite.files.wordpress.com/2017/11/pengertian-unsur-hara-
dan-jenis.pdf (diakses 30 Maret 2018)
20