Anda di halaman 1dari 8

Tugas Makalah I

Etika Profesi Akuntan

Disusun Oleh :

Irmayanti Kasomba

Berliana Para’pak (A031181018)

Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

2019
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika

Istilah etika berasal dari kosa kata bahasa Yunani kuno etos (bentuk tunggal dan etha
(bentuk jamak), yang berarti adat istiadat atau kebiasaan (Sudarmo dan Soedarsono, 2008). 
Dalam arti ini, etika berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan hidup yang dianggap baik oleh
kalangan atau masyarakat tertentu. Kebiasaan ini dianut dan bahkan diwarisi dari satu generasi
ke generasi berikutnya (Sudarmo dan Soedarsono, 2008).

Menurut ilmu pengetahuan, etika dibagi menjadi dua (Duska Duska,2005), yaitu:

1. EtikaUmum
2. Etika Khusus

Etika umum membahas prinsip-prinsip moral dasar. Sedangkan etika khusus membahas
tentang prinsip-prinsip dasar pada masing-masing bidang dalam kehidupan masyarakat. Etika
khusus dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial. Etika individual membahas tentang
kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri, sedangkan etika sosial membahas tentang kewajiban
manusia sebagai anggota masyarakat (hubungan dengan sesama dan lingkungan) yang kemudian
berkembang menjadi etika politik, etika keluarga, etika lingkungan, dan etika profesi seperti
Kritik ideologi Etika adalah filsafat atau pemikiran kritis rasional tentang ajaran moral sedangka
moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dsb.
Etika selalu dikaitkan dengan moral serta harus dipahami perbedaan antara etika dengan
moralitas.

B. Dasar Teori Etika ( Kognitivisme)

1.      Utilitarisme
Utilitarisme berasal dari kata Latin utilis yang berarti bermanfaat´. Menurut teori ini,
suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan
saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Menurut suatu perumusan
terkenal, dalam rangka pemikiran utilitarisme (utilitarianism) criteria untuk menentukan
baik  buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest number,
kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar.

2. Deontologi
Deontologi (Deontology) berasaldari kata dalam BahasaYunani yaitu,deon yang artinya
adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya. Dalam hal ini konsekuensi
perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya
melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak
dihalalkan karena tujuannya.Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik.

3.      Teori Hak 


Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang
paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, Karena hak berkaitan dengan
kewajiban.

4.      Teori Keutamaan


Teoriti peter akhir ini adalah teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau
akhlak seseorang.Dalam etika dewasa ini terdapat minat khusus untuk teori keutamaan sebagai
reaksi atas teori-teori etika sebelumnya yang terlalu berat sebelah dalam mengukur  perbuatan
dengan prinsip atau norma. Keutamaan bias didefinisikan sebagai berikut :disposisi watak yang
telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral,
misalnya : Kebijaksanaan, Keadilan, Kerendahan hati, Suka bekerja keras.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan keadilan dan kesamaan biasanya dapat dibagi ke
dalam tiga kategori.
1. Kategori pertama, keadilan distributif, berkaitan dengan distribusi yang adil atas
keuntungan dan beban dalam masyarakat. Prinsip dasar dari keadilan distributif adalah
bahwa yang sederajat haruslah diperlakukan secara sederajat dan yang tidak sama juga
harus diperlakukan dengan cara yang tidak sama.
2. Kategori kedua, keadilan retributif, mengacu pada pemberlakuan hukuman yang adil
pada pihak-pihak yang melakukan kesalahan. Hukuman yang adil adalah hukuman yang
dalam artian tertentu layak diterima oleh pihak yang melakukan kesalahan.

3. Kategori ketiga, keadilan kompensatif, berkaitan dengan cara yang adil dalam
memberikan kompensasi pada seseorang atas kerugian yang mereka alami akibat
perbuatan orang lain. Kompensasi yang adil adalah kompensasi yang dalam artian
tertentu proporsional dengan nilai kerugian yang diderita.

C. Dasar Teori Etika Relijius (Nonkognitivisme)

Etika keagamaan tradisional didasarkan pada keyakinan terhadap Tuhan dan semesta
moral. Sejumlah aliran eksistensialisme religious kontemporer menolak teisme
tradisional.Umumnya menolak bentuk supernaturalisme dan otoritarianisme.Sebagai gantiny
alandasan non teistik disampaikan dalam etika tillich; atau teologi radikal yang melihat agama
secarasekuler karena "Tuhan telahmati" membuat etika lebih bersifat humanistic dan universal,
serta eksesistensial.
Bagi etika keagamaan tradisional, Tuhan dianggap sebagai kebajikan (St.Agustine), atau
terbatasi oleh kebajikan (Plato), dan merupakan sumber dan pendukung semua nilai. Etika
relijius tradisional pada dasarnya bersifat deontologis, yakni mendasarkan penekanan pada
masalah tugas, kewajiban, atau memahami kebenaran dalam bertindak. Etika bersifat agapistik,
yakni berdasar pada cinta Tuhan dan sesame manusia.

D. Prinsip-Prinsip Etika

Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para pemikir
telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup
bermasyarakat. Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide
agung (great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapat diringkas menjadi enam
prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan,
kebebasan, dan kebenaran.

1.    Prinsip Keindahan

Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap
keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin
menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan
ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.

2. Prinsip Persamaan

Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga
muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta
persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif
atas dasar apapun.

3. Prinsip Kebaikan

Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai
kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya.
Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat
diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.

4. Prinsip Keadilan

Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada
setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari
seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak
orang lain.

5. Prinsip Kebebasan

Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak
bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia,
setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri
sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap
kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan
yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu kebebasan individu disini diartikan sebagai:

a)      kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan.

b)      kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksanakan pilihannya tersebut.

c)      kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

6. Prinsip Kebenaran

Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran
yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat
diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu
kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan
prasyarat dasar dalam pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan
antarindividu, individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang
disusun sebagai aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi,
instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahan,
persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.
Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya
dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang
mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam
menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang
harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Menurut Chua dkk (1(994) menyatakan bahwa
etika profesional juga berkaitan dengan perilaku moral yang lebih terbatas pada kekhasan pola
etika yang diharapkan untuk profesi tertentu.

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode
etik yang merupakan seperangkat moral-moral dan mengatur tentang etika professional (Agnes,
1996). Pihak-pihak yang berkepentingan dalam etika profesi adalah akuntan publik, penyedia
informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002). Di dalam kode
etik terdapat muatan-muatan etika yang pada dasarnya untuk melindungi kepentingan
masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Terdapat dua sasaran pokok dalam dua kode etik ini
yaitu Pertama, kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh
kelalaian baik secara disengaja maupun tidak disengaja oleh kaum profesional. Kedua, kode etik
bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang tertentu
yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998).
DAFTAR PUSTAKA

https://ikamaullydiana.wordpress.com/2013/12/09/etika-profesi-akuntansi-2/

https://www.academia.edu/22241498/etika

https://www.scribd.com/doc/76291473/Makalah-Etika

Anda mungkin juga menyukai